Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MAKALAH MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

PENGERTIAN MIKOLOGI, SIFAT UMUM JAMUR, MORFOLOGI , PENYAKIT


AKIBAT JAMUR

Disusun oleh:

Nama : MUFASIR AL-AHDAD


NIM : 32021013
Prodi : D-IV Keperawatan Anestesiologi
Semester : II ( Dua)
Matkul : Mikrobiologi dan Parasitologi
Dosen pengampu : Ns. Tegar Maulana W, M.Kep

POLITEKNIK TIARA BUNDA

Jl. Cinere Raya No. 17, Cinere, Kota Depok, Jawa Barat 16514 Tahun 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

                Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayahNya-lah
sehingga  penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Tak lupa pula penulis ucapkan
salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, karena beliaulah yang telah menghantarkan
kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh berkah.

Adapun judul makalah yang akan dibahas penulis adalah “Pengertian Mikrobiologi, sifat umum
jamur, morfologi, & penyakit akibat jamur” dan penulis sangat berharap semoga dengan adanya
makalah   ini penulis dapat memberikan sedikit gambaran dan memperluas wawasan ilmu yang
penulis miliki

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapakan terimakasih kepada Dosen Pengampu
yang terhormat yang senantiasa membimbing penulis hingga bisa diselesaikannya makalah ini,
baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama kepada yang terhormat: Bapak Ns. Tegar
Maulana W, M.Kep selaku Dosen Pengampu mata kuliah “Mikrobiologi dan Parasitologi”.

Lebak, 08 Maret 2021

Penyusun

Mufasir Al-Ahdad

DAFTAR ISI
2
Halaman sampul depan……………………………………………………………..…i
Kata pengantar…………………………………………………………………………ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………….…iii

BAB I………………………………………………………………………………….4

A. PENDAHULUAN………………………………………………………..…..4
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………..…4
1.2 Tujuan Penulisan………………………………………………………………4
1.3 Tujuan khusus………………………………………………………………....4
1.4 Manfaat penulisan……………………………………………………………..4
BAB II ………………………………………………………………………………..5

B. PEMBAHASAN…………………………………………………………...…5
2.1 Pengertian Mikologi……………………………………………………….5
 Sejarah Mikologi……………………………………...……………….5
2.2 Sifat Umum Jamur…………………………………….…………………..5
 Ciri-ciri jamur…………………………………………………………6-8
 Cara Makan dan Habitat Jamur………………………………………8
 Pertumbuhan dan Produksi Jamur……………………………………8
2.3 Morfologi………………………………………..………………………..9
 Pengertian………………………………..…………………………...9
 Contoh Morfologi pada mahluk hidu………………………………...9-16
2.4 Penyakit Akibat Jamur……………..……………………………….……16
 Infeksi pada jamur……………………………………….…………..16
 Gejala infeksi jamur…………………………………….……………16
 Penyebab infeksi jamur……………………………….……………...16-19
 Diagnosa infeksi jamur…….....................................…………………19
 Pengobatan infeksi jamur……….........................................................19-20
 Pencegahan infeksi jamur.....................................................................20
 Konflikasi infeksi jamur……………………………………………...21
BAB III ……………………………………...............................................................22

C. PENUTUP………………………………………………………………………...22

3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………....22
3.2. Sara…………………………………………………………………………...….22

DAFTAR PUSTAK…………………………………………………………….……23

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikrobiologi merupakan suatu ilmu tentang biologi yang akan mempelajari mikroorganisme.


Apa itu mikroorganisme? Mikroorganisme ialah organisme yang memiliki ukuran yang
sangat kecil tidak dapat dilihat langsung tanpa menggunakan alat mikroskop. Mikroskop
adalah suatu alat yang akan digunakan untuk memperlihatkan benda-benda yang terlihat
sangat kecil menjadi sangat besar dari aslinya. Biasanya pembahasannya  ialah semua
makhluk yang hidup diperlukan lihat menggunakan mikroskop yaitu bakteri, fungi, protozoa
dan lainnya. Pada penerapan dari mikrobiologi pada saat kini sudah masuk berupa ragam dan
tidak akan dapat untuk dipisahkan dengan cabang yang lainnya dikarenakan sangat
diperlukan  juga pada cabang farmasi dan lainnya. Sedangkan Pengertian
dari Parasitologi ialah suatu ilmu cabang Biologi yang akan mempelajari semua tentang
organisme parasit, maksud nya adalah organisme yang hidupnya bersifat parasit yang
hidupnya selalu merugikan organisme yang ditempatinya.

1.2 Tujuan Penulisan

Mahasiswa mampu mengetahui mengenai materi “Mikrobiologi dan Parasitologi” lebih luas
serta manambah wawasan mahasiswa/mahasiswi untuk lebih giat belajar mengenai materi
“Mikrobiologi dan Parasitologi” lebih lanjut.

1.3 Tujuan Khusus

 Untuk lebih mamahami materi mengenai mikrobiologi dan parasitology yang akan di
bahas.
 Untuk mengetahui materi yang akan dibahas mulai dari pengertian mikologi , sifat
umum jamur, mikrobiologii, dan penyakit yang diakibatkan oleh jamur.

1.4 Manfaat Penulisan

Untuk meningkatkan motivasi belajar bagi mahasiswa dalam lingkup kampus


“POLITEKNIK TIARA BUNDA” khususnya Prodi keperawatan Anestesiologi.

