Anda di halaman 1dari 10

Etika dan Ilmu Pengatahuan

Tugas Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Dosen pengampu : Ahmad Habibi, M.Hum

Di Susun Oleh:

Della (1915018)

Alfarobi (19150)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN


ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK


BANGKA BELITUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sang penguasa hati dan kehidupan hamba-hamba-
Nya. Dengan perkenan dari-Nya lah kami sanggup menyelesaikan makalah tentang “Etika dan
Ilmu Pengatahuan” dengan lancar.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran agar dapat membangun
sebagai bahan masukan supaya makalah ini lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat, dan
menambah khazanah keilmuwannya untuk kita semua.

Bangka, 26 September 2021


DAFTAR ISI

Kata pengantar.........................................................................................................

Daftar isi....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
A. Etika dalam filsafat Ilmu................................................................................
B. Ilmu Pengatahuan dalam filsafat Ilmu...........................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat adalah salah satu pembahasan yang menarik untuk disimak. Bukan tanpa alasan,
filsafat melahirkan pemikiran-pemikiran tentang berbagai macam hal dengan pendekatan yang
lebih dalam dan bermakna. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pemikiran-pemikiran bijak para
ahli seperti Socrates, Pluto, Immanuel Kant, dan lainnya. Tidak dipungkiri, bagi sebagian orang
filsafat dipandang sebagai suatu hal yang membosankan dan berbelit-belit. Namun, bagi
sebagaian orang lainnya, cara berpikir dalam filsafat sangat membuka wawasan. Bahkan
pemikiran-pemikiran dasar yang dikemukakakn para filsuf zaman dahulu masih menjadi rujukan
dalam melihat berbagai permasalahan didunia modern ini.
Menurut Immanuel Kant bahwa filsafat adalah dasar dari seluruh ilmu pengatahuan yang
meliputi banyak hal. Mulai dari isu epistemology atau filsafat pengatahuan dan berperan untuk
menjawab pertanyaan tentang apa yang manusia ketahui. Filsafat ilmu berbeda dengan ilmu
filsafat. Perbedaan itu dapat dilihat dari definisnya. Menurt salah satu tokoh yaitu Commy
Semiawan filafat ilmu yang memplajari tentang kedudukan ilmu. Dimana filsafat sebagai strata
tertinggi dari cabang-cabang ilmu yang lain. Secara umum memang filsafat ilmu berisi
pemikiran terhadap permasalahan yang kompleks. Banyak dari hasil pemikiran filsafat berasal
dari aspek kehidupan manusia itu sendiri.
Dilihat dari objek kajiannya, objek kajian ilmu filsafat adalah semesta atau semua yang
ada disekitar manusia rdalam arti yang seluas-luasnya. Sedangkan objek kajian filsafat ilmu
adalah ilmu yang diperoleh manusia baik yang bersifat ilmiah maupun tidak. Selain itu,
perbedaan juga ditemukan pada sudut pandang atau pendekatan yang dipakai. Ilmu filsafat
pendekatannya bersifat integral yang artinya ilmu filsafat tidak hanya mengkaji dari satu sudut
pandang saja tetapi menyeluruh sedangkan filsafat ilmu pendekatannya disesuaikan dengan
kajian ilmunya maing-masing.
Dalam filsafat ilmu banyak point-point yang dibahas, salah satunya mengenai etika dan
ilmu pengatahuan. Etika adalah cabang dari filsafat yang membicarakan tentang nilai baik dn
buruk. Etik disebut juga dengn filsafat moral. Dimana etika bersifat kritis dan rasional. Adapun
pendapat tentang etika “The tern ethics is used inthree different but related ways, signifying 1) a
general pattern or way of life, 2) a set rules of conduct or moral code, 3) inquiry about of
conduct” (Edwards, Encylopedia of Philosophy: 81). Ilmu pengatahuan pada dasarnya lahir dan
berkembang sebagai konsekuensi dari usaha-usaha manusia baik untuk memahami realita
kehidupan dan alam semesta maupun untuk menyelesaikan permasalahan hidup yang dihadapi,
serta menegmbangkan dan melestarikan hasil yang sudah dicapai sebelumnya. Adapun dalam
ilmu pengatahuan berupaya mengungkapkan realitas sebagaimana adanya, etika dan moral pada
dasarnya adalah petnjuk tentang apa yang seharusnya dilakukan manusia. Dengan demikian kami
dari kelompok 13 akan membahas lebih lanjut mengenai etika dan ilmu pengatahuan dlam
filsafat ilmu dalam makalah yang berjudul” Etika dan Ilmu Pengatahuan”.
B. Rumusan masalah
a. Bagaimana etika dalam filsafat ilmu ?
b. Bagaimana ilmu pengatahuan dalam filsafat ilmu ?
C. Tujuan
a. Mengatahui etika dalam filsafat ilmu
b. Mengatahui ilmu pengatahuan dalam filsafat ilmu
BAB II
PEMBAHASAN

A. Etika dalam Filsafat Ilmu

1 .Pengertian Etika
Etika dalam bahasa Inggris yaitu Ethict dan didalam bahasa Yunani yaitu Ethica dimana
secara Etimologi berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ethos dalam hal ini memiliki makna
tunggal yaitu kebiasaan,adat,akhlak,perasaan,sikap dan cara berpikir. Sedangkan dalam bahasa
sangsengkerta yaitu terdiri dari dari su dan sila. Dimana makna su itu sendiri yaitu bagus indah
dan cantik, sedangkan sila itu sendiri memiliki makna adab, kelakuan dan perbuatan yang baik,
sopan dan santun. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa kesusilaan adalah adab yang baik dan
tingkah laku yang bagus sesuai dengan kaidah-kaidah, norma-norma dan praturan yang berlaku.1
Sedangkan didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa etika dapat dibedakan
dalam tiga makna yaitu:
a. Ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak kewajiban moral.
b. Kumpulan asas nilai yang berkenaan dengan akhlak seseorang.
c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan ataupun masyarat.
Dalam hal ini dapat jelaskan bahwa etika memiliki makna sebagai ilmu, dimana ilmu
tentang filsafat ilmu moral, tidak mengenai fakta tetapi berkaitan dengan nilai-nilai, tidak
mengenai tindakan manusia tetapi tentang ide atau pemikirannya.2

2. Etika dalam pandangan ilmu


Etika merupakan salah satu penunjang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dengan baik,
etika bisa memberikan warna yang baik dalam hal pencapai untuk ilmu pengetahuan itu sendiri.
Etika sangat menjunjung tinggi tegaknya nilai-nilai kemanusiaan, kejujuran dan keadilan,
sehingga bisa dijadikan pijakan berprilaku yang baik dan benar. Menurut imam al ghazali
menjelaskan bahwa etika merupakan keadaan bersifat batin, dimana akan terlahirkan perbuatan
yang tanpa berpikir dan tanpa dihitung resikonya yang dianut oleh masyarakat.3

1
Farid Wajdi,Suhrawadi k Lubis,ETIKA PROFESI HUKUM (Jakarta: Sinar Grafika, 2019) hlm.1
2
K Bertens, ETIKA (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1993) hlm 5
3
Zainuddin Ali, Filsafat Ilmu (Jakarta: Sinar Grafika,2006) hlm.79-80
3. Perbedaan antara etika dan moral dengan akhlak
Dalam pandangan seseorang masih banyak kekeliruan dalam memaknakan antara etika dan
moral dengan akhlak, dalam hal ini masih banyak mereka beranggapan bahwa etika dan moral
dengan akhlak itu maknanya sama pada hakikatnya keduanya memiliki makna yang berbeda.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia itu sendiri Akhlak dapat diartikan sebagai Budi pekerti
atau kelakuan. Sedangkan diartikan dalam bahasa Arab bahwasanya akhlak merupakan tabiat,
perangai dan juga kebiasaan.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bawa Akhlak merupakan sebuah perlakuan ataupun Tabiat
seseorang dalam menjalankan kehidupan sedangkan etika sendiri merupakan sebuah ilmu yang
berkaitan dengan adab dan tingkah laku. Dari ini bisa simpulkan bahwa antara moral dan etika
dengan akhlak itu ada perbedaan seperti kita ketahui maknanya.4

a. Ilmu Pengatahuan dalam Filsafat Ilmu


1. Hakikat Ilmu Pengatauhuan
Hakikat ilmu pengatahuan adalah sebuah realitas. Ada 3 objek yang menjadi objek
pemikiran filsafat yaitu alam fisik, manusia dan Tuhan. Klasrifikasi ilmu pengatahuan menurut:
a) Aristoteles (374-322 SM) mengklarifikasikan ilmu sebagai alat (logika) dan ilmu
sebagai tujuan (dibagi dalam 2 bagian besar) yaitu ilmu teoritis (fisika,
matematika dan meta fisika) dan ilmu praktis (etika, ekonomi, dan politik).
Klarifikasi Aristoteles ini dipakai filosof Islam seperti al-Farabi, al-Kindi dan
Ibnu Sina sebagai dasar klasifikasi ilmu yang dikembangkannya. Pada zaman pertengahan ilmu
yang diterima dan berkembang yaitu ilmu trivum (grammar, dialetika dan retorika) dan
quadrivium (aritmetik, geometri, musik dan astronomi). Pada zaman modern, konsep klasifikasi
ilmu yang bertolak dari ilu empiris semakin berkembang. Wilhelm Dilthey (1833-1911) dan
Wilhelm Windelband (1848-1915) mencetuskan teori diktonomi antara disiplin sains (ilmu
pengatahuan alam) dengan disiplin ilmu kemanusiaan dan sastera, dengan demikian ilmu dibagi
2 yaitu sains dan seni. Para filsafat islam sepperti al-Farabi, al-Kindi, Ibnu Sina, dan lainnya
menyusun klasifikasi dan hirarki ilmu pengatahuan tersendiri yang berpegang pada al-qur’an.
b) Al-Kindi (796-873 M) mengklasifikasikan ilmu ada 2 jenis yaitu ilmu teoritis
(fisika, matematika, dan metafisika) dan ilmu praktis (etika, ekonomi dan politik).

4
Ibid
c) Ibnu Sina (980-950 M) mengklasifikasi ilmu yaitu ilmu teoritis dan ilmu praktis.
d) Al-Farabi (878-950) mengklasifikasikan ilmu itu ada 6 yaitu bahasa, logika,
matematika, fisika, metafisika, dan masyarakat.
Sifat ilmu pengatahuan dikenal ada 3 macam yaitu sifat saintifik, humanistik serta
holistik. Ilmu pengatuhuan membahas secara mendalam mengenai 3 hal yaitu sumber ilmu
pengatahuan,metode ilmu pengatahuan serta kebenaran ilmu pengatahuan.5
2. Sumber Ilmu Pengatahuan
Mengenai sumber ilmu pengatahauan, tradisi filsafat barat mewarisi 2 aliran yaitu
rasionalisme yang memeberi tekanan pada akaldan empirisme yang menganggap sumber
pengatahuan yang pertama adalah pengalaman indrawi manusia. Kedua macam sumber ilmu
pengatahuan itu, adalah akal dan indera yang dimiliki manusia. Disamping itu ada pula
pengatahuan yang bersumber Tuhan yang disebut pengatahuan wahyu. Adapun golongan ilmu
pengatahuan yaitu:
a. Ilmu yang diperoleh manusia
Melalui akal dan pengalaman inderawi. Ilmu melalui akal disebut
conceptual knowladge dan ilmu melalui pada inderawi disebut perceptual
knowladge. Keduanya disebut ilmu aqli.
b. Ilmu wahyu
Yaitu ilmu naqli yang bersumber dari Allah swt., seperti tauhid, fiqh,
ushuluddin dan lainnya. Kalau ilmu aqli bertujuan memudahkan manusia
menjalankan peranannya yaitu fardhu kifayah sedangkan ilmu naqli
bertujuan menyempurnakan tugas manusia sebagai hamba Allah swt.,
yaitu fardhu ‘ain.6
3. Metode ilmu pengatahuan
Ilmu –ilmu rasional dipakai metode apriori dan deduksi sedangkan untuk ilmu
empiris dipakai metode aposteriori dan induksi. Pengatahuan yang diperoleh secara deduktif
aprioris adalah pengatahuan yang mutlak tetapi tidak baru sedangkan pengatahuan yang
diperoleh secara induktif-aposterioris adalah pengatahuan yang baru tetapi tidak mutlak.
a. Metode deduktif

5
Darwis A. Soelaiman, Filsafat Ilmu Pengatahuan Perspektif Barat dan Islam, (Aceh: Bandar Publishing, 2019)., hal.
40-42
6
Suaedi, Pengantar Filsafat Ilmu, (Bogor: IPB Press, 2016)., hal. 7
Suatu proses berpikir yang bertolak dari hal-hal yang abstrak kepada yang
konkrit dari pertanyaan yang bersifat umum ke pertanyaan yang bersifat
konkret menggunakan logika konkret. Menurut Aristoteles serangkaian
pertanyaan disebut silogisme yang terdiri atas premis mayor, minor dan
kesimpulan.
b. Metode induktif
Francis Bacon menggunakan metode induktif dalam mengatahui sesuatu. Ia
yakin bahwa seorang peneliti dapat membuat kesimpulan umum berdasarkan
fakta yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung. Metode induktif
dimulai dari bukti-bukti yang khusus kemudian dapat ditarik kesimpulan yang
bersifat umum. Perbedaan antara metode deduktif dan induktif dapat dilihat
dari logika berpikir.7
Sesuai dengan cara kerjanya maka peengatahuaj ilmiah memiliki ciri-ciri objektif,
rasional, sistematis dan generilisasi.
4. Kebenaran Ilmu Pengatahuan
Mengenai kebenaran pengatahuan telah dipersoalkan sejak masa filsafat yunani
klasik. Plato mengatakan bahwa pengatahuan yang diperoleh adalah pengatahuan yang semu
sedangkan pengatahuan yang benar adalah dengan akal yang disebut idea. Menurut penganut
empirisme mengatakan bahwa pengatahuan yang benar adalah yang diperoleh dengan
perantaraan pancaindera sedangkan pengatahuan yang diperoleh dengan akal hanyalah pendapat
saja. Dari prinsip barat dikenal 3 macam teori yaitu teori kebenaran, korespondensi dan
pragmatik.8

7
Welhendri Azwar Muliono, Filsafat Ilmu Cara Mudah Memahami Filsafat Ilmu, (Jakarta: Kencana, 2019)., hal. 151
8
Drs. Pauls Wahana, Filsafat Ilmu Pengatahuan, (Yogyakarta: Pustaka Diamond, 2016., hal. 140

Anda mungkin juga menyukai