Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

FILSAFAT NILAI: ETIKA DAN ESTETIKA

Diajukan untuk memenuhi Tugas Perkuliahan Filsafat Ilmu dan Metode Penelitian

Dosen: Dr.Ansar Tohe,M.Fil.I

DISUSUN OLEH

RUSLAN ILYAS, S.S

NIM. 22021008

PASCA SARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

TAHUN 2022-2023
2
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang tidak terhingga kami haturkan kepada Allah SWT,Tuhan yang

Maha segalanya,Tuhan yang telah melimpahkan rahman dan Rahim-Nya kepada

kita semua,dan Alhamdullah atas Izin-Nya jualah,makalah dengan Judul” Makna

Filsafat: Etika dan Estetika dapat kami susun sesuai tugas yang diberikan.

Ucapan terima kasih buat Bapak DR.Ansar Tohe,M.Fil.I,atas arahan dan bimbingan

kepada kami,dan juga kepada teman-teman yang telah ikut andil dalam memberikan

ide maupun gagasan terkait sistimatika penyusunan makalah ini.

Sebagai Insan yang memiliki keterbatasan, tentu kami sadari bahwa makalah ini,

masih jauh dari kesempurnaan,untuk itu masukan yang bersifat membangun sangat

kami harapkan,semoga makalah ini dapat memberikan nilai tambah dalam

menunjang pengetahuan kita tentang Ilmu Filsafat, Aamiin.

Ternate,1 November 2022

Hormat kami,

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
A. Makna Filsafat Nilai................................................................................................................ 3
B. Pengertian Etika..................................................................................................................... 4
C. Jenis-Jenis Etika ..................................................................................................................... 5
D. Manfaat Etika........................................................................................................................ 6
E. Pengertian Estetika ................................................................................................................ 7
F. Jenis-Jenis Estetika ................................................................................................................. 9
G. MANFAAT ESTETIKA ............................................................................................................ 13
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Al-Quran banyak yang menyinggung tentang menggunakan akal fikiran untuk

digunakan berfikir tentang keberadan alam, dan semua yang diciptakan Allah, Allah

memerintahkan untuk berfikir terhadap ciptaan-Nya supaya bisa mengetahui akan

kebesaran dan kekuasaan Allah yang begitu sangat besar. Oleh karenanya maka

timbullah ilmu yang berhubungan dengan akal fikiran yakni ilmu filsafat. Lapangan

filsafat sendiri ada tiga yaitu Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi.

Umat manusia dalam kegiatannya sejak dahulu kala hingga dewasa ini pada

umumnya mendambakan segala sesuatu yang benar, yang baik, dan yang indah.

Hal yang benar, hal yang baik, dan hal yang indah itu sebagai objek pemikiran tidak

lain adalah ide-ide kebenaran, kebaikan, dan keindahan. Ketiga ide itu pada

umumnya menjadi dasar atau ukuran bagi seseorang dalam melakukan

pertimbangan-pertimbangan. Pertimbangan-pertimbangan manusia tertuju pada

segala hal yang ada di dunia ini, hingga tercapai satu kebahagiaan hakiki. Dalam

konsep Islam bila kita menginginkan kebahagiaan dunia akhirat maka harus dengan

ilmu. Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu.

Ilmu tidak bebas nilai. Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus

disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat; sehingga nilai

kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya

meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malahan menimbulkan

bencana.

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah sebagaimana diuraikan diatas, Penyusun

membuat rumusan masalah sebagai berikut;

1
1. Apa makna Aksiologi (filsafat Nilai) ?