BAB II
4
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mikologi


Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang fungi (jamur)
atau sering disebut juga cendawan.
Kajian dalam mikologi antara lain
meliputi taksonomi jamur, fisiologi jamur, bioteknologi jamur, budidaya jamur. Mikologi sangat
besar pengaruhnya terhadap fitopatologi karena banyak penyakit tumbuhan yang disebabkan
oleh jamur; sehingga pernah fitopatologi disebut sebagai mikologi terapan.
 Sejarah Mikologi
Sejak zaman prasejarah diduga manusia sudah mulai mengumpulkan cendawan sebagai
makanan. Tulisan mengenai cendawan pertama kali ditemukan dalam karya-
karya Euripides (480-406 SM). Seorang filsuf Yunani yaitu Theophrastus dari Eressos (371-288
SM) mungkin merupakan orang pertama yang mencoba mengklasifikasikan tumbuhan secara
sistematis; menganggap fungi sebagai tumbuhan yang kehilangan organ-organ tertentu.
Pada Abad Pertengahan terlihat adanya sedikit kemajuan dalam pengetahuan tentang fungi.
Namun, penemuan mesin cetak memungkinkan beberapa penulis untuk menyebarkan takhayul
dan kesalahpahaman tentang jamur yang telah dilakukan para penulis klasik.
Permulaan zaman modern mikologi dimulai saat Pier Antonio Micheli mempublikasikan 1737
publikasi mengenai Nova plantarum genera. Diterbitkan di Florence, publikasi tersebut menjadi
dasar untuk klasifikasi sistematis rerumputan (grasses), lumut (mosses) dan fungi. Pada tahun
1936, istilah mikologi dan mikologis pertama kali digunakan oleh M.J. Berkeley.

2.2 Sifat Umum Jamur

Jamur menggunakan enzim untuk mengubah dan mencerna zat organik, seperti hewan
dan sebagian kuman,untuk hidupnya memerlukan zat organic sebagai sumber energi, sehingga
jamur disebut sebagai jazad yang bersifat heterotrop.Hal ini berbeda dengan tumbuhan-
tumbuhan yang bersifat Autorotrof karena berklorofil sehingga dapat membentuk karbohidrat
dari air dan karbodioksida dengan bantuan sinar matahari.Jamur menggunakan ensim untuk
mengubah zat organik untuk pertumbuhannya sehingga jamur merupakan saprofit atau parasit.
Seperti pada kuman, sistem enzim jamur dapat mengubah selulosa, karbohidrat, dan zat organik
lain yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, binatang, serangga dan lain lain yang mati menjadi zat
anorganik yang dibutukan oleh tumbuh-tumbuhan. Sifat ini juga menimbulkan kerugian dan
diperlukan biaya yang besar untuk mencegah kerugian tersebut. Dengan cara yang sama, jamur
dapat masuk kedalam tubuh manusia dan hewan sehingga menimbulkan penyakit.

5
Pada umumnya jamur tumbuh dengan baik ditempat yang lembab.Tetapi jamur juga dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga jamur dapat ditemukan disemua tempat
diseluruh dunia termasuk di gurun pasir yang panas.

 Ciri-ciri Umum Jamur


1. Aspergillus

a. Koloni kompak
b. Hifa septa dan miselium bercabang, biasanya tidak berwarna yang terdapat di
bawah permukaan merupakan hifa vegetatif sedangkan yang muncul di atas
permukaan umumnya merupakan hifa fertile.
c. Konidia membentuk rantai yang berwarna hijau, coklat atau hitam.
d. Beberapa spesies tumbuh baik pada suhu 370C atau lebih
e. Sterigmata atau fialida biasanya sederhana berwarna atau tidak berwarna

2. Penicillium

a. Hifa septa, miselium bercabang, biasanya tidak berwarna

6
b. Konidiofora septa dan muncul diatas permukaan, berasal dari hifa di bawah
permukaan,bercabang atau tidak bercabang
c. Konidia membentuk rantai karena muncul satu persatu dari sterigmata

3. Mucor

a. Hifa non septet


b. Spora halus dan teratur
c. Suspensor sigospora sama besar
d. Tidak membentuk stolon,rhizoid atau sporagiola (sporangia kecil yang
mengandung beberapa spora).

4. Rhizophus

a. Hifa nonseptat

7
b. Mempunyai stolon dan rhizoid yang warnanya gelap jika sudah tua
c. Tidak mempunyai sporagiola
d. Sporagia biasanya besar dan warna hitam
e. Membentuk hifa vegetatif yang melakukan penetrasi pada subtrak dan hifa fertil
yang memproduksi sporangia pada ujung sporagiofora.

 Cara Makan dan Habitat Jamur

Semua jenis jamur bersifat heterotrofit karena jamur tidak mempunyai klorofil.Untuk
memperoleh makanan jamur menyerap makanan dari lingkungan melalui hifa dan
miseliumnya kemudian disimpan dalam bentuk glikogen.Oleh karena jamur merupakan
konsumen maka jamur tergantung pada substrat yangmenyediakan karbohidrat, protein,
vitamin dan senyawa kimia lainnya. Sebagai makhluk heterotrof jamur dapat bersifat:

1. Parasit obligat : Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,
sedangkan diluar inangnya tidak dapat hidup misalnya, pneumonia carinii (khamir yang
menginfeksi paru- paru penderita AIDS) 

2. Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai,
tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.

3. Saprofit merupakan jamur pelapukdan pengubah susunan zat organic yang mati. Jamur
saprofit menyerang makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah
yang jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan
untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap
oleh hifa.selain itu,hifa juga dapat langsung menyerap bahan-bahan organic dalam bentuk
sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.

Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang
bersimbiosis selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat
tertentu yang bermanfaat bagi simbiosisnya.simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman
dapat dilihat pada mikoriza,yaitu jamur yang hidup diakar kacang-kacangan. Jamur
berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan bersimbiosis dengan banyak
organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat,ada beberapa jamur yang hidup di air
dan bersimbiosis dengan organisme air.Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit
atau saprofit,dan kebanyakan dari kelas Oomycetes

8
 Pertumbuhan dan Produksi Jamur

Reproduksi jamur secara seksual dan akseksual, secara seksual jamur mengahasilkan
spora,spora jamur apabila berada dalam habitat yang sesuai maka jamur memperbanyak
diri dengan memproduksi sejumlah spora Aseksual,spora seksual dapat terbawa oleh air
dan angin,bila mendapatkan tempat yang cocok maka akan berkecambah dan tumbuh
menjadi jamur dewasa.

Reproduksi seksual pada jamur melalui kontak gametogium dan konjugasi.Kontak


gametogium mengakibatkan terjadinya singami,yaitu persatuan antara dua
individu.Singami terjadi dalam dua tahap-tahap pertama plasmogami (peleburan
sitoplasma) dan tahap kedua yaitu karogami (peleburan inti)setelah plasmogami terjadi
inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion.
Pasangan inti dalam sel diarion atau miselium akan membelah dalam beberapa
tahun,akhirnya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan
pembelahan meiosis.

2.3 Morfologi

1. Pengertian
Adapatasi morfologi adalah suatu penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya
berkaitan dengan bentuk dan struktur organ tubuh yang tampak dari luar dan mudah diamati,
sehingga adaptasi tersebut paling mudah dikenal dan ditemukan.

2. Contoh Morfologi pada Makhluk Hidup

a. Contoh adaptasi morfologi pada manusia

 kulit manusia akan menghitam jika terlalu lama terkena sinar matahari
 rambut-rambut halus yang berada di kulit manusia akan berdiri jika suhu udara rendah
 rambut manusia akan beruban jika sudah lanjut usia atau mungkin faktor lain
 hidung manusia menonjol keluar sehingga mudah untuk bernapas
 lubang hidung manusia berada/menghadap ke bawah sehingga tidak mudah kemasukkan
air

9
 daun telinga manusia menghadap ke depan sehingga mudah menangkap getaran suara
 daun telinga manusia lentur sehingga aman ketika tidur.

b. Contoh adaptasi morfologi pada hewan

Bentuk kaki atau cakar yang adaptif pada burung dapat dibedakan menjadi tipe perenang,
pemanjat, petengger, pejalan, dan pencengkeram.

 burung dengan tipe kaki perenang yakni buung yang memiliki selaput diantara jari-jari
kakinya, contohnya: bebek/itik, mentok
 burung dengan tipe kaki pemanjat memiliki 2 jari ke depan dan 2 jari ke belakang,
contohnya: burung pelatuk, burung kutilang
 burung bertipe kaki petengger memiliki empat jari dan ukurannya kecil, contohnya: kaki
burung gelatik, burung pipit
 burung dengan tipe kaki pejalan memiliki kaki yang panjang dan tegak, contohnya: kaki
ayam, burung unta
 burung bertipe kaki pencengkeram memiliki kaki pendek dan kekar serta berkuku
runcing, contohnya : burung elang, rajawali, dan burung hantu.

Bentuk paruh yang adaptif pada burung dapat dibedakan menjadi tipe pemakan biji,
pemakan daging, pemakan ikan, dan pengisap madu.

 burung tipe pemakan biji memiliki paruh pendek dan kuat,  contohnya : paruh burung
pipit, burung gereja, parkit/emprit, merpati/dara, manyar, peking, perkutut, deruk
 burung tipe pemakan daging memiliki paruh kuat, tajam, dan melengkung bagian
ujungnya, contohnya: paruh burung elang, burung hantu, gagak
 burung tipe pemakan ikan memiliki paruh burung berkantong,contohnya: paruh burung
pelikan. Ada juga burung tipe pemakan ikan, udang, cacing yang memiliki paruh panjang
dan runcing, contohnya : paruh burung pelikan, bangau, pecuk, flamingo, burung raja
udang/burung cucuk urang/paruh udang
 burung tipe pengisap madu memiliki memiliki paruh panjang dan runcing, contohnya :
burung kolibri, burung cucak kombo

Berdasarkan jenis makanannya atau cara serangga memperoleh makanannya, bentuk


mulut serangga dapat dibedakan menjadi mulut 5 tipe yakni tipe mulut serangga
penggigit, penusuk dan penghisap, penghisap, penjilat, dan penyerap.

 serangga tipe mulut penggigit memiliki mulut yang pendek dan runcing, contohnya:
semut, rayap, belalang
 serangga tipe mulut penusuk dan penghisap memiliki bentuk mulut yang panjang dan
tajam/runcing, contohnya: nyamuk
 serangga tipe mulut penghisap memiliki bentuk mulut seperti belalai yang dapat digulung
dan dijulurkan, contohnya : kupu-kupu,
 serangga tipe mulut penjilat  memiliki lidah yang panjang, contohnya: lebah

10
 serangga tipe mulut penyerap memiliki alat penyerap mirip spons/gabus, contohnya: lalat

c. Contoh adaptasi morfologi pada tumbuhan

Tumbuhan darat yang adaptif pada lingkungan kurang air ( kering )  yang disebut xerofit.

Contoh tumbuhan xerofit : 

 kaktus
 lili gurun
 pohon kurma
 lidah buaya (aloevera)
 setawar, dan
 sp senseveria

Ciri-ciri tumbuhan xerofit :

 daunnya tebal, sempit, kadang-kadang berubah bentuk atau tereduksi menjadi bentuk
duri, sisik, atau bahkan tidak memiliki daun, dengan demikian maka dapat mengurangi
penguapan.

 seluruh permukaan tubuhnya termasuk bagian daun tertutup oleh lapisan kutikula atau
lapisan lilin yang berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan air yang terlalu besar.

 batangnya tebal memiliki jaringan spons yang berfungsi untuk menyimpan air.

 memiliki akar yang panjang dan tersebar luas sehingga jangkauannya akar dalam mencari
zat makanan sangat luas.

Tumbuhan darat yang adaptif pada lingkungan lembab yang disebut higrofit.

Contoh tumbuhan higrofit: 

 tumbuhan paku
 lumut
 tumbuhan kemunting
 tumbuhan daun ungu
 dedalu.

Ciri- ciri tumbuhan higrofit :

11
 memiliki daun yang tipis dan lebar.
 permukaan daunnya memiliki banyak mulut daun atau stomata sehingga dapat
mempercepat proses penguapan.

Tumbuhan yang adaptif pada lingkungan air disebut hidrofit.

 Teratai dan Kangkung

Contoh tumbuhan hidrofit: 

 teratai,
 enceng gondok
 kiambang
 kangkung,
 tumbuhan bakau

Ciri-ciri tumbuhan hidrofit:

 tumbuhan yang mengapung di air memiliki rongga antar sel yang berisi udara untuk
memudahkan mengapung di air, daun lebar dan tangkai daun menggembung berisi udara.
Contoh: enceng gondok, kiambang

 tumbuhan air yang terendam di dalam air, memiliki dinding sel yang kuat dan tebal untuk
mengurangi osmosis ke dalam sel. Contoh : hydrilla,vallisneria

 tumbuhan yang sebagian tubuhnya di atas permukaan air dan akarnya tertanam di dasar
air, mempunyai rongga udara dalam batang atau tangkai daun sehingga tidak tenggelam
dalam air dan daun muncul ke permukaan air. Contoh: teratai, kangkung.

 tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut, mempunyai perakaran yang lebat dan kuat
sehingga tidak roboh bila terkena ombak. Contoh: tumbuhan bakau.

C. Pengertian dan Contoh Adaptasi Fisiologi pada Makhluk Hidup


1. Pengertian Adaptasi Fisiologi

Adapatasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi fisiologi alat-alat atau organ-organ tubuh
terhadap lingkungannya.

2. Contoh Adaptasi Fisiologi pada Makhluk Hidup

a. Contoh adaptasi fisiologi pada manusia

12
 orang yang tinggal di dataran tinggi menghasilkan sel darah merah lebih banyak
dibandingkan dengan orang yang tinggal di dataran rendah. Hal ini disebabkan kadar
oksigen di dataran tinggi lebih rendah dibandingkan kadar oksigen di dataran rendah.
Oleh karena itu untuk mencukupi kebutuhan oksigen, orang yang tinggal di dataran
tinggi menghasilkan sel darah merah lebih banyak.

 tubuh manusia mengeluarkan keringat ketika kepanasan. Dengan keluar keringat, tubuh
manusia akan dingin. Hal ini dikarenakan panas tubuh diambil untuk penguapan keringat
di permukaan tubuh manusia

 ukuran jantung para atlet rata-rata lebih besar dari pada ukuran jantung orang
kebanyakan.

 pada saat udara dingin, orang cenderung lebih banyak mengeluarkan urine.

 mata manusia dapat menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Ketika di
tempat gelap, maka pupil kita akan membuka lebar. Sebaliknya di tempat yang terang,
pupil kita akan menyempit. Melebar atau menyempitnya pupil mata adalah upaya untuk
mengatur intensitas cahaya.

b. Contoh adaptasi fisiologi pada hewan

 hewan ruminansia, misalnya sapi, kambing, kerbau. Makanan hewan tersebut adalah
rumput-rumputan, di dalam saluran pencernaannya terdapat enzim selulase, enzim ini
berfungsi untuk mencerna selulose yang menyusun dinding sel tumbuhan, dengan enzim
selulase maka makanan menjadi lebih mudah dicerna.

 kucing, apabila hewan ini berteduh kadar metabolisme badan kucing tersebut akan
direndahkan supaya kadar kehilangan air di dalam badan berkurang.

 musang juga beradaptasi dengan cara menyemburkan cairan untuk mengelakkan dirinya
daripada musuh. Kelenjar bau yang dimiliki oleh musang tersebut membuat musuh tidak
kuat dan pergi karena baunya

 teredo navalis, adalah mollusca yang biasa hidup pada kayu galangan kapal, kayu tiang-
tiang pelabuhan. Mollusca ini dapat merusak kayu karena makanannya berupa kayu. Di
dalam saluran pencernaan Teredo terdapat enzim selulase untuk membantu menguraikan
selulose yang ada pada kayu yang menjadi makanannya.

 berdasarkan jenis makanannya, hewan dapat dibedakan menjadi karnivor (pemakan


daging). herbivor (pemakan tumbuhan), serta omnivor (pemakan daging dan tumbuhan).
Penyesuaian hewan-hewan tersebut terhadap jenis makanannya. antara lain terdapat pada
ukuran (panjang) usus dan enzim pencernaan yang berbeda. Untuk mencerna tumbuhan
yang umumnya mempunyai sel-sel berdinding sel keras, rata-rata usus herbivor lebih
panjang daripada usus karnivor.

13
 ikan yang hidup di laut lebih sedikit mengeluarkan urin dibandingkan dengan ikan yang
hidup di air tawar. Air laut lebih banyak mengandung garam. Kadar garam yang tinggi
juga menyebabkan cairan tubuh keluar terus menerus. Garam juga masuk ke dalam tubuh
dan harus dikeluarkan. Untuk menyesuaikan diri, ikan banyak meminum air laut dan
sedikit mengeluarkan urin. Ikan yang hidup di air tawar, sedikit minum air dan banyak
mengeluarkan urine dan menggunakan insangnya secara aktif untuk mengikat garam
yang terlarut dalam air supaya ikan tidak kelebihan air atau kembung.

 Hewan onta yang punya kantung air di punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak
minum di padang pasir dalam jangka waktu yang lama.

 Burung hantu memiliki penglihatan dan pendengaran yang sangat tajam yang
memungkinkannya untuk dapat melihat di malam hari

 Anjing laut yang memiliki lapisan lemak yang tebal untuk bertahan di daerah dingin
dengan menahan panas tubuh tetap tertahan.

c. Contoh adaptasi fisiologi pada tumbuhan

 bau yang khas pada bunga dapat mengundang datangnya serangga untuk membantu
penyerbukan. Bunga jenis ini menghasilkan madu atau nectar, dan serbuk sarinya mudah
melekat.

 bunga bromelia Merah dan beberapa jenis Anggrek mampu menarik perhatian serangga
penghisap madu, terutama lebah. Bunga ini menghasilkan aroma yang dapat menarik
serangga untuk mendekatinya. Aroma bunga merupakan sinyal bagi serangga untuk
menentukan bunga yang memiliki kandungan nektar. Secara tidak sengaja, saat serangga
menghisap nektar bunga, banyak serbuk sari yang menempel di tubuhnya. Kemudian,
ketika mengunjungi bunga lain, serbuk sari akan jatuh pada kepala putik. Saat itulah
penyerbukan terjadi.

 semak azela di Jepang, Ilalang, Pohon Akasia, dan dapat mengeluarkan zat yang bersifat
racun bagi hewan herbivora. Oleh karena itu, hewan herbivora jadi enggan untuk
mendekat, apalagi memakannya. Namun, ternyata zat racun itu juga berdampak pada
terhambatnya pertumbuhan, bahkan kematian pada tumbuhan lain yang ada di
sekitarnya. Pohon Mahoni juga menghasilkan zat racun. Tujuan Pohon Mahoni
mengeluarkan zat racun adalah untuk mengurangi persaingan dengan tumbuhan lain
dalam hal memperoleh Nutrisi dari dalam tanah. Selain itu, dengan tersedianya ruang
yang cukup, Pohon Mahoni akan tumbuh lebih cepat dan baik.

C. Pengertian dan Contoh Adaptasi Tingkah Laku pada Makhluk Hidup

1. Pengertian Adaptasi Tingkah Laku

14
Adapatasi tingkah laku adalah cara penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya
melalui tingkah laku.

2. Contoh Adaptasi Tingkah Laku pada Makhluk Hidup

a. Contoh adaptasi tingkah laku pada manusia

Berikut contoh dari adaptasi tingkah laku pada manusia:

 manusia akan memakai pakaian yang tebal ( jaket ) ketika cuaca dingin atau dalam
perjalanan
 ketika ada bunyi yang terlalu keras, manusia akan menutup telinganya
 ketika menghirup bau yang tidak sedap/busuk manusia akan menutup hidungnya
 berbagi isyarat dengan jari ditunjukkan oleh manusia untuk mengungkapkan perasaannya
atau untuk komunikasi, misalnya untuk menunjukkan arah pakai jari telunjuk.

b. Contoh adaptasi tingkah laku pada hewan

Adaptasi tingkah laku pada hewan banyak contohnya, namun hanya akan dijelaskan 10
contoh adaptasi tingkah laku pada hewan :

 kerbau berkubang di lumpur. Dengan berkubang di lumpur maka tubuh kerbau akan
tertutup oleh lumpur sehingga mengurangi rasa panas dari sengatan terik matahari.
 gajah menyemprotkan dengan belalainya ke seluruh tubuh dengan tujuan mengurangi 
panas matahari
 ikan paus yang muncul ke permukaan air untuk menghirup oksigen sambil memancarkan
air yang meruapakan uap air jenuh. Hal ini dilakukan oleh ikan paus sekitar setiap 30
menit sekali.
 bunglon mengubah warna kulitnya menyerupai tempat yang dihinggapi ( mimikri )
 cecak memutuskan ekornya untuk mengelabui musuhnya ( autotomi )
 semut selalu mendekatkan kepalanya ke kepala semut lainnya apabila berpapasan. Hal ini
dilakukan oleh semut untuk mengenali atau berkomunikasi
 ayam jantan berkokok di pagi hari sebagai petanda hari sudah pagi
 cumi-cumi mengeluarkan tinta hitam saat ada bahaya yang mengancamnya
 ikan buntal mengembangkan badannya ketika merasa terancam oleh musuh
 trenggiling akan menggulungkan tubuhnya seperti bola jika terancam
c. Contoh adaptasi tingkah laku pada tumbuhan

Contoh adaptasi tingkah laku pada tmbuhan:

 meranggasnya ( menggugugurkan daun ) tumbuhan jati, mahoni, kedondong, sengon,


petai, randu, bunga flamboyan, pada musim kemarau atau pada masa-masa tertentu. Hal
tersebut dilakukan oleh pohon-pohon tersebut dengan tujuan mengurangi penguapan.

15
 daun jagung menggulung apabila udara sangat panas
 tumbuhan putri malu mengatupkan/menguncupkan daunnya ketika terkena
rangsangan/disentuh
 bunga matahari menghadap arah sinar matahari
 mekarnya bunga pukul empat yang biasanya mekar pada pukul empat karena adanya
rangsangan cahaya.

2.4 Penyakit Akibat Jamur


 Infeksi Jamur
Infeksi jamur merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit ini dapat
dialami oleh siapa saja. Namun demikian, individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah
lebih berisiko terserang infeksi jamur. Misalnya, penderita HIV/AIDS, pasien
kemoterapi, serta pasien pasca transplantasi organ.
Jamur adalah organisme yang dapat hidup secara alami di tanah atau tumbuhan. Bahkan
jamur bisa hidup di kulit manusia. Meskipun normalnya tidak berbahaya, namun
beberapa jamur dapat mengakibatkan gangguan kesehatan serius.

 Gejala Infeksi Jamur


Gejala infeksi jamur sangat beragam, tergantung bagian tubuh yang terinfeksi, yang meliputi:

 Bintik merah atau ungu di kulit


 Muncul ruam kulit
 Kulit pecah-pecah
 Luka melepuh atau bernanah
 Gatal-gatal
 Rasa sakit di bagian yang terinfeksi
 Pembengkakan di area yang terinfeksi
 Batuk disertai darah atau lendir
 Sesak napas
 Demam
 Penglihatan kabur
 Mata merah dan sensitif pada cahaya
 Air mata keluar berlebihan
 Sakit kepala
 Hidung tersumbat
 Mual dan muntah

16
 Penyebab Infeksi Jamur
Penyebab infeksi jamur atau mikosis tergantung kepada jenis infeksi itu sendiri. Di
bawah ini akan dijelaskan beberapa jenis infeksi jamur, penyebabnya, serta faktor risiko
yang menyertainya.
Candidiasis
Candidiasis disebabkan oleh infeksi jamur Candida. Pada kondisi normal, jamur tersebut
hidup secara alami di permukaan kulit. Namun bila perkembangannya tidak terkendali,
jamur tersebut akan menyebabkan infeksi. Salah satu penyebab tumbuh suburnya jamur
ini adalah efek samping antibiotik.
Perkembangan jamur Candida yang tidak terkendali dapat dipicu oleh sejumlah hal,
antara lain kurangnya kebersihan diri, mengenakan pakaian ketat, iklim yang hangat,
serta kondisi kulit yang lembap atau tidak dikeringkan dengan benar.
Infeksi Candida auris
Seperti namanya, infeksi ini disebabkan oleh jamur Candida auris. Berbeda dari
jamur Candida lain, Candida auris kebal terhadap obat anti jamur yang biasa digunakan
untuk mengobati candidiasis. Di samping itu, jenis jamur ini juga dapat menyebabkan
kematian pada sebagian besar penderitanya.
Candida auris menyebar dari orang ke orang, melalui pemakaian bersama pada peralatan
yang terkontaminasi.
Kurap
Kurap disebabkan oleh jenis jamur yang hidup di tanah,
yaitu epidermophyton, microsporum, dan trichophyton. Seseorang bisa terinfeksi bila
menyentuh tanah yang terkontaminasi jamur tersebut. Penyebaran dapat terjadi antara
hewan ke manusia, atau dari manusia ke manusia.
Infeksi jamur kuku
Infeksi jamur kuku terjadi ketika terdapat jamur di kuku yang tumbuh tidak terkendali.
Jenis jamur penyebab infeksi jamur kuku sama dengan jamur penyebab kurap. Infeksi
jamur ini juga bisa terjadi pada tangan (tinea manum).
Meskipun dapat terjadi pada siapa saja, risiko infeksi jamur kuku lebih tinggi pada
penderita diabetes, lansia di atas 65 tahun, pengguna kuku palsu, orang yang mengalami
cedera kuku, dan individu dengan kekebalan tubuh lemah.
Aspergillosis
Aspergillosis disebabkan oleh perpaduan antara sistem kekebalan tubuh yang lemah dan
paparan jamur Aspergillus. Jamur ini dapat ditemukan di tumpukan kompos, tumpukan
gandum, dan sayuran yang membusuk.
Selain pada individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah (misalnya kondisi sel darah
putih rendah atau sedang mengonsumsi obat kortikosteroid), risiko aspergillosis lebih
tinggi pada penderita asma atau cystic fibrosis.

17
Infeksi jamur mata
Infeksi jamur mata adalah kondisi yang jarang, namun tergolong serius. Infeksi jamur
mata paling sering disebabkan oleh jamur Fusarium yang hidup di pohon atau tanaman.
Jamur Fusarium bisa masuk ke mata bila mata tidak sengaja tergores bagian tanaman
tersebut.
Selain akibat cedera mata, infeksi jamur mata dapat terjadi pada pasien yang
menjalani operasi katarak atau transplantasi kornea. Pada kasus yang jarang, infeksi
jamur mata juga terjadi akibat penggunaan obat tetes mata atau cairan pembersih lensa
kontak yang sudah terkontaminasi, serta pengobatan dengan suntikan kortikosteroid pada
mata.
Pneumocystis pneumonia (PCP)
PCP disebabkan oleh jamur Pneumocystis jirovecii, yang menyebar melalui udara. PCP
menyerang individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS,
atau pada pasien pasca menjalani transplantasi organ dan obat imunosupresif.
Cryptococcus neoformans
Infeksi ini disebabkan oleh jamur Cryptococcus neoformans. Spora jamur tersebut dapat
terhirup secara tidak sengaja, namun tidak menyebabkan infeksi. Hanya saja, individu
dengan kekebalan tubuh lemah berisiko tinggi terinfeksi jamur ini.
Histoplasmosis
Histoplasmosis disebabkan oleh jamur Histoplasma. Jamur ini dapat ditemukan di tanah
yang terpapar kotoran burung atau kelelawar. Infeksi terjadi ketika spora jamur di tanah
terhirup dan masuk ke saluran pernapasan.
Setiap orang dapat terjangkit histoplasmosis. Akan tetapi, infeksi ini lebih rentan terjadi
pada petani, peternak, penjelajah gua, pekerja konstruksi, dan petugas pengendali hama.
Mucormycosis
Mucormycosis terjadi akibat menghirup spora jamur golongan Mucorales secara tidak
sengaja. Infeksi juga dapat terjadi bila luka terbuka di kulit terpapar jamur ini.
Jamur Mucorales bisa ditemukan di daun, kayu, tanah, atau di tumpukan kompos. Namun
walaupun jamur ini terdapat di alam, bukan berarti infeksi pasti terjadi pada setiap orang
yang terpapar spora jamur. Infeksi lebih berisiko terjadi pada orang dengan sistem
kekebalan tubuh lemah, seperti penderita kanker dan diabetes.
Sporotrichosis
Sporotrichosis disebabkan oleh jamur Sporothrix yang banyak ditemukan di tanah atau
tanaman. Infeksi terjadi ketika spora jamur masuk ke tubuh melalui sentuhan, terutama
melalui luka terbuka di kulit. Meskipun sangat jarang, infeksi juga dapat terjadi bila
menghirup spora jamur secara tidak sengaja.

18
Beberapa orang dengan jenis pekerjaan tertentu lebih berisiko terserang
infeksi sporotrichosis, misalnya tukang kebun, petani, dan pasien yang sedang menjalani
terapi imunosupresif.
Talaromycosis
Talaromycosis disebabkan oleh jamur Talaromyces marneffei. Sama seperti beberapa
jenis infeksi jamur lain, talaromycosis umumnya menyerang orang dengan sistem
kekebalan tubuh lemah.

 Diagnosis Infeksi Jamur


Dokter dapat menduga pasien terserang infeksi jamur bila terdapat sejumlah gejala yang
telah dijelaskan sebelumnya. Akan tetapi, dokter akan menjalankan beberapa
pemeriksaan lanjutan untuk memastikannya.
Pemeriksaan lanjutan untuk infeksi jamur dilakukan dengan mengambil sampel darah,
urine, nanah, atau cairan serebrospinal, tergantung organ yang terinfeksi. Metode
pemeriksaan tersebut cukup beragam, tergantung kepada jenis infeksi jamur itu sendiri.
Di antaranya adalah:
Tes KOH
Dalam tes KOH, dokter akan mengambil sampel kerokan kulit pasien yang terinfeksi,
lalu mencampurnya dengan larutan KOH (kalium hidroksida). KOH akan
menghancurkan sel kulit sehat, dan menyisakan sel kulit yang terinfeksi jamur.
Kultur jamur
Kultur jamur dilakukan guna mendeteksi apakah terdapat jamur di area tubuh yang
terinfeksi. Dalam prosedur ini, dokter akan mengambil sampel darah, kulit, kuku, atau
lapisan dalam kulit pasien untuk dibiakkan di laboratorium.
Sampel juga dapat menggunakan cairan serebrospinal bila dicurigai terdapat infeksi pada
otak dan tulang belakang. Dalam prosedur ini, sampel cairan serebrospinal yang
menyelubungi otak dan tulang belakang pasien akan diambil, menggunakan metode
pungsi lumbal, yaitu melalui celah tulang belakang di daerah punggung bawah.
Tes pewarnaan gram
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan infeksi lain, yaitu bakteri. Tes
pewarnaan gram dilakukan dengan mengambil sampel dahak, darah, atau urine pasien
untuk diteliti di laboratorium.
Biopsi
Biopsi adalah pengambilan sampel jaringan guna dianalisis di bawah mikroskop. Dokter
dapat mengambil sampel kulit, paru-paru, tulang sumsum, atau kelenjar getah bening,
tergantung kepada area yang terinfeksi.

