Anda di halaman 1dari 28

ETIKA dan HUKUM

RUMAH SAKIT
1

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb

Syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT, karena dengan


Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang ” ETIKA DAN HUKUM RUMAH SAKIT”. Makalah ini
disusun bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

’’ETIKOLEGAL’’ .

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak


terlepas dari bantuan banyak pihak dan yang dengan tulus
memberikan doa , saran dan kritik sehingga makalah ini dapat di
selesaikan .

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari


kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan
pengetahuan yang kami miliki , oleh karna itu kami mencari
informasi atau materinya lewat referensi lainnya,saya
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahwa kritik
yang membangun dari berbagai pihak . Akhirnya saya berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
2

Bima,6 April 2022

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………….…….

KATA PENGANTAR …………………………………………………


ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

DAFTAR ISI …………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………

B. Rumusan Masalah ………………………………………………...…

C. Tujuan Penulisan …………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

A. pengertian etika dan hukum rumah sakit. .…………………..……….

B. Sarana dan prasarana………………….………………………………

C. Jenis-jenis rumah sakit.…..………..……………………………….....

D. Etika dan hukum rumah sakit……..…………………………………..

BAB III PENUTUP

A. Simpulan …………………………………………………………......

B. Saran ……………………………………………………………….....
3

DAFTAR PUSTAKA................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

Etika Menurut K. Berten, kata “etika” berasal dari bahasa yunani kuno, yakni
ethos (bentuk kata tunggal) atau ta etha (bentuk kata jamak). Ethos berarti tempat
tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan atau adat, akhlak, watak, perasaan, sikap,
dan cara berpikir.

Sedangkan kata ta etha berarti adat kebiasaan. Namun, secara umum etika
dimengerti sebagai ilmu apa yang biasa kita lakukan. Dalam kamus umum bahasa
Indonesia (W.J.S Poerwandaminto, 2002) merupakan ilmu pengetahuan tentang asas -
asas akhlak (moral). Pengertian lain lagi mengenai etika dari Prof. DR. FRANZ
Magniz Suseno. Ia memberi pengertian bahwa etika adalah ilmu yang mecari
orientasi (ilmu yang member arah dan pijakan pada tindakan manusia).

Apabila manusia memiliki orientasi yang jelas, ia tidak akan hidup dengan
sembarang cara atau mengikuti berbagai pihak tetapi ia sanggup menentukan
nasibnya sendiri. Dengan demikian, etika dapat membantu manusia untuk
bertanggung jawab atas kehidupannya.

Berdasarkan pengertian tadi, dapat dirumuskan pengertian etika menjadi tiga,


pertama etika merupakan sistem nilai, yakni nilai - nilai atau norma - norma moral
yang menjadi pegangan (landasan, alasan, orientasi hidup) seseorang atau kelompok
4

orang dalam mengatur tingkah lakunya. Kedua, etika kumpulan asas – asas akhlak
(moral) atau semacam kode etik. Ketiga, etika merupakan ilmu tentang apa yang baik
dan yang buruk.

Hal ini terjadi apabila nilai - nilai, norma - norma moral, asas - asas akhlak
(moral), atau kode etik yang terdapat dalam kehidupan suatu masyarakat menjadi
bahan refleksi (pemikiran) secara menyeluruh (holisti), sistematis, dan metodis. Etika
merupakan pemikiran kritis tentang berbagai ajaran dan pandangan moral.

Etika sering disebut filsafat moral, karena berhubungan dengan adat istiadat,
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

norma - norma, dan nilai - nilai yang menjadi pegangan dalam suatu kelompok atau
seseorang untuk mengatur tingkah laku

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Apakah pengertian dan fungsi rumah salit?

2. Apakah sarana dan prasaran di rumah sakit?

3. Apa sajakah Jenis – jenis rumah sakit?

4. Apa etika dan hukum Rumah sakit

1.3. Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah mahasiswa dapat memahami


tentang :

1. Mengetahui pengertian dan fungsi dari rumah sakit.

2. Mengetahui Sarana dan prasaran dari rumah sakit.


5

3. Mengetahui Jenis – jenis rumah sakit.

4. Mengetahui Etika dan hukum Rumah sakit.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian etika dan hukum rumah sakit.


ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

Etik berasal dari kata Yunani “Ethos”, yang berarti “yang baik, yang layak”.
Etik merupakan norma-norma, nilai-nilai atau pola tingkah laku kelompok profesi
tertentu dalam memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat.

