Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

DOSEN PENGAMPU :
Ridwan S.Ag.,M.Sy

DISUSUN OLEH :
Alif Wahyudi Syahrial
Kurniawati Rosa
Putri Ardi Setiawati
Saripah Nuraini
Syarifah Annisatun Jariah

STIKES AWAL BROS PEKANBARU


PRODI RADIOLOGI
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmatdan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM‖’.Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah pendidikan agama. Kami berharap dapat menambah wawasan dan
pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan agama. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, Kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Pekanbaru,16 Oktober 2020

KELOMPOK I

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6
2.1 KETUHANAN DALAM ISLAM ............................................................................... 6
2.2 KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM .............................................................. 7
2.3 KONSEP TUHAN MENURUT AL-QURAN DAN HADIST .................................. 7
2.4 DALIL PEMBUKTIAN ADANYA TUHAN ............................................................ 8
2.5 PEMBUKTIAN WUJUD TUHAN DALAM ISLAM.............................................. 11
2.6 SEJARAH PEMIKIRAN MANUSIA TENTANG TUHAN ................................... 12
2.6.1 Pemikiran Barat ................................................................................................. 12
2.6.2 Pemikiran Umat Islam ....................................................................................... 14
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 16
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 16
B. SARAN ......................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSAKA................................................................................................................. 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sebagai umat beragama, apapun agama dan kepercayaannya akan mengenal
namanya Tuhan adalah Tuhan adalah dzat yang menyiptakan alam semesta,yang maha
kuasa dan mengatur segalanya.tiada sesuatu yang menyerupainya dan dia tidak butuh
kepada makhluqnya.
Konsep ketuhanan dalam islam mulai muncul setelah wafat-Nya Rasulullah
Muhammad SAW. Karena muncul beberapa aliran yang sifatnya tradisional dan
modern. Sering sekali terjadi pendapat dan tafsiran terhadap Al-quran dan Hadits. Ada
yang melihat secara tekstual dan ada yang melihat secara kontekstual.
Dalam islam konsep ketuhanan merupakan hal utama dan paling awal yang
harus diperbaiki karena itu merupakan pondasi yang menopang kehidupan
keislamannya nanti. Pondasi itu harus benar-benar kuat dan kokoh karena kalau tidak
itu akan mengurangi hakekat keislaman seorang manusia.
Pembuktian wujud tuhan seorang islam atau pembuktian wujud Allah sangatlah
susah karena tidak ada yang pernah dan bisa melihat Allah tapi hal yang harus kita
ketahui bahwa manusia tidak mungkin bisa ada tanpa pencipta, dunia dan alam ini tidak
mungkin bisa ada tanpa pencipta.Tidak mungkin semua hal itu bisa ada tanpa adanya
sang pencipta. Dan penciptanya itu adalah Allah. Manusia, hewan, dan alam ini adalah
akibat sedangkan akibatnya adalah Allah SWT.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Seperti apakah ketuhanan dalam islam?
2. Bagaimana konsep ketuhanan dalam islam?
3. Bagaimana konsep Tuhan menurut Al-Qur’an dan Hadist ?
4. Apa saja dalil pembuktian adanya tuhan?
5. Bagaimana pembuktian wujud tuhan dalam islam
6. Bagaimana sejarah pemikiran manusia tentang tuhan?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui ketuhanan dalam islam.
2. Menegtahui konsep ketuhanan dalam islam.
3. Mengetahui konsep Tuhan menurut Al-Qur’an dan Hadist.
4. Mengetahui dalil pembuktian adanya tuhan.
5. Mengetahui pembuktian wujud tuhan dalam islam.
6. Mengetahui sejarah pemikiran manusia tentang islam.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KETUHANAN DALAM ISLAM


Dalam konsep Islam, Tuhan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang Nyata dan
Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan
Hakim bagi semesta alam.
Islam menitik beratkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha
Kuasa (tauhid). Dia itu wahid dan Esa (ahad), Maha Pengasih dan Maha
Kuasa. Menurut al-Qur'an terdapat 99 Nama Allah (asma'ul husna artinya: "nama-nama
yang paling baik") yang mengingatkan setiap sifat-sifat Tuhan yang berbeda. Semua
nama tersebut mengacu pada Allah, nama Tuhan Maha Tinggi dan Maha Luas. Di
antara 99 nama Allah tersebut, yang paling terkenal dan paling sering digunakan adalah
"Maha Pengasih" (ar-rahman) dan "Maha Penyayang" (ar-rahim).
Penciptaan dan penguasaan alam semesta dideskripsikan sebagai suatu tindakan
kemurahhatian yang paling utama untuk semua ciptaan yang memuji keagungan-Nya
dan menjadi saksi atas keesan-Nya dan kuasa-Nya. Menurut ajaran Islam, Tuhan
muncul dimana pun tanpa harus menjelma dalam bentuk apa pun. Menurut al-Qur'an,
"Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang
kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (QS al-An'am[6]:103)
Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa, namun juga
Tuhan yang personal: Menurut al-Qur'an, Dia lebih dekat pada manusia daripada urat
nadi manusia. Dia menjawab bagi yang membutuhkan dan memohon pertolongan jika
mereka berdoa pada-Nya. Di atas itu semua, Dia memandu manusia pada jalan yang
lurus, “jalan yang diridhai-Nya.”
Islam mengajarkan bahwa Tuhan dalam konsep Islam merupakan Tuhan sama
yang disembah oleh kelompok agama Abrahamik lainnya seperti Kristen dan Yahudi
(29:46). Namun, hal ini tidak diterima secara universal oleh kalangan non-Muslim.

6
2.2 KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
Konsep ketuhanan dalam Islam digolongkan menjadi dua: konsep ketuhanan
yang berdasar al-Qur'an dan hadits secara harafiah dengan sedikit spekulasi sehingga
banyak pakar ulama bidang akidah yang menyepakatinya, dan konsep ketuhanan yang
bersifat spekulasi berdasarkan penafsiran mandalam yang bersifat spekulatif, filosofis,
bahkan mistis.

2.3 KONSEP TUHAN MENURUT AL-QURAN DAN HADIST


Menurut para mufasir, melalui wahyu pertama al-Qur'an (Al-'Alaq [96]:1-5),
Tuhan menunjukkan dirinya sebagai p2.1gajar manusia. Tuhan mengajarkan manusia
berbagai hal termasuk di antaranya konsep ketuhanan. Umat Muslim percaya al-Qur'an
adalah kalam Allah, sehingga semua keterangan Allah dalam al-Qur'an merupakan
"penuturan Allah tentang diri-Nya."
Selain itu menurut Al-Qur'an sendiri, pengakuan akan Tuhan telah ada dalam
diri manusia sejak manusia pertama kali diciptakan (Al-A'raf [7]:172). Ketika masih
dalam bentuk roh, dan sebelum dilahirkan ke bumi, Allah menguji keimanan manusia
terhadap-Nya dan saat itu manusia mengiyakan Allah dan menjadi saksi. Sehingga
menurut ulama, pengakuan tersebut menjadikan bawaan alamiah bahwa manusia
memang sudah mengenal Tuhan. Seperti ketika manusia dalam kesulitan, otomatis akan
ingat keberadaan Tuhan. Al-Qur'an menegaskan ini dalam surah Az-Zumar [39]:8
dan surah Luqman [31]:32.

