Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPERAWATAN GAWAT

DARURATAN

ASUHAN KEPERAWATAN GIGITAN


PADA HEWAN

Nama Pembimbing

Ns. ANITA MIRAWATI, M.Kep.

Nama Kelompok : 1 III-A

1. Ayu Nelval Sari


2. Khairun Nisa Jasman
3. Rahayu Permata Sari

Poltekkes Kemenkes Padang


Prodi D.III Keperawatan Solok
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunianya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas Keperawatan Gawat Darurat yang berjudul tentang “
KEGAWATDARUATAN GIGITAN PADA HEWAN ”.Selain itu bertujuan
untuk memberikan informasi dan menambah wawasan tentang penyakit Diare
pada anak.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada ibu selaku dosen
pembimbing mata kuliah Materi Keperawatan Gawat Darurat

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan


dalam penulisan maupun penyusunan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca yang membangun demi kesempurnaan makalah ini dan
memperbaiki kesalahan dimasa yang akan datang.

Solok, Aguatus 2019

Penulis
Contents
KATA PENGANTAR ............................................................ 2
BAB I ...................................................................................... 4
PENDAHLUAN ..................................................................... 4
A. Latar Belakang......................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan ..................................................................................................................... 4

BAB II ..................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................... 5
A. Pengertian Gigitan Binatang ................................................................................... 5
B. Macam-macam Gigitan ........................................................................................... 6

BAB III ................................................................................. 20


PENUTUP ............................................................................. 20
A. KESIMPULAN ......................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 21


BAB I

PENDAHLUAN

A. Latar Belakang
Gigitan dan cakaran binatang yang sampai merusak kulit kadang kala
dapat mengakibatkan infeksi. Beberapa luka gigitan perlu ditutup dengan
jahitan, sedangkan beberapa lainnya cukup dibiarkan saja dan sembuh dengan
sendirinya. Dalam kasus tertentu gigitan binatang (terutama oleh binatang liar)
dapat menularkan penyakit rabies, penyakit yang berbahaya terhadap nyawa
manusia. Kalelawar, musang juga anjing menularkan sebagian besar kasus
rabies. Sebagian binatang memiliki bisa (racun) yang berfungsi untuk
melindungi dirinya dan berfungsi untuk menaklukkan mangsanya, banyak
kasus terkena racun dari binatang berbisa ini dapat diatasi dengan baik apabila
berhasil ditangani sejak dini, diantara binatang berbisa itu adalah, ular, liapan,
ikan terutama sejenis ikan lele (sembilang).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pelaksanaan keerawatan pada pasien yang mengalami gigitan
akibat hewan ?

C. Tujuan
Untuk mengeahui tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang
mengalami gigitan hewan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gigitan Binatang

Gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang


tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang
mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis;
yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko
infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada luka biasa. Seseorang yang
tergigit mempunyai resiko terinfeksi. Pada umumnya bila tergigit binatang,
perlu mendapatkan pemeriksaan medis.
Gigitan binatang termasuk dalam kategori racun yang masuk kedalam
tubuh melalui suntikan. Gigitan bintang atau engatan serangga dapat
menyebabkan nyeri yang hebat dan/ atau pembengkakan. Gigitan dan
sengatan berbagai binatang walaupun tidak selalu membahayakan jiwa dapat
menimbulkan reaksi alergi yang hebat dan bahkan kadang-kadang dapat
berakibat fatal.
Kesadaran akan penyebab dari gigitan dan sengatan ini dapat
mengurangi atau mencegah timbulnya korban. Pengetahuan tentang
penanganan yang cepat dari tindakan pertolongan pertama dapat mengurangi
parahnya cedera akibat gigian dan sengatan tersebut dan menjaga penderita
dari sakit yang parah.
B. Macam-macam Gigitan

1. Gigitan Manusia

Ada dua macam gigitan manusia yaitu:


a. Luka akibat meninju mulut lawan yang mengenai gigi sehingga
menimbulkan luka pada kulit lengan.
b. Luka karena betul-betul digigit manusia. Kulit dan daging akibat
gigitan dapat koyak menggelantung. Luka demikian kemasukan
kuman yang berasal dari mulut dan bila dibiarkan tanpa
pengobatan, dapat menimbulkan peradangan berbau busk selama
berminggu-minggu.
1) Pengobatan luka gigitan manusia:
Daerah sekitar luka gigitan manusia diberi dahulu anastesi
lokal, lalu dicuci dengan air sabun dan terakhir disiram dengan
larutan perihidrol (H2O2). Setelah bersih, luka gigitan di daerah
muka dapat di jahit langsung.
Luka gigit di daerah tangan dan jari-jari sering
menimbulakan infeksi, apalagi bila ada tendo dan fasia yang robek.
Oleh karena itu, jangan di jahit langung. Kompreslah dahulu
dengan antsetik (larutan rivanol atau betadin) beberaa hari dan bila
tidak ada gejala peradangan, barulah data dijahit sekunder.
Antibiotic harus diberikan sampai luka sembuh. ATS
biasanya tidak perlu diberikan karena gigi manusia tidak
mengandung kuman tetanus.
2. Gigitan Binatang

Hewan yang paling sering menggigit manusia adalah anjing.


Kucing walaupun agak jarang, kadang-kadang juga menggigit manusia.

Gigitan kucing lebih berbahaya karena banyak masuk kuman yang


berasal dari mulut kucing, sehingga lebih sering menimbulkan infeksi pada
luka. Gigitan kucing, tikus, dan anjing sering mengandung virus rabies. Di
daerah kita beruang, babi, dan harimau masih banyak, sehingga sesekali
terjadi juga binatang itu meggigit manusia.Rabies adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh virus, ditularkan melalui air ludah gigitan hewan ke
hewan lain ke manusia.

Hewan yang mengandung virus rabies bila menggigit atau menjilat


luka goresan kulit dapat menularkan penyakit gila anjing (rabies).

Penyakit anjing gila tidak hanya terdapat pada anjing saja. Ia juga
dapat menghinggapi kucing, monyet, dan binatang berdarah panas lainnya.
Maka sebaiknya binatang yang menggigit segera ditangkap untuk
diketahui apakah ia menderita penyakit anjing gila atau tidak.

Binatang yang tidak terserang penyakit tersebut biasanya hanya


menggigit apabila ia merasa terancam atau digoda. Apabila ia menggigit
secara kompulsif (tanpa diganggu atau merasa terancam), ada
kemungkinan bahwa ia menderita penyakit anjing gila.

Masa tunas penyakit anjing gila pada manusia cukup lama (10 hari
sampai 2 tahun). Tetapi pada binatang lebih kurang 2 hari kemudian tanda-
tanda penyakit itu sudah nampak.
a. Gigitan Binatang Darat
1) Gigitan Anjing, Kucing, Kera, tikus, dll
Bahaya rabies (penyakit anjing gila) tidak segera mengancam
kecuali bila gigitan terjadi di kepala atau di leher. Gigitan anjing
biasanya “lebih bersih” dibandingkan dengan gigitan binatang lainnya.
Bekasnya tidak begitu dalam dan mudah dibersihkan.Dapat
menyebabkan luka memar yang hebat dan infeksi, serta robekan dari
jaringan.
Gigitan kucing dapat membawa akibat yang lebih serius. Bahaya
infeksi jauh lebih besar daripada gigitan anjing. Bekas gigitan kucing
biasanya dalam dan dapat mengenai urat-urat, atau masuk rongga
sendi, terutama kalau di tangan. Maka infeksi yang ditimbulkannya
akan lebih hebat.
Gigitan tikus dapat menjalarkan beberapa jenis penyakit, antara
lain demam tinggi. Orang Jepang mengatakannya demam Sodoku.
Tanda dan gejala:
i. Sakit kepala
ii. Demam
iii. Kejang-kejang
iv. Kemungkinan rabies

Penanganan
a. Amankan iri dan lingkungan sekitar.
b. Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).
c. Cuci luka dengan air mengalir dan sabun atau larutan
deterjen.
d. Imobilisasikan bagian yang di gigit/ luka tersebut.
e. Berikan SAR(serum anti rabies) bila ada.
f. Bila dapat lakukan penangkaan binatang yang menggigit
untuk identifikasi.
g. Segera bawa penderita ke Rumah Sakit.
2) Gigitan Arthropoda (laba-laba, Tawon, Kelabang, Kala)
Gigitan atau sengatan dari berbagai jenis serangga, laba-laba, kala
dan kelabang, walaupun tidak selalu membahayakan jiwa, dapat
menimbulkan reaksi alergi yang gawat dan bahkan kadang-kadang
dapat berakibat fatal.
Musibah yang diderita dapat akibat dari gigitan, pagutan,
sengatan, atau mungkin hanya sentuhan binatang atau bagian
tubuhnya.
Tanda dan gejala
- Bengkak dan keerahan di daerah gigitan
- Gatal-gatal
- Nyeri dan terasa panas
- Demam, menggigil, kdang disertai sulit tidur
- Dapat terjadi syok
Penanganan
- Aman diri dan lingkungan sekitar
- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).
- Tenangkan penderita
- Ambil segatnya kalau nampak (hati-hati saat mencabut jangan
sampai menekan kantung bias/kelenjar bias).
- Cuci daerah gigitan dengan air sabun atau alcohol 70 % atau
antiseptic.
- Kompres dingin (kompres es).
- Imobilisasikan daerah yang tergigit
- Berikan antihistamin jika reksi ringan.
- Berikan Adrenalin 0,5 mg IM, jika reaksi berat.
- Dapat berikan penawar sakit (ponstan atau tramadol dsb)
- Bawa segera ke Rumah Sakit.
3) Gigitan kelelawar
Kelelawar dapat membawa kuman rabies. Oleh karena itu, jika
digigit kelelawar bahaya rabies juga harus dipikirkan.
Tindakan pertolongan :
Kalau mungkin, tangkaplah binatang yang menggigit untuk
diobservasi selama satu minggu, apakah terjangkit rabies atau tidak.
Kalau binatangnya mati, kirimlah ke Lembaga Pasteur Bandung untuk
diperiksa (melalui Dinas Kesehatan Kota setempat).
Basuhlah luka gigitan itu dengan air mengalir dan sabun atau
obat antiseptik (pembunuh kuman). Tutuplah dengan kasa steril.
Bekas gigitan kucing tidak boleh terlalu banyak digerak-gerakkan dan
harus segera mendapat suntikan antibiotika.

4) Sengatan kalajengking
Binatang ini tergolong serangga yang mempunyai racun pada
ujung ekornya. Racun dimasukkan oleh ekor serangga ke kulit,
sehingga pada saat itu juga, orang yang disengat kalajengking atau
lipan merasa kesakitan.
Beberapa jam kemudian racun itu dierap dan masuk ke dalam
darah, sehingga menimbulkan.
Tanda dan Gejala
- Gelisah,
- Mual,
- Muntah,
- Haus,
- Sakit perut.
Bila kalajengking menyengat anak-anak, dapat menimbulkan
kematian, yamg di dahului dengan sesak napas, sianosis, kelumpuhan,
kejang-kejang, syok, mengigau, dan pingsan.
Akibat sengatan kalajengking pada orang dewasa biasanya tidak
begitu hebat. Pengobatannya hanya simtomatis. Pada luka bekas
gigitan di beri kompres ammonia, bikarbonas natrikus atau kalamin
lasio. Bila ada kejag-kejang, di beri sedative, misalnya valium atau
luminal.

b. Gigitan Binatang Air


1) Gigitan Trigonid
Terdapat di perairan laut dangkal. Biasanya penderita terkena
sangat trigonid di sebabkan menginjak atau bersentuhan dengan bahan
dengan bahan dengan bagian tubuh binatang tersebut
Tanda dan gejala
- Timbul rasa nyeri dalam 90 menit
- Rasa panas di iaerah gigitan
- Pusing bahkan terkadang sampai tidak sadar (pingsan).
Penanganan
- Aman diri dan lingkungan sekitar
- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).
- Tenangkan penderita
- Cabut duri babi yang menusuk.
- Rendam bagian yang tergigit dalam air hangat.
- Bersihkan luka dan imobilisasi daerah luka.

2) Gigitan ubur-ubur
Kelompok hewan-hewan laut ini menimbulkan cedera dengan
sengatan dari sel-sel penyengat dari alat-alat penangkap (tentakel-
tentakel)-nya yang menyebabkan rasa panas terbakar dan sedikit
perdarahan ada kulit. Ubur-ubur ada banyak jenisnya dan hidup di
daerah tropis. Racun ubur-ubur di buat oleh beribu-ribu duri halus
yang terdapat di permukaan badannya. Bila duri halus itu di sentuh
oleh perenang di laut, ubur-ubur akan menyuntukkan racun melalui
duri halus itu.
Kulit yang bersentuhan dengan duri ubur-ubur, akan merasa
gatal bercampur panas. Beberapa menit kemudian akan timbul
urtikaria yang dapat berubah menjadi (lepuh-lepuh visikel). Perasaan
sakit biasanya akan hilang sendiri dalam beberapa jam, tetapi dapat
kambuh lagi beberapa hari kemudian.
Tanda dan gejala
- Rasa panas dan terbakar serta sedikit perdarahan pada kulit.
- Urtikaria
- Mual
- Muntah
- Kejang otot
- Syok
- Kesulitan bernafas
- Keluar air mata terus-menerus
- Mata menjadi merah bengkak, pupil melebar
Penanganan
- Aman diri dan lingkungan sekitar
- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).
- Bebaskan anggota badan yang cedera dari tentakel-tentakel dengan
handuk basah.
- Cuci luka dengan larutan Aromatic Ammonia Spirit atau alcohol
70%
- Berikan 10 ml larutan Na Glukonat.
- Asang tourniket dan berikan antidote Sea Wasp Antivenome (SWA)
bila ada
- Bawa segera ke rumah sakit
3) Gigitan ikan pari (Sting ray)
Kelompok hewan-hewan laut ini menyuntikkan racunnya
dengan menusukkan duri-duri /jarum-jarumnya. Ikan pari termasuk
klas Elasmobrachil mempunyai tulang rawan. Jenis ikan pari yang
terkenal adalah pari kembang, pari bendera, pari pasir, dan pari
burung.
Bentuk badannya pipih seperti cakram dengan ekor menyerupai
cambuk. Pada ekor itu terdapat satu atau lebih duri yang berbisa. Ikan
ini hidup di sekitar pantai. Ikan pari pasir biasanya berbaring di dasar
laut dan tertimbun pasir atau lumpur. Bila ada orang yang menginjak
badan ikan pari, ekornya akan memecut sambil memasukkan durinya.
Orang yang terkena duri ikan pari dalam 10 menit merasa sakit
di sekitar tusukan itu. Makin lama perasaan sakit itu akan makin
bertambah hebat dan menjalar keseluruh anggota badan yang tertusuk.
Perasaan sakit biasanya berlangsung antara 6 – 48 jam, lalu berkurang.
Luka yang ditimbulakan berupa luka tusuk atau lasersi. Untuk
mengeluarkan duri dalam daging, biasanya diperlukan insisi. Setelah
duri di keluarkan biasanya luka akan membengkak, maka dari itu
jangan dilihat langsung, cukup di kompres dengan antiseptic (betadin).
Bila peradangan telah tenang, barulah dilakukan penjahitan sekunder.
Tanda dan gejala
- Pembengkakan
- Mual, muntah dan diare
- Tekanan darah menurun,
- Berkeringat
- Jantung berdenyut tidak teratur
- Kadang-kadang bisa menimbulakan kematian.
- Kejang-kejang bahkan terkadang di sertai kelumpuhan otot-otot.
Penanganan
- Aman diri dan lingkungan sekitar
- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).\
- Bersihkan luka dengan sabun dalam air hangat selam 30-60 menit.
Cara ini efektif untuk me-nonaktifkan racun yang tidak panas
- Bawa segera ke rumah sakit

4) Gigitan Gurita (Blue Ringed Octopus)


Gurita tidak akan menggigit kecuali terinjak atau di ganggu.
Gigitannya sangat beracun dan seringkali menimbulakan kematian.
Tanda dan gejala
- Kegagalan nafas secara progresif terjdi dalam 10-15 menit.
- Luka bekas gigitan kecil, tidak terasa nyeri yang mungkin berwarna
merah dan benjolan (tampak seperti meleuh berisi darah).
- Kehilangan rasa raba (di mulai sekitar mulut dan leher).
- Mual, muntah
- Kesulitan menelan
- Kesulitan bernafas
- Gangguan penglihatan
- Inkoordinasi
- Kelumpuhan otot
- Pernapasan berhenti
- Denyut nadi berhenti
- Dapat diikuti kematian
Penanganan
- Aman diri dan lingkungan sekitar
- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).
- Tenangkan penderita
- Bersihkan/cuci luka bekas gigitan dengan air hangat
- Lakukan pressure imobilisasi pada bagian yang cidera
- Monitor tanda-tanda vital
- Lakukan RJP jika diperlukan
5) Gigitan lintah
Ludah lintah mengandung zat anti pembekuan darah. Darah
akan terus mengalir keluar dan masuk ke perut lintah.
Tanda dan Gejala
- Pembengkakan
- Gatal
- Kemerahan.
Tindakan pertolongan
- Dengan hati-hati lepaskanlah lintah dari tempat ia menggigit.
- Menyiram minyak atau air tembakau ke tubuh lintah, akan
membantu mempercepat usaha melepaskan gigitan lintah.
- Apabila ada tanda-tanda reaksi kepekaan seperti tersebut di atas,
cukup digosok dengan obat atau salep anti gatal biasa.

6) Ikan Hiu

Ikan hiu, disamping dapat menggigit manusia, ada pula yang


mengeluarkan racun. Ikan hiu yang beracun mempunyai sirip di
punggungnya.
Ikan hiu yang mengandung racun adalah born shark, memunyai
sirip di punggung yang berhubungan dengan kelenjar pembuat racun.
Orang yang tertusuk sirip beracun ikan hiu ini,
Tanda dan Gejala
- Sakit yang berlangsung beberapa jam
- Daerah tusukan itu menjadi merah dan bengkak
- Dapat menimbulkn kematian.
Pengobatan hanya simptomatis dan luka gigitan dirawat seperti
luka gigitan lainnya.
1. Prinsip Penatalaksanaan Gigitan Binatang

Prinsip penatalaksanaan ada penderita dengan gigitan binatang sama


dengan pentalaksanaan pada penderita keracunan.
Yang harus selalu diperhatikan pada penderita keracunan maupun gigitan
binatang hendaknya selalu monitor dan catat setiap perubahan-perubahan yang
terjadi (ABC).
A. Airway (jalan nafas)
Pada airway yang perlu diperhatikan adalah mempertahankan
kepatenan jalan nafas, memperhatikan suara nafas, atau apakah ada
retraksi otot pernafasan. Pada khasus gigitan binatang (rabies)
ditemukan kekuatan otot tenggorok dan pita suara bisa menyebabkan
rasa sakit yang luar biasa. Kejang ini terjadi akibat adanya gangguan
daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernafasan.
1) Diagnose keperawatan :
Ketidak efektifan jalan nafas berhubungan dengan kekuatan otot
kerongkongan gangguan daerah otak yag mengatur proses menelan
pernafasan.
a) Kaji tingkat kesadaran pasien
Dengan melihat, mendengar, dan merasakan dapat dilakukan
untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien.
b) Observasi keadaan umum pasien
Mengetahui tingkat kesadaran pasien sehubungan dengan
kepatenan jalan nafas pasien.
c) Kaji atau pantau pernafasan klien
Mengetahui frekuensi pernafasan klien sebagai indikasi agar
gangguan pernafasan.
d) Berkan posisi yang nyaman misalnya posisi semi fowler
Posisi semi fowler memungkinkan ekspansi paru lebih
maksimal.
e) Berikan terapi O2 sesuai kebutuhan pasien
Memenuhi asupan oksigen yang adekuatpada pasien
f) Auskultasi bunyi nafas dengan mendekatkan telinga ke mulut
pasien.
Mengetahui tingkat pernafasan pasien dan mengetahui adanya
penumpukan secret.

B. Breathing
Walaupun terkadangjalan nafas dapat ditngani tapi belum tentu pola
nafasnya sudah teratur. Lihat pergerakan dada klien dan laukan
auskultasi untuk mendengarkan suara klien. Pada kasus ini dapat atau
keterlibatan pusat pernafasan.
Kontraksi otot hebat otot-otot pernafasan atau keterlibatan pusat
pernafasan.
Diagnosa : ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan kekuatan
otot pernafasan atau tenggorokan
Intervensi :
1) Observasi warna kulit, membrane mukosa dan kuku, catat adanya
sianosis. Perubahan warna kulit dan membrane mukosa
menandakan terjadinya kekurangan oksigen.
2) Pertahankan istirahat tidur
Mencegah kelelahan dan menurunkan kebutuhan oksigen untuk
kemudahan perbaikan infeksi.
3) Kaji usaha dan bunyi frekuensi nafas pasien
Mengetahui tinkat usaha nafas pasien
4) Ausultasi bunyi nafas dengan mendekatan telinga pada hidug
pasien serta pipi ke ulut pasien
a. Mengetahui masih adanya usaha nafas pasien
b. Pantau ekspansi dada pasien
c. Mengetahui masih adanya pengembangan dada pasien
5) Kaji frekuensi dan kedalam pernafasan pasien
Frekuensi dan kedalaman pernafasan menunjukan usaha klien
dalam memenuhi kebutuhan oksigenasinya.
6) Auskultasi dan dengarkan bunyi nafas
Mengetahui adanya bunyi nafas tambahan

C. Circulation
Pada kasus ini terjadi disfungsi otonomik yang menyebabkan
hipertensi, hipotensi, aritmi, takikardi, dan henti jantung. Kejang dapat
local maupun generalisata dan sering bersamaan dengan aritmia.
Diagnose keperawatan :
Penurunan curah jantung berhubungan dengan aritmia
Intervensi :
1) Obserfasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna
dan kehangatan kulit.
Penurunan curah jantung dapat menunjukan menurunnya nadi
perifer. Pucat menunjukan menurunnya perifer sekunder terhada
tidak adeuatnya curah jantung.
2) Berikan posisi terlentang, bila tekanan darah dalam rentang lebih
rendah dari biasanya
3) Pantau tanda-tanda vital (nadi, wana kulit) dengan menyentuh nadi
jugularis.
4) Pantau tanda-tanda syok
5) Kolaborasi dalam pemberian cairan parienteral
6) Kolaborasi dalam pemberian antikoagulan untuk mencegah
pembentukan thrombus.

SECONDARY SURVEY

a) Obserfasi TTV secara continue


b) Lakukan pemeriksaan EKG dan EEG
c) Lanjutkan pemberian vaksinasi dan serum anti rabies
d) Pantau kesadaran pasien apakah pasien masih sadar penuh atau pasien
jatuh pada fase coma terutama pantau pernafasannya.
e) Pantau tingkah laku atau mental pasien.
EVALUASI

a. Menunjukan stasus sirkulasi, neorologi, perfusi jaringan perifer yang


adekuat
b. Curah jantung memadai
c. Pola nafas efektif
d. Syok hipovolemik tidak terjadi
e. Rasa nyeri diminimalkan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari
binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu
yang mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi
dua jenis; yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada
umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada luka
biasa. Seseorang yang tergigit mempunyai resiko terinfeksi. Pada
umumnya bila tergigit binatang, perlu mendapatkan pemeriksaan medis.
Gigitan binatang termasuk dalam kategori racun yang masuk
kedalam tubuh melalui suntikan. Gigitan bintang atau engatan serangga
dapat menyebabkan nyeri yang hebat dan/ atau pembengkakan. Gigitan
dan sengatan berbagai binatang walaupun tidak selalu membahayakan jiwa
dapat menimbulkan reaksi alergi yang hebat dan bahkan kadang-kadang
dapat berakibat fatal.
DAFTAR PUSTAKA

Coma,siwi ikaristi maria dkk. 2010. Keperawatan gawat


darurat dan bencana sheehy. Jakarta : Elsevier
Ade yunisa. 2010. Pertolongan pertama pada kecelakaan.
Victory inti cipta.

Anda mungkin juga menyukai