OLEH :
YUNIA PERDANASARI
08170100218
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertanyaan yang sederhana tapi maknanya begitu luas, sehingga tidak mudah kita
jawab. Dari persepektif agama, secara gampang kita bisa menjawab bahwa Allah
Dengan potensi yang Allah SWT berikan inilah bisa terbentuk komunikasi.
sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi
dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit, seperti tarian kawin
pada ikan dan perilaku untuk menunjukan keunggulan pada binatang lain dengan
sikap menyerang. Menurut sejarah evolusi sekitar 250 juta tahun yang lalu
reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita kenal sebagai emosi.
Pada manusia modern, otak reptil ini masih terdapat pada sistem limbik otak
manusia, dan hanya dilapisi oleh otak lain “tingkat tinggi”. Manusia
berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum
bertujuan.
Definisi komunikasi secara umum adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
seseorang agar apa yang seseorang sampaikan kepada orang lain menjadi
miliknya, dengan artian apa yang disampaikan menjadi sebuah ide, informasi, atau
terhadap orang lain maka akan tercipta suatu hubungan diantara keduanya. Hal
Helping relationship adalah hubungan yang terjadi diantara dua atau lebih
individu mapun kelompok yang saling memberikan dan menerima bantuan atau
seseorang dalam segaka bidang. Kesuksesan tidak akan pernah diperoleh tanpa
bahwa untuk membangun komunikasi yang efektif, kita harus menguasai empat
hasil yang optimal (Nursalam, 2014). Dengan kata lain komunikasi merupakan
critical skill perawat yang harus dimiliki. Perawat perlu membekali diri dengan
antar pribadi yang tercermin dalam perilaku yang melukiskan perahatian dan
perawat dan pasien dalam komunikasi yang bertujuan untuk menjelaskan masalah
saling percaya dengan pasien dan memberikan kepuasan dan meningkatkan citra
secara terus menerus. Hubungan antara perawat dan klien yang teraputik dapat
terwujud dengan adanya interaksi yang terapeutik antara keduanya (Damaiyanti,
persiapan atau tahap pra-interaktif, tahap perkenalan atau tahap interaksi, tahap
kerja dan tahap terminasi. Tahapan pra-interaksi dilakukan dengan tujuan untuk
dengan klien. Tahap perkenalan pada tahap ini dipergunakan untuk perkenalan
dengan klien dan merupakan langkah awal dalam membina hubungan saling
percaya. Tujuan tahap ini adalah memvalidasi keakuratan data dan rencana yang
telah dibuat sesuai keadaan klien, serta mengevaluasi hasil tindakan yang telah
lalu. Tahap kerja merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik.
didalam nya perawat dituntuk untuk membantu dan mendukung klien dalam
komunikasi verbal dan non verbl. Selanjutnya tahap terminasi atau perpisahan
tahap perawat dan klien meninjau kembali proses yang telah dilalui dan
pencapaian tujuan. Untuk melalui tahap ini dengan suksen dan bernilai terapeutik,,
Prasetyo, 2016). Proses komunikasi yang berjalan kurang terapeutik dan akan
melakukan labeling atau memberikan penilaian kepada orang lain, kesan yang
Kecemasan merupakan salah satu masalah yang mungkin timbul pada saat
kecemasan di Amerika Serikat, lebih dari 23 juta penduduk (kira-kira satu dari
empat individu) terkena kecemasan. Kurang dari 25% penduduk yang mengalami
gangguan panik mencari batuan terutama karena mereka tidak menyadari bahwa
gejala fisik yang nereka alami (misal: palpitasi jantung, nyeri dada, sesak nafas)
respon yang wajar, pada saat individu menghadapi tekanan atau peristiwa yang
dikarenakan oleh takut pada pembiusan, takut terhadap nyeri dan kematian, takut
tentang ketidaktahuan, atau takut tentang deformitas atau ancaman lain terhadap
citra tubuh sehingga menimbulkan kecemasan. Pada saat periode pre operasi
terhadap suatu pengalaman yang dapat dianggap pasien sebagai suatu ancaman
terhadap perannya dalam hidup, integritas tubuh, bahkan kelangsungan hidup
2019 menunjukan bahwa dari 33 orang pasien (responden) didapatkan pasien pre
opersai yang mengalami kecemasan 64%, Sedangkan dari hasil wawancara yang
dilakukan kepada 21 orang pasien di ruang Dahlia pada tanggal 10-15 bulan
beda, antara lain : belum mengerti tentang operasi yang dilakukan, untuk apa
operasi. Masalah ini bisa muncul ketika pada saat orientasi pasien pre operasi
operasi saat orientasi sudah diberikan oleh perawat atau dokter, tapi tingkat
kecamasan pada pasien yang akan menjalani operasi tetap ada, Hal inilah yang
B. Rumusan Masalah
bagi pasien, terlebih jika informasi tentang operasi tidak tersampaikan dengan
baik saat orientasi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
hubungan antara komunikasi terapeutik saat orientasi pada kecemasan paien pre
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
RS PMI Bogor.
D. Manfaat Penelitian
Sebagai sarana untuk menerapkan teori dan ilmu yang telah didapat