Hukum adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh suatu kekuasaan


dalam mengatur pergaulan hidup bermasyarakat. Etik dan hukum memiliki tujuan
yang sama yaitu untuk mengatur tertib dan pergaulan hidup dalam masyarakat.

Persamaan etik dan hukum adalah :

1. Sama-sama merupakan alat untuk mengatur tertibnya hidup bermasyarakat.


2. Memiliki objek yaitu tingkah laku manusia.
3. Mengandung hak dan kewajiban anggota-anggota masyarakat agar tidak
saling merugikan.
4. Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi.
5. Memiliki sumber yaitu hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para
anggota senior.
6

Perbedaan etik dan hukum adalah :

1. Etik berlaku untuk lingkungan profesi. Hukum berlaku untuk umum.


2. Etik disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi. Hukum disusun oleh
badan pemerintah.
3. Etik tidak seluruhnya tertulis. Hukum tercantum secara terinci dalam kitab
undang-undang dan lembaran / berita negara.
4. Sanksi terhadap pelanggaran etik berupa tuntunan. Sanksi terhadap
pelanggaran hukum berupa tuntutan.
5. Pelanggaran etik diselesaikan oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

(MKEK), yang dibentuk oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan apabila perlu
diteruskan kepada Panitia Pembinaan Etika Kedokteran (P2EK), yang
dibentuk oleh Kementerian Kesehatan (KEMKES). Pelanggaran hukum
diselesaikan melalui pengadilan.
6. Penyelesaian pelanggaran etik tidka selalui disertai bukti fisik. Penyelesaian
pelanggaran hukum memerlukan bukti fisik.

Etika Rumah Sakit

Rumah sakit adalah sarana kesehatan sebagai kesatuan sosial ekonomi, bukan
merupakan kompilasi dari kode etik profesi penyelenggara pelayanan kesehatan,
namun mengandung unsure dari etika profesi masing-masing penyelenggara, baik
yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat.

Etika rumah sakit adalah etika terapan (applied ethics) atau etika praktis
(practical ethics), yaitu moralitas atau etika umum yang diterapkan pada isu-isu
praktis, seperti perlakuan terhadap etnik-etnik minoritas, keadilan untuk kaum
perempuan, penggunaan hewan untuk bahan makanan atau penelitian, pelestarian
lingkungan hidup, aborsi, euthanasia, kewajiban bagi yang mampu untuk membantu
7

yang tidak mampu dan sebagainya. Jadi, etika rumah sakit adalah etika umum yang
diterapkan pada operasional rumah sakit.

Etika memiliki arti yang berbeda-beda jika dilihat dari sudut pandang
pengguna yang berbeda. Bagi ahli falsafah etika adalah ilmu atau kajian formal
tentang moralitas. Bagi praktisi profesional termasuk dokter dan tenaga kesehatan
lainnya, etika berarti kewajiban dan tanggung jawab untuk memenuhi harapan profesi
dan masyarakat, serta bertindak dengan cara-cara yang profesional. Bagi pimpinan
ataupun pemilik rumah sakit, etika seharusnya berarti kewajiban dan tanggung jawab
khusus terhadap pasien dan klien lain terhadap organisasi dan petugas, terhadap diri
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

sendiri dan profesi, terhadap pemerintah dan pada tingkat akhir walaupun tidak
langsung terhadap masyarakat. Kriteria wajar, jujur, adil, profesional dan terhormat
juga berlaku untuk petugas lain di rumah sakit.

Etika rumah sakit adalah suatu etika praktis yang dikembangkan untuk rumah
sakit sebagai suatu institusi , dan ada pada waktu yang hampir bersamaan dengan
kehadiran etika biomedis. Atau dapat juga dikatakan etika institusional rumah sakit
adalah pengembangan dari etika biomedika (bioetika), karena masalah-masalah atau
dilema etika yang baru sama sXli sebagai dampak atau akibat dari penerapan
kemajuan pesat ilmu dan teknologi biomedis justru terjadi di rumah sakit, seperti
transplantasi organ.

Pembentukan komite etik dan hukum rumah sakit (KEHRS)

Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit (KEHRS) dapat dikatakan sebagai suatu badan
yang secara resmi dibentuk dengan anggota dari berbagai disiplin perawatan
kesehatan dalam rumah sakit yang bertugas untuk menangani berbagai masalah etik
yang timbul dalam rumah sakit. KEHRS dapat menjadi sarana efektif dalam
mengusahakan saling pengertian antara berbagai pihak yang terlibat seperti dokter,
8

pasien, keluarga pasien dan masyarakat tentang berbagai masalah etika hukum
kedokteran yang muncul dalam perawatan kesehatan di rumah sakit.

RSUD Jakarta telah membentuk KEHRS yang dinyatakan dalam struktur organisasi
rumah sakit dan keanggotaan komite ini diangkat oleh direktur rumah sakit.
Keanggotaan KEHRS di RSUD Jakarta meliputi berbagai disiplin ilmu, seperti
dokter, perawat, ahli psikologi, petugas administratif rumah sakit.
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

B. Sarana dan prasarana.

Menurut Dr. Galih endradita M (2019, Sarana adalah segala sesuatu yang
dapat dipakai sebagai alat dan bahan untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu
proses produksi. Sementara prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan
penunjang utama terselenggaranya produksi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI menyatakan bahwa sarana adalah
segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan.
Dan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek).

Menurut Moenir (1992-119), mengatakan sarana adalah segala jenis peralatan,


perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama atau pembantu
dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang
berhubungan dengan organisasi kerja. Dari pengertian sarana yg di katakan Moenir
tersebut jelas memberi petunjuk sarana merupakan seperangkat alat yang digunakan
dalam suatu proses kegiatan baik alat tersebut. Sementara prasarana adalah peralatan
pembantu atau juga peralatan utama, dan kedua alat tersebut berfungsi untuk
mewujudkan suatu tujuan yang ingin di capai.
9

Fungsi Sarana dan Prasarana

Fungsi sarana dan prasarana tentu berbeda berdasarkan ruang lingkup penggunaannya
masing-masing. Misalnya, sarana dan prasarana transportasi berbeda dengan
kesehatan.

Tetapi mempunyai suatu tujuan yang sama yaitu tujuan untuk mencapai hasil yang di
harapkan sesuai dengan rencana. Berikut adalah fungsi utama sarana dan prasarana,
yaitu :

 Dapat mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga mampu


ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

menghemat waktu.
 Serta meningkatkan produktivitas baik barang maupun jasa.
 Hasil kerja lebih berkualitas serta terjamin.
 Dapat lebih sederhana atau memudahkan dalam gerak para pengguna atau
pelaku.
 Membuat ketetapan susunan stabilitas pekerja lebih terjamin.
 Dapat menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan.
 Dan menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan yang
mempergunakannya.

C. Jenis-jenis rumah sakit.

Menurut Wikipedia, Jenis-jenis rumah sakit sebagai berikut.

1. Rumah sakit umum

Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah ditemui di suatu
negara, dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif ataupun
jangka panjang. Rumah sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah
10

plastik, ruang bersalin, laboratorium, dan sebagainya. Tetapi kelengkapan fasilitas ini
bisa saja bervariasi sesuai kemampuan penyelenggaranya.

Rumah sakit yang sangat besar sering disebut medical center (pusat kesehatan),
biasanya melayani seluruh pengobatan modern. Sebagian besar rumah sakit di
Indonesia juga membuka pelayanan kesehatan tanpa menginap (rawat jalan) bagi
masyarakat umum (klinik). Biasanya terdapat beberapa klinik/poliklinik di dalam
suatu rumah sakit.

2. Rumah sakit terspesialisasi


ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

Jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah sakit manula, atau
rumah sakit yang melayani kepentingan khusus seperti (rumah sakit jiwa), rumah
sakit penyakit khusus seperti pernapasan atau kanker, dan lain-lain.

3. Rumah sakit pendidikan

Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang terkait


dengan kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu
universitas/lembaga pendidikan tinggi. Biasanya rumah sakit ini dipakai untuk
pelatihan dokter-dokter muda, uji coba berbagai macam obat baru atau teknik
pengobatan baru. Rumah sakit ini diselenggarakan oleh pihak universitas/perguruan
tinggi sebagai salah satu wujud pengabdian masyararakat / Tri Dharma perguruan
tinggi.

4. Rumah sakit lembaga

Rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk melayani


pasien-pasien yang merupakan anggota lembaga tersebut/karyawan perusahaan
11

tersebut. Alasan pendirian bisa karena penyakit yang berkaitan dengan kegiatan
lembaga tersebut (misalnya rumah sakit militer, lapangan udara), bentuk jaminan
sosial/pengobatan gratis bagi karyawan, atau karena letak/lokasi perusahaan yang
terpencil/jauh dari rumah sakit umum. Biasanya rumah sakit lembaga/perusahaan di
Indonesia juga menerima pasien umum dan menyediakan ruang gawat darurat untuk
masyarakat umum.

