Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGENDALIAN VEKTOR DAN TIKUS

PENYAKIT YANG DI TULARKAN OLEH TIKUS

DISUSUN OLEH :
Kelas 2.A
Kelompok IV
Aisah Auliani : 151110001
Febiola Alvanesa : 151110004
Fhika Wilhanda Poby : 151110005
Hanif Ichsandi : 151110009
Indra Febri Yandi : 151110010
Riski Romanda : 151110030
Riza Amirna : 151110031
Srimulyani : 151110035
Widya Yunita Fitri : 151110037

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes

PRODI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES PADANG
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya kepada kami yang telah menyelesaikan makalah fisika lingkungan dengan judul
teknik pengukuran kecepatan dan debit air pada air mengalir, saluran terbuka dan resapan air .

Makalah sederhana ini pada dasarnya disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah fisika
lingkungan sekaligus diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dalam berprilaku
di kehidupan sehari-hari.

Sebagai manusia kita tak pernah lepas dari yang namanya kekurangan, seperti pepatah
mengatakan tidak ada gading yang tak retak. Maka dari itu kami mengharapkan saran dari
pembaca untuk makalah ini kedepannya agar menjadi lebih baik.

Padang, Februari 2017

Kelompok 4
DAFTAR ISI

Kata Pengantar . .......................................................................................... i


Daftar Isi .............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................
2.1Klasifikasi tikus ................................................................................................................ 2
2.2 Penyakit-penyakit yang ditularkan Tikus ........................................................................ 2
BAB III PENUTUP ................................................................................................................
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................................
3.2 Saran ...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tikus biasanya lebih dikenal sebagai hama tanaman pertanian, perusak benda-benda
digudang dan hewan penganggu yang menjijikan diperumahan. Pada dasarnya hewan ini
membawa, menyebarkan dan menularkan berbagai penyakit kepada manusia, ternak dan hewan
peliharaan. Penyakit yang ditularkan dapat disebabkan oleh infeksi berbagai agen penyakit dari
kelompok virus, bakteri, protozoa dan cacing. Penyakit tersebut dapat ditularkan kepada manusia
secara langsung oleh ludah, urin dan fesesnya atau melalui gigitan ektoparasitnya (kutu, pinjal,
caplak dan tungau).
Sistem pengendalian hama yang dapat dibenarkan secara ekonomi dan berkelanjutan
yang meliputi berbagai pengendalian yang kompatibel dengan tujuan memaksimalkan
produktivitas tetapi dengan dampak sekecil-kecilnya. Perkembanganbiakan tikus sangat cepat,
umur 1, 5 bulan sudah dapat berkembangbiak, setelah hamil 21 hari setiap ekor dapat
melahirkan 6-8 ekor anak, 21 hari kemudian pisah dari induknya dan setiap tahun seekor tikus
dapat melahirkan 4 kali.Di Indonesia tercatat tidak kurang dari 150 jenis tikus, kira-kira 50 jenis
masuk dalam genus Bandicota, Rattes dan Mus. Tikus dapat masuk di sudut rumah. Mereka
dapat menghasilkan sampah juga membuang kotoran di rumah rumah yang menjadi sarang
tikus.Tikus juga dapat masuk ke dapur dan buang air kecil di sekitar peralatan masak dan bahan
makanan.Akibatnya jika peralatan tidak dicuci dengan baik dan juga jika makanan yang tercemar
oleh tikus dapat menyebabkan penyakit berbahaya.keberadaan tikus di rumah rumah harus di
kontrol secara rutin agar tidak terjadi penyakit yang tidak di inginkan.Tikus dapat menyebabkan
banyak kerusakan di dalam rumah. Tikus juga dapat menghancurkan peralatan listrik dan
elektronik. Fakta tentang Tikus sebagai vektor penyakit berbahaya seperti leptospirosis, sampar
(pes) , thypus, cacing, merusak bahan makanan dan perlatan menjijikan dan membuat tidak
nyaman.
2.1 Tujuan

