Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN JIWA

RANGKUMAN MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN JIWA

Anggun Julia Syafitri P1337420920019


Aulizar Fahrim Fuadiansah P1337420716022
Diah Ayu Retno. Y P
Dina Utami P1337420716007
Didik Nugroho
Hajar Acintya Farah P1337420716001
Lutfiana Solikha P1337420716021
Mariadi P1337420920053
Rismawati Dewi P1337420619102
Siti Solichah

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI NERS KEPERAWATAN SEMARANG
TAHUN 2020
MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN JIWA

Model adalah suatu cara untuk mengorganisasikan pengetahuan yang kompleks,


membantu praktisi, serta memberi arah dan dasar dalam menentukan bantuan yang diperlukan.
Model konseptual memberikan keteraturan untuk berfikir, mengobservasi dan menginterpretasi
apa yang dilihat, memberikan arah riset untuk mengidentifikasi suatu pertanyaan untuk
menjawab fenomena dan menunjukkan pemecahan masalah (Christensen & Kenny, 2009 dalam
Nurhalimah, 2016). Lebih lanjut Tomey (2004) dalam Nurhalimah, 2016 mengatakan,
konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk biopsikososial
yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan kelompok lain termasuk lingkungan
fisiknya. Cara pandang dan fokus penekanan pada skema konseptual dari setiap ilmuwan dapat
berbeda satu sama lain, seperti penekanan pada sistem adaptif manusia, subsistem perilaku atau
aspek komplementer. Model konseptual keperawatan jiwa mencerminkan sudut pandang dalam
mempelajari penyimpangan perilaku dan proses terapeutik dikembangkan. Model praktik dalam
keperawatan kesehatan jiwa ini menggambarkan sebuah psikodinamika terjadinya gangguan
jiwa.

Psikodinamika terjadinya gangguan jiwa menggambarkan serangkaian peristiwa,


sehingga gangguan jiwa terjadi. Oleh karenanya, diperlukan pengkajian mendalam terhadap
berbagai faktor penyebab gangguan jiwa, tanda dan gejala, serta urutan kejadian peristiwa.
Dengan demikian, akan tergambarkan sebagai masalah keperawatan yang ditemukan (pada
komponen pengkajian keperawatan jiwa), sehingga dapat disusun jejaring urutan kejadian
masalah dalam sebuah pohon masalah.

Beberapa model praktik yang dikembangkan dalam keperawatan kesehatan jiwa antara
lain model psikoanalisis, model interpersonal, model sosial, eksistensial, suportif, komunikasi,
perilaku, model medik, dan yang paling sering digunakan dalam keperawatan jiwa adalah model
stres adaptasi. Berikut rangkuman model konseptual keperawatan jiwa pada tabel dibawah:
Pandangan
Terhadap Peran Terapis dan Pasien
Model Proses Terapeutik
Penyimpangan
Perilaku
Psikoanalitik Perilaku didasarkan Psikoanalisis Peran pasien :
(S. Frued, pada perkembangan menggunakan teknik Pasien mengungkapkan
Erikson, dini dan resolusi asosiasi bebas dan semua pikiran dan mimpi
Klein, konflik yang tidak analisis mimpi. Hal serta mempertimbangan
Horney, adekuat. ini menginterprestasi interprestasi terapis.
Fromm- Pertahanan ego tidak perilaku, Peran terapis :
Reichmann, Adekuat untuk menggunakan 1. Melakukan pengkajian
Menninger) mengontrol ansietas. transferen untuk keadaan traumatic atau
Gejala merupakan memperbaiki stressor yang dianggap
upaya untuk mengatasi pengalaman masa bermakna pada masa lalu
ansietas dan berkaitan lalu, dan misalnya (menjadi korban
dengan konflik yang mengidentifikasi perilaku kekerasan fisik,
tidak terselesaikan. area masalah melalui sosial, emosional maupun
interpretasi resistensi seksual) dengan
pasien. menggunakan pendekatan
komunikasi terapeutik
(Nurhalimah, 2016)
2. Terapis tetap
mengupayakan
perkembangan transferen,
serta menginterpretasikan
pikiran dan mimpi pasien
dalam kaitannya dengan
konflik, transferen, dan
resistensi.

Interpersonal Ansietas timbul dan Hubungan antara Peran pasien :


(Sullivan, dialami secara terapis dan pasien Pasien menceritakan
Peplau) interpersonal. membangun ansietas dan perasaannya
Rasa takut yang perasaan aman. pada terapis.
mendasar adalah takut Terapis membantu Peran terapis :
terhadap penolakan. pasien mengalami 1. Terapis menjalin
Seorang hubungan yang hubungan akrab dengan
membutuhkan rasa penuh rasa percaya pasien, menggunakan
aman dan kepuasan dan mencapai empati untuk merasakan
yang diperoleh melalui kepuasan perasaan pasien, dan
hubungan interpersonal. menggunakan hubungan
interpersonal yang Pasien kemudian sebagai suatu pengalaman
positif. dibantu untuk interpersonal korektif.
mengembangkan 2. Share anxieties (berbagi
hubungan akrab di pengalaman mengenai
luar situasi terapi. apa-apa yang dirasakan
klien dan apa yang
Proses terapi terbagi menyebabkan kecemasan
atas dua komponen klien saat berhubungan
yaitu dengan orang lain) b)
1. Build Feeling Therapist use empathy
Security and relationship (Empati
(berupaya dan turut merasakan apa-
membangun rasa apa yang dirasakan oleh
aman pada klien) klien). Perawat
2. Trusting memberiakan respon
Relationship and verbal yang mendorong
interpersonal rasa aman klien dalam
Satisfaction berhubungan dengan
(menjalin orang lain. (Nurhalimah,
hubungan yang 2016)
saling percaya)
Prinsip dari
terapi ini adalah
mengoreksi
pengalaman
interpersonal
dengan menjalin
hubungan yang
sehat. Dengan re
edukasi
diharapkan, klien
belajar membina
hubungan
interpersonal
yang
memuaskan,
mengembangkan
hubungan saling
percaya.dan
membina
kepuasan dalam
bergaul dengan
orang lain
sehingga klien
merasa berharga
dan dihormati
(Nurhalimah,
2016)
Sosial Faktor sosial dan Pasien dibantu untuk Peran pasien :
(Szasz, lingkungan mengatasi sistem Pasien secara aktif
Caplan) menciptakan stres, sosial. menyampaikan masalahnya
yang Mungkin digunakan kepada terapis dan bekerja
menyebabkan ansietas, intervensi krisis. sama dengan terapis untuk
serta mengakibatkan Manipulasi menyelesaikan masalahnya.
timbulnya gejala. lingkungan Menggunakan sumber yang
Perilaku dan menunjukkan ada di masyarakat.
yang tidak dapat dukungan sosial juga Peran terapis :
diterima diterapkan. Terapis menggali
(menyimpang) Dukungan kelompok sistem sosial pasien
diartikan sebaya dianjurkan. dan membantu pasien
secara sosial dan menggunakan sumber yang
memenuhi tersedia atau menciptakan
kebutuhan sistem sumber baru.
sosial.
Eksistensial Hidup ini akan sangat Individu dibantu Peran pasien :
(Perls, berarti apabila untuk mengalami Pasien bertanggung jawab
Glesser, seseorang kemurnian terhadap perilakunya dan
Ellis, dapat mengalami dan hubungan. berperan serta dalam suatu
Rogers, menerima diri (self Terapi sering pengalaman yang berarti
Frankl) acceptance) dilakukan dalam untuk mempelajari tentang
sepenuhnya. kelompok. diri yang sebenarnya.
Penyimpangan Pasien dianjurkan Peran terapis :
perilaku untuk menggali dan 1. Terapis membantu pasien
terjadi jika individu menerima diri dan untuk mengenal nilai diri.
gagal dibantu untuk 2. Terapis mengklarifikasi
dalam upayanya untuk mengendalikan realitas dari suatu situasi
menemukan dan perilakunya. dan mengenalkan pasien
menerima tentang perasaan tulus dan
diri. Menjadi diri memperluas kesadaran
sendiri bisa dirinya.
dialami melalui
hubungan
murni dengan orang
lain.
Suportif Masalah terjadi Uji coba realitas dan Peran pasien :
(Werman, sebagai peningkatan harga Pasien secara aktif terlibat
Rockland) akibat dari faktor bio- diri. dalam pengobatan.
psiko- Dukungan sosial Peran terapis :
sosial. diidentifikasi dan 1. Terapis menjalin
Penekanan pada respons hubungan yang hangat
respons koping yang adaptif dan penuh empati dengan
koping maladaptif saat dikuatkan. pasien
ini. 2. Terapis membantu klien
untuk mengidentifikasi
dan mengenal kekuatan
atau kemampuan serta
coping yang dimiliki
klien,
3. Terapis mengevaluasi
kemampuan mana yang
dapat digunakan untuk
alternative pemecahan
masalah.
4. Terapis berupaya
menjalin hubungan yang
hangat dan empatik
dengan klien untuk
membantu klien
menemukan coping klien
yang adaptif.
(Nurhalimah, 2016).

