DEMAM TIFOID
Disusun Oleh :
Arifah Junie
Fryta Pramaishela Prihyono Puteri
Merliana Marbun
Sundari
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dengan judul “Penyakit Demam
Tifoid”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Kelompok
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ………………………………………………………………………………. i
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Demam Tifoid adalah infeksi yang disebabkan oleh beberapa jenis bakteri
Rickettsia typhi atau R. prowazekii. Bakteri ini bisa dibawa oleh ektoparasit seperti
kutu, tungau dan caplak, kemudian menginfeksi manusia. Ektoparasit sering
ditemukan pada hewan seperti tikus, kucing, dan tupai. Beberapa orang juga bisa
membawanya dari pakaian, sprei, kulit, atau rambut mereka.
Bakteri penyebab tifus tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lainnya
seperti sakit flu atau pilek. Ada empat jenis tipes, dan setiap jenisnnya disebabkan
oleh bakteri serta cara penularan yang berbeda-beda. Beberapa jenis penyakit tifus
tergantung sumber bakteri yang menginfeksinya, adalah:
Endemik thypus atau tifus murine disebabkan oleh bakteri Rickettsia typhi, yang
ditularkan oleh kutu loncat pada tikus. Penyakit ini mirip dengan epidemik thypus,
tapi memiliki gejala tifus yang lebih ringan dan jarang menyebabkan kematian.
Spotted fever atau demam yang disertai dengan bintik-bintik merah pada kulit
disebarkan oleh gigitan hewan caplak yang terinfeksi bakteri kelompok Rickettsia.
Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh dunia. Namun, negara yang padat
penduduk dengan santitasi yang buruk berisiko lebih tinggi terkena wabah penyakit
ini.
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sering ditemui di tempat-tempat di mana penduduknya kurang mengamalkan
membasuhtangan manakala airnya mungkin tercemar dengan sisa kumbahan.Sekali
bakteria S. thypi dimakan atau diminum, ia akan membahagi dan merebak kedalam
saluran darah dan badan akan bertindak balas dengan menunjukkan beberapagejala
seperti demam. Pembuangan najis di merata-rata tempat dan hinggapan lalat
(lipasdan tikus) yang akan menyebabkan demam tifoid
Penyakit ini dapat memengaruhi orang dari segala usia, tingkat pendapatan,
tingkat sosial, dan lingkungan hidupnya. Namun, risiko penyakit ini akan
meningkat apabila Anda:
1. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/ADIS,
sedang pengobatan kemoterapi, bayi, dan lansia.
2. Mengalami kontak kulit langsung yang lama dengan orang yang terinfeksi.
Namun, potensi penularan penyakit ini melalui jabat tangan atau berpelukan
yang sebentar termasuk kecil.
3. Berbagi barang yang sama, seperti handuk, sprei, ataupun pakaian dengan
orang yang terinfeksi.
4. Melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi bakteri
penyebab tifus
5. Bepergian ke daerah endemik penyakit ini
4
kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Belief dalam bahasa inggris artinya percaya atau keyakinan. Menurut
peneliti belief adalah keyakinan terhadap sesuatu yang menimbulkan perilaku
tertentu. Misalnya individu percaya bahwa belajar sebelum ujian akan
Berpengaruh terhadap nilai ujian. Jenis kepercayaan tersebut terkadang
tanpa didukung teori teori lain yang dapat dijelaskan secara logika.
Model adalah seseorang yang bisa dijadikan panutan atau contoh dalam
perilaku, cita-cita dan tujuan hidup yang akan dicapai individu. Biasanya teori
modeling ini sangat efektif pada perkembangan anak di usia dini, namun dalam
materi peneliti kali ini teori modeling di umpakan sebuah issue atau pengalaman
pengobatan dari seseorang yang memiliki riwayat sakit yang sama dan memilih
serta menjalani pengobatan alternative yang mendapatkan hasil yang positif.
Health belief model merupakan suatu konsep yang mengungkapkan alasan
dari individu untuk mau atau tidak mau melakukan perilaku sehat (Janz & Becker,
1984).Health belief model juga dapat diartikan sebagai sebuah konstruk teoretis
mengenai kepercayaan individu dalam berperilaku sehat (Conner, 2005).
Health belief model adalah suatu model yang digunakan untuk
menggambarkan kepercayaan individu terhadap perilaku hidup sehat, sehingga
individu akan melakukan perilaku sehat, perilaku sehat tersebut dapat berupa
perilaku pencegahan maupun penggunaan fasilitas kesehatan.Health belief model
ini sering digunakan untuk memprediksi perilaku kesehatan preventif dan juga
respon perilaku untuk pengobatan pasien dengan penyakit akut dan kronis.Namun
akhir-akhir ini teori Health belief model digunakan sebagai prediksi berbagai
perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.
