Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

BIOLOGI DASAR DAN BIOLOGI PERKEMBANGAN

TENTANG

KONSEP DASAR INFEKSI NASOKOMIAL

DOSEN PENGAMPU : NURBAETY, S.SiT, M.KM

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5

 DWI PURWANTI (062401S21009)


 FITRIANINGSIH (062401S21018)
 ADILA SYAHRANI (062401S21002)
 ENDANG KURNIATI (062401S21010)
 JAHRATUL AULIA (062401S21027)
 NETI SOFIATUNNISAH (062401S21039)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


AKADEMIK KEBIDANAN HARAPAN BUNDA BIMA
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan dan rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Makalah tentang Konsep dasar infeksi Nasokomial ini disusun
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas Mata Kuliah Biologi Dasar dan Biologi
Perkembangan.

Demikian pula kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini kami masih banyak
kekurangan dan kesalahan baik dalam segi substansi maupun tata bahasa. Namun, kami tetap
berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari penulisan makalah ini sangat kami harapkan dengan harapan sebagai masukan
dalam perbaikan dan penyempurnaan pada makalah kami berikutnya. Untuk itu kami
ucapkan terima kasih

Kota Bima, 2 November 2021

Penulis

Kelompok 5
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... I
Daftar Isi......................................................................................................... ii
BAB 1 PPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B. Tujuan Pembahasan............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Infeksi Nasokomial................................................................. 2
B. Gejala Infeksi Nasokomial.................................................................... 3
C. Patogenesis Infeksi Nasokomial Kuman Oportunistik.......................... 4
D. Penularan Infeksi Nasikomial................................................................ 5
E. Cara Pencegahan..................................................................................... 6
F. Peran Bidan Dalam Penanggulangan Infeksi Nasokomial...................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 11
B. Kritik dan dan Saran................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit selain untuk mencari kesembuhan juga merupakan sumber dari
berbagai penyakit, yang berasal dari penderita maupun dari pengunjung yang
berstatus karier. Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di lingkungan
rumah sakit, seperti udara, air, lantai, makanan dan benda-benda peralatan medis
maupun non medis (Nugraheni, dok, 2012). Hal ini akan mempermudah terjadinya
infeksi silang karena kuman-kuman, virus, dan sebagainya akan masuk ke dalam
tubuh penderita yang sedang dalam proses asuhan keperawatan dengan mudah
(Darmadi, 2008). Penderita yang sedang dalam proses perawatan di rumah sakit, baik
dengan penyakit dasar tunggal maupun penderita dengan penyakit dasar lebih dari
satu, secara umum keadaan umumnya tentu tidak/kurang baik, sehingga daya tahan
tubuhnya menurun. Infeksi adalah masuk dan berkembangnya mikroorganisme dalam
tubuh yang menyebabkan sakit yang disertai dengan gejala klinis baik lokal maupun
sistematis (Pot ter & Perry, 2005). Oleh karena itu, di dalam makalah ini membahas
tentang infeksi yang ada di rumah sakit atau biasa disebut dengan infeksi nosokomial.

B. Tujuan Pembahasan
1. Mendeskripsikan Definisi Infeksi Nasokomial
2. Mendeskripsikan Gejala Infeksi Nasokimial
3. Mendeskripsikan Patogenesis Infeksi Nasokomial Kuman Oportunistik
4. Mendeskripsikan Cara Pencegahan
5. Mendeskripsikan Peran Bidan Dalam Penanggulangan Infeksi
Nasokomial.
BAB II
INFEKSI NASOKOMIAL

A. Definisi Infeksi Nasokomial

Nasokomial berasal dari Bahasa Yunani, dari kata nosos yang artinya penyakit
dan komeo yang artinya merawat. Nasokomion berarti tempat untuk merawat/rumah
sakit. Jadi, infeksi nosokomial dapa diartikan sebagai infeksi yang diperoleh atau
terjadi di rumah sakit. Infeksi Nasokomial rumah sakit yang disebut juga sebagai
infeksi yang terkait pemberian layanan kesehatan dalam fasilitas perawatan kesehatan
(Healthcare-associated infections– HAI).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Infeksi nasokomial adalah infeksi yang
terjadi dilingkungan rumah sakit. Seseorang dikatakan mengalami infeksi nasokomial
jika infeksinya didapat ketika berada atau menjalani perawatan dirumah sakit. Infeksi
nasokomial bisa terjadi pada pasien, perawat, dokter, serta pekerja atau pengunjung
rumah sakit. (Darmadi,2008)
Infeksi nosokomial saat ini merupakan salah satu penyebab meningkatnya
angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortility) di rumah sakit. sehingga
dapat menjadi masalah kesehatan baru, baik di negara berkembang maupun di negara
maju.
Infeksi ini dikenal pertama kali pada tahun 1847 oleh Semmelweis dan saat ini
tetap menjadi masalah yang cukup menyita perhatian. Infeksi nasokomial tidak hanya
merugikan penderita, tetapi juga merugikan pihak rumah sakit serta perusahaan atau
pemerintah dimana penderita bekerja ( Nasution, 2021).
B. Gejala Infeksi Nasokimial
Gejala yang diderita oleh penderita infeksi nasokomial dapat bervariasi, tergantung
penyakit infeksi yang terjadi. Gejala yang dapat muncul antara lain:

 Deman
 Ruam di kulit
 Sesak napas
 Denyut nadi yang cepat
 Tubuh terasa lemas
 Sakit kepala
 Mual atau muntah

Selain gejala umum yang disebutkan di atas, gejala juga bisa timbul sesuai jenis infeksi
nasokomial yang terjadi, seperti:

 Infeksi aliran darah, dengan gejala berupa demam, menggigil, tekanan darah
menurun, atau kemerahan dan nyeri pada tempat pemasangan infus bila infeksi terjadi
melalui pemasangan infus
 Pn.eumonia, dengan gejala berupa demam, sesak napas, dan batuk berdahak
 Infeksi luka operasi, dengan gejala berupa demam, kemerahan, nyeri, dan keluarnya
nanah pada luka
 Infeksi saluran kemih, dengan gejala berupa demam, sakit saat buang air kecil, sulit
buang air kecil, sakit perut bagian bawah atau punggung, dan terdapat darah pada
urine.
C. Patogenesis Infeksi Nosokomial Kuman Oportunistik

Infeksi nasokomial disebabkan oleh virus, jamur, parasit dan bakteri merupakan
patogen paling sering pada infeksi nasokomial. Patogen tersebut harus diperiksa pada
semua pasien dengan demam yang sebelumnya dirawat karena penyakit tanpa gejala
demam.

Adapun Faktor risiko Infeksi nosokomial rumah sakit pada anak terutama berasal dari
kateter vena (termasuk memasukkan makanan) dan dari ventilator pneumonia. Selain itu,
pengobatan dengan antibiotik lebih dari 10 hari, tundakan-tindakan ivasif (memasuki
tubuh), tatalaksana pasca operasi yang buruk, dan fungsi sistem imun.

Faktor-faktor risiko lainnya yang dapat meningkatkan risiko penderita rawat inap ataupun
berbagai tindakan yang dilakukan baik dewasa, maupun anak, dalam infeksi nasokomial
di rumah sakit adalah:

 Adanya penyakit tersamar (underlying disease) yang berat


 Status imun penderita yang lemah dan nutrisi yang buruk
 Penggunaan kateter yang menetap (indwelling chateter)
 Petugas kesehatan yang lalai mencuci tangan sebelum maupun sesudah
menangani penderita
 Terjadinya bakteri resistensi antibiotik karena penggunaan antibiotic yang tidak
tepat atau berlebihan.
 Transfusi darah berulang.
 Pemakaian obat imunosupresif dan antimikroba.
 Ventilasi mekanik atau intubasi saluran pernafasan
 Pembedahan, perawatan atau pengaliran (drainage) luka operasi
 Pipa drainase lambung yang melewati mulut dan hidung.
 Adanya masa rawat inap yang panjang

Berikut faktor yang mempengaruhi proses infeksi menurut Hidayat (2006), yaitu :

 Sumber Penyakit. Sumber penyakit dapat mempengaruhi apakah infeksi berjalan


dengan cepat atau lambat.
 Kuman Penyebab. Kuman penyebab dapat menentukan jumlah mikroorganisme,
kemampuan mikroorganisme masuk ke dalam tubuh, dan virulensinya.
 Cara membebaskan sumber dari kuman. Cara membebaskan kuman dapat
menentukan apakah proses infeksi cepat teratasi atau diperlambat, seperti tingkat
keasaman (Ph), suhu, penyinaran (cahaya), dan lain-lain.
 Cara penularan. cara penularan seperti kontak langsung, melalui makanan atau
udara, dapat menyebabkan penyebaran kuman ke dalam tubuh.
 Cara masuknya kuman. Proses penyebaran kuman berbeda, tergantung dari
sifatnya.
 Kuman dapat masuk melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan, kulit, Dll
 Daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang baik dapat memperlambat proses
infeksi atau mempercepat proses penyembuhan. Demikian pula sebaliknya, daya
tahan tubuh yang buruk dapat memperburuk proses infeksi.

PENULARAN INFEKSI NASOKIMIAL

1. Penularan secara kontak

Penularan ini dapat terjadi baik secara kontak langsung, kontak tidak langsung dan
droplet. Kontak langsung terjadi bila sumber infeksi berhubungan langsung dengan

penjamu, misalnya person to person pada penularan infeksi hepatitis A virus secara

fekal oral. Kontak tidak langsung terjadi apabila penularan membutuhkan objek

perantara (biasanya benda mati). Hal ini terjadi karena benda mati tersebut telah

terkontaminasi oleh sumber infeksi, misalnya kontaminasi peralatan medis oleh

mikroorganisme.

2. Penularan melalui common vehicle

Penularan ini melalui benda mati yang telah terkontaminasi oleh kuman dan dapat
menyebabkan penyakit pada lebih dari satu pejamu. Adapun jenis-jenis common
vehicle adalah darah/produk darah, cairan intra vena, obat-obatan, cairan antiseptik,
dan sebagainya.

3. Penularan melalui udara dan inhalasi

Penularan ini terjadi bila mikroorganisme mempunyai ukuran yang sangat kecil

sehingga dapat mengenai penjamu dalam jarak yang cukup jauh dan melalui saluran

pernafasan. Misalnya mikroorganisme yang terdapat dalam sel-sel kulit yang terlepas

akan membentuk debu yang dapat menyebar jauh (Staphylococcus) dan tuberkulosis

4. Penularan dengan perantara vektor

Penularan ini dapat terjadi secara eksternal maupun internal. Disebut penularan secara

eksternal bila hanya terjadi pemindahan secara mekanis dari mikroorganime yang

menempel pada tubuh vektor, misalnya shigella dan salmonella oleh lalat.

Penularan secara internal bila mikorganisme masuk ke dalam tubuh vektor dan dapat

terjadi perubahan biologik, misalnya parasit malaria dalam nyamuk atau tidak

mengalami perubahan biologis, misalnya Yersenia pestis pada ginjal (flea).

D. Cara Pencegahan Infeksi Nasokomial


Pencegahan infeksi adalah mencegah dan mendeteksi infeksi pada pasien yang
berisiko infeksi. Pencegahan infeksi nosokomial dapat diartikan sebagai suatu usaha
yang dilakukan untuk mencegah terjadinya risiko penularan infeksi mikroorganisme
dari lingkungan rumah sakit (Maryunani, 2011). Berikut adalah pengertian-pengertian
yang perlu diketahui dalam pencegahan infeksi menurut Hidayat (2006), yaitu :

 Aseptik yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Istilah ini
dipakai untuk menggambarkan semua usaha yang dilakukan untuk mencegah
masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan
mengakibatkan infeksi. Tujuan akhirnya adalah mengurangi atau menghilangkan
jumlah mikroorganisme, baik pada permukaan benda hidup maupun benda mati
agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman digunakan.
 Antiseptik, yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.
 Dikontaminasi, tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh
petugas kesehatan secara aman, terutama petugas pembersihan medis sebelum
pencucian dilakukan contohnya adalah meja pemeriksaan, alat-alat kesehatan, dan
sarung tangan yang terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh disaat prosedur
bedah/tindakan dilakukan.
 Pencucian, yaitu tindakan menghilangkan semua darah, cairan tubuh, atau setiap
benda asing seperti debu dan kotoran.
 Sterilisasi, yaitu tindakan menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, jamur,
parasit, dan virus) termasuk bakteri endosperm dari benda mati
 Desinfeksi, yaitu tindakan menghilangkan sebagian besar (tidak semua)
mikroorganisme penyebab penyakit dari benda mati. Desinfeksi tingkat tinggi
dilakukan dengan merebus atau menggunakan larutan kimia. Tindakan ini dapat
menghilangkan semua mikroorganisme, kecuali beberapa bakteri endosperm.

Langkah-langkah pencegahan infeksi nasokomial menjadi tanggung jawab seluruh orang


yang berada di rumah sakit, termasuk petugas kesehatan, seperti dokter dan perawat, pasien,
dan orang yang berkunjung. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah
penyebaran infeksi ini adalah:
1.) Cuci Tangan

Penting bagi semua orang yang berada di rumah sakit untuk mencuci tangan Langkah-
langkah pencegahan infeksi nosokomial menjadi tanggung jawab seluruh orang yang berada
di rumah sakit, termasuk petugas kesehatan, seperti dokter dan perawat, pasien, dan orang
yang berkunjung. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran
infeksi ini adalah:

 Sebelum memegang pasien


 Sebelum melakukan tindakan dan prosedur ke pasien
 Setelah terpapar dengan cairan tubuh (misalnya darah, urine, atau feses)
 Setelah menyentuh pasien
 Setelah menyentuh barang-barang di sekitar pasien

2. Jaga Kebersihan Lingkungan Rumah Sakit


Lingkungan rumah sakit perlu dibersihkan dengan cairan pembersih atau disinfektan. Lantai
rumah sakit perlu dibersihkan sebanyak 2–3 kali per hari, sementara dindingnya perlu
dibersihkan setiap 2 minggu.

3. Gunakan alat sesuai dengan prosedur


Tindakan medis dan penggunaan alat atau selang yang menempel pada tubuh, seperti infus,
alat bantu napas, atau kateter urine, harus digunakan dan dipasang sesuai SOP (standar
operasional prosedur) yang berlaku di tiap-tiap rumah sakit dan sarana kesehatan.

4. Tempatkan pasien berisiko di ruang isolasi

Penempatan pasien harus sesuai dengan kondisi dan penyakit yang diderita. Contohnya,
pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah atau pasien yang berpotensi untuk menularkan
penyakit ke pasien lain akan ditempatkan di ruang isolasi.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL

Pencegahan dari infeksi nosokomial ini diperlukan suatu rencana yang


tterintegrasi,monitoring dan program yang termasuk :

1. Membatasi transmisi organisme dari atau antara pasien dengan cara mencuci tangan dan
penggunaan sarung tangan, tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan disinfektan.

2. Mengontrol resiko penularan dari lingkungan.

3. Melindungi pasien dengan penggunaan antibiotika yang adekuat, nutrisi yang cukup, dan
vaksinasi.

4. Membatasi resiko infeksi endogen dengan meminimalkan prosedur invasif.

5. Pengawasan infeksi, identifikasi penyakit dan mengontrol penyebarannya.

E. PERAN BIDAN DALAM PENCEGAHAN/PENANGGULANGAN INFEKSI


NASOKOMIAL

Peran bidan dalam pengendalian infeksi adalah menyediakan layanan konsultasi


mengenai semua aspek pencegahan dan pengendalian infeksi dengan menggunakan
metode yang berdasarkan bukti penelitian, praktisi, dan keefektifan biaya. Pelaksanaan
praktik asuhan kebidanan untuk pengendalian infeksi nasokomial adalah bagian dari
peran bidan.

Berikut peran bidan yang dapat dilakukan dalam upaya pencegahan infeksi nasokomial:

 Berpartisipasi dalam Komite Pengendalian Infeksi


 Mempromosikan pengembangan dan peningkatan teknik kebidanan yang
berkaitan dengan pengendalian infeksi nosokomial, dan pengawasan teknik
aseptik yang dilakukan
 Melaksanakan teknik pencegahan infeksi di daerah khusus seperti ruang operasi,
ruang perawatan intensif, ruang persalinan, dan ruang bayi baru lahir
 Pemantauan kepatuhan perawat terhadap
 Menjaga kebersihan rumah sakit yang berpedoman terhadap kebijakan rumah
sakit dan praktik kebidanan
 Pelaksanaan teknik aseptik termasuk cuci tangan dan penggunaan isolasi
 Kolaborasi dengan dokter jika ada masalah-masalah yang dihadapi terutama jika
ditemui adanya gejala infeksi pada saat pemberian layanan kesehatan
 Melakukan isolasi jika pasien menunjukkan tanda-tanda dari penyakit menular,
 Membatasi paparan pasien terhadap infeksi yang terjadi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nasokomial berasal dari Bahasa Yunani, dari kata nosos yang artinya penyakit
dan komeo yang artinya merawat. Nasokomiol berarti tempat untuk merawat/rumah
sakit. Jadi, infeksi nosokomial dapat diartikan sebagai infeksi yang diperoleh atau
terjadi di rumah sakit. Infeksi nosokomial saat ini merupakan salah satu penyebab
meningkatnya angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortility) di rumah
sakit sehingga dapat menjadi masalah kesehatan baru, baik di negara berkembang
maupun di negara maju. Infeksi ini dikenal pertama kali pada tahun 1847 oleh
Semmelweis dan saat ini tetap menjadi masalah yang cukup menyita perhatian. Faktor
yang memengaruhi terjadinya infeksi nosokomial menurut Hidayat (2006) antara lain,
sumber penyakit, kuman penyebab, cara pembebasan sumber dari kuman, cara
masuknya kuman dan daya tahan tubuh. Sedangkan faktor yang memengaruhi
terjadinya infeksi nosokomial menurut Darmadi (2008), yaitu faktor intrinsik, faktor
keperawatan, dan faktor mikroba.
Proses terjadinya infeksi nosokomial terjadi karena transmisi langsung dan tidak
langsung.

B. Saran
Dengan adanya makalah mengenai infeksi nasokomial ini semoga mahasiswa
dapat
mengerti apa itu infeksi nasokomial, Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi,
bagaimana proses terjadinya infeksi, diagnosa infeksi nosokomial, mikroorganisme
penyebab infeksi nosokomial, bagaimana pencegahan infeksi dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak, terutama kami sebagai penulis. Mohon kritik dan saran
yang membangun demi menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

1. Darmadi, 2008. Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendaliannya.


2. Nasution, L. 2012. Infeksi Nosokomial
3. Ainul Jannah. 2012 Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Infeksi NosokomialDi Rsud Bombana Kabupaten Bombana volume 1 Nomor
1.sulawesi tenggara.
4. Dr. Merry Dame Cristy Pane 2020 Gejala Infeksi Nasokomial
5. Buku Biologi Dasar Dan Biologi Perkembangan pengendalian infeksi
6. Hidayat (2006). Faktor Infeksi Nasokomial
7. Maryunani, (2011). Pencegahan Infeksi
8. Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4 Volume 1. Penerjemah
Yasmin Asih, dkk. Jakarta : Salamba Medika. Maryunani, Anik. 2011.
9. Nasution, 2012 Definisi Infeksi Nasokomial.
10. Dr. Merry Dame Cristy Pane 2021 Penularan Infeksi Nasokomial.
Soal Pilihan Ganda

1. Infeksi Nasokomial Pertama Kali dikenal pada tahun.....


a. 1847
b. 1850
c. 1874
d. 1890

2. Nasokomial berasal dari bahasa Yunani, Dari Kata Nonos yang artinya...
a. Perawatan
b. Penyakit
c. Infeksi
d. Kesehatan

3. Siapakah yang pertama kali menemukan infeksi Nasokomial...


a. Semmelweis
b. Samuelle
c. Luwes baqri
d. Cartimuelle yuweis

4. Pernyataan dibawah ini yang bukan merupakan langkah-langkah dari pencegahan


infeksi nasokomial adalah...
a. Mencuci tangan
b. Menjaga kebersihan lingkungan ramah sakit
c. Menggunakan alat sesuai dengan prosedur
d. Tidak menempatkan pasien beresiko diruang isolasi

5. Di sebabkan oleh virus, jamur, parasit, dan bakteri merupakan patogen paling sering
pada infeksi...
a. Infeksi Nasokomial
b. Infeksi cacar air
c. Infeksi Nasokumolial
d. Infeksi Pemakaian obat
6. Perhatikan pernyataan dibawah ini:
1. Demam
2. Ruam dikulit
3. Cacar air
4. Sesak napas
5. Meriang
6. Sakit kepala
7. Mual muntah

Sesuai pernyataan diatas yang termasuk gejala infeksi nasokomial adalah...


a. 1-2-4-6-7
b. 1-2-3-4-5
c. 1-2-3-6-7
d. 1-4-5-6-7

7. “Pencegahan infeksi Nasokomial dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan
untuk mencegah terjadinya resiko penularan infeksi mikroorganisme dari lingkungan
rumah sakit”.

Pengertian diatas dicetuskan oleh.....

a. Maryunani,2011
b. Nugraheni,2012
c. Darmadi,2008
d. Nasution,2021

8. Pernyataan dibawah ini yang merupakan peran bidan dalam penanggulangan infeksi
nasokomial, Kecuali...
a. Berpartisipasi dalam komite pengendalian infeksi
b. Membatasi paparan pasien terhadap infeksi yang terjadi
c. Melakukan isolasi jika pasien merujukkan tanda-tanda dari penyakit menular
d. Tidak Melakukan pemantauan kepatuhan perawat terhadap pasien

9. Perhatikan pernyataan berikut ini:


 Penularan secara kontak
 Penularan melalui common vehicle
 Penularan melalui udara dan inhalanasi
 Penularan dengan perantara vektor

Sesuai dengan pernyataan diatas merupakan bagian dari...


a. Penularan infeksi nasokomial
b. Penularan sumber penyakit
c. Pencegahan infeksi nasokomial
d. Penularan antibiotik

10. Perhatikan gambar dibawah ini:

Gambar diatas menunjukkan tentang...


a. Gejala infeksi nasokomial
b. Patogenesis infeksi nasokomial
c. Penularan infeksi nasokomial
d. Pencegahan infeksi nasokomial

11. Dibawah ini yang merupakan faktor yang mempengaruhi proses infeksi nasokomial
menurut Hidayat,2006 adalah...
a. Sumber Penyakit. Sumber penyakit dapat mempengaruhi apakah infeksi
berjalan dengan cepat atau lambat.
b. Kuman dapat masuk melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan, kulit,
Dll.
c. Cara masuknya kuman. Proses penyebaran kuman berbeda, tergantung dari
sifatnya.
d. Jawaban a,b,c Benar Semua

12. Infeksi Nasokomial terjadi di lingkungan...


a. Ramah sakit
b. Sekolah/kampus
c. Kantor
d. Ruangan isolasi
13. Perhatikan gambar dibawah ini:

Gambar diatas menjelaskan tentang...

a. Ruangan isolasi
b. Mencuci tangan
c. Ruangan pembatas
d. Ruangan dokter

14. “Tindakan menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, jamur, parasit, dan virus)
termasuk bakteri endosperm dari benda mati”
Pernyataan diatas merupakan pengertian dari...
a. Sterilisasi
b. Desinfeksi
c. Aseptik
d. Dikontaminasi

15. Apakah arti dari kata “Morbidity”...


a. Kesakitan
b. Kematian
c. Mobilitas
d. Menyita

KUNCI JAWABAN:

1. A
2. B
3. A
4. D
5. A
6. A
7. A
8. D
9. A
10. A
11. D
12. A
13. A
14. A
15. A

Anda mungkin juga menyukai