2. Bagaimana pengertian Etika dan Estetika ?

3. Apa jenis dan Manfaat Etika dan estetika ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan Penulisan makalah ini adalah;

1. Untuk mengetahui makna Aksiologi( filsafat nilai)

2. Untuk mengetahui pengertian Etika dan Estetika

3. Untuk mengetahui jenis dan manfaat Etika dan Estetika

BAB II

PEMBAHASAN

2
A. Makna Filsafat Nilai

Filsafat nilai yang dikenal dengan aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata

Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai atau wajar. Sedangkan logos yang berarti

ilmu.1 Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Menurut John Sinclair, dalam lingkup

kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, social

dan agama. Sistem mempunyai rancangan bagaimana tatanan, rancangan dan

aturan sebagai satu bentuk pengendalian terhadap satu institusi dapat terwujud.

Menurut Richard Bender : Suatu nilai adalah sebuah pengalaman yang memberikan

suatu pemuasan kebutuhan yang diakui bertalian dengan pemuasan kebutuhan

yang diakui bertalian, atau yang menyumbangkan pada pemuasan yang demikian.

Dengan demikian kehidupan yang bermanfaat ialah pencapaian dan sejumlah

pengalaman nilai yang senantiasa bertambah.

Aksiologi ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai, pada umumnya

ditinjau dari sudut pandangan kefilsafatan. Dewasa ini, istilah axios (nilai) dan logos

(teori) lebih akrab dipakai dalam dialog filosofis.Jadi, aksiologi bisa disebut sebagai

the theory of value atau teori nilai. Bagian dari filsafat yang menaruh perhatian

tentang baik dan buruk (good and bad), benar dan salah (right and wrong), serta

tentang cara dan tujuan (means and ends).

1
.Susanto,Filsafat Ilmu: suatu kajian dalam dimensi ontologis,epistemologis,dan aksiologis:(Jakarta: PT.BUMI
AKSARA,2011)hl.116

3
Aksiologi mencoba merumuskan suatu teori yang konsisten untuk perilaku etis. Ia

bertanya seperti apa itu baik (what is good?). Tatkala yang baik teridentifikasi, maka

memungkinkan seseorang untuk berbicara tentang moralitas, yakni memakai kata-

kata atau konsep-konsep semacam “seharusnya” atau “sepatutnya” (ought / should).

Demikianlah aksiologi terdiri dari analisis tentang kepercayaan, keputusan, dan

konsep-konsep moral dalam rangka menciptakan atau menemukan suatu teori nilai.

B. Pengertian Etika

Etika secara etimologi berasal dari kata yunani,yakni ethos yang berarti watak

kesusilaan atau adat.Secara terminology,etika adalah cabang filsafat yang

membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan

baik dan buruk.Yang dapat dinilai baik buruk adalah skap manusia,yaitu menyangkut

perbuatan, tingkah laku, gerakan ,kata-kata dan sebagainya.2

Menurut Conny R. Semiawan (2005: 158) menjelaskan tentang etika itu sebagai:

“the study of the nature of morality and judgement”, kajian tentang hakikat moral dan

keputusan (kegiatan menilai). Selanjutnya Semiawan menerangkan bahwa etika

sebagai prinsip atau standar prilaku manusia, yang kadang-kadang disebut dengan

“moral”.3

Makna etika terdapat dua bentuk arti, pertama, etika merupakan suatu perkumpulan

pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan-perbuatan manusia. kedua,

2
Surajino,Ilmu Filsafat suatu pengantar : (Jakarta: PT BUMI AKSARA,2014)hl.88
3
Susanto, Filsafat Ilmu : suatu kajian dalam dimensi ontologis, epistemologis, dan aksiologis : (Jakarta: PT BUMI
AKSARA,2011)hl.118

4
merupakan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan-

perbuatan, atau manusia-manusia lain.

Dari pengertian diatas dapat disederhanakan bahwa etika itu ialah sebuah kajian

yang membicarakan atau mengarah kepada nilai tingkah laku atau perbuatan

seorang manusia. Meliputi bagaimana caranya agar dapat hidup lebih baik dengan

cara menghindari keburukan.