5. Klinik
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu. Biasanya
dijalankan oleh lembaga swadaya masyarakat atau dokter-dokter yang ingin
menjalankan praktik pribadi. Klinik biasanya hanya menerima rawat jalan. Bentuknya
bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut poliklinik.

Sebuah klinik (atau rawat jalan klinik atau klinik perawatan rawat jalan) adalah
fasilitas perawatan kesehatan yang dikhususkan untuk perawatan pasien rawat jalan.
Klinik dapat dioperasikan, dikelola dan didanai secara pribadi atau publik, dan
biasanya meliputi perawatan kesehatan primer kebutuhan populasi di masyarakat
lokal, berbeda dengan rumah sakit yang lebih besar yang menawarkan perawatan
khusus dan mengakui pasien rawat inap untuk menginap semalam.

D. Etika dan hukum rumah sakit.

Pasal 1

Pengertian rumah sakit disini adalah sarana kesehatan sebagai kesatuan sosial
ekonomi, bukan merupakan kompilasi dan kode etik profesi penyelenggara pelayanan
kesehatan, namun mengandung unsur dan etika profesi masing-masing
penyelenggara, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat.

Pasal 2
12

Yang dimaksud dengan tanggung jawab rumah sakit disini ialah:

 Tanggung jawab umum.


 Tanggung jawab khusus yang meliputi tanggung jawab hukum, etik dan tata
tertib atau disiplin.

Tanggung jawab umum rumah sakit merupakan kewajiban pimpinan rumah sakit
menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai permasalahan¬-permasalahan peristiwa,
kejadian dan keadaan di rumah sakit.

Tanggung jawab khusus muncul jika ada anggapan bahwa rumah sakit telah
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

melanggar kaidah-kaidah, baik dalam bidang hukum, etik, maupun tata tertib atau
disiplin.

Pasal 3

Pelayanan yang baik dan bermutu secara berkesinambungan pada dasarnya


merupakan penyelenggaraan pelayanan secara menyeluruh, yang satu dengan yang
lain terkait erat sedemikian rupa, sehingga terlaksana pelayanan rumah sakit, yang:

 Setiap saat siap memberikan layanan.


 Beranjak dan pendirian dan pandangan bahwa manusia adalah suatu kesatuan
psiko-sosio-somatik.
 Memberi layanan kepada pasien selaku konsumen yang dewasa dan mengakui
serta menghormati sepenuhnya hak-haknya.
 Menjamin diberikannya mutu pelayanan teknik medik yang menunjukkan
kemampuan dan ketrampilan. Dan sehubungan dengan itu perlu dilakukan
berbagai tindakan pengawasan dan pengamanannya.
 Menjamin terselenggaranya mutu pelayanan yang manusiawi dan dilakukan
dengan dedikasi tinggi serta penuh kehati-hatian.
13

 Diselenggarakan sebagai sebuah lembaga sosial ekonomi untuk kepentingan


selumh rakyat yang pada hakikatnya merupakan sumber pembiayaan proses
pelayanan rumah sakit dan oleh karena itu tidak diperkenankan mendahulukan
dan mengutamakan hal ikhwal yang menyangkut biaya dan layanan,
khususnya dalam menghadapi kasus gawat darurat
 Harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

Pasal 4
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

Rumah sakit wajib menjaga dan melindungi kerahasiaan catatan dan rekaman
medik serta keterangan-keterangan non medik pasien lainnya. Hal ini erat kaitannya
dengan hak menengok dan hak milik data medik pasien.

Pasal 5

Cukup jelas

Pasal 6

Upaya kesehatan yang nampaknya semakin meluas saja daya jangkaunya


dengan tidak hanya menitik beratkan pada upaya penyembuhan pasien, melainkan
secara berangsur-angsur berkembang kearah keterpaduan upaya kesehatan yang
menyeluruh, pada hakikatnya adalah akibat dan pengertian kesehatan yang di anut.
Saat ini kesehatan tidak lagi diartikan sebagai ketidakhadiran sakit yang perlu
mendapatkan perhatian penanggulangannya, melainkan mencakup juga peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit dan pemulihan kesehatan, disamping upaya
penyembuhan penyakit. Upaya kesehatan dan sumber dayanya, termasuk rumah sakit
harus dilakukan secara terpadu, baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Upaya ini
telah memunculkan kepermukaan apa yang disebut rumah-rumah sakit tanpa dinding
14

(hospitals without walls). Dengan demikian rumah sakit harus lebih membuka din
terhadap upaya-upaya sosial ekonomi masyarakat.