7
2.4 DALIL PEMBUKTIAN ADANYA TUHAN
1. Dalil Ontologis
Tuhan ada dalam pikiran manusia. Karena mereka berfikir, tak ada manusia
yangsempurna, yang sempurna hanyalah Tuhan. Atas dasar itu,Bapak menasehati Jika
Kamu Membenciseseorang, cintai dia alakadarnya.
2. Dalil Kosmologis/ Kausalitas/ Sebab-Akibat
Tuhan ada karena ada bukti penciptaanNya.
3. Dalil Teleologis ( pendekatan tentang keteraturan)
Alam ini sangat teratur. Logikanya, jika sesuatu tercipta karena kebetulan,
maka tidakakan ada keteraturan. Alaam ini dibuat teratur untuk menjadi sarana bagi
manusia.
4. Dalil Moral
Manusia tidak mungkin memberikan kode moral sebaik- baiknya, seadli
adlinya,susuai fitrah manusia, dan bersifat absolut untuk manusia lainnya kecuali
datangnya Dari Allah.contoh : anak tidak boleh menikahi ibunya. Sebab, sebelum Al
Quran turun, istri seorang priaitu akan diwariskan kepada anak laki lakinya.
5. Dalil Al- Quran
o Al Ankabut(29): 61 Dan jika engkau bertanya kepada mereka ‖ Siapakah
yangmenciptakan langit dan bumi dan menundukan matahari dan bulan?‖ Pasti
mereka akanmenjawab ―Allah‖. Maka mengapa mereka bisa dipalingkan (dari
kebenaran).

o Al Kahfi(18): 84 Sungguh, Kami telah memberi kedudukan kepadanya di bumi,


danKami telah Memberikan jalan kepadanya (untuk mencapai) segala sesuatu.

o Ath Thur(52) : 35 Atau apakah mereka tercipta tanpa asal usul ataukah mereka
yagnmenceptakan (diri mereka sendiri)?

o Al Hijr (15): 21 Dan tidak ada sesuatu pun, melainkan pada sisi Kami-
lahkhazanahnya; Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran
tertentu.

8
6. Dalil Cosmologi.
Bukti-bukti adanya Tuhan dapat diketahui dengan menggunakan dasar-
dasarcosmologi, sebagaimana diisayaratkan Al-Qur‘an Al-Qur‘an surat Al-
Baqarah;164.
Tuhan menyuruh manusia mempelajari cosmos dan kekuatannya yang
merupakankumpulan alam semesta yang menggambarkan adanya kesatuan di balik
penampilan yangberagam sehingga dapat dipergunakan sebai-baiknya dalam
menyimpulkan adanya TuhanYang Maha Pencipta dan Maha Pengatur. Untuk
memudahkan manusia menarik kesimpulan,maka Al-Qur‘an mengungkapkannya
dengan cara yang komunikatif dan dialogis. PerhatikanQS.Asy-syura;23-24 dan an-
naml;60
Al-Qur‘an memberikan dasar -dasar dan membimbing dasar-dasar dan
membimbing metode berpikir. Dalam usaha berpikir untuk mendapatkan kepastian
kebenaran Tuhan,khusunya di bidang cosmologi adalah menyelediki sebab (causa)
terjadinya kosmos yangmengharuskan akal kita mengambil keputusan, bahwa pasti ada
penyebab yang menyebabkanterjadinya cosmos itu.
7. Dalil Astronomi
Tuhan memperkenalkan diri-Nya bahwa Dia ada dengan cara menunjuk
planet-planetyang terdiri atas bintang, bulan dan matahari yang masing-masing
beredar tetap pada garisorbitnya. Tidak mungkin yang satu akan melampui yang
lainnya dan tidak akan keluar puladari garis ukuran yang telah ditentukan untuknya.
Semua itu sebagai bukti adanyaperhitungan yang sangat rapi.
Sebagaimana ditemukan Taufiq al-Hakim (intelektual terkemuka) tentang
teori al-Ta‘adduliyah (keserasian), bahwa ‖bumi merupakan bola (globe) yang hidup
dengan seimbang dan tawazun dengan bola terbesar di alam ini, yaitu matahari‖
(Yusuf Qardlawi,1995,143). Fenomena tersebut sebagai hasil dan kecermatan
ciptaan-Nya. DalamQS Ath-tahriq;1-3 dan asy-syams;1 dan 2
Allah menegaskan:Semua penegasan tersebut mendapat jawaban yang jelas dan
selaras dengan teori-teori ilmupengetahuan dan prinsip-prinsip kebenaran yang
berdasarkan pada logika yaitu bahwa alamyang luas dan indah ini pasti ada
pengaturnya yang memiliki kepandaian agung, danpenjaganya mestilah Maha Kuat
dan Maha Kuasa yang memiliki sifat-sifat kesempurnaan.

