Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ENTOMOLOGI MEDIS

“NYAMUK DAN LALAT BERPERAN SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT”

DOSEN PEMBIMBING

INAYAH HAYATI S.Si.,M.Pd

DISUSUN OLEH

NANDA MILLENDETA FESSYOLA (18010024)

AKADEMI ANALIS KESEHATAN HARAPAN


BENGKULU

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT , atas berkah dan
rahmat serta hidayah yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
entomologi medis yang berjudul “nyamuk dan lalat berperan sebagai vektor penyakit”
ini.
Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan,kemudahan serta
keselamatan kepada semua yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Penulis ingin
berterima kasih kepada Dosen Pembimbing mata kuliah Entomologi Medis yang telah
memberikan pembelajaran kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
pengerjaan makalah ini. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dan untuk kemajuan pengetahuan terutama untuk dalam hal pelajaran
kimia klinik 2, sehingga diharapkan dapat memberikan pedoman untuk
mempebelajaran serta dapat memberikan petunjuk penulisan yang teratur dan
tersusun rapi tanpa ada unsur kesengajaan yang sama dari pihak lainnya.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi penulis sendiri maupun bagi pembacanya agar dapat memperluas pengetahuan
kita semua.

Bengkulu, 12 Februari 2020

Penulis

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan bidang kesehatan saat ini diarahkan untuk menekan angka
kematian yang disebabkan oleh berbagai penyakit yang jumlahnya semakin
meningkat. Masalah umum yang dihadapi dalam bidang kesehatan adalah jumlah
penduduk yang besar dengan angka pertumbuhan yang cukup tinggi dan penyebaran
penduduk yang belum merata, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang masih
rendah. Keadaan ini dapat menyebabkan lingkungan fisik dan biologis yang tidak
memadai sehingga memungkinkan berkembang biaknya vektor penyakit.
Vektor adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit tetapi
menyebarkannya dengan membawa patogen dari satu inang ke yang lainnya. Vektor
juga merupakan anthropoda yang dapat menimbulkan dan menularkan suatu
Infectious agent dari sumber Infeksi kepada induk semang yang rentan. Bagi dunia
kesehatan masyarakat, binatang yang termasuk kelompok vektor dapat merugikan
kehidupan manusia karena disamping mengganggu secara langsung juga sebagai
perantara penularan penyakit seperti yang sudah di jelaskan di atas. Penyakit yang
ditularkan melalui vektor masih menjadi penyakit endemis yang dapat menimbulkan
wabah atau kejadian luar biasa serta dapat menimbulkan gangguan kesehatan
masyarakat sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian atas penyebaran vektor
tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan vector?
2. Apa yang dimaksud dengan lalat?
3. Apa yang dimaksud dengan nyamuk?
4. Bagaimana cara pengendalian vector penyakit?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian vector
2. Mengetahui penyakit yang dapat disebabkan oleh vector penyakit
3. Mengetahui cara pengendalian vector penyakit

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Vektor
Vektor adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit tetapi
menyebarkannya dengan membawa patogen dari satu inang ke yang lain. Berbagai
jenis nyamuk, sebagai contoh, berperan sebagai vektor penyakit malaria yang
mematikan. Pengertian tradisional dalam kedokteran ini sering disebut "vektor
biologi" dalam epidemiologi dan pembicaraan umum.Vektor adalah arthtopoda yang
dapat memindahkan atau menularkan sesuatu.
Infectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang
rentan(suspectible host). Vektor dapat menyebarkan agen dari manusia atau hewan
yang terinfeksi ke manusia atau hewan lain yang rentan melalui kotoran, gigitan,
dancairan tubuhnya, atau secara tidak langsung melalui kontaminasi pada
makanan.Vektor dapat memindahkan atau menularkan agent penyakit yang berada
didalam atau pun yang menempel dan terdapat di bagian luar tubuh vektor tersebut.
Suatu makhluk hidup terutama manusia dapat tertular penyakit melalui vector yang
membawa agent penyakit, misalnya dengan menggigit dan menghisap darahdari orang
yang sakit lalu kepada orang yang rentan, sehingga ia pun dapat tertulardan menjadi
sakit.
Mekanisme penularan penyakit oleh vektor terbagi menjadi dua macam, yaitu
penularan penyakit melalui vektor secara mekanik dan penularan penyakit
melaluivektor secara biologis.

1) Penularan Mekanik
Penularan mekanik berlangsung karena kuman penyakit terbawa
denganperantaraan alat-alat tubuh vektor.Kuman penyakit dalam tubuh seranggatidak
bertambah banyak ataupun berubah bentuk.Pada penularan penyakitmelalui vektor
secara mekanik, maka agen dapat berasal dari tinja, urinemaupun sputum penderita
hanya melekat pada bagian tubuh vektor dankemudian dapat dipindahkan pada
makanan atau minuman pada waktuhinggap/menyerap makanan tersebut.

2
Contoh :
o Lalat Tabanus melalui probosisnya menularkan basil Anthrax
danTrypanosoma evansi
o Lalat rumah (Musca domestica) dengan perantara kaki dan
badannya,mularkan telur cacing dan bakteri

2) Penularan Biologis
Penularan biologis berlangsung dengan bertindak sebagai tuan rumah(host),
berarti adanya kelanjutan hidup kuman penyakit yang dipindahkan.Penularan
penyakit melalui vektor secara biologis, agen harus masuk kedalam tubuh vektor
melalui gigitan ataupun melalui keturunannya. Selamadalam tubuh vektor, agen
berkembang biak atau hanya mengalamiperubahan morfologis saja, sampai pada
akhirnya menjadi bentuk yanginfektif melalui gigitan, tinja atau cara lain untuk
berpindah ke pejamupotensial. Pada penularan penyakit melalui vektor secara
biologis,perubahan bentuk atau perkembangbiakan agen dibedakan sebagai berikut:

a. Propagative transmission
Agen berkembang biak di dalam tubuh vektor tanpa mengalamiperubahan stadium.
Contoh :
o Yersinia pestis (agen pes) di dalam tubuh pinjal (flea)
Xenopsyllacheopis. Pinjal sebagai vektor bisa mati oleh Yersinia
pestis.
b. Cyclo propagative transmission
Agen mengalami perubahan stadium dan perkembangbiakan didalam tubuh vector
Contoh :
o Plasmodium (agen malaria) di dalam tubuh nyamuk Anopheles.
c. Cyclo developmental transmission
Agen mengalami perubahan stadium hingga mencapai stadiuminfektif di dalam tubuh
vektor tetapi tidak mengalamiperkembangbiakan.
Contoh :
o Cacing filaria di dalam tubuh nyamuk dengan genus Mansonia
danAnopheles, serta spesies nyamuk Culex quinquefasciatus.

3
d. Transovarian/Hereditary (keturunan)
Generasi yang terkena infeksi tidak menularkan penyakit padamanusia, tetapi
menularkan pada anaknya.Penularan terjadi melaluigenerasi berikutnya.
Contoh:
o Penyakit Scrub thypus yang disebabkan oleh Ricketsiatsutsugamushi
dari tikus Trombicula akamushi (sejenis tungau ataumites)

B. Lalat
Lalat hitam (black flies) adalah kelompok serangga yang masuk dalam famili
Simuliidae, sedangkan lalat pasir (sand flies) termasuk dalam famili Psychodidae
subfamili Phebotominae. Kedua famili tersebut masuk dalam subordo Nematocera.
Lalat kuda (horse flies), lalat kijang (deer flies), dan lalat tembak (snipe flies) masing-
masing masuk dalam famili Tabanidae dan Rhagionidae subordo Brachycera,
sedangkan lalat hippelates (Chrolopidae), lalat rumah dan lalat tse-tse (Muscidae),
lalat kaliporid (Calliphoridae), dan lalat sarkofagid (Sarcophagidae) masuk dalam
subrodo Cylorrhapha. Semua jenis lalat tersebut masuk dalam ordo Diptera.
1) Lalat Rumah (Housefly)
Lalat rumah, Musca domestica, hidup disekitar tempat kediaman manusia di
seluruh dunia.Seluruh lingkaran hidup berlangsung 10 sampai 14 hari, dan lalat
dewasa hidup kira-kira satu bulan.Larvanya kadang-kadang menyebabkan myasis
usus dan saluran kencing serta saluran kelamin.
Lalat adalah vektor mekanik dari bakteri patogen, protozoa serta telur dan
larva cacing, Luasnya penularan penyakit oleh lalat di alam sukar
ditentukan.Dianggap sebagai vektor penyakit typhus abdominalis, salmonellosis,
cholera, dysentery bacillary dan amoeba, tuberculosis, penyakit sampar, tularemia,
anthrax, frambusia, conjunctivitis, demam undulans, trypanosomiasis dan penyakit
spirochaeta.

4
2) Lalat Pasir (Sandfly)
Lalat pasir ialah vektor penyakit leishmaniasis, demam papataci dan
bartonellosisi.Leishmania donovani, penyebab Kala azar; L. tropica, penyebab
oriental sore; dan L. braziliensis, penyebab leishmaniasis Amerika, ditularkan oleh
Phlebotomus. Demam papataci atau demam phlebotomus, penyakit yang disebabkan
oleh virus banyak terdapat di daerah Mediterania dan Asia Selatan, terutama
ditularkan oleh P. papatsii, yang menjadi infektif setelah masa perkembangan virus
selama 7-10 hari. Bartonellosis juga terdapat di Amerika Selatan bagian Barat Laut
sebagai demam akut penyakit Carrion dan sebagai keadaan kronis berupa granulema
verrucosa.Basil penyebab adalah Bartonella bacilliformis, ditularkan oleh lalat pasir
yang hidup di daerah pegunungan Andes.

3) Lalat Tsetse (Tsetse Flies)


Lalat tsetse adalah vektor penting penyakit trypanosomiasis pada manusia dan
hewan peliharaan.Paling sedikit ada tujuh species sebagai vektor infeksi trypanosoma
pada hewan peliharaan, species Trypanosoma rhodesiense yang menjadi, penyebab
trypanosomiasis, adalah Glossina morsitans, G. swynnertoni, dan G. Pallidipes.Vektor
utama .pada Penyakit Tidur (Sleeping Sickness) di Gambia adalah species G. palpalis
fuscipes dan pada daerah - daerah tertentu adalah species G. tachhinoides.

5
4) Lalat Hitam (Blackflies)
Adalah vektor penyakit Oncheocerciasis Di Afrika adalah species Simulium
damnosum dan S. neavei dan di Amerika adalah S. metallicum, S. ochraceum dan S.
callidum. Species lain mungkin adalah vektor yang tidak penting dan menularkan
onchocerciasis pada ternak dan penyakit protozoa pada burung.

C. Penyakit yang di sebabkan oleh lalat


1) Penyakit Onchocerciasis
Parasit yang paling penting ditularkan oleh lalat hitam adalah cacing filaria
Onchocerca volvulus. Cacing ini merupakan penyebab penyakit yang disebut
Onchocerciasis. Penyakit tersebut disebut juga buta sungai (river blindness), penyakit
buta, volvulus, dan craw-craw. Onchocerciasis merupakan penyakit parasit kronis
yang memengaruhi sistem-sistem organ berganda, tidak mematikan, tetapi dapat

6
menyebabkan kebutaan, penderitaan yang lama, serta masalah sosio-ekonomik.
Onchocerciasis terdapat di 34 negara termasuk di daerah-daerah Afrika, Amerika
Selatan, da Timur Tengah. Diperkirakan 123 juta orang hidup di daerah endemis dan
sekitar 17,7 juta orang terinfeksi penyakit ini. Dari jumlah tersebut kira-kira 270.000
orang yang menjadi buta serta 500.000 orang mengalami kesulitan melihat (Forgione,
2002). Bahkan menurut Eezzuduemhoi (2002),jumlahnya lebih besar lagi, yaitu
sekitar 2 juta orang menjadi buta, sekitar 85,5 juta orang di negara hidup di daerah
endemis onchocerciasis.

2) Penyakit Leishmaniasis
Penyakit ini disebabkan oleh parasit protozoa yang termasuk dalam genus
Leishmania melalui gigitan nyamuk lalat pasir phlebotomin. Parasit Leishmania
dinamakan untuk menghormati W.B. Leishman yang mengembangkan salah satu
strain awal Leishmanis pada 1901. Sekitar 30 spesies lalat pasir dapat terinfeksi bila
mereka mengisap darah dari inang yang telah terinfeksi protozoa ini. Inang penyakit
ini adalah manusia, hewan domestik, maupun hewan liar pengerikit (Rodentia).
Leishmaniasis bersifat zoonotik yaitu vektoran ke manusia melalui hewan.
Manusia terinfeksi penyakit ini bila terekspos melalui siklus tular alami. Namun
demikian, pada bentuk anthroponotic (penularan dari manusia ke manusia melalui
serangga vektor lalat pasit), maka manusia menjadi inang utama.

D. Nyamuk (Mosquito)
Nyamuk termasuk dalam subfamili Culicinae, famili Culicidae (Nematocera
Diptera) merupakan vektor atau penular utama dari penyakit-penyakit arbovirus
(demam berdarah, chikungunya, demam kuning, encephalitis, dan lain-lain), serta
penyakit-penyakit nematoda (filariasis),riketsia, dan protozoa (malaria). Diseluruh
dunia terdapat lebih dari 2500 spesies nyamuk meskipun sebagian besar dari spesies-
spesies nyamuk ini tidak berasosiasi dengan penyakit virus (arbovirus) dan penyakit-

7
penyakit lainnya. Jenis-jenis nyamuk yang menjadi vektor utama, biasanya adalah
Aedes spp, Culex spp, Anopheles spp, danMansonia spp.
Semua jenis nyamuk membutuhkan air untuk kelangsungan hidup karena
larva-larva ( jentik-jentik) nyamuk melanjutkan hidupnya di air dan hanya bentuk
dewasa yang hidup di darat. Nyamuk betina biasanya memilih tipe air tertentu untuk
meletakkan telurnya dipermukaaan air, ada yang meletakkan telur pada air bersih, air
kotor, air payau, atau tipe air lainnya. Bahkan ada nyamuk yang meletakkan telurnya
pada axil tanaman, lubang kayu (tree holes), tanaman yang berkantung yang dapat
menampung air, atau dalam kontainer-kontainer bekas yang menampung air hujan
atau air bersih.

Telur nyamuk menetas dalam air dan menjadi larva atau jentik. Larva-larva
nyamuk hidup dengan mmemakan organisme-organisme kecil,tetapi ada juga yang
bersifat sebagai predator seperti larva Toxorhynchites sp yang memangsa jenis
nyamuk lainnya yang hidup dalam air. Kebanyakan nyamuk betina harus mengisap
darah manusia atau hewan lain seperti kuda, sapi, babi, dan burung dalam jumlah
yang cukup sebelum perkembangan telurnya terjadi. Bila tidak mendapatkan cairan
darah yang cukup, nyamuk betina ini akan mati. Namun ada jenis nyamuk yang
bersifat spesifik dan hanya menggigit manusia atau mamalia. Bentuk jantan nyamuk
biasanya hidup dengan memakan cairan tumbuhan.
Tingkah laku dan aktivitas nyamuk pada saat terbang berbeda-beda menurut
jenisnya. Ada nyamuk yang aktif pada waktu siang seperti Aedes aegypti dan ada
yang aktif pada waktu malam seperti Anopheles, demikian pula ada nyamuk yang
aktif menghisap darah pada waktu pagi atau sore dan ada nyamuk yang aktif pada
waktu malam sebelum tengah malam dan ada yang aktif pada waktu subuh.

 Siklus Hidup Nyamuk


Nyamuk termasuk dalam kelompok serangga yang mengalami metamorfosis
sempurna dengan bentuk siklus hidup berupa telur, larva,pupa, dan dewasa.

8
Perbedaan siklus hidup nyamuk-nyamuk Culex, Anopheles, Aedes aegypti dapat
disimak melalui gambar

 Tempat Pembiakan Nyamuk


a. Aedes spp
Nyamuk-nyamuk Aedes yang aktif pada waktu siang hari seperti Ae.aegypti
dan Ae.albopictus biasanya meletakkan telur dan berbiak pada tempat-tempat
penampungan air bersih atau air hujan seperti bak mandi, tangki penapungan air,
vas bunga (dirumah, sekolah, kantor, atau pekuburan), kaleng-kaleng atau
kantung-kantung plastik bekas, diatas lantai gedung terbuka, talang rumah, bambu
pagar, kulit-kulit buah seperti kulit buah rambutan, tempurung kelapa, ban-ban
bekas, dan semua bentuk kontainer yang dapat menampung air bersih. Jentik-
jentik nyamuk (nyamuk muda) dapat terlihat berenang naik turun ditempat-tempat
penampungan air tersebut. Kedua jenis nyamuk Aedes tersebut merupakan vektor
utama penyakit demam berdarah.
b. Culex spp
Nyamuk–nyamuk Culex ada yang aktif pada waktu pagi, siang dan ada yang
aktif pada waktu sore atau malam. Nyamuk-nyamuk ini meletakkan telur dan
berbiak di selokan-selokan yang berisi air bersih ataupun selokan air pembuangan
domestik yang kotor (air organik), serta ditempat-tempat penggenangan air
domestik atau air hujan diatas permukaan tanah.jentik-jentik nyamuk Culex serig

