Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


GIGITAN BINATANG

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Stase Keperawatan Gawat Darurat

DISUSUN OLEH:
Sadili
Restu Resdian
Siti Nurhairani Arbain

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP PROFESI
CIMAHI
2020
A. Pengertian Gigitan Binatang

Gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang


tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang
mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis;
yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko
infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada luka biasa. Seseorang yang
tergigit mempunyai resiko terinfeksi. Pada umumnya bila tergigit binatang,
perlu mendapatkan pemeriksaan medis,
Gigitan binatang termasuk dalam kategori racun yang masuk kedalam
tubuh melalui suntikan. Gigitan bintang atau engatan serangga dapat
menyebabkan nyeri yang hebat dan/ atau pembengkakan. Gigitan dan sengatan
berbagai binatang walaupun tidak selalu membahayakan jiwa dapat
menimbulkan reaksi alergi yang hebat dan bahkan kadang-kadang dapat
berakibat fatal.
Kesadaran akan penyebab dari gigitan dan sengatan ini dapat mengurangi
atau mencegah timbulnya korban. Pengetahuan tentang penanganan yang cepat
dari tindakan pertolongan pertama dapat mengurangi parahnya cedera akibat
gigian dan sengatan tersebut dan menjaga penderita dari sakit yang parah.

B. Macam-macam Gigitan
1. Gigitan Manusia
Ada dua macam gigitan manusia yaitu:
a. Luka akibat meninju mulut lawan yang mengenai gigi sehingga
menimbulkan luka pada kulit lengan.
b. Luka karena betul-betul digigit manusia. Kulit dan daging akibat gigitan
dapat koyak menggelantung. Luka demikian kemasukan kuman yang
berasal dari mulut dan bila dibiarkan tanpa pengobatan, dapat
menimbulkan peradangan berbau busk selama berminggu-minggu.
Pengobatan luka gigitan manusia:
Daerah sekitar luka gigitan manusia diberi dahulu anastesi lokal,
lalu dicuci dengan air sabun dan terakhir disiram dengan larutan
perihidrol (H2O2). Setelah bersih, luka gigitan di daerah muka dapat di
jahit langsung.
Luka gigit di daerah tangan dan jari-jari sering menimbulakan
infeksi, apalagi bila ada tendo dan fasia yang robek. Oleh karena itu,
jangan di jahit langung. Kompreslah dahulu dengan antsetik (larutan
rivanol atau betadin) beberaa hari dan bila tidak ada gejala peradangan,
barulah data dijahit sekunder.
Antibiotic harus diberikan sampai luka sembuh. ATS biasanya
tidak perlu diberikan karena gigi manusia tidak mengandung kuman
tetanus.

2. Gigitan Binatang

Hewan yang paling sering menggigit manusia adalah anjing. Kucing


walaupun agak jarang, kadang-kadang juga menggigit manusia.
Gigitan kucing lebih berbahaya karena banyak masuk kuman yang
berasal dari mulut kucing, sehingga lebih sering menimbulkan infeksi pada
luka. Gigitan kucing, tikus, dan anjing sering mengandung virus rabies. Di
daerah kita beruang, babi, dan harimau masih banyak, sehingga sesekali
terjadi juga binatang itu meggigit manusia.Rabies adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh virus, ditularkan melalui air ludah gigitan hewan ke
hewan lain ke manusia.
Hewan yang mengandung virus rabies bila menggigit atau menjilat
luka goresan kulit dapat menularkan penyakit gila anjing (rabies).
Penyakit anjing gila tidak hanya terdapat pada anjing saja. Ia juga
dapat menghinggapi kucing, monyet, dan binatang berdarah panas lainnya.
Maka sebaiknya binatang yang menggigit segera ditangkap untuk diketahui
apakah ia menderita penyakit anjing gila atau tidak.
Binatang yang tidak terserang penyakit tersebut biasanya hanya
menggigit apabila ia merasa terancam atau digoda. Apabila ia menggigit
secara kompulsif (tanpa diganggu atau merasa terancam), ada kemungkinan
bahwa ia menderita penyakit anjing gila.
Masa tunas penyakit anjing gila pada manusia cukup lama (10 hari
sampai 2 tahun). Tetapi pada binatang lebih kurang 2 hari kemudian tanda-
tanda penyakit itu sudah nampak.
a. Gigitan Binatang Darat
1) Gigitan Anjing, Kucing, Kera, tikus, dll

Bahaya rabies (penyakit anjing gila)


tidak segera mengancam kecuali bila
gigitan terjadi di kepala atau di leher.
Gigitan anjing biasanya “lebih bersih”
dibandingkan dengan gigitan binatang
lainnya. Bekasnya tidak begitu dalam dan mudah dibersihkan.Dapat
menyebabkan luka memar yang hebat dan infeksi, serta robekan dari
jaringan.
Gigitan kucing dapat membawa akibat yang lebih serius. Bahaya
infeksi jauh lebih besar daripada gigitan anjing. Bekas gigitan kucing
biasanya dalam dan dapat mengenai urat-urat, atau masuk rongga
sendi, terutama kalau di tangan. Maka infeksi yang ditimbulkannya
akan lebih hebat.
Gigitan tikus dapat menjalarkan beberapa jenis penyakit, antara
lain demam tinggi. Orang Jepang mengatakannya demam Sodoku.
Tanda dan gejala:

- Sakit kepala
- Demam
- Kejang-kejang
- Kemungkinan rabies

Penanganan

- Amankan iri dan lingkungan sekitar.


- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).
- Cuci luka dengan air mengalir dan sabun atau larutan deterjen.
- Imobilisasikan bagian yang di gigit/ luka tersebut.
- Berikan SAR(serum anti rabies) bila ada.
- Bila dapat lakukan penangkaan binatang yang menggigit untuk
identifikasi.
- Segera bawa penderita ke Rumah Sakit.
2) Gigitan Arthropoda (laba-laba, Tawon, Kelabang, Kala)

Gigitan atau sengatan dari


berbagai jenis serangga, laba-laba,
kala dan kelabang, walaupun tidak
selalu membahayakan jiwa, dapat
menimbulkan reaksi alergi yang
gawat dan bahkan kadang-kadang
dapat berakibat fatal.

Musibah yang diderita dapat akibat dari gigitan, pagutan,


sengatan, atau mungkin hanya sentuhan binatang atau bagian
tubuhnya.
Tanda dan gejala

- Bengkak dan keerahan di daerah gigitan


- Gatal-gatal

- Nyeri dan terasa panas


- Demam, menggigil, kdang disertai sulit tidur
- Dapat terjadi syok
Penanganan

- Aman diri dan lingkungan sekitar


- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).
- Tenangkan penderita
- Ambil segatnya kalau nampak (hati-hati saat mencabut jangan
sampai menekan kantung bias/kelenjar bias).
- Cuci daerah gigitan dengan air sabun atau alcohol 70 % atau
antiseptic.
- Kompres dingin (kompres es).
- Imobilisasikan daerah yang tergigit
- Berikan antihistamin jika reksi ringan.
- Berikan Adrenalin 0,5 mg IM, jika reaksi berat.
- Dapat berikan penawar sakit (ponstan atau tramadol dsb)
- Bawa segera ke Rumah Sakit.

3) Gigitan kelelawar
Kelelawar dapat membawa kuman rabies. Oleh karena itu, jika
digigit kelelawar bahaya rabies juga harus dipikirkan.
Tindakan pertolongan :

Kalau mungkin, tangkaplah binatang yang menggigit untuk


diobservasi selama satu minggu, apakah terjangkit rabies atau tidak.

Kalau binatangnya mati, kirimlah ke Lembaga Pasteur Bandung untuk


diperiksa (melalui Dinas Kesehatan Kota setempat).
Basuhlah luka gigitan itu dengan air mengalir dan sabun atau
obat antiseptik (pembunuh kuman). Tutuplah dengan kasa steril.
Bekas gigitan kucing tidak boleh terlalu banyak digerak-gerakkan dan
harus segera mendapat suntikan antibiotika.
4) Sengatan kalajengking
Binatang ini tergolong serangga yang mempunyai racun pada
ujung ekornya. Racun dimasukkan oleh ekor serangga ke kulit,
sehingga pada saat itu juga, orang yang disengat kalajengking atau
lipan merasa kesakitan.
Beberapa jam kemudian racun itu dierap dan masuk ke dalam
darah, sehingga menimbulkan.
Tanda dan Gejala

- Gelisah,
- Mual,
- Muntah,
- Haus,
- Sakit perut.

Bila kalajengking menyengat anak-anak, dapat menimbulkan


kematian, yamg di dahului dengan sesak napas, sianosis, kelumpuhan,
kejang-kejang, syok, mengigau, dan pingsan.

Akibat sengatan kalajengking pada orang dewasa biasanya tidak


begitu hebat. Pengobatannya hanya simtomatis. Pada luka bekas
gigitan di beri kompres ammonia, bikarbonas natrikus atau kalamin
lasio. Bila ada kejag-kejang, di beri sedative, misalnya valium atau
luminal.
b. Gigitan Binatang Air
1) Gigitan Trigonid
Terdapat di perairan laut dangkal. Biasanya penderita terkena
sangat trigonid di sebabkan menginjak atau bersentuhan dengan bahan
dengan bahan dengan bagian tubuh binatang tersebut
Tanda dan gejala

- Timbul rasa nyeri dalam 90 menit


- Rasa panas di iaerah gigitan
- Pusing bahkan terkadang sampai tidak sadar (pingsan).
Penanganan

- Aman diri dan lingkungan sekitar


- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).
- Tenangkan penderita
- Cabut duri babi yang menusuk.
- Rendam bagian yang tergigit dalam air hangat.
- Bersihkan luka dan imobilisasi daerah luka.
2) Gigitan ubur-ubur

Kelompok hewan-hewan laut ini menimbulkan cedera dengan


sengatan dari sel-sel penyengat dari alat-alat penangkap (tentakel-
tentakel)-nya yang menyebabkan rasa panas terbakar dan sedikit
perdarahan ada kulit. Ubur-ubur ada banyak jenisnya dan hidup di
daerah tropis. Racun ubur-ubur di buat oleh beribu-ribu duri halus
yang terdapat di permukaan badannya. Bila duri halus itu di sentuh
oleh perenang di laut, ubur-ubur akan menyuntukkan racun melalui
duri halus itu.
Kulit yang bersentuhan dengan duri ubur-ubur, akan merasa
gatal bercampur panas. Beberapa menit kemudian akan timbul
urtikaria yang dapat berubah menjadi (lepuh-lepuh visikel). Perasaan
sakit biasanya akan hilang sendiri dalam beberapa jam, tetapi dapat
kambuh lagi beberapa hari kemudian.
Tanda dan gejala

- Rasa panas dan terbakar serta sedikit perdarahan pada kulit.


- Urtikaria
- Mual
- Muntah
- Kejang otot
- Syok
- Kesulitan bernafas
- Keluar air mata terus-menerus
- Mata menjadi merah bengkak, pupil melebar

Penanganan

- Aman diri dan lingkungan sekitar


- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).
- Bebaskan anggota badan yang cedera dari tentakel-tentakel dengan
handuk basah.
- Cuci luka dengan larutan Aromatic Ammonia Spirit atau alcohol
70%
- Berikan 10 ml larutan Na Glukonat.
- Asang tourniket dan berikan antidote Sea Wasp Antivenome (SWA)
bila ada
- Bawa segera ke rumah sakit
3) Gigitan ikan pari (Sting ray)

Kelompok hewan-hewan laut ini menyuntikkan racunnya


dengan menusukkan duri-duri /jarum-jarumnya. Ikan pari termasuk
klas Elasmobrachil mempunyai tulang rawan. Jenis ikan pari yang
terkenal adalah pari kembang, pari bendera, pari pasir, dan pari
burung.
Bentuk badannya pipih seperti cakram dengan ekor menyerupai
cambuk. Pada ekor itu terdapat satu atau lebih duri yang berbisa. Ikan
ini hidup di sekitar pantai. Ikan pari pasir biasanya berbaring di dasar
laut dan tertimbun pasir atau lumpur. Bila ada orang yang menginjak

badan ikan pari, ekornya akan memecut sambil memasukkan durinya.

Orang yang terkena duri ikan pari dalam 10 menit merasa sakit
di sekitar tusukan itu. Makin lama perasaan sakit itu akan makin
bertambah hebat dan menjalar keseluruh anggota badan yang tertusuk.
Perasaan sakit biasanya berlangsung antara 6 – 48 jam, lalu berkurang.
Luka yang ditimbulakan berupa luka tusuk atau lasersi. Untuk
mengeluarkan duri dalam daging, biasanya diperlukan insisi. Setelah
duri di keluarkan biasanya luka akan membengkak, maka dari itu
jangan dilihat langsung, cukup di kompres dengan antiseptic (betadin).
Bila peradangan telah tenang, barulah dilakukan penjahitan sekunder.
Tanda dan gejala

- Pembengkakan
- Mual, muntah dan diare
- Tekanan darah menurun,
- Berkeringat
- Jantung berdenyut tidak teratur
- Kadang-kadang bisa menimbulakan kematian.
- Kejang-kejang bahkan terkadang di sertai kelumpuhan otot-otot.
Penanganan

- Aman diri dan lingkungan sekitar


- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).\
- Bersihkan luka dengan sabun dalam air hangat selam 30-60 menit.
Cara ini efektif untuk me-nonaktifkan racun yang tidak panas
- Bawa segera ke rumah sakitGigitan Gurita (Blue Ringed Octopus)
Gurita tidak akan menggigit kecuali terinjak atau di ganggu.
Gigitannya sangat beracun dan seringkali menimbulakan kematian.
Tanda dan gejala

- Kegagalan nafas secara progresif terjdi dalam 10-15 menit.

- Luka bekas gigitan kecil, tidak terasa nyeri yang mungkin


berwarna merah dan benjolan (tampak seperti meleuh berisi
darah).

- Kehilangan rasa raba (di mulai sekitar mulut dan leher).

- Mual, muntah

- Kesulitan menelan

- Kesulitan bernafas

- Gangguan penglihatan

- Inkoordinasi

- Kelumpuhan otot

- Pernapasan berhenti

- Denyut nadi berhenti


- Dapat diikuti kematian
Penanganan

- Aman diri dan lingkungan sekitar

- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).

- Tenangkan penderita

- Bersihkan/cuci luka bekas gigitan dengan air hangat

- Lakukan pressure imobilisasi pada bagian yang cidera

- Monitor tanda-tanda vital

- Lakukan RJP jika diperlukan

4) Gigitan lintah

Ludah lintah mengandung zat anti pembekuan darah. Darah


akan terus mengalir keluar dan masuk ke perut lintah.
Tanda dan Gejala

- Pembengkakan
- Gatal
- Kemerahan.
Tindakan pertolongan

- Dengan hati-hati lepaskanlah lintah dari tempat ia menggigit.


- Menyiram minyak atau air tembakau ke tubuh lintah, akan
membantu mempercepat usaha melepaskan gigitan lintah.
- Apabila ada tanda-tanda reaksi kepekaan seperti tersebut di atas,
cukup digosok dengan obat atau salep anti gatal biasa.
5) Ikan Hiu

Ikan hiu, disamping dapat menggigit manusia, ada pula yang


mengeluarkan racun. Ikan hiu yang beracun mempunyai sirip di
punggungnya.
Ikan hiu yang mengandung racun adalah born shark, memunyai
sirip di punggung yang berhubungan dengan kelenjar pembuat racun.
Orang yang tertusuk sirip beracun ikan hiu ini,
Tanda dan Gejala

- Sakit yang berlangsung beberapa jam


- Daerah tusukan itu menjadi merah dan bengkak
- Dapat menimbulkn kematian.
Pengobatan hanya simptomatis dan luka gigitan dirawat seperti
luka gigitan lainnya.
trauma Gigitan binatang
Patway

Racun masuk kedalam


Krisis situasi
tubuh

ansietas Toksin menyebar


kedalam tubuh

Gangguan system Gangguan sistem


neurologis cardiovascular

Neurotoksik Reakasi endotoksik

Gangguan pada miokard


hipotalamus

Curah jantung
Kontrol suhu dan
nyeri terganggu
Gangguan perfusi
jaringan
Sekresi mediator nyeri :
histamin,bradinin,
prostaglandin ke jaringan

Gangguan rasa
aman nyaman nyeri
C. Prinsip Penatalaksanaan Gigitan Binatang

Prinsip penatalaksanaan ada penderita dengan gigitan binatang sama


dengan pentalaksanaan pada penderita keracunan.
Yang harus selalu diperhatikan pada penderita keracunan maupun gigitan
binatang hendaknya selalu monitor dan catat setiap perubahan-perubahan yang
terjadi (ABC).
D. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KRITIS (ABCDE, AMPLE)

1. Pengkajian Primer

a. Airway

Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan


sekret akibat kelemahan reflek batuk. Jika ada

obstruksi maka lakukan :

- Chin lift / jaw trust


- Suction / hisap
- Guedel airway•
- ntubasi trakhea dengan leher ditahan (imobilisasi) pada posisi netral.
b. Breathing

Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan


yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi,
whezing, sonor, stidor/ ngorok, ekspansi dinding dada.

c. Circulation

TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi,
bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa
pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut

d. Disability

Menilai kesadaran dengan cepat,apakah sadar, hanya respon terhadap nyeri


atau atau sama sekali tidak sadar. Tidak dianjurkan mengukur GCS. Adapun
cara yang cukup jelasa dan cepat adalah:

Awake : A Respon bicara :V Respon nyeri :P Tidak ada respon :U


e. Eksposure

Lepaskan baju dan penutup tubuh pasien agar dapat dicari semua cidera yang
mungkin ada, jika ada kecurigan cedera leher atau tulang belakang, maka
imobilisasi in line harus dikerjakan.

2. Pengkajian Sekunder

Pengkajian sekunder meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik. Anamnesis dapat


meggunakan format AMPLE (Alergi, Medikasi, Post illnes, Last meal, dan Event/
Environment yang berhubungan dengan kejadian). Pemeriksaan fisik dimulai dari
kepala hingga kaki dan dapat pula ditambahkan pemeriksaan diagnostik.

Pengkajian sekunder dilakukan dengan menggunakan metode SAMPLE, yaitu sebagai


berikut :

S : Sign and Symptom.

Tanda gejala terjadinya tension pneumothoraks, yaitu Ada jejas pada thorak, Nyeri
pada tempat trauma, bertambah saat inspirasi, Pembengkakan lokal dan krepitasi pada
saat palpasi, Pasien menahan dadanya dan bernafas pendek, Dispnea, hemoptisis,
batuk dan emfisema subkutan, Penurunan tekanan darah

A : Allergies

Riwayat alergi yang diderita klien atau keluarga klien. Baik alergi obat-obatan ataupun
kebutuhan akan makan/minum.

M : Medications

(Anticoagulants, insulin and cardiovascular medications especially). Pengobatan yang


diberikan pada klien sebaiknya yang sesuai dengan keadaan klien dan tidak
menimbulka reaksi alergi. Pemberian obat dilakukan sesuai dengan riwayat
pengobatan klien.

P : Previous medical/surgical history.

Riwayat pembedahan atau masuk rumah sakit sebelumnya.

L :Last meal (Time)

Waktu klien terakhir makan atau minum.

E :Events /Environment surrounding the injury; ie. Exactly what happened


Pengkajian sekunder dapat dilakukan dengan cara mengkaji data dasar klien yang
kemudian digolongkan dalam SAMPLE.

1. Sistem Pernapasan
Frekuensi nafas, nafas cepat dan dangkal . bunyi nafas wheezing, apa terdapat
secret pada jalan nafas, bentuk dada simetri
2. Sistem Cardiovaskuler
TD, nadi, Konjungkiva, tidak terdapat sianosis, akral.
3. Sistem Pencernaan
Mual, muntah , nyeri tekan pada epigastrium
4. Sistem Muskuloskeletal
Kekuatan otot , kebutuhan ADL, odeme,
5. Sistem Perkemihan
BAK / sehari, retensi urin
6. Sistem Endokrin
pembesaran kekenjar tiroid, pembesaran kelenjar getah bening
7. Sistem Integumen
Warna kulit, lesi, tekstur kulit kasar, turgor kulit, bekas gigitan
8. Sistem Persyarafan
Tingkat kesadaran

Analisa Data
NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
1 DO Gigitan binatang Gangguan perfusi
 Bradikardi jaringan
 Gambaran EKG
aritmia racun masuk
dalam tubuh
 Edema
 Distensi vena
toksik menyebar
jugularis
melalui darah
 Hepatomegali
 Tekanan darah
gangguan sistem
meningkat/menu
kardiovascular
run
 Nadi perifer
reaksi
teraba lemah endotoksisk
 Warna kulit
pucat, sianosis
DS
 Palpitasi miokard
 Lelah
 Dipsneu penurunan curah

 batuk jantung

MK: gangguan
perfusi jaringan
2 DO Toksik menyebar Gangguan rasa
 Klien tampak kedalam tubuh nyaman nyeri
meringis ↓
 Gelisah Toksik ke
 Frekuensi nadi jaringan sekitar
meningkat gigitan
DS ↓

 Klien mengeluh Inflamasi

nyeri ↓

 Mengeluh tidak Nyeri

nyaman ↓

 Tidak mampu MK:gangguan

rilek rasa nyaman nyeri

 Mengeluh lelah

Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi jantung
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan gejala penyakit
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA
INTERVENSI RASIONA
KEPERAWATAN HASIL (SMART)
enurunan curah Setelah dilakukan Asuhan Perawatan Jantung
ntung berhubungan Keperawatan selama 1x6 Jam Observasi 1. mengetahui tan
engan Perubahan diharapkan tidak ada 1) Identifikasi tanda/ gejala primer penurunan curah gejala yang ter
ontraktilitas perubahan frekuensi jantung, jantung (dyspnea, kelelahan, edema) 2. untuk memonit
iokardial/perubahan curah jantung meningkat 2) Monitor tekanan darah kondisi pasien
otropik. dengan kriteria hasil: 3) Monitor intake dan output cairan 3. melihat adanya
buktikan dengan:  Kekuatan nadi perifer 4) Monitor EKG yang tergamba
Pengisian kapiler >3 meningkat Terapeutik pemeriksaan E
detik  Palpitasi, bradikardia, Posisikan klien semi fowler/ fowler atau posisi nyaman 4. mengatahui jum
Nadi perifer menurun takikardia, Lelah, edema, Edukasi intake output c
atau tidak teraba dipsneu, sianosis menurun Ajarkan klien dan keluarga mengukur intake dan harian
Akral teraba dingin  Murmur jantung menurun output cairan harian 5. mengurangi ke
Warna kulit pucat  Pulmonary vascular Kolaborasi aritmia pada ke
Turgor kulit menurun resistance munurun Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu jantung
 CRT membaik
angguan rasa Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri 1. Memberikan ra
yaman : nyeri keperawatan selama 1 x 6 jam Observasi kenyamanan ba
erhubungan dengan diaharapakan nyeri hilang 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, 2. Untuk mengeta
ejala penyakit dengan kriteria hasil kualitas, intensitas nyeri. perkembangan
S: 1. Kesejahtraan fisik 2. Identifikasi skala nyeri keadaan klien.
Mengeluh tidak meningkat 3. Identifikasi respon nyeri non verbal 3. Teknik relaksa
nyaman 2. Kesejahtraan 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan menghambat re
Mengeluh sulit psikologis meningkat meringankan nyeri. nyeri di dorsal
tidur 3. Keluhan tidak nyaman 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang sehingga nyeri
O: menurun nyeri. berkurang.
Gelisah 4. Keluhan sulit tidur 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon 4. Distraksi beker
Tampak merintih menurun nyeri. corteks cerebri
Pola eiminasi 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup cara mengalihk
berubah 8. Monitor keberhasilan terpai komplementer yang perhatian perse
sudah diberikan kepada perseps
9. Monitor efek samping penggunaan analgetik 5. Dengan membe
Teurapeutik
obat analgetik,
1. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi
obat akan mene
rasa nyeri (mis. TENS, kompres hangat atau
reseptor nyeri d
dingin)
horn.
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
6. Dengan mengk
( suhu ruangan, kebisingan)
tingkat nyeri kl
3. Fasilitasi istirahat tidur
dapat diketahui
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
ditentukan lang
pemilihan strategi meredakan nyeri.
selanjutnya.
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
DAFTAR PUSTAKA

1. Shirley A.Jones. 2014. Seri Panduan Klinis BLS, ACLS dan PALS. Jakarta:
Erlangga
2. Tm Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edisi I. Jakarta : PPNI
3. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi
I. Jakarta : PPNI
4. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta : PPNI
5. TIM PPGD. 2010. Penanggulangan Penderita Gawat Darurat Basic Trauma &
Cardiac Life Support. Bukittinggi.

Anda mungkin juga menyukai