Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

DEMAM TIFOID

Disusun Oleh :

Arifah Junie
Fryta Pramaishela Prihyono Puteri
Merliana Marbun
Sundari

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JAMBI
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dengan judul “Penyakit Demam
Tifoid”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jambi, 27 Agustus 2019

Kelompok

ii
DAFTAR ISI
JUDUL ………………………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR …………………………………………………….…..…… ii

DAFTAR ISI …………………………………………………..…………..………. iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….……….. 1

1.1 Latar Belakang ………………………………………..……...…….…….….. 1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………..…………….….…… 2

1.3 Tujuan Penulisan ……………………………….…………………….......….. 2

1.4 Manfaat Penulisan……………………………….…………………...………..2

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………..….…. 3

2.1 Pola Penyebaran Penyakit Demam Tifoid ………………...……...……......… 3

2.2 Konsep Health Belief Model ………………………….…………….……….. 4

2.3 Teori Lawrence Green………………………………………………..………. 7

BAB III PENUTUP …………………………………………………….……...……. 9

3.1 Kesimpulan …………………………………………...……………….……...9

3.2 Saran ……………………………………………….………………..……..… 9

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..…………. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam Tifoid adalah infeksi yang disebabkan oleh beberapa jenis bakteri
Rickettsia typhi atau R. prowazekii. Bakteri ini bisa dibawa oleh ektoparasit seperti
kutu, tungau dan caplak, kemudian menginfeksi manusia. Ektoparasit sering
ditemukan pada hewan seperti tikus, kucing, dan tupai. Beberapa orang juga bisa
membawanya dari pakaian, sprei, kulit, atau rambut mereka.

Bakteri penyebab tifus tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lainnya
seperti sakit flu atau pilek. Ada empat jenis tipes, dan setiap jenisnnya disebabkan
oleh bakteri serta cara penularan yang berbeda-beda. Beberapa jenis penyakit tifus
tergantung sumber bakteri yang menginfeksinya, adalah:

Epidemik thypus disebabkan oleh bakteria Rickettsia prowazeki yang ditularkan


oleh gigitan kutu rambut pada tubuh manusia. Jenis penyakit ini dapat
menyebabkan sakit berat dan bahkan kematian.

Endemik thypus atau tifus murine disebabkan oleh bakteri Rickettsia typhi, yang
ditularkan oleh kutu loncat pada tikus. Penyakit ini mirip dengan epidemik thypus,
tapi memiliki gejala tifus yang lebih ringan dan jarang menyebabkan kematian.

Scrub typhus disebabkan oleh Orientia tsutsugamushi, ditularkan melalui gigitan


tungau larva yang hidup pada hewan pengerat. Penyakit ini bisa menyerang
manusia dalam tingkat yang ringan sampai berat.

Spotted fever atau demam yang disertai dengan bintik-bintik merah pada kulit
disebarkan oleh gigitan hewan caplak yang terinfeksi bakteri kelompok Rickettsia.

Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh dunia. Namun, negara yang padat
penduduk dengan santitasi yang buruk berisiko lebih tinggi terkena wabah penyakit
ini.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pola penyebaran penyakit demam tifoid ?


2. Bagaimana konsep Teori health belief model ?
3. Bagaiman teori Lawrence green ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pola penyebaran penyakit demam tifoid


2. Untuk mengetahui konsep teori health belief model
3. Untuk mengetahui teori lawrance green

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pola penyebaran penyakit demam tifoid
2. Memahami konsep teori health belief model
3. Memahami hakikat teori lawrance green

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pola Penyebaran Penyakit Demam Typhoid


Demam typhoid timbul akibat dari infeksi oleh bakteri golongan Salmonella
yangmemasuki tubuh penderita melalui saluran pencernaan. Sumber utama yang
terinfeksi adalah manusia yang selalu mengeluarkan mikroorganisme penyebab
penyakit,baik ketika ia sedang sakit atau sedang dalam masa penyembuhan.Pada
masa penyembuhan, penderita pada masih mengandung Salmonella spp didalam
kandung empedu atau didalam ginjal. Sebanyak 5% penderita demam tifoid kelak
akan menjadi karier sementara,sedang 2 % yang lain akan menjadi karier yang
menahun.Sebagian besar dari karier tersebut merupakan karier intestinal (intestinal
type) sedang yang lain termasuk urinarytype. Kekambuhan yang yang ringan pada
karier demam tifoid,terutama pada karier jenisintestinal,sukar diketahui karena
gejala dan keluhannya tidak jelas.
Demam tifoid adalah penyakit yang penyebarannya melalui saluran cerna
(mulut,esofagus, lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar, dstnya). S typhi
masuk ke tubuhmanusia bersama bahan makanan atau minuman yang tercemar.
Cara penyebarannyamelalui muntahan, urin, dan kotoran dari penderita
yang kemudian secara pasif terbawaoleh lalat (kaki-kaki lalat). Lalat itu
mengontaminasi makanan, minuman, sayuran,maupun buah- buahan segar. Saat
kuman masuk ke saluran pencernaan manusia, sebagiankuman mati oleh asam
lambung dan sebagian kuman masuk ke usus halus. Dari usushalus itulah kuman
beraksi sehingga bisa ” menjebol” usus halus. Setelah berhasilmelampaui usus
halus, kuman
masuk ke kelenjar getah bening, ke pembuluh darah, danke seluruh tubuh (terutama
pada organ hati, empedu, dan lain-lain).Jika demikiankeadaannya, kotoran dan air
seni penderita bisa mengandung kuman S typhi yang siapmenginfeksi manusia lain
melalui makanan atau pun minuman yang dicemari. Pada penderita yang tergolong
carrier (pengidap kuman ini namun tidak menampakkan gejalasakit), kuman
Salmonella bisa ada terus menerus di kotoran dan air seni sampai bertahun-tahun.
S. thypi hanya berumah di dalam tubuh manusia. Oleh kerana itu, demam tifoid

3
sering ditemui di tempat-tempat di mana penduduknya kurang mengamalkan
membasuhtangan manakala airnya mungkin tercemar dengan sisa kumbahan.Sekali
bakteria S. thypi dimakan atau diminum, ia akan membahagi dan merebak kedalam
saluran darah dan badan akan bertindak balas dengan menunjukkan beberapagejala
seperti demam. Pembuangan najis di merata-rata tempat dan hinggapan lalat
(lipasdan tikus) yang akan menyebabkan demam tifoid
Penyakit ini dapat memengaruhi orang dari segala usia, tingkat pendapatan,
tingkat sosial, dan lingkungan hidupnya. Namun, risiko penyakit ini akan
meningkat apabila Anda:
1. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/ADIS,
sedang pengobatan kemoterapi, bayi, dan lansia.
2. Mengalami kontak kulit langsung yang lama dengan orang yang terinfeksi.
Namun, potensi penularan penyakit ini melalui jabat tangan atau berpelukan
yang sebentar termasuk kecil.
3. Berbagi barang yang sama, seperti handuk, sprei, ataupun pakaian dengan
orang yang terinfeksi.
4. Melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi bakteri
penyebab tifus
5. Bepergian ke daerah endemik penyakit ini

2.2 Konsep Health Belief Model


Health belief model dikemukakan pertama kali oleh Resenstock 1966,
kemudian disempurnakan oleh Becker, dkk 1970 dan 1980.Sejak tahun 1974, teori
Health belief model telah menjadi perhatian para peneliti.Model teori ini
merupakan formulasi konseptual untuk mengetahui persepsi individu apakah
mereka menerima atau tidak tentang kesehatan mereka. Variabel yang dinilai
meliputi keinginan individu untuk menghindari kesakitan, kepercayaan mereka
bahwa terdapat usaha agar menghindari penyakit tersebut.
Menurut World Health Organization (WHO) yang dimaksud dengan sehat
atau health adalah suatu kondisi tubuh yang lengkap secara jasmani, mental, dan
sosial, dan tidak hanya sekedar terbebas dari suatu penyakit dan ketidakmampuan
atau kecacatan, sedangkan menurut UU No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan,

4
kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Belief dalam bahasa inggris artinya percaya atau keyakinan. Menurut
peneliti belief adalah keyakinan terhadap sesuatu yang menimbulkan perilaku
tertentu. Misalnya individu percaya bahwa belajar sebelum ujian akan
Berpengaruh terhadap nilai ujian. Jenis kepercayaan tersebut terkadang
tanpa didukung teori teori lain yang dapat dijelaskan secara logika.
Model adalah seseorang yang bisa dijadikan panutan atau contoh dalam
perilaku, cita-cita dan tujuan hidup yang akan dicapai individu. Biasanya teori
modeling ini sangat efektif pada perkembangan anak di usia dini, namun dalam
materi peneliti kali ini teori modeling di umpakan sebuah issue atau pengalaman
pengobatan dari seseorang yang memiliki riwayat sakit yang sama dan memilih
serta menjalani pengobatan alternative yang mendapatkan hasil yang positif.
Health belief model merupakan suatu konsep yang mengungkapkan alasan
dari individu untuk mau atau tidak mau melakukan perilaku sehat (Janz & Becker,
1984).Health belief model juga dapat diartikan sebagai sebuah konstruk teoretis
mengenai kepercayaan individu dalam berperilaku sehat (Conner, 2005).
Health belief model adalah suatu model yang digunakan untuk
menggambarkan kepercayaan individu terhadap perilaku hidup sehat, sehingga
individu akan melakukan perilaku sehat, perilaku sehat tersebut dapat berupa
perilaku pencegahan maupun penggunaan fasilitas kesehatan.Health belief model
ini sering digunakan untuk memprediksi perilaku kesehatan preventif dan juga
respon perilaku untuk pengobatan pasien dengan penyakit akut dan kronis.Namun
akhir-akhir ini teori Health belief model digunakan sebagai prediksi berbagai
perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.
Konsep utama dari health belief model adalah perilaku sehat ditentukan oleh
kepercaaan individu atau presepsi tentang penyakit dan sarana yang tersedia untuk
menghindari terjadinya suatu penyakit. Health belief model (HBM) pada
awalnya dikembangkan pada tahun 1950an Oleh sekelompok psikolog
sosial di Pelayanan Kesehatan Masyarakat Amerika Serikat, dalam usaha untuk
menjelaskan kegagalan secara luas partisipasi masyarakat dalam program
pencegahan atau deteksi penyakit. Kemudian, model diperluas untuk melihat

5
respon masyarakat terhadap gejala-gejala penyakit dan bagaimana perilaku mereka
terhadap penyakit yang didiagnosa, terutama berhubungan dengan pemenuhan
penanganan medis.Oleh karena itu, lebih dari tiga dekade, model ini telah menjadi
salah satu model yang paling berpengaruh dan secara luas menggunakan
pendekatan psikososial untuk menjelaskan hubungan antara perilaku dengan
kesehatan.
Dari pengertian-pengertian mengenai health belief model yang sudah
dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa health belief model adalah model yang
menspesifikasikan bagaimana individu secara kognitif menunjukkan perilaku sehat
maupun usaha untuk menuju sehat atau penyembuhan suatu penyakit. Health belief
model ini didasari oleh keyakinan atau kepercayaan individu tentang perilaku sehat
maupun pengobatan tertentu yang bisa membuat diri individu tersebut sehat
ataupun sembuh.
Health belief model ini awalnya dikonsep oleh Rosenstock (1974)
kemudian dikaji lebih lanjut oleh Becker dkk (1974) health belief model
dikembangkan untuk memahami sejumlah factor psikologis berbasis keyakinan
didalam pengambilan keputusan terkait kesehatan dan perilaku sehat. Seperti model
lain (teori perilaku terencana dan teori tindakan rasional), health belief model
adalah model nilai-ekspektansi. Individu mempresentasikan penindak-
Lanjutan perilaku berdasarkan keyakinan individu yang dapat diprediksi
dan menghasilkan sebuah perilaku, sehingga dapat meneliti nilai yang melekat pada
hasil perilaku.
Dipertengahan 20a-an para peneliti kesehatan di AS mulai menyoroti
bagaimana cara paling efektif melakukan intervensi pendidikan kesehatan. Para
peneliti ini tertarik untuk mengidentifikasi factor-faktor yang dapat memprediksi
kepuusan untuk melakukan perilaku sehat. Health belef model ini berfokus pada
presepsi ancamandan evaluasi perilaku terkait kesehatan sebagai aspek primer
untuk memahamii bagaimana seseoran mempresentasikan tindakan sehat (Strecher
dan Rosenstock, 1997)
Perkembangan dari HBM tumbuh pesat dengan sukses yang terbatas pada
berbagai program Pelayanan Kesehatan Masyarakat di tahun 1950-an. Apabila
individu bertindak untuk melawan atau mengobati penyakitnya, ada empat variabel

6
kunci dua tambahan yang baru-baru ini diungkapkan para ahli yang terlibat didalam
tindakan tersebut, yakni kerentanan yang dirasakan terhadap suatu penyakit,
keseriusan yang dirasakan, manfaat yang diterima dan rintangan yang dialami
dalam tindakan melawan penyakitnya. dan hal-hal yang memotivasi tindakan
tersebut.

2.3 Teori Lawrance Green


Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat
kesehatan. Kesehatanseseorang atau masyrakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok,
yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour
causes). selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor :
faktro

1. faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam


pengetahuan, sikap,kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.

2. faktro-faktor pendukung ('nabling factors), yang terwujud dalam fasilitas-


fasilitas atau sarana-sarana, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.

3. faktor-faktor pendorong (renforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan


erilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok
referensi dari perilaku masyarakat.
Model ini dapat digambarkan sebagai berikut :
B=f (PF, EF, RF )
Keterangan :
B = Behavior
PF = Predisposing Factors
EF = Enabling Factors
RF = Reinforcing Factors
F = Fungsi
Disimpulkan bahwa perilaku sesorang atau masyrakat tentang kesehatan ditentukan
oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau

7
masyarakat yang bersangkutan. disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, yang
bersangkutan. disamping itu,ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas
kesehatan terhadap kesehatan jugaakan mendukung dan memperkuat terbentuknya
perilaku. Seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya di posyandu dapat
disebabkan karenaorang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat imunisasi
bagi anaknya (predisposingfactors). Atau barangkali juga karena rumahnya jauh
dari posyandu atau puskesmas tempatmengimunisasikan anaknya (enabling
factors). Sebab lain, mungkin karena para petugaskesehatan atau tokoh masyarakat
lainnya disekitarnya tidak pernah mengimunisasikananaknya (reinforcing factors).

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahan makanan, selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga merupakan
sumber makanan bagi mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme dalam
bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti
perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya. Bahan
pangan dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk pertumbuhan
mikroorganisme patogenik dan organisme lain penyebab penyakit.

Penyakit menular yang cukup berbahaya seperti tifus, kolera, disentri, atau tbc,
mudah tersebar melalui bahan makanan. Gangguan-gangguan kesehatan,
khususnya gagguan perut akibat makanan disebabkan, antara lain oleh kebanyakan
makan, alergi, kekurangan zat gizi, keracunan langsung oleh bahan-bahan kimia,
tanaman atau hewan beracun; toksintoksin yang dihasilkan bakteri; mengkomsumsi
pangan yan mengandung parasitparasit hewan dan mikroorganisme. Tifus
merupakan suatu penyakit yang disebabkanoleh adanya suatu infeksi pada usus
yang ber imbas pada jaringan seluruh tubuh. Penyakit tifus disebabkan dari adanya
suatu bakteri yang masuk melalui makanan , minuman atau bisa pula dari wabah
yang merata pada suatu wilayah.

Saran

Demam tifoid yang tersebar di seluruh dunia tidak tergantung pada iklim.
Kebersihan perorangan yang buruk merupakan sumber dari penyakit ini meskipun
lingkungan hidupumumnya adalah baik. -

Dengan kasus demam typoid, semoga bisa menjadi acuan pemahaman


mengenai bagian- bagian yang terkait dengan demam typoid, dan dapat mengetahui
cara pencegahan yang benar.

9
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmojo, Seokidjo,2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka


Cipta
http://www.scribd.com/doc/23591220/Demam-Typhoid
http://digilib.uinsby.ac.id/13200/5/Bab%202.pdf
Notoatmodjo, Soekidjo, & Sarwono, Solita. 1985. Pengantar Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia. Hlm. 23
Muzaham,Fauzi.1995.Sosiologi Kesehatan.Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia.
Ircham Machfoedz dan Eko Suryani dan.2008.Pendidikan Kesehatan dan Promosi
Kesehatan.Yogyakarta :Fitramaya.
Maggie davies and Wendy Macdowall. 2006.
Understanding Public Health: Health Promotion Theory.
England: London School of Hygiene & tropical medicine. Available at :
http://www.openup.co.uk

10

Anda mungkin juga menyukai