19
 Pengobatan Infeksi Jamur
Metode pengobatan infeksi jamur tergantung kepada jenis infeksi, tingkat keparahan, dan
bagian tubuh yang terinfeksi. Pada umumnya, pasien akan diberikan obat antijamur.
Obat antijamur yang digunakan untuk infeksi jamur sangat beragam. Bentuk dan dosis
obat, serta durasi pengobatan berbeda-beda, terutama pada ibu hamil dan anak-anak. Pada
beberapa kasus, obat antijamur harus diberikan di rumah sakit. Sebaiknya konsultasi
terlebih dahulu ke dokter sebelum menggunakan obat ini.
Obat antijamur yang dapat digunakan, antara lain:

 Amphotericin
 Clotrimazole
 Griseofulvin
 Itraconazole
 Ketoconazole
 Miconazole
 Natamycin
 Nystatin
 Terbinafine
 Tioconazole
 Voriconazole

Selain dengan obat-obatan, dokter juga dapat melakukan sejumlah prosedur, seperti:
Debridement. Debridement dilakukan dengan mengangkat jaringan tubuh yang rusak
atau terinfeksi. Selain untuk mencegah penyebaran infeksi, debridement dilakukan agar
jaringan yang sehat bisa lebih cepat memperbaiki diri.
Bedah. Pada sejumlah kasus sporotrichosis yang menginfeksi paru-paru, tulang, dan
sendi, dokter dapat menjalankan tindakan bedah untuk mengangkat bagian organ yang
terinfeksi.
Vitrektomi. Vitrektomi adalah bedah untuk mengeluarkan cairan vitreus dari dalam bola
mata.
Transplantasi kornea. Transplantasi kornea adalah tindakan mengganti kornea pasien,
dengan kornea dari pendonor. Tujuannya adalah untuk memperbaiki fungsi penglihatan.
Enukleasi. Enukleasi adalah tindakan mengganti keseluruhan bola mata dan saraf yang
terkait dengan bola mata.

 Pencegahan Infeksi Jamur


Infeksi jamur dapat dicegah dengan melakukan sejumlah langkah berikut:

 Jaga kebersihan kulit dan segera keringkan tubuh bila basah.


 Jangan berbagi pakai handuk, pakaian, atau barang-barang pribadi.
 Jaga kuku kaki tetap pendek, namun tidak terlalu pendek.

20
 Jangan gunakan gunting kuku yang sama untuk kuku yang terinfeksi dan yang
tidak.
 Kenakan alas kaki di tempat umum.
 Jangan menggaruk area kulit yang terinfeksi.
 Hindari mengenakan pakaian atau sepatu ketat.
 Kenakan pakaian yang bersih untuk beraktivitas.
 Segera cuci pakaian setelah digunakan.
 Ganti pakaian dalam dan kaus kaki tiap selesai beraktivitas.

 Komplikasi Infeksi Jamur


Sejumlah komplikasi serius dapat muncul akibat infeksi jamur yang tidak
ditangani. Komplikasi tersebut tergantung kepada jenis infeksi jamur yang
diderita, antara lain:

 Perdarahan di paru-paru
 Penyebaran infeksi ke otak, jantung atau ginjal
 Efusi pleura (penumpukan cairan pada pleura)
 Pneumothorax (penumpukan udara pada pleura)
 Gagal napas
 Perikarditis atau radang pada kantung jantung
 Gangguan kelenjar adrenal
 Meningitis atau radang selaput otak
 Kelumpuhan
 Kejang

21
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam arti yang luas Mikrobiologi dan Parasitologi ini merupakan suatu ilmu tentang biologi
yang akan mempelajari mikroorganisme, ialah semua makhluk yang hidup diperlukan lihat
menggunakan mikroskop yaitu bakteri, fungi, protozoa dan lainnya. Sedangkan
Parasitologi ialah suatu ilmu cabang Biologi yang akan mempelajari semua tentang organisme
parasite, organisme yang hidupnya bersifat parasit yang hidupnya selalu merugikan organisme
yang ditempatinya.

3.2 Saran

Pemahaman mahasiswa keperawat terhadap bidang ilmu “mikrobiologi dan parasitology” dalam
hal ini pengetahuan mengenai pengertian “Pengertian mikologi, sifat umum jamur, morfologi,
penyakit akibat jamur” harus terus di tingkatkan dengan proses pembelajaran yang kontinyu
selain untuk meningkatkan pemahaman yakni sebagai upaya meningkatkan displin ilmu yang
lebih kompeten, berjiwa pengetahuan dan selalu berfikir kritis terhadap ilmu tersebut.

22
DAFTAR PUSTAKA

Microbiology Society. Diakses pada 2019. What is Microbiology?About Bioscience. Diakses


pada 2019. Microbiology

1. ^ "Mycology | biology". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses


tanggal 2020-11-30.
2. ^ Ainsworth, Geoffrey Clough (1976). Introduction to the History of Mycology. Cambridge
University Press. hlm. 13. ISBN 978-0-521-21013-3.

http://pendidikankesehataninfo.blogspot.com/2015/04/sifat-umum-dan-ciri-ciri-jamur.html

Sumber bacaan : Wikipedia

US Department of Health and Human Services (2018). CDC. Aspergillosis.


American Osteopathic College of Dermatology. Fungus Infections: Preventing Recurrence.
Davis, C. eMedicineHealth (2018). Sporotrichosis.

23

Anda mungkin juga menyukai