9
8. Dalil antropologi
Keistimewaan manusia sebagai khalifah di muka bumi adalah terletak pada
akal, ilmupengetahuan dan ruhnya. Bukti antropologi ini dibuktikan dalam Al-
Qur‘an surat at-thariq;5-7 dan ar-rum;20 berikut ini:Manusia itu sebagai makhluk
berkemauan, karena Allah menghendakinya. Inilah realisasidari makna la- haula
walaa quwwata illa billah, atau, manusia itu mempunyai daya dankekuatan untuk
mengambil manfaat dan menolak bahaya. Namun daya dan kekuatannya itubukan
dari diri dan dengan dirinya sendiri, melainkan dengan dan dari Allah
(YusufQardlawi, 1995;63)9.
9. Dalil Psikologi
Dibandingkan makhluk lain , manusia memiliki dua keistimewaan. Pertama,
bentuktubuh yang indah, sempurna dan praktis untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Kedua, jiwayang memiliki perasaan dan kepandaian, untuk
menyelesaikan persoalan yang dihadapkankepadanya dengan berpikir dan
memelihara ketahanan mental (sabar). QS.Ar-Rum;21.

10
2.5 PEMBUKTIAN WUJUD TUHAN DALAM ISLAM
Adanya alam organisasinya yang menakjubkan dan rahasianya yang pelik, tidak
boleh memberikan penjelasan bahwa ada sesuatu kekuatan yang telah menciptakannya,
suatu akal yang tidak ada batasnya. Setiap manusia normal percaya bahwa dirinya “ada”
dan percaya pula bahwa alam ini “ada”. Dengan dasar itu dan dengan kepercayaan
inilah dijalani setiap bentuk kegiatan ilmiah dan kehidupan.
Jika percaya tentang eksistensi alam, maka secara logika harus percaya tentang
adanya Pencipta Alam. Pernyataan yang mengatakan: percaya adanya makhluk, tetapi
menolak adanya Khaliq adalah suatu pernyataan yang tidak benar. Belum pernah
diketahui adanya sesuatu yang berasal dari tidak ada tanpa diciptakan. Segala sesuatu
bagaimanapun ukurannya, pasti ada penyebabnya. Oleh karena itu bagaimana akan
percaya bahwa alam semesta yang demikian luasnya, ada dengan sendirinya tanpa
pencipta ?
Banyak sekali ayat yang terkandung dalam Al-Quran yang menjelaskan tentang
keberadaan Allah sebagai tuhan semesta alam seperti yang terkandung dalam surah Ali-
Imran ayat 62 yang artinya “sesungguhnya ini adalah kisah yang benar.Tidak ada tihan
selain Allah, dan sungguh Allah MahaPerkasa , Mahabijaksana.
Keesaan Allah adalah mutlak. Ia tidak dapat didampingi atau disejajarkan
dengan yang lain. Sebagai umat Islam, yang mengikrarkan kalimat syahadat La ilaaha
illa Allah harus menempatkan Allah sebagai prioritas utama dalam setiap tindakan dan
ucapannya.

