Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PRINSIP & KONSEP PENCEGAHAN INFEKSI

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah KD

Disusun oleh :
Ariani Sukmadiwanti (191FK03030)
Erni Risnaeni (191FK03039)
Sinta Nursari (191FK03038)
Muhammad Alfi (191FK03034)

Kelas : 1A- Keperawatan (kel c)

FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, Sang pencipta alam semesta beserta
isinya, Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana atas segala limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah suatu bentuk tanggung
jawab penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dasar.
Penulis menyadari bahwa penulis hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan
dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Sehingga sangat wajar
jika dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penulis senantiasa menanti kritik dan saran dalam upaya evaluasi diri.
Di samping masih banyaknya ketidak sempurnaan penulisan dan penyusunan makalah.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan hikmah serta dapat
menambah dan memperkaya wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis, dan pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………...…………………………i
DAFTAR ISI………………………………………...…………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN………………………...……………………………..1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………..…1


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………...2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………….…………….…3

2.1 Definisi Konsep Dasar Infeksi……...……………………………...…....

2.2 Proses/Tahapan Klinis Infeksi………….…………………………………………………

2.3 Faktor Meningkatkan Kerentana Terhadap Infeksi………………….………………………

2.4 Tahapan Proses Infeksi………………………….………….

2.5 Upaya Pengendalian Infeksi………….…………

BAB III PENUTUP…………………………………….….……………..........

3.1 KESIMPULAN…………………………………………………...………....

3.2 SARAN……………………………….……………………………………..

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….…………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi konsep dasar infeksi?


2. Apa saja proses/tahapan klinis infeksi?
3. Apa saja factor yang meningkatkan kerentanan terhadap proses infeksi?
4. Apa saja tahapan proses infeksi?
5. Bagaimana upaya pengendalian infeksi?

1.3 Tujuan

1. Untuk memahami definisi konsep dasar infeksi

2. Untuk mengetahui apa saja proses/tahapan klinis infeksi

3. Untuk mengetahui apa saja factor yang meningkatkan kerentanan terhadap proses
infeksi

4. Untuk mengetahui apa saja tahapan proses infeksi

5. Untuk memahami upaya pengendalian infeksi


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Infeksi


a. Definisi
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen, dan
bersifat sangat dinamis. Secara umum proses terjadinya penyakit melibatkan tiga
faktor yang saling berinteraksi yaitu : faktor penyebab penyakit (agen), faktor
manusia atau pejamu (host), dan faktor lingkungan.4
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berproliferasi didalam tubuh yang
menyebabkan sakit (potter & Perry 2005). Sedangkan menurut Smeltzer & Brenda (2002),
infeksi adalah beberapa penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan organisme patogenik dalam
tubuh.
b. Penyebab infeksi
Tipe mikroorganisme penyebab infeksi dibagi menjadi empat kategori, yaitu :
1) Bakteri
Bakteri merupakan penyebab terbanyak dari infeksi. Ratusan spesies bakteri dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan dapat hidup didalam tubuhnya. Bakteri bisa masuk
antara lain melalui udara, tanah, air, makanan, cairan dan jaringan tubuh dan benda mati lainnya.
2) Virus
Virus terutama berisi asam nukleat (nukleat acid) karenanya harus masuk dalam sel hidup
untuk di produksi.
3) Parasit
Parasit hidup dalam organisme hidup lain, termasuk kelompok parasit adalah protozoa,
cacing dan arthropoda.
4) Fungi
Fungi terdiri dari ragi dan jamur
2.2 Proses/ tahapan klinis infeksi
Infeksi terjadi secara progresif dan beratnya infeksi pada klien tergantung dari tingkat
infeksi, patogenisitas mikroorganisme dan kerentanan penjamu. Dengan proses perawatan yang
tepat, maka akan meminimalisir penyebaran dan meminimalkan penyakit. Perkembangan infeksi
mempengaruhi tingkat asuhan keperawatan yang diberikan.
Berbagai komponen dari system imun memberikan jaringan kompleks mekanisme yang
sangat baik yang jika utuh, berfungsi mempertahankan tubuh terhadap mikroorganisme asing dan
sel-sel ganas. Pada beberapa keadaan, komponen-komponen baik respon spesifik maupun non
spesifik bisa gagal dan hal tersebut bisa mengakibatkan kerusakan pertahanan hospes. Orang-
orang yang mendapat infeksi yang disebabkan oleh defisiensi dalam pertahanan dari segi
hospesnya disebut hospes yang melemah. Sedangkan orang-orang dengan kerusakan mayor yang
berhubungan dengan respon imun spesifik disebut hospes yang terimunosupres.Ciri-ciri umum
yang berkaitan dengan hospes yang melemah adalah : infeksi berulang, infeksi kronik, ruam
kulit, diare, kerusakan pertumbuhan dan meningkatnya kerentanan terhadap kanker tertentu.
Secara umum proses infeksi adalah sebagai berikut :
1) Periode inkubasi
Interval antara masuknya pathogen kedalam tubuh dan munculnya gejala pertama.
2) Tahap prodromal
Interval dari awitan tanda dan gejala non spesifik (malaise, demam ringan, keletihan)
sampai gejala yang spesifik. Selama masa ini, mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak dan
klien lebih mampu menyebarkan penyakit ke orang lain.
3) Tahap sakit
Klien memanifestasikan tanda dan gejala yang spesifik terhadap jenis infeksi.
4) Pemulihan
Interval saat munculnya gejala akut infeksi.
2.3 Faktor meningkatkan kerentana terhadap infeksi
1. Sumber Penyakit
Sumber penyakit dapat mempengaruhi apakah infeksi berjalan dengan cepat atau
lambat.
2. Kuman Penyebab
Kuman penyebab dapat menentukan jumah mikroorganisme, kemampuan
mikroorganisme masuk kedalam tubuh dan virulensinya.
3. Cara Membebaskan Sumber Dari Kuman      
Cara membebaskan kuman dapat menentukan apakah proses infeksi cepat teratasi atau
diperlambat, seperti tingkat keasaman (pH), suhu, penyinaran (cahaya) dan lain-lain.
4. Cara Penularan
Cara penularan seperti kontak langsung melalui makanan atau udara dapat
menyebabkan penyebaran kuman kedalam tubuh.
5. Cara Masuknya Kuman
Proses penyebaran kuman berbeda tergantung dari sifatnya. Kuman dapat masuk
melalui saluran pernapasan, saluran pencernaan, kulit dan lain-lain.
6. Daya Tahan Tubuh
Daya tahan tubh yang baik dapat memperlambat proses infeksi atau mempercepat
proses penyembuhan. Demikian pula sebaliknya, daya tahan tubuh yang buruk dapat
memperburuk proses infeksi.
Selain faktor- faktor diatas, terdapat faktor lain seperti status gizi atau nutrisi, tingkat
stress pada tubuh, faktor usia, dan kebiasaan yang tidak sehat.

2.4 Tahapan proses infeksi


Dalam riwayat perjalanan penyakit, pejamu yang peka akan berinterksi dengan mikroba
patogen yang secara alamiah akan melewati 4 tahap:
1. Tahap Rentan
Pada tahap ini pejamu masih dalam kondisi relatif sehat namun peka atau labil, disertai faktor
predisposisi yang mempermudah terkena penyakit seperti umur, keadaan fisik,
perilaku/kebiasaan hidup, sosial ekonomi, dan lain-lain. Faktor predisposisi tersebut
mempercepat masuknya mikroba patogen untuk berinteraksi dengan pejamu.
2. Tahap Inkubasi
Setelah masuk ke tubuh pejamu, mikroba patogen mulai bereaksi, namun tanda dan gejala
penyakit belum tampak. Saat mulai masuknya mikroba patogen ke tubuh pejamu hingga saat
munculnya tanda dan gejala penyakit disebut inkubasi. Masa inkubasi satu penyakit berbeda
dengan penyakit lainnya, ada yang hanya beberapa jam, dan ada pula
yang bertahun-tahun.
3. Tahap Klinis
Merupakan tahap terganggunya fungsi organ yang dapat memunculkan tanda dan gejala
penyakit. Dalam perkembangannya, penyakit akan berjalan secara bertahap. Pada tahap awal,
tanda dan gejala penyakit masih ringan. Penderita masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
Jika bertambah parah, penderita sudah tidak mampu lagi melakukan aktivitas sehari-hari.

4. Tahap Akhir Penyakit


Perjalanan penyakit dapat berakhir dengan 5 alternatif, yaitu:

a. Sembuh sempurna
Penderita sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi
sel/jaringan/organ tubuh kembali seperti sedia kala.

b. Sembuh dengan cacat


Penderita sembuh dari penyakitnya namun disertai adanya kecacatan. Cacat dapat berbentuk
cacat fisik, cacat mental, maupun cacat sosial.

c. Pembawa ( carrier )
Perjalanan penyakit seolah–olah berhenti, ditandai dengan menghilangnya tanda dan gejalan
penyakit. Pada kondisi ini agen penyebab penyakit masih ada, dan masih potensial sebagai
sumber penularan.

d. Kronis
Perjalanan penyakit bergerak lambat, dengan tanda dan gejala yang tetap atau tidak berubah.

e. Meninggal dunia
Akhir perjalanan penyakit dengan adanya kegagalan fungsi–fungsi organ.

2.5 Upaya pengendalian infeksi


Upaya Pencegahan Penularan Penyakit Infeksi
Tindakan atau upaya pencegahan penularan penyakit infeksi adalah tindakan yang paling
utama. Upaya pencegahan ini dapat dilakukan dengan cara memutuskan rantai penularannya.
Rantai penularan adalah rentetan proses berpindahnya mikroba patogen dari sumber penularan
(reservoir) ke pejamu dengan/tanpa media perantara.10 Jadi, kunci untuk mencegah atau
mengendalikan penyakit infeksi adalah mengeliminasi mikroba patogen yang bersumber pada
reservoir serta mengamati mekanisme transmisinya, khususnya yang menggunakan media
perantara.
Sebagai sumber penularan atau reservoir adalah orang/penderita, hewan, serangga
(arthropoda) seperti lalat, nyamuk, kecoa, yang sekaligus dapat berfungsi sebagai media
perantara. Contoh lain adalah sampah, limbah, ekskreta/sekreta dari penderita, sisa makanan, dan
lain–lain. Apabila perilaku hidup sehat sudah menjadi budaya dan diimplementasikan dalam
kehidupan sehari–hari, serta sanitasi lingkungan yang sudah terjamin, diharapkan kejadian
penularan penyakit infeksi dapat ditekan seminimal mungkin.
BAB III

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai