“Agen-Agen Infeksius”
Disusun untuk memenuhi tugas
Di Susun Oleh :
TINGKAT 2
Tahun 2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur saya panjatkan atas ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul, “Agen-Agen
Infeksius” yang dimana makalah ini bertujuan mengetahui tentang
pengertian Mengatahui pengertian virus, pengertian bakteri, pengertian
jamur, pengertian parasite, pengertian riketsia, pengertian
clamidia,pengertian pejamu, sifat sifat penyakit infeksi dan proses
penyebaran infeksi
Saya berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan
pengetahuan bagi pembaca. Saya mengetahui bahwa makalah ini belum
begitu sempurna, jadi kritik dan saran sangat saya harapkan bagi kemajuan
makalah ini untuk selanjutnya. Lebih dan kurangnya saya mengucapkan
terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Jakarta, 09 Maret
2021
Audry Reksatya
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.3. Tujuan..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
3.1. Kesimpulan........................................................................................12
3.2. Saran..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Ana Dwi, Isro.2007. http://eprints.ums.ac.id/15360/2/bab_1.pdf. ISOLASI,
IDENTIFIKASI DAN UJI SENSITIVITAS Staphylococcus aureus. Diakses 11
Maret Pada 8:38 WIB
2
Hidayah, Nurul, G2A216095 (2018), http://repository.unimus.ac.id/2066/3/BAB
%20II.pdf. KARAKTERISTIK, SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWAT DALAM
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG RAWAT INAP RSI
KENDAL. Diakses 11 Maret 2021 Pada 8:48 WIB
3
Syahputra,IR.2014.http://eprints.undip.ac.id/44749/3/IGOR_RIZKIA_
SYA HPUTRA_22010110110094_Bab2KTI.pdf. Penyakit Infeksi, diakses 11
Maret Pada 00:45 WIB.
1
menghindari serangan-serangan tersebut biasanya badan
akan mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap
bahaya yang ada di sekitar lingkungan sekitar yang disebabkan oleh
agen Infeksius yang masuk kedalam tubuh.
1.3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Virus
Virus adalah organisme patogen terkecil (20-300 nm) yang
mengandung RNA atau DNA serta memiliki kapsid. Virus tidak mampu
bermetabolisme/bereplikasi mandiri sehingga memerlukan organel sel
terinfeksi untuk berkembang biak. Virus merupakan penyebab
tersering timbulnya penyakit pada manusia sering tanpa gejala dan
berkembang tanpa diketahui. Hal demikian menyebabkan perbedaan antara
infeksi virus (replikasi di tubuh penjamu) dan penyakit virus (replikasi
disertai kerusakan jaringan) sangat kritis. Banyak infeksi tanpa disertai
eliminasi virus dari tubuh tetapi menetap bertahun-tahun atau seumur hidup,
multiplikasi berlanjut dan dapat diperlihatkan sebagai infeksi menahun atau
hidup di dalam bentuk laten non-infektif dengan potensi direktifkan
kemudian, misalnyau virus herpes zoster penyebab cacar air (varicella)
dapat menetap dalam bentuk laten di ganglia dorsalis dan secara periodik
diaktifkan timbul sebagai vesikel dikulit yang dapat menyebabkan rasa
sakit. Infeksi berbagai jenis virus yang menyebabkan penyakit sering
digolongkan ke dalam sistem organ yang terkena seperti infeksi virus
pernapasan, bentuk kelainan klinik yang ditimbulkan seperti virus yang
menyebabkan eksantema, dan sifat infeksi laten virus.
b. Bakteri
Bakteri merupakan mikrobia prokariotik uniselular, berukuran
antara 0,5-10 µm. Bakteri juga merupakan organisme hidup dan dapat
ditemukan di mana-mana. Ada waktu saat sistem kekebalan tubuh tidak
dapat menyingkirkan suatu infeksi bakteri. Infeksi bakteri sering terjadi
bersamaan dengan adanya rasa sakit, nyeri atau borok pada bagian tubuh.
Bakteri memiliki flagel atau bulu cambuk, pili atau fimbriae, kapsula atau
lapisan lendir, dinding sel dimana ada yang struktur dinding sel bakteri
Gram negatif yaitu merupakan struktur yang berlapis, sedangkan bakteri
Gram positif mempunyai satu lapis yang tebal.
3
c. Jamur
Infeksi yang disebabkan oleh jamur tidak hanya terjadi di luar
baguan tubuh (kulit), tetapi terjadi juga di dalam tubuh. Misalnya Candida
Albicans. Candida Albicans adalah jenis fungi yang seperti ragi,
umumnya ditemukan di dalam mulut, kerongkongan, usus, dan saluran
genital. Normalnya, bakteri baik dalam usus akan berkompetisi dengan
candida dan menjaganya agar tetap terkendali tanpa menyebabkan masalah
kesehatan apapun. Namun ketika keseimbangan antara bakteri baik dan
candida terganggu, maka infeksi candidas tidak dapat dihindari. Contoh
lain adalah infeksi jamur yang terjadi di susunan saraf pusat, seperti
meningitis, meningoensafilitis, intrakranial tromboflebitis, dan abses otak.
d. Parasit
Parasit menginvasi imunitas protektif dengan mengurangi
imunogenisitas dan menghambat respon imun host. Parasit yang berbeda
menyebabkan imunitas pertahanan yang berbeda.
1. Parasit mengubah permukaan antigen mereka selama siklus
hidup dalam host vertebrata.
2. Parasit menjadi resisten terhadap mekanisme efektor imun selama berada
dalam host.
3. Parasit protozoa dapat bersembunyi dari sistem imun dengan hidup di
dalam sel host atau membentuk kista yang resisten terhadap efektor
imun. Parasit dapat menyembunyikan mantel antigeniknya secara spontan
ataupun setelah terikat pada antibodi spesifik.
4. Parasit menghambat respon imun dengan berbagai mekanisme untuk
masing-masing parasit.
e. Riketsia
Riketsia merupakan golongan bakteri, karena itu riketsia memiliki
sifat yang sama dengan bakteri, termasuk bakteri Gram negatif. Riketsia
mempunyai enzim yang penting untukmetabolisme. Dapat mengoksidasi
asam piruvat, suksinat, dan glutamat serta merubah asam glutamat
4
menjadi asam aspartat.Riketsia tumbuh dalam berbagai bagian dari sel.
Riketsia prowazekii dan Riketsia typhi tumbuh dalam sitoplasma sel.
Sedangkan golongan penyebab spotted fever tumbuh di dalam inti sel.
Riketsia dapat tumbuh subur jika metabolisme sel hospes dalam tingkat
yang rendah, misalnya dalam telur bertunas pada suhu 32o C. Pada
umumnya riketsia dapat dimatikan dengan cepat pada pemanasan dan
pengeringan atau oleh bahan-bahan bakterisid.
f. Clamidia
Clamidia termasuk bakteri, memiliki ribosom, RNA, dan
DNA, dinding sel dari peptidoglikan yang mengandung asam muramat.
Dikenal juga dengan Miyagawanellla atau Bedsonia, termasuk Gram
negatif, berukuran 0,2-1,5 mikron, berbentuk sferis, tidak bergerak dan
merupakan parasit intrasel obligat. Clamidia berkembang melalui beberapa
stadium mulai dari badanelementer yang infeksius, berbentuk sferis dengan
garis tengah 0,2-0,4 mikron, memiliki satu inti dan sejumlah ribosom.
Badanelementer kemudian berubah menjadi badan inisial dan kemudian
badan intermedier. Siklus perkembangan Clamidia memakan waktu 24-
48 jam. Clamidia mempunyai 2 jenis antigen yaitu antigen grup dan antigen
spesies. Keduanya terdapat di dalam dinding sel.
G. Pejamu
Pejamu ialah keadaan manusia yang sedemikian rupa sehingga
menjadi faktor risiko untuk terjadinya penyakit. Faktor ini sdisebut faktor
instrinsik. Faktor pejamu dan agen dapat diumpamakan dengan tanah dan
benih. Tumbuhnya benih tergantung keadaan tanah yang dianalogikan
dengan tumbulnya penyakit yang tergantung pada pejamu. Faktor pejamu
yang merupakan faktor risiko timbulnya penyakit, sebagai berikut:
5
4. Keadaan fisiologi, kehamilan dan persalinan memudahkan terjadinya
berbagai penyakit, seperti keracunan kehamilan, anemia, dan
psikosis pascapartum.
6
vektor/serangga, selanjutnya mikroba dipindahkan ke tubuh
pejamu melalui gigitan.
5. Food Borne Makanan dan minuman adalah media perantara yang
cukup efektif untuk menyebarnya mikroba patogen ke pejamu, yaitu
melalui saluran cerna.
Pada tahap ini pejamu masih dalam kondisi relatif sehat namun peka
atau labil, disertai faktor predisposisi yang mempermudah terkena penyakit
seperti umur, keadaan fisik, perilaku/kebiasaan hidup, sosial ekonomi, dan
lain-lain. Faktor predisposisi tersebut mempercepat masuknya mikroba
patogen untuk berinteraksi dengan pejamu.
7
mulai masuknya mikroba patogen ke tubuh pejamu hingga saat munculnya
tanda dan gejala penyakit disebut inkubasi. Masa inkubasi satu penyakit
berbeda dengan penyakit lainnya, ada yang hanya beberapa jam, dan ada
pula yang bertahun-tahun.
3. Tahap Klinis Merupakan tahap terganggunya fungsi organ yang
dapat memunculkan tanda dan gejala penyakit. Dalam perkembangannya,
penyakit akan berjalan secara bertahap. Pada tahap awal, tanda dan gejala
penyakit masih ringan. Penderita masih mampu melakukan aktivitas
sehari-hari. Jika bertambah parah, penderita sudah tidak mampu lagi
melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Tahap Akhir PenyakitPerjalanan penyakit dapat berakhir dengan 5
alternatif, yaitu:
a.Sembuh sempurna Penderita sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan
fungsi sel/jaringan/organ tubuh kembali seperti sedia kala.
b.Sembuh dengan cacat Penderita sembuh dari penyakitnya namun disertai
adanya kecacatan. Cacat dapat berbentuk cacat fisik, cacat mental, maupun
cacat sosial.
8
1. Mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan cara berkembang
biak.
2. Memerlukan tempat tinggal yang cocok bagi kelangsungan
hidupnya.
3. Bergerak dan berpindah tempat.
Ciri–ciri kehidupan mikroba patogen tersebut di atas, merupakan
sifat–sifat spesifik mikroba patogen dalam upaya mempertahankan
hidupnya. Cara menyerang/invasi ke pejamu/ manusia melalui tahapan
sebagai berikut.:
1. Sebelum pindah ke pejamu (calon penderita), mikroba patogen hidup
dan berkembang biak pada reservoir (orang/penderita, hewan,
benda–benda lain).
2. Untuk mencapai pejamu (calon penderita), diperlukan adanya
mekanisme penyebaran.
3. Untuk masuk ke tubuh pejamu (calon penderita), mikroba patogen
memerlukan pintu masuk (port d’entrée) seperti kulit/mukosa yang
terluka, hidung, rongga mulut, dan sebagainya.Adanya tenggang
waktu saat masuknya mikroba patogen melalui port d’entrée sampai
timbulnya manifestasi klinis, untuk masing – masing mikroba
patogen berbeda–beda.
4. Pada prinsipnya semua organ tubuh pejamu dapat terserang oleh
mikroba patogen, namun berbeda mikroba patogen secara selektif
hanya menyerang organ–organ tubuh tertentu dari pejamu/target
organ.
5. Besarnya kemampuan merusak dan menimbulkan manifestasi klinis
dari mikroba patogen terhadap pejamu dapat dinilai dari beberapa
faktor berikut.
a. Infeksivitas
Besarnya kemampuan mikroba patogen melakukan invasi,
berkembang biak dan menyesuaikan diri, serta bertempat tinggal
pada jaringan tubuh pejamu.
1. Patogenitas
Derajat respons/reaksi pejamu untuk menjadi sakit.
9
2. Virulensi
Besarnya kemampuan merusak mirkoba patogen terhadap
jaringan pejamu.
3. Toksigenitas
Besarnya kemampuan mikroba patogen untuk menghasilkan
toksin, di mana toksin berpengaruh dalam perjalanan penyakit.
4. Antigenitas
Kemampuan mikroba patogen merangsang timbulnya
mekanisme pertahanan tubuh/antibodi pada diri pejamu. Kondisi ini
akan mempersulit mikroba patogen itu sendiri untuk berkembang
biak, karena melemahnya respons pejamu menjadi sakit.
10
terkena penyakit akibat pemaparan terhadap za-zat kimia yang ada.
Urbanisasi Urbanisasi menimbulkan berbagai masalah sosial seperti
kepadatan penduduk dan timbulnya daerah kumuh. Lingkungan dengan
kebersihan yang minim menunjang terjadinya berbagai macam penyakit
infeksi.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Syahputra,IR.2014.http://eprints.undip.ac.id/44749/3/IGOR_RIZKIA_SYA
HPUTRA_22010110110094_Bab2KTI.pdf. Penyakit Infeksi,
diakses 11 Maret Pada 00:45 WIB.
Indonesia, Dokumen. https://dokumen.tips/documents/agen-infeksius.html.
AGEN INFEKSIUS, diakses 11 Maret Pada 00:51 WIB
Kompas,2020,https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/18/190000569/
proses-terjadinya-penyakit-infeksi?page=all. Proses Terjadinya
Infeksi, diakses 11 Maret Pada 00:52 WIB
Bayu, Prianka,2014.http://eprints.undip.ac.id/44863/3/. Infeksi. Diakses 11
Maret Pada 00:55 WIB.
13