Konsep utama dari health belief model adalah perilaku sehat ditentukan oleh
kepercaaan individu atau presepsi tentang penyakit dan sarana yang tersedia untuk
menghindari terjadinya suatu penyakit. Health belief model (HBM) pada
awalnya dikembangkan pada tahun 1950an Oleh sekelompok psikolog
sosial di Pelayanan Kesehatan Masyarakat Amerika Serikat, dalam usaha untuk
menjelaskan kegagalan secara luas partisipasi masyarakat dalam program
pencegahan atau deteksi penyakit. Kemudian, model diperluas untuk melihat
5
respon masyarakat terhadap gejala-gejala penyakit dan bagaimana perilaku mereka
terhadap penyakit yang didiagnosa, terutama berhubungan dengan pemenuhan
penanganan medis.Oleh karena itu, lebih dari tiga dekade, model ini telah menjadi
salah satu model yang paling berpengaruh dan secara luas menggunakan
pendekatan psikososial untuk menjelaskan hubungan antara perilaku dengan
kesehatan.
Dari pengertian-pengertian mengenai health belief model yang sudah
dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa health belief model adalah model yang
menspesifikasikan bagaimana individu secara kognitif menunjukkan perilaku sehat
maupun usaha untuk menuju sehat atau penyembuhan suatu penyakit. Health belief
model ini didasari oleh keyakinan atau kepercayaan individu tentang perilaku sehat
maupun pengobatan tertentu yang bisa membuat diri individu tersebut sehat
ataupun sembuh.
Health belief model ini awalnya dikonsep oleh Rosenstock (1974)
kemudian dikaji lebih lanjut oleh Becker dkk (1974) health belief model
dikembangkan untuk memahami sejumlah factor psikologis berbasis keyakinan
didalam pengambilan keputusan terkait kesehatan dan perilaku sehat. Seperti model
lain (teori perilaku terencana dan teori tindakan rasional), health belief model
adalah model nilai-ekspektansi. Individu mempresentasikan penindak-
Lanjutan perilaku berdasarkan keyakinan individu yang dapat diprediksi
dan menghasilkan sebuah perilaku, sehingga dapat meneliti nilai yang melekat pada
hasil perilaku.
Dipertengahan 20a-an para peneliti kesehatan di AS mulai menyoroti
bagaimana cara paling efektif melakukan intervensi pendidikan kesehatan. Para
peneliti ini tertarik untuk mengidentifikasi factor-faktor yang dapat memprediksi
kepuusan untuk melakukan perilaku sehat. Health belef model ini berfokus pada
presepsi ancamandan evaluasi perilaku terkait kesehatan sebagai aspek primer
untuk memahamii bagaimana seseoran mempresentasikan tindakan sehat (Strecher
dan Rosenstock, 1997)
Perkembangan dari HBM tumbuh pesat dengan sukses yang terbatas pada
berbagai program Pelayanan Kesehatan Masyarakat di tahun 1950-an. Apabila
individu bertindak untuk melawan atau mengobati penyakitnya, ada empat variabel
6
kunci dua tambahan yang baru-baru ini diungkapkan para ahli yang terlibat didalam
tindakan tersebut, yakni kerentanan yang dirasakan terhadap suatu penyakit,
keseriusan yang dirasakan, manfaat yang diterima dan rintangan yang dialami
dalam tindakan melawan penyakitnya. dan hal-hal yang memotivasi tindakan
tersebut.
7
masyarakat yang bersangkutan. disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, yang
bersangkutan. disamping itu,ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas
kesehatan terhadap kesehatan jugaakan mendukung dan memperkuat terbentuknya
perilaku. Seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya di posyandu dapat
disebabkan karenaorang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat imunisasi
bagi anaknya (predisposingfactors). Atau barangkali juga karena rumahnya jauh
dari posyandu atau puskesmas tempatmengimunisasikan anaknya (enabling
factors). Sebab lain, mungkin karena para petugaskesehatan atau tokoh masyarakat
lainnya disekitarnya tidak pernah mengimunisasikananaknya (reinforcing factors).
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahan makanan, selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga merupakan
sumber makanan bagi mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme dalam
bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti
perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya. Bahan
pangan dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk pertumbuhan
mikroorganisme patogenik dan organisme lain penyebab penyakit.
Penyakit menular yang cukup berbahaya seperti tifus, kolera, disentri, atau tbc,
mudah tersebar melalui bahan makanan. Gangguan-gangguan kesehatan,
khususnya gagguan perut akibat makanan disebabkan, antara lain oleh kebanyakan
makan, alergi, kekurangan zat gizi, keracunan langsung oleh bahan-bahan kimia,
tanaman atau hewan beracun; toksintoksin yang dihasilkan bakteri; mengkomsumsi
pangan yan mengandung parasitparasit hewan dan mikroorganisme. Tifus
merupakan suatu penyakit yang disebabkanoleh adanya suatu infeksi pada usus
yang ber imbas pada jaringan seluruh tubuh. Penyakit tifus disebabkan dari adanya
suatu bakteri yang masuk melalui makanan , minuman atau bisa pula dari wabah
yang merata pada suatu wilayah.
Saran
Demam tifoid yang tersebar di seluruh dunia tidak tergantung pada iklim.
Kebersihan perorangan yang buruk merupakan sumber dari penyakit ini meskipun
lingkungan hidupumumnya adalah baik. -
9
DAFTAR PUSTAKA
10