Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

INFEKSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Keperawatan

Dosen Pengampu: Budi Siswanto, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun oleh:

Rizal Jamal Fauzan P27904122036

Santi Paraswati Dewi P27904122037

Selindia Eka Prasasti P27904122038

Shifa Yulianti Qomara P27904122039

POLTEKKES KEMENKES BANTEN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


KEPERAWATAN

2023/2024
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Penulis panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul : “Infeksi.”

Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
mata kuliah Patofisiologi yang telah memberikan tugas ini. Penulis juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang turut membantu pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari itu, penulis sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya, penulis
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini.

Serang, 4 Februari 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PEMBAHASAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Tujuan ................................................................................................. 1

C. Ruang Lingkup Bahasan ..................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3

A. Pengertian Infeksi................................................................................ 3

B. Faktor Jasad Renik Pada Infeksi ......................................................... 3

C. Faktor Hospes pada Infeksi ................................................................. 7

D. Sifat-sifat Umum Penyakit karena Infeksi ........................................ 10

E. Jenis-jenis Penyakit Infeksi ............................................................... 11

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 14

A. Kesimpulan ....................................................................................... 14

B. Saran .................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 15

iii
BAB I
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme
yang mampu menyebabkan sakit. Infeksi juga disebut asimptomatik
apabila mikroorganisme gagal dan menyebabkan cedera yang serius
terhadap sel atau jaringan. Penyakit akan timbul jika patogen berbiak dan
menyebabkan perubahan pada jaringan normal. (Perry & Potter, 2005).
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan
berkembang biaknya mikroorganisme yaitu bakteri, virus, jamur, prion
dan protozoa ke dalam tubuh sehingga menyebabkan kerusakan organ.
Mikroorganisme penyebab penyakit infeksi disebut juga patogen (Brooks
et al., 2013). Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba
patogen dan bersifat sangat dinamis, Infeksi adalah invasi tubuh patogen
atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan sakit (Perry dan Potter,
2005). Secara umum proses terjadinya penyakit melibatkan tiga faktor
yang saling berinteraksi yaitu : faktor penyebab penyakit (agen), faktor
manusia atau pejamu (host), dan faktor lingkungan. Dapat disimpulkan
bahwa infeksi adalah suatu keadaan masuknya suatu mikroba patogen
ataupun mikroorganisme ke dalam tubuh yang dapat berkembangbiak
serta menyebabkan kesakitan atau bahkan kematian. Dari uraian di atas,
penulis menitikberatkan pembahasan makalah ini pada infeksi, faktor-
faktor yang berkaitan serta jenis penyakit infeksi.

B. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui tentang faktor-faktor jasad renik pada infeksi
2. Untuk mengetahui faktor-faktor hospes pada infeksi
3. Untuk mengetahui bagaimana reaksi hospes dengan jasad renik
4. Untuk mengetahui sifat-sifat umum penyakit karena infeksi

1
5. Untuk mengetahui jenis-jenis penyakit infeksi

C. Ruang Lingkup Bahasan


Dalam makalah ini, yang menjadi fokus bahasan adalah infeksi, faktor-
faktor yang terjadi pada infeksi (faktor hospes, jasad renik, dan reaksi
yang timbul antar keduanya) sifat penyakit karena infeksi serta jenis
penyakitnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Infeksi
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit infeksi atau
penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme
patogen, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit. Penyakit ini bisa
menyebar secara langsung maupun tidak langsung dari satu orang ke orang
lainnya. Gejala yang disebabkan oleh masing-masing penyakit infeksi dan
langkah pengobatannya pun berbeda-beda tergantung mikroorganisme apa
yang menjadi pemicunya.
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan
berkembang biaknya mikroorganisme yaitu bakteri, virus, jamur, prion
dan protozoa ke dalam tubuh sehingga menyebabkan kerusakan organ.
Mikroorganisme penyebab penyakit infeksi disebut juga patogen (Brooks
et al., 2013).
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme
yang mampu menyebabkan sakit. Infeksi juga disebut asimptomatik
apabila mikroorganisme gagal dan menyebabkan cedera yang serius
terhadap sel atau jaringan. Penyakit akan timbul jika patogen berbiak dan
menyebabkan perubahan pada jaringan normal. (Perry & Potter, 2005).

