Oleh :
Diah ayu retno yuliastuti
Dwi Hastuti
Gema Thaharah Adinda P1337420920018
Tina Irmadany P1337420716014
Resti Amelia P1337420920020
Yesita Kurniawati P1337420920010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Walaupun telah lebih dari seabad sejak pengamatan oleh Semmelweis,
Lister, dan lain-lain mencerahkan komunitas kedokteran mengenai mekanisme
penularan penyakit dan efektivitas asepsis bedah, namun pasien terus
menderita berbagai akibat dari infeksi nosokomial. Penyebab infeksi ini sering
bersifat multifactor dan tidak mudah diperbaiki. Sepanjang sejarah, teknologi
dan terapi baru telah memperbaiki kualitas pasien, tetapi hal-hal tersebut
sering menimbulkan risiko baru timbulnya penyulit infeksi.
5-10% pasien rawat inap mendapat infeksi nosokomial. 3% pasien
meninggal akibat infeksi nosokomial meskipun angka kematian bervariasi
untuk sumber sepsisnya. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahvva
akibat infeksi nosokomial, lama perawatan bertambah rata-rata empat hari dan
biaya perawatan meningkat. ICU yang mempunyai 2-7% dari tempat tidur
rumah sakit, tetapi angka kejadian infeksi nosokomialnya 30 - 40%.
Organisme penyebab infeksi bersumber dari exogen seperti kontaminasi
imus, alat-alat bantu pemafasan, ataupun bersumber dari flora endogen pasien
sendiri dari oropharing, saluran cerna, saluran kencing, dan permukaan kulit.
Organisme penyebab infeksi nosokomial terbanyak telah berubah-ubah
dalam 30 tahun terakhir. Tahun 1950 staphylococcus aureuy merupakan
bakleri yang dominan. Gram negatif dominan tahun 1970, tetapi baksil gram
positif yang menunjukkan resistensi pada beberapa antibiotik dominan pada
tahun 1980. Bakteri lain yang biasanya dengan tingkat keganasan rendah
seperti virus, jamur, dan parasit mempengaruhi daya tahan tubuh pasien.
Masalah ini bertambah dengan epidemi dari AIDS, Hepatitis B, Hepatitis C
dan HIV dimana pengobatan masih terbatas, dari ini juga merupakan ancaman
bagi petugas kesehatan sebagaimana ancaman pada pasien.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu
mengetahui tentang pencegahan infeksi nosokomial di ruang icu.
2. Tujuan Khusus
Memahami dan melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial di ruang icu
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.2.2 Faktor-Faktor
Berikut faktor yang mempengaruhi proses infeksi menurut Hidayat
(2006),yaitu :
1. Sumber Penyakit. Sumber penyakit dapat mempengaruhi apakahinfeksi
berjalan dengan cepat atau lambat.
2. Kuman Penyebab. Kuman penyebab dapat menentukan
jumlahmikroorganisme, kemampuan mikroorganisme masuk ke dalam
tubuh,dan virulensinya.
3. Cara membebaskan sumber dari kuman. Cara membebaskan kumandapat
menentukan apakah proses infeksi cepat teratasi atau diperlambat,
seperti tingkat keasaman (pH), suhu, penyinaran(cahaya), dan lain-lain.
4. Cara penularan. cara penularan seperti kontak langsung, melaluimakanan
atau udara, dapat menyebabkan penyebaran kuman ke dalamtubuh.
5. Cara masuknya kuman. Proses penyebaran kuman berbeda,
tergantungdari sifatnya. Kuman dapat masuk melalui saluran pernafasan,
saluranpencernaan, kulit, dan lain-lain.
6. Daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang baik dapat
memperlambatproses infeksi atau mempercepat proses penyembuhan.
Demikian pulasebaliknya, daya tahan tubuh yang buruk dapat
memperburuk prosesinfeksi.Selain faktor-faktor diatas, terdapat faktor
lain seperti status gizi ataunutrisi, tingkat stres pada tubuh, faktor usia,
dan kebiasaan yang tidak sehat.
Sedangkan menurut Darmadi dalam bukunya Infeksi
NosokomialProblematika dan Pengendaliannya (2008), ada sejumlah faktor
yangsangat berpengaruh dalam terjadinya infeksi nosokomial,
yangmenggambarkan faktor-faktor yang datang dari luar (extrinsic factors).
Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang ada dari diri penderita (instrinsic factors) Seperti
umur, jenis kelamin, kondisi umum penderita, resiko terapi atauadanya
penyakit lain yang menyertai penyakit dasar (multipatologi) beserta
komplikasinya. Faktor-faktor ini merupakan faktorpresdisposisi.
2. Faktor keperawatan seperti lamanya hari perawatan (length of stay)
,menurutnya standart pelayanan perawatan, serta padatnya
penderitadalam satu ruangan.
3. Faktor mikroba patogen seperti tingkat kemampuan invasi serta
tingkatkemampuan merusak jaringan, lamanya pemaparan (length
ofexposure) antara sumber penularan(reservoir) dengan penderita