Pasal 7

Kebijaksanaan pelayanan rumah sakit harus senantiasa berorientasi kepada


kebutuhan masyarakat setempat, dengan memperhatikan antara lain tingkat sosial
ekonomi masyarakat, tingkat pendidikan, budaya masyarakat, komposisi penduduk,
pola penyakit, dan sebagainya.
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

Pasal 8

Sebuah rumah sakit dalam operasionalisasinya banyak menggunakan bahan-


bahan maupun dapat menghasilkan bahan-bahan berupa limbah yang dapat
mencemari lingkungan, menimbulkan gangguan, mengancam dan bahkan
membahayakan kehidupan manusia, baik itu berupa unsur-unsur fisik, biologik,
kimia, dan sebagainya. Untuk ini dan fihak penyelenggara dan manajemen rumah
sakit dituntut untuk menyediakan dan memelihara secara terus menerus sarana
maupun prasarana yang bertujuan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan yang
dapat mengancam dan membahayakan kehidupan manusia.

Pasal 9

Hak-hak asasi pasien adalah hak-hak yang sangat fundamental yang dimiliki
pasien sebagai seorang mahluk Tuhan, terutama yang dimaksud dalam pasal ini
menyangkut hak-hak yang berkaitan dengan pelayanan rumah sakit, yang dalam hal
ini ada dua hak dasar pasien, yaitu:

Hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan yang bermutu,
sesuai Dengan standar profesi kedokteran dan standar profesi keperawatan.
15

Hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Dan kedua hak dasar ini dapat diturunkan
hak-hak pasien lainnya seperti hak untuk memperoleh informasi mengenai
kesehatan/penyakitnya, hak untuk memilih rumah sakit, hak untuk memilih dokter,
hak untuk meminta pendapat dokter lain (sebagai second opmion), hak atas privacy
dan atas kerahasiaan pribadinya, hak untuk menyetujui atau menolak tindakan atau
pengobatan yang akan dilakukan oleh dokter, dan lain-lain, kecuali yang dianggap
bertentangan dengan undang-undang, dengan nilai-nilai agama, moral dan dengan
nilai-nilai Pancasila, seperti tindakan “eutanasia”, aborsi tanpa indikasi medik dan
lain sebagainya tidak bisa dibenarkan.
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

Pasal 10

Cukup jelas

Pasal 11

Dengan kata lain pasien mempunyai hak untuk tidak diobati dan dirawat tanpa
persetujuannya.

Pasal 12

Sebagai akibat kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran,


telah menyebabkan meningkatnya biaya kesehatan yang harus dpikul oleh pasien
sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan, sehingga semua ini memerlukan
pengawasan dan pengendalian agar penerapan ilmu dan teknologi kedokteran di
rumah sakit benar-benar sesuai dengan persyaratan profesi. Penyimpangan atau
penyalahgunaan teknologi kedokteran di rumahsakit bisa terjadi sebagai akibat
ketidaktahuan, ketidakmampuan, atau mungkin pula karena kesengajaan dengan
tujuan agar mendapat imbalan yang lebih banyak, baik untuk kepentingan pribadi
(dokter) sebagai pelaku pemberi pelayanan, untuk mendapat honor lebih banyak,
maupun untuk peningkatan pendapatan rumah sakit. Namun apapun alasannya
16

perbuatan demikian merupakan perbuatan yang tidak terpuji, dan merupakan


pelanggaran KODERSI maupun KODEK yang tidak boleh terjadi di sebuah rumah
sakit. Adalah menjadi kewajiban manajemen rumah sakit untuk dapat mencegah
terjadinya penyimpangan maupun penyalahgunaan teknologi kedokteran yang
merugikan pasien. Maka untuk itu rumah sakit harus memiliki standar pelayanan
medik yang baku yang wajib untuk ditaati oleh semua staf rumah sakit. Standar ini
harus senantiasa di pantau, bila perlu setiap saat dapar dirubah dan disesuaikan
dengan perkembangan baru. Dengan demikian kwalitas pelayanan yang baik dapat
terjamin, dan perhitungan biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien selaku pengguna
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

jasa pelayanan rumah sakit dapat di pertanggungjawabkan.

Pasal 13

Tugas penting rumah sakit ialah membina iklim manajerial yang kondusif
bagi pendidikan dan pelatihan kepribadian karyawan. Hal ini pada dasarnya menandai
corak pelayanan mmah sakit sebagai satu kesatuan, baik dalam hubungan internal
maupun eksternal, satu dan lain dalam upaya mmah sakit memproteksi kepentingan
pasien khususnya dan khalayak ramai umumnya. Dalam hal memenuhi kewajiban
rumah sakit terhadap pimpinan rumah sakit, maka sebagai pihak rumah sakit
bertindak pemilik rumah sakit atau wakilnya. Sedangkan dalam hal memenuhi
kewajiban rumah sakit terhadap staf dan karyawan, maka yang bertindak sebagai
fihak rumah sakit adalah pimpinan/direktur mmah sakit.

