DARURATAN
Nama Pembimbing
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunianya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas Keperawatan Gawat Darurat yang berjudul tentang “
KEGAWATDARUATAN GIGITAN PADA HEWAN ”.Selain itu bertujuan
untuk memberikan informasi dan menambah wawasan tentang penyakit Diare
pada anak.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada ibu selaku dosen
pembimbing mata kuliah Materi Keperawatan Gawat Darurat
Penulis
Contents
KATA PENGANTAR ............................................................ 2
BAB I ...................................................................................... 4
PENDAHLUAN ..................................................................... 4
A. Latar Belakang......................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan ..................................................................................................................... 4
BAB II ..................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................... 5
A. Pengertian Gigitan Binatang ................................................................................... 5
B. Macam-macam Gigitan ........................................................................................... 6
PENDAHLUAN
A. Latar Belakang
Gigitan dan cakaran binatang yang sampai merusak kulit kadang kala
dapat mengakibatkan infeksi. Beberapa luka gigitan perlu ditutup dengan
jahitan, sedangkan beberapa lainnya cukup dibiarkan saja dan sembuh dengan
sendirinya. Dalam kasus tertentu gigitan binatang (terutama oleh binatang liar)
dapat menularkan penyakit rabies, penyakit yang berbahaya terhadap nyawa
manusia. Kalelawar, musang juga anjing menularkan sebagian besar kasus
rabies. Sebagian binatang memiliki bisa (racun) yang berfungsi untuk
melindungi dirinya dan berfungsi untuk menaklukkan mangsanya, banyak
kasus terkena racun dari binatang berbisa ini dapat diatasi dengan baik apabila
berhasil ditangani sejak dini, diantara binatang berbisa itu adalah, ular, liapan,
ikan terutama sejenis ikan lele (sembilang).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pelaksanaan keerawatan pada pasien yang mengalami gigitan
akibat hewan ?
C. Tujuan
Untuk mengeahui tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang
mengalami gigitan hewan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Gigitan Manusia
Penyakit anjing gila tidak hanya terdapat pada anjing saja. Ia juga
dapat menghinggapi kucing, monyet, dan binatang berdarah panas lainnya.
Maka sebaiknya binatang yang menggigit segera ditangkap untuk
diketahui apakah ia menderita penyakit anjing gila atau tidak.
Masa tunas penyakit anjing gila pada manusia cukup lama (10 hari
sampai 2 tahun). Tetapi pada binatang lebih kurang 2 hari kemudian tanda-
tanda penyakit itu sudah nampak.
a. Gigitan Binatang Darat
1) Gigitan Anjing, Kucing, Kera, tikus, dll
Bahaya rabies (penyakit anjing gila) tidak segera mengancam
kecuali bila gigitan terjadi di kepala atau di leher. Gigitan anjing
biasanya “lebih bersih” dibandingkan dengan gigitan binatang lainnya.
Bekasnya tidak begitu dalam dan mudah dibersihkan.Dapat
menyebabkan luka memar yang hebat dan infeksi, serta robekan dari
jaringan.
Gigitan kucing dapat membawa akibat yang lebih serius. Bahaya
infeksi jauh lebih besar daripada gigitan anjing. Bekas gigitan kucing
biasanya dalam dan dapat mengenai urat-urat, atau masuk rongga
sendi, terutama kalau di tangan. Maka infeksi yang ditimbulkannya
akan lebih hebat.
Gigitan tikus dapat menjalarkan beberapa jenis penyakit, antara
lain demam tinggi. Orang Jepang mengatakannya demam Sodoku.
Tanda dan gejala:
i. Sakit kepala
ii. Demam
iii. Kejang-kejang
iv. Kemungkinan rabies
Penanganan
a. Amankan iri dan lingkungan sekitar.
b. Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).
c. Cuci luka dengan air mengalir dan sabun atau larutan
deterjen.
d. Imobilisasikan bagian yang di gigit/ luka tersebut.
e. Berikan SAR(serum anti rabies) bila ada.
f. Bila dapat lakukan penangkaan binatang yang menggigit
untuk identifikasi.
g. Segera bawa penderita ke Rumah Sakit.
2) Gigitan Arthropoda (laba-laba, Tawon, Kelabang, Kala)
Gigitan atau sengatan dari berbagai jenis serangga, laba-laba, kala
dan kelabang, walaupun tidak selalu membahayakan jiwa, dapat
menimbulkan reaksi alergi yang gawat dan bahkan kadang-kadang
dapat berakibat fatal.
Musibah yang diderita dapat akibat dari gigitan, pagutan,
sengatan, atau mungkin hanya sentuhan binatang atau bagian
tubuhnya.
Tanda dan gejala
- Bengkak dan keerahan di daerah gigitan
- Gatal-gatal
- Nyeri dan terasa panas
- Demam, menggigil, kdang disertai sulit tidur
- Dapat terjadi syok
Penanganan
- Aman diri dan lingkungan sekitar
- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).
- Tenangkan penderita
- Ambil segatnya kalau nampak (hati-hati saat mencabut jangan
sampai menekan kantung bias/kelenjar bias).
- Cuci daerah gigitan dengan air sabun atau alcohol 70 % atau
antiseptic.
- Kompres dingin (kompres es).
- Imobilisasikan daerah yang tergigit
- Berikan antihistamin jika reksi ringan.
- Berikan Adrenalin 0,5 mg IM, jika reaksi berat.
- Dapat berikan penawar sakit (ponstan atau tramadol dsb)
- Bawa segera ke Rumah Sakit.
3) Gigitan kelelawar
Kelelawar dapat membawa kuman rabies. Oleh karena itu, jika
digigit kelelawar bahaya rabies juga harus dipikirkan.
Tindakan pertolongan :
Kalau mungkin, tangkaplah binatang yang menggigit untuk
diobservasi selama satu minggu, apakah terjangkit rabies atau tidak.
Kalau binatangnya mati, kirimlah ke Lembaga Pasteur Bandung untuk
diperiksa (melalui Dinas Kesehatan Kota setempat).
Basuhlah luka gigitan itu dengan air mengalir dan sabun atau
obat antiseptik (pembunuh kuman). Tutuplah dengan kasa steril.
Bekas gigitan kucing tidak boleh terlalu banyak digerak-gerakkan dan
harus segera mendapat suntikan antibiotika.
4) Sengatan kalajengking
Binatang ini tergolong serangga yang mempunyai racun pada
ujung ekornya. Racun dimasukkan oleh ekor serangga ke kulit,
sehingga pada saat itu juga, orang yang disengat kalajengking atau
lipan merasa kesakitan.
Beberapa jam kemudian racun itu dierap dan masuk ke dalam
darah, sehingga menimbulkan.
Tanda dan Gejala
- Gelisah,
- Mual,
- Muntah,
- Haus,
- Sakit perut.
Bila kalajengking menyengat anak-anak, dapat menimbulkan
kematian, yamg di dahului dengan sesak napas, sianosis, kelumpuhan,
kejang-kejang, syok, mengigau, dan pingsan.
Akibat sengatan kalajengking pada orang dewasa biasanya tidak
begitu hebat. Pengobatannya hanya simtomatis. Pada luka bekas
gigitan di beri kompres ammonia, bikarbonas natrikus atau kalamin
lasio. Bila ada kejag-kejang, di beri sedative, misalnya valium atau
luminal.
2) Gigitan ubur-ubur
Kelompok hewan-hewan laut ini menimbulkan cedera dengan
sengatan dari sel-sel penyengat dari alat-alat penangkap (tentakel-
tentakel)-nya yang menyebabkan rasa panas terbakar dan sedikit
perdarahan ada kulit. Ubur-ubur ada banyak jenisnya dan hidup di
daerah tropis. Racun ubur-ubur di buat oleh beribu-ribu duri halus
yang terdapat di permukaan badannya. Bila duri halus itu di sentuh
oleh perenang di laut, ubur-ubur akan menyuntukkan racun melalui
duri halus itu.
Kulit yang bersentuhan dengan duri ubur-ubur, akan merasa
gatal bercampur panas. Beberapa menit kemudian akan timbul
urtikaria yang dapat berubah menjadi (lepuh-lepuh visikel). Perasaan
sakit biasanya akan hilang sendiri dalam beberapa jam, tetapi dapat
kambuh lagi beberapa hari kemudian.
Tanda dan gejala
- Rasa panas dan terbakar serta sedikit perdarahan pada kulit.
- Urtikaria
- Mual
- Muntah
- Kejang otot
- Syok
- Kesulitan bernafas
- Keluar air mata terus-menerus
- Mata menjadi merah bengkak, pupil melebar
Penanganan
- Aman diri dan lingkungan sekitar
- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).
- Bebaskan anggota badan yang cedera dari tentakel-tentakel dengan
handuk basah.
- Cuci luka dengan larutan Aromatic Ammonia Spirit atau alcohol
70%
- Berikan 10 ml larutan Na Glukonat.
- Asang tourniket dan berikan antidote Sea Wasp Antivenome (SWA)
bila ada
- Bawa segera ke rumah sakit
3) Gigitan ikan pari (Sting ray)
Kelompok hewan-hewan laut ini menyuntikkan racunnya
dengan menusukkan duri-duri /jarum-jarumnya. Ikan pari termasuk
klas Elasmobrachil mempunyai tulang rawan. Jenis ikan pari yang
terkenal adalah pari kembang, pari bendera, pari pasir, dan pari
burung.
Bentuk badannya pipih seperti cakram dengan ekor menyerupai
cambuk. Pada ekor itu terdapat satu atau lebih duri yang berbisa. Ikan
ini hidup di sekitar pantai. Ikan pari pasir biasanya berbaring di dasar
laut dan tertimbun pasir atau lumpur. Bila ada orang yang menginjak
badan ikan pari, ekornya akan memecut sambil memasukkan durinya.
Orang yang terkena duri ikan pari dalam 10 menit merasa sakit
di sekitar tusukan itu. Makin lama perasaan sakit itu akan makin
bertambah hebat dan menjalar keseluruh anggota badan yang tertusuk.
Perasaan sakit biasanya berlangsung antara 6 – 48 jam, lalu berkurang.
Luka yang ditimbulakan berupa luka tusuk atau lasersi. Untuk
mengeluarkan duri dalam daging, biasanya diperlukan insisi. Setelah
duri di keluarkan biasanya luka akan membengkak, maka dari itu
jangan dilihat langsung, cukup di kompres dengan antiseptic (betadin).
Bila peradangan telah tenang, barulah dilakukan penjahitan sekunder.
Tanda dan gejala
- Pembengkakan
- Mual, muntah dan diare
- Tekanan darah menurun,
- Berkeringat
- Jantung berdenyut tidak teratur
- Kadang-kadang bisa menimbulakan kematian.
- Kejang-kejang bahkan terkadang di sertai kelumpuhan otot-otot.
Penanganan
- Aman diri dan lingkungan sekitar
- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).\
- Bersihkan luka dengan sabun dalam air hangat selam 30-60 menit.
Cara ini efektif untuk me-nonaktifkan racun yang tidak panas
- Bawa segera ke rumah sakit
6) Ikan Hiu
B. Breathing
Walaupun terkadangjalan nafas dapat ditngani tapi belum tentu pola
nafasnya sudah teratur. Lihat pergerakan dada klien dan laukan
auskultasi untuk mendengarkan suara klien. Pada kasus ini dapat atau
keterlibatan pusat pernafasan.
Kontraksi otot hebat otot-otot pernafasan atau keterlibatan pusat
pernafasan.
Diagnosa : ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan kekuatan
otot pernafasan atau tenggorokan
Intervensi :
1) Observasi warna kulit, membrane mukosa dan kuku, catat adanya
sianosis. Perubahan warna kulit dan membrane mukosa
menandakan terjadinya kekurangan oksigen.
2) Pertahankan istirahat tidur
Mencegah kelelahan dan menurunkan kebutuhan oksigen untuk
kemudahan perbaikan infeksi.
3) Kaji usaha dan bunyi frekuensi nafas pasien
Mengetahui tinkat usaha nafas pasien
4) Ausultasi bunyi nafas dengan mendekatan telinga pada hidug
pasien serta pipi ke ulut pasien
a. Mengetahui masih adanya usaha nafas pasien
b. Pantau ekspansi dada pasien
c. Mengetahui masih adanya pengembangan dada pasien
5) Kaji frekuensi dan kedalam pernafasan pasien
Frekuensi dan kedalaman pernafasan menunjukan usaha klien
dalam memenuhi kebutuhan oksigenasinya.
6) Auskultasi dan dengarkan bunyi nafas
Mengetahui adanya bunyi nafas tambahan
C. Circulation
Pada kasus ini terjadi disfungsi otonomik yang menyebabkan
hipertensi, hipotensi, aritmi, takikardi, dan henti jantung. Kejang dapat
local maupun generalisata dan sering bersamaan dengan aritmia.
Diagnose keperawatan :
Penurunan curah jantung berhubungan dengan aritmia
Intervensi :
1) Obserfasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna
dan kehangatan kulit.
Penurunan curah jantung dapat menunjukan menurunnya nadi
perifer. Pucat menunjukan menurunnya perifer sekunder terhada
tidak adeuatnya curah jantung.
2) Berikan posisi terlentang, bila tekanan darah dalam rentang lebih
rendah dari biasanya
3) Pantau tanda-tanda vital (nadi, wana kulit) dengan menyentuh nadi
jugularis.
4) Pantau tanda-tanda syok
5) Kolaborasi dalam pemberian cairan parienteral
6) Kolaborasi dalam pemberian antikoagulan untuk mencegah
pembentukan thrombus.
SECONDARY SURVEY
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari
binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu
yang mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi
dua jenis; yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada
umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada luka
biasa. Seseorang yang tergigit mempunyai resiko terinfeksi. Pada
umumnya bila tergigit binatang, perlu mendapatkan pemeriksaan medis.
Gigitan binatang termasuk dalam kategori racun yang masuk
kedalam tubuh melalui suntikan. Gigitan bintang atau engatan serangga
dapat menyebabkan nyeri yang hebat dan/ atau pembengkakan. Gigitan
dan sengatan berbagai binatang walaupun tidak selalu membahayakan jiwa
dapat menimbulkan reaksi alergi yang hebat dan bahkan kadang-kadang
dapat berakibat fatal.
DAFTAR PUSTAKA