PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut hasil kongres Stroke sedunia, dalam skala global stroke
sekarang berada dalam peringkat kedua dibawah penyakit jantung iskemik
sebagai penyebab kematian dan merupakan factor utama penyebab
kecacatan serius. Stroke merupakan penyakit yang menyerang pada usia
40 tahun ke atas, namaun saat ini stroke bukan saja menyerang pada orang
yang usianya lebih muda, dan dari tahun ke tahun jumlah orang yang
terkena stroke terus mengalami peningkatan.
Di Amerika Serikat stroke merupakan penyebab kedua terbanyak
kecacatan neurologi setelah trauma kapitis. Lebih kurang terdapat 500.000
kasus stroke baru di Amerika Serikat setiap tahunnya, sekitar dua perlima
fatal. Sebanyak 20% pasien yang dirawat karena stroke memerlukan
beberapa jenis pelayanan rehabilitasi. Pravalensi stroke di Indonesia
berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007 adalah delapan
per seribu penduduk atau 0,8%. Dari jumlah stroke di Indonesia,sekitar
2,5% atau 250.000 orang meninggal dunia dan sisanya catat ringan
maupun berat.
Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2008)
memperlihatkan bahwa stroke merupakan penyebab kematian nomor satu
pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Di Indonesia selain penyakit
Jantung dan Kanker. Diperkirakan prevalensi stroke dipopulasi sekitar 47
per 10.000 yang umumnya mengalami kecacatan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pasien dengan stroke mengalami gangguan kognitif
(33 %), gangguan ekstremitas (30 %) dan gangguan bicara 27 %.
(Maryam, 2013)
Dalam Indonesia sehat 2025 diharapkan masyarakat memiliki
kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan juga
memperoleh kesehatan, yaitu masyarakat mendapatkan perlindungan
B. Rumusan Masalah
Meneliti peran keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
terkena stroke sangat penting,dengan alasan menghindari terjadinya
serangan stroke yang berulang. Dengan mengetahui tugasnya sebagai
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang terkena stroke resiko
terkena stroke yang berulang dapat di hindari. Oleh karna itu masalah
penelitian dapat ini di rumuskan dalam dua pertanyaan,yaitu :
1. Apa arti ungkapan dari Peran Keluarga Dalam Merawat
Anggota
Keluarga
Rehabilitasi?
2. Bagaimana Peran
Yang
Keluarga
Mengalami
Dalam
Stroke
Merawat
Tahap
Anggota
memanfaatkan
fasilitas
kesehatan
untuk
menangani
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat.
Penelitian ini memberikan informasi mengenai tugas-tugas keluarga
yang harus dipenuhi dan dilaksanakan dalam menghadapi anggota
keluarga yang mengalami stroke tahap rehabilitasi.
2. Bagi Pemerintah Kabupaten/Kota.
Penelitian ini memberikan masukan informasi mengenai gambaran
umum tugas keluarga dalam menghadapi permasalahan anggota
keluarga yang mengalami stroke tahap rehabilitasi di Kabupaten/Kota
Makassar.
3. Bagi Ilmu Keperawatan.
Penelitian ini memberikan
pengembangan
ilmu
tambahan
keperawatan
kepustakaan
khususnya
dalam
dalam
bidang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah literature
Pentingnya peran keluarga dalam perawatan penderita pasca stroke
dapat dipandang dari berbagai segi yaitu : Keluarga merupakan tempat
dimana individu memulai hubungan interpersonal dengan lingkungannya.
Jika keluarga dipandang sebagai suatu sistem, maka gangguan yang terjadi
pada salah satu anggota dapat mempengaruhi seluruh sistem, sebaliknya
disfungsi keluarga dapat pula merupakan salah satu penyebab terjadinya
gangguan pada anggota.Salah satu faktor penyebab terjadinya stroke
berulang adalah keluarga tidak tahu cara menangani perilaku penderita di
rumah (Irdawati, 2009). Peran keluarga sangat penting dalam proses
pemulihan dan penyesuaian kembali setiap penderita stroke. Oleh karena
itu, peran serta keluarga dalam proses pemeliharaan dan pencegahan
terjadinya serangan ulang sangat diperlukan.
6
belajar dalam memenuhi kebutuhan self care-nya. Hal ini dipengaruhi oleh
usia (kematangan) kapasitas mental, sosial, budaya masyarakat dan status
emosi individu.(5) Manusia berbeda dari makhluk lainnya dalam
kapasitasnya untuk merefleksikan dirinya dan lingkungannya, mampu
mensimbolisasi apa yang dialami, menggunakan kreasi simbol (ide, kata)
dalam berfikir dan berkomunikasi, membimbing untuk melakukan sesuatu
dan membuatnya berguna untuk dirinya dan orang lain.
Jadi teori Orem dengan Kasus yang ingin di teiliti saling
berhubungan di mana keluarga berperan sebagai pengganti perawat dalam
memberikan dan meningkatkan status kesehatan anggota keluarga. Sesuai
dengan teori bahwa pada individu yang sakit atau cacat, maka
keluarga dan perawat menjadi agen self care bagi mereka. Di sini
Peneliti beransumsi bahwa pada seseorang yang terkena stroke akan
mengalami kecacatan sehingga yang bisa membantu dalam pemenuhan
kebutuhan hidup adalah keluarga yang akan menjadi agen self care.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Design Penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi
dan tindakan, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk katakata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian kualitatif berorientasi
pada landasan teoritis (Moleong, 2009).
