Anda di halaman 1dari 102

“KRIDA PENANGGULANGAN PENYAKIT”

1. SKK Penanggulangan Penyakit Malaria


2. SKK Penanggulangan Penyakit DB
3. SKK Penanggulangan Penyakit Rabies
4. SKK Penanggulangan Penyakit Diare
5. SKK Penanggulangan Penyakit TB Paru
6. SKK Penanggulangan Penyakit Kecacingan
7. SKK Imunisasi
8. SKK Gawat Darurat
9. SKK Penanggulangan HIV/AIDS
Definisi 

 Malaria  suatu penyakit infeksi akut


maupun kronik yang disebabkan oleh infeksi
parasit Plasmodium yang menyerang sel
darah merah (eritrosit)
 Ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles
yang terinfeksi parasit tersebut.
 Di dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium
akan berkembang biak di organ hati
kemudian menginfeksi sel darah merah.
MALARIA

 Menyerang semua orang


(laki-laki, perempuan),
semua golongan umur (bayi
– dewasa)
 Di Indonesia  424
kabupaten endemis
malaria dari 576 kabupaten
yang ada
 Di Indonesia pada tahun
2007 terdapat 1.700.000
kasus klinis malaria dengan
700 kematian.
PENYEBAB 

 Malaria disebabkan oleh protozoa


darah yang termasuk ke dalam genus
Plasmodium
1. Parasit malaria yang ada di dalam darah
penderita umumnya ditularkan kepada orang
yang sehat melalui gigitan nyamuk Anopheles
2. Jenis nyamuk lainnya tidak menularkan malaria.
Jenis nyamuk Anopheles hidup di air yang
tergenang maupun yang mengalir perlahan
Gejala dan Tanda
PEMERIKSAAN FISIK

 Demam (≥ 37,5oC)
 Kelopak mata atau telapak
tangan pucat
 Limpa dan hati membesar
LABORATORIUM

 Pemeriksaan mikroskopik
bertujuan untuk menemukan
parasit di dalam darah tepi
 Rapid Diagnostic Test
Penatalaksanaan Malaria
 Memutus rantai penularan
 Penderita tanda malaria + 
pengobatan pendahuluan  cegah
penularan
 Penderita lab malaria + 
pengobatan sempurna
 Daerah endemis obat
pencegahan (1 minggu sebelum
masuk ke daerah endemis sampai 4
minggu setelah kembali)
Pengobatan Malaria

 Malaria falciparum Lini pertama:


Artesunat+Amodiakuin+Primakuin
 Malaria vivax dan malaria ovale Lini pertama :
Klorokuin+Primakuin
 Malaria Malariae: klorokuin (150mg basa/tablet)
PENCEGAHAN

 3M
 Tidur dengan kelambu, memakai
kawat kasa, obat nyamuk, lotion,
menyemprot ruang
tidur(DDT/Feniltrothion)
 Menjaga kebersihan lingkungan
 Memelihara ikan pada air tergenang
(kolam, sawah, parit)
 Menanam tanaman yang tidak
disukai nyamuk seperti geranium,
zodia, serai wangi, jeruk, lavender,
akar wangi, rosemary, citosa
mosquito dan kecombrang.
1. Menyebabkan kekurangan darah pada penderita
malaria karena sel-sel darah merah banyak
dirusak/dimakan oleh Plasmodium
2. Pada ibu hamil penyakit malaria dapat menyebabkan
keguguran (p. Falcifarum )
3. Pada penderita penyakit malaria tropika yang berat
dan tidak diobati, pembuluh darah otaknya dapat
tersumbat, sehingga dapat menyebabkan kematian
atau menjadi gila (plasm. Falcifarum)
Disamping mendapat SKK dan melatih adik
pramuka atau anggota masyarakat, maka perlu
ditambah pengetahuan sebagai berikut:
1.Siklus parasit malaria dalam tubuh manusia dan
tubuh nyamuk
2.Pengobatan malaria
3.Pengambilan darah untuk pemeriksaan
Disamping mendapat SKK penanggulangan penyakit malaria,
seorang Pramuka Penegak dan Pandega harus telah melatih
sedikitnya seorang Pramuka atau anggota masyarakat dan
mengetahui serta dapat melaksanakan hal-hal sbb:

1. Program pemberantasan penyakit malaria


2. Membantu petugas kesehatan (malaria)
a. Membantu petugas penyemprotan rumah
b. Membantu penebaran ikan pemakan jentik
c. Membantu menjaga lingkungan dari nyamuk malaria
d. Membantu memisahkan kandang ternak besar dari
rumah tinggal
 DHF
• 2.5 Billion at Risk (now
including US)
 DF
• 50-100 Million Cases
• 500,000 Hospitalized
• 25,000 Deaths
• Morbidity 1-3 weeks
Mengapa laju kejadian DBD terus
meningkat?

Industrialisasi Mobilitas manusia


bungkus sekali yang cepat Urbanisasi
pakai Tak terkendali

Jumlah dan Pelayanan publik


Limbah ban dan
kapasitas Aedes dan perilaku
plastik yang sulit
meningkat kebersihan kurang
hancur
Penyebab penyakit Demam Berdarah oleh virus
dengue. Virus tersebut sangat kecil dan hanya
dapat dilihat dengan menggunakan alat mikroskop
khusus
Rantai penularan virus dengue
1. Hari I : Panas tinggi 38-40°C badan lemah dan lesu
2. Hari II & III :
a. bintik-bintik merah pada kulit
b. sering terasa nyeri pada ulu hati
c. kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung
d. mungkin terjadi muntah atau berak darah
e. bila sudah parah penderita gelisah
1. Di dalam rumah (tempayan, bak mandi, drum,
tempat minum burung, perangkap semut, vas
bunga)
2. Di luar rumah (accu bekas, kaleng/botol, ban
bekas, potongan bambu, tangki air yang
terbuka, tempurung kelapa)
1. Menguras tempat-tempat penampungan air
sekurang-kurangnya seminggu sekali
2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air
sehingga nyamuk demam berdarah tidak bertelur
3. Mengubur barang bekas yg dapat menampung air
hujan, sehingga tidak menjadi sarang nyamuk
4. Gantilah air di vas bunga/pot tanaman air dan tempat
minum burung setiap hari
A. Pengertian Penyakit Demam Berdarah
1. Penyebab Penyakit Demam Berdarah
2. Penularan Penyakit Demam Berdarah
3. Gejala Penyakit Demam Berdarah
4. Nyamuk Penular Demam berdarah (Aedes
aegypti)
B. Peran
1.Jika menjumpai penderita/tersangka penderita
demam berdarah agar menganjurkan kepada
penderita/keluarga penderita untuk memberikan
minum yang banyak, kompres dingin, memberikan
obat penurun panas, segera periksa ke
Puskesmas/RS/dokter/bidan/unit kesehatan lainnya
2. Meneruskan informasi tentang adanya
penderita/tersangka (berdasarkan pemeriksaan
dokter/petugas kesehatan) kepada ketua
RT/RW/Lurah/Kades
3. Membantu ketua RT/RW dalam berbagai kegiatan
untuk mencegah/memberantas penyakit DBD
termasuk kegiatan penyuluhan, membantu petugas
kesehatan dalam penyemprotan, abatisasi dll
4. Melaksanakan kegiatan PSN di rumah masing-masing
dan dilingkungannya melalui kerja bakti RT maupun
RW
Konsep Salah pada Demam Berdarah Dengue

 DBD merupakan penyakit pada anak


Semua umur dapat terkena

 DBD merupakan masalah masyarakat sosial rendah


Semua kelompok masyarakat dapat terkena

 Kematian pada DBD disebabkan oleh perdarahan


Perdarahan terjadi akibat syok tidak teratasi (syok
berkepanjangan & syok berulang)
Rabies adalah
penyakit infeksi
tingkat akut pada
susunan saraf pusat
yang disebabkan
oleh virus rabies.
PENDAHULUAN

 Bahasa spanyol Rabbia


 PALING BANYAK  ANJING (95%)

 SERING DIKENAI :
ANAK-ANAK
PERAWAT BINATANG
 BAGIAN TUBUH YANG PALING SERING
TERKENA : EKSTREMITAS
1. Bibit penyakit yang disebut virus
2. Terdapat pada air liur hewan
penderita
3. Bentuknya seperti peluru
4. Ukurannya sangat kecil
5. Tak dapat dilihat oleh mata biasa

Melalui gigitan baik antar hewan maupun dari hewan


ke manusia
CARA PENULARAN RABIES
Masa inkubasi pada anjing dan kucing kurang
lebih dua minggu.
Pada manusia 2 sampai 3 minggu, yang paling
lama satu tahun.
Tergantung :
- Jumlah virus yang masuk
- Kedalaman luka
- Luka tunggal atau banyak
- Lokasi menuju susunan syaraf pusat.
1. Permulaan: Agak “malas”, lesu, nafsu makan
berkurang, sulit tidur, demam tidak tinggi,
muntah-mantah, sakit kepala yg berat
2. Gila: berteriak-teriak, menjambak rambut,
berlari-lari & melompat-lompat, takut air
3. Lumpuh: mulut menganga, air liur banyak,
lumpuh mulai dari kaki, susah bernafas
1. Permulaan (prodormal): Malas makan, lebih jinak
2. Gila (exitasi): lari tanpa tujuan, menggigit apa saja
yang bergerak, “lupa” pulang, berkelahi tak mau
kalah, tidak kenal tuannya lagi, makan benda aneh
seperti batu.
3. Lumpuh (paralitik): berjalan terseok-seok, ekor
terjepit di kedua kaki belakang, lidah menjulur,
rahang bawah menggantung
1. Bila digigit anjing, kucing, dan kera atau hewan penular
rabies lain, cucilah luka dengan sabun dan air bersih
beberapa kali,
2. Sesudah kering obatilah dengan obat merah atau
alkohol 70% atau yodium tinctur
3. Selanjutnya berobatlah ke dokter
4. Hewannya jangan dibunuh
1. Peliharalah anjing, kucing dan kera dengan baik
2. Suntikan vaksin anti rabies secara teratur ke dokter
hewan
3. Pakailah berongsong kalau anjingnya dibawa
berjalan
4. Ikatlah anjing dengan tali 2 meter
Golongan Penegak dan Pandega harus mengetahui
tentang
1. Tanda-tanda rabies pada manusia dan pada anjing
2. Penyebab
3. Cara penularan
4. Pengobatan
5. Pencegahan
1. Melatih Pramuka siaga dan Penggalang untuk
mencapai SKK
2. Melatih memasang tali dan berongsong anjing
3. Melatih memegangi anjing waktu divaksinasi
4. Membantu menangkap anjing liar
5. Membantu mengirim spesimen atau hewan pada
manusia
6. Membantu melaporkan kasus gigitan ke
Puskesmas dan ke Dinas Peternakan
1. Vaksinasi hewan penular rabies terutama anjing,
kucing dan kera
2. Penangkapan anjing gelandangan dan dibunuh
3. Menaati Undang-undang dan peraturan rabies
4. Peningkatan pengetahuan masyarakat
tentang rabies
DIARE ?
Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek
sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air
besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam
sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau
tinja yang berdarah.
1. Peradangan usus (infeksi kuman)
2. Keracunan makanan dan minuman
3. Tidak tahan terhadap makanan tertentu
4. Kekurangan gizi

Apabila seorang anak menderita diare tidak segera


ditolong maka anak tersebut akan kekurangan cairan
tubuh dan zat garam-garaman yang sangat berguna bagi
kelangsungan hidup manusia. Bila tidak segera ditolong
dapat menyebabkan kematian
1. Penderita dapat mengeluarkan kuman penyebab
diare bersama-sama tinja waktu buang air besar
2. Bila penderita BAB di sembarang tempat, maka
dapat mencemari lingkungan
3. Kuman pada tinja dapat ditularkan kepada orang lain
apabila melekat pada tangan dan kemudian dipakai
untuk memegang makanan, air yg tercemar, atau
makanan dan minuman yg tercemar melalui lalat
1. Memberikan pertolongan/merawat penderita diare
Prinsip menolong penderita diare:
a. Mencegah terjadinya dehidrasi
b. Mengobati dehidrasi
c. Memberi makanan pada anak
a. Tanpa Dehidrasi b. Dehidrasi Ringan / Sedang
 Keadaan umum baik dan  Merasa haus (minum
sadar banyak)
 Tidak haus  Keadaan umum gelisah,
 Mata normal rewel
 Air mata ada  Air mata tidak ada
 Mulut dan lidah basah  Mulut dan lidah kering
 Kulit kalau dicubit cepat  Mata cekung
kembali  Kulit dicubit kembalinya
lambat
c. Dehidrasi Berat
 Tidak bisa minum atau malas minum
 Tidak sadar atau lesu
 Air mata tidak ada
 Mata sangat cekung
 Mulut dan lidah sangat kering
 Apabila kulit dicubit kembalinya sangat lambat
Bahan:
1. Gula pasir sebanyak 1 sendok teh munjung
2. Garam dapur halus sebanyak ¼ sendok teh peres
3. Air masak atau air teh yang hangat (tidak selagi
mendidih)
Langkah - Langkah
 Cucilah tangan dengan sabun sebelum membuat
oralit
 Tuangkan air matang ke dalam gelas bersih
 Tuangkan gula dan garam dengan ukuran tepat
 Aduklah sampai larut
 Minumkan sampai habis
1. Tanyakan kapan mulai diare, apakah tinjanya ada
darahnya, apakah disertai penyakit lain
2. Mengadakan pemeriksaan pada penderita untuk
menentukan derajat dehidrasi
3. Menetapkan pengobatan yang cocok
1. Dalam menjelaskan tentang pemberantasan
penyakit diare dapat dilakukan dengan ceramah,
diskusi dan demonstrasi misalnya demonstrasi
pembuatan larutan oralit
2. Pramuka penegak dan pandega harus telah melatih
sedikitnya seorang pramuka atau anggota
masyarakat
3. Mengatahui dan menganalisa situasi penyakit diare,
atau membantu program pemerintah
1. Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung
yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosa.
2. Sebagian besar menyerang paru, tetapi dapat
menyerang organ tubuh lainnya.
3. Penyakit ini dapat menyerang semua golongan
umur dan terutama banyak terdapat pada
masyarakat ekonomi lemah yang tinggal pada
lingkungan kumuh dan padat penduduk.
FAKTA TBC DI INDONESIA

 250.000 kasus baru pertahun


 140.000 kematian pertahun
 Indonesia negara ketiga terbesar dengan
masalah TB di dunia
 Sebagian besar penderita berusia 15-55 tahun
 Pembunuh no. 1 diantara penyakit menular
Tidak terjadi
Infeksi 70%
TBC aktif 40% TBC laten
Terpapar
TBC reaktifasi
Infeksi 30% 2-23% selama hidup
TBC laten 60%
Dengan infeksi
HIV

TBC reaktifasi
5-10% pertahun
Gejala pokok TBC Gejala tambahan
1. Batuk berdahak 3 1. Demam meriang lebih
minggu/lebih (tanda dari 1 bulan
utama) 2. Nafsu makan berkurang
2. Batuk darah 3. Badan kurus (BB
3. Sesak pada waktu menurun)
bernafas
4. Dada terasa sakit (nyeri
dada)
1. Langsung
Kuman TBC yg berasal percikan ludah atau dahak
penderita berpindah ke orang lain secara langsung
pada waktu berbicara berhadap-hadapan, batuk atau
bersin
2. Tidak langsung
Bila penderita meludah di tempat yang lembab
kemudian ludah yg mengandung kuman TBC itu
mengering, diterbangkan angin lalu terhisap orang
lain
1. Menjaga kebersihan diri
2. Menjaga kebersihan lingkungan (tidak meludah di
sembarang tempat)
3. Menutup mulut apabila batuk
4. Menjauhkan diri dari orang yang sedang batuk
5. Mengupayakan olah raga yang terartus serta makan
makanan yg bergizi (gizi seimbang)
1. Program pemberantasan TBC Paru
(P2TB) yang dilakukan oleh pemerintah,
meliputi:
a. Kegiatan penemuan penderita yang
dilakukan secara pasif promotif dan
promosi aktif.
b. Pengobatan penderita (panduan obat
kategori I, II dan III)
c. Pengendalian penderita
2. Mengetahui bahaya yang timbul bila penderita TBC
berobat secara tidak teratur yakni kuman-kuman
dalam tubuh penderita akan menjadi kebal terhadap
obat-obat anti tuberculosa, sehingga menyulitkan
pengobatan selanjutnya
3. Mampu memberikan penyuluhan pada penderita
tentang pentingnya keteraturan pengobatan
4. Telah melatih sedikitnya seorang Pramuka Siaga atau
anak seusia itu, sehingga mencapai SKK
penanggulangan penyakit TB Paru
Seseorang dikatakan cacingan apabila dalam
pemeriksaan tinjanya terdapat telur cacing

Penyakit cacingan disebabkan oleh jenis cacing tanah


yang terdapat pada usus, yaitu:
1.Cacing gelang
2.Cacing cambuk
3.Cacing tambang
1. Pucat, Kurang Darah
2. Lesu, Kurus, Malas
3. Mual, Kurang nafsu makan
4. Perut Buncit
5. Mata cembung
6. Rambut jarang
7. Keluar cacing dari dubur atau mulut
1. Apabila penderita cacingan buang air besar
sembarangan. Tinja yang mengandung telur cacing
mengotori tanah.
2. Di tanah yang lembab dengan suhu dan waktu
tertentu telur menjadi matang dan siap menulari
orang lain
3. Penularan dapat melalui makanan dan minuman
yang dikotori oleh telur cacing yang telah matang
tadi atau melalui tangan yang kotor
4. Dapat juga melalui gigitan tempayak pada kulit kaki
yang tidak memakai alas kaki
1. Cacing menghisap makanan dalam usus sehingga penderita kurang
gizi
2. Cacing menghisap darah sehingga penderita kurang darah
3. Pertumbuhan anak terganggu
4. Cacing dewasa dapat menjalar keluar usus dan merusak alat-alat
tubuh sehingga menumbuhkan penyakit lain
5. Jika jumlah cacing banyak dapat menyumbat usus sehingga
penderita dapat meninggal
6. Anak yg menderita cacingan mudah terserang penyakit lain dan
sukar menerima pelajaran
7. Jika penderita adalah orang dewasa maka dapat menurunkan
kemampuan kerja
1. Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah
buang air besar serta bila akan menyuapi anak
2. Mandi dan membersihkan badan paling sedikit 2 kali sehari
3. Memotong dan membersihkan kuku
4. Memakai alas kaki waktu diluar rumah
5. Mencuci dan memasak makanan sebelum makan
6. Membuang tinja di jamban
7. Menjaga kebersihan, menutup makanan dengan tudung saji
1. Program pemberantasan penyakit cacingan
(penyuluhan kesehatan Masyarakat tentang
pencegahan penyakit cacingan, pengobatan,
meningkatkan kebersihan lingkungan)
dengan memperhatikan program/sektor
terkait
2. Pengobatan Penderita cacingan
3. Penyuluhan kepada masyarakat dan kelompok
pramuka tentang kebersihan lingkungan dan
kebersihan diri pribadi.
3. Menganjurkan atau membimbing masyarakat
atau keluarga dan mengusahakan pengobatan
4. Mengetahui kriteria daerah yang mempunyai
angka kesakitan tinggi (daerah dengan iklim
panas & lembab, penduduk padat, sarana
penunjang lingkungan belum memenuhi syarat
kesehatan, pendidikan & sosek rendah)
1. AIDS (Aquired Immune Deficiency Syndrome)
adalah kumpulan gejala penyakit yang diperoleh
(melalui penularan) yang menyebabkan penurunan
/ pengurangan kekebalan tubuh pada manusia dan
mengakibatkan kematian.
2. HIV (Human Immunodeficiency Syndrome) adalah
virus yang menyebabkan penurunan/pengurangan
kekebalan tubuh pada manusia.
A. Tahap 1
1. Dihitung dari masuknya virus sampai terbentuknya
antibodi
2. Memerlukan waktu 15 hari – 3 bulan
3. Gejala yang tampak hanya seperti sakit flu biasa
(masa jendela / window periode)
4. Hasil tes darah penderita masih negatif, tetapi
sudah dapat menularkan virus kepada orang lain
1. Setelah 3 bulan, hasil tes darah sudah positif (HIV
+) tetapi gejala penyakit belum tampak (masa
tanpa gejala)
2. Masa ini dapat berlanjut sampai 10 tahun
3. Penderita tampak seperti orang sehat padahal
sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain
Sudah mulai tampak gejala tetapi masih umum seperti pada
penyakit lain seperti:
a.Demam berkepanjangan
b.Selera makan hilang
c.Diare terus menerus tanpa sebab sampai lebih dari sebulan
d.Pembengkakan kelenjar
e.Bercak-bercak merah pada kulit
f.Berat badan turun drastis sampai 10%
g.TB paru muncul pada tahun terakhir
1. Penderita sudah sangat lemah, dan sudah menjadi penderita
AIDS
2. Perlawanan terhadap penyakit sudah sangat rendah dan
bermacam-macam penyakit menyerangnya
3. Gejala yang muncul seperti radang paru, rancang saluran
pencernaan, kanker kulit, radang karena jamur dimulut &
kerongkongan, gangguan susunan syaraf, sedangkan TBC
sudah merembet diluar paru
4. Penderita tinggal menunggu saat kematian, pada umumnya
terjadi setelah 2 tahun munculnya gejala AIDS.
1. Melalui hubungan seksual dengan seseorang yang
mengidap HIV/AIDS
2. Melalui jarum suntik (khususnya pengguna
NAPZA) atau alat tusuk lainnya (seperti tindik,
akupuntur) yang bekas dipakai oleh orang yang
mengidap HIV/AIDS
3. Melalui transfusi darah yang tercemar HIV
4. Melalui HIV/AIDS kepada janin yang dikandungnya
1. Bersentuhan kulit dengan penderita
2. Berjabatan tangan dengan penderita
3. Bersentuhan dengan pakaian dan barang-barang lainnya bekas
pakai penderita
4. Berdekatan dengan penderita yang bersin dan batuk
5. Berciuman pipi dengan penderita
6. Makan dan minum bersama penderita, juga melalui makanan
dan minuman
7. Gigitan nyamuk dan serangga lainnya
8. Berenang bersama dengan penderita
9. Hidup bersama dengan penderita asal tidak melakukian
hubungan seksual
Mempraktekkan ABCDE
A = Abstinentia (tidak melakukan hubungan seksual sebelum
nikah)
B = Be Faithful (setia pada pasangan)
C = Condom (bila salah satu pasangan sudah terinfeksi HIV maka
pada setiap kali berhubungan seks harus menggunakan
kondom dg benar
D = Drug Control (tidak menggunakan NAPZA melalui jarum
suntik)
E = Etc, Excetra
1. Bayi berisiko tertular dari ibunya yg mengidap HIV/AIDS
2. Anak-anak berisiko bisa tertular HIV/AIDS apabila bergaul
dg orang-orang yg tidak bertanggungjawab (misalnya bisa
terkena tindak kekerasan /perkosaan, terkena
pengaruh/paksaan penyalahgunaan narkoba dll.)
3. Remaja dan anak muda sangat rentan dan paling banyak
berpeluang terkena HIV/AIDS apabila berada dalam
pergaulan yang terlalu bebas ( rentan terhadap hubungan
seks pra nikah, perkosaan, penyalahgunaan narkoba, dll)
4. Orang dewasa bisa tertular melalui hubungan
seks, transfusi darah yang tercemar HIV, jarum
suntik (juga alat tusuk) yang tercemar HIV.
5. Ibu hamil dapat tertular dari suami yang sudah
mengidap HIV/AIDS
1. HIV/AIDS masalah serius, berbahaya dan sangat
merugikan
2. Penyebaran HIV/AIDS sangat cepat dan
cakupannya sangat luas
3. HIV/AIDS dapat dicegah dan ditanggulangi
1. Mulai dari diri sendiri dan saat ini
2. Menyebarluaskan informasi kepada teman sebaya dan
masyarakat tentang HIV/AIDS
3. Melakukan hal-hal lain seperti:
a. Tidak mengucilkan penderita HIV/AIDS
b. Menjalin hubungan dg pihak-pihak yg peduli AIDS baik
instansi pemerintah maupun dengan unsur masyarakat
(LSM, Organisasi keagamaan)
1. IMS adalah infeksi yang (pada umumnya) ditularkan
melalui hubungan seksual dengan pasangan yang
sudah tertular.
2. Yang termasuk IMS adalah:
a. Sipilis e. Jamur
b. Gonore f. Herpes
c. Bubo g. HIV/AIDS
d. Jengger ayam
1. IMS pada umumnya menular melalui
hubungan seks
2. IMS khusus HIV/AIDS dapat menular
melalui jarum suntik bekas pakai
penderita, melalui ibu pengidap HIV
kepada bayi yang dikandung, dan melalui
tranfusi darah yang sudah tercemar.
1. Peradangan yang menahun
2. Gangguan pada syaraf, gangguan jiwa
3. Kanker leher rahim, penyakit radang pinggul yg
menyebabkan gangguan kehamilan
4. Risiko tertular HIV/AIDS dan kematian
5. Selain itu juga prestasi belajar/kerja menurun,
beban sosial karena rasa malu, terkucil dsb.
1. Pengobatan harus dilakukan oleh petugas kesehatan,
karena pengobatan untuk setiap jenis IMS dapat berbeda
2. Harus dilakukan dengan dosis obat dan lama pengobatan
yg tepat
3. Pasangan penderita IMS juga harus diberi pengobatan
4. Pengobatan IMS ini sering terlambat dan gagal karena
IMS tidak menampakkan gejla, rasa malu berobat, harga
obat mahal, dosis obat tidak tepat dan tidak
mengikutsertakan pasangan untuk berobat
1. Tidak melakukan hubungan seks sebelum nikah
2. Tidak ganti-ganti pasangan
3. Mengalihkan dorongan seksual yang kuat pada
aktivitas lain, seperti kegiatan olahraga,
kesenian, keagamaan dll
1. Penderita IMS lebih mudah tertular HIV karena
terdapat luka atau peradangan pada kelamin
2. Penderita IMS memiliki risiko terkena HIV/AIDS
5-10 kali lebih besar jika melakukan hubungan
seksual tanpa pengaman dengan orang yang
terinfeksi HIV
Imunisasi adalah upaya pemberian kekebalan dengan
pemberian vaksinasi untuk mencegah timbulnya penyakit
penyakit berbahaya.
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu:
a. TBC e. Polio
b. Difteri f. Campak
c. Pertusis g. Hepatitis B
d. Tetanus
1. BCG (Bacillus Calmette Guerin) mencegah penyakit TBC,
diberikan 1 kali pada bayi muda
2. DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) mencegah penyakit Difteri,
Pertusis dan Tetanus, diberikan 3 kali pada bayi
3. Polio mencegah Poliomyelitis, diberikan 4 kali pada bayi
4. Imunisasi Campak diberikan 2 kali, pada waktu bayi berumur 9
bulan dan pada waktu masuk sekolah SD kelas I
5. DT (Difteri, Tetanus) mencegah Difteri dan Tetanus, diberikan
pada murid kelas I SD.
6. TT (Tetanus Toxoid) diberikan kepada anak SD (I-III) dan WUS
7. Hepatitis B diberikan 3 kali kepada bayi, dosis pertama diberikan
segera setelah lahir
1. Alamat Puskesmas, Rumah Sakit, Pos P3K, Dokter,
Paramedis, Ambulance 118.
2. Cara menyampaikan laporan:
Harus menyampaikan keterangan yg lengkap & jelas
a. Nama dan alamat atau no.telp pelapor
b. Tempat kejadian
c. Jenis Kejadian (lakalantas, tenggelam, keracunan, dll)
d. Jumlah korban atau penderita
e. Keadaan Penderita (sadar / tidak sadar)
Menyebarluaskan pengetahuan
yang telah dimilikinya kepada
masyarakat luas seperti:
1.Cara meminta pertolongan
segera
2.Cara mengamankan
penderita/korban dan tidak
memperberat keadaan
Tindakan penanggulangan Gawat
Darurat barulah dibenarkan untuk
dilakukan apabila pengetahuan
tentang Resusitasi telah dikuasi
dengan baik

Tindakan atau pertolongan untuk


mengembalikan fungsi pernafasan dan
fungsi jantung yang terganggu guna
melangsungkan hidup penderita
1. Tentukan apakah korban tidak sadar
Tidak mungkin membangunkan korban yg tidak sadar dengan
menyentuh atau memanggil
2. Buka Jalan Nafas
Angkat kepala korban yg tidak sadar sejauh mungkin ke belakang
meletakkan satu tangan di bawah lehernya dan tangan yang lain di
atas dahinya (pada orang dewasa). Pertahankan supaya kepala tetap
pada posisi ini.
3. Tindakan selanjutnya tergantung pada keadaan korban itu sendiri
Bila korban bernafas cukup, letakkan korban dalam posisi miring, dan
posisi leher dan kepala tetap dipertahankan
1. Pernafasan buatan dari mulut ke mulut
2. Pernafasan buatan untuk bayi, mulut ke mulut dan
hidung
3. Pijat luar jantung
4. Teknik kombinasi kompresi jantung luar dengan
pernafasan buatan
Seorang Pramuka Golongan Pandega dituntut untuk
lebih banyak penanggulangan gawat darurat lain seperti:
a.Keadaan keracunan, kebakaran dan pada waktu
tenggelam
b.Memperagakan cara memimpin regu pramuka dalam
mengatasi gawat darurat di jalan raya
c.Melakukan penyuluhan tentang gawat darurat kepada
anggota Pramuka dan masyarakat
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai