KEPERAWATAN JIWA
- Juni 17, 2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
therapist use empathy and relationship (perawat berupaya bersikap empati dan turut merasakan
apa-apa yang dirasakan oleh klien)
Membina hubungan saling percaya dan aman antara klien
Mengoreksi adaptasi klien yang berperilaku maladaptive
Mengajarkan cara membina hubungan interpersonal yang baik.
Contoh :
Dimana ada seorang anak (Yuni) dan temannya yang memiliki hubungan persahabatan SMA
yang dekat dimana mereka selalu bersama-sama dalam mengerjakan tugas, namun tiba-tiba Yuni
marah terhadap temannya karena temannya memfitnah dia. Kemudian dia tidak mau
berkomunikasi lagi dengan temannya. Dan Yuni pun mengancam dia bahwa dia tidak bakal
bahagia bersama teman-teman barunya. Temannya pun menjadi lebih sering berdiam diri, jarang
bergaul dengan orang lain dan dia mulai menutupi dirinya selama 1 tahun, kemudian tidak
sengaja mereka saling bertemu di universitas yang sama namun temannya merasa cemas dan
takut jika nanti dia akan sekelas dengan Yuni dan dijauhi teman-teman sekelasnya karena Yuni
menceritakan masa lalu mereka.
c. Model sosial
Konsep : model ini dikembangkan oleh ilmuan Szasz dan Caplan yang mengatakan bahwa
pandangan tentang penyimpangan perilaku berasal dari factor social dan lingkungan yang
menimbulkan stress, yang menyebabkan ansietas, dan mengakibatkan timbulnya gejala. Perilaku
yang tidak dapat diterima (menyimpang) diartikan secara sosial dan memenuhi kebutuhan
system social.
Proses terapeutik : environment manipulation and social support (pentingnya modifikasi
lingkungan dan adanya dukungan sosial)
Peran pasien dan Terapis : pasien secara aktif menyampaikan masalahnya kepada terapis untuk
menyelesaikan masalahnya. Menggunakan sumber yang ada dimasyarakat. Terapis mengkaji
system social pasien dan membantu pasien menggunakan sumber yang tersedia atau
menciptakan sumber baru.
Penerapan dalam keperawatan :
Hubungan perawat-klien didasarkan pada segi positif, rasa hormat dan empati.
Perawat mengkaji aspek spiritual atau agama, makna hidup dan makna penderitaan serta
pengalaman yang menyakitkan; hubungan dengan makhluk yang lebih tinggi; hubungannya
dengan orang-orang, masyarakat dan alam; dan arti penting dari nilai-nilai seperti kebenaran,
toleransi, memafkan dan kesabaran.
Melalui respon mendengar dan empati yang relektif, perawat membantu klien mendapatkan
pemahaman diri
Perawat memberi kebebasan kepada klien untuk memilih berbagai alternatif perilaku sesuai
keyakinannya tentang makna dan nilai hidup.
Contoh :
Seseorang yang berada di lingkungan kampus dengan peraturan yang ketat dan tugas yang
banyak akan memunculkan berbagai stresor dan membangkitkan kecemasan yaitu tidak bisa
menyelesaikan tugas tepat waktu. Atau hubungan sosial di lingkungan pekerjaan dimana atasan
yang galak dan sering memarahi pegawai dan para pegawai yang tidak ramah dan lebih
mementingkan diri sendiri sehingga terjalin hubungan yang kurang harmonis anatar pegawai dan
atasan menyebabkan stresor dan kecemasan jika nanti ia tidak bisa menjalani pekerjaannya
dengan optimal.
d. Model perilaku
Konsep : model ini dikembangkan oleh ilmuan Bandura, Pavlov, Wolpe, dan Skinner yang
mengemukakan bahwa pandangan tentang penyimpangan perilaku karena individu telah
membentuk kebiasaan perilaku yang tidak diinginkan. Karena perilaku dipelajari, perilaku juga
dapat tidak dipelajarai. Perilaku menyimpang dapat terus terjadi karena dapat mengurangi
ansietas. Jika demikian maka perilaku lain yang mengurangi ansietas dapat menjadi pengganti.