Pasal 14

Cukup jelas
17

Pasal 15

Cukup jelas

Pasal 16

Ciri-ciri rumah sakit modern adalah, selain padat karya juga semakin padat
modal, padat teknologi bahkan padat perubahan dan penyesuaian sehingga unsur
sumber daya manusia senantiasa perlu diprogram demi peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit.

Pasal 17
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

Pimpinan rumah sakit harus tetap memantau agar penyelenggaraan pelayanan


dilakukan menurut standar profesi dengan tolak ukur objektif. Dengan demikian
belum cukup bahwa penyelenggara pelayanan telah memberikan jasa-jasanya secara
habis-habisan dengan tekad dan itikat baik, melainkan wajib melakukannya menurut
standar seorang penyelenggara profesi yang melaksanakan tugasnya dengan
kelayakan, sedemikian rupa seperti hal itu dilaksanakan oleh setiap penyelenggara
profesi dalam situasi dan kondisi yang serupa.

Pasal 18

Kewajiban rumah sakit untuk memberi kesejahteraan kepada karyawan dan


menjaga keselamatan kerja, pada hakikatnya adalah mempakan penerapan
manajemen sumber daya manusia dalam organisasi rumah sakit secara profesional,
handal, adil dan bijak, serta memperlakukan para karyawan rumah sakit sesuai
dengan harkat, derajat dan martabatnya sebagai manusia. Yang menyangkut
kesejahteraan karyawan, antara lain berupa penetapan upaya imbalan materi yang
memadai sesuai dengan prestasi yang diberikan oleh masing-masing karyawan
kepada rumah sakit, pemberian berbagai jaminan dan atau tunjangan sosial,
tunjangan-tunjangan khusus sesuai dengan profesi yang dimilikinya dan tugas
18

pekerjaannya, yang antara lain tugas pekerjaan yang mengandung risiko,


membahayakan bagi keselamatan dirinya dan atau mengancam kesehatannya.
Pemberian kesempatan untuk memperoleh kemajuan, juga merupakan bagian dan
kesejahteraan karyawan yang harus menjadi perhatian manajemen rumah sakit.
Sementara yang menyangkut keselamatan kerja adalah merupakan penerapan
berbagai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku mengenai ketenaga-
kerjaan khususnya yang menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit.
Sebagaimana kita ketahui bahwa di rumah sakit sangat banyak faktor-faktor yang
membahayakan, baik itu berupa faktor mekanik yang dapat menimbulkan kecelakaan
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

pada karyawan, faktor-faktor biologik, fisik, kimia dan sebagainya yang dapat
mengancam kesehatan para karyawan. Semua ini merupakan kewajiban manajemen
rumah sakit untuk melakukan pencegahannya lewat berbagai cara.

Dalam menyelenggarakan kegiatan sehari-hari, rumah sakit harus berhubungan


dengan khalayak (publik) internal pada satu pihak dan khalayak eksternal pada lain
pihak. Adalah kewajiban pimpinan rumah sakit menjaga keselarasan hubungan
dengan khalayak-khalayak ini berdasarkan nilai-nilai dan etika yang berlaku dalam
masyarakat. Pada hakikatnya pemilik rumah sakit disini adalah pemilik yuridis rumah
sakit dan harus berbentuk badan hukum. Guna memelihara hubungan baik yang
dilandasi profesionalisme antara pemilik rumah sakit sebagai badan hukum dengan
rumah sakit sebagai “unit sosio ekonomi” perlu dibentuk satu badan independen ialah
Dewan Penyantun atau Dewan Pembina, yang beranggotakan tokoh-tokoh
masyarakat yang memiliki berbagai latar belakang profesi, dan yang bertugas
menyusun berbagai kebijaksanaan dalam hal pengelolaan rumah sakit tersebut.
Berbagai peluang mengenai kemungkinan adanya pertentangan kepentingan (conflict
of interest) dalam kolusi, kompsi, cromisme, dan nepotisme harus dapat dicegah
sedini mungkin, dengan menciptakan pembagian kewenangan dan saling mengontrol
yang proporsional diantara unsur-¬unsur pemilik rumah sakit, dewan penyantun,
19

dewan pembina dan pimpinan eksekutif dan rumah sakit, lewat penerapan prinsip-
prinsip manajemen yang obyektif dan profesional. Berbagai persyaratan dan kriteria
personalia keanggotaan dan badan-badan yang memiliki pemilik rumah sakit, dewan
penyantun/dewan pembina dan pimpinan eksekutif harus ditetapkan secara ketat, juga
masa baktinya perlu dibatasi guna mencegah terjadinya ekses-ekses yang tidak
dikehendaki

Pasal 20
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

Memelihara hubungan baik antar rumah sakit, harus senantiasa diupayakan,


antara lain dengan mencegah adanya persaingan yang tidak sehat, mengadakan kerja
sama dan koordinasi yang saling menguntungkan dalam hal pelayanan, pemanfaatan
bersama peralatan dan fasilitas, maupun sumber daya manusia, pendidikan dan
latihan staf dan karyawan, dan lain-lain. Semua ini bisa dilakukan dalam wadah dan
koordinasi dan PERSI sebagai organisasi profesi perumah sakitan.

Pasal 21

Pada dasarnya pelayanan kesehatan diselenggarakan secara berjenjang dan


upaya kesehatan dasar sampai upaya rujukan yang lebih canggih, sehingga kerja sama
antara rumah sakit dengan badan-badan lain yang bergerak dalam bidang kesehatan
termasuk badan-badan usaha bidang kesehatan perlu digalang dengan tetap berpegang
pada etika/norma yang berlaku.

Pasal 22

Sudah sejak permulaan dalam sejarahnya, rumah sakit selain merupakan


sarana pelayanan kesehatan, juga berfungsi dan digunakan sebagai sarana atau lahan
pendidikan tenaga-tenaga kesehatan dan sebagai tempat penelitian bidang kesehatan.
Pendidikan dan latihan tenaga ¬tenaga kesehatan harus diartikan sebagai upaya
20

kelanjutan dan kesinambungan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dan


penelitian bidang kesehatan harus diartikan sebagai upaya untuk memperbaiki dan
peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Adanya kegiatan pendidikan,
latihan dan penelitian di rumah sakit tidak boleh berakibat menurunnya mutu dan
efisiensi pelayanan, sehingga merugikan fihak penderita. Porsi dan bobot kegiatan
pendidikan latihan dan penelitian di rumah sakit sangat ditentukan oleh berbagai
faktor diantaranya tersedianya sarana dan fasilitas, sumber daya manusia, orientasi
program rumah sakit, serta adanya afiliasi dengan lembaga-lembaga pendidikan dan
penelitian.
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

Pasal 23

Dalam pelayanan kesehatan konsep “pemasaran” (marketing) nampaknya


lebih berkonotasi negatif dan pada positif, karena membangkitkan pemikiran ke arah
promosi periklanan dan penjualan (sales), padahal saripati pemasaran adalah
komunikasi. Dengan demikian promosi sebagai alat pemasaran rumah sakit dapat
dilakukan dan lebih merupakan penyuluhan yang bersifat informatif, edukatif,
preskriptif dan preparatif bagi khalayak ramai umumnya dan pasien khususnya.
21

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan


karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus
tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya”.

Organisasi Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit (KERS), suatu badan yang secara
resmi dibentuk dengan anggota dari berbagai disiplin profesi kesehatan dalam rumah
sakit yang bertugas untuk menangani berbagai masalah etik dan hukum yang timbul
dalam rumah sakit.

Pelayanan kesehatan yang baik, bermutu, profesional, dan diterima pasien harus
dengan nilai nilai etik profesi dan etik organisasi profesi rumah sakit yang merupakan
tujuan utama pelayanan rumah sakit. hal ini sering tidak dilakukan, Meskipun rumah
sakit telah dilengkapi dengan tenaga dokter yang profesional, perawat profesional,
dan sarana penunjang yang lengkap, namun penerapan etik dan norma tidak
diterapkan maka rasa ketidakpuasan pasien akan pelayanan rumah sakit akan tetap
muncul kepermukaan.
22

B. Saran

Kami tentu menyadari masih terdapat banyak kekuarangan dan kesalahan dari
makalah yang kami buat, kami meminta kritikan dan saran yang membangun
sehingga makalah yang kami buat kayak untuk di jadikan sumber pelajaraan.
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT
23

DAFTAR PUSTAKA

Adranzi, 29 maret 2018, Komedi etik dan manajamen etis rumah sakit
https://www.adzanri.com/2018/03/komite-etik-dan-manajemen-etis-rumah.html

Dr. galih endradita M, 24 desember 2018, Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit
https://galihendradita.wordpress.com/2018/12/24/komite-etik-dan-hukum-rumah-
sakit/

Dr. galih endradita M, 2 june 2019, Panduan Pengelolaan Sarana dan Prasarana
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

Rumah Sakithttps://galihendradita.wordpress.com/2019/06/02/panduan-pengelolaan-
sarana-dan-prasarana-rumah-sakit/

Wikipedia, 19 maret 2022, rumah sakit https://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_sakit


24

PERTANYAAN

1. Pernyataan mana tentang Rekam Medik (RM) yang tidak benar ?


a. Pemaparan isi RM hanya boleh dilakukan oleh dokter yang merawat
pasien dan seizing pasien.
b. Pimpinan sarana pelayanan kesehatan bertanggungjawab atas rusak
dan pemalsuanRM.
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

c. Pimpinan sarana kesehatan dapat memaparkan isi RM tanpa izin


pasien berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Pembetulan kesalahan dapat dilakukan dengan mencoret bagian yang
salah danmemberi paraf.
e. Kesalahan isi RM dapat diperbaiki dengan melakukan penghapusan
2. Berikut merupakan informasi (penjelasan) yang terdapat didalam Informed
Consent,kecuali?
a. Jenis tindakan medik
b. Resiko
c. Manfaat dan kerugian
d. Biaya
e. Alternatif tindakan lain
3. Yang bukan termasuk manfaat informed consent adalah sebagai berikut?
a. Mencegah penipuan atau paksaan
b. Merangsang profesi medis untuk introspeksi
c. Mengajukan keputusan yang tidak rasional
d. Melibatkan masyarakat memajukan prinsip autonomi
e. Pengawasan dalam penelitian biomedik
25

4. Jangka waktu penyimpanan rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit
adalah?
a. Satu Tahun
b. Dua Tahun
c. Tiga Tahun
d. Empat Tahun
e. Lima Tahun
5. Tenaga kesehatan menurut PP No.32 Tahun 1996 adalah sebagai berikut,
kecuali?
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

a. Tenaga gizi
b. Tenaga keperawatan
c. Tenaga medis
d. Tenaga kefarmasian
e. Tenaga administrasi medis
6. Berikut merupakan syarat sah perjanjian yang diatur didalam Undang-
Undang, kecuali?
a. Adanya kesepakatan kedua belah pihak
b. Cakap menurut hukum
c. Bersifat terbuka
d. Adanya hal tertentu yang diperjanjikan
e. Sebab yang halal
7. Bila dokter telah mendapat surat izin praktik, pada waktu menerima pasien
danmenyetujui untuk mengobatinya secara hukum sesungguhnya telah
terjadi?
a. Persetujuan perikatan
b. Perjanjian hubungan pasien
c. Transaksi terapeutik
d. Ikatan hubungan dokter-pasiene.
26

e. Semua yang disebut di atas benar


8. Fungsi utama sarana dan prasarana, Kecuali?
a. Dapat mempercepat proses pelasanaan pekerja,an sehingga mampu
menghemat waktu
b. Serta meningkatkan produktivitas baik barang maupun jasa
c. Hasil kerja lebih berkualitas serta menjamin
d. Tidak menjamin kualitas yg baik
e. Membuat ketetapan susunan stabilitas pekrja lebih nyaman
9. Fasilitas medis yang lebih kecol yang hanya melayani keluhan tertentu ?
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

a. Rumah sakit umum


b. Rumah sakit terspesialisasi
c. rumah sakit pendidikan
d. Rumah sakit lembaga
e. Klinik
10. Pelayanan yang baik dan bermutu secara berkesinabungan pada dasarnya
merupakan penyelengaraan secara menyeluruh pada pasal ?
a. Pasal 1
b. Pasal 2
c. Pasal 3
d. Pasal 4
e. Pasal 4
11. Hak hak asasi pasien adalah hak hak yang sangat fundamental yang dimiliki
pasien sebagai seorang mahluk tuhan terutama yang dimaksud dalam pasal ?
a. Pasal 9
b. Pasal 10
c. Pasal 11
d. Pasal 12
e. Pasal 13
27

ANGGOTA KELOMPOK 3

1. AISAH
2. WIDYA ASTUTI
3. FATHIHATUL FAIDAH
4. PUTRI MAHARANI
5. IKA NURMARLINA
6. NURLAILA
7. LINDA YULIANTI
8. NUR AJHARI
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT

9. MIRATIL HAYAT

Anda mungkin juga menyukai