Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SUMBER PENULARAN DAN PENYEBARAN


INFEKSI NASOKOMIAL

Disusun Oleh :
Kelompok IV
1. AGUSRI (19.14201.90.29.P)
2. ALMA INNEKE PUTRI (19.14201.90.21.P)
3. MAYANG AGUSTIN (19.14201.90.06.P)
4. RUBY RAHMANIA ARYANI (19.14201.90.12.P)
5. SRI HABDAYANI (19.14201.90.22.P)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA
2019 – 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dalam harapan penyusun semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat
meperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penyusun, sehingga
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu penyusun sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Palembang, November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Infeksi Nasokomial.............................................................2
2.2 Sumber Penularan Infeksi Nasokomial............................................2
2.3 Proses Penularan Infeksi Nasokomial..............................................4
2.4 Cara Penularan Infeksi Nasokomial.................................................4

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan......................................................................................6
3.2. Saran.................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit selain untuk rnencari kesembuhan juga merupakan
surnber dari berbagai penyakit, yang berasal dari penderita maupun dari
pengunjung yang berstatus karier. Kuman penyakit ini dapat hidup dan
berkembang di lingkungan rumah sakit, seperti udara, air, lantai, makanan
dan benda-benda peralatan medis maupuu non medis (Nugraheni, dkk,
2012).
Penderita yang sedang dalam proses perawatan di rumah sakit, baik
dengan penyakit dasar tunggal maupun penderita dengan penyakit dasar
lebih dari satu, secara umum keadaan umumnya tentu tidak/kurang baik,
sehingga daya tahan tubuhnya menurun. Infeksi adalah masuk dan
berkembangnya mikroorganisme dalam tubuh yang menyebabkan sakit
yang disertai dengan gejala klinis baik lokal maupun sistemik (Potter &
Perry, 2005). Oleh karena itu, di dalam makalah ini membahas tentang
infeksi yang ada di rumah sakit atau biasa disebut dengan infeksi
nosokomial.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari infeksi nasokomial?
2. Apa sumber penularan dari infeksi nasokomial?
3. Bagaimana proses penularan infeksi nasokomial?
4. Bagaimana cara penularan dari infeksi nasokomial?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi dari infeksi nasokomial
2. Untuk mengetahui sumber penularan infeksi nasokomial
3. Untuk mengetahui proses penularan infeksi nasokomial
4. Untuk mengetahui cara penularan infeksi nasokomial
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Infeksi Nasokomial


Infeksi adalah peristiwa masuk dan penggandaan mikroorganisme di
dalam tubuh pejamu yang mampu menyebabkan sakit (Perry & Potter,
2005; Linda Tietjen, 2004). Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat
seseorang dalam waktu 3x24 jam sejak mereka masuk rumah sakit (Depkes
RI, 2003).
Infeksi nosokomial diakibatkan oleh pemberian layanan kesehatan
dalam fasilitas perawatan kesehatan. Rumah sakit merupakan satu tempat
yang paling mungkin mendapat infeksi karena mengandung populasi
mikroorganisme yang tinggi dengan jenis virulen yang mungkin resisten
terhadap antibiotik (Perry & Potter, 2005).

2.2 Sumber Penularan Infeksi Nasokomial


Sumber yang paling vital dan sebagai penyebab utama dari infeksi
nosokomial adalah mikroorganisme. Bermacam-macam mikroorganisme
yang bisa menyebabkan infeksi ini yang biasanya terjadi di rumah sakit dan
sebagian besar terdapat dalam tubuh inang manusia yang sehat, seperti,
Escherichia Coli, Klebsiella pneumonia, Candica albicans, Staphylococus
aureus, Serratia marcescens, Proteus mirabilis, Dan beberapa
Actinomyces spp. Mikroorganisme penyebab infeksi disebabkan oleh
perubahan resistensi inang dan modifikasi mikrobiota inang, bila ketahanan
tubuh pasien rendah akibat luka berat, operasi,maka pathogen dapat
berkembang biak dan menyebabkan sakit.
Tabel Bakteri Penyebab Infeksi:

Tempat Infeksi Bakteri

Sal. Cerna e.coli, salmonella, shigella compylobacter

Sal. pernapasan atas h. influenzae, s. pyogenes, s. pneumoniae

Sal. pernapasan bawah s. pneumoniae, p. aeroginosa, k. pneumoniae,


l. Pneumophila

Septikemi e. coli, p. aeroginosa, s. Auerus

Luka bakar p. aeroginosa, e. coli, s. aureus pyogenes

Luka s. aureus, s. epidermidis, klebsiella


bacteroides, p. mirabilis marcescens

Sal. Kemih e. coli, p. aeruginosa, proteus aerogenes, s.


marcescens, klebsiella, s. Faecalis

Menurut Setyawati (2002), terdapat beberapa faktor yang


mempengaruhi terjadinya infeksi nosokomial antara lain :

a. Kuman penyakit  (jumlah dan jenis kuman, lama kontak dan virulensi)
b. Sumber infeksi
c. Perantara atau pembawa kuman,
d. Tempat masuk kuman pada hospes baru,
e. Daya tahan tubuh hospes baru,
f. Keadaan rumah sakit meliputi; Prosedur kerja, alat, hygene, kebersihan,
jumlah pasien dan konstruksi rumah sakit,
g. Pemakaian antibiotik yang irasional,
h. Pemakaian obat seperti imunosupresi, kortikosteroid, dan sitostatika,
tindakan invasif dan instrumentasi,
i. Berat penyakit yang diderita.
2.3 Proses Penularan Infeksi Nasokomial
Proses penularan infeksi nasokomial dapat secara langsung dan tidak
langsung, yaitu :
a. Secara Langsung
Antara pasien dan personel yang merawat atau menjaga pasien
b. Tidak Langsung
1) Obyek tidak bersemangat atau kondisi lemah
2) Lingkungan menjadi kontaminasi dan tidak didesinfeksi atau sterilkan
(Sebagai contoh perawatan luka pasca operasi)
3) Penularan cara droplet infection di mana kuman dapat mencapai ke
udara (air borne)
4) Penularan melalui vektor, yaitu penularan melalui hewan atau
serangga yang membawa kuman.

2.4 Cara Penularan Infeksi Nasokomial


Penularan infeksi nosokomial dapat melalui beberapa cara, seperti :
a. Penularan Secara Kontak
Penularan ini dapat terjadi secara kontak langsung, kontak tidak langsung
dan droplet. Kontak langsung terjadi bila sumber infeksi berhubungan
langsung dengan penjamu, misalnya person to person pada penularan
infeksi virus hepatitis A secara fecal oral. Kontak tidak langsung terjadi
apabila penularan membutuhkan objek perantara (biasanya benda mati).
Hal ini terjadi karena benda mati tersebut telah terkontaminasi oleh
infeksi, misalnya kontaminasi peralatan medis oleh mikroorganisme.
b. Penularan Melalui Common Vehicle
Penularan ini melalui benda mati yang telah terkontaminasi oleh kuman
dan dapat menyebabkan penyakit pada lebih dari satu penjamu. Adapun
jenis-jenis common vehicleadalah darah/produk darah, cairan intra vena,
obat-obatan dan sebagainya.
c. Penularan Melalui Udara Dan Inhalasi
Penularan ini terjadi bila mikroorganisme mempunyai ukuran yang
sangat kecil sehingga dapat mengenai penjamu dalam jarak yang cukup
jauh dan melalui saluran pernafasan. Misalnya mikroorganisme yang
terdapat dalam sel-sel kulit yang terlepas  (staphylococcus) dan
tuberculosis.
d. Penularan Dengan Perantara Vektor
Penularan ini dapat terjadi secara eksternal maupun internal.
1) Disebut penularan secara eksternal bila hanya terjadi pemindahan
secara mekanis dari mikroorganisme yang menempel pada tubuh
vector misalnya shigella dan  salmonella oleh lalat.
2) Penularan secara internal bila mikroorganisme masuk ke dalam tubuh
vektor dan dapat terjadi perubahan secara biologis, misalnya parasit
malaria dalam nyamuk atau tidak mengalami perubahan biologis,
misalnya yersenia pestis pada ginjal (flea).
e. Penularan Melalui Makanan dan Minuman
Penyebaran mikroba patogen dapat melalui makanan atau minuman yang
disajikan untuk penderita. Mikroba patogen dapat ikut menyertainya
sehingga menimbulkan gejala baik ringan maupun berat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang timbul ketika di rumah sakit.
Infeksi ini dapat menular melalui alat medis dan menyerang pasien maupun
tenaga medis. Terdapat 6 komponen dalam penyebaran infeksi nosokomial,
yaitu penyebab infeksi, sumber, tempat keluar, cara penularan, tempat
masuk, dan penjamu rentan.Alat-alat medis yang biasanya menjadi media
transmisi adalah kateter, jarum suntik, dan alat–alat untuk mengambil atau
memberikan darah atau cairan, penyakit-penyakit yang sering timbul karena
penggunaan alat medis adalah infeksi saluran kemih, pneumonia
nosokomial, bakteremi nosokomial, tuberkulosis, diarea dan gastroenteritis,
infeksi pembuluh darah, dipteri, tetanus dan pertussis. Cara pencegahan
penularan infeksi nosokomial melalui alat, yaitu dengan cara mensterilkan
alat-alat secara baik dan benar.

B. Saran
1. Sterilkan alat dengan benar sesuai dengan prosedur.
2. Jagalah alat dari kontaminasi lingkungan sekitar.
3. Tangani dengan benar limbah rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Darmadi, 2008. Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendaliannya. Jakarta :


Salemba Medika.

Hidayat, A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Kosep dan


Asuhan Keperawatan 1. Jakarta : Salemba Medika.

Potter, P. A and Perry, A. G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :


Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4 Volume 1. Penerjemah Yasmin Asih,
dkk. Jakarta : Salemba Medika.

Maryunani, Anik. 2011. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan (KDPK).


Jakarta : Trans Info Media (TIM).

Nasution, L. 2012. Infeksi Nosokomial. Medan : Jurnal Fakultas Kedokteran


Universitas Sumatera Utara Vol. 39. No.1 Tahun 2012: 36-41.

Nugraheni, dkk. 2012. Infeksi Nosokomial di RSUD Setjonegoro Kabupaten


Wonosobo. Semarang : Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 11 / No.1, April
2012.

Salawati, Liza. 2012. Pengendalian Infeksi Nosokomial di Ruang Intensive Care


Unit Rumah Sakit . Banda Aceh : Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Volume
12 Nomor 1 April 2012.

Anda mungkin juga menyukai