Proses teraputik : cognitive behavioral therapy. Terapi ini dikenal dengan modifikasi perilaku
yaitu metode yang ditujukan pada pikiran dan perasaan yang menyebabkan perilaku yang
maladaptif.
Peran pasien danterapis : pasien mempraktikan teknik perilaku yang digunakan; melakukan
pekerjaan rumah dan latihan penguatan. Pasien membantu mengembangkan hirarki
perilaku. Terapis mangajarkan pasien tentang pendekatan perilaku, membantu mengembangkan
hirarki perilaku, dan menguatkan perilaku yang diinginkan.
Penerapan dalam keperawatan :
Perawat mengkaji perilaku adaptif dan maladaptive
Perawat dan klien bekerja sama dalam mengidentifikasi perilaku yang memerlukan perubahan
Perawat menggunakan berbagai teknik modifikasi perilaku:
Modeling : perilaku baru dipelajari dengan menirukan perilaku orang lain.
Operant conditioning : penghargaan (hadiah) diberikan atas perilaku yang diinginkan.
Desensitiasi sistematik : konfrontasi bertahap dari suatu stimulus yang menimbulkan ansietas
tinggi; terutama digunakan jika klien menderita fobia tertentu.
Terapi aversif : konsekuensi-konsekuensi tidak menyenagkan akibat perilaku yang tidak
diinginkan. Terapi ini digunakan dalam pengobatan parafilia.
Umpan balik biologis : teknik-teknik pelatihan yang digunakan untuk mengendalikan respon
fisiologis.
Teknik relaksasi : teknik pelatihan yang digunakan untuk menghadapi gejala ansietas
Pelatihan asertivitas : teknik pelatihan yang digunakan untuk mengatasi kepasifan atau agresi
dalam situasi interpersonal
Contoh :
Seorang mahasiswa yang berperilaku malas-malasan sering terlambat masuk kelas karena
kebiasaan bangun terlambat. Kebiasaannya itu membuat dia sering alpa pada jam perkuliahan
pagi hari sehingga membuatnya tidak bisa mengikuti ujian. Hal tersebut membuatnya cemas
(cemas jika ia tidak lulus dalam mata kuliah tersebut)
e. Model kognitif
Konsep : model ini dikembangkan oleh ilmuan Piaget yang berfokus pada pola berpikir negatif
atau yang mengalami distorsi, yang mengarah pada perasaan dan perilaku maladaptif atau
simptomatik. Menurut piaget, setiap individu dilahirkan dengan kecenderungan mengatur dan
beradaptasi dengan lingkungan mereka.
Proses terapeutik : terdapat beberapa jenis terapi yang dapat digunakan yaitu:
terapi rasional emosi (Albert Ellis) yaitu ahli terapi secara aktif menentang keyakinan klien yang
tidak rasional
terapi gestalt (fritz perls) yaitu ahli terapi meningkatkan kesadaran dari diri klien dan
meningkatkan tanggung jawab klien untuk memenuhi kebutuhan –kebutuhannya sendiri.
Teori kognitif beck (Aaron Beck) yaitu ahli terapi mengajarkan pada klien cara-cara
mengidentifikasi dan memperbaiki pemikiran yang tidak fungsional tentang dirinya sendiri,
dunia dan masa depan.
Contoh teknik-teknik model kognitif yaitu restrukturisasi kognitif (mengajarkan pada klien untuk
mengubah keyakinan maladaptif melalui pernyataan diri yang positif dan menolak keyakinan
yang tidak rasional) dan teknik penghentian pikiran (klien diajarkan untuk secara sadar
mengatakan “berhenti” terhadap pikiran-pikiran maladaptif)
Penerapan dalam keperawatan :
Perawat mengkaji pola pikir klien dan mengidentifikasi adanya kesalahan persepsi
Perawat mendorong asumsi klien tentang tanggung jawab atas perilaku dirinya sendiri dan
memperkuat kesadaran akan dampak dari cara berpikir negatif atas citra dirinya sendiri
Perawat menggunakan teknik-teknik kognitif dalam strategi intervensi
Contohnya :
Seseorang yang takut terhadap balon sering berpikir bahwa orang yang botak adalah balon dan
dia ingin memecahkan balon (kepala botak itu)
f. Model medik
Konsep : model ini dikembangkan oleh ilmuan Meyer & Kraeplin gangguan perilaku
disebabkan oleh penyakit biologis. Gejala-gejala timbul akibat kombinasi faktor-faktor
fisiologis, genetik, lingkungan, dan sosial. Perilaku menyimpang berhubungan dengan toleransi
pasien terhadap stres.