C. Jenis-Jenis Etika

a. Etika deskriptif adalah cara melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas

seperti adat kebiasaan, anggapan baik atau buruk, tindakan yang diperbolehkan

atau tidak. Etika deskriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu,

kebudayaan atau sub-kultur tertentu. Oleh karena itu etika deskriptif ini tidak

memberikan penilaian apapun, ia hanya memaparkan. Etika deskriptif lebih

bersifat netral. Misalnya: penggambaran tentang adat mengayau kepala pada

suku primitive.

b. Etika normative mendasarkan pendiriannya atas norma. Ia dapat

memprsoalkan norma yang diterima seseorang atau masyarakat secara lebih

kritis. Ia bisa mempersoalkan apakah norma itu benar atau tidak. Etika

normative berarti system-sistem yang dimaksudkan untuk memberikan petunjuk

atau penuntun dalam mengambil keputusan yang menyangkut baik atau buruk.

c. Metaetika merupakan suatu studi analisis teradap dsiplin etika.Secara

khusus,metaetka menyelidiki dan menetaokan arti serta makna istilah-istilah

normtif yang diungkapkan lewat peryataan-pernyataan etis yang membenarkan

atau menyalahkan suatu tindakan.

5
Etika normative ini dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Etika umum, yang menekankan pada tema-tema umum seperti: Apa yang

dimaksud norma etis? Mengapa norma moral mengikat kita? Bagaimana hubungan

antara tanggungjawab dengan kebebasan?

2. Etika khusus, upaya untuk menerapkan prinsip-prinsip etika umum ke dalam

perilaku manusia yang khusus. Etika khusus juga dinamakan etika terapan. 4

Terdapat juga pembagian etika yang lain yaitu,etika individual dan etika social.

Etika individual membicarakan perbuatan dan tingkah laku manusia sebagai

individu,misalnya membicarakan terkait tujuan hidup manusia,adapaun etika social

membicarakan tingkah laku atau perbuatan dalam keluarga,masyarakat dan Negara.

D. Manfaat Etika

Etika memiliki manfaat atau fungsi diantaranya yaitu:

1. Dengan etika seseorang atau kelompok dapat mengemukakan penilaian

tentang perilaku manusia

2. Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau

kelompok dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai

mahasiswa

3. Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita

hadapi sekarang.

4. Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam

menjalankan aktivitas kemahasiswaanya.

5. Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan

etika kita bisa di cap sebagai orang baik di dalam masyarakat.

4
Rizal Mustasyir, Misnal Munir, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta : Pusataka Pelajar,

6
Dalam rangka menjernihkan istilah, harus disimak perbedaan antara etika dan etiket.

Istilah etiket lebih menitikberatkan pada cara-cara berbicara yang sopan, cara

menerima tamu dirumah maupun di kantor dan sopan santun lainnya. Jadi, etiket

adalah aturan sopan santun dalam pergaulan. Persamaan antara etika dan etiket

adalah pertama, etika dan etiket menyangkut manusia. Kedua, baik etika maupun

etiket mengatur prilaku manusia secara normatif, artinya memberi norma bagi prilaku

manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan atau tidak

boleh dilakukan.

E. Pengertian Estetika

Estetika dari kata Yunani Aesthesis atau pengamatan adalah cabang filsafat yang

berbicara tentang keindahan. Objek dari estetika adalah pengamalan akan

keindahan. Dalam estetika yang dicari adalah hakikat dari keindahan, bentuk-bentuk

pengalaman keindahan (seperti keindahan jasmani dan keindahan rohani,

keindahan alam dan keindahan seni), diselidiki emosi manusia sebagai

reaksi terhadap yang indah, agung, tragis, bagus, mengharukan, dan sebagainya. 5

Menurut Semiawan, menjelaskan estetika sebagai “the study of nature of beauty in

the fine art”, mempelajari tentang hakikat keindahan didalam seni. Estetika

merupakan cabang filsafat yang mengkaji tentang hakikat indah dan buruk. 6

Definisi estetika itu beragam. Tiap-tiap filsuf mempunyai pendapat yang berbeda

antara satu dengan yang lain. Tetapi pada prinsipnya, mereka sependapat bahwa

estetika adalah cabang ilmu filsafat yang membahas tentang keindahan/hal yang

indah, yang terdapat dalam alam dan seni.

5 Surajino,Ilmu Filsafat suatu pengantar : (Jakarta: PT BUMI AKSARA,2014)hl.101


6 Susanto, Filsafat Ilmu : suatu kajian dalam dimensi ontologis, epistemologis, dan aksiologis : (Jakarta: PT BUMI AKSARA,2011)hl.119

7
Definisi-definisi itu diantaranya:

1. Definisi umum :

Estetika adalah cabang filsafat yang membahas mengenai keindahan/hal

yang indah, yang terdapat pada alam dan seni.

2. Luis O. Kattoff:

Cabang filsafat yang membicarakan definisi, susunan dan peranan

keindahan, khususnya di dalam seni.

3. Dictionary of Philosophy (dagobert D. Runes):

Cabang filsafat yang berhubungan dengan keindahan atau hal yang

indah, khusunya dalam seni serta cita rasa dan ukuran-ukuran nilai baku

dalam menilai seni.

4. The Encyclopedia of Philosophy

Estetika adalah cabang Filsafat yang bertalian dengan penguraian

pengertian-pengertian dan pemecahan persoalan-persoalan yang timbul

bilamana seseorang merenungkan tentang benda-benda estetis. Pada

gilirannya benda-benda estetis adalah semua benda yang terkena oleh

pengalaman estetis.

5. William Halverson

Cabang filsafat (axciology) yang bertalian dengan sifat dasar dari nilai-nilai

non-moral khususnya keindahan dan nilai-nilai lainya apapun yang

mempunyai sangkutan istimewa dengan seni.

6. Van meter Ames (Collier’s Encyclopedia)

Penelaahan tentang apa yang tersangkut dalam penciptaan, penghargaan

dan kritik seni, dalam hubungan seni dengan peranan yang berubah dari

dalam suatu dunia pancaroba.

8
7. Gerome Stolnitz (The Encyclopedia of Phylosophy)

Estetika dilukiskan sebagai penelaahan filsafati tentang keindahan dan

kejelekan. Keindahan mempunyai nilai estetis yang bersifat positif, sedangkan

kejelekan mempunyai nilai estetis yang bersifat negatif. Hal yang jelek bukan

berarti tidak adanya unsur keindahan.

8. Imanual Kant.

Estetika merupakan konsep yang bersifat subjektif meski manusia pada taraf

yang paling mendasar dan secara universal memiliki perasaan yang sama

terhadap apa yang membuat mereka nyaman dan senang atapun

menyakitkan dan tidak nyaman.

F. Jenis-Jenis Estetika

a. Estetika deskriptif menggambarkan gejala-gejala pengalaman keindahan.

b. Estetika normatif mencari dasar pengalaman itu. Misalnya, ditanyakan

apakah keindahan itu akhirnya sesuatu yang objektif (terletak dalam lukisan)

atau justru subjektif (terletak dalam mata manusia itu sendiri) .

Perbedaan lain dari estetika adalah estetika filsafati,estetika ini sering disebut juga

dengan filsafat keindahan( philosophy of beauty ),filsafat cita rasa ( philosopy of

taste),filsafat seni ( Philosophy of art )atau filsafat kritik ( Philosophy of criticism

),estetika dalam hal ini banyak membahas hakekat,akar dari ilmu seni, hasil

perenungan, bukan eksperimen, pengalaman-pengalaman lahiriah.Sedangkan

estetika ilmiah cenderung mengacu pada ilmu pengetahuan mengenai keindahan.

Kesenian.

9
Pada abad pertengahan Estetika tidak mendapat perhatian yang sangat serius dari

filsuf,hal itu disebabkan karena mendapat perlawanan dari gereja Kristen,mereka

beranggapan bahwa seni adalah duniawi dan produk dari bangsa kafir Yunani dan

Romawi.Dan pada tahun 354-430 yaitu pada masa pemerintahan Agustinus, seni

mendapat perhatian,karena konsep ajaran yang mengatakan bahwa Tuhan itu

menyukai keindahan. Ada banyak keindahan di dunia ini. Manusia juga suka dengan

keindahan, dari keindahan tersebut maka manusia mengapresiasikannya menjadi

berbagai bentuk “nilai”. Dalam perkembangannya nilai-nilai yang terkandung dalam

keindahan tersebut membuat suatu kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti. 7

Dari berbagai bentuk keindahan yang ada, maka keindahan tersebut dapat

dibedakan menjadi beberapa perwujudan, yaitu:

1. Keindahan alam

2. Keindahan seni

3. Keindahan moral

4. Keindahan intelektual

5. Keindahan absolut (mutlak)

7 Surajino,Ilmu Filsafat suatu pengantar : (Jakarta: PT BUMI AKSARA,2014)hl.103

10
Keindahan Alam

Keindahan alam menampakkan diri pada :

1. Keselarasan harmony)

2. Ketakselarasan yang luar biasa (extreme disharmony)

3. Kewarna-warnian (coloruful)

4. Ketenangan (calm, idyllic)

5. Keluasan tak terpahami

Menurut Eric Newton : hal-hal yang indah dalam alam merupakan suatu hasil dari

perilaku alam dan perilaku itu mematuhi hukum-hukum tertentu. Hasil perilaku itu

menampakkan diri dalam suatu pola dan pola-pola yang rumit itu akan

terjadi/tercipta bila mana terjadi interaksi dari berbagai fungsi. Pola yang rumit itu

dapat pula mewujudkan keindahan alamiah.

Perbedaan antara keindahan alam dan keindahan karya seni :

Keindahan alam

1. Hanya salah satu atribut dari alam, karena alam diciptakan untuk berbagai

kemanfaatan.

2. Sukar dinikmati secara estetis saja, karena memungkinkan pertimbangan-

pertimbangan lain.

3. Dalam menyerapan keindahan alamiah, pengamat memindahkan

perasaannya kepada benda alam yang bersangkutan.

4. Keindahan alamiah merupakan hasil tambahan dari fungsi pada sesuatu

benda alam.

11
Keindahan karya seni

1. Merupakan asensi dari karya seni

2. Khusus diciptakan untuk dinikmati nilai estetisnya tanpa banyak pertimbangan

lain.

3. Dalam mencipta karyanya, seniman memindahkan perasaan estetis pada

benda ciptaannya untuk kemudian diteruskan kepada si pengamat.

4. Keindahan seni merupakan hasil dari cinta seniman dan pemahamannya

terhadap pola alam. Keindahan dalam seni pada jaman Yunani bentuk

keindahan dalam karya seni terdapat pada unsur : symmetria ( untuk seni

penglihatan dan harmonia untuk seni pendengaran).

Secara umum keindahan seni terdapat dalam : unity, harmony, balance,

contras dan disharmony.

Keindahan Moral

Keindahan moral terdapat pada Ide kebaikan: menurut Plato terdapat pada watak

yang indah dan hukum yang indah.

Keindahan moral juga mempunyai arti sesuatu yang baik. dilihat dari segi tingkah

laku.

Keindahan Intelektual

Plotinus berpendapat bahwa keindahan moral terdapat pada: ilmu yang indah dan

kebajikan yang indah. Keindahan intelektual juga berarti buah pikiran yang indah

dan adat kebiasaan yang indah.

Keindahan Absolut (mutlak).

