Anda di halaman 1dari 153

SKK Penanggulangan Penyakit

Dr Rully Perdana
SKK PENANGGULANGAN PENYAKIT MALARIA
TUJUAN SKK PENANGGULANGAN PENYAKIT
MALARIA
• I. PRAMUKA SIAGA ( 7 – 10 Tahun)
1. Mengetahui penyebab penyakit Malaria
2. Mengetahui penular penyakit Malaria
3. Mengetahui ciri-ciri nyamuk penular penyakit
Malaria
4. Mengetahui perilaku nyamuk penular penyakit
Malaria
5. Mengetahui tempat perkembang biakan nyamuk
penular penyakit Malaria
• II. PRAMUKA PENGGALANG ( 11 – 15 Tahun)
• 1. Mampu menerapkan semua SKK Penanggulangan
penyakit Malaria untuk Pramuka Siaga
• 2. Mengetahui cara penularan penyakit Malaria
• 3. Mengetahui tanda/gejala penyakit Malaria
• 4. Mengetahui cara pencegahan penyakit Malaria
• 5. Mengetahui cara pemberantasan tempat
perindukan nyamuk
• 6. Mampu melakukan pemberantasan tempat
perindukan nyamuk di lingkungan sekolah dan
rumah
• 7. Mengetahui ciri-ciri telur, jentik nyamuk penular
penyakit Malaria
• III. PRAMUKA PENEGAK ( 16 – 20 Tahun)

• 1. Mampu menerapkan semua SKK Penanggulangan penyakit


Malaria untuk Pramuka Penggalang
• 2. Mampu menjelaskan penyebab penyakit Malaria
• 3. Mampu menjelaskan cara penularan penyakit Malaria
• 4. Mampu menjelaskan tanda/gejala penyakit Malaria
• 5. Mampu menjelaskan cara pencegahan penyakit Malaria
• 6. Mampu menjelaskan akibat penyakit Malaria
• 7. Mampu menemukan kasus demam di daerah endemis
Malaria sebagai kasus tersangka penyakit Malaria
• 8. Mampu mengajak penderita untuk mencari pengobatan di
sarana pelayanan kesehatan
• 9. Mengetahui Jenis Obat Anti Malaria yang digunakan
MATERI SKK PENANGGULANGAN PENYAKIT
MALARIA
• I. PRAMUKA SIAGA ( 7 – 10 Tahun)
1. Penyebab penyakit Malaria adalah parasit
Plasmodium,
2. Penular penyakit Malaria adalah nyamuk
Anopheles betina
3. Ciri-ciri nyamuk penular Malaria
• Nyamuk Anopheles Betina
4. Perilaku nyamuk Anopheles :
• Tempat hinggap atau istirahat : suka di luar rumah dan di
dalam rumah
• Tempat menggigit : suka di luar rumah dan di dalam rumah
• Obyek yang digigit : manusia dan hewan : sapi, kerbau,
kambing dll
• Waktu menggigit : mulai senja sampai fajar
5. Tempat perkembangbiakan nyamuk penular Malaria :
• Tempat perkembangbiakan utama Anopheles adalah
tempat-tempat berupa genangan air maupun yang mengalir
perlahan. Nyamuk ini biasanya berkembang biak di
genangan air yang langsung berhubungan dengan tanah di
luar rumah, seperti selokan yang tersumbat,rawa, danau
dan lagun.
• II. PRAMUKA PENGGALANG ( 11 – 15 Tahun)
• 1. Cara Penularan Malaria:
• Orang Sakit Nyamuk Orang sehat Orang
sakit
• Penularan yang lain :
• - Malaria bawaan, terjadi pada bayi yang baru
dilahirkan karena ibunya menderita malaria.
• - Secara mekanik, penularan melalui transfusi
darah atau jarum suntik.
2. Tanda/gejala Malaria
Demam berkala (Trias Malaria) (serangan bisa bertahan 6-
10 jam) :
• Dingin/menggigil (15 - 60 menit), Panas (1 - 2 jam) dan
Berkeringat
Serangan terjadi 2 hari sekali atau 3 hari sekali,tergantung
jenis parasit (plasmodium)
Gejala lain :
• Sakit kepala
• Mual & muntah, nyeri ulu hati
• Letih lesu
• Badan terasa pegal/sakit
3. Cara pencegahan Malaria
a. Hindarilah gigitan nyamuk dengan cara:
• Tidur memakai kelambu berinsektisida
• Menggunakan kassa atau kawat nyamuk untuk
menutup lubang-lubang ventilasi rumah
• Menggunakan obat anti nyamuk oles/repellent
• Menggunakan obat nyamuk bakar
• Menyemprot kamar dengan obat semprot nyamuk
• Tidak berada di luar setelah hari gelap atau
menggunakan penutup seperti baju lengan panjang
b. Membunuh jentik nyamuk dengan menggunakan
obat pembunuh jentik, menebar ikan pemakan jentik
serta menimbun atau mengalirkan genangan air
4.Ciri-ciri telur, jentik dan nyamuk penular
Malaria
III. PRAMUKA PENEGAK ( 16 – 20 Tahun)
1. Penyebab Malaria
• Makluk kecil (parasit) yang disebut
Plasmodium yang hanya dapat dilihat dengan
• mikroskop. Plasmodium adalah parasit yang
hidupnya merusak dan memakan sel-sel darah
merah
Ada 4 macam Plasmodium , yaitu:
• a. Plasmodium falciparum (malaria tropika)
• b. Plasmodium vivax (malaria tertiana)
• c. Plasmodium malariae (malaria kuartana)
• d. Plasmodium ovale (jarang, umumnya di
Afrika)
2. Penjelasan Penularan Malaria
• Selain jenis gigitan nyamuk, parasit malaria dapat
ditularkan melalui transfusi darah yang
mengandung parasit atau ditularkan pada janin
oleh ibu yang menderita malaria,Nyamuk
Anopheles yang dapat menularkan malaria adalah
jenis betina saja, karenauntuk dapat bertelur
membutuhkan darah, sedangkan nyamuk jantan
hanya makancairan gula yang berasal dari bunga
dan tidak menggigit manusia maupun hewan.
• Darah yang diperlukan nyamuk betina dapat
berasal dari manusia maupun hewan.
3. Tanda/Gejala Malaria
a. Demam menggigil yang berkala disertai sakit kepala
b. Penderita pucat karena kurang darah
c. Badan merasa lemah
d. Mengingat gejala pokok penyakit malaria berupa
demam, sulit dibedakan dengan gejala demam pada
penyakit lainnya, maka untuk menentukan penyakit
malaria,darahnya perlu diperiksa di bawah mikroskop.
e. Dengan pemeriksaan darah ini, diketahui jenis
parasitnya, lalu dapat ditentukan pengobatan yang
tepat sehingga sembuh sempurna dan tidak kambuh
4. Cara Pencegahan Malaria
a. Hindari gigitan nyamuk dengan cara:
• • Tidur di dalam kelambu berinsektisida
• Membakar obat pengusir nyamuk atau
menyemprot kamar dengan obat semprot
• Tidak berada di luar rumah setelah hari gelap
• Menjauhkan kandang ternak dari tempat
tinggal
• Memasang kawat kasa pada lubang angin
rumah dan jendela.
b. Membunuh nyamuk
• Nyamuk dewasa dengan obat semprot.
Menyemprot dinding rumah bagian dalam dengan
racun serangga, misalnya DDT atau Fenitrothion.
• Hanya dinding bagian dalam yang disemprot racun,
karena nyamuk yang masuk rumah akan hinggap di
dinding. Racun akan masuk ke dalam tubuh nyamuk
sewaktu nyamuk hinggap di dinding.
• Nyamuk anopheles akan mati dengan cara ini dalam
waktu 1-2 hari, sehingga tidak sempat menularkan
penyakit malaria kepada orang lain.
c. Membasmi Jentik
• Membunuh jentik nyamuk dengan obat
pembasmi jentik, menebarkan ikan pemakan
jentik dan menghilangkan/mengurangi
genangan air dengan cara menimbun atau
mengalirkan airnya.
d. Minum obat anti malaria
• – Sebagai pencegahan (daerah endemis)
• – Sebagai pengobatan saat sakit dan sudah
dilakukan pemeriksaan darah, pasien yang
diduga sakit Malaria harus dilakukan
pemeriksaan darah sebelum diberikan obat anti
malaria. Contoh obat anti Malaria : ACT
(Artemisinin Combination Therapy), Kina dan
Primakuin.
• - Obat untuk kedua keperluan tersebut di atas
selalu tersedia di Puskesmas.
e. Akibat Malaria
• Menyebabkan kekurangan darah pada penderita malaria
karena sel-sel darah merah banyak yang hancur karena
dirusak/dimakan oleh Plasmodium.
• Akibat kurang darah akan menyebabkan daya tahan tubuh
kurang sehingga mudah terkena infeksi lain dan daya kerja
kurang. Dan pertumbuhan otak pada anak-anak terhambat
sehingga menyebabkan terganggunya perkembangan
kecerdasan dengan akibat anak-anak menjadi bodoh.
• Pada ibu hamil penyakit malaria dapat menyebabkan
keguguran.Pada penderita penyakit malaria tropika yang
berat dan tidak diobati, pembuluh darah otaknya dapat
tersumbat,sehingga dapat menyebabkan kematian atau
menjadi gila
IV. PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA
• Di samping mendapat SKK dan melatih adik Pramuka atau
anggota masyarakat, maka perlu ditambah pengetahuan
sebagai berikut:
1. Siklus Parasit Malaria dalam Tubuh Manusia dan dalam Tubuh
Nyamuk.
a. Dalam tubuh manusia
1). Perkembangan dalam jaringan :
• Parasit yang berasal dari nyamuk (disebut:Sporozoit) masuk ke
dalam sel-sel jaringan hati untuk tumbuh menjadi sizon jaringan
yang kemudian menjadi merozoit yang menyebar dalam
peredaran darah. Sebagian merozoit jaringan pada Plasmodium
vivax dapat bertahan dalam hati dan menyebabkan penyakit
malaria menahun (sering kambuh)
2). Perkembangan dalam peredaran darah :
a). Dalam sel-sel darah merah :
• Parasit yang berasal dari hati (merozoit jaringan) kemudian
menyerang dan memakan sel-sel darah merah sambil
berkembang biak di dalam sel sel tersebut, yang disebut
bentuk Skizon.
• Skizon kemudian pecah dan menghasilkan merozoit eritrositer
yang akan kembali menyerang sel-sel darah merah lainnya.
• Siklus ini terjadi berulang-ulang sehingga menyebabkan
banyak sel-sel darah merah yang rusak, menyebabkan
penderita menjadi pucat dan lemah.
• Pada waktu sel darah merah pecah mengeluarkan merozoid,
timbullah serangan demam pada diri penderita.
• Serangan demam tersebut terjadi secara berkala
• Limpa membengkak karena harus bekerja
lebih keras mengganti sel-sel darah merah dan
membersihkannya.
b). Di luar sel-sel darah merah
• Sebagian dari merozoit darah berkembang
menjadio gametosit jantan dan betina
(keduanya disebut bentuk seksual).
• b. Dalam tubuh nyamuk.
• Gametosit jantan dan betina yang terhisap
melalui nyamuk, kemudian bersatu dan
berkembang menjadi Ookinet.
• Ookinet kemudian menerobos dinding
lambung nyamuk dan berkembang
menjadiOokista, yang akan menghasilkan
ribuan sporozoit.
• Sporozoit-sporozoit tersebut kemudian
bergerak menuju kelenjar ludah nyamuk dan
siap ditularkan melalui gigitan berikutnya
1. Pengobatan Malaria
• Karena siklus hidup parasit malaria terdiri dari beberapa tahap/bentuk,
maka diperlukan obat yang berlainan sesuai denagn tahapan/bentuk
parasitnya.
• Penyakit malaria yang menahun yang disebabkan oleh plasmodium vivax
akan lebih sulit diobati karena parasitnya dapat bersembunyi di dalam
hati