11
2.6 SEJARAH PEMIKIRAN MANUSIA TENTANG TUHAN
2.6.1 Pemikiran Barat
Yang dimaksud konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah
konsep yangdidasarkan atas hasil pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah
maupun batiniah, baik yangbersifat penelitian rasional maupun pengalaman
batin. Dalam literatur sejarah agama, dikenalteori evolusionisme, yaitu teori
yang menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amatsederhana, lama
kelamaan meningkat menjadi sempurna. Teori tersebut mula-muladikemukakan
oleh Max Muller, kemudian dikemukakan oleh EB Taylor, Robertson
Smith,Lubbock dan Javens. Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan
menurut teorievolusionisme adalah sebagai berikut:
1. Dinamisme
Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui
adanya kekuatanyang berpengaruh dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu
yang berpengaruh tersebut ditujukanpada benda. Setiap benda mempunyai
pengaruh pada manusia, ada yang berpengaruh positifdan ada pula yang
berpengaruh negatif. Kekuatan yang ada pada benda disebut dengan namayang
berbeda-beda, seperti mana (Melanesia), tuah (Melayu), dan syakti
(India).
2. Animisme
Oleh masyarakat primitif, roh dipercayai sebagai sesuatu yang
aktif sekalipun bendanyatelah mati. Oleh karena itu, roh dianggap sebagai
sesuatu yang selalu hidup, mempunyai rasasenang apabila kebutuhannya
dipenuhi. Menurut kepercayaan ini, agar manusia tidak terkenaefek negatif
dari roh-roh tersebut, manusia harus menyediakan kebutuhan roh. Saji-
sajianyang sesuai dengan saran dukun adalah salah satu usaha untuk
memenuhi kebutuhan roh.
3. Politeisme
Kepercayaan dinamisme dan animisme lama-lama tidak
memberikan kepuasan, karenaterlalu banyak yang menjadi sanjungan dan
pujaan. Roh yang lebih dari yang lain kemudiandisebut dewa. Dewa
mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai dengan bidangny Adadewa

12
yang bertanggung jawab terhadap cahaya, ada yang membidangi masalah
air, ada yangmembidangi angin dan lain sebagainya.
4. Henoteisme
Politeisme tidak memberikan kepuasan, terutama terhadap kaum
cendekiawan. Olehkarena itu dari dewa-dewa yang diakui diadakan seleksi,
karena tidak mungkin mempunyaikekuatan yang sama. Lama-kelamaan
kepercayaan manusia meningkat menjadi lebih definitif(tertentu). Satu bangsa
hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan, namunmanusia masih
mengakui tuhan (ilah) bangsa lain. Kepercayaan satu tuhan untuk
satu bangsadisebut dengan Henoteisme (Tuhan Tingkat Nasional).
5. Monoteisme
Kepercayaan dalam bentuk Henoteisme melangkah menjadi
Monoteisme. DalamMonoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk
seluruh bangsa dan bersifat internasional.Bentuk Monoteisme ditinjau dari
filsafat Ketuhanan terbagi dalam tiga paham, yaitu: deisme,panteisme, dan
teisme.
Evolusionisme dalam kepercayaan terhadap Tuhan sebagaimana
dinyatakan oleh MaxMuller dan EB. Taylor (1877), ditentang oleh Andrew
Lang (1898) yang menekankan adanyamonoteisme dalam masyarakat
primitif. Dia mengemukakan bahwa orang-orang yangberbudaya rendah
juga sama monoteismenya dengan orang-orang Kristen.
Merekamempunyai kepercayaan pada wujud yang agung dan sifat-sifat
yang khas terhadap tuhanmereka, yang tidak mereka berikan kepada wujud
yang lain.
Dengan lahirnya pendapat Andrew Lang, maka berangsur-angsur
golonganevolusionisme menjadi reda dan sebaliknya sarjana-sarjana agama
terutama di Eropa Baratmulai menantang evolusionisme dan
memperkenalkan teori baru untuk memahami sejarahagama. Mereka
menyatakan bahwa ide tentang Tuhan tidak datang secara evolusi,
tetapidengan relevansi atau wahyu. Kesimpulan tersebut diambil
berdasarkan pada penyelidikanbermacam-macam kepercayaan yang
dimiliki oleh kebanyakan masyarakat primitif. Dalampenyelidikan
didapatkan bukti-bukti bahwa asal-usul kepercayaan masyarakat

13
primitif adalahmonoteisme dan monoteisme adalah berasal dari ajaran
wahyu Tuhan (Zaglul Yusuf, 1993 :26-27).

2.6.2 Pemikiran Umat Islam


Pemikiran terhadap Tuhan yang melahirkan Ilmu Tauhid, Ilmu Kalam,
atau IlmuUshuluddin di kalangan umat Islam, timbul beberapa periode setelah
wafatnya NabiMuhammad SAW. Yakni pada saat terjadinya peristiwa tahkim
antara kelompok Ali bin AbiThalib dengan kelompok Mu‘awiyyah.
Secara garis besar, ada aliran yang bersifat liberal,tradisional, dan ada
pula yang bersifat di antara keduanya. Sebab timbulnya aliran tersebutadalah
karena adanya perbedaan metodologi dalam memahami Al-Quran dan Hadis
denganpendekatan kontekstual sehingga lahir aliran yang bersifat tradisional.
Sedang sebagian umatIslam yang lain memahami dengan pendekatan antara
kontektual dengan tektual sehinggalahir aliran yang bersifat antara liberal
dengan tradisional. Aliran-aliran tersebut yaitu :
1. Mu‘tazilah
Merupakan kaum rasionalis di kalangan muslim, serta
menekankan pemakaian akalpikiran dalam memahami semua ajaran dan
keimanan dalam Islam. Dalam menganalisisketuhanan, mereka memakai
bantuan ilmu logika Yunani, satu sistem teologi untukmempertahankan
kedudukan keimanan.Mu‘tazilah lahir sebagai pecahan dari kelompok
Qadariah, sedang Qadariah adalah pecahan dari Khawarij.
2. Qodariah
Berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam
berkehendak dan berbuat.Manusia sendiri yang menghendaki apakah ia
akan kafir atau mukmin dan hal itu yangmenyebabkan manusia harus
bertanggung jawab atas perbuatannya.
3. Jabariah
Berteori bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam
berkehendak danberbuat. Semua tingkah laku manusia ditentukan dan
dipaksa oleh Tuhan. Aliran inimerupakan pecahan dari
Murji‘ah

14
4. Asy‘ariyah dan Maturidiyah
Hampir semua pendapat dari kedua aliran ini berada di antara
aliran Qadariah danJabariah. Semua aliran itu mewarnai kehidupan
pemikiran ketuhanan dalam kalangan umatIslam periode masa lalu. Pada
prinsipnya aliran-aliran tersebut di atas tidak bertentangandengan ajaran
dasar Islam. Oleh karena itu umat Islam yang memilih aliran mana
sajadiantara aliran-aliran tersebut sebagai teologi mana yang dianutnya,
tidak menyebabkan iakeluar dari Islam. Menghadapi situasi dan
perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini,umat Islam perlu
mengadakan koreksi ilmu berlandaskan al-Quran dan Sunnah Rasul,
tanpadipengaruhi oleh kepentingan politik tertentu.

15
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan makalah ini, kami dapat menyimpulkan bahwa konsep Ketuhanan
dapat diartikan sebagai kecintaan, pemujaan atau sesuatu yang dianggap penting oleh
manusia terhadap sesuatu hal (baik abstrak maupun konkret). Filsafat Ketuhanan dalam
Islam merupakan aspek ajaran yang fundamental, kajian ini harus dilaksanakan secara
intensif.
Konsep ketuhanan dalam islam merupakan hal utama dan paling awal yang
harus diperbaiki karena itu merupakan pondasi yang menopang kehidupan
keislamannya nanti. Pondasi itu harus benar-benar kuat dan kokoh karena kalau tidak
itu akan mengurangi hakekat keislaman seorang manusia. Sementara itu, Pembuktian
wujud Tuhan dalam islam bisa dilihat dari adanya manusia, hewan, tumbuhan dan
seluruh alam semesta ini lahir pasti ada penyebabnya, pasti ada penciptanya, dan
penciptanya itu adalah Allah tuhan bagi seluruh makhluk.

B. SARAN
Semoga makalah ini dapat menjadi referensi bagi semua pihak untuk dapat lebih
mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat pula mengerti dan paham akan
ketakwaan keimanannya kepada Allah SWT.

16
DAFTAR PUSAKA

http://adelanikita.blogspot.com/2014/10/makalah-konsep-tuhan-dalam-islam_2.html
https://www.academia.edu/37425086/Contoh_Makalah_Konsep_Ketuhanan_Dalam_Islam
http://teknologipembelajaranunj.blogspot.com/2012/11/makalah-konsep-ketuhanan-dalam-
islam.html

17

Anda mungkin juga menyukai