1. Ada pada Tuhan

12
2. Tuhan itu indah dan menyenangi hal-hal yang indah

3. Tugas seniman adalah untuk lebih mendekatkan diri sendiri dan pengamat pada

Tuhan.

G. MANFAAT ESTETIKA

Estetika sebagai salah satu bidang pengetahuan dipandang penting untuk dipelajari

terutama bagi yang berkecimpung dalam dunia seni,beberapa manfaat dan fungsi

yang dapat diperoleh dari bidang ini adalah;

a. Memperdalam pengertian tenttang rasa indah pada umumnya dan

tentang kesnian pada khususnya

b. Memperluas pengetahuan dan penyempurnaan pengertian tentang

unsur subjektif yang berpengaruh pada kemampuan rasa indah

c. Memupuk kehalusan rasa pada umumnya

d. Melatih diri berdisiplin dalam cara berpikir dan mengatur pemikiran

secara sistimatis,membangkitkan potensi untuk berfalsafah yang akan

memberikan kemudahan dalam menghadapi permasalahan,memberi

wawasan yang luas dan bekal bagi kehidupan spiritual dan psikologi

kita.

Konsep pemikiran tentang keindahan diIndonesia sudah ada pada zaman

dahulu,pada waktu kehidupan manusia masih primitive,secara sadar atau tidak

mereka sudah memberi hiasan pada perabot rumah tangga,alat pertanian dan

lainnya.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Aksiologi berasal dari kata axios dan logos. Axios artinya nilai atau sesuatu yang

berharga, logos artinya akal, teori. Aksiologi merupakan salah satu cabang filsafat

yang membahas tentang nilai (value).

 Etika pada umumnya diidentikkan dengan moral (atau moralitas). Namun,

meskipun sama terkait dengan baik buruknya tindakan manusia, etika dan

moral memiliki perbedaan pengertian. Secara singkat, jika moral lebih

condong kepada pengertian “nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan

manusia itu sendiri”, maka etika berarti “ilmu yang mempelajari tentang baik

dan buruk”. Jadi, bisa dikatakan, etika berfungsi sebagai teori dari perbuatan

baik dan buruk (ethics atau ‘ilm al-akhlaq), dan moral (akhlaq) adalah

praktiknya. Dalam disiplin filsafat, terkadang etika disamakan dengan filsafat

moral.

 Estetika berasal dari kata aistheton atau aisthetikos, yang dalam bahasa

Yunani Kuno berarti persepsi atau kemampuan mencerap sesuatu secara

indrawi. Menurut Eric Newton : hal-hal yang indah dalam alam merupakan

suatu hasil dari perilaku alam dan perilaku itu mematuhi hukum-hukum

tertentu

 Akhlak dan moral merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam

pendidikan. Karenanya barang siapa yang bertambah ilmunya tetapi

moralnya tidak bertambah, maka dia semakin jauh dari Tuhannya.

14
B. Saran

Kita sebagai manusia hendaknya harus memperdalam Ilmu filsafat agar kita

mempunyai pegangan hidup dalam berfilsafat.Filsafat nilai,etika dan estetika adalah

salah satunya yang mesti kita ketahui,guna mencapai kehidupan yang diridhoi oleh

Allah SWT,Tuhan yang Maha Kuasa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Surajino, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar,PT.BUMI AKSARA, Jakarta:2014

Susanto,Filsafat Ilmu:Suatu Kajian Dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis, Dan

Aksiologis, BUMI AKSARA, Jakarta: 2011

Amsal,B(2009),Filsafat ilmu.Jakarta: Rajawali Pers.

Bertens,K(2007),Etika.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Depdiknas.(2003),Kamus besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka.

Hamersm,H.(1985).Pintu Masuk kedunia Filsafat,Yogyakarta:Kanisius Hatta.

Rapar,J.H.(1996).Pengantar filsafat,Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Ahmad Saebani,beni.2009,Filsafat Ilmu,Bandung:Pustaka Setia

16

Anda mungkin juga menyukai