Komunikasi Gangguan perilaku Pola komunikasi Peran pasien :


(Berne, terjadi apabila pesan dianalisis Pasien memperhatikan
Watzlawick) tidak dikomunikasikan dan umpan balik pola komunikasi, termasuk
dengan jelas. Bahasa diberikan untuk permainan, dan bekerja
dapat digunakan untuk mengklarifikasi area untuk mengklarifikasi
merusak makna pesan masalah. Analisis komunikasinya sendiri serta
bisa transaksional memvalidasi pesan dari
diteruskan secara berfokus pada orang lain.
serentak permainan dan Peran terapis :
pada berbagai belajar untuk Terapis menginterpretasi
tingkatan. berkomunikasi pola komunikasi kepada
Kesan verbal dan secara langsung pasien dan mengajarkan
nonverbal tanpa bersandiwara. prinsip-prinsip komunikasi
mungkin tidak selaras. yang baik.
Perilaku Perilaku dipelajari. Terapi merupakan Peran pasien :
(Bandura, Peyimpangan terjadi proses pendidikan. 1. Pasien mempraktikkan
Pavlov, karena Penyimpanyan teknik perilaku yang
Wolpe, manusia telah perilaku tidak digunakan, mengerjakan
Skinner) membentuk dihargai; perilaku pekerjaan rumah, dan
kebiasaan perilaku yang produktif penggalakan latihan.
yang dikuatkan. 2. Pasien membantu
tidak diinginkan. mengembangkan hierarki
Oleh karena perilaku Terapi yang dapat perilaku.
dapat dilakukan: Peran terapis:
dipelajari, maka 1. Desentisasi dan Terapis mengajar pasien
perilaku relaksasi, dapat tentang pendekatan perilaku,
juga dapat tidak dilakukan membantu mengembangkan
dipelajari. bersamaan. hierarki perilaku dan
Perilaku menyimpang Dengan teknik menguatkan perilaku yang
terjadi berulang karena ini diharapkan diinginkan.
berguna untuk tingkat
mengurangi kecenmasan
ansietas. Jika klien
demikian, menurunkan.
perilaku lain yang 2. Asertif training
dapat adalah belajar
mengurangi ansietas mengungkapkan
dapat sesuatu secara
dipakai sebagai jelas dan nyata
pengganti. tanpa
menyinggung
perasaan orang
lain.
3. Positif training.
Mendorong dan
menguatkan
perilaku positif
yang baru
dipelajari
berdasarkan
pengalaman
yang
menyenangkan
untuk digunakan
pada perilaku
yang akan
datang.
4. Self regulasi.
Dilakukan
dengan langkah-
langkah sebagai
berikut. Pertama
melatih
serangkaian
standart perilaku
yang harus
dicapai oleh
klien.
Selanjutnya
klien diminta
untuk melakukan
self observasi
dan self evaluasi
terhadap
perilaku yang
ditampilkan.
Langkah terakhir
adalah klien
diminta untuk
memberikan
reinforcement
(penguatan
terhadap diri
sendiri) atas
perilaku yang
sesuai.
(Nurhalimah,
2016)
Medik Gangguan perilaku Diagnosis penyakit Peran pasien:
(Meyer, Disebabkan oleh Dilandasi oleh 1. Pasien mempraktikkan
Kraeplin, penyakit biologis. kondisi yang ada dan regimen terapi yang
Spitzer, Gejala timbul sebagai informasi historis dianjurkan dan
Frances) akibat dari kombinasi serta pemeriksaan melaporkan efek terapi
faktor fisiologik, diagnostik kepada dokter.
genetik, 2. Pasien menjalani terapi
lingkungan, dan sosial. Pengobatan meliputi jangka panjang apabila
Perilaku menyimpang terapi somatik dan diperlukan.
berhubungan dengan farmakologik, serta Peran terapis :
toleransi pasien berbagai teknik 1. Terapis menggunakan
terhadap interpersonal. kombinasi terapi somatik
stres. dan terapi interpersonal.
2. Terapis menegakkan
diagnosis penyakit dan
menentukan pendekatan
terapeutik.
Stres adaptasi Sehat sakit Mengidentifikasi Membantu pasien lebih
(Gail Stuart) diidentifikasi faktor adaptif dalam menghadapi
sebagai hasil berbagai predisposisi, stresor.
karakteristik individu presipitasi,
yang penilaian terhadap
berinteraksi dengan stresor,
faktor sumber koping, dan
lingkungan. mekanisme koping
yang
digunakan pasien.

Sumber :

Yusuf A.H, Fitryasari R, dan Endang N.H. 2015. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta :
Salemba Medika

Nurhalimah. 2016. Keperawatan Jiwa. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai