Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MIKROBIOLOGI & PARASITOLOGI”

“CARA PENULARAN PARASIT”

Disusun Oleh:
Kelompok 9
ADAM DHIMAS

KARINDA PUTRA
ANNISA INDAH ROFIANI
BIMA ADINATA PUTRA
DEVITA MAWARNI
ELLYTA ALDARIA
HANI SABELLA
RABIYATUL ADAWIYAH

D3 Keperawatan Samarinda
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur
Tahun 2019
Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini tanpa suatu halangan
apapun.
Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah “Mikrobiologi &
Parasitologi” disamping itu penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan pembacanya agar dapat mengetahui tentang “Cara Penularan parasit”
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun mengharap kritik
dan saran dari pembaca sehingga dalam pembuatan makalah lainnya menjadi lebih
baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal
‘Alamin.

Samarinda, 25 Maret 2019


Penyusun

DAFTAR ISI

1
Kata Pengantar ................................................................................................. 1
Daftar Isi .......................................................................................................... 2
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
C. Tujuan..................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN CARA PENULARAN PARASIT
A. Pengertian.............................................................................................. 5
B.Penularan secara vertikal........................................................................ 6
C. penularan secara horizontal.................................................................... 7
D. penularan parasit secara umum.............................................................. 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 14
B. Saran....................................................................................................... 14

Daftar Pustaka .................................................................................................. 15

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Di era globalisasi saat ini banyak masyarakat yang kurang peduli terhadap

2
lingkungan dimana ia tinggal. Padahal kesehatan seseorang juga sangat
bergantung pada lingkungan. Lingkungan yang bersih, aman dan nyaman
tentunya akan menghasilkan masyarakat yang sehat. Namun jika lingkungannya
kotor maka akan timbul berbagai penyakit yang disebabkan oleh infeksi
mikroorganisme. Dalam Kamus Keperawatan disebutkan bahwa infeksi adalah
invasi dan multiplikasi mikroorganisme dalam jaringan tubuh, khususnya yang
menimbulkan cedera seluler setempat akibat metabolisme kompetitif, toksin,
replikasi intraseluler atau reaksi antigen-antibodi. Munculnya infeksi dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang salingberkaitan dalam rantai infeksi. Adanya patogen
tidak berarti bahwa infeksi akan terjadi. Sebab infeksi juga dapat disebabkan oleh
faktor-faktor lain dalam rantai infeksi.
Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan mikroorganisme (bakteri,
virus dan parasit), radiasi matahari, dan polusi. Stres emosional atau fisiologis
dari kejadian ini adalah tantangan lain untuk mempertahankan tubuh yang sehat.
Biasanya manusia dilindungi oleh sistem pertahanan tubuh, sistem kekebalan
tubuh, terutama makrofag, dan cukup lengkap kebutuhan gizi untuk menjaga
kesehatan. Kelebihan tantangan negatif, bagaimanapun, dapat menekan sistem
pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, dan mengakibatkan berbagai penyakit
fatal.
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem pertahanan manusia
sebagai perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan
organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit. Sistem kekebalan juga
berperan dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yang
terjadi pada autoimunitas, dan melawan sel yang teraberasi menjadi tumor.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan parasit?
2. Ada berapa jenis penularan parasit?
3. Bagaimana cara penularan parasit secara vertikal?
4. Bagaimana cara penularan parasit secara horizontal?
5. Bagaimana penularan parasit secara umum?

3
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan parasit?
2. Mengetahui ada berapa jenis penularan parasit?
3. Mengetahui bagaimana cara penularan parasit secara vertikal?
4. Mengetahui bagaimana cara penularan parasit secara horizontal?
5. Mengetahui bagaimana penularan parasit secara umum?

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian

4
Parasit berasal dari kata “Parasitus” (Latin) = “Parasitos” (Grik), yang artinya seseorang

yang ikut makan semeja. Mengandung maksud seseorang yang ikut makan makanan orang

lain tanpa seijin orang yang memiliki makanan tersebut. Jadi Parasit adalah organisme yang

selama atau sebagian hayatnya hidup pada atau didalam tubuh organisme lain, dimana parasit

tersebut mendapat makanan tanpa ada konpensasi apapun untuk hidupnya. Parasit ini dapat

pindah atau mengenai yang lain dengan cara penularan. Penularan parasit secara garis besar

terbagi menjadi 2 yaitu penularan secara vertikal dan horizontal.