Proses terapeutik : Terapi yang digunakan yaitu terapi biologis dan terapi psikoterapi.
Peran dalam keperawatan: pasien mengikuti program terapi yang di anjurkan dan melaporkan
efek terapi pada terapis. Pasien menjalani terapi jangka panjang jika di perlukan. Terapis
menggunakan terapi somatik dan terapi interpersonal. Terapis terapi menegakkan diagnosis
penyakit dan menentukan pendekatan terapeutik.
Penerapan dalam keperawatan :
Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan tim medis lain dalam melakukan
premeriksaan diagnostik dan terapi jangka panjang.
Melakukan terapi somatik, farmakologi dan teknik interpersonal.
Contoh :
Seseorang yang mengidap penyakit kanker yang lama sembuh membuatnya menjadi stres dan
depresi dan merasa ingin untuk bunuh diri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Model konseptual adalah kerangka kerja konseptual yang merupakan metode-metode
yang digunakan untuk mengorganisasikan pengetahuan yang menjadi dasar untuk memahami
perilaku manusia dan hubungan antar berbagai factor biologi, proses perkembangan, dan
pengaruh lingkungan. Proses perjalanan terjadinya gangguan jiwa
yaitu gejala mulai timbul biasanya pada masa remaja atau dewasa awal sampai dengan umur pert
engahan dengan melalui fase prodomal, fase aktif dan fase residual. Penggolongan gangguan
jiwa di bagi menjadi dua yaitu gangguan jiwa neurosa (gangguan jiwa ringan) dan gangguan jiwa
psikosa (gangguan jiwa berat). Beberapa model konseptual dikembangkan dalam praktik
psikiatri.Model konseptual keperawatan kesehatan jiwa terdiri dari 5 model yang terdiri dari
model psikoanalisa, model interpersonal, model sosial, model perilaku, dan model kognitif.
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu mahasiswa agar lebih mudah
memahami dan melayani serta menangani klien yang mengalami gangguan psikososial maupun
gangguan jiwa dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Selemba Medika
http://yunyunda.blogspot.com/2019/06/makalah-model-konseptual-keperawatan.html
1.
Model Psikoanalisa (Freud, Erickson)
Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi pada
seseorang apabila ego (akal) tidak berfungsi dalam mengontrol id
5
(kehe
ndak nafsu atau insting). Ketidakmampuan seseorang dalam
menggunakan akalnya ( ego ) untuk mematuhi tata tertib, peraturan,
norma, agama (super ego/das uber ich), akan mendorong terjadinya
penyimpangan perilaku (defiation of behavioral).
Proses te
rapeutik
Psikoanalisa memakai
Free association,
analisa mimpi
dan
untuk membentuk kemba
li perilaku.
a.
Free association
mencurahkan seluruh pikiran dan perasaan tanpa
ada sensor. Terapist akan mencari pola kata
-
kata dan area yang
secara tidak sadar dihindari. Kemudi
an dibandingkan dengan ilmu
terapist tentang pengetahuan tentang jiwa dan konflik. konflik yang
dihindari klien dianggap hambatan dan harus diselesaikan.
b.
Analisa mimpi : menjadi gambaran konflik intra psikis yang
menjadi hambatan klien dalam berperilaku.
Simbol
-
simbol mimpi
dianalisa dan disimpulkan. Kedua proses ini dilengkapi dengan
transfer yaitu terapist menjadi sasaran perilaku atau perasaan klien
.
Kelebihan :
1)
Dasar teori yang kuat
2)
Lebih fokus dalam mengetahui menghadapi masalah klien
3)
Dapat membuat
klieen masalah apa yang selama ini tidak
disadarinya
Kekurangan :
1)
Biaya yang banyak yang dikeluarkan oleh klien
2)
Memakan waktu yang lama
3)
Klien menjadi jenuh akibat waktu yang lama
4)
Dibutuhkan terapis yang benar benar sudah terlatih