B. Faktor Jasad Renik Pada Infeksi


Jasad renik atau mikroorganisme adalah makhluk hidup yang terdiri
dari satu sel atau beberapa kumpulan sel dengan ukuran sangat kecil.
Dalam istilah medis, mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh pejamu
dan menimbulkan cedera disebut patogen. Jenis patogen pun bermacam-
macam, mulai dari virus, bakteri, hingga jamur, dan setiap jenisnya bisa
menimbulkan penyakit yang berbeda pada manusia. Faktor jasad renik
pada infeksi, diantaranya:
a. Daya transmisi

3
Sifat yang penting dan nyata pada saat terbentuknya infeksi adalah
transport agen menular atau patogen ke dalam tubuh. Cara pemindahan
infeksi :
- Secara langsung
Yang mungkin paling jelas adalah pemindahan secara langsung
dari satu orang ke orang lain, misalnya melalui batuk, bersin, atau
berciuman. Contoh :
✓ Penyakit yang ditularkan melalui saluran napas adalah
common cold, batuk rejan, pneumonia, influenza, rubella,
tuberculosis, dll. Penyakit ini ditularkan melalui ciuman,
penggunaan alat makan yang bersamaan, dan droplet.
✓ Penyakit kelamin dapat ditularkan langsung melalui
hubungan seksual dengan penderita atau melalui plasenta
yang ditularkan ibu kepada bayinya.

- Secara tidak langsung


Penularan mikroba patogen yang memerlukan adanya “media
perantara” baik berupa barang/bahan, air, udara,
makanan/minuman maupun vektor. Individu yang terinfeksi
mengeluarkan organisme ke lingkungannya dan diendapkan pada
berbagai permukaan dan kemudian dapat dilepaskan kembali
dalam udara, dengan demikian dapat menyebar secara tidak
langsung kepada hospes atau pejamu lain. Dengan cara serupa,
organisme dapat sampai ke dalam tanah, air, makanan atau rantai
pemindahan tidak langsung lainnya. Darah juga dapat menjadi
sarana penyebaran infeksi, contohnya melalui transfusi darah.
Jenis pemindahan tidak langsung yang lebih kompleks melibatkan
vektor-vektor seperti serangga, misalnya nyamuk (malaria, DBD),
lalat (disentri), cacing (filariasis), dll.

Sifat intrinsik mikroorganisme tertentu mempengaruhi daya


transmisi. Organisme yang sangat tahan terhadap kekeringan,

4
misalnya organisme yang membentuk spora, organisme yang seperti
ini dengan mudah dapat dipindahkan melalui lingkungan. Sebaliknya,
beberapa organisme, misalnya spiroketa pada sipilis sangat sensitif
terhadap kekeringan dan perubahan suhu, dua faktor yang jelas
membatasi cara transmisi mikroorganisme tersebut. Faktor alamiah
lain yang mempengaruhi daya transmisi organisme adalah daya tahan
mereka pada antibiotik. Sering ditemukan keadaan dimana strain
mikroorganisme yang tahan terhadap antibiotik dan kemudian
bergerak dengan relatif bebas di lingkungan.

b. Daya invasi
Sekali dipindahkan ke dalam hospes baru, jasad renik harus mampu
bertahan pada atau di dalam hospes tersebut untuk dapat menimbulkan
infeksi. Banyak cara yang digunakan oleh berbagai agen menular agar
dapat hidup pada atau dalam hospes. Misalnya, kolera, disebabkan
oleh organisme yang tidak pernah memasuki jaringan, tetapi hanya
menduduki epitel usus, melekat dengan kuat pada permukaan sehingga
tidak terhanyut oleh gerakan usus. Beberapa organisme lain, misalnya
yang menimbulkan disentri basiler, hanya memasuki lapisan
superfisial usus, tetapi tidak pernah masuk lebih jauh ke dalam tubuh.
Kemudian terdapat organisme seperti agen penyebab tipoid, yang tidak
saja memasuki lapisan superfisial usus tetapi akhirnya mencapai aliran
darah dam menyebar ke seluruh tubuh. Ada beberapa organisme yang
setelah memasuki jaringan tidak menyebar sama sekali, misalnya
organisme yang menimbulkan tetanus. Sewaktu organisme ini tumbuh
secara lokal, mereka mengeksresikan racun untuk kemudian dibawa
oleh darah dan menimnulkan efek yang tersebar luas yang menandai
penyakit ini. Alasan tentang adanya perbedaan daya invasi dari
berbagai agen menular ini belum diketahui pasti, tetapi yang tidak
pernah diragukan lagi semua ini berkaitan dengan kebutuhan kimia
spesifik organisme tersebut dan perluasan ini dapat dipenuhi di
beberapa tempat.

5
Mikroorganisme mempunyai cara-cara tertentu untuk menerobos
barrier atau pertahanan hospes. Misalnya, beberapa organisme
membentuk kapsul berlendir sehingga sel-sel fagositik dari hospes
tidak dapat menelan mereka dengan efisien. Organisme lain dapat
membentuk cara penyebaran enzimatik melalui zat-zat dasar jaringan
penyambung oleh proses pencernaan kimia. Organisme lain lagi
mengeksresi racun yang mematikan leukosit, dengan demikian
organisme tidak tertangkap. Berbagai organisme lain bahkan
membentuk daya tahan terhadap lingkungan intraseluler di dalam
fagosit.

c. Kemampuan untuk menimbulkan penyakit


✓ Beberapa agen menular mengeluarkan eksitoksin yang dapat larut
yang kemudian bersirkulasi dan menimbulkan perubahan-
perubahan fisiologis yang nyata yang bekerja pada sel-sel tertentu.
Contohnya pada penyakit tetanus dan difteri.
✓ Banyak mikroorganisme lain seperti bakteri gram negatif
mengandung endoktosin kompleks yang dilepaskan
mikroorganism. Pelepasan endotoksin ada hubungannnya dengan
timbulnya demam dalam keadaan-keadaan yang lebih ekstrim,
seperti septikemia gram negatif, dengan timbulnya sindrom syok.
✓ Beberapa organisme menimbulkan cedera pada hospes, sebagian
besar dengan cara imunologis dengan membantu pembentukan
kompleks antigen-antibodi, yang selanjutnya dapat menimbulkan
kelainan, misalnya pada kompleks imun glomerunefritis.
✓ Virus sebagai parasit obligat intraseluler adalah potongan
sederhana bahan genetik (DNA, RNA) yang mempunyai alat
untuk menyusupkan dirinya ke dalam sel hopses. Sel akan
mengalami cedera dan dapat berubah tanpa menjadi nekrosis serta
dapat dirangsang untuk berproliferasi, misalnya pada kasus tumor
yang diinduksi oleh virus. Virus juga dapat mencederai hospes

6
dengan menimbulkan berbagai reaksi imunologi dimana bagian
tertentu dan virus bertindak sebagai antigen.

C. Faktor Hospes pada Infeksi


Syarat timbulnya infeksi adalah bahwa mikroorganisme yang
menular harus mampu melekat, menduduki, atau memasuki hospes
dan berkembang biak paling tidak sampai taraf tertentu. Karena itu
tidaklah mengherankan bila dalam perjalanan evolusi, spesies hewan
termasuk manusia sudah mengembangkan mekanisme pertahanan
tertentu pada berbagai tempat yang berhubungan dengan lingkungan.
- Kulit dan mukosa orofaring
Batas utama antara lingkungan dan tubuh manusia adalah kulit.
Kulit yang utuh memiliki lapisan keratin atau lapisan tanduk pada
permukaan luar dan epitel berlapis gepeng sebagai bearier meanis
yang baik sekali terhadap infeksi. Namun jika terjadi luka iris,
abrasi atau maserasi (seperti pada lipatan tubuh yang selalu basah)
dapat memungkinkan agen menular masuk. Kulit juga mempunyai
kemampuan untuk melakukan dekontaminasi tehadap terhadap
dirinya sendiri. Pada dekontaminasi fisik, organisme yang melekat
pada lapisan luar kulit (dengan anggapan bahwa mereka tidakmati
kalau menjadi kering) akan dilepaskan pada waktu lapisan kulit
mengelupas. Dekontaminasi kimiawi terjadi karena tubuh
berkeringat dan sekresi kelenjar sebasea sehingga membersihkan
kulit dari kuman. Flora normal yang terdapat pada kulit
menimbulkan dekontaminasi biologis dengan menghalangi
pembiakan organisme-organisme lain yang melekat pada kulit
- Saluran pencernaan
✓ Mukosa lambung merupakan kelenjar dan tidak merupakan
barier mekanis yang baik. Sering terjadidefek-defek kecil atau
erosi pada lapisan lambung, tetapi tidak banyak berarti pada
proses infeksi sebab suasana lambung sendiri sangat tidak
sesuai untuk mikroorganisme. Hal ini sebagian besar

7
disebabkan oleh keasaman lambung tinggi, disamping
lambung cenderung memindahkan isinya ke usus halus
dengan proses yang relatif cepat.
✓ Lapisan usus halus juga bukan merupakan barier mekanis
yang baik dan secara mudah dapat ditembus oleh banyak
bakteri. Namun gerakan peristaltik untuk mendorong isi usus
berlangsung cepat sekali sehingga populasi bakteri dalam
lumen dipertahankan tetap sedikit.
✓ Lapidan dalam usus besar secara mekanis juga tidak baik.
Pada tempat ini pendorongan tidak cepat danterdapat stagnasi
relatif dari isi usus. Pertahanan utama melawan jasad renik
adalah melalui banyaknya flora normal yang menghuni usus
besar dan hidup berdampingan dengan hospes. Bakteri
normal yang banyak ini berkompetisi untuk mendapatkan
makanan atau mereka benar-benar mengeluarkansubstansi
antibakteri (antibiotik)
- Saluran pernapasan
Epitel pada saluran nafas misalnya pada lapisan hidung, lapisan
nasofaring, trakea dan bronkus, terdiri dari sel-sel tinggi yang
beberapa diantaranya mengeluarkan mukus, tetapi sebagian besar
diperlengkapi dengan silia pada permukaan lumen mereka.
Tonjolan-tonjolan kecil ini bergetar seperti cambuk dengan
gerakan yang diarahkan ke mulut, hidung dan keluar tubuh. Jika
jasad renik terhirup, mereka cenderung mengenai selimut mukosa
yang dihasilkan dari mukus, untuk digerakkan keluar dan atau
dibatukkan atau ditelan. Kerja perlindungan ini dipertinggi dengan
adanya antibodi di dalam sekresi. Jika beberapa agen menghindar
dari pertahanan ini dan mencapai ruang-ruang udara di dalam paru-
paru, maka di sana selalu terdapat makrofag alveoler yang
merupakan berisan pertahanan lain.
- Sawar pertahanan lain
✓ Radang

8
Jika agen menular berhasil menembus salah satu barier
tubuh dan memasuki jaringan, maka barisan pertahanan
berikutnya adalah reaksi peradangan akut yaitu aspek
humoral (antibodi) dan aspek seluler pertahanan tubuh
bersatu.
✓ Pembuluh limfe
Aliran limfe pada radang akut dipercepat sehingga agen-
agen menular ikut menyebar dengan cepatsepanjang
pembuluh limfe bersama dengan aliran limfe itu. Kadang-
kadang menyebabkan limfangitis, tetapi lebih sering agen-
agen tersebut langsung terbawa ke kelenjar limfe, dimana
mereka dengan cepatdifagositosis oleh makrofag. Pada
keadaan ini maka cairan limfe yang mengalir ke pusat
melewati kelenjarlimfe dapat terbebas dari agen-agen
tersebut.
✓ Pertahanan terakhir (vena primer)
Jika penyebaran agen menular tidak terhenti pada kelenjar
limfe atau jika agentersebut langsung memasuki vena di
tempat primernya, maka dapat terjadi infeksi pada aliran
darah. Ledakkan bakteri di dalam alirandarah sebenarnya
tidak jarang terjadi, dan peristiwa yang dinamakan
bakteremia ini biasanya ditanganisecara cepat dan efektif
oleh makrofag dari sistem monosit-makrofag.

Septikemia atau keracunan darah terjadi jika kondisi bakteremia


berlanjut yang menyebabkan organismeyang masuk berjumlah sangat
besar dan cukup resisten sehingga sistem makrofag ditaklukkan.
Organisme yang menetap ini menimbulkan gejala malaise,
kelemahan, demam, dan lain-lain. Pada kondisi yang parah yang
disebut septikopiemia atau disingkat piemia dimana organisme
mencapai jumlah yang sedemikian besarnya sehingga mereka

9
bersirkulasi dalam gumpalan-gumpalan dan mengambil tempat pada
banyak organ dan menimbukan banyak sekali mikroabses.

D. Sifat-sifat Umum Penyakit karena Infeksi


Bakteri
Bakteri merupakan penyebab terbanyak dari infeksi, ratusan spesies
bakteri dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan dapat hidup di
dalam tubuh. Bakteri dapat masuk melalui udara, tanah, air, makanan,
cairan, dan benda mati lainnya.
• Organisme ber sel tunggal
• Mempu berproduksi sendiri tetapi menggunakan hewan sebagai
penjamu
• Tidak memiliki inti sel
• Memiliki sitoplasma dan dikelilingi dinding sel
• Mengandung DNA maupun RNA
• Bereproduksi secara aseksual melalui replikasi DNA dan
pembelahan sederhana
• Sebagian membentuk kapsul sehingga mampu bertahan pada
system imun penjamu
• Dapat bersifat aerob dan anaerob
• Sebagian mengeluarkan toksin
• Bakteri gram positif mengeluarkan eksotoksin, pada pewarnaan
akan berwarna ungu.
• Gram negativ pada pewarnaan akan berwarna merah.

Virus
• Memerlukan penjamu untuk bereproduksi
• Terdiri dari satu RNA atau DNA yang terkandung dalam
selubung protein : kapsid.
• Virus harus berkaitan dengan membrane sel penjamu, masuk dan
bergerak ke inti, DNA virus menyatu dengan DNA penjamu, gen

10
– gen virus diwariskan kepada sel – sel baru selama mitosis, virus
mengambil alih fungsi sel dan mengontrol sel.

Mikroplasma
Mikroorganisme unisel mirip bakteri, tetapi lebih kecil dan tidak
mengandung peptidoglikan

Riketsia
• Memerlukan penjamu untuk bereproduksi secara seksual
• Mengandung DNA dan RNA
• Memiliki dinding patidoglikan
• Ditularkan melalui gigitan kutu

Klamida
• Organism unisel
• Bereproduksi secara aseksual dalam penjamu dan mengalami
siklus replikasi.

Jamur
• Mencakup ragi (yeast) dan kapang (mold)
• Memiliki inti sel dan dinding sel

Parasit
• Cacing, organisme multisel yang dapat hidup di dalam atau di
luar tubuh kebanyakan cacing berada di usus.
• Protozoa, organisme bersel tunggal yang dapat hidup dan
berkembang biak di dalam tubuh.
▪ Arthropoda

E. Jenis-jenis Penyakit Infeksi


Penyakit infeksi karena bakteri
a. Infeksi stfilokokus atau streptokokus

11
b. Gonore
c. Sipilis
d. Kolera
e. Sampar
f. Salmonelosis
g. Sigelosis
h. demam typoid
i. difteri
j. haemofilus influenza
k. pertusis
l. tetanus
m. tuberculosi
Penyakit infeksi karena virus
a. Ensefalitis
b. Demam kuning
c. Campak jerman
d. Rubella
e. Gondongan
f. Poliomyelitis
g. Hepatitis
Penyakit infeksi karena mikroplasma
a. Pneumonia mikroplasma
Penyakit infeksi karena Riketsia
a. Tifus
b. Rocky Mountain fever
Penyakit infeksi karena klamida
a. Infeksi urogenital
Penyakit infeksi karena jamur
a. Kandidiasi mulut
b. Vagina
c. Kurap
Penyakit infeksi karena parasite

12
a. Kutu kepala
b. Cacing kremi
c. Toksoplasmosis

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan
berkembang biaknya mikroorganisme yaitu bakteri, virus, jamur,
prion dan protozoa ke dalam tubuh sehingga menyebabkan kerusakan
organ. Ada beberapa faktor jasad renik pada infeksi antara lain faktor
daya tranmisi, faktor invasi dan kemampuan untuk menimbulkan
penyakit.
Syarat terbentuknya infeksi yaitu bahwa mikroorganisme yang
menular harus melekat, menduduki, memasuki hospes, dan
berkembang biak. Jenis penyakit infeksi sangatlah beragam di
antaranya demam tipoid, gonore, kolera yang berasal dari bakteri,
rubella, hepatitis yang berasal dari virus. Kurap, kandidiasi mulut
yang di sebabkan oleh fungi. Mikroplasma, riketsia, klamida, dan
parasit.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas maka kelompok
memaparkan tentang infeksi oleh karenanya kita harus selalu waspada
dan berhati-hati agar tubuh kita tidak terinfeksi oleh bakteri, virus,
mikroplasma, riketsia, klamida, fungi, dan parasit yang dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit baik yang menular dan tidak
menular serta kita sebagai perawat harus selalu menaati standar
operasional prosedur yang ada di fasilitas kesehatan agar tidak mudah
tertular dan mampu memberi edukasi kepada klien ataupun
masyarakat tentang bahayanya penyakit infeksi.

14
DAFTAR PUSTAKA

E Gunawan, Y. E. (2014). MEKANISME INFEKSI. https://www.academia.edu, 1-


7.

Setiawan, L. (2012, Juni 13). INFEKSI. Retrieved from KEPERAWATAN:


http://keperawatancianjur.blogspot.com

Sundari, S. (2016). Faktor Hospes Pada Infeksi. https://www.scribd.com, 10.

15

Anda mungkin juga menyukai