9
kali terlihat dalam jumlah yang sangat besar di selokan-selokan air kotor. Jenis-
jenis nyamuk seperti Culex pipien dapat nenularkan penyakit filariasis (kaki
gajah), ensefalitis, dan virus chikungunya.
c. Armigeres spp
Nyamuk Armigeres ada yang berbiak dalam kantung tanaman yang
menampung air, contohnya Armigeres sembeli ( Toma & Miyagi, 2002). Jentik-
jentik berkembang dalam air yan tertampung dalam kantung tanaman seperti
Nephenthes ampularia dan tumbuh disana sampai menjadi dewasa.
d. Mansonia spp
Nyamuk mansonia biasanya berbiak dalam kolam-kolam air tawar seperti
kolam ikan. Larva-larva nyamuk ini bernapas dengan memenetrasi akar tanaman
air. Nyamuk Mansonia selain menularkan penyakit chikungunya juga dapat
menularkan penyakit filariasis dan ensefalitis.
e. Anophles spp
Nyamuk Anopheles dapat berbiak dalam kolam-kolam air tawar yang bersih,
air kotor, air payau, maupun air-air yang dipinggir laut.
Nyamuk-nyamuk ini ada yang senang hidup didalam rumah dan ada yang aktif
diluar rumah. Ada yang aktif terbang pada waktu pagi,siang,sore, ataupun malam.
Nyamuk Anopheles sering disebut nyamuk malaria karena banyak jenis nyamuk
ini yang menularkan penyakit malaria. Jenis nyamuk ini juga dilaporkan
menularkan penyakit chikungunya. Spesies-spesies Anopheles yang berbeda
sering menunjukkan tingkah laku yang berbeda dan kemampuan menularkan
penyakit yang betbeda pula. Oleh sebab itu, jenis nyamuk Anopheles yang
menularkan penyakit di satu daerah sering berbeda dengan Anophles yang
menularkan penyakit malaria atau chikungunyadi daerah yang lain (Sembel dkk.
1991;1994;1995; Mohi et al. 1995).

E. Penyakit Yang Disebabkan Oleh Nyamuk


Species yang merupakan vektor penting penyebab penyakit pada manusia
antara lain penyakit :
 Malaria
Vektor siklik satu-satunya dari malaria pada manusia dan malaria kera adalah
nyamuk Anopheles, sedangkan nyamuk Anopheles dan Culex keduaduanya dapat
menyebabkan malaria pada burung.

10
Secara praktis tiap species Anopheles dapat diinfeksi secara eksperimen, tetapi
banyak species bukan vektor alami.Sekitar 110 species pernah dihubungkan
dengan penularan malaria, diantaranya 50 species penting terdapat dimana-mana
atau setempat yang dapat menularkan penyakit malaria.
Sifat suatu species yang dapat menularkan penyakit ditentukan oleh :
a. Adanya di dalam atau di dekat tempat hidup manusia.
b. Lebih menyukai darah manusia dari pada darah hewan, walaupun bila
hewan hanya sedikit.
c. Lingkungan yang menguntungkan perkembangan dan memberikan
jangka hidup cukup lama pada Plasmodium untuk menyelesaikan
siklus hidupnya.
d. Kerentanan fisiologi nyamuk terhadap parasit .
Untuk menentukan apakah suatu species adalah suatu vektor yang sesuai,
maka dapat dicatat persentase nyamuk yang kena infeksi setelah menghisap darah
penderita malaria, prnentuan suatu species nyamuk sebagai vektor dapat
dipastikan dengan melihat daftar index infeksi alami, biasanya sekitar 1-5%, pada
nyamuk betina yang dikumpulkan dari rumah-rumah di daerah yang diserang
malaria.
 Filariasis
Nyamuk Culex adalah vektor dari penyakit filariasis Wuchereria bancrofti dan
Brugia malayi.Banyak species Anopheles, Aedes, Culex dan Mansonia, tetapi
kebanyakan dari species ini tidak penting sebagai vektor alami. Di daerah tropis
dan subtropis, Culex quinquefasciatus (fatigans), nyamuk penggigit di lingkungan
rumah dan kota, yang berkembang biak dalam air setengah kotor sekitar tempat
tinggal manusia, adalah vektor umum dari filariasis bancrofti yang mempunyai
periodisitas nokturnal. Aedes polynesiensis adalah vektor umum filariasis
bancrofti yang non periodisitas di beberapa kepulauan Pasifik Selatan . Nyamuk
ini hidup diluar kota di semak-semak (tidak pernah dalam rumah) dan
berkembang biak di dalam tempurung kelapa dan lubang pohon, mengisap darah
dari binatang peliharaan mamalia dan unggas, tetapi lebih menyukai darah
manusia.
 Demam Kuning
Demam kuning (Yellow Fever) penyakit virus yang mempunyai angka
kematian tinggi, telah menyebar dari tempat asalnya dari Afrika Barat ke daerah

11
tropis dan subtropis lainnya di dunia, Nyamuk yang menggigit pada penderita
dalam waktu tiga hari pertama masa sakitnya akan menjadi infektif selama
hidupnya setelah virusnya menjalani masa multifikasi selama 12 hari.
Vektor penyakit ini adalah species nyamuk dari genus Aedes dan
Haemagogus, Aedes aegypti adalah vektor utama demam kuning epidemik, hidup
disekitar daerah perumahan, berkembang biak dalam berbagai macam tempat
penampungan air sekitar rumah, larva tumbuh subur sebagai pemakan zat organik
yang terdapat didasar penampungan air bersih (bottom feeders) atau air kotor yang
mengandung zat organik.

 Dengue Hemorrhagic Fever


Adalah penykit endemik yang disebabkan oleh virus di daerah tropis dan
subtropis yang kadang-kadang menjadi epidemik.Virus membutuhkan masa
multifikasi selama 8-10 hari sebelum nyamuk menjadi infektif, khususnya
ditularkan oleh species Aedes, terutama A. aegypti.Penyakit ini merupakan
penyakit endemis di Indonesia dan terjadi sepanjang tahun terutama pada saat
musim penghujan.

F. Pengendalian vektor

12
Pengendalian vektor dan binatang pengganggu adalah upaya untuk
mengurangi atau menurunkan populasi vektor atau binatang pengganggu dengan
maksud pencegahan atau pemberantasan penyakit yang ditularkan atau gangguan
(nuisance) oleh vektor dan binatang pengganggu tersebut.
Menurut WHO (Juli Soemirat,2009:180), pengendalian vektor penyakit sangat
diperlukan bagi beberapa macam penyakit karena berbagai alasan :
 Penyakit tadi belum ada obatnya ataupun vaksinnya, seperti hamper semua
penyakit yang disebabkan oleh virus.
 Bila ada obat ataupun vaksinnya sudah ada, tetapi kerja obat tadi belum
efektif, terutama untuk penyakit parasiter
 Berbagai penyakit di dapat pada banyak hewan selain manusia, sehingga sulit
dikendalikan.
 Sering menimbulkan cacat, seperti filariasis dan malaria.
 Penyakit cepat menjalar, karena vektornya dapat bergerak cepat seperti insekta
yang bersayap

Ada beberapa cara pengendalian vektor dan binatang pengganggu diantaranya


adalah sebagai berikut.
 Pengendalian kimiawi
Cara ini lebih mengutamakan penggunaan pestisida/rodentisida untuk
peracunan. Penggunaan racun untuk memberantas vektor lebih efektif namun
berdampak masalah gangguan kesehatan karena penyebaran racun tersebut
menimbulkan keracunan bagi petugas penyemprot maupun masyarakat dan hewan
peliharaan. Sebagai ilustrasi, pada tahun 1960-an yang menjadi titik tolak kegiatan
kesehatan secara nasional (juga merupakan tanggal ditetapkannya Hari Kesehatan
Nasional), ditandai dengan dimulainya kegiatan pemberantasan vektor nyamuk
menggunakan bahan kimia DDT atau Dieldrin untuk seluruh rumah penduduk
pedesaan. Hasilnya sangat baik karena terjadi penurunan densitas nyamuk secara
drastis, namun efek sampingnya sungguh luar biasa karena bukan hanya nyamuk
saja yang mati melainkan cicak juga ikut mati keracunan (karena memakan
nyamuk yang keracunan), cecak tersebut dimakan kucing dan ayam, kemudian
kucing dan ayam tersebut keracunan dan mati, bahkan manusia jugs terjadi

13
keracunan Karena menghirup atau kontak dengan bahan kimia tersebut melalui
makanan tercemar atau makan ayam yang keracunan.
Penggunaan bahan kimia lainnya yang tidak begitu berbahaya adalah bahan
attractant dan repellent. Bahan Attractant adalah bahan kimia umpan untuk
menarik serangga atau tikus masuk dalam perangkap. Sedangkan repellent adalah
bahan/cara untuk mengusir serangga atau tikus tidak untuk membunuh.
Contohnya bahan kimia penolak nyamuk yang dioleskan ke tubuh manusia
(Autan, Sari Puspa, dll) atau alat yang menimbulkan getaran ultrasonic untuk
mengusir tikus (fisika).
Pada pendekatan ini, dilakukan beberapa golongan insektisida seperti
golongan organoklorin, golongan organofosfat, dan golongan karbamat. Namun,
penggunaan insektisida ini sering menimbulkan resistensi dan juga kontaminasi
pada lingkungan. Macam – macam insektisida yang digunakan:
a) Mineral (Minyak), misalnya minyak tanah, boraks, solar, dsb.
b) Botanical (Tumbuhan), misalnya Pyrethum, Rotenone, Allethrin, dsb.
Insektisida botanical ini disukai karena tidak menimbulkan masalah
residu yang toksis.
c) Chlorined Hyrocarbon, misalnya DDT, BHC, Lindane, Chlordane,
Dieldrin, dll. Tetapi penggunaan insektisida ini telah dibatasi karena
resistensinya dan dapat mengkontaminasi lingkungan.
d) Organophosphate, misalnya Abate, Malathion, Chlorphyrifos, dsb.
Umumnya menggantikan Chlorined Hydrocarbon karena dapat
melawan vektor yang resisten dan tidak mencemari lingkungan.
e) Carbamate, misalnya Propoxur, Carbaryl, Dimetilen, Landrin, dll.
Merupakan suplemen bagi Organophosphate.
f) Fumigant, misalnya Nophtalene, HCN, Methylbromide, dsb. Adalah
bahan kimia mudah menguap dan uapnya masuk ke tubuh vektor
melalui pori pernapasan dan melalui permukaan tanah.
g) Repelent, misalnya diethyl toluemide. Adalah bahan yang menerbitkan
bau yang menolak serangga, dipakaikan pada kulit yang terpapar, tidak
membunuh serangga tetapi memberikan perlindungan pada manusia.
 Pengendalian Fisika-Mekanika

14
Cara ini menitik beratkan kepada pemanfaatan iklim/musim dan menggunakan
alat penangkap mekanis antara lain :
a) Pemasangan perangkap tikus atau perangkap serangga
b) Pemasangan jarring
c) Pemanfaatan sinar/cahaya untuk menarik atau menolak (to attrack and
to repeal)
d) Pemanfaatan kondisi panas dan dingin untuk membunuh vektor dan
binatang penganggu.
e) Pemanfaatan kondisi musim/iklim untuk memberantas jentik nyamuk.
f) Pemanfaatan suara untuk menarik atau menolak vektor dan binatang
pengganggu.
g) Pembunuhan vektor dan binatang pengganggu menggunakan alat
pembunuh (pemukul, jepretan dengan umpan, dll)
h) Pengasapan menggunakan belerang untuk mengeluarkan tikus dari
sarangnya sekaligus peracunan.
i) Pembalikan tanah sebelum ditanami.
h) Pemanfaatan arus listrik dengan umpan atau attracktant untuk
membunuh vektor dan binatang pengganggu (perangkap serangga
dengan listrik daya penarik menggunakan lampu neon).
 Pengendalian lingkungan
Merupakan cara terbaik untuk mengontrol arthropoda karena hasilnya dapat
bersifat permanen. Contoh, membersihkan tempat-tempat hidup arthropoda.
Terbagi atas dua cara yaitu :
a) Perubahan lingkungan hidup (environmental management), sehingga
vektor dan binatang penggangu tidak mungkin hidup. Seperti
penimbunan (filling), pengeringan (draining), dan pembuatan (dyking).
b) Manipulasi lingkungan hidup (environmental manipulation), sehingga
tidak memungkinkan vektor dan binatang penggangu berkembang
dengan baik. Seperti pengubahan kadar garam (solinity), pembersihan
tanaman air, lumut, dan penanaman pohon bakau (mangrouves) pada
tempat perkembangbiakan nyamuk.
 Pengendalian Genetik

15
Metode ini dimaksudkan untuk mengurangi populasi vektor dan binatang
penggangu melalui teknik-teknik pemandulan vektor jantan (sterila male
techniques), pengunaan bahan kimia penghambat pembiakan (chemosterilant),
dan penghilangan (hybiriditazion). Masih ada usaha yang lain seperti :
a) Perbaikan sanitasi : bertujuan menghilangkan sumber-sumber
makanan(food preferences), tempat perindukan (breeding places), dan
tempat tinggal (resting paces), yang dibutuhkan vektor.
b) Peraturan perundangan : mengatur permasalahan yang menyangkut
usaha karantina, pengawasan impor-ekspor, pemusnahan bahan
makanan atau produk yang telah rusak karena vektor dan sebagainya.
c) Pencegahan (prevention) : menjaga populasi vektor dan binatang
pengganggu tetap pada suatu tingkat tertentu dan tidak menimbulkan
masalah.
d) Penekanan (supresion) : menekan dan mengurangi tingkat populasinya.
e) Pembasmian (eradication) : membasmi dan memusnakan vektor dan
binatang pengganggu yang menyerang daerah/wilayah tertentu secara
keseluruhan.

 Upaya pengendalian binatang pengganggu


Dalam pendekatan ini ada beberapa teknik yang dapat digunakan, diantaranya
steril technique, citoplasmic incompatibility, dan choromosom translocation.
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah :
a) Menempatkan kandang ternak di luar rumah
b) Merekonstruksi rumah
c) Membuat ventilasi
d) Melapisi lantai dengan semen
e) Melapor ke puskesmas bila banyak tikus yang mati
f) Mengatur ketinggian tempat tidur setidaknya >20 cm dari lantai.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Vektor adalah seekor binatang yang membawa bibit penyakit dari
seekorbinatang atau seorang manusia kepada binatang atau seorang manusia
kepada binatang lainnya atau manusia lainnya. Sedangkan vektor penyakit yang
(sering) disebabkan anthropoda dikenal sebagai arthopodborne disease atau
vectorborne diseasemerupakan arthropoda yang dapat menularkan, memindahkan
atau menjadi sumber penularan penyakit pada manusia

B. Saran

17
Untuk mewujudkan kualitas dan kuantitas lingkungan yang bersih dan sehat
serta untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah
satu unsur kesepakatan umum dari tujuan nasional, sangat diperlukan
pengertahuan yang cukup serta mendalam pengertahuan tentang vektor penyakit
dan pengendalian vektor penyakit, sehingga kita dapat meminimalisir dan
memutus rantai penyebaran penyakit dan menuju Indonesia yang sehat

DAFTAR PUSAKA

http://nistyadya.blogspot.co.id/2013/12/makalah-pengendalian-vektor-jenis-jenis.html

https://peujrohnagan.blogspot.co.id/2010/12/makalah-pengendalian-vektor-
penyakit.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Vektor_(biologi)

http://dokumen.tips/documents/vektor-penyakit.html

18
19
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Vektor........................................................................................2
B. Lalat.............................................................................................................4
C. Penyakit Yang Disebabkan Oleh Lalat........................................................6
D. Nyamuk.......................................................................................................7
E. Penyakit Yang Disebabkan Oleh Nyamuk..................................................10
F. Pengendalian................................................................................................12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................17
B. Saran............................................................................................................17

DAFTAR PUSAKA...............................................................................................18

ii

Anda mungkin juga menyukai