TUGAS KELOMPOK
OLEH
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya berupa nikmat iman, ilmu, kesehatan dan
kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Perwalian
dalam Pernikahan”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih sangat jauh
darikesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat
Semoga Allah SWT memberikan segala bantuan yang telah diberikan pada penulis dengan
Akhirnya penulis berharap, semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………….
BAB I
Pendahuluan……………………………………………………………………….
a. Latar Belakang Masalah…………………………………………………...
b. Rumusan Masalah…………………………………………………………
BAB II
Landasan Teori……………………………………………………………………..
A. Wali Nikah
a. Pengertian…………………………………………………………………..
b. Macam – macam wali nikah………………………………………………..
c. Pertimbangan Hakim dan Tata Cara dalam Menetapkan Perkara Wali….
BAB III
Penutup……………………………………………………………………………...
a. Kesimpulan………………………………………………………………….
b. Saran…………………………………………………………………………
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
pernikahan.
Imam Malik mengatakan bahwa rukun nikah itu ada lima macam,
yaitu: wali dari pihak perempuan, mahar (maskawin), calon pengantin laki-
laki, calon pengantin perempuan, dan s}i>ghat akad nikah. Imam Sha>fi’i>
berpendapat bahwa rukun nikah itu ada lima macam, yaitu: calon pengantin laki-
laki, calon pengantin perempuan, wali, dua orang saksi, dan s}i>ghat akad nikah.
Sedangkan menurut ulama H{ana>fiyah, rukun nikah itu hanya ijab dan qabu>l saja
(yaitu akad yang dilakukan oleh pihak wali perempuan dan calon
pengantin laki-laki).
1
Amir Syarifudin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fiqh Munakahat dan
Undang- Undang Perkawinan , (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), 69.
2
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2012), 47-
Dari beberapa perbedaan pendapat tersebut, jumhur ulama bersepakat
bahwa rukun nikah ada lima yaitu calon suami, calon istri, wali, dua orang
saksi dan s}i>ghat nikah. Oleh karena itu maka wali menjadi salah satu penentu
sah atau tidaknya suatu pernikahan. Al-Quran tidak menyebutkan satu ayat
pun tentang keharusan adanya wali nikah, akan tetapi ada beberapa ayat yang
صلِحِ يْنَ م ِْن ِعبَا ِدكُ ْم َواِ َم ۤاىِٕكُ ْم ا ِْن يَّكُ ْون ُْوا َ ْ َواَنْ ِكحُوا
ّٰ اْليَامٰ ى ِمنْكُ ْم َوال
ع ِليْم
َ ّللا َواسِع
ُ ّٰ ضلِه َو ُ ّٰ فُق ََر ۤا َء يُغْ ِن ِه ُم
ْ َّللا م ِْن ف
3
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Jawa Barat: Diponegoro, 2013), 354.
4
Muhammad Abdul Aziz al-Khalidi, Sunan Abu Da>wud, Juz III, (Beirut: Da>r al-Kutub
‘Ilmiah,
1997), 95.
Di dalam hadist tersebut dijelaskan bahwa tidak ada suatu pernikahan
yang sah tanpa adanya seorang wali. Oleh karena itu, maka kedudukan wali
Wali nikah ada empat macam, yaitu: wali nasab, wali hakim (sultan),
1. Wali nasab, adalah wali nikah karena ada hubungan nasab dengan
3. Wali tahki>m, adalah wali yang diangkat oleh calon suami atau calon istri
sendiri
5
Shadiq Muhammad Jamil al-Attar, Sunan at-Turmudzi, Juz II, (Beirut: Da>r al-Fikr, 1994).
352.
6
Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah Lengkap,
(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010), 95-99.
Jumhur ulama yang terdiri dari ualama Sha>fi’iyyah, ulama H{ana>bilah,
ulama Z{a>hiriyah, dan ulama Shi>’ah Ima>miyah membagi wali nasab menjadi
Pertama : wali nasab dekat atau wali aqrab; yaitu ayah dan kalau tidak ada
yang masih berada dalam usia muda tanpa minta persetujuan dari anak
Kedua : wali nasab jauh atau wali ab’ad; yaitu wali dalam garis kerabat selain
dari ayah dan kakek, juga selain dari anak dan cucu. Adapun susunan wali
7
Amir Syarifudin, Hukum Perkawinan Islam ..., 75-76
Sedangkan Imam Taqiyuddi>n Abi> Bakar Muhammad al-H{usaini>
menjelaskan urutan-urutan wali nikah sebagai berikut:
terbawah. Artinya bahwa selagi ada wali nasab yang mampu menikahkan,
maka hakim tidak diperkenankan menjadi wali nikah. Baik wali nasab aqrab
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana praktek perpindahan wali nasab kepada wali hakim di Kantor Urusan
Agama
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Wali Nikah
1. Pengertian Wali Nikah
yang seibu sebapak denganya, anak laki-laki dari saudara laki-laki yang
sebapak saja denganya, saudara bapak yang laki-laki (paman dari pihak
wali nikah ialah seorang laki-laki yang memenuhi syarat hukum Islam yakni
muslim, aqil, baligh.3Di buku Fiqih Munakahat yang ditulis oleh Drs.
Budak, orang gila, dan anak kecil tidak boleh menjadi wali, karena orang
1
Mustofa Hasan, Pengantar Hukum Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2011), 98
2
Tim Penyusun Kamus Pusat Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia
(Jakarta: Balai Pustaka, 1989), 1007.
3
Dedy Supriadi, Fiqih Munakahat Perbandingan (Bandung: PUSTAKA SETIA, 2011), 53.
tersebut tidak berhak mewakili dirinya. wali juga harus beragama Islam,
karena orang yang bukan Islam tidak boleh menjadi walinya orang Islam. 4
Imam Malik dan Imam Syafi’i berbeda dengan pandangan Imam Abu
Hanifah. Imam Malik dan Imam Syafi’i berpendapat bahwa tidak ada
berikut:
4
Slamet Abidin dan Aminudin, Fiqih Munakahat (Bandung: Pustaka Setia, 1999) 83.
5
Ibid.,8
(5) Dalam hal ada perbedaan pendapat antara orang-orang yang
disebut dalam ayat (2), (3) dan (4) pasal ini, atau salah
seorang atau lebih diantara mereka tidak menyatakan
pendapatnya, maka Pengadilan dalam daerah hukum tempat
tinggal orang yang akan melangsungkan perkawinan atas
pemintaan orang tersebut dapat memberikan izin setelah lebih
dahulu mendengar orang-orang tersebut dalam ayat (2),
(3), dan (4) pasal ini.
(6) Ketentuan ayat (1) sampai dengan ayat (5) pasal ini berlaku
sepanjang hukum masing-masing agamanya dan
kepercayaannya itu dari yang bersangkutan tidak
menentukan lain.6
Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan
yang diperlukan hanyalah izin orang tua itu pun bila calon mempelai
tahun), bila telah dewasa (21 tahun keatas) tidak lagi diperlukan izin
orang tua.
a. Wali Nasab
Wali nasab adalah wali nikah karena ada hubungan nasab
urutan wali nasab ada beberapa perbedaan pendapat dari para ulama fiqih.
6
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam
(Bandung: Citra Umbara, 2007), 4
lelaki seayah saja, kemudian anak lelaki dari saudara laki-laki seayah
b. Wali Hakim
Wali hakim adalah wali nikah yang diambil dari hakim (pejabat
pengadilan atau aparat KUA atau PPN) atau penguasa atau dari
7
Mustofa Hasan, Pengantar Hukum Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2011), 109.
8
Ibid.,
9
Mustofa Hasan, Pengantar Hukum Islam.,110.
2) Khalifah, penguasa pemerintah atau aqid nikah yang diberi
berwali hakim.
c) Wali aqrab gaib atau pergi dalam perjalanan sejauh kurang lebih
c. Wali Tahkim
10
Wali mujbir adalah wali bagi orang kehilangan kemampuanya, seperti orang gila,
belum mencapai umur mumayyiz termasuk di dalamnya perempuan yang masih
gadis. Berlakunya wali mujbir, yaitu seorang wali menikahkan perempuan yang
diwalikan di antara golongan tersebut tanpa menanyakan pendapat mereka lebih
dahulu, dan berlaku juga bagi orang yang diwalikan tanpa melihat rida atau tidakn
Wali tahkim yaitu wali yang diangkat oleh calon suami atau
Setelah itu calon istri juga mengucapkan hal yang sama. kemudian calon
3) Tidak ada qadi atau pegawai pencatat nikah, talak, dan rujuk.
d. Wali Maula
Wali maula, ialah wali yang menikahkan budaknya, artinya
اهجوزتو ةيفص قتعا ملسو هيلع للا ىلص ال َّل لوسر نا
)ىراخبلا هاور( سبحب اهيلع ملواو اهقادص اهقتع لعجو
Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah Saw. Telah memerdekakan
Sofyah lalu dijadikan istri dan pembebasanya dari perbudakan
menjadi maharnya serta mengadakan walimahnya dengan
seekor kambing.”
11
Mustofa Hasan, Pengantar Hukum Islam., 112
Hadis di atas menjelaskan Rasulullah Saw yang memerdekakan
e. Wali Adhol
1) Pengertian Wali Adhol
Wali Adhol ialah wali yang enggan atau wali yang menolak.
12
Mustofa Hasan., 112.
13
Ibid.,114
14
QS.Al-Baqarah (2) : 232
suaminya tidak beriman atau tidak berakhlak seperti mabuk-
Nabi SAW yang bernama Ma’qil Ibnu Yasar, dari peristiwa inilah
sejodoh dengan dia, maka yang menjadi wali adalah hakim, bukan
wali yang jauh. Menurut Hanafi yang menjadi wali adalah yang jauh,
keluarganya. Tetapi bila wali yang jauh enggan pula, maka hakimlah
yang menjadi wali. Oleh sebab itu sebaiknya hakim meminta izin
sehat, seperti halnya laki-laki tidak sepadan atau maharnya kurang dari
mahar mithil atau ada peminang lain yang lebih sesuai derajatnya
http://www.hukumzone.blogspot.co.id.
21
Ibid.
Sedangkan wali adhol dipaparkan dalam Kompilasi Hukum
(1)Wali hakim baru dapat bertindak sebagai wali nikah apabila wali
nasab tidak ada atau tidak mungkin menghadirkannya atau tidak
diketahui tempat tinggalnya atau ghaib atau adhol atau enggan.
(2)Dalam hal wali adhol atau enggan maka wali hakim baru dapat
bertindak sebagai wali nikah setelah ada putusan Pengadilan
Adhol
1. Pertimbangan Hakim
putusan perdata dibagi dua, yaitu pertimbangan tentang duduk perkara atau
terdapat pembagian tugas yang tetap antara pihak dan hakim, para pihak
hakim. Apa yang dianut dalam bagian pertimbangan dari putusan tidak
putusan (pasal 184 HIR, 195 Rbg, dan 23 UU 14/19/1970). Dalam peraturan
tuntutan dan jawaban, alasan dan dasar putusan, pasal-pasal serta hukum
tidak tertulis, pokok perkara, biaya perkara, serta hadir tidaknya pihak pada
184 HIR (Ps. 195 Rbg) menentukan bahwa tuntutan atau gugatan dan
mempunyai nilai obyektif. Maka oleh karena itu pasal 178 ayat 1 HIR (ps.
melengkapi segala alasan hukum yang tidak dikemukakan oleh para pihak.
dibatalkan.
Tahun 1974. Dasar hukum syara’ usahakan mencarinya dari Al-Qur’an, baru
hadits, baru Qaul Fuqaha’, yang diterjemahkan juga menurut bahasa hukum
mengutip Al-Qur’an harus menyebut nomor surat, nama surat, dan nomor
ayat. Mengutip hadits harus menyebut siapa sanadnya, bunyi matanya, siapa
pentakhrijnya dan disebutkan pula dikutip dari kitab apa. Kitab harus
diterbitkan, tahun terbit, jilid dan halamanya. Mengutip Qaul Fuqaha’ juga
pengarangnya.23
suatu pernyataan yang oleh hakim, sebagai pejabat negara yang diberi
negara.25
digunakan hakim untuk putusan adalah nash-nash dan hukum yang pasti dari
Agama Nomor 2 Tahun 1987 tanggal 28 Oktober 1987 tentang Wali Hakim.
Pengadilan Agama.
didengar keterangannya.
h. Apabila pihak wali sebagai saksi utama telah dipanggil secara resmi
dan patut namun tetap tidak hadir sehingga tidak dapat didengar
kepentingan pemohon
j. Untuk memperkuat adholnya wali, maka perlu didengar keterangan
saksi-saksi.
wali.
wanita.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Alasan perpindahan wali dalam tinjauan fikih dan peraturan perundang –
undangan. Tinjauan fikih tentang perpindahan wali yang terjadi karena
penghalangan dari wali ( adha ), tidak adanya wali, ketidak beradaan akibat
tertawan atau hilang. Tinjauan peraturan perundang – undangan.perpindahan
wali terjadi karena wali nasab tidak ada atau tidak memungkinkan
menghadirkannya. Tidak diketahui tempat tinggalnya atau gaib, adhai atau
enggan
2. Berdasarkan Analisa hukum Islam terhadap perpindahan wali dari wali nasab
kepada wali hakim harus dilengkapi persyatan administrasi.
B. SARAN
a. Wali nasab yang mewakilkan walinya kepada wali hakim hendaklah
dilengkapimpersyaratan administrasi
b. Hendaklah setiap kantor Urusan agama menerima kelengkapan administrasi
terlebih dahulu sebelum melangsungkan akad nikah mempelai.
DAFTAR PUSTAKA