OLEH :
1. ASRI DESI YUSIR PUTRI ( 2000212002 )
2. HARUM BULAN ZAINAL ( 2000212009 )
3. MAHARANI YUSRI ( 2000212010 )
4. SALSABILLA PERMATA PUTRI ( 2000212018 )
5. SINDY PUTIKA SARI ( 2000212019 )
DIII KEPERAWATAN
FAKULTAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS IDONESIA
TA.2020/2021
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian infeksi.................................................................................................................
2. Penyebab infeksi..................................................................................................................
3. Sifat-sifat infeksi.................................................................................................................
4. Fakrot-faktor penyebab infeksi..........................................................................................
5. Dimana bisa terjadi infeksi................................................................................................
6. Cara pencegahan infeksi.....................................................................................................
Kesimpulan...... ..........................................................................................................................
Saran...........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah swt,yang telah memberikan
rahmat,hidayah serta kesempatan kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
keperawatan dasar II “TENTANG PENYAKIT INFEKSI”.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi tidak saja di indonesia,
tetapi juga di seluruh dunia. Ada beberapa jenis bakteri dan jamur patogen yang mampu
bereproduksi untuk menginfeksi manusia. Staphylococcus aureus, Streptococcus pyrogens,
Pseudomonas aeruginosa, Candida albicans, dan Microsporum, merupakan beberapa contoh
mikrobia patogen yang menyebabkan infeksi pada kulit (Leboffe, 2011). Penyakit infeksi kulit
yang disebabkan oleh S. aureus dan S. pyrogens seperti selulit, erysipelas, impetigo, foliculitis,
furuncle, carbuncle ( radang kulit), dan bisul. Sedangkan dari jenis fungi seperti Candida
albicans menyebabkan radang rongga mulut, vulvovaginitis, dan penyakit candidiasis dan
Microsporum menyebabkan penyakit kulit edemik pada anak-anak (Leboffe, 2011).
Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang sebagian besar ditemukan pada
kulit, saluran pernafasan, dan saluran pencernaan makanan manusia. Bakteri ini juga ditemukan
di udara dan lingkungan sekitar. S. Aureus yang patogen bersifat invasif, menyebabkan
hemolisis, membentuk koagulase, dan mampu meragikan manitol (Warsa, 1994).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu penyakit infeksi?
2. Bagaimana penyebaran infeksi?
3. Bagaimana sifat2 infeksi?
4. Apa saja Faktor2 penyebab infeksi?
5. Dimana bisa terjadi infeksi?
6. Bagaimana cra pencegahannya?
C. TUJUAN
1. mengetahui apa itu penyakit infeksi serta penyebabnya
2. dapat mengetahui faktor2 penyebab terjadinya infeksi
3. mengetahui bagaimana cara serta peranan dalam pencegahan infeksi
4. untuk memenuhi tugas makalah .
BAB II
PEMBAHASAN
a. Vehicle Borne
Sebagai media perantara penularan adalah barang/bahan yang terkontaminasi seperti
peralatan makan, minum, alat-alat bedah/kebidanan, peralatan laboratorium, peralatan
infus/transfusi.
b. Vektor Borne
Sebagai media perantara adalah vektor (serangga) yang memindahkan mikroba
patogen ke pejamu adalah sebagai berikut:
Cara Mekanis
Pada kaki serangga melekat kotoran/sputum mikroba patogen, lalu hinggap pada
makanan/minuman, dimana selanjutnya akan masuk ke saluran cerna pejamu.
Cara Bologis
Sebelum masuk ke tubuh pejamu, mikroba mengalami siklus perkembangbiakkan
dalam tubuh vektor/serangga, selanjutnya mikroba dipindahkan ke tubuh pejamu
melalui gigitan.
C Food Borne
Makanan dan minuman adalah media perantara yang cukup efektif untuk
menyebarnya mikroba patogen ke pejamu, yaitu melalui saluran cerna.
D. Water Borne
Tersedianya air bersih baik secara kuantitatif maupun kualitatif, terutama untuk
kebutuhan rumah sakit adalah mutlak. Kualitas air yang meliputi 8 aspek fisik,
kimiawi, dan bakteriologis diharapkan terbebas dari mikroba patogen sehingga
aman untuk dikonsumsi. Jika tidak, sebagai media perantara, air sangat mudah
menyebarkan mikroba patogen ke pejamu, melalui pintu masuk saluran cerna atau
yang lainnya.
E. Air Borne
Udara sangat mutlak diperlukan oleh setiap orang, namun adanya udara yang
terkontaminasi oleh mikroba patogen sangat sulit untuk dideteksi. Mikroba
patogen dalam udara masuk ke saluran nafas pejamu dalam bentuk droplet nuclei
yang dikeluarkan oleh penderita saat batuk atau bersin, bicara atau bernafas,
melalui mulut atau hidung. Sedangkan debu merupakan partikel yang dapat
terbang bersama partikel lantai/tanah. Penularan melalui udara ini umumnya
mudah terjadi di dalam ruangan yang tertutup seperti di dalam gedung,
ruangan/bangsal/kamar perawatan, atau pada laboratorium klinik. Dalam riwayat
perjalanan penyakit, pejamu yang peka akan berinterksi dengan mikroba patogen
yang secara alamiah akan melewati 4 tahap:
1. Tahap Rentan
Pada tahap ini pejamu masih dalam kondisi relatif sehat namun peka atau labil,
disertai faktor predisposisi yang mempermudah terkena penyakit seperti umur,
keadaan fisik, perilaku/kebiasaan hidup, sosial ekonomi, dan lain-lain. Faktor
predisposisi tersebut mempercepat masuknya mikroba patogen untuk berinteraksi
dengan pejamu.
2. Tahap Inkubasi
Setelah masuk ke tubuh pejamu, mikroba patogen mulai bereaksi, namun tanda dan
gejala penyakit belum tampak. Saat mulai masuknya mikroba patogen ke tubuh
pejamu hingga saat munculnya tanda dan gejala penyakit disebut inkubasi. Masa
inkubasi satu penyakit berbeda dengan penyakit lainnya, ada yang hanya beberapa
jam, dan ada pula yang bertahun-tahun.
3. Tahap Klinis
Merupakan tahap terganggunya fungsi organ yang dapat memunculkan tanda dan
gejala penyakit. Dalam perkembangannya, penyakit akan berjalan secara bertahap.
Pada tahap awal, tanda dan gejala penyakit masih ringan. Penderita masih mampu
melakukan aktivitas sehari-hari. Jika bertambah parah, penderita sudah tidak mampu
lagi melakukan aktivitas sehari-hari.
c. Pembawa ( carrier )
Perjalanan penyakit seolah–olah berhenti, ditandai dengan menghilangnya tanda dan
gejalan penyakit. Pada kondisi ini agen penyebab penyakit masih ada, dan masih
potensial sebagai sumber penularan.
d. Kronis
Perjalanan penyakit bergerak lambat, dengan tanda dan gejala yang tetap atau tidak
berubah.
e. Meninggal dunia
Akhir perjalanan penyakit dengan adanya kegagalan fungsi–fungsi organ.
3. Hewan ke manusia
Penularan infeksi dari hewan ke manusia bisa terjadi saat seseorang tercakar atau tergigit
hewan, mengonsumsi daging hewan yang dimasak kurang matang, serta bersentuhan
dengan kotoran atau urine hewan yang telah terinfeksi.
Hewan pembawa penyakit infeksi ini bisa hewan liar mau pun hewan peliharaan yang
kurang terawat kesehatannya. Contoh penyakit infeksi yang menular melalui hewan
adalah toksoplasmosis, pes, leptospirosis, dan rabies.
3. Gigitan serangga
Banyak penyakit infeksi yang menular melalui gigitan serangga, misalnya gigitan
nyamuk yang membawa virus atau parasit penyebab infeksi. Contoh penyakit infeksi
akibat gigitan serangga ini adalah demam berdarah, malaria, filariasis (kaki gajah),
chikungunya, penyakit Lyme dan infeksi virus Zika.
3. Faktor lingkungan
Lingkungan menjadi faktor ketiga sebagai penunjang terjadinya penyakit. Faktor ini
disebut faktopr ekstrinsik. Faktor lingkungan dapat berupa sebagai berikut:
Lingkungan fisik
Termassuk dalam lingkungan fisik antara lain geografik dan keadaan musim.
Misalnya, negara yang beriklim tropis memiliki pola penyakit yang berbeda
dengan negara yang beriklim dingin atau subtropis. Dalam satu negara terjadi
perbedaan pola penyakit, misalnya antara daerah pantai dan pegunungan.
Lingkungan biologis
Lingkungan biologis adalah semua makhluk hidup yang berada di sekitar manusia
yaitu flora dan fauna, termasuk manusia. Misalnya, wilayah dengan flora yang
berbeda akan memiliki pola penyakit yang berbeda.
Faktor lingkungan biologis, selain bakteri dan virus patogen, ulah manusia juga
memiliki peran yang penting. Bahkan dapat dikatakan penyakit timbul karena
ulah manusia. Patogenitas adalah kemampuan mikroorganisme untuk
menimbulkan penyakit pada pejamu.
Lingkungan sosial ekonomi Dalam lingkungan sosial ekonomi terdapat beberapa
kriteria, yaitu:
Pekerjaan
Pekerjaan yang berhubungan dengan zat kimia akan mudah terkena penyakit
akibat pemaparan terhadap za-zat kimia yang ada.
o Urbanisasi
Urbanisasi menimbulkan berbagai masalah sosial seperti kepadatan penduduk dan
timbulnya daerah kumuh. Lingkungan dengan kebersihan yang minim menunjang
terjadinya berbagai macam penyakit infeksi.
o Perkembangan ekonomi
Peningkatan ekonomi akan mengubah pola konsumsi masyarakat ke makanan
cepat saji atau kolesterol. Keadaan ini memudahkan timbulnya penyakit seperti
hipertensi, penyakit jantung, dan lainnya. Sebaliknya dengan tingkat ekonomi
yang rendah akan timbul masalah tempat tinggal yang tidak sehat, kurang gizi dan
lainnya.
o Bencana alam
Terjadinya bencana alam mengubah sistem ekologi yang tidak dapat diramalkan
sebelumnya. Misalnya gempa bumi, banjir, dan lain sebagainya.
Masa tunas (periode inkubasi)
Mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh manusia tidak segera menimbulkan gejala.
Melainkan membutuhkan tenggang waktu tertentu yang berbeda setiap mikroorganisme.
Interval waktu antara pejamu (orang) yang trinfeksi dengan agen penyebab penyakit
hingga adanya gejala disebut masa tunas. Pada penyakit infeksi, masa tunas dianggap
sebagai waktu yang dibutuhkan mikroorganisme untuk berkembang biak hingga
mencapai jumlah tertentu. Setelah berkembang biak, maka akan melewati ambang yang
dibutuhkan untuk menimbulkan gejala klinik. Setiap mikroorganisme memiliki masa
tunas berbeda tergantung pada hal-hal berikut:
o Kecepatan berkembang biak
o Jumlah mikroorganisme
o Tempay masuknya mikroorganisme
o Derajat kekebalan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyakit infeksi disebabkan oleh beberapa faktor baik disebabkan oleh mikroba patogen
maupun faktor lainnya, dalam penyakit infeksi terdapat dua cara transmisi yaitu langsung
dan tidak langsung. Namun,penyakit infeksi ini umumnya disebabkan oleh bakteri yg
menyebabkan akan keluarnya nanah, atau phus.
A. SARAN
Sebaiknya jika seseorang yg terkena penyakit infeksi ,alangkah baiknya untuk bisa
mengontrol ke dokter dan menjaga supaya bagian luka atau yg terkena infeksi tersebut
tidak bertambah parah sehingga dalam penanganannya tenaga medis tidak terkendala.
DAFTAR PUSTAKA