RUMAH SAKIT
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb
’’ETIKOLEGAL’’ .
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan …………………………………………………………......
B. Saran ……………………………………………………………….....
3
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Etika Menurut K. Berten, kata “etika” berasal dari bahasa yunani kuno, yakni
ethos (bentuk kata tunggal) atau ta etha (bentuk kata jamak). Ethos berarti tempat
tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan atau adat, akhlak, watak, perasaan, sikap,
dan cara berpikir.
Sedangkan kata ta etha berarti adat kebiasaan. Namun, secara umum etika
dimengerti sebagai ilmu apa yang biasa kita lakukan. Dalam kamus umum bahasa
Indonesia (W.J.S Poerwandaminto, 2002) merupakan ilmu pengetahuan tentang asas -
asas akhlak (moral). Pengertian lain lagi mengenai etika dari Prof. DR. FRANZ
Magniz Suseno. Ia memberi pengertian bahwa etika adalah ilmu yang mecari
orientasi (ilmu yang member arah dan pijakan pada tindakan manusia).
Apabila manusia memiliki orientasi yang jelas, ia tidak akan hidup dengan
sembarang cara atau mengikuti berbagai pihak tetapi ia sanggup menentukan
nasibnya sendiri. Dengan demikian, etika dapat membantu manusia untuk
bertanggung jawab atas kehidupannya.
orang dalam mengatur tingkah lakunya. Kedua, etika kumpulan asas – asas akhlak
(moral) atau semacam kode etik. Ketiga, etika merupakan ilmu tentang apa yang baik
dan yang buruk.
Hal ini terjadi apabila nilai - nilai, norma - norma moral, asas - asas akhlak
(moral), atau kode etik yang terdapat dalam kehidupan suatu masyarakat menjadi
bahan refleksi (pemikiran) secara menyeluruh (holisti), sistematis, dan metodis. Etika
merupakan pemikiran kritis tentang berbagai ajaran dan pandangan moral.
Etika sering disebut filsafat moral, karena berhubungan dengan adat istiadat,
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT
norma - norma, dan nilai - nilai yang menjadi pegangan dalam suatu kelompok atau
seseorang untuk mengatur tingkah laku
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Etik berasal dari kata Yunani “Ethos”, yang berarti “yang baik, yang layak”.
Etik merupakan norma-norma, nilai-nilai atau pola tingkah laku kelompok profesi
tertentu dalam memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat.
(MKEK), yang dibentuk oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan apabila perlu
diteruskan kepada Panitia Pembinaan Etika Kedokteran (P2EK), yang
dibentuk oleh Kementerian Kesehatan (KEMKES). Pelanggaran hukum
diselesaikan melalui pengadilan.
6. Penyelesaian pelanggaran etik tidka selalui disertai bukti fisik. Penyelesaian
pelanggaran hukum memerlukan bukti fisik.
Rumah sakit adalah sarana kesehatan sebagai kesatuan sosial ekonomi, bukan
merupakan kompilasi dari kode etik profesi penyelenggara pelayanan kesehatan,
namun mengandung unsure dari etika profesi masing-masing penyelenggara, baik
yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat.
Etika rumah sakit adalah etika terapan (applied ethics) atau etika praktis
(practical ethics), yaitu moralitas atau etika umum yang diterapkan pada isu-isu
praktis, seperti perlakuan terhadap etnik-etnik minoritas, keadilan untuk kaum
perempuan, penggunaan hewan untuk bahan makanan atau penelitian, pelestarian
lingkungan hidup, aborsi, euthanasia, kewajiban bagi yang mampu untuk membantu
7
yang tidak mampu dan sebagainya. Jadi, etika rumah sakit adalah etika umum yang
diterapkan pada operasional rumah sakit.
Etika memiliki arti yang berbeda-beda jika dilihat dari sudut pandang
pengguna yang berbeda. Bagi ahli falsafah etika adalah ilmu atau kajian formal
tentang moralitas. Bagi praktisi profesional termasuk dokter dan tenaga kesehatan
lainnya, etika berarti kewajiban dan tanggung jawab untuk memenuhi harapan profesi
dan masyarakat, serta bertindak dengan cara-cara yang profesional. Bagi pimpinan
ataupun pemilik rumah sakit, etika seharusnya berarti kewajiban dan tanggung jawab
khusus terhadap pasien dan klien lain terhadap organisasi dan petugas, terhadap diri
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT
sendiri dan profesi, terhadap pemerintah dan pada tingkat akhir walaupun tidak
langsung terhadap masyarakat. Kriteria wajar, jujur, adil, profesional dan terhormat
juga berlaku untuk petugas lain di rumah sakit.