untuk mengetahui penyakit-penyakit yang di tularkan oleh tikus.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi
Tikus dan mencit termasuk familia Muridae dari kelompok mamalia (hewanmenyusui).
Para ahli zoologi (ilmu hewan) sepakat untuk menggolongkannya kedalam ordo Rodensia
(hewan yang mengerat), subordo Myomorpha, familiMuridae, dan sub famili Murinae. Untuk
lebih jelasnya, tikus dapat diklasifikasikan sbb :
Dunia : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Subklas : Theria
Ordo : Rodentia
Sub ordo : Myomorpha
Famili : Muridae
Sub famili : Murinae
Genus : Bandicota, Rattus, dan Mus

2.2 Penyakit-penyakit yang di tularkan oleh tikus


1. Leptospirosis
Penyakit yang umumnya dibawa oleh tikus ialah leptospirosis. Penyakit ini
disebabkan oleh bakteri leptospira yang biasa dibawa oleh tikus. Tikus menyebarkan
bakteri ini lewat air kencing. Gejala leptospirosis bermacam-macam antara lain badan
pegal, mengalami demam, megalami komplikasi pada fungsi ginjal, dan organ hati.

Cara mencegah dan menangani leptospirosis yang dapat dilakukan, antara lain:

Hindari bermain air banjir.


Pada saat banjir dan harus terjun ke dalam air, kenakan pakaian khusus dan alas kaki
khusus seperti sepatu bot.
Pelihara lingkungan rumah sebaik mungkin dengan menjaga kebersihan sehingga
penghuni rumah tetap sehat.
Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan sehingga populasi tikus dapat
berkurang.

2. Pes

Pes merupakan salah satu penyakit yang dibawa oleh tikus. Penyakit pes disebabkan oleh
bakteri Yersinia pestis. Penyakit ini sangat menular dan mematikan. Penyebaran bakteri ini
berasal dari kutu maupun bulu rambut tikus. Penyakit ini umumnya menyerang manusia yang
menghirup dan meminum tetesan air yang terdapat bakteri tersebut. Jika anda tinggal di daerah
persawahan sebaiknya anda harus berhati-hati karena sawah merupakan habitat yang digemari
tikus.

Penyakit pes tidak perlu harus sampai dikhawatirkan sekali karena penyakit ini bisa dihindari
dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

Tidak menyentuh hewan apapun yang sudah mati, apabila harus menyentuh gunakan
sarung atau pembungkus tangan.
Segera laporkan apabila ada hewan yang mati atau sakit ke dinas kesehatan di tempat
Anda, terutama jika di daerah Anda diketahui ada laporan kasus penyakit pes.
Jika berkunjung ke suatu tempat yang diketahui banyak tikusnya, siapkan dan bawa
penolak serangga terbaik agar dapat terhindar dari gigitan kutu.
Jika memiliki hewan peliharaan, lindungi hewan peliharaan dari kutu pembawa kuman
yang berasal dari tikus dengan menggunakan penolak serangga terbaik bagi kulit hewan.
Secara rutin dan teratur membersihkan rumah dan lingkungan sekitar rumah, khususnya
sudut-sudut yang biasanya dapat menjadi sarang tikus atau sumber makanannya.

3. Salmonella Enterica Serovar Typhimurium

Penyakit lainnya yang dibawa tikus ialah Salmonella enterica serovar typhimurium. Penyakit
ini menyerang orang dewasa dan anak-anak. Jika penyakit ini menyerang anak-anak maka akan
serius dampaknya dan tidak menutup kemungkinan terjadi kematian. Salmonella typhimurium
sendiri merupakan strain bakteri yang tahan terhadap sejumlah jenis antibiotik. Bakteri ini dapat
dibawa oleh tikus di dalam saluran usus mereka dan bakteri akan ditumpahkan di bagian wajah.
Penyakit ini biasanya dibawa oleh tikus rumah, terutama tikus peliharaan.

Berikut ini adalah beberapa cara mencegah maupun menangani penyakit ini:

Misalkan Anda memegang tikus, jangan lupa mencuci tangan sampai bersih
menggunakan sabun.
Jaga kebersihan kandang dan juga kebersihan rumah serta diri sendiri jika memelihara
tikus maupun hamster.

4. Rat Bite Fever (RBF)

Jika anda tergigit maupun tercakar oleh tikus maka anda perlu waspada, karena bisa jadi anda
akan terinfeksi bakteri Streptobacillus moniliformis. Selain itu penyakit ini juga ditularkan lewat
makanan yang terkontaminasi oleh kotoran tikus.

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan demi melindungi diri dari penyakit
RBF:

Tidak jajan atau makan sembarangan.


Pastikan apapun yang dikonsumsi adalah makanan yang bersih dan tidak tercemar
kotoran tikus.
Apabila menuju tempat yang diketahui banyak tikus, pakai perlindungan seperti
menggunakan pakaian khusus agar tidak mudah tercakar maupun tergigit tikus

5. Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS)

Tikus mampu memicu penyakit berbahaya, salah satu contohnya adalah HPS di mana
infeksi yang dialami manusia bisa terjadi jika terkena air kencing tikus, air liur, atau tinja tikus.
Udara yang telah tercemar hantavirus pun ketika tidak sengaja kita hirup, kita akan mudah
tertular. Penyakit ini ditemukan pertama kali di tahun 1993 dan cara pencegahan satu-satunya
adalah dengan mengendalikan hama tikus yang ada di sekitar rumah.

Jika anda ingin mengatasi hama tikus tidak disarankan menggunakan racun tikus. Alasanya
ialah jika anda memberi racun tikus kemungkinan tikus yang terkontaminasi racun akan
mengontaminasi makanan maupun minuman anda sebelum mati. Lebih disarankan anda
menggunakan jebakan yang banyak dijual dipasaran.

6. Demam gigitan tikus

Demam gigitan tikus adalah penyakit langka yang disebarkan oleh hewan pengerat yang
terinfeksi. Demam gigitan tikus merupakan infeksi yang disebabkan oleh 1 dari 2 bakteri yang
berbeda, yang ditularkan melalui gigitan binatang pengerat. Demam gigitan tikus dapat
disebabkan oleh bakteri, Actinobacillus muris dan Spirillum minus. Sebagian besar kasus demam
gigitan tikus terjadi di Jepang, yang disebut sodoku. Penyakit ini juga terjadi di Africa, Australia,
Eropa, Amerika Utara dan Selatan

Lebih dari 10% gigitan tikus menyebabkan demam gigitan tikus. Wabah ini pernah dihubungkan
dengan orang-orang yang meminum air yang tidak dipanaskan/dimasak sampai 70 derajat celcius
untuk memberantas kuman penyakit. Jika bakteri menyebar melalui cara tersebut, maka
penyakitnya disebut HAVERhill.

Tapi biasanya suatu infeksi terjadi setelah gigitan tikus atau mencit yang terinfeksi.

SODOKU merupakan jenis demam gigitan tikus lainnya yang disebabkan oleh spiroketa
Spirillum minus. Infeksi ini banyak ditemukan di Asia.

Luka biasanya sembuh sempurna, tetapi peradangan terjadi dalam 4-28hari setelah gigitan
(biasanya lbh dr 10hari). Peradangan disertai demam yang hilang timbul dan pembesaran
kelanjar getah bening di daerah yang terkena, kadang2 muncul bercak kemerahan. Gejala lainnya
berupa sakit kepala dan kelelahan yang timbul selama periode demam. Jika tidak diobati, demam
akan muncul lagi setiap 2-4hari selama 8 minggu dan kadang2 sampai selama 1 tahun.
7. Murine typhus
Murine typhus adalah jenis penyakit yang jarang dikenal oleh masayarakat luas. Penyakit
ini disebut juga Tipus Endemik. Penyebabnya yaitu bakteri Rickettsia typhi yang ditularkan
melalui kotoran kutu pada tikus yang kemudian masuk ke dalam luka gigitan kutu atau luka lain
yang ada di kulit kita. Gejala utamanya antara lain yaitu demam dan nyeri otot, kadang pula
disertai ruam atau bintik kemerahan. Tipus ini jarang menimbulkan kematian, tetapi cukup
mengganggu kesehatan manusia.
8. Toksoplasma
Pada orang sehat, parasit tokso tidak berdampak apa-apa. Lain halnya pada ibu hamil.
Jika tidak keguguran, maka janin yang lahir akan terancam cacat.Sering mendengar, kan, ibu
hamil yang keguguran atau bayinya cacat akibat terinfeksi toksoplasma. Sebenarnya, ungkap dr.
Indra Anwar, Sp.OG, infeksi tokso bisa menyerang siapa saja. Baik laki-laki maupun perempuan
bisa terkena parasit yang populer disebut Toxoplasma gondii ini. Data statistik pun
menunjukkan, hampir sepertiga penduduk dunia, baik laki-laki maupun perempuan terinfeksi
toksoplasma. Awalnya, penyakit ini ditemukan pada seekor rodensial (hewan pengerat) di
Tunisia tahun 1908. Sedangkan pada manusia baru ditemukan di Cekoslovakia pada tahun 1923.
Diungkapkan oleh Indra, bagi orang normal dan sehat, infeksi tokso tidak menimbulkan
gangguan berarti. Kondisinya yang selalu tidur memungkinkan hal itu. Dokter dari RS Bunda
Jakarta ini lantas mengungkapkan, meski begitu parasit tokso memiliki sifat oportunis. Jika daya
tahan tubuh orang yang didiaminya kuat, adanya virus ini memang tidak mengakibatkan
gangguan berarti. Barulah ketika daya tahan tubuh lemah, virus tokso akan menimbulkan
bahaya. Itulah mengapa, infeksi tokso bisa muncul kapan saja. Juga, tak ada jaminan bahwa
seseorang yang sudah divonis bebas tokso, tiga bulan lagi akan tetap bebas dari virus tersebut.
Di dalam tubuh, parasit ini akan merusak sel-sel berinti, termasuk sel telur. Pada wanita, bisa
saja sel telurnya yang sudah matang dan siap dibuahi dirusak oleh parasit toksoplasma, sehingga
kehamilan sulit terjadi. Selanjutnya, jika infeksi ini terjadi pada ibu hamil, selain keguguran,
toksoplasmosis dapat mengakibatkan cacat pada janin. Kalaupun bayi bisa lahir dalam keadaan
hidup, umumnya diiringi berbagai gangguan dan cacat bawaan seperti hidrosefalus atau
mikrosefalus, juga gangguan penglihatan.
Dampak dari infeksi tersebut ada yang bisa dilihat begitu bayi dilahirkan, ada juga yang
lama setelah lahir. Jadi, bisa saja pada saat dilahirkan bayi tampak sehat, tetapi kemudian dalam
perkembangannya muncul gejala-gejala kelainan mata seperti korioretinis (gangguan
penglihatan) dan strabismus (juling), atau hidrosefalus (penumpukan cairan dalam rongga otak),
dan kejang.
Yang jelas, sekitar 40% ibu hamil berisiko terkena infeksi toksoplasma. Semakin dini
toksoplasma menyerang, semakin besar dampak yang ditimbulkan pada janin. Contohnya, jika
ibu hamil terinfeksi parasit tokso di trimester pertama, kemungkinan bahwa janin akan terinfeksi
mencapai 17 persen. Sekitar 60 persen dari janin yang terinfeksi tersebut mengalami
toksoplasmosis berat dan 40 persennya ringan. Jika parasit ini menyerang di trimester II, maka
peluang terkena infeksi sebesar 24 persen, dimana sekitar 30 persennya mengalami
toksoplasmosis berat. Terakhir, jika parasit tokso menyerang di trimester III, kemungkinan bayi
terinfeksi 62 persen, tetapi dari jumlah tersebut tidak ada satu pun yang menderita
toksoplasmosis berat. Artinya, meskipun ibu positif, maka janinnya belum tentu.
Bila parasit sampai menginfeksi janin, berarti proses tersebut berlangsung secara
kongenital. Dari tubuh ibu, parasit disalurkan melalui plasenta ke tubuh janin. Lalu, Toxoplasma
gondii merambah ke otak dan saraf janin tanpa ada perlawanan karena parasit ini masuk sebelum
antibodi janin mampu memusnahkannya.

9. Rodent borne haemorrhagic fevers

Lassa dan Rodent-borne Haemorrhagic Fevers Demam lassa Adalah penyakit akut yang
disebabkan oleh virus dari kelompok Arenavirus. Penyakit ini disebarkan oleh tikus Mastomys
Natalensis sebagai vektor utama virus jenis ini. Sedangkan cara penularan melalui sekresi
hidung, faeces, dan urine tikus. Gejala nampak selama satu sampai empat minggu berupa
malaise, demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, batuk, mual, muntah, diare, nyeri otot, nyeri di
dada dan perut, pembengkakan pada kelenjar limfa dan pembengkakan pada leher.

10. Trikhinosis

Penyakit ini ditularkan cacing trichinella spiralis, dimana larva dan kista cacing ini
menginfeksi otot dan usus halus tikus atau babi.Infeksi pada tikus karena makan sisa daging
babi setengah matang pada sampah. Sedangkan infeksi pada babi karena makan pakan yang
terkontaminasi faeces tikus. Penularan pada manusia karana makan daging babi yang tidak
higienis.
11. Demam berdarah korea

Melalui udara yang tercemar feses, urin atau ludah tikus yang infektif.

12. Koriomeningitis limfositik


Virus penyebab penyakit ini dapat ditularkan ke manusia melalui air liur, tempat tinggal,
urine, dan tinja tikus yang terinfeksi, saat bersentuhan dengan kulit yang luka, hidung, mata
atau mulut. Penyakit ini tidak menular secara langsung dari manusia ke manusia. Akan
tetapi, tidak menutup kemungkinan kuman dapat ditularkan dari ibu ke janin yang
dikandungnya, jelasnya.
Agar tetap dapat membelai hewan peliharaan tanpa takut, berhati-hatilah saat memegang
dan membersihkan kandang si imut. Kenakan sarung tangan, terutama jika jelas-jelas
bersentuhan dengan urine atau alas kandangnya. Peternak, toko hewan, dan pemilik hewan
peliharaan juga harus mencegah agar hewan peliharaan tidak berhubungan dengan tikus liar
agar tidak tertular.
Jika rumah sudah diserbu oleh tikus, cari perangkap tikus yang aman dan efektif. Setelah
itu, bersihkan dengan mengenakan sarung tangan karet, lateks, atau vinil. Jangan
membersihkan debu dengan menggunakan penyedot debu atau sapu. Sebaiknya langsung
dibersihkan dengan cairan pemutih pakaian yang diencerkan atau menggunakan disinfektan.
Setelah dibasahi, ambil benda yang terkontaminasi dengan handuk yang agak basah dan lap
daerah tersebut menggunakan larutan pemutih atau disinfektan. Setelah membersihkan,
lepaskan sarung tangan dan jangan lupa untuk mencuci tangan menggunakan air dan sabun.

13. Scrub typhus


Scrub typhus adalah sejenis penyakit tipus yang juga ditularkan melalui kotoran tungau yang mengenai luka di
kulit, termasuk luka akibat gigitan tungau. Tungau atau disebut tengu oleh orang jawa, adalah sejenis laba-
laba sangat kecil, yang dapat hidup juga pada tikus. Penyebab penyakit Scrub typhus disebut Orientia
tsutsugamushi. Gejalanya demam, sakit kepala, nyeri pada ketiak atau pangkal paha. Gatal-gatal akibat
penyakit ini sangat mengganggu manusia.

14. Lymphocytic choriomeningitis


Merupakan penyakit yang disebabkan oleh LCM Virus, dan dapat menular ke manusia terutama
oleh mencit rumah dan hamster Syria. Sedangkan cara penularan melalui makanan atau debu
yang telah kontak dengan faeces, urine, atau air liur mencit. Gejala penyakit mirip dengan
influenza, seperti terjadinya demam, sakit kepala, pegal. Jika berlanjut timbul gejala mengantuk,
gangguan refleks, paralisis, dan anastesia kulit.
15. Rabies.
Gigitan tikus ternyata juga beresiko menularkan penyakit rabies. Rabies merupakan penyakit
yang menyerang sistem saraf pusat dan memiliki gejala khas yaitu penderita jadi takut terhadap air
dan karena inilah rabies juga sering disebut hidrofobia. Tikus menyebarkan penyakit ini melalui
gigitan. Gejala awal dari rabies tidaklah jelas, umumnya pasien merasa gelisah dan tidak nyaman.
Gejala lanjut yang dapat diidentifikasi antara lain adalah rasa gatal di area sekitar luka, panas dan
juga nyeri yang lalu bisa saja diikuti dengan sakit kepala, kesulitan menelan, demam dan juga
kejang.
16. Ricketsia
Merupakan kuman type khusus yang menjadi parasit pada sel hewan vertebrata dan
arthropoda, dengan vektor pinjal dan tungau. Terkait tikus, terdapat penyakit murine typus yang
ditularkan oleh rickettsia typhi yang ditularkan oleh tikus melalui gigitan pinjal Xenopsylla
Cheopis. Gigitan pinjal pada kulit menimbulkan rasa gatal kemudian digaruk dan terjadi luka lalu
patogen masuk ke aliran darah. Gejala penyakit ini pada manusia adalah sakit kepala,
kedinginan, demam dan nyeri di seluruh tubuh. Bintil-bintil merah pada kulit timbul di hari kelima
sampai keenam.

17. TIFUS MURIN (TIFUS KUTU TIKUS)

TIFUS MURIN (TIFUS KUTU TIKUS)

adalah infeksi yang ditularkan oleh tikus yang menyebabkan demam dan
ruam. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia, sering menyebabkan wabah,
terutama di daerah perkotaan yang padat dimana tikus banyak ditemukan.

Penyebabnya adalah bakteri Rickettsia typhi yang hidup pada kutu tikus,
mencit dan hewan pengerat lainnya. Gejala yang timbul dalam waktu 6-18
hari setelah terinfeksi. Biasanya gejala awal berupa menggigil, sakit kepala
dan demam. Demam berlangsung selama 12 hari. Ruam yang sedikit
menonjol dan berwarna merah muda akan timbul setelah 4-5 hari pada 80%
penderita. Pada mulanya ruam terdapat di sebagian kecil tubuh dan sulit
dilihat, setelah 4-8 hari ruam akan memudar secara bertahap. Gejala
lainnya: sakit punggung, sakit persendian, mual dan muntah, batuk kering,
nyeri perut.

Langkah pencegahan yang bisa dilakukan:


Menjaga kebersihan/sanitasi di sekitar rumah dengan membuang sisa-
sisa makanan keluar rumah, membereskan barang-barang yang tidak
terpakai yang dapat menjadi sarang tikus.

Menjaga kebersihan diri dan selalu mencuci tangan setelah melakukan


berbagai aktifitas di rumah.

Menyimpan makanan dan peralatan makan dengan baik.

Biasakan memakai pelindung seperti sarung tangan karet sewaktu


berkontak dengan air kotor, menggunakan alas kaki, memakai sepatu
bot, terutama jika kulit sedang luka.

Memberantas habis tikus yang berkeliaran dengan cara yang aman


dan mudah. Menggunakan racun tikus dan perangkap tikus masih
banyak dilakukan, akan tetapi cara ini sangat merepotkan karena kita
masih harus membersihkan bangkai tikus tersebut. Terlebih lagi jika
bangkai tikus tersebut berada di tempat yang tersembunyi.
Menggunakan pengusir tikus elektronik merupakan solusi yang ampuh.

18. Penyakit LCMV (Lymphotic


choriomeningitis virus)
LCMV ditularkan ke manusia melalui paparan urin, kotoran, air liur. Pusat Pengenendalian dan
Pencegahan Penyakit (CDC) memperkirakan 5 % dari tikus rumah (Mus musculus dan Rattus rattus)
dapat membawa LCMV dan mampu menularkan kepada manusia.

Gejala yang ditimbulkan terdiri dari 2 fase yaitu, fase pertama (non-spesifik seperti flu, demam,
kurang nafsu makan, nyeri otot, sakit kepala, mual dan muntah). Fase kedua di dominasi oleh penyakit
neurologis termasuk meningitis (demam, sakit kepala, leher kaku, dll) dan ensefalitis (mengantuk,
kebingungan, gangguan sensorik atau kelainan motorik).

19. Tularemia

penyakit ini disebabkan bakteri yang menginfeksi hewan pengerat,


termasuk tikus, tupai, bahkan kelinci liar. Penularannya bisa dengan kontak
langsung, makanan dan minuman terkontaminasi hingga gigitan serangga
seperti lalat yang telah menggigit hewan terinfeksi.
Menjaga kebersihan menjadi cara utama untuk mencegah penularannya,
plus mengurangi populasi hewan pembawa penyakit. Selain itu, gunakan
sarung tangan karet saat bersih-bersih dan lotion anti serangga agar tidak
digigit serangga terinfeksi.

20.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Leptospirosis : Penyakit ini disebabkan oleh bakteri leptospira yang biasa dibawa oleh tikus.
Tikus menyebarkan bakteri ini lewat air kencing.
Pes : Penyakit pes disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis. Penyakit ini sangat menular dan
mematikan. Penyebaran bakteri ini berasal dari kutu maupun bulu rambut tikus.
Salmonella Enterica Serovar Typhimurium : Bakteri ini dapat dibawa oleh tikus di dalam
saluran usus mereka dan bakteri akan ditumpahkan di bagian wajah. Penyakit ini biasanya
dibawa oleh tikus rumah, terutama tikus peliharaan.
Rat Bite Fever (RBF) : penyakit ditularkan lewat makanan yang terkontaminasi oleh
kotoran tikus.
Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) : di mana infeksi yang dialami manusia bisa
terjadi jika terkena air kencing tikus, air liur, atau tinja tikus.
Demam gigitan tikus : Demam gigitan tikus dapat disebabkan oleh bakteri.
Murine typhus : bakteri Rickettsia typhi yang ditularkan melalui kotoran kutu pada tikus
yang kemudian masuk ke dalam luka gigitan kutu atau luka lain yang ada di kulit kita.
Toksoplasma : Pada orang sehat, parasit tokso tidak berdampak apa-apa. Lain halnya pada
ibu hamil. Jika tidak keguguran, maka janin yang lahir akan terancam cacat.Sering
mendengar, kan, ibu hamil yang keguguran atau bayinya cacat akibat terinfeksi toksoplasma.
Rodent borne haemorrhagic fevers : Penyakit ini disebarkan oleh tikus Mastomys
Natalensis sebagai vektor utama virus jenis ini. Sedangkan cara penularan melalui sekresi
hidung, faeces, dan urine tikus.
Trikhinosis : Sedangkan infeksi pada babi karena makan pakan yang terkontaminasi faeces
tikus.
Demam berdarah korea : Melalui udara yang tercemar feses, urin atau ludah tikus yang
infektif.

3.2 Saran
Sebaiknya jangan menumpuk sampah di area dekat rumah, agar tidak menjadi tempat
perindukan tikus, sebaiknya jangan menyimpan makanan yang mudah terjangkau oleh tikus,
jagalah kebersihan rumah agar terjaga dari hama tikus.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.scribd.com/doc/216133339/MAKALAH-PENYAKIT-PENYAKIT-
YANG-DISEBABKAN-OLEH-TIKUS
2. http://www.indonesian-publichealth.com/masalah-kesehatan-tikus/
3. http://dokumen.tips/documents/makalah-penyakit-penyakit-yang-disebabkan-oleh-
tikus.html

Anda mungkin juga menyukai