Assalamualaikum wr.wb
Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun akan selalu ada kekurangan karena manusia tak lepas dari yang namanya khilaf. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih
baik lagi.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang
membacanya.
1
Daftar Isi
Kata Pengantar………………………………………………………………………….……………..1
Daftar Isi……………………………………………………………………………….………………2
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….………….……3
C. Tujuan………………………………………………………………………….………………4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ISPA………………………………………………………………..5
B. Tanda dan gejala ISPA……………………………………………………..…..6
C. Patofisiologi ISPA………………………………………………………….....….8
D. Penyebab ISPA…………………………………………………………………9
E. ASKEP ISPA…………………………………………………………………..12
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………….23
B. Saran…………………………………………………………………………………...…………23
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….…….……24
2
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Usaha peningkatan kesehatan masyarakat pada kenyataannya tidaklah mudah seperti
membalikkan telapak tangan saja, karena masalah ini sangatlah kompleks, dimana penyakit yang
terbanyak diderita oleh masyarakat terutama pada yang paling rawan yaitu ibu dan anak, ibu
hamil dan ibu menyusui serta anak bawah lima tahun. Salah satu penyakit yang diderita oleh
masyarakat terutama adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) yaitu meliputi infeksi akut
saluran pernapasan bagian atas dan infeksi akut saluran pernapasan bagian bawah. ISPA adalah
suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun
dinegara maju dan sudah mampu. dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena
penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak
dapat pula memberi kecacatan sampai pada,masa dewasa. dimana ditemukan adanya hubungan
dengan terjadinya Chronic Obstructive Pulmonary Disease.
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian
bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak
diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % -60 % dari kunjungan
diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA
mencakup 20 % -30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada
bayi berumur kurang dari 2 bulan. Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih
sangat tinggi. Kematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam
keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi. Data morbiditas penyakit
pneumonia di Indonesia per tahun berkisar antara 10 -20 % dari populasi balita. Untuk
mengurangi terjadinya ISPA pada anak dan balita maka dilakukan deteksi dini oleh masyarakat
atau kader dengan cirri balita dan anak dalam keadaan batuk, sukar bernafas, segera dibawa ke
puskesmas atau UPK terdekat untuk mendapatkan pengobatan.
3
b. Rumusan masalah
1. Apa pengertian ISPA?
2. Apa saja tanda dan gejala ISPA?
3. Bgaimana patofisiologi ISPA?
4. Apa saja penyebab ISPA?
5. Bagaimana ASKEP ISPA?
c. tujuan
1. untuk menjelaskan pengertian ISPA
2. untuk Menjelaskan tanda dan gejala ISPA
3. untuk Menjelaskan patofisiologi ISPA
4. untuk Menyebutklan penyebab ISPA
5. untuk menjelaskan ASKEP ISPA
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Penyebab utama ISPA adalah virus. Virus ini biasanya menyebabkan gejala menyerupai flu
(flu-like syndrome),seperti demam dengan batuk,hidung berair/selesma,sakit kepala,mulas/diare
dan lemas.
1. hindari daerah yang padat dengan kerumunan orang,terutama jika sudah terjadi wabah
atau sudah ada banyak orang yang mengalami infeksi pernafasan (demam,batuk.sesak).
2. jangan kontak langsung dengan penderita yang menunjukkan gejala yang diatas.
3. Jangan terpapar langsung oleh udara dari AC.
4. Jangan minum air dingin/es
5. Vaksinisasi (misalnya vaksin influenza) dapat mencegah dan memperingati gejala
penyakit.
5
Ispa merupakan penyakit yang menyerang sistem pernafasan manusia bagian atas,yaitu
hidung,laring (tekak),dan tenggorokan. Penyakit ini sering dijumpai pada masa peralihan cuaca.
Penyebab munculnya ispa hampir sama dengan influenza,yaitu karena kekebalan tubuh yang
menurun. Gejala ispa sedang berupa demam tinggi hingga 39 derajat C,tenggorokan merah,pada
kulit terdapat bercak-bercak berwarna merah menyerupai campak,telinga sakit dan mengeluarkan
darah,serta pernafasan berbunyi mendecit. Sementara itu,pada ispa berat gejala –gejalanya
berupa bibir dan kulit mulai membiru,kesadaran menurun,gelisah dan pernafasan berbunyi keras.
Pemberian antibiotic adalah untuk mencegah terjadinya infeksi yang lebih parah. Pada kasus
ispa,ketika ingus dan dahak sudah berwarna hijau,disarankan pemberian antibiotic kepada
penderita karena artinya sudah ada infeksi akibat bakteri.
- Batuk
- Demam
- Nausea
6
- Muntah
- Anoreksia
Gejala-gejala ISPA biasanya muncul lebih kurang 3 hari setelah seseorang terkena infeksi
dan mereda secara komplit sekitar 7-12 hari.
ISPA yang disebabkan oleh alergi dan virus biasnya menimbulkan gejala rhinitis dengan
gejala pada hidung berair, hidung mampet, bersin, lelah, demam dan kemudian diikuti
dengan sakit tenggorokan dan suara menjadi serak.
ISPA yang disebabkan oleh bakteri biasanya menimbulkan taringitis dengan gejala sakit
tenggorokan tanpa gejala pilek dan bersin.
ISPA yang disebabkan oleh jamur biasanya menimbulkan sinusitis.
Gejala-gejala umum seperti sakit kepala, demam, mual, muntah, perasaan lemas dan capek
dan nyeri seluruh badan bisa merupakan gajala-gajala umum dari ISPA. (Krishna, A :128)
1. Demam, pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala demam muncul jika
anak sudah mencaapai usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun. Seringkali demam muncul
sebagai tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh bisa mencapai 39,5OC-40,5OC.
3. Anorexia, biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit. Bayi akan menjadi
susah minum dan bhkan tidak mau minum.
4. Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi
tersebut mengalami sakit.
7
5. Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran pernafasan
akibat infeksi virus.
7. Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan lebih mudah
tersumbat oleh karena banyaknya sekret.
8. Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan, mungkin
tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran pernafasan.
9. Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya suara
pernafasan.
C. PATOFIOLOGI ISPA
• Tahap prepatogenesis : penyuebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-apa
• Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi lemah
apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
• Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala demam dan
batuk. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh sempurna, sembuh
dengan atelektasis,menjadi kronos dan meninggal akibat pneumonia.
Saluran pernafasan selama hidup selalu terpapar dengan dunia luar sehingga untuk
mengatasinya dibutuhkan suatu sistem pertahanan yang efektif dan efisien. Ketahanan saluran
pernafasan tehadap infeksi maupun partikel dan gas yang ada di udara amat tergantung pada tiga
unsur alami yang selalu terdapat pada orang sehat yaitu keutuhan epitel mukosa dan gerak
mukosilia, makrofag alveoli, dan antibodi.
8
Infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran nafas yang sel-sel epitel mukosanya telah
rusak akibat infeksi yang terdahulu. Selain hal itu, hal-hal yang dapat mengganggu keutuhan
lapisan mukosa dan gerak silia adalah asap rokok dan gas SO2 (polutan utama dalam
pencemaran udara), sindroma imotil, pengobatan dengan O2 konsentrasi tinggi (25 % atau
lebih).
D. PENYEBAB ISPA
Penyebab ISPA bisa terjadi karena serangan mikroorganisme virus, bakteri dan jamur. Dari
tiga penyebab ISPA ini, viruslah yang sering menimbulkan ISPA. Berikut beberapa
mikroorganisme yang membuat ISPA muncul:
1. Adenovirus
2. Rhinovirus
Rhinovirus merupakan virus yang memiliki RNA dan merupakan bagian dari
Picornaviridae famili. Virus ini memiliki jenis yang banyak hingga 99 jenis dalam famili
tersebut. Masalah pilek merupakan gangguan yang juga bisa diakibatkan oleh Rhinovirus.
Faktanya, 30% hingga 80% pada semua kasus rhinovirus, virus inilah yang sering dan
banyak ditemukan pada penderita pilek. Namun pada anak-anak, pilek ini bisa berubah
menjadi ISPA yang serius jika sistem kekebalan tubuhnya lemah.
3. Coronavirus
Coronavirus merupakan virus yang bisa menyebabkan penyakit ISPA. Virus ini
ditemukan pada manusia pertama kali tahun 1960-an. Bukan hanya manusia, hewan pun
juga bisa terinfeksi oleh virus ini. Pada manusia, siapapun bisa terserang virus ini.
Namun, anak-anaklah yang paling rentan terinfeksi. Penyebaran virus ini bisa terjadi
9
melalui udara pada penderita batuk dan bersin, serta melalui kontak langsung dengan
menyentuh atau berjabat tangan yang kemudian bisa terkontaminasi jika menyentuh
mulut, hidung, ataupun mata kita sendiri.
4. Pneumokokus
5. Streptokokus
Streptokokus adalah salah satu genus pada bakteri nonmotil dan mengandung sel
gram positif. Nama lain dari virus ini adalah Step Throat. Bentuknya bulat, bisa
berpasangan ataupun membentuk rantai. Sampai saat ini, sudah sekitar 20 jenis bakteri
Streptokokus yang ditemukan. Infeksi Streptokokus bisa menyerang siapa termasuk anak-
anak, orang dewasa hingga lansia. Bakteri ini merupakan bakteri yang bisa menyebabkan
ISPA karena bakteri ini sering menimbulkan meningitis, pneumonia, erisipelas, radang
tenggorokan, radang paru-paru dan endokarditis.
10
membutuhkan perawatan yang lebih serius sebab bisa mengakibatkan komplikasi seperti
pneumonia dan bronkiolitis, serta munculnya masalah pernafasan berat yang berujung
pada kematian.
7. Virus Influenza
Virus Influenza merupakan virus yang sangat menular terutama jika seseorang
sedang mengalami batuk atau bersin. Virus ini juga merupakan virus penyebab terjadinya
influenza atau yang dikenal dengan penyakit flu yang biasanya merupakan gejala dari
penyakit ISPA. Dengan tiga tipe yang dimiliki, virus ini mampu menyerang manusia
hingga hewan sekalipun. Bahkan pada alam, virus ini biasa ditemukan pada unggas liar.
Selain karena serangan mikroorganisme, penyakit ISPA juga bisa terjadi karena
terkena debu dan asap. Debu atau asap yang halus dan tidak terlihat, dapat masuk ke
lapisan mukosa hingga terdorong menuju faring karena tidak dapat disaring oleh rambut
yang ada pada hidung.
Hal ini tentu juga berlaku untuk perokok dan pemasak. Perlu diketahui, penyebab
lainnya yang bisa menyebabkan ISPA semakin meningkat adalah kebiasaan merokok dan
kebiasaan memasak, walaupun kebiasaan memasak ini sendiri jarang terbukti. Hal ini
terjadi karena asap yang timbul dari rokok maupun dari dapur, bisa membuat silia dalam
11
saluran pernafasan menjadi rusak sedikit demi sedikit. Oleh karena itu, perlu kebiasaan
baik yang terpola untuk menanggulangi penyebab ISPA.
Virus dan bakteri yang menyebabkan ISPA pada anak ini dapat menginfeksi anak dengan cara:
Anak dekat dengan seseorang yang terinfeksi ISPA. Saat seseorang dengan virus yang
menyebabkan ISPA bersin dan batuk tanpa menutup hidung dan mulutnya.
Anak berada di ruangan tertutup dan penuh sesak, dan ada orang yang terinfeksi virus
ISPA di dekat anak.
Saat orang yang terinfeksi virus menyentuh hidung dan mata anak. Infeksi dapat
ditularkan saat cairan yang terinfeksi bersentuhan dengan hidung dan mata.
Udara di sekitar anak sangat lembab. Virus yang menyebabkan ISPA sangat senang
berada di lingkungan lembab.
Saat kekebalan tubuh anak sedang lemah, anak lebih mudah tertular ISPA
Riwayat kesehatan:
- Riwayat penyakit dahulu (apakah klien pernah mengalami penyakit sepertiyang
dialaminya sekarang).
12
Pemeriksaan fisik :
a. Inspeksi :
b. Palpasi :
- Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeritekan pada
nodus limfe servikalis.
c. Perkusi :
d. Auskultasi :
o Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru.
13
Ø PENGKAJIAN (Menurut Khaidir Muhaj (2008):
ü Identitas Pasien.
ü Jenis kelamin :Angka kesakitan ISPA sering terjadi pada usia kurang dari 2 tahun,
dimana angka kesakitan ISPA anak perempuan lebih tinggi daripada laki-laki di negara
Denmark .
ü Alamat : Kepadatan hunian seperti luar ruang per orang, jumlah anggota keluarga, dan
masyarakat diduga merupakan faktor risiko untuk ISPA. Penelitian oleh Kochet al (2003)
membuktikan bahwa kepadatan hunian (crowded) mempengaruhi secara bermakna
prevalensi ISPA berat .Diketahui bahwa penyebab terjadinya ISPA dan penyakit
gangguan pernafasan lain adalah rendahnya kualitas udara didalam rumah ataupun diluar
rumah baik secara biologis, fisik maupun kimia. Adanya ventilasi rumah yang kurang
sempurna dan asap tungku di dalam rumah seperti yang terjadi di Negara Zimbabwe akan
mempermudah terjadinya ISPA anak .
Riwayat Kesehatan :
Dua hari sebelumnya klien mengalami demam mendadak, sakit kepala, badan lemah,
nyeri otot dan sendi, nafsu makan menurun, batuk,pilek dan sakit tenggorokan.
14
4) Riwayat penyakit keluarga:
Menurut anggota keluarga ada juga yang pernah mengalami sakit seperti penyakit klien
tersebut.
ien mengatakan bahwa klien tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat penduduknya.
Pemeriksaan Persistem
B1 (Breath) :
· Inspeksi :
· Palpasi :
o Adanya demam.
o Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher / nyeri tekan pada nodus
limfe servikalis.
· Perkusi :
15
o Suara paru normal (resonance).
· Auskultasi :
o Suara napas vesikuler / tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru.
B3 (Brain) : penginderaan Pupil isokhor, biasanya keluar cairan pada telinga, terjadi
gangguan penciuman.
B5 (Bowel) : pencernaan Nafsu makan menurun, porsi makan tidak habis Minum sedikit,
nyeri telan pada tenggorokan.
Pemeriksaan Penunjang :
1) Pemeriksaan kultur/ biakan kuman (swab); hasil yang didapatkan adalah biakan kuman (+)
sesuai dengan jenis kuman.
2) Pemeriksaan hitung darah (deferential count); laju endap darah meningkat disertai dengan
adanya leukositosis dan bisa juga disertai dengan adanya thrombositopenia.
B. Diagnosa keperawatan
Tujuan :
16
- Pasien akan menunjukkan termoregulasi(keseimbangan antara produksi panas,
peningaktan panas, dan kehilangna panas).
Tujuan :
B. Biokimia:
C. Clinis:
17
D. Diet:
3) Nyeri akut b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil.
4) Risiko tinggi penularan infeksi b.d tidak kuatnya pertahanansekunder (adanya infeksi
penekanan imun).
C. Intervensi
1. Intervensi:
18
- Dalam pemberian terapi, obat antimikrobial
- Antipiretika
Rasionalisasi:
c. Proses hilanganya panas akan terhalangi untuk pakaian yang tebaldan tidak
akan menyerap keringat.
2. Intervensi:
b. Berikan makan porsi kecil tapi sering dan dalam keadaan hangat.
d. Kolaborasi: konsultasi ke ahli gizi untuk memberikan diet sesuaikebutuhan klien.
Rasionalisasi:
a. Berguna untuk menentukan kebutuhan kalori, menyusun tujuan BBdan evaluasi
keadekuatan rencana nutrisi.
19
b. Untuk menjamin nutrisi adekuat/meningkatkan kalori total.
c. Nafsu makan dapat dirangsang pada situasi rileks, bersih, danmenyenangkan.
e. Metode makan dan kebutuhan kalori didasarkan pada situasi ataukebutuhan
individu untuk memberikan nutrisi maksimal.
3. Intervensi:
b. Anjurkan klien untuk menghindari alergen/iritan terhadap debu, bahankimia, asap
rokkok, dan mengistirahatkan/meminimalkan bicara bila suara serak.
d. Kolaborasi: berikan obat sesuai indikasi (steroid oral, IV, dan inhalasi, & analgesik)
Rasionalisasi:
4. Intervensi:
20
b. Jaga keseimbangan antara istirahat dan aktivitas.
d. Tingkatkan daya tahan tubuh, terutama anak dibawah usia 2 tahun,lansia, dan
penderita penyakit kronis. Konsumsi vitamin C, A danmineral seng atau anti oksidan
jika kondisi tubuh menurun/asupanmakanan berkurang.
Rasionalisasi:
d. Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tahanan terhadap
infeksi.
e. Dapat diberikan untuk organisme khusus yang teridentifikasi dengankultur dan
sensitifitas atau diberikan secara profilaktik karena risiko tinggi.
D.Implementasi Keperawatan
21
o Membantu jenis dan makanan yang dimakan klien
o Membuat catatan makanan harian
o Monitor lingkungan selama klien makan.
o Monitor intake nutrisi
III . Nyeri akut b.d inflamasi pada membrane mukosa faring dan tonsil
Tingkatkan istirahat
Berikan informasi tentang nyeri kepada keluarga anak ,seperti penyebab nyeri
berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidak nyamanan dari prosedur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic pertama kali.
Membatasi pengunjung
Mempertahankan teknik isolasi
Memperbanyak istirahat
E.Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam
pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau intervensi
keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001).
22
BAB III
PENUTUP
. Kesimpulan
Penyakit ISPA adalah salah satu penyakit yang banyak diderita bayi dan anak-anak,
penyebab kematian dari ISPA yang terbanyak karena pneumonia. Klasifikasi penyakit ISPA
tergantung kepada pemeriksaan dan tanda-tanda bahaya yang diperlihatkan penderita,
Penatalaksanaan dan pemberantasan kasus ISPA diperlukan kerjasama semua pihak, yaitu
peranserta masyarakat terutama ibu-ibu, dokter, para medis dam kader kesehatan untuk
menunjang keberhasilan menurunkan angka, kematian dan angka kesakitan sesuai harapan
pembangunan nasional.
. Saran
Karena yang terbanyak penyebab kematian dari ISPA adalah karena pneumonia, maka
diharapkan penyakit saluran pernapasan penanganannya dapat diprioritaskan. Disamping itu
penyuluhan kepada ibu-ibu tentang penyakit ISPA perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara
berkesinambungan, serta penatalaksanaan dan pemberantasan kasus ISPA yang sudah
dilaksanakan sekarang ini, diharapkan lebih ditingkatkan lagi.
23
DAFTAR PUSTAKA
Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta: Penerbit buku kedokteran
EGC.
Susilowati, Tina. 2010. Inti sari superpintar RPAL. Yogyakarta: PT Benteng Pustaka.
https://halosehat.com/penyakit/ispa/9-penyebab-ispa-pada-anak-dan-dewasa
https://hellosehat.com/parenting/tips-parenting/tips-mencari-dokter-anak-yang-tepat/
24