a. Pengobatan profilaksis
• Diberikan sebagai cara untuk mencegah berkembang biaknya parasit
sebagai akibat dari penularan pertama kali.
1). Obat diminum setiap hari sekali satu tablet.
2). Obat mulai diminum seminggu sebelum masuk daerah malaria dan
diteruskan sampai 2 minggu setelah meninggalkan daerah tersebut.
3). Jenis obatnya adalah doksisiklin yang setiap tabletnya berisi 100 mg.
• b. Pengobatan malaria klinis
• Diberikan kepada penderita tersangka malaria
yang diagnosanya berdasarkan gejala klinis,
yaitu:
1) Malaria akut (diagnosa oleh petugas
kesehatan/kader):
- Demam menggigil yang berkala dan sakit
kepala
- Penderita demam yang ditemukan di daerah
non endemis dengan riwayat kunjungan ke
daerah malaria.
Pengambilan Darah untuk Pemeriksaan
Malaria
Meskipun tidak perlu mengerjakan sendiri Pramuka Penegak dan Pandega perlu
mengetahui hal-hal sebagai berikut:
a. Dapat menyebarluaskan pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan darah
malaria.
b. Jumlah darah yang diperlukan untuk pemeriksaan hanya sedikit hingga diambil
dari ujung jari.
c. Untuk dapat diperiksa darah tersebut harus diwarnai lebih dahulu.
d. Pemeriksaan selanjutnya dikerjakan di bawah mikroskop oleh petugas
kesehatan/Puskesmas.
e. Semua orang harus hadir pada saat dilakukan pengembilan darah untuk
pemeriksaan malaria agar supaya tidak ada penderita yang terlewat dari
pemeriksaan dan pengobatan.
f. Selama masih ada penderita malaria di masyarakat tanpa diobati selama itu pula
penderita tersebut menjadi sumber penularan bagi anggota masyarakat lainnya.
SKK
Penanggulangan Penyakit Demam
Berdarah
I. PRAMUKA SIAGA ( 7 – 10 Tahun)
• – Mengetahui penyebab DBD
• – Mengetahui penular DBD
• – Mengetahui ciri-ciri nyamuk penular DBD
• – Mengetahui tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD
II. PRAMUKA PENGGALANG ( 11 – 15 Tahun)
• – Mampu menerapkan semua SKK Penanggulangan DBD Pramuka Siaga
• – Mengetahui cara penularan DBD
• – Mengetahui tanda/gejala DBD
• – Mengetahui cara pertolongan pertama pada penderita DBD
• – Mengetahui cara pencegahan DBD
• – Mengetahui jenis tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD
• – Mengetahui prilaku dan siklus nyamuk penular DBD
• – Mengetahui cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
• – Mampu melakukan PSN di lingkungan sekolah dan rumah
III. PRAMUKA PENEGAK ( 16 – 20 Tahun)
• – Mampu menerapkan semua SKK Penanggulangan DBD Pramuka
Penggalang
• – Mampu menjelaskan penyebab DBD
• – Mampu menjelaskan cara penularan DBD
• – Mampu menjelaskan tanda/gejala DBD
• – Mampu menjelaskan cara pencegahan DBD
• – Mampu menjelaskan prilaku dan siklus nyamuk Aedes aegypty
• – Mampu menjelaskan PSN 3M Plus
• – Mampu menjelaskan cara survei jentik dan cara menghitung
Angka Bebas Jentik
• (ABJ)
• – Mampu melakukan cara pertologan pertama pada penderita DBD
• – Mampu melakukan PSN di lingkungan sekolah, rumah dan tempat-
tempat umum
• I. PRAMUKA SIAGA ( 7 – 10 Tahun)
• – Penyebab DBD adalah virus dengue
• – Penular DBD adalah nyamuk Aedes aegypty
• – Ciri-ciri nyamuk penular DBD adalah nyamuk
Aedes aegypty dewasa berukuran lebih kecil
jika dibandingkan dengan rata-rata nyamuk
lain dan mempunyai warna dasar hitam
dengan bintik-bintik putih pada bagian badan
dan kaki.
• Tempat perkembangbiakan nyamuk penular
DBD :
• Tempat perkembangbiakan utama ialah
tempat-tempat penampungan air berupa
genangan air yang tertampung disuatu
tempat atau bejana di dalam atau sekitar
rumah atau tempat-tempat umum, biasanya
tidak melebihi jarak 500 meter dari rumah.
Nyamuk ini biasanya tidak dapat berkembang
biak di genangan air yang langsung
berhubungan dengan tanah.
II. PRAMUKA PENGGALANG ( 11 – 15 Tahun)
– Cara penularan DBD
DBD ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty betina. Nyamuk ini mendapatkan
virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang yang sakit DBD atau
orang yang tidak sakit , tetapi dalam darahnya sudah terdapat virus dengue. Bila
nyamuk tersebut menggigit/menghisap kembali seseorag, maka orang tersebut
dapat tertular/terkena DBD

– Tanda/gejala DBD
Panas tinggi tanpa sebab jelas yang timbul mendadak, terus-menerus selama 2-
7 hari, badan terasa lemah/lesu, disertai nyeri pada ulu hati selanjutnya akan
timbul bintik-bintik merah pada kulit.
Cara pertolongan pertama pada penderita DBD
Apabila keluarga/masyarakat menemukan gejala dan tanda di atas,
maka
pertolongan pertama oleh keluarga adalah sebagai berikut:
1. Berikan minum 4-6 gelas per hari (1-2 liter/hari), air putih yang
sudah
dimasak, teh manis, sirup, jus buah atau larutan oralit
2. Kompres dengan air hangat
3. Berikan obat penurun demam bila diperlukan
– Cara pencegahan DBD
Pencegahan DBD yang tepat sampai saat ini adalah dengan
memutus rantai
penularan yaitu dengan pengendalian vektornya (contohnya PSN),
karena
vaksin dan obatnya masih dalam proses penelitian.
– Mengetahui cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M Plus
PSN DBD dilakukan dengan cara ‘3M-Plus’, 3M yang dimaksud yaitu:
1. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak
mandi/wc, drum, dan lain-lain seminggu sekali (M1)
2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong
air/tempayan, dan lain-lain (M2)
3. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air hujan (M3).

