INFEKSI NOSOKOMIAL
DOSEN PENGAMPU :
Ns. Muhammad Firdaus, S.Kep, MMR
DISUSUN OLEH :
1. Saripah Nuraini
2. Savira Ramalldah
3. Selda Fitri
4. Silvia Siska Rahayu DLY
5. Soci Wisma Sari
6. Syarifah Annisatun Jariah
7. Taufik Ridho Saputra
8. Yahdina Afriany
9. Zahara Ossa Alwardah
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan hidayahnya sehingga kami anggota kelompok 5 dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “INFEKSI NOSOKOMIAL”.
Perkenankanlah kami menyampaikan terima kasih kepada : Bapak Dosen mata kuliah
Keperawatan Radiologi atas tugas yang diberikan sehingga menambah wawasan
kami,demikian pula kepada teman-teman yang turut memberi sumbang saran dalam
penyelesaian makalah sebagaimana yang kami sajikan. Kami menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, untuk itu kami yang
memohon saran dankritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semogamakalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari infeksi nosokomial?
2. Apa saja Syarat Menegakkan Diagnosa Infeksi Nosokomial
3. Apa saja Gejala Infeksi Nosokomial ?
4. Penyebab Infeksi Nosokomial ?
5. Apa saja faktor yang dapat memengaruhi proses infeksi ?
6. Begaimana tindakan pencegahan terhadap infeksi nosokomial ?
7. Apa Perbedaan antara infeksi secara umum dan infeksi Nosokomial ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
terstruktur mata kulia Konsep Dasar Kebidanan 1 (KDK 1).
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2.2 Diagnosa Infeksi Nosokomial
Dokter akan mendiagnosis infeksi nosokomial dengan melakukan wawancara
medis, , kemudian melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui kondisi pasien dan
ada tidak tanda infeksi lokal pada kulit. Untuk memastikan diagnosis, dokter akan
melakukan pemeriksaan penunjang berikut:
1. Tes darah, untuk mendeteksi tanda infeksi dari kadar sel-sel darah
2. Tes urine, untuk mengetahui ada tidaknya infeksi pada saluran kemih, termasuk
untuk melihat jenis bakteri yang menginfeksi
3. Tes dahak, untuk mengetahui jenis bakteri yang menginfeksi saluran
pernapasan
4. Kultur darah, dahak, atau cairan luka operasi, untuk memastikan keberadaan
dan jenis dari bakteri, jamur, atau parasit yang menyebabkan infeksi
5. Pemindaian CT scan, MRI, USG, atau Rontgen, untuk mendeteksi ada tidaknya
kerusakan dan tanda infeksi pada organ-organ tertentu
7
2.4 Penyebab Infeksi Nosokomial
Infeksi nosokomial disebabkan oleh bakteri yang ada di rumah sakit. Bakteri
tersebut bisa didapat dari orang lain yang ada di rumah sakit, bakteri yang menjadi flora
normal (bakteri yang secara normal ada di dalam tubuh dan pada keadaan normal tidak
menyebabkan gangguan) orang itu sendiri, atau bakteri yang mengontaminasi
lingkungan dan alat-alat di rumah sakit. Selain bakteri, jamur, virus, atau parasit juga
dapat menjadi penyebab infeksi nosokomial.
Bakteri yang resisten adalah ketika antibiotik menjadi kurang efektif untuk
membunuh bakteri tersebut. Hal ini disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang tidak
sesuai dengan anjuran dokter. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat akan
mengakibatkan bakteri yang ada di dalam tubuh manusia berubah karakter dan menjadi
tahan terhadap antibiotik. Rumah sakit merupakan tempat berbagai jenis pasien,
sehingga bakteri yang resisten tersebut dapat menyebar di lingkungan rumah sakit dan
akan lebih sulit untuk ditangani bila menjangkiti seseorang.
8
2.5 Faktor Memengaruhi Proses Infeksi
Berikut faktor yang mempengaruhi proses infeksi menurut Hidayat (2006),yaitu :
1. Sumber Penyakit. Sumber penyakit dapat mempengaruhi apakahinfeksi
berjalan dengan cepat atau lambat.
2. Kuman Penyebab. Kuman penyebab dapat menentukan jumlahmikroorganisme,
kemampuan mikroorganisme masuk ke dalam tubuh,dan virulensinya.
3. Cara membebaskan sumber dari kuman. Cara membebaskan kumandapat
menentukan apakah proses infeksi cepat teratasi ataudiperlambat, seperti tingkat
keasaman (pH), suhu, penyinaran(cahaya), dan lain-lain.
4. Cara penularan. cara penularan seperti kontak langsung, melaluimakanan atau
udara, dapat menyebabkan penyebaran kuman ke dalamtubuh.
5. Cara masuknya kuman. Proses penyebaran kuman berbeda, tergantungdari sifatnya.
Kuman dapat masuk melalui saluran pernafasan, saluranpencernaan, kulit, dan lain-
lain.
6. Daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang baik dapat memperlambatproses infeksi
atau mempercepat proses penyembuhan. Demikian pulasebaliknya, daya tahan
tubuh yang buruk dapat memperburuk prosesinfeksi.Selain faktor-faktor diatas,
terdapat faktor lain seperti status gizi ataunutrisi, tingkat stres pada tubuh, faktor
usia, dan kebiasaan yang tidak sehat.
9
2.6 Pencegahan terhadap Infeksi Nosokomial
Infeksi adalah mencegah dan mendeteksi infeksi pada pasienyang beresiko
infeksi. Pencegahan infeksi nosokomial dapat diartikan sebagai suatu usaha yang
dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko penularaninfeksi mikroorganisme dari
lingkungan rumah sakit .Cara pencegahan infeksi (Kewaspadaan Isolasi)Berikut cara
pencegahan infeksi , yaitu :
a. Mencuci tanganMencuci tangan sebaiknya dilakukan pada air yang mengalir
dandengan sabun yang digosokkan selama 15 sampai 20 detik. Mencucitangan
dengan sabun biasa dan air bersih adalah sama efektifnyamencuci tangan
dengan sabun antimikroba. Ada beberapa kondisi yangmengharuskan petugas
kesehatan menggunakan sabun antiseptik ini,yaitu saat akan melakukan
tindakan invasif, sebelum kontak denganpasien yang dicurigai mudah terkena
infeksi (misalnya: bayi yang barulahir dan pasien yang dirawat di ICU).
b. Penggunaan alat pelindung diri
c. Alat pelindung diri yang paling baik adalah yang terbuat dari bahanyang telah
diolah atau bahan sintetik yang tidak tembus oleh cairan.
1. Sarung Tangan
Sarung tangan melindungi tangan dari bahan yang dapatmenularkan
penyakit dan dapat melindungi pasien darimikroorganisme yang
terdapat di tangan petugas kesehatan.
2. Masker
Masker dipakai untuk mencegah percikan darah atau cairan
tubuhmemasuki hidung atau mulut petugas kesehatan, juga menahan
cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan berbicara, bersindan
batuk.
3. Pelindung mata dan wajah
Pelindung mata dan wajah harus dipakai pada prosedur yangmemiliki
kemungkinan terkena percikan darah atau cairan tubuh.Pelindung mata
harus jernih, tidak mudah berembun, tidakmenyebabkan distorsi, dan
terdapat penutup disampingnya.
4. Gaun pelindung
10
Pemakaian gaun pelindung terutama untuk melindungi baju dankulit
petugas kesehatan dari sekresi respirasi. Gaun pelindung jugaharus
dipakai saat ada kemungkinan terkena darah, cairan tubuh.
5. Apron
Apron terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang tahanair
sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan. Apron
harusdikenakan dibawah gaun pelindung ketika melakukan
perawatanlangsung pada pasien, membersihkan pasien atau
melakukanprosedur saat terdapat risiko terkena tumpahan darah dan
cairantubuh.
d. Praktik keselamatan kerja Praktik keselamatan kerja berhubungan dengan
pemakaianinstrumen tajam seperti jarum suntik, dll.
e. Perawatan pasien Perawatan pasien yang sering dilakukan meliputi
tindakan:pemakaian kateter urin, pemakaian alat intravaskular, transfusi
darah,pemasangan selang nasogastrik, pemakaian ventilator dan perawatanluka
bekas operasi. Kateterisasi kandung kemih membawa risiko tinggiterhadap
infeksi saluran kemih (ISK). Penggunaan alat intravascular
11
2.7 Infeksi secara umum dan Infeksi Nosokomial
Infeksi secara umum adalah penyakit atau kondisi kesehatan yang disebabkan
oleh serangan mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, fungi (jamur), atau parasit. Di
dalam tubuh manusia yang sehat, sebenarnya terdapat mikroorganisme, seperti bakteri
dan parasit di dalam mulut atau usus.
Infeksi nosokomial merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman
dari rumah sakit. Infeksi ini umumnya lebih serius dan menimbulkan gejala lebih berat
dibandingkan dengan infeksi kuman yang didapat dari lingkungan luas di luar rumah
sakit. Seseorang dikatakan mengalami infeksi nosokomial jika infeksinya didapat
ketika berada atau menjalani perawatan di rumah sakit. Infeksi nosokomial bisa terjadi
pada pasien, perawat, dokter, serta pekerja atau pengunjung rumah sakit.
12
BAB III
PENUTUP
Nosokomial berasal dari Bahasa Yunani, dari kata nosos yang artinya penyakitdan
Komeo yang artinya merawat. Nosokomion berarti tempat untuk untukmerawat/rumah sakit.
Jadi, infeksi nosokomial dapat diartikan sebagai infeksiyang diperoleh atau terjadi di rumah
sakit. Infeksi nosokomial saat inimerupakan salah satu penyebab meningkatnya angka
kesakitan (morbidity)dan angka kematian (mortility) di rumah sakit sehingga dapat menjadi
masalahkesehatan baru, baik di negara berkembang maupun di negara maju. Infeksiini dikenal
pertama kali pada tahun 1847 oleh Semmelweis dan saat ini tetapmenjadi masalah yang cukup
menyita perhatian.Faktor yang memengaruhi terjadinya infeksi nosokomial menurut
Hidayat(2006) antara lain, sumber penyakit, kuman penyebab, cara pembebasansumber dari
kuman, cara masuknya kuman dan daya tahan tubuh. Sedangkanfaktor yang memengaruhi
terjadinya infeksi nosokomial menurut Darmadi(2008), yaitu factor instrinsik, factor
keperawatan, dan factor mikroba.
Proses terjadinya infeksi nosokomial terjadi karena transmisi langsung dantidak
langsung. Sedangkan tahapan terjadinya infeksi yaitu tahap rentan, tahapinkubasi, tahap klinis
dan tahap akhir penyakit. Tahap akhir penyakit inimenentukan keadaan penderita karena
penderita dapat sembuh sempurna,sembuh dengan obat, menjadi pembawa sehingga masih
memiliki potensisumber penularan atau kematian.
Pencegahan infeksi adalah mencegah dan mendeteksi infeksi pada pasien yangberesiko
infeksi. Pencegahan infeksi nosokomial dapat diartikan sebagai suatuusaha yang dilakukan
untuk mencegah terjadinya resiko penularan infeksimikroorganisme dari lingkungan rumah
sakit. Cara mencegahnya yaitu mencuci tangan, penggunaan alat pelindung diri, praktik
keselamatan kerja,perawatan pasien, dan penggunaan antiseptic serta dekontaminasi.
13
DAFTAR PUSAKA
https://www.academia.edu/31878303/MAKALAH_INFEKSI_NOSOKOMIAL
https://www.halodoc.com/kesehatan/infeksi-nosokomial
https://id.scribd.com/doc/84449673/MAKALAH-Infeksi-nosokomial-73-2
https://www.alodokter.com/infeksi-nosokomial
14