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berusaha melihat
kebenaran-kebenaran atau membenarkan, namun di dalam melihat
kebenaran tersebut, tidak selalu dapat dan cukup didapat dengan melihat
sesuatu yang nyata, akan tetapi kadangkala perlu melihat sesuatu yang
bersifat tersembunyi, dan harus melacaknya lebih jauh ke balik sesuatu
yang nyata tersebut. Metode kualitatif berusaha mengungkapkan berbagai
keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat atau
9
bagaimana
persepsi
pengalaman
peran
keluarga
yang
10
5. Tinggal di Kota Makassar dan bersedia ikut terlibat dalam study ini.
Menurut Nasution (1988) dalam sugiyono (2008), penentuan unit
sampel (informan) dianggap telah memadai apabila telah sampai pada taraf
redudancy (data telah jenuh, ditambah sampel tidak lagi memberikan
informasi yang baru). Untuk mencapai titik kejenuhan, peneliti melakukan
pengambilan data kepada informan sampai data yang didapat sudah sama
antar informan yang satu dengan informan yang lainnya dan sampai tidak
ditemukan variasi data lagi.
C. Instrument Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah :
1. Peneliti sebagai instrument (Human Instrument) pokok
Peneliti menetapkan focus penelitian, memilih informasi sebagai
sumber data, analisa data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan
atas temuannya (Sugiyono,2008)
2. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara terdiri dari beberapa poin utama yang berupa
pertanyaan yang diajukan kepada informan. Pertanyaan ini dibuat
sendiri oleh peneliti, berdasarkan landasan teori.
3. Pedoman observasi
Pedoman observasi yang digunakan peneliti yaitu berisi tentang
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh keluarga dalam merawat
anggota keluarganya yang mengalami stroke.
4. Alat perekam suara
Alat ini digunakan untuk mengingat dan mendengar kembali informasi
yang diperoleh pada saat wawancara. Alat perekam suara yang
digunakan adalah alat perekam suara digital yang dapat merekam 4
jam dalam 1 kali rekam.
5. Kamera (Jika diperlukan)
Alat ini digunakan untuk mendokumentasikan semua aktivitas pasien
dan keluarga dalam memberikan perawatan.
11
12
1.
a.
Perpanjangan Pengamatan.
Penelitian akan dilaksanakan lebih dari dua kali pengambilan
data karena data yang diperoleh dirasa belum memadai dan belum
kredibel. Dengan perpanjangan penelitian lebih dari dua kali
pengambilan data dengan wawancara mendalam maka data yang
diperoleh telah valid.
b.
Meningkatkan Ketekunan.
Dalam
penelitian
ini,
peneliti
berusaha
untuk
lebih
Triangulasi.
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu.
1) Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber yaitu pasien, tetangga, dan anggota keluarga
lain.
2) Triangulasi
teknik
pengumpulan
data
untuk
menguji
Member check
Adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada
pemberi data. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh
13
data yang diperoleh dari peneliti ini telah disepakati oleh para
informan berarti data tersebut sudah valid, sehingga semakin
kredibel atau dapat dipercaya.
2. Dependability Penelitian.
Dependibility dalam penelitian kuantitatif disebut realibilitas. Suatu
penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulangi atau
mereplikasi proses penelitian tersebut.
Peneliti melakukan uji dependability dengan melakukan audit terhadap
keseluruhan proses penelitian. Dimulai dari menentukan masalah,
memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisa data,
melakukan uji keabsahan data serta penarikan kesimpulan. Dalam
melakukan uji dependability, peneliti akan dibantu oleh pihak independen
yang akan memantau jalannya penelitian. Pihak independen tersebut
adalah kader/tokoh masyarakat setempat/perangkat desa.
F. Analisis Data
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data secara kualiatatif dengan menggunakan model analisis
interaktif menurut Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2008),
Model ini terdiri atas tiga komponen yaitu reduction, sajian data, dan
penarikan kesimpulan. Dalam analisa pertama, yang dilakukan peneliti
adalah pengumpulan data. Data yang telah dikumpulkan kemudian
direduksi, reduksi di sini adalah seleksi, pemfokusan, dan penyederhanaan
data-data yang telah diperoleh yang masih berupa data kasar, sehingga
peneliti berusaha memilih dan memfokuskan data yang relefan dengan
permasalahan dan tujuan penelitian.
Setelah data direduksi, kemudian data disajikan dalam satu tulisan
atau biasa disebut sajian data yaitu kaitan organisasi informasi yang
14
Prinsip Manfaat
Prinsip ini mengharuskan peneliti untuk memperkecil resiko
dan
memaksimalkan
manfaat.
Penelitian
terhadap
manusia
individu
Pengumpulan
data
Sajian
data
Penarikan
15
dan
bertanggung
jawab
ketika
melaksanakan
penelitian tersebut.
c. Informed Consent
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dan partisipan dengan memberikan lembar persetujuan. Peneliti
memberikan informasi secara lengkap kepada partisipan tentang
tujuan penelitian yang akan dilaksanakan dan partisipan
mempunyai hak untuk bebas menerima atau menolak menjadi
partisipan.
3.
16