Etika rumah sakit adalah suatu etika praktis yang dikembangkan untuk rumah
sakit sebagai suatu institusi , dan ada pada waktu yang hampir bersamaan dengan
kehadiran etika biomedis. Atau dapat juga dikatakan etika institusional rumah sakit
adalah pengembangan dari etika biomedika (bioetika), karena masalah-masalah atau
dilema etika yang baru sama sXli sebagai dampak atau akibat dari penerapan
kemajuan pesat ilmu dan teknologi biomedis justru terjadi di rumah sakit, seperti
transplantasi organ.
Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit (KEHRS) dapat dikatakan sebagai suatu badan
yang secara resmi dibentuk dengan anggota dari berbagai disiplin perawatan
kesehatan dalam rumah sakit yang bertugas untuk menangani berbagai masalah etik
yang timbul dalam rumah sakit. KEHRS dapat menjadi sarana efektif dalam
mengusahakan saling pengertian antara berbagai pihak yang terlibat seperti dokter,
8
pasien, keluarga pasien dan masyarakat tentang berbagai masalah etika hukum
kedokteran yang muncul dalam perawatan kesehatan di rumah sakit.
RSUD Jakarta telah membentuk KEHRS yang dinyatakan dalam struktur organisasi
rumah sakit dan keanggotaan komite ini diangkat oleh direktur rumah sakit.
Keanggotaan KEHRS di RSUD Jakarta meliputi berbagai disiplin ilmu, seperti
dokter, perawat, ahli psikologi, petugas administratif rumah sakit.
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT
Menurut Dr. Galih endradita M (2019, Sarana adalah segala sesuatu yang
dapat dipakai sebagai alat dan bahan untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu
proses produksi. Sementara prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan
penunjang utama terselenggaranya produksi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI menyatakan bahwa sarana adalah
segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan.
Dan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek).
Fungsi sarana dan prasarana tentu berbeda berdasarkan ruang lingkup penggunaannya
masing-masing. Misalnya, sarana dan prasarana transportasi berbeda dengan
kesehatan.
Tetapi mempunyai suatu tujuan yang sama yaitu tujuan untuk mencapai hasil yang di
harapkan sesuai dengan rencana. Berikut adalah fungsi utama sarana dan prasarana,
yaitu :
menghemat waktu.
Serta meningkatkan produktivitas baik barang maupun jasa.
Hasil kerja lebih berkualitas serta terjamin.
Dapat lebih sederhana atau memudahkan dalam gerak para pengguna atau
pelaku.
Membuat ketetapan susunan stabilitas pekerja lebih terjamin.
Dapat menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan.
Dan menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan yang
mempergunakannya.
Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah ditemui di suatu
negara, dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif ataupun
jangka panjang. Rumah sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah
10
plastik, ruang bersalin, laboratorium, dan sebagainya. Tetapi kelengkapan fasilitas ini
bisa saja bervariasi sesuai kemampuan penyelenggaranya.
Rumah sakit yang sangat besar sering disebut medical center (pusat kesehatan),
biasanya melayani seluruh pengobatan modern. Sebagian besar rumah sakit di
Indonesia juga membuka pelayanan kesehatan tanpa menginap (rawat jalan) bagi
masyarakat umum (klinik). Biasanya terdapat beberapa klinik/poliklinik di dalam
suatu rumah sakit.
Jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah sakit manula, atau
rumah sakit yang melayani kepentingan khusus seperti (rumah sakit jiwa), rumah
sakit penyakit khusus seperti pernapasan atau kanker, dan lain-lain.
tersebut. Alasan pendirian bisa karena penyakit yang berkaitan dengan kegiatan
lembaga tersebut (misalnya rumah sakit militer, lapangan udara), bentuk jaminan
sosial/pengobatan gratis bagi karyawan, atau karena letak/lokasi perusahaan yang
terpencil/jauh dari rumah sakit umum. Biasanya rumah sakit lembaga/perusahaan di
Indonesia juga menerima pasien umum dan menyediakan ruang gawat darurat untuk
masyarakat umum.
5. Klinik
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT
Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu. Biasanya
dijalankan oleh lembaga swadaya masyarakat atau dokter-dokter yang ingin
menjalankan praktik pribadi. Klinik biasanya hanya menerima rawat jalan. Bentuknya
bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut poliklinik.
Sebuah klinik (atau rawat jalan klinik atau klinik perawatan rawat jalan) adalah
fasilitas perawatan kesehatan yang dikhususkan untuk perawatan pasien rawat jalan.
Klinik dapat dioperasikan, dikelola dan didanai secara pribadi atau publik, dan
biasanya meliputi perawatan kesehatan primer kebutuhan populasi di masyarakat
lokal, berbeda dengan rumah sakit yang lebih besar yang menawarkan perawatan
khusus dan mengakui pasien rawat inap untuk menginap semalam.
Pasal 1
Pengertian rumah sakit disini adalah sarana kesehatan sebagai kesatuan sosial
ekonomi, bukan merupakan kompilasi dan kode etik profesi penyelenggara pelayanan
kesehatan, namun mengandung unsur dan etika profesi masing-masing
penyelenggara, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat.
Pasal 2
12
Tanggung jawab umum rumah sakit merupakan kewajiban pimpinan rumah sakit
menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai permasalahan¬-permasalahan peristiwa,
kejadian dan keadaan di rumah sakit.
Tanggung jawab khusus muncul jika ada anggapan bahwa rumah sakit telah
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT
melanggar kaidah-kaidah, baik dalam bidang hukum, etik, maupun tata tertib atau
disiplin.
Pasal 3
Pasal 4
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT
Rumah sakit wajib menjaga dan melindungi kerahasiaan catatan dan rekaman
medik serta keterangan-keterangan non medik pasien lainnya. Hal ini erat kaitannya
dengan hak menengok dan hak milik data medik pasien.
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
(hospitals without walls). Dengan demikian rumah sakit harus lebih membuka din
terhadap upaya-upaya sosial ekonomi masyarakat.
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Hak-hak asasi pasien adalah hak-hak yang sangat fundamental yang dimiliki
pasien sebagai seorang mahluk Tuhan, terutama yang dimaksud dalam pasal ini
menyangkut hak-hak yang berkaitan dengan pelayanan rumah sakit, yang dalam hal
ini ada dua hak dasar pasien, yaitu:
Hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan yang bermutu,
sesuai Dengan standar profesi kedokteran dan standar profesi keperawatan.
15
Hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Dan kedua hak dasar ini dapat diturunkan
hak-hak pasien lainnya seperti hak untuk memperoleh informasi mengenai
kesehatan/penyakitnya, hak untuk memilih rumah sakit, hak untuk memilih dokter,
hak untuk meminta pendapat dokter lain (sebagai second opmion), hak atas privacy
dan atas kerahasiaan pribadinya, hak untuk menyetujui atau menolak tindakan atau
pengobatan yang akan dilakukan oleh dokter, dan lain-lain, kecuali yang dianggap
bertentangan dengan undang-undang, dengan nilai-nilai agama, moral dan dengan
nilai-nilai Pancasila, seperti tindakan “eutanasia”, aborsi tanpa indikasi medik dan
lain sebagainya tidak bisa dibenarkan.
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Dengan kata lain pasien mempunyai hak untuk tidak diobati dan dirawat tanpa
persetujuannya.
Pasal 12
Pasal 13
Tugas penting rumah sakit ialah membina iklim manajerial yang kondusif
bagi pendidikan dan pelatihan kepribadian karyawan. Hal ini pada dasarnya menandai
corak pelayanan mmah sakit sebagai satu kesatuan, baik dalam hubungan internal
maupun eksternal, satu dan lain dalam upaya mmah sakit memproteksi kepentingan
pasien khususnya dan khalayak ramai umumnya. Dalam hal memenuhi kewajiban
rumah sakit terhadap pimpinan rumah sakit, maka sebagai pihak rumah sakit
bertindak pemilik rumah sakit atau wakilnya. Sedangkan dalam hal memenuhi
kewajiban rumah sakit terhadap staf dan karyawan, maka yang bertindak sebagai
fihak rumah sakit adalah pimpinan/direktur mmah sakit.
Pasal 14
Cukup jelas
17
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Ciri-ciri rumah sakit modern adalah, selain padat karya juga semakin padat
modal, padat teknologi bahkan padat perubahan dan penyesuaian sehingga unsur
sumber daya manusia senantiasa perlu diprogram demi peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit.
Pasal 17
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT
Pasal 18
pada karyawan, faktor-faktor biologik, fisik, kimia dan sebagainya yang dapat
mengancam kesehatan para karyawan. Semua ini merupakan kewajiban manajemen
rumah sakit untuk melakukan pencegahannya lewat berbagai cara.
dewan pembina dan pimpinan eksekutif dan rumah sakit, lewat penerapan prinsip-
prinsip manajemen yang obyektif dan profesional. Berbagai persyaratan dan kriteria
personalia keanggotaan dan badan-badan yang memiliki pemilik rumah sakit, dewan
penyantun/dewan pembina dan pimpinan eksekutif harus ditetapkan secara ketat, juga
masa baktinya perlu dibatasi guna mencegah terjadinya ekses-ekses yang tidak
dikehendaki
Pasal 20
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Organisasi Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit (KERS), suatu badan yang secara
resmi dibentuk dengan anggota dari berbagai disiplin profesi kesehatan dalam rumah
sakit yang bertugas untuk menangani berbagai masalah etik dan hukum yang timbul
dalam rumah sakit.
Pelayanan kesehatan yang baik, bermutu, profesional, dan diterima pasien harus
dengan nilai nilai etik profesi dan etik organisasi profesi rumah sakit yang merupakan
tujuan utama pelayanan rumah sakit. hal ini sering tidak dilakukan, Meskipun rumah
sakit telah dilengkapi dengan tenaga dokter yang profesional, perawat profesional,
dan sarana penunjang yang lengkap, namun penerapan etik dan norma tidak
diterapkan maka rasa ketidakpuasan pasien akan pelayanan rumah sakit akan tetap
muncul kepermukaan.
22
B. Saran
Kami tentu menyadari masih terdapat banyak kekuarangan dan kesalahan dari
makalah yang kami buat, kami meminta kritikan dan saran yang membangun
sehingga makalah yang kami buat kayak untuk di jadikan sumber pelajaraan.
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT
23
DAFTAR PUSTAKA
Adranzi, 29 maret 2018, Komedi etik dan manajamen etis rumah sakit
https://www.adzanri.com/2018/03/komite-etik-dan-manajemen-etis-rumah.html
Dr. galih endradita M, 24 desember 2018, Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit
https://galihendradita.wordpress.com/2018/12/24/komite-etik-dan-hukum-rumah-
sakit/
Dr. galih endradita M, 2 june 2019, Panduan Pengelolaan Sarana dan Prasarana
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT
Rumah Sakithttps://galihendradita.wordpress.com/2019/06/02/panduan-pengelolaan-
sarana-dan-prasarana-rumah-sakit/
PERTANYAAN
4. Jangka waktu penyimpanan rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit
adalah?
a. Satu Tahun
b. Dua Tahun
c. Tiga Tahun
d. Empat Tahun
e. Lima Tahun
5. Tenaga kesehatan menurut PP No.32 Tahun 1996 adalah sebagai berikut,
kecuali?
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT
a. Tenaga gizi
b. Tenaga keperawatan
c. Tenaga medis
d. Tenaga kefarmasian
e. Tenaga administrasi medis
6. Berikut merupakan syarat sah perjanjian yang diatur didalam Undang-
Undang, kecuali?
a. Adanya kesepakatan kedua belah pihak
b. Cakap menurut hukum
c. Bersifat terbuka
d. Adanya hal tertentu yang diperjanjikan
e. Sebab yang halal
7. Bila dokter telah mendapat surat izin praktik, pada waktu menerima pasien
danmenyetujui untuk mengobatinya secara hukum sesungguhnya telah
terjadi?
a. Persetujuan perikatan
b. Perjanjian hubungan pasien
c. Transaksi terapeutik
d. Ikatan hubungan dokter-pasiene.
26
ANGGOTA KELOMPOK 3
1. AISAH
2. WIDYA ASTUTI
3. FATHIHATUL FAIDAH
4. PUTRI MAHARANI
5. IKA NURMARLINA
6. NURLAILA
7. LINDA YULIANTI
8. NUR AJHARI
ETIKA dan HUKUM RUMAH SAKIT
9. MIRATIL HAYAT