III. PRAMUKA PENEGAK ( 16 – 20 Tahun)


– Mampu menerapkan semua SKK Pengendalian DBD Pramuka Penggalang
– Mampu menjelaskan penyebab DBD
Penyebab penyakit Dengue adalah Arthrophod borne virus, genus flavivirus
dan terdiri dari 4 serotipe yaitu serotipe 1,2,3 dan 4. Ke empat serotipe virus ini
telah ditemukan di berbagai wilayah Indonesia. Hasil penelitian di Indonesia
menunjukkan bahwa Dengue-3 sangat berkaitan dengan kasus DBD berat dan
merupakan serotipe yang paling luas distribusinya disusul oleh Dengue-2,
Dengue-1 dan Dengue -4. Di Indonesia beredar ke-4 serotipe virus Dengue
dengan serotipe yang dominan adalah serotipe Den-3.
Mampu menjelaskan tanda/gejala DBD
Pada awal perjalanan DBD gejala dan tanda tidak spesifik, oleh karena itu
masyarakat/keluarga diharapkan waspada jika terdapat gejala dan tanda yang
mungkin merupakan awal perjalanan penyakit tersebut. Gejala dan tanda awal
DBD dapat berupa :
1. Panas tinggi tanpa sebab jelas yang timbul mendadak, terus-menerus
selama 2-7 hari,
2. Badan lemah/lesu,
3. Ulu hati terasa nyeri,
4. Timbul bintik-bintik merah pada kulit (seperti bekas gigitan nyamuk
disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler di kulit. Untuk
membedakannya kulit diregangkan bila bintik merah itu hilang, bukan tanda
penyakit DBD)
– Mampu menjelaskan cara penularan DBD
Seseorang yang di dalam darahnya mengandung virus Dengue merupakan
sumber penular Demam Berdarah Dengue (DBD). Virus Dengue berada dalam
darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam.
Bila penderita DBD digigit nyamuk penular (nyamuk betina), maka
virus dalam darah akan ikut terisap masuk ke dalam lambung
nyamuk, selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar
di berbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk di dalam kelenjar
liurnya. Kira-kira 1 (satu) minggu setelah mengisap darah
penderita, nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang
lain(masa inkubasi ekstrinsik). Virus ini akan tetap berada dalam
tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu nyamuk
Aedes aegypti yang telah mengisap virus Dengue menjadi penular
(infektif) sepanjang hidupnya.Penularan ini terjadi karena setiap
kali nyamuk menusuk (menggigit), sebelum mengisap darah akan
mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya(proboscis),
agar darah yang diisap tidak membeku. Bersama air liur inilah
virus Dengue dipindahkan dari nyamuk ke manusia.
– Mampu menjelaskan cara pencegahan DBD
Pencegahan DBD yang tepat sampai saat ini adalah dengan
memutus rantai penularan yaitu dengan pengendalian vektornya
(contohnya PSN), karena vaksin dan obatnya masih dalam proses
penelitian.Metode pengendalian vektor DBD bersifat spesifik lokal,
dengan mempertimbangkan faktor–faktor lingkungan fisik
(cuaca/iklim, pemukiman,habitat perkembangbiakan); lingkungan
sosial-budaya (Pengetahuan Sikap danPerilaku) dan aspek vektor.
Pada dasarnya metode pengendalian vektor DBD yang paling
efektif adalah dengan melibatkan peran serta masyarakat (PSM).
Sehingga berbagai metode pengendalian vektor cara lain
merupakan upaya pelengkap untuk secara cepat memutus rantai
penularan.
Berbagai metode PengendalianVektor (PV) DBD, yaitu:
a. Kimiawi
b. Biologi
c. Manajemen lingkungan
d. Pemberantasan Sarang Nyamuk/PSN
e. Pengendalian Vektor Terpadu
– Perilaku dan siklus nyamuk Aedes aegypty
Setelah lahir (keluar dari kepompong), nyamuk istrirahat di kulit kepompong
untuk sementara waktu. Beberapa saat setelah itu sayap meregang menjadi
kaku, sehingga nyamuk mampu terbang mencari makanan.
Nyamuk Aedes aegypti jantan mengisap cairan tumbuhan atau sari bunga
untuk keperluan hidupnya sedangkan yang betina mengisap darah. Nyamuk
betina ini lebih menyukai darah manusia dari pada binatang (bersifat
antropofilik). Darah (proteinnya) diperlukan untuk mematangkan telur agar jika
dibuahi oleh sperma nyamuk jantan, dapat menetas. Waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan perkembangan telur mulai dari nyamuk mengisap darah
sampai telur dikeluarkan biasanya bervariasi antara 3-4 hari. Kondisi ini
disebut satu siklus gonotropik (gonotropic cycle) .
Biasanya nyamuk betina mencari mangsanya pada siang hari. Aktivitas
menggigit biasanya mulai pagi sampai petang hari, dengan 2 puncak aktifitas
antara pukul 09.00 -10.00 dan 16.00 -17.00. Tidak seperti nyamuk lain, Aedes
aegypti mempunyai kebiasaan mengisap darah berulang kali (multiple bites)
dalam satu siklus gonotropik, untuk memenuhi lambungnya dengan darah.
Dengan demikian nyamuk ini sangat efektif sebagai penular penyakit.
Setelah mengisap darah, nyamuk ini hinggap (beristirahat) di dalam atau
kadang-kadang di luar rumah berdekatan dengan tempat
perkembangbiakannya. Biasanya di tempat yang agak gelap dan lembab. Di
tempat-tempat ini nyamuk menunggu proses pematangan telurnya.
Setelah beristirahat dan proses pematangan telur selesai, nyamuk betina akan
meletakkan telurnya di dinding tempat perkembangbiakannya, sedikit di atas
permukaan air. Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu
±2 hari setelah telur terendam air. Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat
mengeluarkan telur sebanyak 100 butir. Telur itu di tempat yang kering (tanpa
air) dapat bertahan berbulan-bulan pada suhu -2ºC sampai 42ºC, dan bila
tempat-tempat tersebut kemudian tergenang air atau kelembabannya tinggi
maka telur dapat menetas lebih cepat.
Siklus perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti seperti juga nyamuk lainnya
mengalami metamorfosis sempurna, yaitu: telur - jentik - kepompong - nyamuk.
Stadium telur, jentik dan kepompong hidup di dalam air. Pada umumnya telur
akan menetas menjadi jentik dalam waktu ± 2 hari setelah telur terendam air.
Stadium jentik biasanya berlangsung 5-7 hari, dan stadium kepompong (Pupa)
berlangsung antara 1-2 hari. Pertumbuhan dari telur menjadi nyamuk dewasa
selama 9-10 hari. Umur nyamuk betina dapat mencapai 2-8 minggu.
SKK PENANGGULANGAN RABIES
Pramuka Siaga: (7-10 tahun)
- Mengetahui secara sederhana penyebab, cara penularan dan gejala penyakit anjing
gila pada manusia dan Hewan Penular Rabies/HPR (terutama anjing)
- Mengetahui cara pencucian luka gigitan HPR (anjing).
- Mengetahui pentingnya memberikan suntikan vaksin rabies pada manusia dan
hewan peliharaan (anjing, kucing, kera dan hewan bertaring lainnya).
Pramuka Penggalang ( 11-15 tahun )
- Menjelaskan secara sederhana penyebab, cara penularan dan gejala penyakit
Rabies/anjing gila pada manusia dan HPR (terutama anjing).
- Menjelaskan cara pencucian luka gigitan HPR (anjing).
- Menjelaskan pentingnya memberikan suntikan vaksin rabies pada manusia/hewan
peliharaan (anjing, kucing, kera dan hewan bertaring lainnya).
Pramuka Penegak dan Pandega ( 16 – 20 tahun )
- Mengaplikasikan/membuat contoh secara sederhana penyebab, cara penularan dan
gejala penyakit rabies pada manusia dan HPR (terutama anjing).
- Mengaplikasikan/membuat contoh cara pencucian luka gigitan HPR (anjing).
- mengaplikasikan/membuat contoh cara memberikan suntikan vaksin rabies pada
hewan peliharaan (anjing, kucing, kera dan hewan bertaring lainnya)
- Memberikan penyuluhan tentang penyakit Rabies/anjing gila.
I. PRAMUKA SIAGA ( 7 – 10 tahun )
A. TANDA-TANDA RABIES PADA MANUSIA
1. Phase awal (Prodromal):
a. Demam
b. Lesu
c. Mual
d. Nyeri di tenggorokan
2. Phase kedua (Sensorik):
a. Merasa Nyeri tidak jelas
b. Rasa panas pada bekas luka
c. Cemas
d. gelisah
3. Phase ketiga (Exitasi/Gila)
a. Berteriak-teriak
b. Menjambak-jambak rambut
c. Berlari-lari dan melompat-lompat
d. Takut air
e. Takut Angin
f. takut Cahaya
g. Takut Suara
4. Phase Akhir (Lumpuh):
a. Mulut menganga, air liur banyak/hiper salivasi
b. Lumpuh mulai dari kaki
c. Susah bernafas
d. Diakhiri dengan meninggal
B. TANDA-TANDA RABIES PADA ANJING (HPR)
1. Permulaan:
a. Malas makan
b. Lebih jinak
c. Mata merah
2. Gila:
a. Lari tanpa tujuan
b. Mengejar dan menggigit apa saja yang bergerak
c. ”Lupa” pulang/ linglung
d. Berkelahi tak mau kalah
e. Tidak kenal tuannya lagi
f. Makan semuan benda yg masuk ke mulutnya seperti batu beling dll.
g. Air liur menetes terus tanpa henti
h. Takut angin,suara,cahaya,air ,dll
3. Lumpuh:
a. Berjalan terseok
b. Ekor terjepit di kedua kaki belakang
c. Lidah menjulur
d. Rahang bawah menggantung/menganga terus
e. diakhiri dengan kematian

C. PENYEBAB
1. Bibit penyakit yang disebut virus rabies
2. Terdapat pada air liur hewan penderita rabies
3. Bentuknya seperti peluru
4. Ukurannya sangat kecil
5. Tak dapat dilihat oleh mata biasa (harus pake mikroskop)

D. CARA PENULARAN
E. PENGOBATAN
1. Bila digigit anjing, kucing, kera atau hewan penular rabies lain, cucilah
luka dengan sabun dan air bersih yang mengalir sekitar 15 menit
2. Sesudah kering, obatilah dengan obat merah atau alkohol 70% atau
bathadin
3. Selanjutnya berobatlah ke dokter/sarana kesehatan terdekat
4. Hewannya jangan dibunuh/diobservasi 14 hari

F. PENCEGAHANNYA.
1. Peliharalah anjing, kucing dan kera dengan baik/ dirawat.
2. Suntikan vaksin anti rabies secara teratur ke dokter hewan.
3. Pakailah berongsong kalau anjingnya dibawa berjalan.
4. Ikatlah anjing dengan tali 2 meter.
Selain bahan pengetahuan SKK-Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang perlu ditambah
pengetahuan bahwa:
1. Anjing penggigit jangan dibunuh tetapi diobservasi di Dinas Peternakan.
2. Korban tergigit dibawa ke puskesmas, dokter praktek atau rumah sakit.
3. Kalau anjingnya terbunuh, kepalanya dibawa ke Dinas Peternakan untuk pemeriksaan
rabiesnya.
4. Penyebab rabies adalah virus rabies.
Virus Rabies dari golongan rhabdovirus, bersifat neurotrop (merusak Jaringan syaraf).
Virus yang masuk ke luka akan menuju otak melalui tali syaraf.
Virus dapat ditemukan juga di air liur, air mata, dan cairan tubuh lainnya dari penderita.
5. Masa inkubasi rabies berkisar Antara 2 minggu hingga 2 tahun, tergantung dari letak
gigitan,
parahnya luka dan pokok virus.
6. Selain lewat gigitan, penular rabies juga dapat lewat pencangkokan kornea mata yang
donornya kebetulan menderita rabies, ataupun secara aerobic/udara pada keadaan khusus
- GEJALA RABIES
Pada anjing dan pada orang ada 4 stadium, yaitu :
1. Stadium permulaan = Prodomal
2. Stadium kedua = Sensoris
3. Stadium ketiga = Exitasi/gila
4. Stadium akhir = Paralyse/lumpuh
- DIAGNOSE RABIES
Diagnosa rabies pada penderita biasanya tidak tertolong lagi . Diagnosa rabies sangat
perlu untuk menentukan apakah si penderita gigitan perlu mendapat vaksin atau
campuran vaksin dan serum anti rabies.
Oleh karena itu hewan penggigit JANGAN dibunuh tetapi ditangkap untuk diamati
selama 10 hari.
Jikalau mati otaknya diambil lalu diperiksa dengan mikroskop, maupun secara biologis
memakai tikus putih.
SKK
PENANGGULANGAN DIARE
Pramuka Siaga:
- Mengetahui apakah diare itu
- Mengetahui penyebab yang dapat mengakibatkan diare
- Mengetahui gejala diare dan akibat diare
- Mengetahui manfaat oralit dan cara membuatnya.
- Mengetahui pencegahannya secara sederhana
Pramuka Penggalang:
- Menjelaskan penyakit yang sering menimbulkan wabah
- Menjelaskan penyakit yang bisa menyebabkan diare
- Menjelaskan gejala diare dan akibat diare
- Menjelaskan manfaat oralit dan cara membuatnya
- Menjelaskan cara pencegahannya
Pramuka Penegak dan Pandega :
- - Dapat mengaplikasikan diare secara sederhana dan cara pengobatannya.
- - Dapat mengaplikasikan tentang gejala-gejala dan akibatnya
- - Dapat memberikan penyuluhan/contoh akibat diare termasuk pencegah.
I. PRAMUKA SIAGA
A. PENGERTIAN DIARE
Diare adalah berak encer atau bahkan berupa air saja (mencret) yang terjadi lebih
sering dari biasanya (3 kali atau lebih) dalam 1 hari. Penyakit ini sering timbul sebagai
wabah, karena dalam waktu singkat memakan banyak korban.
B. GEJALA POKOK PENYAKIT DIARE
Gejala utama penyakit diare adalah siring berak-berak encer lebih dari biasanya bahkan
dapat berupa air. Kadang-kadang disertai dengan muntah, panas dan lain-lain.
C. PENYEBAB DIARE
Diare dpat diseabkan oleh bermacam-macam hal, diantaranya adalah:
1. Karena peradangan usus (infeksi kuman)
2. Karena keracunan makanan dan minuman
3. Karena tidak tahan terhadap makanan tertentu
4. Karena kekurangan Gizi
D. AKIBAT DIARE
Apabila seorang anak penderita diare tidak segera ditolong, maka anak tersebut akan
kekurangan CAIRAN TUBUH dan ZAT GARAM-GARAMAN yang sangat berguna bagi
kelangsungan hidup manusia. Anak tersebut menjadi lemas dan akhirnya meninggal.
Hal ini dapat diibaratkan sebatang pohon yang kekurangan air, lama-kelamaan akan
layu dan mati.
E. CARA MENOLONG PENDERITA DIARE.
Apabila orang diare, jangan sampai kehausan. Maka berilah minum air apa saja yang
ada di rumah, misalnya air teh encer, air buah, air sop dan lain sebaginya. Yang paling
baik adalah memberikan minum larutan ORALIT dan ZINC.
ORALIT adalah bubuk garam gula, yang selalu dilarutkan dalam air masak dan
diminumkan pada orang diare dapat mencegah bahaya kehabisan cairan tubuh.
ZINC merupakan salah satu zat gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan
anak. Zinc yang ada dalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar ketika anak mengalami
diare. Untuk menggantikan Zinc yang hilang selama diare, anak dapat diberikan Zinc yang
akan membantu penyembuhan diare serta menjaga agar anak tetap sehat.

II. PRAMUKA PENGGALANG


1. Lingkungan Penularan Penyakit Diare
Cara penularan penyakit diare secara lintas dubur – mulut: airtinya kuman dikeluarkan
melalui kotoran manusia dan masuk ke dalam tubuh manusia bersama-sama makanan dan
minuman yang tercemari melalui mulut.
2. Proses Penularan Diare.
a. Penderita dapat mengeluarkan kuman penyebab diare bersama-sama tinja waktu
buang air besar.
b. Bila penderita buang air besar di sembarang tempat, maka dapat mencemari
lingkungan (air, tanah, dan sebagainya).
c. Kuman pada tinja dapat ditularkan kepada orang lain apabila melekat pada tangan,
dan kemudian dipakai untuk memegang makanan
d. Kuman yang keluar bersama-sama tinja dapat mencemari air. Kalau air yang
tercermar tersebut dipergunakan sehari-hari tanpa dimasak, misalnya untuk
berkumur, menggosok gigi, mencuci sayur, diminum dan sebagainya maka mereka
akan tertular penyakit diare.
e. Kuman tersebut dapat pula mencemari makanan atau minuman, melalui lalat atau
air yang tercermar tersebut yang dipergunakan untuk mencuci makanan atau
minuman
3. Cara memberikan Larutan Oralit dan Zinc kepada Penderita :
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dalam menolong penderita diare, perlu
diketahui cara-cara memberikan larutan oralit yang benar.
a. Berikanlah larutan oralit tersebut sedikit demi sedikit, walaupun sedikit tapi sering,
dapat dipergunakan sendok. Pemberian sebanyak-banyaknya sampai anak tidak
haus lagi.
b. Apabila penderita muntah, istirahat sebentar dan diteruskan lagi. Sebaiknya air
yang dipergunakan untuk melarutkan oralit air yang hangat-hangat kuku.
c. Setelah habis satu gelas buatlah larutan lagi. Dan berikan seperti cara di atas.
Pada saat diare, anak akan kehilangan Zinc dalam tubuhnya. Pemberian Zinc mampu
menggantikan kandungan Zinc alami tubuh yang hilang tersebut dan mempercepat
penyembuan diare. Zinc juga meningkatkan sistim kekebalan tubuh sehingga dapat
mencegah risiko terulangnya diare selma 2-3 bulan setelah anak sembuh dari diare.
Pemberian zinc selama 10 hari berturut-turut dengan dosis sebagai berikut:
a. Balita umur <6 bulan : ½ tablet (10mg) perh hari.
b. Balita umur > b bulan : 1 tablet (20 mg) per hari.
PERHATIAN:
Walaupun anak muntah, pemberian ORALIT tidak boleh dihentikan. Zinc aman
dikonsumsi bersamaan dengan Oralit. Saat ini Zinc tersedia di pasaran atau fasilitas
pelayanan kesehatan berupa tablet dispersible, sirup, serbuk dalam saset. Tablet Zinc
akan larut segera dalam waktu sekitar 30 detik. Mintalah nasehat kepada Seorang
Kader Kesehatan atau petugas Kesehatan terdekat.
4. Cara Pencegahan Penyakit Diare:
Agar tidak terserang penyakit diare, maka diperlukan upaya sebagai berikut:
a. Hanya memberikan ASI pada 4-6 bulan pertama dan meneruskannya sampai
paling kurang umur 1 tahun
b. Membiasakan makan makanan dan minum minuman yang telah dimasak.
c. Menggunakan sumber air minum yang brsih, misalnya air perpipaan, pompa tangan,
sumur gali yang memenuhi syarat dan sebagainya.
d. mencuci seluruh bagian tangan dengan sabun dan menggunakan air yang cukup
sebelum makan, sesudah buang air besar, sebelum memegang makanan dan
sesudah bermain.
e. Buang air besar di jamban atau kakus yang sehat. Jangan mebiasakan membuang
air besar di sembarang tempat, misalnya di kebun, di kali dan lain-lain.
f. Membudayakan kebersihan perirangan seperti menggunting kuku, mencuci tangan
sebelum makan dan sesudah buag air besar, mandi.
g. Membudayakan menjaga kebersihan alat-alat rumah tangga , seperti mencuci
peralatan makan dan minum dengan sabun. Dan meletakkan di rak piring, serta
menjemurnya di panas matahari.
h. Memberikan makanan yang bergizi
Dengan memberikan makanan yang bergizi dapat meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap diare.
Makanan bergizi bukan berarti makanan mahal. Dapat berupa: tahu, tempe, ikan ,
daging, sayur-mayur, buah-buahan.
i. Menjaga lingkungan agar tetap sehat, dengan :
- Menjaga kebersihan halaman dan sampah dan kotoran.
- Jika memelihara hewan, misalnya anjing, babi dan sebagainya, dibuatkan
kandang tersendiri sedemikian rupa sehingga kotoran tidak terjamah oleh anakanak.
- membuat jarak jamban dengan sumber air minum paling sedikit 10 meter
j. memberikan imunisasi campak pada bayi umur 9 bulan
III. PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA
Dismping harus memahami pengetahuan yang telah diuraikan diatas, Pramuka golongan
Penegak dan Pandega juga harus telah melatih sedikitnya seorang Pramuka Penggalang
atau anak seusia itu, sehingga mencapai TKK Penanggulangan Diare. Ditambah
ketrampilan menolong/merawat penderita siare, membuat oralit dan memberikan pada
penderita sesuai dengan aturan.
Memberi pertolongan/merawat penderita diare.
Prinsip menolong penderita diare adalah:
- Mencegah terjadinya dehidrasi
- Mengobatan dehidrasi (ORALIT)
- Mempercepat kesembuhan (Obat ZINC)
- Memberikan makanan pada anak
- Mengobati Masalah lain
1. Bila anak menderita diare, tanda-tanda yang paling awal adalah haus, maka:
- Berilah cairan apa saja yang ada di rumah tangga, misalnya air teh, air susu, air
buah, air sop, air tajin dan sebainya.
- Kalau dia masih menyusui, agar diberikan ASI tambahan lebih dari biasanya.
- Makanan yang biasa diberikan dapat diteruskan.
2. Bila anak diare disertai slah satu gejala dari: nafsu makan berkurang, kelincahan
menurun, panas, muntah, maka carilah ORALIT pada kader kesehatan.
3. Aturan pemberian larutan pada penderita diare :
- Anak dibawah 1 tahun : 2 jam pertama harus habis 2 gelas, selanjutnya ½
gelas setiap kali berak.
- Anak 1 - 5 tahun : : 2 jam pertama harus habis 4 gelas, selanjutnya 1 gelas
setiap kali berak
- Anak di atas 5 tahun dan dewasa : 2 jam pertama harus habis 6 gelas,
selanjutnya setiap kali berak.
4. Untuk mempercepat proses penyembuhan penderita diharuskan istirahat yang cukup.
Sebaiknya diberikan makanan yang bergizi, seperti: tempe, tahun, ayam, daging,
buahbuahan.
5. Tidak dianjurkan memberikan obat-obatan lain kepada penderita.
6. Bila penderita sudah ditolong dengan oralit belum teratasi bawalah ke Puksesmas
terdekat.
MENENTUKAN DERAJAT DEHIDRASI
1. Tanda-tanda Dehidrasi
Penderita deiara yang tidak segera mendapatkan pertolongan akan mengalami kekurangan
cairan tubuh. Kekurangan cairan tubuh ini disebut DEHIDRASI.
Menurut derajat dihidrasinya, diare dibedakan dalam 3 (tiga) tingkatan :
a. Tanpa Dehidrasi
- Keadaan umum baik dan sadar
- Tidak haus
- mata normal
- Air mata ada
- Mulut dan lidah basah
- Kulit kalau dicubit cepat kembali.
b. Dehidrasi Ringan/sedang
- Merasa haus (minum banyak)
- Keadaan umum gelisah, rewel
- Air mata tidak ada
- Mulut dan lidah kering
- Mata cekung
- Kulit dicubit kembali lambat
c. Dehidrasi Berat
- Tiak bisa minum atau malas minum
- Tidak sadar atau lesu
- Air mata tidak ada
- Mata sangat cekung
- Mulut dan lidah sangat kering
- Kulit dicubit kembali sangat lambat
Rasa haus dan cubitan kulit merupakan tanda kunci (penting). Untuk menentukan
derajat kedehidrasian minimal harus ada satu tanda kunci ditambah minimal satu tanda
lainnya (bukan tanda kunci).
1. Tindakan Bila Menghadapi Penderita Diare.
Dalam menolong penderita diare, yang penting adalah:
a. Mencegah agar tidak terjadi dehidrasi (kekurangan cairan)
b. Kalau telah jatuh dalam keadaan dehidrasi ditolong secepatnya agar tidak menjadi
berat.
Caranya yaitu dengan menggantikan cairan tubuh yang hilang karna diare dengan
memberikan
cairan apa saja yang ada di rumah atau dengan oralit. Tindakan ini disebut: REHIDRASI.
Jadi dpat dikatakan tindakan rehidrasi diberikan berdasarkan tingkat-tingkat DEHIDRASI.
a. Kalau penderita Diare Tidak ada Tanda-Tanda Dehidrasi
1). Berikanlah cairan lebih banyak dari biasanya
- Apabila anak minum ASI, berikanlah ASI lebih banyak. Bila tidak minum ASI,
berikanlah susu buatan lebih banyak dari biasanya.
- Berikanlah pada penderita :minuman atau cairan yang tersedia di rumah, misalnya:
air tajin, sop, air teh encer, air kelapa, sari buah dan sebagainya.
2). Teruskanlah memberi makan pada penderita diare.
- Jangan mempuasakan penderita. Ini akan menambah penderita lebih parah.
- Berikanlah makanan yang biasa diberikan. Sesua anak umur di atas 4 bulan agar
tetap diberikan makanan padat selama diare : nasi, bubur havermouth, sop, produkproduk
susu, telur, ikan, daging lembut, sari nanas, jeruk, pisang, santan kelapa.
- Anak agar diberikan makan lebih sering ( 6 kali sehari) selama diare, dan agar
diberikan maknaan tambahan paling sedikit 1 kali tiap hari selama 2 minggu
setelah diare berhenti.
b. Kalau penderita diare menunjukan tanda-tanda dehidrasi.
- Berikanlah ORALIT kalau anda mempunyainya.
- Bawalah ke kader kesehatan atau Puskesmas terdekat
2. Cara Pemberian ORALIT dan ZINC
Satu bungkus oralit dimasukkan ke dalam satu gelas air matang (200cc). Anak kurang dari
1 tahun diberi 50-100 cc cairan oralit setiap kali berak. Anak lebih dari 1 tahun diberi 100-
200cc cairan oraliit setiap berak.
Pemberian zinc selama 10 hari berturut-turut dengan dosis sebagai berikut:
a. Balita umur <6 bulan : ½ tablet (10mg) perh hari.
b. Balita umur > b bulan : 1 tablet (20 mg) per hari.
Langkah-langkah dalam melakukan pertolongan/perawatan penderita diare.
a. Tanyakan kapan mulai diare, apakah tinjanya ada darahnya, apakah disertai
penyakit lain.
b. Mengadakan pemeriksaan pada penderita .
Untuk menentukan derajat dehidarasi perlu melihat dan melakukan pemeriksaan.
Lihatlah:
- Bagaimana keadaan umum anak tersebut?
* Apakah dia baik dan gesit?
* Apakah dia sakit, mengantuk atau cengeng?
* Apakah dia sangat mengantuk, tidak berbahaya atau tidak sadar?
- Apakah anak mengeluarkan air mata waktu menangis?
- Apakah matanya normal, cekung atau sangat kering dan cekung?
- Apakah mulut dan lidahnya basah, kering atau sangat kering?
- Saat saudara memberikan minum, apakah anak:
* Minum biasa atau tampak tidak haus?
* Minum banyak dan tempak haus?
• Minum sedikit atau tampak tidak bisa minum?
Periksalah:
- Sewaktu kulitnya ditarik/dicubit, apakah kembali cepat, lambat atau sangat
lambat (lebih lama dari 2 detik).
Catatan : Penarikan kulit dapat memberikan keterangan yang salah.
* Pada penderita yang gizinya sangat buruk, kulitnya mungkin saja
kembali dengan lambat, walaupun dia tidak dehidrasi.
* Pada penderita yang obesitas (terlalu gemuk) kulitnya mungkin saja
kembali dengan cepat walaupun penderita mengalami dehidrasi.
c. Menetapkan pengobatan yang cocok
Menetapkan pengobatan yang cocok
- (Seperti yang telah diuraikan terdahulu)
- Kapan dapat ditolong dengan cairan yang ada di rumah.
- Kapan harus dngan oralit
- Kapan harus mengirim ke Puksesmas atau ke Rumah sakit.
Kriteria penderita dirujuk:
- Muntah-muntah terus
- Mencret terus dan banyak
- Rasa haus yang nyata
- - Tidak mau makan dan minum
- - Panas Tinggi
- - Tinjanya berdarah
- Kalau di kirim ke Puskesmas, penderita tetap diberi minum larutan Oralit selama
- dalam perjalanan.
SKK PENANGGULANGAN
PENYAKIT TB PARU
I. Pramuka Siaga
- Mengetahui penyebab, cara penularan dan gejala TB Paru
- Mengetahui jenis TB
- Mengetahui cara pencegahan dan pengobatan secara teratur
II. Pramuka Penggalang:
- Dapat menjelaskan tentang cara penularan dan gejala TB Paru
- Dapat menjelaskan cara pencegahan dan pengobatan secara teratur
III. Pramuka Penegak dan Pandega :
- Dapat mengaplikasikan/memberi contoh cara pencegahan TB Paru
- Dapat mengaplikasikan/memberi contoh cara pengobatan secara teratur
- Dapat memberikan penyuluhan tentang pencegahan TB Paru
- Dapat memberikan contoh pencegahan TB Paru (rumah harus ada jendela, jangan
meludah di sembarang tempat)
- Dapat memberikan penyuluhan tentang pentingnya TB Paru
I. PRAMUKA SIAGA
Seorang Pramuka harus mengerti hal-hal sebagai berikut:
A. PENYEBAB
Tuberkulosis (TB) yang dulu dikenal dengan TBC adalah penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobarterium tuberculosis).
Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ
atau bagian tubuh lainnya (misalnya: tulang, kelenjar, kulit, dll). TB dapat
menyerang siapa saja, terutama usia produktif/masih aktif bekerja (15-50 tahun)
dan anak-anak.
B. GEJALA TB
Gejala utama TB adalah :
- Batuk terus menerus dan berdahak selama 2 minggu atau lebih
Gejala lainnya:
- Batuk bercampur darah
- Sesak nafas dan nyeri dada
- Nafsu makan berkurang
- Berat badan turun
- Rasa kurang enak badan (lemas)
- Demam/meriang berkepanjangan
- Berkeringat di malam hari walaupun tidak melakukan kegiatan
D. CARA PENULARAN TB
- Sumber penularan adalah pasien TB yang dahaknya mengandung kuman
TB BTA Positif.
- Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak. Sekali batuk dapat menyebarkan 3.000 kuman dalam
percikan dahak.
- Penularan terjadi melalui percikan dahak yang dapat bertahan selama
beberapa jam dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari dan lembab.
- Semakin banyak kuman yang ditemukan dalam tubuh pasien berarti semakin
besar kemungkinan menularkan kepada orang lain.
- TB tidak menular melalui perlengkapan pribadi pasien yang sudah
dibersihkan, seperti: peralatan makan, pakaian dan tempat tidur yang
digunakan pasien TB.
E. JENIS TB
1. TB Paru : Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan
paru
2. TB Ekstra Paru : Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru,
misalnya: selaput otak, selaput jantung (pericardium), tulang, persendian,
kelenjar getah bening, kulit, ginjal, usus, dll.
F. TB PARU DAPAT DISEMBUHKAN .
Apabila terdapat gejala-gejala TB paru pada diri kita atau keluarga kita, bawalah
secepat mengkin ke Puskesmas atau dokter untuk memastikan bahwa yang
bersangkutan benar-benar terserang penyakit TB paru.
G. CARA PENCEGAHAN TBC.
Seorang Pramuka Siaga diharapkan dapat melakukan tindakan pencegahan TB
paru bagi dirinya sendiri dan bagi keluarga serta teman sebaya, antara lain dapat
menjaga kebersihan diri, kebersihan lingkungan (tidak meludah di sembarang
tempat), kalau batuk (menutup mulut, menjauhkan diri dari orang yang sedang
batuk dan mengupayakan olah raga yang teratur serta makan malam yang
bergizi (menu seimbang).
II. PRAMUKA PENGGALANG
Selain hal-hal tersebut di atas, seorang Pramuka Penggalang harus mengetahui
hal-hal sebagai berikut:
1. Hal-hal yang dapat mematikan kuman TB:
Kuman TB dapat mati bila :
- Terkena sinar matahari langsung
- Terkena panas api atau air mendidih
- Terkena sabun, lisol (obat sejenis lisol).
2. Cara Pencegahan Penularan TB
Untuk mencegah penularan kepada orang sehat, seorang penderita TB Paru
hendaknya:
- Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin
- Penderita tidur terpisah dari keluarga
- Ventilasi rumah yang cukup, sehingga udara segar dapat masuk ke dalam
rumah.
- Mengusahakan sinar matahari masuk ke ruang tidur.
Menjemur alat-alat tidur sesering mungkin, karena kuman TB mati oleh
sinar matahari.
- Tidak meludah disembarang tempat, tetapi meludah di tempat tertentu
seperti tempolong atu kaleng yang sudah diisi dengan sabun, karbol atau
lisol, karena kuman TB mati oleh zat-zat tersebut.
3. Mampu menjelaskan mengenai usaha-usaha pencegahan penularan TB
paru pada penderita TB paru, sehingga penderita tersebut mau melakukan
usaha-usaha tersebut.
Selain hal tersebut di atas seorang Pramuka Penggalang juga harus mengetahui
hal-hal sebagai berikut:
1. Penderita tersangka TB Paru
Penderita tersangka TB Paru yaitu penderita yang mempunyai gejala-gejala
menyerupai TB paru.
2. Apa yang harus dilakukan terhadap Penderita tersangka TB Paru.
Melaporkan kepada petugas kesehatan atau Puskesmas setempat, sehingga
petugas Puskesmas dapat mengunjungi rumah penderita tersebut untuk
diteiti lebih lanjut.
Selain hal-hal tersebut di atas, seorang Pramuka Penggalang juga harus
mengetahui hal-hal sebagai berikut:

1. Mengetahui perlunya penderita tersangka TB Paru memeriksakan dahaknya,


yakni untuk memastikan apakah penderita tersebut benar menderita TB.
2. Dapat memotivasi penderita tersangka TB Paru untuk segera memeriksakan
dahaknya (sebaiknya dahak pagi hari).
3. Dahak yang diperiksa adalah cairan yang keluar dari rongga paru ( bukan air
ludah). Sebelum dahak ditampung terlebih dahulu mulut harus dibersihkan
dengan berkumur-kumur/gosok gigi tanpa odol.
4. Mengetahui cara pengobatan penyakit TB Paru yang mutakhir menurut
panduan pengobatan yang digunakan oleh Program Nasional
Penanggulangan TB di Indonesia.
a. OAT Kategori 1
Diberikan kepada pasien baru TB paru BTA positif, pasien TB paru BTA
negatif Rontgen positif, dan paien TB ekstra paru. Lama pengobatan 6-8
bulan, terbagi dalam 2 tahap, berupa obat yang diminum (oral).
b. OAT Kategori 2
Diberikan kepada pasien TB BTA positif yang telah diobati sebelumnya
(pasien kambuh, pasien gagal, dan pasien pengobatan setelah putus
berobat). Lama pengobatan 8 bulan, terbagi dalam 2 tahap, dan obat
yang diberikan selain berupa suntikan (hanya 2 bulan pertama) juga
berupa obat yang diminum/oral (8 bulan).
c. Kategori Anak
Diberikan kepada pasien TB Anak. Lama pengobatan 6 bulan, terbagi
dalam 2 tahap, berupa obat yang diminum (oral).
5.Seorang Pramuka diharapkan dapat membantu petugas kesehatan untuk
memotivasi penderita TB Paru. Sehingga penderita berobat secara teratur
hingga sembuh. (Dinyatakan sembuh oleh dokter)
III. PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA
Selain mengetahui hal-hal tersebut di atas, seorang Pramuka Penegak dan
Pandega harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:
Sejak tahun 1995, program pemberantasan Tuberkolosis Paru, telah dilaksanakan
dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse therapy), yang
direkomendasikan oleh WHO. Penanggulangan dengan strategi DOTS yang
merupakan pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung dapat
memberi angka kesembuhan yang tinggi, dan merupakan strategi dengan biaya
paling efektif.
Komponen Strategi DOTS
1. Komitmen politis dari pengambil keputusan, termasuk dukungan dana.
2. Pemeriksaan TB dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis.
3. Pengobatan dengan panduan Obat Anti Tuberkolosis (OAT) jangka
pendek dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat
(PMO).
4. Kesinambungan OAT jangka pendek dengan mutu terjamin.
5. Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan
pemantauan dan evaluasi program penanggulangan TB.
SKK PENANGGULANGAN
PENYAKIT KECACINGAN
Pramuka Siaga:
- Mengetahui penyebab, cara penularan dan tanda penyakit cacingan
- Mengetahui cara pencegahan penyakit cacingan
- Mengetahui cara pengobatan penyakit cacingan
Pramuka Penggalang:
- Menjelaskan penyebab, cara penularan dan tanda penyakit cacingan
- Menjelaskan cara pencegahan penyakit cacingan
- Menjelaskan cara pengobatan penyakit cacingan
Pramuka Penegak dan Pandega:
- Dapat mengaplikasikan cara pencegahan penyakit cacingan
- Dapat mengaplikasikan cara pengobatan penyakit cacingan
- Dapat memberikan penyuluhan tentang pencegahan penyakit cacingan,
mengetahui cara pengobatan penyakit cacingan.
I. PRAMUKA SIAGA
A. PENGERTIAN
Seorang dikatakan cacingan, bila dalam pemeriksaan tinjanya terdapat telur
cacing.
B. TANDA-TANDA CACINGAN
1. Pucat, kurang darah
2. Lesu, kurus, malas
3. Mual, kurang nafsu makan
4. Perut buncit
5. Mata cembung
6. Rambut jarana
7. Keluar cacing dari dubur atau mulut
C. PENYEBAB CACINGAN
Penyebab cacingan disebabkan oleh jenis cacing tanah yang terdapat pada
usus, adalah:
- Cacing gelang
- Cacing cambur
- cacing tambang
D. CARA PENULARAN
1. Apabila penderita cacingan Luang air besar sembarangan.
Tinja yang mengandung telur cacing mengotori tanah.
2. Di tanah lembab dengan suhu dan waktu tertentu telur menjadi matang dan
Siap menulari orang lain.
3. penularan dapat melalui makanan dan minutan yang dikotori oleh telur cacing
yang telah matang tadi atau melalui tangan yang kotor.
4. Dapat juga penularan melalui digitan tempayak pada kulit kaki yang tidak
memakai alas kaki.
E. BAHAYA DAN KERUGIAN BAGI PENDERITA CACINGAN
- Cacing menghisap makanan dalam usus sehingga penderita kurang gizi
- Cacing menghisap darah dalam usus sehingga penderita kurang darah
- Pertumbuhan anak terganggu
- Cacing dewasa dapat menéalas keluar usus dan merusak alat-alat tubuh
sehingga menumbuhkan penyakit lain.
- Jika jumlah cacing banyak dapat menyumbat usus sehingga penderita dapat
meninggal.
- Anak yang menderita cacingan mudah terserang penyakit lain dan sukar
mencerna pelajaran.
- Penderita cacingan pada orang dewasa dapat menurunkan kemampuan
kerja.
F. CARA MENCEGAH PENYAKIT CACINGAN
1. Mencuci tangan bersih-bersih dengan sabun sebelum makan dan sesudah
buah air besar serta saat mau menyuapi anak.
2. Mandi dan membersihkan badan paling sedikt 2 kali setiap hari2. Mandi dan
membersihkan badan paling sedikt 2 kali setiap hari
3. Memotong dan membersihkan kuku
4. Memakai alas kaki sewaktu diluar rumah
5. Mencuci dan memasak makanan dan minuman sebelum makan
6. Membuang tinja di jamban
7. Menjaga kebersihan, menutup makanan dengan tudung saji.

II. PRAMUKA PENGGALANG


1. Cara pencegahan penyakit cacingan
a. Mencegah pengotoran sungai dan saluran air
b. Menjaga kebersihan rumah.
c. Menjaga kebersihan lingkungan
d. Menggunakan air bersih untuk keperluan makan, minum dan mandi
e. Memasak air minum
f. Memakai alas kaki (sepatu atau sandal)
g. Mengusahakan pengaliran pembuangan air kotor/air limbah
h. Membuang sampah di tempat yang semestinya.
i. Memberantas binatang yang menyebabkan telur cacing lalat, lipas dan tikus.
Cacing gelang
Hookworm/tambang
Cacing Kremi
Pengobatan Penderita Cacingan.
- Bila seorang sakit cacingan, maka orang tersebut perlu diberikan obat cacing.
Petunjuk pemakaian obat cacing di toko atau tanyakanlah kepada petugas
kesehatan atau kader pembangunan bidang kesehatan.
- Apabila menggunakan obat cacing pyrantel pamoat dengan dosis 10 mg/kg
berat badan dosis tunggal. Obat tidak diberikan terhadap orang yang
sedang demam, ibu hamil dan bayi berumur kurang dari 4 bulan.
- Selain obat pyrantel pamoat dapat pula digunakan obat-obatan lain:
albendazale, membendazale dan obat-obat tradisional (petai cina,
temulawak, dan lain-lain). Perhatikanlah aturan pemakaiannya.
- Untuk meyakini bahwa orang tersebut telah sembuh dari cacingan maka
perlu diperiksa tinjanya di Puskesmas. Bina ternyata orang tersebut masih
cacingan, pengobatan dapat diberikan lagi sampai tinjanya negatif. Karena
angka penularan cacing dan terinfeksi (infeksi ulang) di Indonesia pada
umumnya masih tinggi, maka membiasakan makan obat cacing secara
teratur 3-4 bulan sekali dapat dilakukan, tetapi kegiatan pencegahan lebih
penting dan sangat dianjurkan.
SKK PENANGGULANGAN HIV / AIDS
A. Pengertian HIV dan AIDS
1. Pengertian HIV
HIV adalah kependekan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Orang yang mengidap HIV di dalam
tubuhnya disebut HIV positif atau pengidap HIV.
Orang yang telah terinfeksi HIV dalam beberapa tahun pertama belum menunjukkan
gejala apapun, secara fisik kelihatan tidak berbeda dengan orang lain yang sehat.
Namun dia mempunyai potensi sebagai sumber penularan, artinya dia dapat
menularkan virus pada orang lain.
2. Pengertian AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunedeficiency Syndrome. Syndrome, yang
bahasa Indonesianya adalah Sindroma, merupakan kumpulan gejala dan tanda
penyakit. Deficiency dalam bahasa Indonesia berarti kekurangan. Immune berarti
kekebalan tubuh, sedangkan Acquired berarti diperoleh atau didapat. Dalam hal ini,
“diperoleh” mempunyai pengertian bahwa AIDS bukan penyakit keturunan. Seseorang
menderita AIDS bukan karena ia keturunan dari penderita AIDS, tetapi karena ia
terjangkit atau terinfeksi virus penyebab AIDS. Dengan demikian AIDS dapat diartikan
sebagai sekumpulan tanda dan gejala penyakit akibat hilangnya/menurunnya sistem
kekebalan tubuh seseorang. AIDS merupakan fase terminal (akhir) dari infeksi HIV.
B. Gejala HIV & AIDS
Untuk memahami gejala HIV dan AIDS, perlu dipahami sistem kekebalan tubuh sebagai
mana digambarkan dalam komik berikut
Tahapan perkembangan perjalanan HIV secara umum dibagi dalam beberapa tahapan:
1. Tahap Primer
HIV positif dimana seseorang positif terkena HIV, namun belum menunjukkan gejala
berarti. Gejala-gejala yang timbul adalah mirip dengan gejala flu (pusing, lemas, agak
demam, dan lain-lain) sehingga sering terabaikan. Tahap ini biasanya terjadi antara 2-4
minggu setelah seseorang terinfeksi HIV. Dengan kata lain, setelah HIV masuk tubuh
untuk pertama kalinya, apabila orang tersebut melakukan tes HIV, maka hasil tes
mungkin negatif.
2. Tahapan Asimptomatik atau Tanpa Gejala
Seseorang yang HIV positif tidak menunjukkan gejala sama sekali. Perlahan-lahan
jumlah CD4 dalam darah menurun. Kadang ada keluhan berkaitan dengan
pembengkakan di kelenjar getah bening, tempat dimana sel darah putih diproduksi.
3. Tahapan Simptomatik atau Bergejala
Seseorang yang sudah terkena HIV mengalami gejala-gejala ringan, namun tidak
mengancam nyawanya, seperti: demam yang bertahan lebih dari sebulan, menurunnya
berat badan lebih dari 10 %, diare selama sebulan (konsisten atau terputus-putus),
berkeringat di malam hari, batuk lebih dari sebulan dan gejala kelelahan yang
berkepanjangan (fatigue). Sering kali gejala-gejala dermatitis mulai muncul pada kulit,
infeksi pada mulut (oral thrush, hairy leukoplakia) dimana lidah sering terlihat dilapisi
oleh lapisan putih, herpes, dan lainnya. Kehadiran satu atau lebih tanda-tanda terakhir
ini menunjukkan seseorang sudah berpindah dari tahap infeksi HIV menuju AIDS. Bila
hitungan CD4 turun pesat di bawah 200 sel/mm3, umumnya gejala menjadi kian parah
sehingga membutuhkan perawatan yang lebih intensif.
4. Tahapan Akhir
Pada tahapan ini, seseorang telah menunjukkan gejala-gejala penuh AIDS. Ini
menyangkut tanda-tanda yang khas AIDS, yaitu adanya penyakit-penyakit oportunistik
seperti: Pneumocytis Carinii (PCP), Candidiasis, Sarkoma Kaposis, Tuberkulosis (TB),
berat badan menurun drastis, diare tanpa henti, dan penyakit lainnya yang berakibat
fatal. Gangguan syaraf juga sering dilaporkan, diantaranya: hilangnya ketajaman daya
ingat, timbulnya gejala gangguan mental (dementia), dan perubahan perilaku secara
progresif (umumnya akibat encephalopathy). Disfungsi kognitif sering terjadi, dengan
tanda awal diantaranya adalah tremor (gemetar tubuh) serta kelambanan bergerak.
Hilangnya kemampuan melihat dan paraplegia (kelumpuhan kaki) juga bisa timbul di
tahapan akhir.
Perjalanan cepat atau lamanya perkembangan HIV seseorang sangatlah individual.
Setiap orang cenderung memiliki gejala yang berlainan. Secara umum, pesatnya
perkembangan penyakit dari HIV positif ke arah Fullblown AIDS tergantung pada
berbagai faktor: riwayat medis, status kekebalan tubuh atau immunitas, adanya infeksi
lain, perawatan yang diperoleh dan lain-lain. Di samping itu, gizi dan kebersihan
lingkungan hidupnya juga berpengaruh pada taraf kesehatannya secara umum. Polusi
udara dan udara yang lembab tanpa ventilasi yang memadai, dapat dengan cepat
menurunkan kesehatan paru-paru pengidap HIV. Pola makan yang kurang sehat dan
gizi yang buruk juga dapat memperburuk kesehatan dari orang yang HIV positif.
Menurut WHO, awalnya diperkirakan hanya sebagian kecil dari mereka terinfeksi HIV
akan menunjukkan gejala AIDS. Namun, kini ditemukan bahwa sekitar 20% dari mereka
yang HIV positif akan berkembang menjadi AIDS dalam waktu 5 tahun setelah terinfeksi.
Sedangkan 50% lainnya, dalam waktu 10 tahun setelah pertama kali tertular. Setelah
dalam tahap fullblown, harapan untuk bertahan hidup menipis secara drastis.
Berdasarkan keterangan di atas, seseorang bisa saja terkena HIV dan tidak
menunjukkan gejala apapun (Asymptomatic) dalam waktu yang cukup lama (3-10
tahun). Karenanya, kita sering tidak mampu mendeteksi apakah seseorang HIV positif
atau tidak berdasarkan penampilan saja. Meskipun seseorang tidak menunjukkan
gejala apapun, ia sudah dapat menularkan HIV pada orang lain. Seringkali orang
tersebut tidak menyadari dirinya sudah terkena HIV bila gejalanya belum tampak. Lebih
jauh lagi, meskipun ia sudah tahu dirinya HIV positif, mungkin ia tidak bisa membuka
statusnya dengan mudah karena tidak yakin terhadap reaksi orang lain.
C. Cara Penularan HIV
Sehubungan dengan penularan, perlu diketahui tentangperiode jendela (window period)
yaitu masa seseorang telahterinfeksi HIV tetapi bila dilakukan pemeriksaan darah maka
belum menunjukkan hasil (negatif) yang berarti antibodi terhadap HIV belum dapat
dideteksi dengan pemeriksaanl aboratorium. Periode jendela ini biasanya berlangsung
antara3-6 bulan sejak dimulainya infeksi. Hal yang perlu diingat adalah sejak masuknya
virus HIV, seseorang telah mengidapH IV dan dapat menularkan HIV sepanjang hidupnya.
Sehingga walaupun dalam masa periode jendela, orang tersebut sudah menjadi sumber
penularan.
Penularan HIV dapat terjadi bila ada kontak atau masuknya cairan tubuh yang
mengandung
HIV, yaitu :
1. Melalui hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV yang dapat terjadi
melalui perilaku seksual dengan lawan jenis atau sesama jenis.
2. Melalui tranfusi darah dan transplantasi organ yang tercemar HIV. Transfusi darah yang
tercemar HIV secara langsung membuat orang yang menerima darah tersebut tertular
HIV karena virus langsung masuk ke dalam sistem peredaran darah penerima.
3. Melalui alat/jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tindik, tatto) yang tercemar
oleh HIV. Oleh sebab itu pemakaian jarum suntik secara bersama-sama oleh para
pecandu narkotika akan mempermudah penularan HIV di antara mereka bila salah satu
di antara mereka merupakan pengidap HIV.
4. Pemindahan dari ibu hamil yang mengidap HIV kepada janin yang dikandungnya, anak
yang dilahirkan dan melalui pemberian ASI.
5. Mengingat pola penularan HIV seperti disebutkan di
atas, maka terdapat orang-orang yang memiliki
perilaku risiko tinggi untuk terinfeksi HIV, yaitu :
• Perempuan dan laki-laki yang berganti-ganti
pasangan hubungan seksual, beserta pasangan
mereka.
• Penjaja seks, serta pelanggannya.
• Laki-laki dan perempuan yang melakukan hubungan
seksual anal.
• Pengguna narkotika dengan suntik yang
menggunakan jarum suntik secara bersama.
1. Pencegahan Penularan Melalui Kontak Seksual
Sebagian besar penularan HIV di Indonesia terjadi melalui penularan seksual,
sehingga pencegahan HIV dan AIDS perlu difokuskan pada hubungan seksual yang
berisiko. Untuk itu kepada setiap orang perlu memperoleh informasi yang akurat
agar memiliki perilaku seksual yang aman dan bertanggung jawab, yaitu :
a. Tidak melakukan hubungan seksual.
b. Hanya melakukan hubungan seksual dengan satu orang dan saling setia.
c. Apabila salah satu pasangan sudah terinfeksi HIV atau tidak dapat saling setia,
gunakan kondom secara benar setiap kali berhubungan seksual.
Konsep pencegahan dikenal dengan istilah A B C (Abstinence, Be Faithfull,
Condom).
2. Pencegahan Penularan melalui Darah
Penularan HIV melalui darah menuntut kita untuk berhati-hati dalam berbagai
tindakan yang berhubungan dengan darah, produk darah dan plasma
a. Transfusi Darah
Harus dipastikan bahwa darah yang digunakan untuk transfusi tidak tercemar
HIV. Perlu dianjurkan pada seseorang yang HIV positif agar tidak menjadi donor
darah. Begitu pula mereka yang berperilaku risiko tinggi, misalnya sering
melakukan hubungan seks dengan ganti-ganti pasangan.
b. Penggunaan Produk Darah dan Plasma
Sama halnya dengan darah yang digunakan untuk transfusi, maka produk darah
dan plasma harus dipastikan tidak tercemar HIV.
c. Penggunaan alat suntik dan alat-alat lain yang dapat melukai kulit
Penggunaan alat-alat seperti jarum, jarum suntik, alat cukur dan alat tusuk untuk
tindik perlu diperhatikan sterilisasinya. Tindakan mensterilkan dengan
pemanasan atau larutan desinfektan merupakan tindakan yang sangat penting.

3. Pencegahan Penularan dari Ibu kepada Anak


Janin dari orangtua terinfeksi HIV berrisiko tertular HIV penularan cukup besar
sekitar 25 %. Risiko akan semakin besar bila orangtua telah berada dalam tahap
AIDS, oleh karena itu orangtua yang sudah terinfeksi HIV dianjurkan untuk
mempertimbangkan kembali tentang rencana kehamilan. Risiko bayi terinfeksi HIV
melalui ASI kecil, sehingga tetap dianjurkan bagi si ibu untuk memberikan ASI pada
bayinya.
Jika ibu berniat untuk memberikan ASI, maka:
1. Berikan ASI ekslusif selama 6 bulan menggunakan cangkir atau sendok.
2. Setelah 6 bulan, hentikan ASI dan berikan makanan tambahan.
Jenis Pelayanan Yang terkait dengan HIV dan AIDS
Salah satu dari penanggulangan HIV dan AIDS adalah penyediaan layanan-layanan
masyarakat selain Komunikasi Informasi dan Edukasi. Pelayanan HIV dan AIDS,
diantaranya kita mengenal Voluntary Counseling and Testing (VCT)), Prevention from
Parent To Child Transmission (PPTCT), Provider Initiated Test and Counseling (PITC) and
Care Support and Treatment (CST).
VCT adalah konseling dan tes HIV yang dilakukan secara sukarela untuk mengetahui
status
HIV seseorang, dikenal juga sebagai Konseling Testing secara Sukarela (KTS). Tes ini
merupakan pengambilan darah dan pemeriksaan laboratorium yang harus disertai
konseling.
KTS merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat dan sebagai pintu masuk ke
seluruh layanan kesehatan HIV dan AIDS.
PPTCT atau Pencegahan penularan dari orangtua ke anak merupakan pelayanan yang
dikhususkan terhadap para ibu yang terinfeksi HIV. Setiap ibu berstatus HIV yang hamil
menjadi perhatian dari pelayanan ini. Seorang ibu hamil dengan HIV positif rentan
menularkan terhadap janinnya. Penularan ini mungkin terjadi saat kehamilan sampai
proses
kelahiran, sehingga sangat perlu pendampingan dan penanganan khusus melalui
pelayanan
PPTCT. Diantara pelayanan yang didapat adalah konseling, pemeriksaan rutin kehamilan,
terapi ARV, proses kelahiran dan penanganan Ibu dan anak dari pasca kelahiran termasuk
gizi dan nutrisi bayi dan pemeriksaan untuk kepentingan status HIV bayi.
PITC merupakan layanan pemeriksaan darah untuk mengetahui status HIV seseorang,
dimana pasien yang datang dengan simptom atau penyakit terkait HIV, diagnosis dan
tatalaksana klinik berdasarkan diagnosis HIV. Tes HIV ditawarkan sebagai bagian dari
evaluasi klinis di tempat dimana prevalensi HIV menonjol.
Jenis tes untuk mendeteksi HIV.
Saat ini tersedia beberapa jenis tes darah yang dapat membantu memastikan apakah
seseorang, yang mungkin nampak sehat, sudah terkena HIV. Beberapa tes darah yang
tersedia saat ini diantaranya:
a. ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay). Tes yang dilakukan untuk mencari
antibodi yang ada dalam darah. Tes ini bersifat sensitif membaca kelainan darah.
b. Western Blot. Tes ini juga untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV. Tes ini
lebih akurat dan lebih mahal dibandingkan dengan ELISA dan lebih spesifik dalam
mendiagnosis kelainan dalam darah.
c. DIPSTICK HIV (En Te Be). Tes ini adalah tes cepat yang murah dan pelaksanaannya
cepat. Tes yang dikembangkan oleh PATH ini sudah diproduksi di NTB, Indonesia.
Sifatnya cukup sensitif dan spesifik dalam melihat kelainan dalam darah.
SKK IMUNISASI
I. PRAMUKA SIAGA
Seorang Pramuka Siaga harus mengetahui :
A. Apakah Imunisasi Itu ?
- Imunisasi ialah upaya pemberian kekebalan dengan pemberian vaksinasi untuk
mencegah timbulnya penyakit-penyakit berbahaya, seperti : TB, Difteri, Pertusis,
Tetanus, Polio, Campak dan Hepatitis B.
B. PENYAKIT-PENYAKIT BERBAHAYA APA YANG DAPAT DICEGAH DENGAN
IMUNISASI SAAT INI ?
- Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi ialah :
1. TB
2. Difteri
3. Pertusis (Batuk Rejan)
4. Tetanus
5. Campak
6. Polio
7. Hepatitis B
8.MR (campak rubella)
B. APA MANFAAT IMUNISASI DAN BAHAYA BILA TIDAK DI IMUNISASI
- Manfaat imunisasi ialah:
Akan menjadi tahan/kebal terhadap penyakit TB, Difteri, Batuk rejan (pertusis),
Tetanus, Polio, Campak dan Hepatitis, sehingga bayi/anak sehat, biaya
pengobatan tidak diperlukan.
Oleh karena bayi/anak tahan terhadap beberapa penyakit berbahaya, maka ia
akan tumbuh berkembang menjadi manusia yang sehat.
- Bahaya bila tidak di imunisasi ?
Anak akan mudah terserang penyakit, dengan akibat yang lebih berat dapat
menimbulkan kematian. Untuk polio akan menimbulkan cacat seumur hidup.

C. Macam-macam vaksin yang dipakai :


* BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Untuk mencegah penyakit Tubercullosa. Diberikan satu kali pada bayi muda.
• DPT (Difteri. Pertusis, Tetanus)
Untuk mencegah penyakit-penyakit Difteri, Pertusis (Batuk Rejan), Tetanus
.Perlu diberikan sebanyak 3 kali pada bayi.
Polio
Untuk mencegah Poliomyyelitis (lumpuh anak) perlu diberikan sebanyak 4 kali
pada bayi.
* Campak Imunisasi
Untuk mencegah penyakit Campak (Gabagen, Morbili, Measles).
* DT (Difteri-Tetanus)
Untuk mencegah penyakit Difteri dan Tetanus.
* TT (Tetanus Toxoid)
Untuk mencegah penyakit Tetanus
VAKSIN HEPATITIS B
Untuk mencegah Hepatitis B
Akibat sampingan pemberian Imunisasi antara lain:
• Anak dapat mengalami demam ringan. Ini sebenarnya menandakan bahwa
badan si anak sedang aktif membentuk zat penolak penyakit.
• Demam ini akan sembuh dengan sendirinya.
Jika demam agak tinggi, dapat dikompres dan diberikan obat penurunan
demam.
• Borok atau bisul kecil pada bekas suntikan BCG, yang akan sembuh dengan
sendirinya.
-Dimana saja mendapatkan pelayanan Imunisasi ?
- Pelayanan Imunisasi dapat diperoleh di tempat-tempat pelayanan kesehatan,
seperti:
* di Pos vaksinasi/Posyandu
* di Puskesmas/ Puskesmas Pembantu
- di Rumah Sakit/Klinik bersalin/Rumah Sakit Swasta/Rumah Sakit ABRI.
- Dokter praktek, bidan praktek

Bagaimana cara mengetahui apakah sudah di imunisasi ?


- Dapat dilihat dari kartu Pencatatan hasil Imunisasi, misalnya: KMS, untuk BCG
terjadinya scar/jaringan parut pada lengan atas, biasanya lengan kanan atas.
SKK Gawat Darurat
I. PRAMUKA SIAGA
A. ALAMAT:
Puskesmas, Rumah Sakit dan lain-lain yang terdekat dengan rumah dan sekolah perlu
diketahui agar dapat segera dihubungi bilamana diperlukan pertolongan dibidang
kesehatan, juga perlu mengetahui alamat ambulens.
B. CARA MENYAMPAIKAN LAPORAN
Untuk mendapatkan pertolongan perlu singkat tetapi mengandung semua keterangan
yang penting yaitu:
1. Nama dan alamat atau nomor telepon pelapor
2. Tempat kejadian
3. Jenis kejadian (kecelakaan lalu lintas, tenggelam, keracunan dan lain-lain).
4. Jumlah korban atau penderita
5. Keadaan penderita, sadar atau tidak.
C. CARA MENILAI PERNAFASAN DAN NADI
Sebelum pernafasan dinilai dan diperiksa, dilakukan tindakan membebaskan jalan
nafas pada penderita dengan menidurkan penderita terlentang dan mengangkat leher
serta mendorong kepala belakang. Selanjutnya dada penderita diperhatikan, serta
punggung tangan atau pipi penolong diletakkan dekat mulut dan hidung korban.
Penderita bernafas apabila:
1. Terlihat gerakan dada
2. Terdengar hirupan dan hembusan nafas
3. Terasa hembusan udara pernafasan pada punggung tangan atau pipi penolong.
Nadi yang perlu diperiksa, pada orang yang tidak sadar adalah nadi Karotis yang
diraba pada daerah leher bagian bawah samping di bawah rahang. Jumlah
pernafasan dan denyutan nadi setiap menit dicatat.
D. CARA MENGHENTIKAN PERDARAHAN
Perdarahan dan luka dapat dihentikan dengan berbagai cara, antara lain:
1. Menekan dengan jari tangan pembuluh darah bawah kulit yang dekat dengan luka.
2. menekan langsung pada luka dengan kain atau sapu tangan yang bersih, yang
dapat dianggap bersih adalah lipatan bagian dalam kain yang sudah diseterika.
3. menekan langsung pada luka dengan kain kasa steril, kemudian diletakkan benda
keras di atasnya lalu dibalut secara erat.
4. Pemakaian torniket, yang hanya dilakukan pada keadaan putusnya anggota badan.
Luka dibalut dan jangan lupa untuk memasukkan bagian yangputus ke dalam kantong
plastik berisi es untuk dibawa bersama penderita ke Rumah Sakit.
E. MEMBALUT LUKA
Bertujuan untuk menghindari atau memecah terjadinya pencemaran kuman ke dalam
suatu luka.
PRAMUKA PENGGALANG
Selain menguasai bahan
Pramuka Penggalang harus menguasai :
1. SYOK
a. Pengertian :
Syok terjadi karena kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang disebabkan
turunnya volume darah atau turunnya tekanan darah dan dapat menyebabkan
kematian.
Syok terjadi sering disebabkan perdarahan yang banyak, luka bakar yang berat
dan kehilangan cairan tubuh antara lain disebabkan muntah dan diare yang
berat .
b. Gejala dan tanda :
• Kulit korban pucat atau kebiruan, dingin, lembab, gemetar
• Denyut nadi melemah
• Napas pendek dan cepat, merasa kekurangan udara (perlu udara)
• Korban merasa lemah dan pusing
• Korban mungkin merasa haus.
Pada keadaan yang lebih lanjut
• Korban merasa gelisah, tak berdaya lemah
• Tingkat kesadaran korban menurun dan menjadi tidak sadar
• Akhirnya napas akan berhenti dan jantung berhenti berdetak
bahan-bahan TKK Gawat Darurat untuk Pramuka Siaga, seorang
DANGER (Bahaya)
• Lakukan penilaian apakah lokasi tempat kita melakukan pertolongan aman
dan tidak berbahaya bagi kita penolong maupun korban. Utamakan
keselamatan diri penolong maupun korban.
• Singkirkan benda-benda berbahaya disekitar korban dan di lokasi tempat
melakukan pertolongan, jika diperlukan, pindahkan korban untuk menjauh dari
tempat yang membahayakan.
RESPONSE (Tanggapan) si korban :
• Untuk mengetahui tingkat kesadaran korban, Ajukan pertanyaan “Anda
(bapak/ibu/kakak/adik) dapat mendengarkan saya”….? Bila korban
memberikan jawaban (korban sadar) lanjutkan pertanyaan “Apakah Anda
memerlukan pertolongan”..?
• Bila korban dipanggil dengan“Bu!“ / “Pak! “/ “Kak!”/ “ Dik!” tetapi tidak
memberikan jawaban atau korban tidak bergerak (tidak sadar) Lakukan
tindakan sebagai berikut;
• Tepuklah bahu atau tulang selangka korban dengan tangan Anda atau
cubit lengan bagian atas atau memberi rangsang nyeri untuk mengetahui
apakah ada reaksi/ respons dari korban berupa gerakan atau adanya suara
korban.
SHOUT FOR HELP (meminta bantuan)
Bila korban tidak menunjukkan reaksi setelah diberikan rangsang nyeri, maka
panggilah bantuan segera,
Mintalah bantuan kepada seseorang yang berada di lokasi kejadian untuk
menghubungi ambulans atau rumah sakit terdekat dan pastikan bahwa bantuan
akan dating
Jika Anda sendirian, Anda harus mencari bantuan.
Jika pertolongan belum juga datang, telpon/ panggil ambulans untuk
membawanya ke Puskesmas/Rumah Sakit SAAT ITU JUGA.
Bila tidak ada ambulans maka Andalah yang harus melakukan pertolongan
pertama SEGERA .
Perhatian!
Jika ambulans tidak tersedia pilihlah kendaraan yang cukup lebar dan
memungkinkan untuk membawa korban pada posisi pemulihan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai