0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
134 tayangan5 halaman
Model Supportive fokus pada faktor biopsikososial dan respon maladaptif yang menyebabkan gangguan jiwa. Terapi bertujuan menguatkan respon koping adaptif melalui hubungan hangat dan identifikasi coping yang dimiliki klien.
Model Supportive fokus pada faktor biopsikososial dan respon maladaptif yang menyebabkan gangguan jiwa. Terapi bertujuan menguatkan respon koping adaptif melalui hubungan hangat dan identifikasi coping yang dimiliki klien.
Model Supportive fokus pada faktor biopsikososial dan respon maladaptif yang menyebabkan gangguan jiwa. Terapi bertujuan menguatkan respon koping adaptif melalui hubungan hangat dan identifikasi coping yang dimiliki klien.
Model View of behavioral Therapeutic Roles of a patient &
deviation process therapist
Psychoanalytical Ego tidak mampu Asosiasi bebas & Klien: mengungkapkan
(freud, Erickson) mengontrol ansietas, analisa mimpi semua pikiran & mimpi konflik tidak selesai Transferen untuk Terapist : menginterpretasi memperbaiki pikiran dan mimpi pasien traumatic masa lalu
(Sullivan, peplau) dialami secara security Therapist : use empathy & interpersonal, basic Trusting relationship fear is fear of rejection relationship & interpersonal satisfaction
Social(caplan,szasz) Social & Environment Pasien: menyampaikan
environmental factors manipulation & masalah menggunakan create stress, which social support sumber yang ada di cause anxiety masyarakat &symptom Terapist: menggali system social klien
Existensial Individu gagal Experience in Klien: berperan serta dalam
(Ellis, Rogers) menemukan dan relationship, pengalaman yang berarti menerima diri sendiri conducted in untuk mempelajari diri group Terapist: memperluas Encouraged to kesadaran diri klien accept self & control behavior Supportive Therapy Faktor Biopsikososial Menguatkan Klien: terlibat dalam (Wermon,Rockland) & respon maladaptive respon koping identifikasi coping saat ini adaptif Terapist: hubungan yang hangta dan empatik
Medical Combination from Pemeriksaan Klien:menjalaniprosedur
(Meyer,Kreaplin) physiological, genetic, diagnostic, terapi diagnostic & terapi jangka environmental & somatic, panjang social farmakologik & Terapist : Therapy, Repport teknik effects,Diagnoseillness, interpersonal Therapeutic Approach MODEL SUPPORTIVE ( WERMON, ROCKLAND) Kelompok : 11 Nama : 1. Eko Purwono 2. Rendra Kurniawan 3. Subagio 4. Tri Isnawati Semester :3 S1 Keperawatan (Konversi) STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
A. Pengertian Model Konsep keperawatan jiwa
Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik tentang fenomena, menggambarkan teori dari skema konseptual melalui penggunaan symbol dan diafragma ( christensen.2009, hal 123 ). Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu obyek, benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan. Model konsep adalah rangkaian konstruksi yang sangat abstrak dan berkaitan yang menjelaskan secara luas fenomena- fenomena, mengekspresikan asumsi dan mencerminkan masalah. ( christensen.2009, hal 29 ) Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep atau definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena – fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian. (Christensen.2009, hal 26) Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan. Konsep keperawatan terus dikembangkan dan diterapkan serta diuji melalui pendidikan dan praktik keperawatan ( christensen.2009, hal 29 ). Tujuan dari model konseptual keperawatan ( christensen.2009, hal 33 ) : 1. Menjaga konsisten asuhan keperawatan. 2. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan. 3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan. 4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan. 5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap anggota tim keperawatan. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan dan mempertahankan perilaku paien yang berperan pada fungsi yang terintegrasi. Sistem pasien atau klien dapat berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. American nurses’ association mendefinisikan keperawatan kesehatan jiwa sebagai suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebaai ilmunya dan penggunaan diri yang bermanfaat sebagai kiatnya ( Stuart. 2007, hal. 2 ).
B. Model Supportive ( Wermon, Rockland)
Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah: factor biopsikososial dan respo maladaptive saat ini. Aspek biologisnya menjadi masalah seperti: sering sakit maag, migraine, batuk-batuk. Aspek psikologisnya mengalami banyak keluhan seperti : mudah cemas, kurang percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu, pemarah. Aspek sosialnya memiliki masalah seperti : susah bergaul, menarik diri,tidak disukai, bermusuhan, tidak mampu mendapatkan pekerjaan, dan sebagainya. Semua hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab gangguan jiwa. Fenomena tersebut muncul akibat ketidakmamupan dalam beradaptasi pada masalah-masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan masa lalu. Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon copinh adaptif, individu diupayakan mengenal telebih dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada pada dirinya; kekuatan mana yang dapat dipakai alternative pemecahan masalahnya. Perawat harus membantu individu dalam melakukan identifikasi coping yang dimiliki dan yang biasa digunakan klien. Terapist berupaya menjalin hubungan yang hangat dan empatik dengan klien untuk menyiapkan coping klien yang adaptif. Model View of behavioral Therapeutic Roles of a patient & deviation process therapist Supportive Therapy Faktor Biopsikososial Menguatkan Klien: terlibat dalam (Wermon,Rockland) & respon maladaptive respon koping identifikasi coping saat ini adaptif Terapist: hubungan yang hangta dan empatik