Anda di halaman 1dari 33

MEKANISME PENULARAN

PENYAKIT MALARIA
Malaria adalah penyakit yang ditularkan
melalui vektor (vector-borne Desease), dan
disebabkan oleh parasit Protozoa
(Plasmodium) yang ditularkan melalui nyamuk
Anopheles betina (WHO, 2000).
Pada manusia hanya 4 species yang dapat
berkembang yaitu Plasmodium falsiparum,
Plasmodium vivax, Plasmodium malariae,dan
Plasmodium ovale
Cara Penualaran Malaria
1. Natural Infection (Alamiah)

Orang Sakit Malaria
Nyamuk Malaria
(Belum terinfeksi parasit)
Nyamuk Malaria
(Terinfeksi parasit)
Orang Sehat
Digigit
Menggigit
M
a
n
j
a
d
i

M
a
n
j
a
d
i

Orang Sakit Malaria
Digigit nyamuk (vektor) penyebar
penyakit malaria. Saat nyamuk
menghisap darah orang sakit itu,
maka akan terbawa parasit malaria
yang ada dalam darah
Nyamuk vektor penyebab penyakit
Nyamuk yang telah menghisap darah
orang sakit akan terinfeksi oleh
parasit malaria. Dalam tubuh
nyamuk terjadi siklus hidup parasit
malaria (seksual).
Orang Sehat
Digigit nyamuk malaria yang telah
terinfeksi oleh plasmodium. Pada saat
menggigit maka parasit malaria yang
ada dalam tubuh nyamuk masuk ke
dalam darah manusia. Kemudian
manusia sehat akan menjadi sakit.
Dalam tubuh manusia akan terjadi
siklus hidup parasit malaria (aseksual)
Nyamuk vektor penyebar penyakit
Nyamuk yang terinfeksi parasit
malaria (sporozoit) menggigit orang
sehat.
2. Penularan tidak Alamiah
a. Congenital (Malarian bawaan)
Terjadi pada bayi yang baru lahir karena ibunya menderita
malaria. Penularan terjadi melalui tali pusat atau plasenta.
b. Mekanik
Penularan terjadi melalui transfusi darah atau melalaui
jarum suntik. Penularan banyak terjadi pada para morfinis
yang menggunakan jarum suntik yang tidak steril, pernah
dilaporkan terjadi di rumah sakit Bandung, 1981, pada
penderita yang dirawat dan mendapatkan suntikan
intravena dengan menggunakan alat suntik yang
dipergunakan untuk menyuntik beberapa pasien, dimana
alat suntik tersebut seharusnya dibuang sekali pakai.
2. Penularan tidak Alamiah
c. Oral/Mulut
Cara penularan ini pernah dibukti pada
burung, ayam (P. Gallinasium), burung dara (P.
Relection) dan monyet (P. Knowlesi).
Siklus Hidup Parasit Malaria
Siklus hidup malaria ada dua, yaitu di dalam
tubuh nyamuk Anopheles dan di dalam tubuh
manusia.
Siklus hidup parasit malaria di dalam tubuh
nyamuk disebut siklus kehidupan seksual yaitu
Sporogoni, sedangkan kehidupan di luar tubuh
nyamuk (dalam tubuh manusia) disebut siklus
kehidupan aseksual yaitu Skizogoni/sizogoni
Pembiakan Seksual
Perkembangan seksual : Pembiakan terjadi di
dalam tubuh nyamuk melalui proses
sporogomi. Bila mikrogametosit (sel jantan)
dan makrogametosit (sel betina) terhisap oleh
vektor bersama darah penderita, maka proses
perkawinan antara ke dua sel kelamin akan
terjadi
Dari proses ini akan terbentuk zigot yg
kemudian akan berubah menjadi ookinet dan
selanjutnya menjadi ookista. Terakhir ookista
pecah dan membentuk sporozoit yg tinggal
dalam kelenjar ludah vektor (nyamuk)
Mikro +
Makro
Zigot ookinet ookista Sporozoit
Perubahan dari mikrogametosit +
makrogametosit sampai menjadi sporozoit di
dalam tubuh vektor di sebut masa tunas
ekstrinsik atau siklus sporogoni
Jumlah sporokista pada setiap ookista dan
lamanya siklus sporogoni pada masing-masing
spesies plasmodium berbeda, yaitu :
Plasmodium vivax & ovale : Jumlah sporozoit
dalam ookista 30 40 butir, siklus sporogoni 8
9 hari
Plasmodium falsifarum : 1012 butir & 10
hari
Palsmodium malariae : 6 8 butir & 26-28
hari
Pembiakan Aseksual
Pembiakan terjadi dalam tubuh manusia
melalui proses sizogoni yg terjadi melalui
proses pembelahan sel secara ganda
Setelah nyamuk anopheles yg mengandung
parasit malaria menggigit manusia, maka
keluarlah sporozoit dari kelenjar ludah
nyamuk masuk ke dalam darah dan jaringan
hati
Parasit malaria pd siklus hidupnya membentuk
stadium sizon jaringan dalam sel hati
(eksoeritrositer)
Setelah sel hati pecah akan keluar
merozoit/kriptozoit yg masuk ke eritrosit
membentuk stadium sizon dalam eritrosit
(stadium eritrositer), mulai bentuk tropozoit
muda sampai sizon matang sehingga eritrosit
pecah dan keluar merozoit
Merosoit sebagian besar masuk kembali ke
eritrosit dan sebagian kecil membentuk
gametosit jantan dan betina yg siap untuk
diisap oleh nyamuk anopheles betina dan
melanjutkan siklus hidup dalam tubuh nyamuk
(stadium sporogoni)
Siklus Seksual dimulai bersatunya gamet
jantan betina (9)

Seksual cycle
Aseksual cycle
Apabila gametosit tertelan nyamuk ketika
sedang menghisap darah, gametosit akan
menjadi matang dan tumbuh sebagai gamet
dalam usus nyamuk. Inti mikrogamet jantan
akan membelah melalui proses eksflagelasi.
Mikrogamet keluar dari eritrosit, akan
bergerak dan melakukan penetrasi ke
makrogamet betina. Stadium fertilisasi ini
disebut zygot. Zygot akan memanjang dan
bergerak dan ini disebut ookinet.

Stadium ini bermigrasi ke usus tengah nyamuk,
membentuk dinding tipis dan tumbuh menjadi ookista,
dan membesar hingga masuk ke Hemocoel nyamuk.
Dalam beberapa hari sampai 2 minggu, ookista
menjadi matang dan mengandung beratus-ratus
Sporozoit. Apabila ookista pecah, Sporozoit akan
beredar di seluruh tubuh nyamuk dan sebagian menuju
ke kelenjar ludah. Apabila kemudian nyamuk mengisap
darah, Sporozoit bersama air liurnya akan masuk ke
dalam tubuh hospes. Waktu yg diperlukan sampai
proses ini adalah 8 35 hari, tergantung kondisi
lingkungan & jenis parasitnya

Cara penularan dan siklus hidup
parasit malaria

Pengendalian/Proteksi Terhadap
Digitan Nyamuk
Larvasidin (Untuk Larva)
Kelambunisasi
Penggunaan Obat anti nyamuk
yaitu obat anti nyamuk bakar (fumigan),obat
nyamuk semprot (Aerosol), obat nyamuk
listrik (Elektrik) dan zat penolak nyamuk
(Repellent).
Manajemen Lingkungan
Mekanisme Penularan Virus Dengue
Virus Dengue
DBD pertama kali terjadi di Surabaya pada tahun 1968
Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD)
disebabkan oleh virus dengue
yang termasuk kelompok B Arthtropod Borne Virus
(Arbovirus) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus,
famili Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu :
DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Serotipe virus dengue (DEN-1,
DEN-2, DEN-3 dan DEN-4) secara antigenik sangat mirip satu
dengan lainnya, tetapi tidak dapat menghasilkan proteksi
silang yang lengkap setelah terinfeksi oleh salah satu tipe.
Keempat serotipe virus dapat ditemukan di berbagai daerah di
Indonesia. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan
dan diasumsikan banyak yang menunjukkan manifestasi klinik
yang bera

Gambar 1.1 Virus Dengue dengan
TEM micrograph
Klasifikasi Virus
Group: Group IV ((+)ssRNA)
Family: Flaviviridae
Genus: Flavivirus
Species: Dengue virus

Mekanisme Penularan Virus Dengue
Vektor
Virus dengue ditularkan kepada manusia terutama melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti. Selain itu dapat juga ditularkan
oleh nyamuk Aedes albopictus, Aedes polynesiensis dan
beberapa spesies lain yang merupakan vektor yang kurang
berperan. Nyamuk Aedes aegypti hidup di daerah tropis dan
subtropis dengan suhu 28-32
O
C dan kelembaban yang tinggi
serta tidak dapat hidup di ketinggian 1000 m. Vektor utama
untuk arbovirus bersifat multiple bitter, antropofilik, dapat
hidup di alam bebas, terbang siang hari (jam 08.00-10.00 dan
14.00-16.00), jarak terbang 100 m 1 km, dan ditularkan oleh
nyamuk betina yang terinfeksi.

Nyamuk betina juga dapat menyebarkan virus
dengue yang dibawanya ke keturunannya
melalui telur (transovarial).
[2]
Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa monyet juga
dapat terjangkit oleh virus dengue, serta
dapat pula berperan sebagai sumber infeksi
bagi monyet lainnya bila digigit oleh vektor
nyamuk

Cara Penularan
Virus yang ada di kelenjar ludah nyamuk ditularkan ke
manusia melalui gigitan. Kemudian virus bereplikasi di dalam
tubuh manusia pada organ targetnya seperti makrofag,
monosit, dan sel Kuppfer kemudian menginfeksi sel-sel darah
putih dan jaringan limfatik. Virus dilepaskan dan bersirkulasi
dalam darah. Di tubuh manusia virus memerlukan waktu
masa tunas intrinsik 4-6 hari sebelum menimbulkan penyakit.
Nyamuk kedua akan menghisap virus yang ada di darah
manusia.


Cara Penularan
Kemudian virus bereplikasi di usus dan organ lain yang
selanjutnya akan menginfeksi kelenjar ludah nyamuk. Virus
bereplikasi dalam kelenjar ludah nyamuk untuk selanjutnya
siap-siap ditularkan kembali kepada manusia lainnya. Periode
ini disebut masa tunas ekstrinsik yaitu 8-10 hari. Sekali virus
dapat masuk dan berkembangbiak dalam tubuh nyamuk,
nyamuk tersebut akan dapat emnularkan virus selama
hidupnya (infektif).

Epidemiologi
Infeksi virus dengue telah ada di Indonesia sejak
abad ke-18 seperti yang dilaporkan oleh David Bylon,
dokter berkebangsaan Belanda. Saat itu infeksi virus
dengue menimbulkan penyakit yang dikenal sebagai
penyakit demam lima hari (vijfdaagse koorts) kadang
juga disebut sebagai demam sendi (knokkel koorts).
Disebut demikian karena demam yang terjadi
menghilang dalam 5 hari disertai dengan nyeri pada
sendi, nyeri otot, dan nyeri kepala.

Di Indonesia, pertama sekali dijumpai di Surabaya pada tahun
1968 dan kemudian disusul dengan daerah-daerah yang lain.
Jumlah penderita menunjukkan kecenderungan meningkat
dari tahun ke tahun, dan penyakit ini banyak terjadi di kota-
kota yang padat penduduknya. Akan tetapi dalam tahun-
tahun terakhir ini, penyakit ini juga berjangkit di daerah
pedesaan.
Berdasarkan penelitian di Indonesia dari tahun 1968-1995
kelompok umur yang paling sering terkena ialah 5 14 tahun
walaupun saat ini makin banyak kelompok umur lebih tua
menderita DBD. Saat ini jumlah kasus masih tetap tinggi rata-
rata 10-25/100.000 penduduk, namun angka kematian telah
menurun bermakna < 2%.

Pemutusan Mata Rantai
Penularan DBD (Aedes
Aegypti)
1. Melenyapkan penyebab penyakit (virus
dengue)
2. Isolasi penderita
3. Mencegah gigitan Nyamuk
4. Mengendalikan Vektor
Cara Penularan
Virus yang ada di kelenjar ludah nyamuk ditularkan ke manusia
melalui gigitan. Kemudian virus bereplikasi di dalam tubuh manusia
pada organ targetnya seperti makrofag, monosit, dan sel Kuppfer
kemudian menginfeksi sel-sel darah putih dan jaringan limfatik.
Virus dilepaskan dan bersirkulasi dalam darah. Di tubuh manusia
virus memerlukan waktu masa tunas intrinsik 4-6 hari sebelum
menimbulkan penyakit. Nyamuk kedua akan menghisap virus yang
ada di darah manusia. Kemudian virus bereplikasi di usus dan
organ lain yang selanjutnya akan menginfeksi kelenjar ludah
nyamuk. Virus bereplikasi dalam kelenjar ludah nyamuk untuk
selanjutnya siap-siap ditularkan kembali kepada manusia lainnya.
Periode ini disebut masa tunas ekstrinsik yaitu 8-10 hari. Sekali
virus dapat masuk dan berkembangbiak dalam tubuh nyamuk,
nyamuk tersebut akan dapat emnularkan virus selama hidupnya
(infektif).

Anda mungkin juga menyukai