B. Penularan Secara Vertikal


Penularan secara vertikal adalah penularan yang terjadi melalui induk
kepada telur/ anak yang baru dilahirkannya. Penularan secara vertical adalah
penularan yang terjadi melalui induk kepada anak yang baru dilahirkannya.
Penularan dengan cara ini dapat terjadi melalui : telur , air ,susu , atau plasenta.
Penularan secara vertikal artinya terjadi perpindahan penyakit dari satu generasi
ke generasi berikutnya, misalnya terjadi penularanpenyakit pada embrio atau
fetus saat dalam uterus, atau melalui telur pada burung, reptil atau ikan. Penularan
yang terjadi dari induk ke anak melalui susu juga dikatagorikan penularan
vertikal.
Ada dua tipe penularan secara vertikal yaitu heriditer dan kongenital.
Penularan atau penyebaran penyakit secara heriditer adalah penyakit yang
ditularkan melalui gen orang tua atau induk pada keturunannya atau generasi
yang terkena infeksi tidak menularkan penyakit kepada manusia tapi diwariskan
pada anaknya baru menginfeksi manusia Misal, Retrovirus dimana salinan DNA
virus terintegrasi dengan gen induk semang akan ditularkan secara vertikal pada
keturunannya.

Sementara penularan secara kongential adalah penularan penyakit yang


terjadi saat kelahiran. Mis. Nyamuk A.aegypty menularkan virus dengue ke
telurnya (transovarial transmition) .

Penularan

5
melalui susu terdapat banyak agen infeksi penyebab septikemia pada induk
(Leptospira sp., Salmonella sp., M. paratuberculosis, Brucella abortus) menjadi
penyebab infeksi intramamaria yang terbawa melalui sel darah putih, atau
kontaminasi melalui kulit di sekitar puting dan kemudian berada dalam susu atau
kolostrum. Metazoa seperti Toxacara canis juga ditularkan melalui jalur ini.
Intrauterine (Transplasental): Beberapa penyebab penyakit berikut dapat
ditularkan secara vertikal dari induk kepada fetus atau anaknya di dalam uterus
(transplasental) misalanya protoza enzootik (misal toxoplasmosis, neosporosis),
metazoa (misal, Toxocara canis), bakteri (misal, Mycobacterium
paratuberculosis, Brucella sp.) dan virus (misal, BVD).
C. Penularan Secara Horizontal
Penularan secara horizontal adalah cara penularan yang umumnya terjadi
antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, atau termasuk juga yang
melalui bahan-bahan tercemar. Penularan penyakit secara horisontal artinya
terjadi perpindahan penyakit dari satu hewan ke hewan lain dalam satu generasi,
misalnya penularan virus influenza dari satu kuda ke kuda yang lain dalam satu
kandang.

Per kutan atau melalui kulit. Kulit merupakan barier pertama terhadap
masuknya organisme asing ke dalam tubuh hewan. Sehingga kerusakan kulit
apapun termasuk stadium infektif parasit akan mempermudah masuknya
organisme lain ke dalam tubuh.
Ada dua cara masuknya stadium infektif parasit yang melalui kulit yaitu
secara aktif dan pasif. Yang aktif, misalnya L3 dari cacing Ancylostma, serkaria
cacing Schistosoma sp., larva koid) Sparganum proliferum secara aktif
menembus kulit yang tipis, mata, alat kelamin dan sebagainya. Yang pasif,
misalnya tripanosoma dan T. evansi yang masuk lewat kulit karena lewat lalat
pengihisap yang telah melukai kulit hospesnya. Masuknya stadium parasit
hospesnya lewat perantaraan Arthropoda penghisap darah disebut secara

6
inokulatif.
Penularan secara horisontal dapat terjadi secara langsung maupun tidak
langsung.

langsung Hewan
Hewan terinfeksi terserang

tidak langsung

Perantara

a. Kontak Langsung
Kontak langsung adalah penularan yang terjadi karena adanya kontak fisik
antara dua individu atau lebih.
Penularan langsung dapat terjadi kontak hewan terinfeksi dengan hewan
terserang tanpa perantara. Berikut beberapa cara penularan kontak langsung :
1. Koital (Seksual) : Beberapa agen infeksi juga dapat ditularkan melalui kegiatan
seksual atau koitus. Biasanya dikenal dengan venereal disease (misalnya,
Tritrichomas fetus, venereal tumor, Brucella ovis). Penularan penyakit secara
seksual tidak hanya terjadi pada vertebrata tapi juga dapat terjadi pada
arthropoda. Misal, virus African swine fever dapat ditularkan secara seksual dari
caplak jantan pada caplak betina genus Ornithodoros.
2. Konjunctival: Beberapa penyakit seperti Leptospirosis, Moraxella bovis,
Brucella abortus dapat ditularkan melalui kontak pada membrana konjuntiva.
3. Rektal : Penularan melalui palpasi atau eksplorasi rektal biasanya merupakan
penularan iatrogenik, artinya akibat perlakuan oleh petugas atau dokter. Penularan
bisa tejadi bila eksplorasi rektal yang tidak legeartis dan tidak steril. Penyakit

7
yang bisa ditularkan melalui eksplorasi rektal misalnya BLV, BVD, Johne’s
disease, Salmonellosis.
4. Transkutaneus: Berbagai penyakit yang ditularkan melalui perantara atau vektor
(vector-borne infections) ditularkan secara transkutan (misal, babesiosis,
anaplasmosis, the equine viral encephalidities), melalui gigitan yang menembus
kulit (misal, rabies), hookworm, infeksi iatrogenik akibat suntikan melalui jarum
yang terkontaminasi atau bahan biologis.
b. Kontak Tidak Langsung
Kontak tidak langsung adalah penularan yang terjadi bukan karena terjadinya
kontak fisik antara individu,tetapi sarana lain seperti bahan yang tercemar oleh
parasit atau parasit sendiri yang aktif mencari penularan tidak langsung juga bisa
melalui perantara seperti benda atau makhluk hidup. Perantara ini secara umum
dikenal sebagai vektor.
Penularan secara vektor terbagi menjadi dua yaitu :
1. Mekanis : Cara mekanis ini meliputi hal-hal yang sederhana seperti terbawanya
bibit penyakit pada saat serangga merayap ditanah baik terbawa
pada kakinya atau pada belalainya, begitu pula bibit penyakit
terbawa dalam saluran pencernaan serangga. Bibit penyakit tidak
mengalami perkembangbiakan.
2. Biologis : Cara ini meliputi terjadinya perkembangbiakan (propagasi /
multiplikasi), maupun melalui siklus perkembangbiakan atau
kombinasi kedua-duanya. (“cyclopropagative”) sebelum bibit
penyakit ditularkan oleh serangga kepada orang / binatang lain.
Masa inkubsi ekstrinsik diperlukansebelum serangga menjadi
infektif. Bibit penyakit bisa ditularkan secara vertikal dari induk
serangga kepada anaknya melalui telur (“transovarium
transmission”); atau melalui transmis transtadial yaitu Pasasi dari
satu stadium ke stadium berikutnya dari siklus hidup parasit
didalam tubuh serangga dari bentuk nimfe ke serangga dewasa.
Penularan dapat juga terjadi pada saat serangga menyuntikkan air

8
liurnya waktu menggigit atau dengan cara regurgitasi atau dengan
cara deposisi kotoran serangga pada kulit sehingga bibit penyakit
dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui luka gigitan
serangga, luka garukan. Cara penularan seperti ini bukanlah cara
penularan mekanis yang sederhana sehingga serangga yang
menularkan penyakit dengan cara ini masih bisa disebut sebagai
vektor penyakit.
Penularan agen infeksi melalui udara (airborne transmission) yang terjadi pada
jarak yang jauh juga digolongkan sebagai penularan tidak langsung. Inhalasi
merupakan bentuk penularan airborne transmission, agen infeksi ditularkan atau
disebarkan melalui udara. Bentuk penularan ini serigkali terjadi pada patogen yang
menyerang sistem respirasi seperti virus penyebab penyakit respirasi, Q-fever dan
agen penyebab lain yang bertahan hidup pada debu atau aerosol seperti Salmonella
sp. dan Cryptosporidia.

9
Penyebaran bibit penyakit melalui udara melalui aerosol berupa berupa partikel
ini sebagian atau keseluruhannya mengandung mikro organisme. Partikel ini bisa
tetap melayang-layang diudara dalam waktu yang lama sebagian tetap infektif dan
sebagian lagi ada yang kehilangan virulensinya. Partikel yang berukuran 1 – 5
micron dengan mudah masuk kedalam alveoli dan tertahan disana.
Penularan melalui ingesti juga merupakan penularan tidak langsung yang
terjadi via air yang terkontaminasi, atau mengingesti intermediate host, misalnya
siste cestoda dalam daging. Agen infeksi yang teringesti biasanya diekresikan
bersama feses, sehingga terbentuk siklus penularan fecal-oral. Beberapa agen
infeksi hanya dieksresikan melalui feses karena agen tersebut hanya berkembang di
dalam intestinal (misalnya, M. paratuberculosis penyebab Johne’s disease;
koksidia, cacing). Agen infeksi yang lain, jika bisa masuk ke dalam sirkulasi, dapat
juga diekresikan melalui jalur lain seperti urine (misalnya, Salmonella spp.) Kadang
agen infeksi juga dieksresikan melalui respirasi (misalnya reovirus).
Beberapa cara penularan parasit secara umum yaitu :
1. Menelan telur, kista atau parasit
Contoh dari penularan ini adalah cacing A.lumbricoides yang hidup di
dalam usus dan akan bertelur lalu telur ini kemudian keluar dari tubuh hospes
bersama tinja dan ketika menempel di makanan atau terhirup amaka akan
tertelan oleh manusia.

2. Penetrasi melalui kulit

Contoh penularannya adalah Cacing N.americanus. Infeksi cacing


tambang adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing Necator
americanus. Infeksi cacing necator americanus terjadi pada manusia yang
sering kontak dengan tanah di mana penggunaan pupuk kandang atau tinja
manusia dibuang di tanah.

10
3. Penularan langsung antar manusia
Contoh penularan ini adalah Trichomonas vaginalis, parasit ini penyebaran
umumnya melalui kontak langsung kulit ke kulit dengan individu yang
terinfeksi, seringkali melalui hubungan vagina.

4. Melalui gigitan vektor


Contohnya
Wuchereria bancrofti
masuk kedalam tubuh
manusia dengan melalui gigitan nyamuk dari genus Mansonia.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Parasit ditularkan melalui dua cara, yaitu:
1. Penularan secara Vertikal adalah penularan yang terjadi melalui induk kepada
telur/anak yang baru dilahirkan misalnya Nyamuk A.aegypty menularkan
virus dengue ke telurnya
2. Penularan secara Horizontal penularan yang terjadi antaraindividu yang satu
dengan individu yang lain atau termasuk melalui bahan-bahan yang
tercemar .
Penularan secara horizontal dibagi menjadi 2 :
a. Kontak langsung : penularan terjadi karna adanya kontak fisik langsung
Contoh: Penularan Kutu ,Tungau
b. Kontak tidak langsung : Penularan terjadi bukan karna terjadinya

12
kontakfisik tetapi seperti bahan tercemar Contoh : bahan yang tercemar
parasit.
B. Saran
Setelah mengetahui bagaimana cara penularan parasit akan lebih baik jika
kita menghindarinya agar diri kita bisa terhindar dari penularan parasit.

DAFTAR PUSTAKA

Aabot.2018.Tricomonas vaginalis
(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Trichomonas_vaginalis#/media/Berkas
%3ATrichomonas_vaginalis_phase_contrast_microscopy.jpg) diakses pada tahun
2018
Anditriatmojo.2016.Ascaris lumbricoides (http://medlab.id/ascaris-lumbricoides/)
diakses pada tahun 2016
AndriRuliyansyah.2006.Mekanisme penularan Filariasis(ejournal.litbang.depkes.go.id)
diakses pada tanggal (11/10/2006)
Assyfaathab.2013.contoh makalah infeksi

mikroorganisme(http://assyfaaththab.blogspot.co.id/2013/01/contoh-makalah-infeksi-

mikroorganisme_12.html)diakses pada tanggal(26/10/2015/15:58)


Dr.Marianto.2017.Trikomoniasis (https://www.alodokter.com/trikomoniasis) diakses
pada tanggal (26/04/2017)
Globalhealth.2013.parasites (http://www.cdc.gov/parasites/hookworm/biology.html)

13
diakses pada tanggal (10/01/2013)
Medicalsains.2014.Parasitpadamanusia(http://medicalsains.blogspot.co.id/2014/07/pa
rasit-pada-manusia.html) diakses pada tanggal(22/10/2015/09:20)
Science Photo Library.2019 (http://www.sciencephoto.com/media/419918/enlarge)
diakses pada tahun 2019
Staf laboratorium parasitologi FKUB.2010.Diktat biologi mikroba sub modul
parasitologi.Laboratorium parasitologi fakultas kedokteran
UniversitasBrawijaya,Malang

14

Anda mungkin juga menyukai