Anda di halaman 1dari 12

ARTIKAL MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN

KESEHATAN JIWA

Oleh

ZAINAL NUR KHOSIM


KP.12.19.040

STUDI D III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM IX UDAYANA
TAHUN AKADEMIK
2020/2021
TINJAUAN TEORITIS
MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN JIWA

A. Definisi
Model konseptual merupakan rancangan terstruktur yang berisi
konsep-konsp yang saling terkait dan saling terorganisasi guna melihat
hubungan dan pengaruh logis antar konsep. Model konseptual juga
memberikan keteraturan untuk berfikir, mengamati apa yang dilihat dan
memberikan arah riset untuk mengetahui sebuah pertanyaan untuk
menanyakan tentang kejadian serta menunjukkan suatu pemecahan masalah
(Potter&perry, P 270, 2005).
Model konseptual keperawatan jiwa merupakan suatu kerangka
rancangan terstruktur untuk melakukan praktik pada setiap tenaga kesehatan
mental. Hal ini merupakan upaya yang dilakukan baik oleh tenaga kesehatan
mental maupun perawat untuk menolong seseorang dalam mempertahankan
kesehatan jiwanya melalui mekanisme penyelesaian masalah yang positif
untuk mengatasi stresor atau cemas yang dialaminya. Perawat psikiatri dapat
bekerja lebih efektif bila tindakan yang dilakukan didasarkan pada suatu
model yang mengenali keberadaan sehat atau sakit sebagai suatu hasil dari
berbagai karakteristik individu yang berinteraksi dengan sejumlah faktor di
lingkungan (Videbeck, 2008).
Model konseptual keperawatan jiwa khususnya model komunikasi
merupakan suatu hubungan interaksi manusia sebagai proses interpersonal.
Model komunikasi ini memprediksi perilaku dalam hal pengetahuan tentang
manfaat dan ancaman bagi kesehatan dan jiwanya. Untuk memotivasi
seseorang dalam pengambilan keputusan untuk mempertahankan
kesehatannya diperlukanlah sebuah komunikasi (Fitzpatrick, 1989).
B. Penggolongan Gangguan Jiwa
Menurut Iyus Yosep (2007) penggolongan gangguan jiwa dibedakan menjadi :
a. Gangguan Jiwa Neurosa (Ringan)
Gangguan jiwa neurosa ialah kondisi psikis dalam ketakutan dan
kecemasan yang kronis dimana tidak ada rangsangan yang spesifik yang
menyebabkan kecemasan tersebut. Misalnya fobia, obsesi-kompulsif, dan
depresi.
b. Gangguan Jiwa Psikosa (Berat)
Ganggua jiwa psikosis merupakan gangguan penilaian yang
menyebabkan ketidak mampuan seseorang menilai realita dengan fantasi
dirinya. Misalnya skizofrenia dan demensia

C. Klasifikasi

berdasarkan model konseptual keperawatan, maka dapat dikelompokan


kedalam enam model yaitu psikoanaliti, interperonal, soial, eksistenial, terapi
uportif dan medis.

1. psikoanalitis ( freud, arickon )

model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi pada


seseorang apabila ego ( akal ) tidak berfungsi dalam mengontrol id (
kehendak nafsu atau insting ). ketidakmampuan seseorang dalam
menggunakan akalnya ( ego ) untuk memayuhi tata tertib, peraturan,
norma, dan agama ( super-ego/das uber ich ) akan mendorong terjadinya
penyimpangan perilaku ( deviationof behavioral ). faktor penyebab lain
gangguan jiwa dalam teori ini adalah adanya konflik intrapsikis, terutama
pada masa kanak-kanak. sebagai contoh ketidakpuasan pada masa oral,
dimana anak tidak mendapatkan air susu secara sempurna, tidak adanya
stimulasi untuk belajar berkata-kata, dilarang dengan kekerasan untuk
memasukan benda pada mulutnya pada fase oraldan sebagainya. hal ini
akan menyebabkan trauma yang membekas pada masa dewasa. proses
terapi pada model ini adalah menggunakan metode asosiasi bebas dan
analisis mimpi, masa peralihan untuk memperbaiki trauma masa lalu.
misalnya, klien dibuat dala keadaan sangat mengantuk. dalam keadaan
tidak berdaya , pengalaman alam bawah sadarnya digali dengan
pertanyaan – pertanyaan untuk menggali trauma masa lalu. hal ini lebih
dikenal dengan metode hipnotis, yang memerlukan keahlian dan latihan
yang khusus. dengan cara demikian, klien akan mengungkapkan semua
pikiran dan mimpinya, sedangkan terapis berupaya untuk
menginterpretasikan pikiran dan mimpi pasien. peran perawat adalah
berupaya melakukan assessment atau pengkajian mengenai keadaan –
keadaan traumatis atau stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu (
misalnya pernah disiksa orang tua, pernah disodomi, diperlakukan secara
kasar, ditelantarkan, diasuh dengan kekerasan, diperkosa pada masa
anak-anak) dengan menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik
setelah terjalin hubungan saling percaya.
2. interpersonal ( sullivan, peplau )

menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bisa muncul


akibat adanya ancaman. ancaman tersebut menimbulkan kecemasan
(ansietas). ansietas timbul dan dialami seseorang akibat adanya konflik
saat berhubungan dengan orang lain ( interpersonal ). menurut konsep
ini, perasaan takut seseorang didasari adanya ketakutan ditolak atau tidak
diterima oleh orang sekitarnya. konsep terapi menurut konsep ini adalah
berupaya membangun rasa aman pada klien ( build feeling security
)menjalin hubungan yang saling percaya dan membina kepuasan dalam
bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati (
trusting relationship and interpersonal satisfaction )
peran perawat dalam teraapi adalah share anxietas ( berupaya melakukan
sharing mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang biasa
dicemaskan oleh klien saat berhubungan dengan rang lain ), dan
therapist use empathy and relationship ( perawat berupaya bersikap empati
dan turut merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien, serta memberikan
respon verbal yang mendorong rasa aman klien dalam berhubungan
dengan orang lain ).
3. sosial ( caplan, szasz )

menurut konsep ini, seseorang akan mengalami gangguan jiwa


atau penyimpangan perilaku apabila banyaknya faktor sosial dan faktor
lingkungan yang akan memicu munculnya stress pada seseorang, dimana
akan menimbulkan kecemasan dan gejala ( social and enviromental
factor creat stress, which cause anxiety and symptom ). prinsip proses
terapi yang sangat penting dalam model konsep ini adalah modifikasi
lingkungan ( environment manipulation ) dan dukungan sosial ( social
suport ). peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini
adalah pasien harus menyampaikan masalah menggunakan sumber yang
ada dimasyarakat elibatkan teman sejawat, atasan keluarga, atau suami
istri. sementara itu, terapis berupaya menggali sitem sosial klien seperti
suasana dirumah, dikantor, disekolah, dimasyarakat, atau tempat kerja.

4. eksistensial ( ellis, rogers )

menurut teori model eksistensial, gangguan perilaku atau


gangguan jiwa terjadi bila individual gagal menemukan jati diri dan
tujuan hidupnya. individu tidak memiliki kebanggaan akan dirinya.
membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam body imagenya.
prinsip dalam proses terapinya adalah mengupayakan agar individu
berpengalaman dan bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup
orang lain dianggap sukses, atau dianggap sebagai panutan ( experience
in relationship ), memperluas kesadaran diri dengan cara intropeksi ( self
assesment ), bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan (
conducted in group), mendorong untuk menerima jati dirinya sendiri, dan
menerima kritik atau feedback tentang perilaku dari orang lain serta dapat
mengontrol perilakunya (encouraged to accept self and control behavior).
prinsip keperawatannya adalah klien dianjurkan untuk berperan serta
dalam memperoleh pengalaman yang berarti untuk mempelajari
dirinya dan
mendapatkan feedback dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas
kelompok. terapis berupaya untuk memperluas kesadaran diri pasien
melalui feedback, kritik, saran, atau reward dan punishment.

5. terapi suportif ( wermon, rockland )

penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah faktor


biopsikososial dan respons maladaptif saat ini. aspek biologisnya
menjadi masalah seperti : sering sakit maag, migrain, atau batuk-batuk.
aspek psikologisnya mengalami banyak keluhan, seperti : mudah cemas,
kurang percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu dan pemarah. aspek
sosialnya memiliki masalah seperti : susah bergaul, menarik diri, tidak
disukai, bermusuhan, tidak mampu medapatkan pekerjaan, dan
sebagainya. semua hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab
gangguan jiwa. fenomena tersebut muncul akibat ketidakmampuan
dalam beradaptasi pada masalah-masalah yang muncul saat ini dan tidak
ada kaitannya dengan masa lalu. prinsip proses terapinya adalah
menguatkan respon koping adaptif, individu diupayakan mengenal
terlebih dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada pada dirinya ; kekuatan
mana yang bisa digunakan sebagai alternatif pemecahan masalahnya.
perawat harus membantu individu dalam melakukan identifikasi koping
yang dimiliki dan yang biasa digunakan klien. terapis berupaya menjalin
hubungan yang hangat dan empati dengan klien untuk menyiapkan
koping klien yang adaptif.

6. medis ( meyer, kraeplin )

menurut konsep ini, gangguan jiwa cenderung muncul akibat


multifaktor yang kompleks, meliputi : aspek fisik, genetik, lingkungan,
dan faktor sosial sehingga fokus penatalaksanaannya harus lengkap
melalui pemeriksaan diagnostik, terapi soatik, farmakologi, dan tehnik
interpersonal. perawat berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan
prosedur diagnostik dan terapi jangka panjang. terapis berperan dalam
pemberian terapi, laporan mengenai dampak terapi, menentukan
diagnosis, dan menentukan jenis pendekatan terapi yang digunakan.
Tabel 1.1 Model konseptual keperawatan jiwa

Model Tampilan Proses Terapeutik Peran pasien dan


Perilaku yang terapis
menyimpang
Psikoanalisis Ego tidak  asosiasi bebas Klien :
( Freud , mampu analisis mimpi
mengungkapkan
Erikson mengontrol  transveren untuk semua pikiran dan
ansietas, memperbaiki mimpi
konflik tidak trauma masa lalu
selesai
Terapis :
Menginterpretasika
n pikiran dan
mimpi
pasien
Interpersonal Ansietas  membangun Klien :
( sulivan, timbul dan di perasaan aman Menceritakan (
peplau ) alami secara  menjalin sharing) apa yang
interpersonal hubungan yang dirasakan,
ketakutan yang saling percaya kecemasan yang
mendasar dan membina dirasakan.
adalah kepuasan dalam
ketakutan bergaul dengan Terapis :
terhadap orang lain Menggunakan
penolakan sehingga klien empati dan
merasa berharga memberikan
dan di hormati respon verbal yang
mendorong rasa
aman klien dalam
berhubbungan
dengan orang lain
Social ( Faktor social Memodifikasi lingkungan Klien :
caplan, szasz) dan factor dan dukungan social Menyampaikan
lingkungan masalah
yang akan menggunakan
memicu sumber yang ada di
munculnya masyarakat
stress pada
seseorang,
dimana akan Terapis :
menimbulkan
Menggali system
kecemasan
social klien
dan gejala
Eksistensial Individu gagal  berpengalaman Klien :
(elis roger ) menemukan dalam membina
Berperan serta
dan menerima hubungan, dan
dalam pengalaman
diri sendiri bergaul dalam
yang berarti untuk
kelompok social
mempelajari diri
 mendorong untuk
menerima
Terapis :
jati dirinya sendiri
Memperluas
dan menerima
kesadaran diri klien
kritik atau
feedback tentang
perilakunya dari
orang lain serta
dapat mengontrol
perilakunya
Suportif Factor Menguatkan respon Klien :
terapi ( biopsikososial koping adaptif
Terlibat dalam
wermon dan respon
identifikasi koping
rockland ) maladaftif
masa kini
Terapis :

Hubungan yang
hangat dan empati
Medical ( Kombinasi dari Pemeriksaan diagnostic, Klien :

meyer, kreakli fisiologi, terapi somatic, Menjalani prosedur


n) genetic, farmakologi, dan teknik diagnostic dan
lingkungan, interpersonal terapi jangka
dan sosial panjang

Terapis :
Terapi , dampak ,
diagnose penyakit ,
pendekatan
terapeutik

Asuhan yang kompeten bagi perawat jiwa adalah sebagai berikut :

1. pengkajian biopsikososial yang peka terhadap budaya

2. merancang dan implementasi rencana tindakan untuk klien dan keluarga

3. peran serta dalam pengelolaan kasus : mengorganisasi , mengkaji , negosiasi ,


serta koordinasi pelayanan bagi individu dan keluarga
4. memberikan pedoman pelayanan bagi individu , keluarga , kelompok , untuk
menggunakan sumber yang tersedia di komunitas kesehatan mental , termasuk
pelayanan terkait serta teknologi dan system social yang paling tepat
5. meningkatkan dan memelihara kesehatan mental serta mengatasi pengaruh
penyakit mental melalui penyuluhan dan konseling
6. memberikan askep pada penyakit fisik yang mengalami masalah psikologis dan
penyakit jiwa dengan masalah fisik
7. mengelola dan menkoordinasi system pelayanan yang mengintegrasikan
kebutuhan klien, keluarga, staaf, dan pembuat kebijakan.
KESIMPULAN

Model konseptual memberikan kerangka kerja dengan cara


mengidentifikasi suatu pertanyaan untuk mendapatkan pemecahan masalah.
Model konseptual keperawatan jiwa digunakan perawat sebagai acuan untuk
menolong seseorang agar dapat menghadapi stressor melalui mekanisme koping
yang positif.

Model konseptual keperawatan jiwa khususnya model komunikasi


merupakan persepsi untuk memberikan dorongan individu dalam tindakan
pencegahan penyakit.
Daftar pustaka

Nasir, A. Muhith,A. 2011. Dasar-dasar keperawatan jiwa. Jakarta : Salemba Medika


Perry & potter.1999.Fundamental keperawatan.Jakarta : EGC

Stuart,Gail.W & Sunndeen, Sandra J.1998. Buku saku Keperawatan


jiwa.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai