Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KELOMPOK I

TENTANG PENYAKIT INFEKSI


DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS KEPERAWATAN DASAR II

Ns.DIA RESTI DND,M.Kep

OLEH :
1. ASRI DESI YUSIR PUTRI ( 2000212002 )
2. HARUM BULAN ZAINAL ( 2000212009 )
3. MAHARANI YUSRI ( 2000212010 )
4. SALSABILLA PERMATA PUTRI ( 2000212018 )
5. SINDY PUTIKA SARI ( 2000212019 )

DIII KEPERAWATAN
FAKULTAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS IDONESIA
TA.2020/2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah...................................................................................................


B. Rumusan masalah................................................................................................................
C. Tujuan..................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian infeksi.................................................................................................................
2. Penyebab infeksi..................................................................................................................
3. Sifat-sifat infeksi.................................................................................................................
4. Fakrot-faktor penyebab infeksi..........................................................................................
5. Dimana bisa terjadi infeksi................................................................................................
6. Cara pencegahan infeksi.....................................................................................................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan...... ..........................................................................................................................

Saran...........................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah swt,yang telah memberikan
rahmat,hidayah serta kesempatan kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
keperawatan dasar II “TENTANG PENYAKIT INFEKSI”.

Tidak lupa pula kami menyampaikan banyak-banyak terimakasih kepada Dosen


pembimbing kami yaitu Ns.Dia Resti DND,M,Kep , yang telah membimbing serta mengajarkan
kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi tidak saja di indonesia,
tetapi juga di seluruh dunia. Ada beberapa jenis bakteri dan jamur patogen yang mampu
bereproduksi untuk menginfeksi manusia. Staphylococcus aureus, Streptococcus pyrogens,
Pseudomonas aeruginosa, Candida albicans, dan Microsporum, merupakan beberapa contoh
mikrobia patogen yang menyebabkan infeksi pada kulit (Leboffe, 2011). Penyakit infeksi kulit
yang disebabkan oleh S. aureus dan S. pyrogens seperti selulit, erysipelas, impetigo, foliculitis,
furuncle, carbuncle ( radang kulit), dan bisul. Sedangkan dari jenis fungi seperti Candida
albicans menyebabkan radang rongga mulut, vulvovaginitis, dan penyakit candidiasis dan
Microsporum menyebabkan penyakit kulit edemik pada anak-anak (Leboffe, 2011).

Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang sebagian besar ditemukan pada
kulit, saluran pernafasan, dan saluran pencernaan makanan manusia. Bakteri ini juga ditemukan
di udara dan lingkungan sekitar. S. Aureus yang patogen bersifat invasif, menyebabkan
hemolisis, membentuk koagulase, dan mampu meragikan manitol (Warsa, 1994).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu penyakit infeksi?
2. Bagaimana penyebaran infeksi?
3. Bagaimana sifat2 infeksi?
4. Apa saja Faktor2 penyebab infeksi?
5. Dimana bisa terjadi infeksi?
6. Bagaimana cra pencegahannya?
C. TUJUAN
1. mengetahui apa itu penyakit infeksi serta penyebabnya
2. dapat mengetahui faktor2 penyebab terjadinya infeksi
3. mengetahui bagaimana cara serta peranan dalam pencegahan infeksi
4. untuk memenuhi tugas makalah .
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PENYAKIT INFEKSI


Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen, dan bersifat
sangat dinamis. Secara umum proses terjadinya penyakit melibatkan tiga faktor yang
saling berinteraksi yaitu : faktor penyebab penyakit (agen), faktor manusia atau pejamu
(host), dan faktor lingkungan.
2. PENYEBAB PENYAKIT INFEKSI
Dalam garis besarnya mekanisme transmisi mikroba patogen ke pejamu yang rentan
melalui dua cara:
1. Transmisi Langsung Penularan langsung oleh mikroba patogen ke pintu masuk yang
sesuai dari pejamu. Sebagai contoh adalah adanya sentuhan, gigitan, ciuman, atau adanya
droplet nuclei saat bersin, batuk, berbicara atau saat transfusi darah dengan darah yang
terkontaminasi mikroba pathogen.

2. Transmisi Tidak Langsung Penularan mikroba patogen yang memerlukan media


perantara baik berupa barang/bahan, air, udara, makanan/minuman, maupun vektor.

a. Vehicle Borne
Sebagai media perantara penularan adalah barang/bahan yang terkontaminasi seperti
peralatan makan, minum, alat-alat bedah/kebidanan, peralatan laboratorium, peralatan
infus/transfusi.

b. Vektor Borne
Sebagai media perantara adalah vektor (serangga) yang memindahkan mikroba
patogen ke pejamu adalah sebagai berikut:

 Cara Mekanis
Pada kaki serangga melekat kotoran/sputum mikroba patogen, lalu hinggap pada
makanan/minuman, dimana selanjutnya akan masuk ke saluran cerna pejamu.
 Cara Bologis
Sebelum masuk ke tubuh pejamu, mikroba mengalami siklus perkembangbiakkan
dalam tubuh vektor/serangga, selanjutnya mikroba dipindahkan ke tubuh pejamu
melalui gigitan.

C Food Borne
Makanan dan minuman adalah media perantara yang cukup efektif untuk
menyebarnya mikroba patogen ke pejamu, yaitu melalui saluran cerna.

D. Water Borne
Tersedianya air bersih baik secara kuantitatif maupun kualitatif, terutama untuk
kebutuhan rumah sakit adalah mutlak. Kualitas air yang meliputi 8 aspek fisik,
kimiawi, dan bakteriologis diharapkan terbebas dari mikroba patogen sehingga
aman untuk dikonsumsi. Jika tidak, sebagai media perantara, air sangat mudah
menyebarkan mikroba patogen ke pejamu, melalui pintu masuk saluran cerna atau
yang lainnya.

E. Air Borne
Udara sangat mutlak diperlukan oleh setiap orang, namun adanya udara yang
terkontaminasi oleh mikroba patogen sangat sulit untuk dideteksi. Mikroba
patogen dalam udara masuk ke saluran nafas pejamu dalam bentuk droplet nuclei
yang dikeluarkan oleh penderita saat batuk atau bersin, bicara atau bernafas,
melalui mulut atau hidung. Sedangkan debu merupakan partikel yang dapat
terbang bersama partikel lantai/tanah. Penularan melalui udara ini umumnya
mudah terjadi di dalam ruangan yang tertutup seperti di dalam gedung,
ruangan/bangsal/kamar perawatan, atau pada laboratorium klinik. Dalam riwayat
perjalanan penyakit, pejamu yang peka akan berinterksi dengan mikroba patogen
yang secara alamiah akan melewati 4 tahap:

1. Tahap Rentan
Pada tahap ini pejamu masih dalam kondisi relatif sehat namun peka atau labil,
disertai faktor predisposisi yang mempermudah terkena penyakit seperti umur,
keadaan fisik, perilaku/kebiasaan hidup, sosial ekonomi, dan lain-lain. Faktor
predisposisi tersebut mempercepat masuknya mikroba patogen untuk berinteraksi
dengan pejamu.

2. Tahap Inkubasi
Setelah masuk ke tubuh pejamu, mikroba patogen mulai bereaksi, namun tanda dan
gejala penyakit belum tampak. Saat mulai masuknya mikroba patogen ke tubuh
pejamu hingga saat munculnya tanda dan gejala penyakit disebut inkubasi. Masa
inkubasi satu penyakit berbeda dengan penyakit lainnya, ada yang hanya beberapa
jam, dan ada pula yang bertahun-tahun.

3. Tahap Klinis
Merupakan tahap terganggunya fungsi organ yang dapat memunculkan tanda dan
gejala penyakit. Dalam perkembangannya, penyakit akan berjalan secara bertahap.
Pada tahap awal, tanda dan gejala penyakit masih ringan. Penderita masih mampu
melakukan aktivitas sehari-hari. Jika bertambah parah, penderita sudah tidak mampu
lagi melakukan aktivitas sehari-hari.

4. Tahap Akhir Penyakit


Perjalanan penyakit dapat berakhir dengan 5 alternatif, yaitu:
a. Sembuh sempurna
Penderita sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi sel/jaringan/organ
tubuh kembali seperti sedia kala.

b. Sembuh dengan cacat


Penderita sembuh dari penyakitnya namun disertai adanya kecacatan. Cacat dapat
berbentuk cacat fisik, cacat mental, maupun cacat sosial.

c. Pembawa ( carrier )
Perjalanan penyakit seolah–olah berhenti, ditandai dengan menghilangnya tanda dan
gejalan penyakit. Pada kondisi ini agen penyebab penyakit masih ada, dan masih
potensial sebagai sumber penularan.
d. Kronis
Perjalanan penyakit bergerak lambat, dengan tanda dan gejala yang tetap atau tidak
berubah.
e. Meninggal dunia
Akhir perjalanan penyakit dengan adanya kegagalan fungsi–fungsi organ.

3. SIFAT-SIFAT PROSES INFEKSI


Sebagai agen penyebab penyakit, mikroba patogen memiliki sifat–sifat khusus yang
sangat berbeda dengan agen penyebab penyakit lainnya.Sebagai makhluk hidup, mikroba
patogen memiliki ciri–ciri kehidupan, yaitu :
a. Mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan cara berkembang biak.
b. Memerlukan tempat tinggal yang cocok bagi kelangsungan hidupnya.
c. Bergerak dan berpindah tempat.
Ciri–ciri kehidupan mikroba patogen tersebut di atas, merupakan sifat–sifat spesifik
mikroba patogen dalam upaya mempertahankan hidupnya. Cara menyerang/invasi ke
pejamu/ manusia melalui tahapan sebagai berikut.:
1. Sebelum pindah ke pejamu (calon penderita), mikroba patogen hidup dan berkembang
biak pada reservoir (orang/penderita, hewan, benda–benda lain).
2. Untuk mencapai pejamu (calon penderita), diperlukan adanya mekanisme penyebaran.
3. Untuk masuk ke tubuh pejamu (calon penderita), mikroba patogen memerlukan pintu
masuk (port d’entrée) seperti kulit/mukosa yang terluka, hidung, rongga mulut, dan
sebagainya.Adanya tenggang waktu saat masuknya mikroba patogen melalui port
d’entrée sampai timbulnya manifestasi klinis, untuk masing – masing mikroba patogen
berbeda–beda.
4. Pada prinsipnya semua organ tubuh pejamu dapat terserang oleh mikroba patogen, namun
berbeda mikroba patogen secara selektif hanya menyerang organ–organ tubuh tertentu
dari pejamu/target organ.
5. Besarnya kemampuan merusak dan menimbulkan manifestasi klinis dari mikroba
patogen terhadap pejamu dapat dinilai dari beberapa faktor berikut.
 Infeksivitas
 Besarnya kemampuan mikroba patogen melakukan invasi, berkembang biak dan
menyesuaikan diri, serta bertempat tinggal pada jaringan tubuh pejamu.
 Patogenitas Derajat respons/reaksi pejamu untuk menjadi sakit.
 Virulensi
 Besarnya kemampuan merusak mirkoba patogen terhadap jaringan pejamu.
 Toksigenitas
 Besarnya kemampuan mikroba patogen untuk menghasilkan toksin, di mana
toksin berpengaruh dalam perjalanan penyakit.
 Antigenitas
 Kemampuan mikroba patogen merangsang timbulnya mekanisme pertahanan
tubuh/antibodi pada diri pejamu. Kondisi ini akan mempersulit mikroba patogen
itu sendiri untuk berkembang biak, karena melemahnya respons pejamu menjadi
sakit.

1. BEBERAPA PROSES INFEKSI DAN PENYEBABNYA


Berikut ini adalah beberapa macam penyakit menular akibat infeksi yang banyak
ditemukan di Indonesia, berdasarkan penyebabnya:
1. Infeksi virus
Virus merupakan penyebab infeksi yang paling sering terjadi. Beberapa penyakit akibat
infeksi virus yang masih banyak ditemukan di Indonesia meliputi ISPA, influenza, cacar,
campak, hepatitis, demam berdarah, HIV/AIDS, dan gastroenteritis.
Sedangkan penyakit infeksi virus yang terbilang lebih jarang ditemukan termasuk flu
burung, flu singapura, chikungunya, dan SARS.
2. Infeksi bakteri
Infeksi bakteri juga termasuk penyakit infeksi yang masih banyak ditemukan di
Indonesia. Beberapa contoh penyakit infeksi bakteri yang dimaksud adalah:
 Demam tifoid
 Tuberkulosis (TB)
 Pneumonia
 Meningitis
 Infeksi saluran kemih
 Difteri
 Batuk rejan (pertusis)
 Sepsis
3. Infeksi jamur
Jamur mudah tumbuh subur di daerah beriklim tropis dan hangat dengan kelembapan
yang tinggi, salah satunya Indonesia. Hal ini membuat penyakit infeksi jamur cukup
banyak ditemukan di Indonesia.
Beberapa contoh penyakit jamur yang sering terjadi adalah athlete’s foot atau infeksi
jamur kaki, infeksi jamur kulit, kuku, dan infeksi jamur pada vagina, histoplasmosis,
blastomycosis, candidiasis, dan aspergillosis. Sebagian jenis jamur juga dapat
menyebabkan meningitis dan pneumonia.
4. Infeksi parasit
Infeksi parasit bisa disebabkan oleh berbagai jenis makhluk hidup, seperti cacing dan
amuba. Contoh penyakit parasit ini adalah cacingan, malaria, giardiasis, amebiasis, dan
toksoplasmosis.
Mekanisme Penyebaran Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi dapat menular dari satu orang ke orang lain secara langsung maupun
tidak langsung. Berikut ini penjelasannya:

 Penularan secara langsung


Ada 3 cara penyebaran penyakit menular secara langsung, yaitu:

1. Dari penderita penyakit infeksi ke orang lain


Berbagai jenis kuman dan virus penyebab infeksi dapat berpindah dari satu orang ke
orang lainnya melalui kontak fisik dengan orang yang terinfeksi, misalnya melalui
sentuhan, percikan air liur saat bersin atau batuk, dan berciuman.
Penularan juga bisa terjadi melalui darah, misalnya dari transfusi darah atau jarum suntik
yang dipakai bergantian dengan orang lain.
Selain melalui darah, penularan melalui cairan tubuh juga bisa terjadi, misalnya melalui
hubungan seksual dengan penderita penyakit infeksi. Penularan infeksi melalui kontak
seksual ini sering menjadi penyebab infeksi menular seksual.

2. Dari ibu ke bayi


Seorang ibu yang menderita penyakit infeksi saat hamil berisiko tinggi untuk menularkan
penyakit yang dideritanya ke janin di dalam kandungan. Di samping itu, penularan
penyakit infeksi dari ibu ke bayi juga bisa terjadi melalui proses persalinan atau saat
menyusui ASI.

3. Hewan ke manusia
Penularan infeksi dari hewan ke manusia bisa terjadi saat seseorang tercakar atau tergigit
hewan, mengonsumsi daging hewan yang dimasak kurang matang, serta bersentuhan
dengan kotoran atau urine hewan yang telah terinfeksi.
Hewan pembawa penyakit infeksi ini bisa hewan liar mau pun hewan peliharaan yang
kurang terawat kesehatannya. Contoh penyakit infeksi yang menular melalui hewan
adalah toksoplasmosis, pes, leptospirosis, dan rabies.

 Penularan secara tidak langsung


Terdapat 3 cara penyebaran penyakit infeksi secara tidak langsung, yaitu:

1. Benda yang terkontaminasi


Beberapa jenis kuman dapat hidup pada benda tertentu, seperti keran air, gagang pintu,
dan bahkan handphone. Penularan bisa terjadi ketika Anda menyentuh benda yang telah
terkontaminasi kuman atau benda milik penderita penyakit infeksi.
Mikroorganisme penyebab infeksi juga bisa menyebar melalui penggunaan barang
pribadi, misalnya handuk, sikat gigi, dan pisau cukur, secara bergantian dengan orang
lain.

2. Makanan dan minuman yang terkontaminasi


Sembarangan mengonsumsi makanan dan minuman juga dapat menyebabkan Anda
tertular penyakit infeksi. Berbagai jenis kuman, virus, dan parasit banyak ditemukan
dalam makanan atau minuman, terutama daging dan telur yang tidak dimasak hingga
matang atau makanan dan minuman yang tidak dipasteurisasi.
Contoh penyakit infeksi yang terjadi melalui metode ini adalah diare, keracunan
makanan, anthrax, flu babi, dan flu burung.

3. Gigitan serangga
Banyak penyakit infeksi yang menular melalui gigitan serangga, misalnya gigitan
nyamuk yang membawa virus atau parasit penyebab infeksi. Contoh penyakit infeksi
akibat gigitan serangga ini adalah demam berdarah, malaria, filariasis (kaki gajah),
chikungunya, penyakit Lyme dan infeksi virus Zika.

 CARA PENCEGAHAN INFEKSI


Infeksi virus atau bakteri yang sudah parah bisa membuat sel darah putih berkurang
atau leukopenia. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko dan mencegah terjadinya
penyakit infeksi, penting untuk melakukan langkah pencegahan penyakit infeksi sebagai
berikut:

1. Membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun, terutama


setelah buang air kecil dan besar, membuang sampah, sebelum masak, dan sebelum
makan. Ini juga termasuk salah satu langkah PHBS.
2. Memasak makanan atau minuman hingga matang sebelum dikonsumsi.
3. Menggunakan masker ketika sedang berada di luar rumah atau ketika sedang sakit.
4. Tidak berbagi peralatan kebersihan pribadi, seperti sikat gigi, pisau cukur, handuk, dan
alat makan, dengan orang lain.
5. Melengkapi imunisasi sesuai jadwal yang direkomendasikan dokter atau ketika hendak
bepergian ke daerah dengan penyakit endemik.
6. Melakukan hubungan seks aman, yaitu menggunakan kondom ketika berhubungan intim
dan tidak berganti pasangan seksual.
7. Menjaga kebersihan lingkungan. Salah satunya adalah dengan tidak membuang sampah
sembarangan.
5 DIMANA TERJADINYA INFEKSI
1. Faktor agen
Agen sebagai faktor penyebab penyakit. Berupa unsur hidup atau mati yang terdapat
dalam jumlah yang berlebih atau kekurangan.
Agen dengan unsur hidup adalah:
 Virus
 Bakteri
 Jamur
 Parasit
 Protozoa
 Metazoa
Agen berupa unsur mati adalah:
 Fisika: sinar radioaktif
 Kimia: karbon monoksida, obat-obatan, pestisida dan lainnya.
 Fisik: benturan atau tekanan
2. Faktor pejamu
Pejamu ialah keadaan manusia yang sedemikian rupa sehingga menjadi faktor risiko
untuk terjadinya penyakit. Faktor ini sdisebut faktor instrinsik.
Faktor pejamu dan agen dapat diumpamakan dengan tanah dan benih. Tumbuhnya benih
tergantung keadaan tanah yang dianalogikan dengan tumbulnya penyakit yang tergantung
pada pejamu.
Faktor pejamu yang merupakan faktor risiko timbulnya penyakit, sebagai berikut:
 Genetik, misalnya penyakit sickle cell anemia, gangguan glukosa, dan lainnya.
 Umur, misalnya usia lanjut memiliki risiko untuk terkena karsinoma, dan lainnya.
 Jenis kelamin, penyakit kelenjar gondok, kolesistitis, diabetes melitus, penyakit jantung
dan hipertensi, dan lainnya.
 Keadaan fisiologi, kehamilan dan persalinan memudahkan terjadinya berbagai penyakit,
seperti keracunan kehamilan, anemia, dan psikosis pascapartum.
 Kekebalan, orang-orang yang tidak memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit akan
mudah terserang penyakit tersebut.
 Penyakit yang diderita sebelumnya, misalnya reumatoid artritis yang mudah kambuh.
 Sifat-sifat manusia, higiene perorangan yang jelek akan mudah terserang penyakit
infeksi.

3. Faktor lingkungan
Lingkungan menjadi faktor ketiga sebagai penunjang terjadinya penyakit. Faktor ini
disebut faktopr ekstrinsik. Faktor lingkungan dapat berupa sebagai berikut:
 Lingkungan fisik
Termassuk dalam lingkungan fisik antara lain geografik dan keadaan musim.
Misalnya, negara yang beriklim tropis memiliki pola penyakit yang berbeda
dengan negara yang beriklim dingin atau subtropis. Dalam satu negara terjadi
perbedaan pola penyakit, misalnya antara daerah pantai dan pegunungan.
 Lingkungan biologis
Lingkungan biologis adalah semua makhluk hidup yang berada di sekitar manusia
yaitu flora dan fauna, termasuk manusia. Misalnya, wilayah dengan flora yang
berbeda akan memiliki pola penyakit yang berbeda.
 Faktor lingkungan biologis, selain bakteri dan virus patogen, ulah manusia juga
memiliki peran yang penting. Bahkan dapat dikatakan penyakit timbul karena
ulah manusia. Patogenitas adalah kemampuan mikroorganisme untuk
menimbulkan penyakit pada pejamu.
 Lingkungan sosial ekonomi Dalam lingkungan sosial ekonomi terdapat beberapa
kriteria, yaitu:
 Pekerjaan
Pekerjaan yang berhubungan dengan zat kimia akan mudah terkena penyakit
akibat pemaparan terhadap za-zat kimia yang ada.
o Urbanisasi
Urbanisasi menimbulkan berbagai masalah sosial seperti kepadatan penduduk dan
timbulnya daerah kumuh. Lingkungan dengan kebersihan yang minim menunjang
terjadinya berbagai macam penyakit infeksi.
o Perkembangan ekonomi
Peningkatan ekonomi akan mengubah pola konsumsi masyarakat ke makanan
cepat saji atau kolesterol. Keadaan ini memudahkan timbulnya penyakit seperti
hipertensi, penyakit jantung, dan lainnya. Sebaliknya dengan tingkat ekonomi
yang rendah akan timbul masalah tempat tinggal yang tidak sehat, kurang gizi dan
lainnya.
o Bencana alam
Terjadinya bencana alam mengubah sistem ekologi yang tidak dapat diramalkan
sebelumnya. Misalnya gempa bumi, banjir, dan lain sebagainya.
Masa tunas (periode inkubasi)
Mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh manusia tidak segera menimbulkan gejala.
Melainkan membutuhkan tenggang waktu tertentu yang berbeda setiap mikroorganisme.
Interval waktu antara pejamu (orang) yang trinfeksi dengan agen penyebab penyakit
hingga adanya gejala disebut masa tunas. Pada penyakit infeksi, masa tunas dianggap
sebagai waktu yang dibutuhkan mikroorganisme untuk berkembang biak hingga
mencapai jumlah tertentu. Setelah berkembang biak, maka akan melewati ambang yang
dibutuhkan untuk menimbulkan gejala klinik. Setiap mikroorganisme memiliki masa
tunas berbeda tergantung pada hal-hal berikut:
o Kecepatan berkembang biak
o Jumlah mikroorganisme
o Tempay masuknya mikroorganisme
o Derajat kekebalan

6 CARA PENCEGAHAN INFEKSI

 Cuci tangan sebelum membersihkan luka


Sebelum menyentuh atau membersihkan luka, pastikan tangan dalam kondisi yang bersih
dan steril. Cuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer, agar luka tidak
terkontaminasi oleh kuman dan kotoran dari tangan.
 Hentikan perdarahan
Jika luka masih mengeluarkan darah, hentikan perdarahan dengan cara menekan luka
dengan kain kasa atau kain bersih secara perlahan. Tekan selama beberapa menit hingga
perdarahan berhenti.
 Bersihkan luka
Setelah perdarahan berhenti, bersihkan luka dengan cairan steril yang bersifat isotonis,
seperti larutan saline (NaCl 0,9%), atau air steril (aqua bidest) yang dialirkan secara
perlahan. Apabila pada luka terdapat kotoran yang menempel, bersihkan secara perlahan
menggunakan pinset yang sudah disterilkan. Penggunaan sabun hanya untuk area sekitar
luka, karena berisiko menyebabkan iritasi apabila mengenai luka.
 Cermat memilih antiseptik
Pemakaian antiseptik yang mengandung alkohol, hidrogen peroksida, atau iodine tidak
disarankan untuk membersihkan luka, karena dapat menyebabkan iritasi dan rasa perih,
serta memperlambat proses penyembuhan. Sebagai gantinya, larutan antiseptik yang
mengandung polyhexamethylene biguanide (PHMB) dapat menjadi pilihan. Antiseptik
jenis ini dapat digunakan sebagai pembersih luka dan aman untuk jaringan kulit, sehingga
tidak mengiritasi dan menghambat penyembuhan luka. Selain itu, PHMB juga tidak
berbau, tidak berwarna, dan tidak perih saat digunakan.
 Gunakan perban dengan tepat
Untuk membantu proses penyembuhan, balutlah luka dengan perban menggunakan
ukuran yang sesuai. Hal ini bermanfaat untuk menjaga kelembapan dan menjaga luka
dari penyebab infeksi.
 Ganti perban secara rutin
Untuk luka yang dibalut perban, perhatikan kebersihannya dengan baik. Anda disarankan
untuk mengganti perban secara rutin, terutama saat kondisi perban telah kotor atau basah.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penyakit infeksi disebabkan oleh beberapa faktor baik disebabkan oleh mikroba patogen
maupun faktor lainnya, dalam penyakit infeksi terdapat dua cara transmisi yaitu langsung
dan tidak langsung. Namun,penyakit infeksi ini umumnya disebabkan oleh bakteri yg
menyebabkan akan keluarnya nanah, atau phus.
A. SARAN
Sebaiknya jika seseorang yg terkena penyakit infeksi ,alangkah baiknya untuk bisa
mengontrol ke dokter dan menjaga supaya bagian luka atau yg terkena infeksi tersebut
tidak bertambah parah sehingga dalam penanganannya tenaga medis tidak terkendala.
DAFTAR PUSTAKA

 Abraham AM, Sridharan G. 2007. Chikungunya virus infection – a resurgent


scourge.
 Indian J Med Res 126. December 2007 : 502-504.
 Alwi H, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
 Apriliyani, FB. 2008. Hubungan antara Pengetahuan Kepala Keluarga tentang
 Pencegahan DBD dengan Container Index di Desa Gondang Tani Kabupaten
 Sragen Tahun 2008. (Skripsi) Surakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat UMS.
 Arikunto, S. 2008. Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoretis Praktis Bagi
 Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
 Arini. 2010. Lingkungan Kotor Mengundang Chikungunya. Fajar. 23 Januari
2010: Kol. 5-6.

Anda mungkin juga menyukai