Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

INTRAVENA

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Pada Kasus Kompleks

Dosen Pengampu: Nova Winda Setiati S.ST., MM., M. Tr. Keb

Disusun Oleh :

1. Cici Ni’mal Maula (CBR0190007)


2. Diah Lailatul Qaidah (CBR0190009)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu menyelesaikan
makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Pada Kasus Kompleks
dengan judul “Intravena”

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nova Winda Setiati S.ST., MM., M.
Tr. Keb selaku Dosen Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Pada Kasus Kompleks yang telah
memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi tugas yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kuningan, 20 Mei 2022

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit infeksi merupakan penyakit atau kondisi kesehatan yang disebabkan
oleh serangan mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, fungi (jamur), atau parasit. Di
dalam tubuh manusia yang sehat, sebenarnya terdapat mikroorganisme, seperti bakteri
dan parasit di dalam mulut atau usus. Mikroorganisme alami dalam jumlah tertentu
biasanya tidak dianggap sebagai infeksi dan justru bermanfaat untuk kesehatan tubuh.

Masalah muncul ketika mikroorganisme menyebabkan penyakit dan bisa


menularkan ke orang lain. Inilah yang kemudian disebut dengan infeksi. Infeksi yang
terjadi dalam tubuh dapat bersifat lokal (hanya pada bagian tertentu) atau menyebar
melalui darah sehingga menjadi bersifat sistemik (memengaruhi seluruh tubuh).
Infeksi yang terjadi dalam tubuh dapat bersifat lokal (hanya pada bagian
tertentu) atau menyebar melalui darah sehingga menjadi bersifat sistemik
(memengaruhi seluruh tubuh).
Infeksi masih merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan di
rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Di Indonesia, infeksi
merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu dan bayi baru lahir. 
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh berbagai agen infeksi menjadi salah satu
masalah yang semakin berkembang di dalam bidang kesehatan. Penyakit ini memiliki
potensi dapat menularkan baik dari satu manusia ke manusia lain atau dari hewan ke
manusia..
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang bersifat patogen
dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti diare, muntah-muntah, infeksi
saluran pencernaan, hepatitis, infeksi kulit, radang tenggorokan, radang saluran
kemih, bahkan sampai menyebabkan kematian. Mikroba ini dapat menurunkan
kekebalan tubuh dan dapat menyebar melalui populasi manusia dengan berbagai cara.
Selain itu infeksi bisa terjadi karena kontak secara langsung atau tidak langsung.
Penularan infeksi ini dapat tertular melalui tangan, kulit dan baju, yang disebabkan
oleh golongan staphylococcus aureus. Cairan yang diberikan secara intravena dan
jarum suntik, peralatan serta instrumen tenaga kesehatan bisa menyebabkan infeksi
nosokomial. Makanan yang tidak steril, tidak dimasak terlebih dahulu dan diambil
dengan menggunakan tangan tanpa sarung tangan juga dapat menyebabkan terjadinya
infeksi.
Maka dari itu perlu sekali menjaga kebersihan diri dan kesterilan alat guna
mencegah dan meminimalisir menyebaran infeksius pada individu lainya.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana penularan penyakit infeksius dan bagaimana jalan masuknya penyakit
infeksius.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana penularan penyakit infeksi dan bagaimana jalan
masuknya penyakit infeksi.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Infeksi

Infeksi didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana adanya suatu organisme pada
jaringan tubuh yang disertai dengan gejala klinis baik itu bersifat lokal maupun sistemik
seperti demam atau panas sebagai suatu reaksi tubuh terhadap organisme tersebut. Jika gejala
demam tersebut bersifat mendadak, maka disebabkan oleh infeksi virus. 

Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing (luar) terhadap
organisme inang (tubuh), dan bersifat pilang yaitu membahayakan inang. Organisme
penginfeksi, atau patogen, menggunakan sumberdaya (sarana) yang dimiliki inang untuk
dapat memperbanyak diri dan itu merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal
inang berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, bahkan kematian.
Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya
dikategorikan sebagai organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas,
mencakup bakteri, parasit, fungi, virus, prion, dan viroid. Simbiosis antara parasit dan inang,
di mana salah satu pihak diuntungkan dan pihak lainnya dirugikan, digolongkan sebagai
parasitisme. Cabang kedokteran yang menitikberatkan infeksi dan patogen adalah cabang
penyakit infeksi.

2.2 Penyebaran Penyakit Infeksi


Infeksi Secara garis besar, mekanisme transmisi mikroba patogen ke pejamu yang
rentan (suspectable host) dapat terjadi melalui dua cara :
1. Transmisi langsung (direct transmission) Penularan langsung oleh mikroba patogen ke
pintu masuk (port d’entrée) yang sesuai dari pejamu. Sebagai contoh adalah adanya
sentuhan, gigitan, ciuman, atau adanya droplet nuclei saat bersin, batuk, berbicara,
atau saat transfusi darah dengan darah yang terkontaminasi mikroba patogen.
2. Transmisi tidak langsung (indirect transmission) Penularan mikroba patogen melalui
cara ini memerlukan adanya “media perantara” baik berupa barang / bahan, udara, air,
makanan / minuman, maupun vektor.
a. Vehicle-borne
Dalam kategori ini, yang menjadi media perantara penularan adalah barang /
bahan yang terkontaminasi seperti peralatan makan dan minum, instrumen bedah /
kebidanan, peralatan laboratorium, peralatan infus / transfusi.
b. Vector-borne
Sebagai media perantara penularan adalah vektor (serangga), yang memindahkan
mikroba patogen ke pejamu dengan cara sebagai berikut.
1) Cara mekanis Pada kaki serangga yang menjadi vektor melekat kotoran /
sputum yang mengandung mikroba patogen, lalu hinggap pada makanan /
minuman, dimana selanjutnya akan masuk ke saluran cerna pejamu.
2) Cara biologis Sebelum masuk ke tubuh pejamu, mikroba mengalami siklus
perkembangbiakan dalam tubuh vektor / serangga, selanjutnya mikroba berpindah
tempat ke tubuh pejamu melalui gigitan.
c. Food-borne
Makanan dan minuman adalah media perantara yang terbukti cukup efektif untuk
menjadi saran penyebaran mikroba patogen ke pejamu, yaitu melalui pintu masuk
(port d’entrée) saluran cerna.
d. Water-borne
Tersedianya air bersih baik secara kuantitatif maupun kualitatif, terutama untuk
kebutuhan rumah sakit, adalah suatu hal yang mutlak. Kualitas air yang meliputi
aspek fisik, kimiawi, dan bakteriologis, diharapkan telah bebas dari mikroba
patogen sehingga aman untuk dikonsumsi manusia. Jika tidak, sebagai salah satu
media perantara, air sangat mudah menyebarkan mikroba patogen ke pejamu,
melalui pintu masuk (port d’entrée) saluran cerna maupun pintu masuk lainnya.
e. Air-borne
Udara bersifat mutlak diperlukan bagi setiap orang, namun sayangnya udara yang
telah terkontaminasi oleh mikroba pathogen sangat sulit untuk dapat dideteksi.
Mikroba patogen dalam udara masuk ke saluran napas pejamu dalam bentuk
droplet nuclei yang dikeluarkan oleh penderita (reservoir) saat batuk atau bersin,
bicara atau bernapas melalui mulut atau hidung. Sedangkan dust merupakan
partikel yang dapat terbang bersama debu lantai / tanah. Penularan melalui udara
ini umumnya mudah terjadi di dalam ruangan yang tertutup seperti di dalam
gedung, ruangan / bangsal / kamar perawatan, atau pada laboratorium klinik.
(Betty bea septiari, 2012 : 21- 23). Jadi, penyebaran penyakit infeksi melalui
secara langsung (kontak langsung dengan cairan tubuh/kulit), secara tidak
langsung yaitu dengan perantara seperti melalui benda, binatang (serangga),
makanan dan minuman, air dan udara.
2.3 Jenis-jenis Infeksi
1. Infeksi Bakteri
Infeksi bakteri terjadi karena bakteri tertentu yang berkembang biak di
dalam tubuh dan menimbulkan gangguan. Bakteri adalah sel tunggal yang
kompleks. Bakteri dapat bertahan hidup sendiri (tanpa inang), di dalam
atau di luar tubuh.

Kebanyakan bakteri sebenarnya tidak berbahaya. Bahkan, kita memiliki


banyak bakteri di dalam tubuh kita, terutama di usus untuk membantu
mencerna makanan.Beberapa penyakit yang disebabkan oleh infeksi
bakteri, antara lain infeksi saluran kencing (ISK), tetanus, TBC
(tuberkulosis), dan tifus.
2. Infeksi Virus
Sementara itu, virus berukuran lebih kecil dan bukan merupakan sel. Tidak
seperti bakteri, virus membutuhkan inang atau rumah, seperti manusia atau
hewan, agar dapat berkembang biak.
Virus bisa menyebabkan penyakit infeksi dengan cara masuk dan
berkembang biak di dalam sel-sel sehat inangnya. Penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan infeksi virus adalah cacar, influenza, rabies, serta
HIV/AIDS.
3. Infeksi Parasit
Parasit merupakan mikroorganisme yang hidup dengan cara bergantung
pada organisme lain, yang disebut dengan host atau inang.
Beberapa jenis parasit masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan
serangga, makanan, minuman, atau menginjak tanah dan air yang
terkontaminasi. Malaria dan cacingan adalah beberapa contoh infeksi
parasit.

4. Infeksi Jamur
Jamur juga bisa menjadi penyebab penyakit infeksi. Biasanya, jamur
banyak ditemukan di air, tanah, tanaman, atau udara. Beberapa juga hidup
secara alami di dalam tubuh manusia, tapi tidak berbahaya. Beberapa
infeksi jamur yang kerap terjadi seperti candidiasis dan kutu air.

2.4 Tanda-tanda Infeksi


Tanda-tanda infeksi menurut Potter dan Perry (2005) adalah sebagai berikut :
1. Calor (panas)
Daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas dari sekelilingnya, sebab
terdapat lebih banyak jaringan jaringan tersebut sudah mempunyai suhu inti
dan hiperemia lokal tidak menimbulkan perubahan.
2. Dolor (rasa sakit)
Dolor dapat ditimbulkan oleh perubahan pH lokal atau konsentrasi local ion-
ion tertentu dapat merangsang ujung saraf. Pengeluaran zat kimia tertentu
seperti histamin atau zat kimia bioaktif lainnya dapat merangsang saraf
nyeri,selain itu pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan
peningkatan tekanan lokal dan menimbulkan rasa sakit.
3. Rubor (kemerahan)
Merupakan hal pertama yang terlihat didaerah yang mengalami peradangan.
Waktu reaksi peradangan mulai timbul maka arteriol yang mensuplai daerah
tersebut melebar, dengan demikian lebih banyak darah yang mengalir kedalam
mikro sirkulasi lokal. Kapiler-kapiler yang sebelumnya kosong atau sebagian
saja meregang, dengan cepat penuh terisi darah. Keadaan ini yang dinamakan
hiperemia atau kongesti.
4. Tumor (pembengkakan)
Pembengkakan ditimbulkan oleh karena pengiriman cairan dan sel-sel dari
sirkulasi darah kejaringan interstisial. Campuran cairan dan sel yang tertimbun
di daerah peradangan disebut eksudat.
5. Functiolaesa
Adanya perubahan fungsi secara superficial bagian yang bengkak dan sakit
disertai sirkulasi dan lingkungan kimiawi lokal yang abnormal, sehingga organ
tersebut terganggu dalam menjalankan fungsinya secara normal.
Jadi, seseorang dikatakan mengalami infeksi apabila terdapat tanda calor
(panas), dolor (sakit), rubor (merah), tumor (bengkak) dan functiolesia (tidak
bisa menjalankan fungsi secara normal).
Daftar Pustaka
https://www.bing.com/ck/a?!
&&p=2064ab1581e35ae0c7a1f3afe047cadce609e519a9768d1ecbff00ec1867a
8b4JmltdHM9MTY1MzEwOTMwMyZpZ3VpZD1kNDg5NDVjNi1jNzMwL
TQwYzgtODlkZC1mYzQxOWY5MzJkOTImaW5zaWQ9NTM2Ng&ptn=3&
fclid=1b2e10cb-d8c3-11ec-b6e1-
7dd7108613bc&u=a1aHR0cHM6Ly9lcHJpbnRzLnVtYmptLmFjLmlkLzY3
Mi80L0JBQiUyMDIucGRm&ntb=1
Penyakit Infeksi: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan | Hello Sehat

Anda mungkin juga menyukai