Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PROSES KELOMPOK

INTERVENSI AGREGAT PADA REMAJA TENTANG PENCEGAHAN


BULLYING DI SMP GOLDEN TERHADAP REMAJA DI RT.002 RW.006
KEL. KAMPUNG JAWA

OLEH KELOMPOK AGREGAT REMAJA


LOKAL IIIA:

1. AYU NELVAL SARI


2. LIDIANA AFRIANZAH PUTRI
3. NIA DARMA PUTRI
4. ROZI SAFPUTRA

PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN SOLOK


POLITEKNIK KESEHATAN PADANG
TAHUN 2020
PROSES KELOMPOK

1. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari

satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola

perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock,1998). Oleh karenanya,

remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau

kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial.

Komitmen pengakuan dan perlindungan terhadap hak atas anak telah dijamin

dalam UU Dasar Negara RI Tahun 1945 pasal 288 ayat (2) menyatakan bahwa setiap

anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas

perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Peraturan perundang-undangan yang

terkait dengan anak telah banyak diterbitkan, namun, dalam implementasinya di lapangan

masih menunjukkan adanya berbagai kekerasan yang menimpa pada anak antara lain

adalah bullying.

Bullying (dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai “penindasan/risak”) merupakan

segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang

atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan

untuk menyakiti dan dilakukan secara terus-menerus.

Terdapat banyak defenisi mengenai bullying, terutama yang terjadi dalam konteks

lain seperti di rumah, tempat kerja, masyarakat, komunitas virtual. Namun dalam hal ini

dibatasi dalam konteks school bullying atau bullying di sekolah. Djuwita dan Soesetio

(2005) mendefenisikan school bullying sebagai perilaku agresif yang dilakukan berulang-
ulang oleh seorang atau sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap

siswa/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut.

Kasus bullying yang kerap terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia kian

memprihatinkan. Hasil kajian Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter

tahun 2014 menyebutkan, hamper setiap sekolah di Indonesia ada kasus bullying, meski

hanya bullying verbal dan Psikologis/mental.

Dari uraian di atas, maka kelompok tertarik untuk memberikan penyuluhan dan

cara pencegahan bullying pada remaja melalui peran orang tua terhadap remaja di RT.002

RW.00 Kel. Kampung Jawa.

2. Tujuan Implementasi Keperawatan


Diagnosa Keperawatan: Kesiapan Peningkatan Pengetahuan (D.0113)
2.1 Tujuan Umum

Tujuan umumnya yaitu keluarga dapat mengetahui bagaimana peran keluarga

terhadap remaja dalam pencegan perilaku bullying.

2.2 Tujuan Khusus


2.1.1 Untuk mengetahui konsep bullying.
2.1.2 Untuk mengetahui tentang peran orang tua terhadap remaja tentang pencegahan
bullying.
2.1.3 Untuk mengetahui penatalaksaan yang baik pada remaja.
3. Persiapan Implementasi Keperawatan Komunitas
3.1 Metode
Metode yang digunakan yaitu berupa ceramah dan Tanya jawab
3.2 Media
Media yang digunakan yaitu Lembar Balik dan Leaflet
3.3 Waktu dan Tempat
Hari : Rabu/ 26 Februari 2020
Tempat : SMP IT Golden Kota Solok
Waktu : 08.00 s/d selesai
Sasaran : Siswa SMP IT Golden Kota Solok
4. Pelaksanaan Kegiatan
Penanggung jawab : Syahrum, S.Pd, M.Kes
Moderator : Lidiana Afrianzah Putri
Leader : Nia Darma Putri
Observer : Ayu Nelval Sari
Fasilitator & Dokumentasi : Rozi Safputra
5. Rencana Kegiatan

Waktu Prosedur Pelaksanaan Penanggung jawab


5 menit Pembukaan Moderator
20 menit Penyampaian Materi: Leader
- Mengevaluasi apakah Duta Anti Bullying setiap
harinya memimpin teman sekelasnya
mengucapkan satu caption tentang anti Bullying
setiap paginya.
- Menampilkan video berupa drama tentang
perilaku Bullying pada remaja dan siswa diminta
menyimpulkan kembali video yang dilihat serta
memberikan kesimpulan.
5 menit Kesimpulan Observer
5 menit Penutup Moderator

6. Proses Implementasi Keperawatan


Tahapan dari implementasi keperawatan komunitas yaitu:
6.1 Persiapan
6.1.1 Perawat
Persiapan yang harus dilakukan perawat adalah :
Mempersiapkan semua tempat dan materi berupa lembar balik dalam bentuk
copyan dan dibagikan kepada semua peserta penyuluhan.
6.1.2 Sasaran
Persiapan yang harus dilakukan remaja adalah :
Remaja semua berkumpul di Aula SMP IT Golden.
7. Evaluasi Implementasi
7.1 Kriteria Struktur
5.1.1 Waktu mulai penyuluhan jam 08.30 WIB
5.1.2 Persiapan media alat disiapkan beberapa hari sebelum penyuluhan.
5.5.3 Persediaan media berupa lembar balik
7.2 Kriteria Proses
7.2.1 Remaja mendengarkan materi yang disampaikan
7.2.2 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat sebelum penyuluhan selesai
7.2.3 Peserta menyimpulkan jawaban dari beberapa pertanyaan yang diberikan
7.3 Kriteria Hasil
7.3.1 Peserta memahami tentang apa itu Duta Anti Bullying
7.3.2 Peserta memahami tentang tugas dari Duta Anti Bullying
7.3.3 Peserta khususnya Duta Anti Bullying menjalankan tugas setiap harinya
8. Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas di RT.002 RW.00 Kel. Kampung Jawa

DATA DIAGNOSIS SLKI SIKI


Data Subjektif: Kesiapan Tingkat Pengetahuan Promosi Kesiapan
a. Remaja mengatakan Peningkatan Definisi : Penerimaan Informasi
ingin mengetahui apa Pengetahuan Kecukupan informasi (I.12470)
itu bullying lebih jelas (D.0113) kognitif yang berkaitan Definisi :
b. Remaja dapat Definisi : dengan topik tertentu. Meningkatkan kesiapan
menjelaskan Perkembangan pasien dalam menerima
bagaimana informasi Kategori : Perilaku informasi tentang kondisi
pengalaman kognitif yang Subkategori : kesehatan.
sebelumnya tentang berhubungan Penyuluhan dan
bullying dengan topik pembelajaran Kategori :
- Remaja mengatakan kesehatan dan Perilaku
dapat Kriteria Hasil: Subkategori :
minat dalam ditingkatkan. a. Perilaku sesuai anjuran Penyuluahn dan
(4) pembelajaran
mendengarkan materi Kategori : b. Kemampuan
Perilaku menjelaskan Tindakan
penyuluhan Sub Kategori: pengetahuan tentang Observasi
Penyuluhan bullying (4) a. Identifikasi informasi
dan c. Kemampuan yang akan
pembelajaran menggambarkan disamapaikan
pengalaman b. Identifikasi keseiapan
sebelumnya yang sesuai menerima informasi
dengan bullying (4) Terapeutik
- Perilaku sesuai dengan a. Lakukan penguatan
pengetahuan (4) potensi remaja dalam
menerima informasi
b. Dahulukan
menyampaikan
informasi baik (positif)
sebelum menyampaikan
informasi kurang baik
(negatif)
Edukasi
- Berikan informasi
beruapa lembar balik
untuk memudahkan
remaja dalam menerima
informasi

9. Materi
a. Pengertian
Bullying adalah prilaku agresif dan negative seseorang atau sekelompok orang

secara berulang kali yang menyalahgunakan ketidakseimbangan kekuatan dengan tujuan

untuk menyakiti targetnya (korban) secara mental atau secara fisik. Menurut Alexander

(dikutip Sejiwa: 2008 dalam Widiharto: 2008) menjelaskan bahwa bullying adalah

masalah kesehatan publik yang perlu mendapatkan perhatian karena orang-orang yang

menjadi korban bullying kemungkinan akan menderita depresi dan kurang percaya diri.

Penelitian-penelitian juga menunjukkan bahwa peserta didik yang menjadi korban

bullying akan mengalami kesulitan dalam bergaul.

Bullying berasal dari bahasa Inggris (bully) yang berarti menggertak atau

mengganggu. banyak definisi tentang bullying ini, terutama yang terjadi dalam konteks

lain (tempat kerja, masyrakat, komunitas virtual). Bullying secara sederahana diartikan

sebagai penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau kelompok

sehingga korban merasa tertekan, trauma dan tidak berdaya (Suryanto: 2007)

Banyak orang menindas untuk menarik perhatian kepada diri mereka sendiri bisa

juga dikatakan agar mendapatkan pengakuan dari orang lain. Perilaku tersebut bahkan

dapat menyebabkan pertengkaran jika orang yang semakin ditindas adalah seseorang

yang biasanya merupakan pusat perhatian. Hal ini tentu bukan hal yang baik, terutama

jika bullying terjadi di lingkungan perusahaan. Seseorang mengganggu orang lain karena

ia mungkin berpikir bahwa ia lebih unggul dari mereka. Dia dapat mempertimbangkan

keunggulan dalam hal kecerdasan, status sosial, status keuangan, dll. Pelaku intimidasi di

sekolah juga menargetkan orang lain karena mereka sangat ingin sesuatu yang mereka

tidak mampu untuk memperoleh, sesuatu yang orang lain miliki, seperti studi catatan,

video game , gadget, dll.


b. Tanda dan Gejala

• Kesulitan bergaul

• Merasa takut datang ke sekolah sehingga sering bolos

• Ketinggalan pelajaran

• Kesehatan fisik dan terganggu

• Mengalami kesulitan berkonsentrasi mengikuti pelajaran

c. Penyebab
1. Kurang perhatian
2. Ingin berkuasa
3. Pola asuh dalam keluarga
4. Ekspos kekerasan dari media
5. Pernah jadi korban kekerasan
6. Riwayat berkelahi
7. Faktor pubertas dan krisis identitas

Berikut adalah beberapa faktor yang menanamkan perilaku bullying pada individu :

1. Masalah Keluarga

Sebuah latar belakang keluarga terganggu dan kasar sering menjadi salah satu

alasan utama anak-anak berubah menjadi pengganggu. Dia mencoba untuk menebus

perasaan yang tak diinginkan dan tak berdaya, di sebuah rumah tangga kasar dan

disfungsional, dengan cara mengintimidasi orang lain.

2. KarenaPernahDiintimidasiSebelumnya

Ketika seseorang pernah diintimidasi, mereka merasa perlu untuk berbagi

stres yang sama menjadi korban bullying dengan membuat orang lain menderita.

3. Rendah Nilai Diri


Merasa tidak senang soal penampilan seseorang, status sosial, nilai, kinerja,

dapat menyebabkan perilaku intimidasi seperti itu membuat orang tersebut merasa

baik tentang dirinya sendiri ketika ia menghina dan melecehkan target yang lemah.

4. Kurangnya Empati

Seseorang yang tidak memiliki empati, tidak menyadari efek dari perilakunya

menindas para korban, bahkan setelah melihat mereka menderita. Pelaku seperti ini

menderita beberapa gangguan psikologis.

5. Kecemburuan, Kemarahan, dan Tekanan dariTeman

Takut didiskriminasi dan keinginan yang kuat untuk diterima oleh kelompok

popular mungkin membuat seoranganak normal dinyatakan berubah menjadi

pengganggu. Tekanan dari teman sebaya, terutama di sekolah, sering menyebabkan

individu berpartisipasi dalam kegiatan kelompok bullying, meskipun enggan.

d. Dampak

Dampak terhadap korban bullying contohnya kurang minat mengerjakan tugas

dari sekolah, sering absen dan bolos sekolah, prestasi menurun, kurang pergaulan dengan

teman-teman sekolahnya, mudah emosi (labil) ketika depresi, marah, sedih, sering

mengalami sakit kepala, sakit perut, nafsu makan menurun, sulit tidur, sering terlihat ada

luka dan memar, barang-barang pribadi banyak hilang karena dipalak atau dicuri.

Dampak terhadap pelaku bullying adalah prestasinya rendah, suka menyendiri,

termasuk merokok, menggunakan narkoba, dan tindakan-tindakan kepada kekerasan dan


anarkis, sering bolos sekolah, sikap yang menantang orang tua maupun orang dewasa,

khususnya bagi mereka yang memegang otoritas, dihukum pidana di pengadilan.

e. Cara Sekolah Mengatasi Bullying


a. Membentuk nilai-nilai persahabatan.
b. Pemberdayaan siswa untuk profesional, aktif, dan berprestasi.
c. Membengun komunikasi efektif
f. Menjaga Lingkungan Anak Bebas dari Bullying
1) Perhatikan dan kenalilah dengan baik teman dari anak anda.
2) Berikan pemahaman cara bergaul kepada anak anda
3) Sarankan teman dan lingkungan yang menurut anda baik
4) Ajarkan cinta kasih antar sesama
5) Memupuk keberanian dan ketegasan
6) Membangun rasa percaya diri anak
7) Tanamkan nilai-nilai keagamaan
g. Duta Anti Bullying

Duta Anti Bullying adalah perwakilan siswa dan siswi yang dipilih langsung oleh

siswa lainnya sebagai pemimpin atau pedoman untuk menerapkan Anti Bullying di SMP

IT Golden.

h. Tugas Duta Anti Bullying


o Duta Anti Bulyying sebagai perwakilan dari temannya dan lebih mengetahui

tentang apa itu Bullying.


o Duta Anti Bullying memimpin teman-temannya menyebutkan caption Anti

Bullying setiap paginya.


o Duta Anti Bullying bertugas mengontrol teman-temannya untuk tidak melakukan

perilaku Bullying.
i. Manfaat Drama atau Video Anti Bullying bagi Remaja

Remaja biasanya akan lebih mudah memahami materi jika disampaikan berupa

video yang menarik. Dari video yang ditampilkan, diharapkan siswa dapat menyimpulkan

dan menerapkan anti Bullying terutama pada diri sendiri dan lingkungan disekitarnya.

Sehingga tidak ada lagi perilaku Bullying pada remaja.


10. Daftar Pustaka

Mussen, P. H., Conger, J. J., Kagan, J., & Huston, A. C. (1994). Perkembangan dan

kepribadian anak. Jakarta: Penerbit Arcan, p. 233. Jakarta: Arcan.

Purwoko, Y. (2001). Memecahkan Masalah Remaja. Retrieved from

http://remajadimalaysia.blogspot.com/

PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta:

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta:

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta:

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai