DISUSUN OLEH :
NAMA : RUBY RAHMANIA ARYANI
NPM : 19.14201.90.12.P
SEMESTER :VIII (B1)
A. Rumah Sakit
1. Definisi Rumah Sakit
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki
peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat derajat kesehatan
masyarakat Indonesia.Pemerintah telah bersungguh-sungguh dan terus-
menerus berupaya untuk meningkatkan mutu pelayanan baik yang bersifat
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi. Peran tersebut pada dewasa ini
semakin dituntut akibat adanya perubahan-perubahan epidemiologik penyakit,
perubahan struktur organisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, perubahan sosio-ekonomi masyarakat dan pelayanan yang lebih
efektif, ramah dan sanggup memenuhi kebutuhan mereka
Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit,
rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Sementara itu, dalam Sistem Kesehatan Nasional (1992) dinyatakan
bahwa rumah sakit mempunyai fungsi utama menyelenggarakan kesehatan
bersifat penyembuhan dan pemulihan penderita serta memberikan pelayanan
yang tidak terbatas pada perawatan di dalam rumah sakit saja, tetapi
memberikan pelayanan rawat jalan, serta perawatan di luar rumah sakit.
Batasan pengertian rumah sakit di atas, menunjukkan bahwa fungsi
kegiatan rumah sakit sangat bervariasi, sesuai dengan perkembangan
zaman.Artinya rumah sakit tidak hanya berfungsi sebagai tempat
penyembuhan penyakit, tempat pengasuhan, tempat pelayanan, pendidikan
dan penelitian sederhana, dan bersifat sosial.
Implikasinya adalah setiap rumah sakit dituntut untuk senantiasa
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pasiennya dalam semua aspek
pelayanan, baik yang bersifat fisik maupun non fisik agar efektivitas
pelayanan kesehatan dapat terwujud.
DISUSUN OLEH :
NAMA : RUBY RAHMANIA ARYANI
NPM : 19.14201.90.12.P
SEMESTER :VIII (B1)
A. DEFENISI
Hazard adalah suatu keadaan / kondisi yang dapat mengakibatkan
(berpotensi) menimbulkan kerugian (injury/penyakit) bagi pekerja .
Risiko dapat didefinisikan sebagai suatu kombinasi dari kemungkinan
terjadinya peristiwa yang berhubungan dengan cidera parah atau sakit akibat
kerja dan terpaparnya seseorang atau alat pada suatu bahaya ,OHSAS 1z001 :
200Rh.
B. REGULASI
Dasar Hukum dan Pedoman :
• UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
• UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan
• Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
• Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
• Permenkes RI No. 986 tahun 92 tentang kesehatan lingkungan RS
• Permenkes RI No. 472 tahun 1996 tentang pengamanan bahan berbahaya
bagi kesehatan
• Permenkes RI Nomor 66 tahun 2016 Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Rumah Sakit
• Permenkes RI Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
• SK Menkes No.351 tahun 2003 tentang Komite K3 sektor Kesehatan
• Permenaker no.05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
• Keputusan Dir.Jen. P2PLP nomor 1204 tahun 2004 tentang persyaratan
kesehatan lingkungan rumah sakit
• Pedoman K3 di rumah sakit th 2006 ( BinKesja DepKes )
• Pedoman teknis pengelolaan limbah klinis dan desinfeksi dan sterilisasi di
rumah sakit tahun 2002.
C. JENIS
Macam – macam Hazard K3 adalah :
• Hazard somatic
• Hazard lingkungan kerja (fisik, kimia, Biologi)
• Hazard Perilaku (Behaviour)
• Hazard Ergonomi
• Hazard Pengorganisasian Pekerjaan
• Hazard Budaya Kerja
Hazard Somatik :
• Hazard yang (sudah) ada pada tubuh pekerja
• Lazim disebut “factor risiko”
- Hipertensi
- Diabetes Mellitus
- Obesitas
- Dyslipidemia
- Asthma
• Pengendalian
- Pola hidup sehat (diet seimbang , olah raga, tidak merokok, cek up
teratur dll)
E. PROSEDUR
K3RS merupakan unit organisasi fungsional (non structural) dan bertanggung
jawab langsung ke Direktur RS. Nama organisasinya adalah Unit Pelaksana K3RS
yang dibantu oleh unit K3 yang beranggotakan seluruh unit kerja RS. Ketua
organisasi / pelaksana K3RS sebaiknya adalah salah satu manajemen tertinggi di
RS atau sekurang-kurangnya jajaran Manajemen satu tingkat di bawah Direktur.
F. HAMBATAN
Tantangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit :
- Kualitas penerapan K3 masih rendah
- Kualitas riksa uji K3 rendah
- Kuantitas dan Kualitas Pengawasan rendah
- Obyek pengawasan K3 semakin kompleks
G. SOLUSI
Empat solusi yang harus dilakukan dunia K3 Indonesia di era industry 4.0
menurut Dr.Ir Isradi Zainal CAAE (Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Jasa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja / APJK3) adalah :
1. Menggelar pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan
kompetensi serta redistribusi pendapatan dan asset melalui
Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK)
2. Melakukan kolaborasi antara dunia industry, akademisi, dan
masyarakat untuk mengidentifikasi permintaan dan ketersediaan
skill bagi era digital di masa depan yang paham K3.
3. Menyusun kurikulum pendidikan yang telah memasukkan materi
terkait human- digital skills atau kemampuan digital setiap orang
khususnya terkait K3
4. Mewujudkan masyarakat untuk membiasakan atau membudayakan
hidup dengan K3.
DAFTAR PUSTAKA
DISUSUN OLEH :
NAMA : RUBY RAHMANIA ARYANI
NPM : 19.14201.90.12.P
SEMESTER :VIII (B1)
6. Definisi Rate
a. Incident rate
Adalah jumlah kejadian/kecelakaan cidera atau sakit akibat
kerja setiap seratus orang karyawan yang dipekerjakan.
b. Frekwensi rate
Adalah jumlah kejadian cidera atau sakit akibat kerja setiap
satu juta jam kerja
c. Loss Time Injury Frekwensi Rate
Jumlah cidera atau sakit akibat kecelakaan kerja dibagi satu
juta jam kerja
d. Severity Rate
Waktu (hari) yang hilang dan waktu pada (hari) pekerjaan
alternatif yang hilang dibagi satu juta jam kerja
e. Total Recordable Injury Frekwensi Rate
Jumlah total cidera akibat kerja yang harus dicatat (MTI, LTI
& Cidera yang tidak mampu bekerja) dibagi satu juta jam
kerja.
Direktorat Bina Kesehatan Kerja. (2008). Pedoman Tata Laksana Penyakit Akibat
Kerja bagi Petugas Kesehatan. Departemen Kesehatan
DISUSUN OLEH :
NAMA : RUBY RAHMANIA ARYANI
NPM : 19.14201.90.12.P
SEMESTER :VIII (B1)
http://id.wikipedia.org/wiki/Alat_pelindung_diri
http://lindariski.blogspot.com/2010/04/makalah-apd.html
http://makalahpendidikanteknikmesin.blogspot.com/2012/03/aalat-pelindung-diri-
untuk-memenuhi.html
https://tonimpa.wordpress.com/2013/04/25/makalah-alat-pelindung-diri-apd/
http://cholate-gustiar.blogspot.co.id/2012/12/penggunaan-alat-pelindung-diri-
dalam.html
LAPORAN PENDAHULUAN K3
“SAMPAH DAN LIMBAH RUMAH SAKIT”
DISUSUN OLEH :
NAMA : RUBY RAHMANIA ARYANI
NPM : 19.14201.90.12.P
SEMESTER :VIII (B1)
Limbah rumah sakit dan Puskesmas merupakan semua limbah yang dihasilkan
dari kegiatan rumah sakit dan Puskesmas dalam bentuk padat, cair, dan gas.
Berdasarkan sifatnya limbah rumah sakit dan Puskesmas dibedakan menjadi
limbah medis dan limbah non medis (Depkes,2006):
a. Limbah medis , merupakan semua bahan buangan yang dihasilkan dari
fasilitas pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, klinik, bank darah,
praktek dokter gigi, rumah sakit hewan dan Puskesmas. Serta fasilitas
penelitian medis dan laboratorium. (U.S Environmental Protection
Agency, 2011). Sedangkan menurut depkes (2002), limbah medis
merupakan limbah yang berasal dari perawatan gigi, veterinary, farmasi,
serta limbah rumah sakit dan Puskesmas saat dilakukan perawatan ataupun
penelitian.
b. Limbah nonmedis, merupakan limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan
di rumah sakit dan Puskesmas di luar medis yang berasal dari perkantoran,
dapur, taman dari halaman yang dimanfaatkan kembali apabila ada
teknologinya.
Dari uraian di atas maka dapat didefinisikan limbah B3 merupakan hasil atau sisa
dari proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun, yang secara
langsung ataupun tidak langsung dapat menimbulkan gangguan terhadap
kesehatan dan lingkungan. Berdasrkan definisi di atas, upaya pengololaan limbah
B3 dimaksudkan untuk menghilangkan atau mengurangi sifat sifat atau
kerakteristik berbahaya dan beracun yang dikandungnya agar tidak
membahayakan kesehatan manusia sekaligus mencegah terjadinya segala resiko
pencemaran yang dapat merusak kualitas lingkungan.
b. Karakteristik Limbah B3
Menurut PP no. 18 tahun 1999, karakteristik limbah berbahaya dan beracun (B3)
antara lain:
• Mudah meledak (explosive) adalah limbah yang melalui reaksi kimia
dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan
cepat dapat merusak lingkungan.
• Mudah terbakar (ignitable dab flamable) adalah limbah yang jika
berdekatan dengan api atau percikan api ataupun gesekan atau sumber
nyala lain akan mudah terbakar dan jika sudah menyala maka akan terus
terbakar hebat dalam waktu lama.
• Bersifat reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena
melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang
tidak stabil dalam suhu tinggi.
• Beracun (toxic) adalah limbah yang mengandung racun berbahaya bagi
manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau
sakit jika masuk ke dalam tubuh manusia baik melewati pernapasan, kulit,
atau mulut. Penentuan sifat racun untuk identifikasi limbah ini dengan
menggunakan bahan baku konsentrasi TCLP ( tixicity charactereristic
leaching prosedure). Klasifikasi limbah yang bersifat toksik yaitu:
- Carcinogenic (karsinogen) yaitu sifat bahan penyebab sel kanker
- Teratogenic yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan embrio
- Mutagenic yaitu sifat bahan yang dapat menyebabkan perubahan
kromosom yang dapat merubah genetika.
• Menyebabkan infeksi (infectious) adalah limbah laboratorium yang
terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti
bagian rtubuh manusi yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang
terken infeksi.
• Bersifat korosif
• Menyebabkan iritasi atau terbakar di kulit
• Mempunyai pH < 2 untuk limbah asam dan > 12,5 untuk limbah yang
bersifat basa.
Limbah klinis adalah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi,
veterinari, farmasi atau sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan
yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius berbahaya atau bisa
membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu. Bentuk limbah klinis
bermacam-macam dan berdasarkan potensi yang terkandung di dalamnya.
6. Limbah B3
Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa
suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau
beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakan
lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain. Intinya adalah setiap materi
yang karena konsentrasi dan atau sifat dan atau jumlahnya mengandung B3 dan
membahayakan manusia, mahluk hidup dan lingkungan, apapun jenis sisa
bahannya.
Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa
(limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta
konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan
manusia.
Pengidentifikasian limbah B3 digolongkan ke dalam 2 (dua) kategori, yaitu
berdasarkan sumber dan berdasarkan karakteristik antara lain :
a. Golongan limbah B3 yang berdasarkan sumber dibagi menjadi:
limbah B3 dari sumber spesifik, limbah B3 dari sumber tidak
spesifik, dan limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan,
bekas kemasan dan buangan produk yang tidak memenuhi
spesifikasi.
b. golongan limbah B3 yang berdasarkan karakteristik ditentukan
dengan sifat:
• Mudah meledak (explosive) adalah limbah yang melalui reaksi
kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi
yang dengan cepat dapat merusak lingkungan.
• Mudah terbakar (ignitable dab flamable) adalah limbah yang
jika berdekatan dengan api atau percikan api ataupun gesekan
atau sumber nyala lain akan mudah terbakar dan jika sudah
menyala maka akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.
• Bersifat reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran
karena melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik
peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
• Beracun (toxic) adalah limbah yang mengandung racun
berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat
menimbulkan kematian atau sakit jika masuk ke dalam tubuh
manusia baik melewati pernapasan, kulit, atau mulut. Penentuan
sifat racun untuk identifikasi limbah ini dengan menggunakan
bahan baku konsentrasi TCLP ( tixicity charactereristic leaching
prosedure). Klasifikasi limbah yang bersifat toksik yaitu:
Carcinogenic (karsinogen) yaitu sifat bahan penyebab sel
kanker, Teratogenic yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan embrio, dan Mutagenic yaitu
sifat bahan yang dapat menyebabkan perubahan kromosom yang
dapat merubah genetika.
• Menyebabkan infeksi (infectious) adalah limbah laboratorium
yang terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman
penyakit, seperti bagian rtubuh manusi yang diamputasi dan
cairan tubuh manusia yang terken infeksi.
• Bersifat korosif
- Menyebabkan iritasi atau terbakar di kulit
- Mempunyai pH < 2 untuk limbah asam dan > 12,5 untuk
limbah yang bersifat basa.
Seperti halnya sampah rumah sakit dan Puskesmas, limbah rumah sakit dan
Puskesmas ini dibagi lagi menjadi tiga subbagian, yakni Limbah Domestik
Medis,Limbah Klinis Medis, Dan Limbah Patologis Medis. Limbah rumah sakit
ini lebih infeksius dibandingkan dengan sampah medis rumah sakit dan
Puskesmas.Limbah rumah sakit ini dapat berbentuk padat,cair atau setengah
padat. Berikut macam ketiganya akan dibahas lebih lanjut:
a. Limbah Domestik Medis
Yakni limbah rumah sakit yang dihasilkan dari kegiatan kerumahtanggaan.
Contoh :
• Sisa air kegiatan cuci piring alat makan penderita penyakit menular
• Sisa air kegiatan laundry dari kamar operasi,kamar bersalin, serta dari
bangsal menular.
b. Limbah Klinis Medis
Yakni limbah yang diperoleh dari proses patofisiologis penderita dan
berbagai tindakan medis.
Contoh :
• Sekreta,ekskreta,fese,urine, dan sebagainya
• Cairan/sisa makanan yang dimuntahkan penderita
• Cairan ,darah,sisa jaringan dari kamar operasi, bedah mayat, laboratorium.
c. Limbah Patologis Medis
Yakni limbah rumah sakit yang berwujud jaringan tubuh manusia yang
didapatkan karena pemisahan ataupun pemotongan selama tindakan medis,
limbah jenis ini perlu penanganan khusus karena sifatnya sangat infeksius.
Contoh :Potongan dari tindakan amputasi, Jaringan kanker dan jaringan
nekrotik
7.2.Klasifikali Limbah Medis
1. Limbah benda tajam
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung
atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum
hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah.
Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera
melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin
terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau
radioaktif.
2. Limbah infeksius
Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut:
a. Limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit
menular (perawatan intensif)
b. Limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi
dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit menular.
DISUSUN OLEH :
NAMA : RUBY RAHANIA ARYANI
NPM : 19.14201.90.12.P
SEMESTER : VIII (B1)
A. Defenisi
Apar adalah singkatan dari alat pemadam api ringan yang merupakan
suatu komponen alat pemadam kebakaran yang fungsinya untuk
memadamkan api dengan intensitas yang ringan atau kecil. Penggunaan
apar tentu tidak sama dengan penggunan alat pemadam api yang biasanya
dipakai oleh petugas pemadam kebakaran.
