Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG PENGGANGGU - A

“Pengertian Vektor dan Binatang Pengganggu, Peranan Vektor dan Binatang Penggan
ggu Dalam Kesehatan, Konsep Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu”

Dosen Pengampu :

Drs Pangestu, M.Kes

Disusun oleh :
Kelompok 2
Mia Fandini P21335121052
Millifica Kirey Lantidatika P21335121053
Mutiara Pasha Rahmadina P21335121059
Raihan Taufikurohman P213351210
Salma Alifah P21335121070
Sri Permatasari P21335121077

PRODI SARJANA TERAPAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hid
ayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengerti
an Vektor dan Binatang Pengganggu, Peranan Vektor dan Binatang Pengganggu Dala
m Kesehatan, Konsep Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada m
ata kuliah Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu. Selain itu, makalah ini juga bert
ujuan untuk menambah wawasan mengenai dasar ilmu dari vektor dan binatang
pengganggu bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih ke
pada Bapak Drs Pangestu, M.Kes selaku dosen mata kuliah Pengendalian Vektor dan
Binatang Pengganggu yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat lebih memahami
konsep dan teori bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
kesempatan untuk mengakses beberapa media informasi dan pengetahuan sehingga kami d
apat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 04 Februari 2023

Penulis

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Vektor dan Binatang Pengganggu

2.2 Peranan Vektor dan Binatang Pengganggu Dalam Kesehatan

2.2.1 Peranan Vektor dalam Kesehatan.


Arthropoda secara umum mempunyai peran terhadap kesehatan manusia.
1. Menularkan atau memindahkan penyakit disebut vektor

2. Menyebabkan penyakit (parasit atau agent)

3. Mengandung dan menghasilkan zat racun (toksin)

4. Menimbulkan dan menyebabkan gangguan (nuisance)

5. Menimbulkan rasa takut atau ngeri (entomophobia)


Vektor adalah arthtopoda yang dapat memindahkan atau menularkan suatu infectious
agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan ( suspectible host). Vektor da
pat menyebarkan agen dari manusia atau hewan yang terinfeksi ke manusia atau hewan l
ain yang rentan melalui kotoran dan gigitan serta cairan tubuhnya atau secara tidak langsu
ng melalui kontaminasi pada makanan.

Vektor dapat memindahkan atau menularkan agent penyakit yang berada di dalam ata
u pun yang menempel dan terdapat di bagian luar tubuh vektor tersebut. Suatu makhluk hi
dup terutama manusia dapat tertular penyakit melalui vector yang membawa agent penya
kit misalnya dengan menggigit dan menghisap darah dari orang yang sakit lalu kepada or
ang yang rentan sehingga ia pun dapat tertular dan menjadi sakit. Mekanisme penularan p
enyakit oleh vektor terbagi menjadi dua macam yaitu penularan penyakit melalui vektor
secara mekanik dan penularan penyakit melalui vektor secara biologis.

2.2.2 Peranan Binatang Penganggu dalam Kesehatan (Tikus)


Tikus merupakan binatang pengganggu yang memiliki peranan dalam kesehatan.
Tikus berperan sebagai tuan rumah perantara untuk beberpa jenis penyakit yang dikenal
Rodent Borne Disease. Penyakit-penyakit yang tergolong Rodent Borne Disease adalah :

1. Leptospirosis. Leptospirosis merupakan infeksi akut disebabkan oleh bakteri leptospir


a berbentuk spiral yang menyerang mamalia dan dapat hidup di air tawar selama leb
ih kurang 1 bulan. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lender
(mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau atau makanan yang terkontaminasi ole
h urin hewan terinfeksi leptospira. Masa inkubasi selama 4 - 19 hari.

2. Plague/Penyakit Pes/Sampar/La Peste. Pes atau sampar atau plague atau la peste mer
upakan penyakit zoonosis yang timbul pada hewan pengerat dan dapat ditularkan pa
da manusia. Penyakit tikus ini menular dan dapat mewabah. Penyebaran penyakit pl
ague/pes. Plague, disebut juga penyakit pes, adalah infeksi yang disebabkan bakteri
Yersinia pestis (Y. pestis) dan ditularkan oleh kutu tikus (flea), Xenopsylla cheopis.

3. Salmonellisis. Salmonellisis merupakan penyaklit yang disebabkan bakteri salmonell


a yang dapat menginfeksi hewan dan juga manusia. Tikus yang terinfeksi bakteri ini
akan dapat menyebabkan kematian pada manusia dan salmonellisis dapat tersebar d
engan melalui kontaminasi feses.

4. Murine typhus. Murine typhus adalah penyakit yang disebabkan oleh Rickettsian typ
hi atau R. mooseri yang dapat ditularkan melalui gigitan pinjal tikus.

5. Rat-Bit Fever atau demam gigitan tikus. Rat-bit fever (RBF) adalah penyakit sistemik
yang disebabkan oleh bakteri Moniliformis Streptobacillus yang dapat diperoleh me
lalui gigitan atau goresan dari binatang pengerat atau menelan makanan atau air yan
g terkontaminasi dengan kotoran tikus dan biasanya dialami anak-anak di bawah 12
tahun dan penyakit ini memiliki masa inkubasi selama 1 hingga 22 hari.

6. Sindrom hantavirus paru (PS). Hantavirus sindrom paru (HPS) adalah penyakit mema
tikan yang ditularkan oleh tikus yang terinfeksi melalui urin, kotoran, atau air liur.

7. Rabies. Rabies merupakan penyakit yang menyerang sistem syaraf pusat dan memilik
i gejala khas yaitu penderita jadi takut terhadap air dan karena inilah rabies juga seri
ng disebut hidrofobia. Tikus menyebarkan penyakit ini melalui gigitan.

2.3 Konsep Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu


Upaya penanggulangan penyakit tular vektor dan zoonotik selain dengan pengobatan t
erhadap penderita, juga dilakukan upaya pengendalian vektor dan binatang pembawa pen
yakit, termasuk upaya mencegah kontak secara langsung maupun tidak langsung dengan
vektor dan binatang pembawa penyakit, guna mencegah penularan penyakit menular, baik
yang endemis maupun penyakit baru (emerging).
2.3.1 Pengertian Pengendalian Vektor Penyakit dan Binatang Pengganggu
Pengendalian adalah dilakukan semua usaha yang dilakukan untuk yang
menurunkan/menekan populasi atau densitas vektor dengan maksud mencegah
penyakit yang ditularkan oleh vektor atau gangguan-gangguan yang di akibatkan
oleh vector. Menurut PERMENKES RI Nomor 374/Menkes/Per/III/2010 tentang
Pengendalian Vektor, vektor adalah artroproda yang dapat menularkan,
memindahkan dan/atau menjadi sumber penular penyakit terhadap manusia.
Artropoda yang banyak berperan sebagai vektor pada kehidupan di bumi ini
adalah golongan hexapoda atau disebut juga serangga (insekta). Vektor dapat
memindahkan atau menularkan agent penyakit yang berada di dalam atau pun
yang menempel dan terdapat di bagian luar tubuh vektor tersebut, misalnya
nyamuk.
Suatu makhluk hidup terutama manusia dapat tertular penyakit melalui vektor
yang membawa agent penyakit, misalnya dengan menggigit dan menghisap darah
dari orang yang sakit kepada orang yang rentan, sehingga ia pun dapat tertular
dan menjadi sakit. Vektor penyakit merupakan serangga yang menjadi penular
agent penyakit tertentu, misalnya vektor penyakit DBD yaitu nyamuk Aedes
aegypti betina dan vektor penyakit diare yaitu Periplaneta Americana (kecoa) dan
Musca domestica (lalat rumah). Jadi suatu vektor penyakit sudah lebih spesifik
mengenai apa penyakit yang ditularkan oleh vektor tersebut.
Jumlah populasi vektor di lingkungan sekitar terkadang dapat mengalami
peningkatan karena dipengaruhi beberapa faktor, misalnya perubahan musim,
pencahayaan ruangan, kebersihan lingkungan, dan lain sebagainya, sehingga
jumlah orang sakit karena tertular pun akan meningkat pula. Maka dari itu perlu
dilakukan pengendalian terhadap vektor penyakit. Menurut PERMENKES RI
Nomor 374/Menkes/Per/III/2010 tentang Pengendalian Vektor, pengendalian
vector adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk menurunkan
populasi vector serendah mungkin sehingga keberadaannya tidak lagi berisiko
untuk terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu wilayah atau
menghindari kontak masyarakat dengan vektor sehingga penularaan penyakit
tular vektor dapat dicegah.
Pengendalian vektor penyakit merupakan semua usaha yang dilakukan untuk
mengurangi populasi vektor untuk mencegah penyakit tertentu yang ditularkan
oleh vektor penyakit tersebut. Pengendalian vektor harus dilakukan untuk
menjaga kepadatan populasi vektor pada tingkat yang tidak membahayakan bagi
kesehatan masyarakat. Sedangkan pengertian dari binatang pengganggu adalah
binatang yang dapat mengganggu, menyerang ataupun menularkan penyakit
terhadap manusia seperti hewan, tumbuh-tumbuhan. Contoh dari hewan
diantaranya: tikus, kecoa, ngengat, dsb. Strategi pengendalian vektor dan binatan
g pembawa penyakit secara garis besar meliputi pengamatan, penyelidikan, mene
ntukan metode pengendalian, serta monitoring dan evaluasi.
2.3.2 Prinsip dan Konsep Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit
Dalam pengendalian vektor tidaklah mungkin dapat dilakukan pembasmian
sampai tuntas, yang mungkin dan dapat dilakukan adalah usaha untuk
mengendalikan penyebaran vektor dengan mengurangi dan menurunkan populasi
ke satu tingkat yang tidak membahayakan kehidupan manusia. Namun hendaknya
dapat diusahakan segala kegiatan dalam rangka menurunkan populasi vektor
dapat mencapai hasil yang baik. Untuk itu perlu diterapkan teknologi yang sesuai,
bahkan teknologi sederhanapun dengan menerapkan prinsip dan konsep yang
benar.
a. Pengamatan dan Penyelidikan Bioekologi, Penentuan Status Kevektoran, Stat
us Resistensi dan Efikasi, serta Pemeriksaan Sampel.
Pengendalian dilakukan anatara lain dengan cara pengamatan bioekolo
gi yang dilakukan secara rutin untuk pemantauan wilayah setempat (PWS) ya
ng meliputi kegiatan siklus hidup, morfologi, anatomi, perilaku, kepadatan, ha
bitat perkembangbiakan, serta musuh alami vektor dan Binatang pembawa pe
nyakit.
b. Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit dengan Metode Fisik,
Biologi, Kimia, dan Pengelolaan Lingkungan.
Pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit dengan metoda i
ni meliputi antara lain : pemasangan perangkap, membasmi dengan bahan ki
mia, pengelolaan lingkungan yang baik, dll.
c. Pengendalian Terpadu terhadap Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit.
Pengendalian terpadu merupakan pendekatan yang menggunakan kom
binasi beberapa metode pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit
yang dilakukan berdasarkan azas keamanan, rasionalitas, dan efektifitas, serta
dengan mempertimbangkan kelestarian keberhasilannya.
Dengan sosialisasi dan penjelasan yang terstruktur dan masif kepada masyarakat, diha
rapkan timbul kesadaran dan motivasi masyarakat tentang bahayanya vektor dan binatang
pembawa penyakit; sehingga ikut berperan dalam peengendalian dan pencegahannya.

Adapun prinsip dasar dalam pengendalian vektor yang dapat dijadikan sebagai
pegangan sebagai berikut:

1. Pengendalian vektor harus menerapkan bermacam-macam cara pengendalian


agar vektor tetap berada di bawah garis batas yang tidak merugikan atau membahayakan.
2. Pengendalian vektor tidak menimbulkan kerusakan atau gangguan ekologis
terhadap tata lingkungan hidup.

Sedangkan konsep dasar dalam penerapan pengendalian vektor menurut Dr. Adi Heru
Sutomo (1993) adalah sebagai berikut:

1. Harus dapat menekan densitas vektor


2. Tidak membahayakan manusia
3. Tidak mengganggu keseimbangan lingkungan

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Vektor adalah arthtopoda yang dapat memindahkan atau menularkan suatu inf
ectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan ( suspectible hos
t). Dalam Kesehatan makhluk hidup terutama manusia dapat tertular penyakit melalui
vector yang membawa agent penyakit misalnya dengan menggigit dan menghisap dar
ah dari orang yang sakit lalu kepada orang yang rentan sehingga ia pun dapat tertular
dan menjadi sakit.
Tikus berperan sebagai tuan rumah perantara untuk beberpa jenis penyakit ya
ng dikenal Rodent Borne Disease. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kont
ak secara langsung maupun tidak langsung dengan vektor dan binatang pembawa pen
yakit yaitu dengan melakukan pengendalian. Strategi pengendalian vektor dan binata
ng pembawa penyakit secara garis besar meliputi pengamatan, penyelidikan, menent
ukan metode pengendalian, serta monitoring dan evaluasi.

3.2 Saran
Dari materi tersebut dapat kita lihat terdapat beberapa nama penyakit akibat
vektor dan binatang pengganggu. Penyakit tersebut dapat timbul dengan sikap kita
yang kurang baik atau tidak perduli terhadap kebersihan baik dalam lingkungan atau
untuk diri sendiri. Hal ini menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk mencegah
terjadinya penyakit akibat vektor dan binatang pengganggu.

DAFTAR PUSTAKA
PERMENKES RI Nomor 374/Menkes/Per/III/2010. (diakses pada tanggal 5 Februari 2023)

krakataumedika.com. (diakses pada tanggal 5 Februari 2023)

sanitariankit.id. (diakses pada tanggal 5 Februari 2023)

Siti Nur Karima. Modul Pengendalian Vektor Penyakit dan Binatang Pengganggu. 2020.
Diakses dalam https://idoc.pub/documents/modul-pengendalian-vektor-penyakit-dan-
binatang-pengganggu-x4e6grq0k9n3. (diakses pada tanggal 5 Februari 2023)

Kirniwardoyo, Santio. 1992. Pengamatan dan pemberatasan vektor malaria, sanitas. Jakart
a
: Puslitbang Kesehatan Depkes Rl

Iskandar, Adang. Pemberantasan serangga dan binatang pengganggu, Jakarta: APKTS Pu


sdiknakes. Depkes RI

Anda mungkin juga menyukai