Jika alat pemadam api yang digunakan oleh petugas pemadam kebakaran
merupakan alat pemadam api khusus untuk memadamkan api yang
intensitasnya besar, maka apa rmerupakan alat pemadam api kecil yang
memiliki kapasitas memadamkan api secara terbatas.
Tabung alat pemadam api ringan ini hadir dalam berbagai ukuran dengan
kapasitas yang berbeda – beda. Alat tersebut dapat digunakan pengguna
sesuai potensi kebakaran yang terjadi di suatu lingkungan atau bangunan.
Namun cara penggunaan apar tetap harus sesuai SOP penggunaan
apar yang berlaku.
Unsurpembentukpenyebabkebakarandanapi
Jadi, api yang
berpotensimenyebabkankebakaranjikahadirnyadalamjumlahbesarterbentukdari
unsur – unsurberikutini :
- Sumberpanas
- Oksigen
- Bahanbakar
Bahanbakar
Bahanbakar yang menyebabkanterbentuknyaapiberasaldaribahanpadat,
bahancairatau pun bahan gas. Bahanpadat yang
dapatmenyebabkanterbentuknyaapiterdiriataskayu, kertas, kapasdan lain –
lain.
Bahancair yang dapatmenyebabkanterbentuknyaapiterdiriatasbensin,
spirtus, minyaktanahdan lain – lain. Bahan gas yang
menyebabkanterbentuknyaapidiantaranya LNG, LPG, karbitdan lain –
lain.
Oksigen
Oksigenmerupakansalahsatuunsurpembentukapi yang terdapat di udara.
Kadar oksigennyasebesar 16% dalamudara,
makajikaoksigenberkapasitastersebutberada di lingkungan yang
memungkinkanmakareaksikebakaranakanterjadi.
Sumberpanas
Sumberpanas yang dapatmenyebabkanapimunculmerupakansumberpanas
yang berasaldaribahankimia, listrik, mekanik, nuklirdanmatahari.
Makabisadikatakanbahwa proses
terjadinyaapimerupakankondisidimanaoksigenada di
lingkungantertentuuntukmempertahankanpembakaran,
panasdiperlukanuntukmenaikkanbahanbakarpadasuhupengapian,
sertaterdapatbahanbakar yang penting demi mendukungpembakara.
Nantinyareaksikimiaakantimbuldaritigaelemen yang terkaittersebut.
Namunwalautelahterpenuhiketigaunsurtersebut,
apitidakakanmenimbulkankebakaranjikaintensitasnyatidakdalamjumlahbes
ardanmasihdapatdikendalikan. Api yang
dapatmenyebabkankebakaranadalahapi yang
intensitasnyabesardantidakdapatdikendalikan.
B. PetunjukPenggunaanApar
Cara pemakaianapar sebenarnyamudahakantetapitetap SOP yang
berlakuharusdipatuhi agar tidakterjadihal – hal yang
tidakdiinginkanatauhal – haldiluarkendali.
Sesuaidengan Permenakertrans RInomor 4/MEN/1980 yang
membahastentangsyarat –
syaratpemasangandanpemeliharaanalatpemadamapiringan, caramemakaiapar
harussesuaiaturan.
Dalam prosedurpenggunaanapar, tatacarapenggunaanapar yang
tepatsesuailangkah – langkahberikutini :
1. Pertama – tama tarikataulepas pin
penguncituasaparatautabungalatpemadam
2. Selanjutnya caramenggunakanalat pemadamdenganmengarahkanselangpa
datitikpusatapi
3. Setelahitu, tuasperluAndatekanuntukmengeluarkanisididalamtabungapar
4. Terakhir, sapukanapisecarameratasampaiapibenar – benarpadam
Pada gambarapar,
Andaakanmenemukanberbagaiinformasiterkait carapakaiapar yang tepat.
BaiknyaAndaharusmemahaminya. Dalampenggunaanaparsendiri,
adabeberapahalpenting yang Andaharustahudanpahamidiantaranya :
Bagian APAR
1. PastikanAndamemperhatikanarahangin. Usahakan agar
badanataumukaaparmenghadapsearahdenganarahangin agar media
pemadamdapatsecaraefektifmenujuketitikpusatapidanjilatanapitidaksampai
mengenaitubuhdaripetugaspemadamkebakaran yang ditugaskan.
2. Dalammemadamkanapidenganapar,
perhatikansumberkebakarandangunakanjenisapar yang
sesuaidenganklasifikasisumberkebakaran.
C. Jenisjenis APAR
Alatpemadamapisendirihadirdalamduajenisyaituterdiriatas :
1. Apardenganberat rata – rata 1 – 9 kg. Jenisapar yang
satuinimerupakanjenisapardimana carapenggunaanalatpemadamapiringan
yang perludilakukantidakbutuhbantuan orang lain
danberfungsisebagaialatpemadamapidalampotensiapikecil.
Aparuntukmobilbiasanyaadalahaparjenisini.
2. Apardenganberat rata – rata 20 – 100 kg
merupakanaparuntukmemadamkanapi di lingkunganapisedangataubesar.
Biasanyaaparinidigunakanuntukmematikanapi di suatubangunan demi
mencegahpotensiapimelebar.
D. Tipe – TipeApar
Setelahmembahastentang caramenggunakanapar yang tepat,
kitaakanmembahastentangtipe – tipeapar.
Tipeapardiklasifikasikanberdasarkansistemkerjanya, media dankapasitasnya.
Cara
menggunakanalatpemadamapiringan untukkapasitasaparkecildanbesarcenderu
ngberbedanamunprinsipprosedurnyarelatifsama.
Tipeaparberdasarkansistemkerjanyaterdiriatas :
1. Stored pressure system :sisteminimerupakanapartekananlangsung yang
carakerjanyadenganmenggunakankatupbukatutup.
Sistemaparinidilengkapidenganalatpengukurtekanan yang
berfungsimemudahkanAndadalampengecekanapar.
2. System cartridge pressure
:Aparjenisinitidakdilengkapialatpengukurtekanandanmerupakanjenisapar
yang tekanannyatidaklangsung.
Artinyasistempadatabungpemadamapiinimenggunakantekanan yang
tidakdicampurmenjadisatudengan media.
Tipeaparberdasarkanmedianyaterdiriatas :
1. Aparcairan :merupakanjenisapar yang menggunakan media air
bertekanantinggi.
Aparjenisinidibanderoldenganharga yang sangatterjangkau.
2. Aparbusaataufoam :merupakanjenisapar yang
terdiriatasbahankimiauntukmembentukbusa. Api yang
timbulkarenabendapadat non logamsepertikain,
kertasataukaretdapatdiatasidenganjenisaparini.
3. Aparserbukkimiaatau dry chemical powder :merupakanjenisapardengan
media serbukkeringkimiakombinasidari mono ammonium dan ammonium
sulfat.
4. Aparkarbondioksida : merupakanjenisapar yang
menggunakankarbondioksidasebagaibahanpemadam
5. Aparhalotron HCFC bland : merupakanjenisaparuntukkelaskebakaran
ABC
6. Apar HFC 236 : merupakanjenisaparuntukkelaskebakaran ABC
Tipeaparberdasarkankapasitasnya :
1. Apar 18 kg
2. Apar di atas 18 kg
Berikutinirincianmanfaat yang
didapatkandenganmempersiapkantabungpemadamkebakaran:
• Lebihmudahdalammencegahterjadinyakebakaran yang akanbesar
• Lebihmudahdalammembantumemadamkanapikecilhinggabesar
• Ukurantabungdapatdisesuaikandengantingkatkeamanandanspesifikasiruan
gan
• Merupakaninvestasikeamanan yang amandanramahlingkungan
• Harga yang lebihmurahdenganperawatan yang mudah
• Memilikijangkawaktuperemajaanalat yang jelas
• Dapatdiletakan di berbagaisudutruangandankendaraan
• Memilikihasil yang maksimaldalammemadamkanapi
• Tabung yang telahkadaluarsaatauterpakaidapat di isiulang / refill
• Dll
DAFTAR PUSTAKA