Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN MALARIA TROPICA PADA Ny. “D”

DI SUSUN OLEH :
ASMRA DEWI,Skep
2126050047

Perseptor Akademik Perseptor Kinik

(Ns.Rafidaini Sazarni Ratiyun,S.Kep,M.Kep) (Bela Pertiwi,S.Kep Ners,M.Kep)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2021
MALARIA

1. DEFINISI
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang
menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam
darah. (Sudoyo Aru, dkk 2009). Penyakit malaria adalah suatu penyakit yang
disebabkan parasit dari kelompok plasmodium yang berada didalam sel darah
merah, atau sel hati yang ditularkan oleh nyamuk anopheles. Sampai saat ini telah
teridentifikasi sebanyak 80 spesies anopheles dan 18 spesies diantaranya telat
dikonfirmasi sebagai vektor malaria. Penyakit malaria adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh sporozoadari genus plasmodium yang berada di dalam sel darah
merah, atau sel hati. Sampai saat ini dikenal cukup banyak spesies dari plasmodia
yang terdapat pada burung, monyet, kerbau, sapi, binatang melata. Malaria adalah
penyakit yang bersifat akut maupun kronik yang disebabkan oleh protozoa genus
plasmodium yang ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali (Mansjoer,
2001, hal 406). Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam berkala yang
disebabkan oleh parasit plasmodium dan ditularkan oleh sejenis nyamuk anopeles
(Tjay & Raharja, 2000).

2. ETIOLOGI
Malaria disebabkan oleh protozoa dari genus Plasmodium, yang selain menginfeksi
manusia juga menginfeksi binatang seperti golongan burung, reptile dan mamalia.
Plasmodium terdiri dari 4 spesies : ( Sudoyo Aru, dkk 2009).
a. Plasmodium falciparum menyebabkan malaria tropika (Malignan Malaria)
b. Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertian (Bening Malaria)
c. Plasmodium malariae
d. Plasmodium ovale
Penyebab malaria serebral adalah akibat sumbatan pembuluh darah
kapiler di otak karena menurunnya aliran darah efektif dan adanya hemolisa
sel darah. Hal tersebut dikarenakan oleh infeksi Plasmodium falciparum
yang ditularkan oleh nyamuk anopheles betina (Combes; Coltel; Faille;
Wassmer; Grau, 2006).
 Morfologi Plasmodium falciparum
1. Tropozoit awal : berbentuk cincin yang sangat halus, ukurannya 1/5 eritrosit,
dan tidak berpigmen.
2. Tropozoit yang sedang berkembang : (jarang terlihat dalam darah perifer)
berbentuk padat, ukurannya kecil, pigmennya kasar; berwarna hitam; dan
jumlahnya sedang,
3. Skizon imatur : (jarang terlihat dalam darah perifer) ukurannya hampir mengisi
eritrosit, bentuknya padat, dan pigmennya tersebar.
4. Skizon matur : (jarang terlihat dalam darah perifer) bentuknya bersegmen,
pigmen berwarna hitam dan berkumpul di tengah, ukurannya hampir menutupi
eritrosit.
5. Makrogametosit : waktu timbulnya 7-12 hari, jumlahnya dalam darah sangat
banyak, memiliki ukuran lebih besar dari eritrosit, berbentuk bulan sabit (ujung
bulat atau runcing), sitoplasmanya berwarna biru tua, pigmennya bergranul
hitam dengan inti bulat.
6. Mikrogametosit : waktu timbul, jumlah dan ukurannya sama dengan stadium
makrogametosit, sitoplasmanya berwarna biru kemerahan, berbentuk ginjal
dengan ujung tumpul, pigmennya bergranul gelap.

 Siklus Hidup Plasmodium (CDC, 2010) 1)


a. Siklus Hidup pada Manusia a. Sporozoit melalui gigitan nyamuk anopheles
betina masuk ke jaringan sub kutan lalu beredar dalam darah menuju hepar dan
menyerang sel hepar.
b. Parasit berkembang biak dan setelah 1-2 minggu skizon pecah dan melepasakan
merozoit yang lalu masuk aliran darah untuk menginfeksi eritrosit.
c. Dalam eritrosit, merozoit berkembang menjadi skizon yang pecah untuk
melepaskan merozoit yang punya kemampuan menginfeksi sel eritrosit baru.
Proses perkembangan aseksual ini disebut skizogoni.
d. Selanjutnya, setelah 48 jam eritrosit yang terinfeksi (skizon) pecah dan 6 - 36
merozoit yang keluar akan menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus ini
disebut siklus erirositer.
e. Setelah 2-3 minggu siklus skizogoni darah, sebagian merozoit yang
menginfeksi eritrosit akan membentuk stadium seksual (gamet jantan dan
betina)
 Siklus Hidup pada Nyamuk
a. Nyamuk anopheles betina : menghisap darah yang mengandung gametosit
pembuahan menjadi zigot.
b. Zigot akan berkembang menjadi ookinet kemudian menembus dinding
lambung nyamuk.
c. Pada dinding luar lambung nyamuk, ookinet akan menjadi ookista dan
selanjutnya mengeluarkan sporozoit.
d. Sporozoit bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia.

3. PATOFISIOLOGI
Daur hidup spesies malaria pada manusia yaitu:
1. Fase seksual Fase ini terjadi di dalam tubuh manusia (Skizogoni), dan di
dalam tubuh nyamuk (Sporogoni). Setelah beberapa siklus, sebagian
merozoit di dalam eritrosit dapat berkembang menjadi bentuk- bentuk
seksual jantan dan betina. Gametosit ini tidak berkembang akan mati bila
tidak di hisap oleh Anopeles betina. Di dalam lambung nyamuk terjadi
penggabungan dari gametosit jantan dan betina menjadi zigote, yang
kemudian mempenetrasi dinding lambung dan berkembang menjadi
Ookista. Dalam waktu 3 minggu, sporozoit kecil yang memasuki kelenjar
ludah nyamuk (Tjay & Rahardja, 2002, hal .162-163).
Fase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah menyerang eritrosit
membentuk tropozoid. Proses berlanjut menjadi trofozoit- skizonmerozoit.
Setelah 2- 3 generasi merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi
bentuk seksual. Masa antara permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit
dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan masa tunas/ incubasi
intrinsik dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan hospes sampai
timbulnya gejala klinis demam. (Mansjoer, 2001, hal. 409).
2. Fase Aseksual Terjadi di dalam hati, penularan terjadi bila nyamuk betina
yang terinfeksi parasit, menyengat manusia dan dengan ludahnya
menyuntikkan “ sporozoit “ ke dalam peredaran darah yang untuk
selanjutnya bermukim di sel-sel parenchym hati (Preeritrositer). Parasit
tumbuh dan mengalami pembelahan (proses skizogoni dengan
menghasilakn skizon) 6-9 hari kemudian skizon masak dan melepaskan
beribu-ribu merozoit. Fase di dalam hati ini di namakan “ Pra -eritrositer
primer.” Terjadi di dalam darah. Sel darah merah berada dalam sirkulasi
lebih kurang 120 hari. Sel darah mengandung hemoglobin yang dapat
mengangkut 20 ml O2 dalam 100 ml darah. Eritrosit diproduksi oleh
hormon eritropoitin di dalam ginjal dan hati. Sel darah di hancurkan di
limpa yang mana proses penghancuran yang di keluarkan diproses kembali
untuk mensintesa sel eritrosit yang baru dan pigmen bilirubin yang
dikelurkan bersamaan dari usus halus. Dari sebagian merozoit memasuki
sel-sel darah merah dan berkembang di sini menjadi trofozoit. Sebagian
lainnya memasuki jaringan lain, antara lain limpa atau terdiam di hati dan di
sebut “ekso-eritrositer sekunder“. Dalam waktu 48 -72 jam, sel-sel darah
merah pecah dan merozoit yang di lepaskan dapat memasuki siklus di mulai
kembali. Setiap saat sel darah merah pecah, penderita merasa kedinginan
dan demam, hal ini di sebabkan oleh merozoit dan protein asing yang di
pisahkan. Secara garis besar semua jenis Plasmodium memiliki siklus hidup
yang sama yaitu tetap sebagian di tubuh manusia (aseksual) dan sebagian
ditubuh nyamuk.

Patogenesis malaria ada 2 cara;


a. Alami, melalui gigitan nyamuk ke tubuh manusia
b. Induksi, jika stadium aseksual dalam eritrosit masuk ke dalam darah
manusia melalui transfusi, suntikan, atau pada bayi baru lahir melalui
plasenta ibu yang terinfeksi (kongenita)
4. WOC
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Happus darah tepi
 Tetes darah tepi dengan pewarnaan gimsa (spesies parasit)
 Tetes tebal (lebih sensitive dekteksi parasit)
2. Res serosol
 IFA (inderat Flovorescen Antibody)
 IHA (interean Hemoglotinatiaon)
 Untuk diagnostik akut (+) bila beberapa hari setelah infeksi parasit
3. Pemeriksaan
GBC 4.
6. PENATALAKSAAN
Penatalaksanaan malaria berdasarkan penyebabnya yaitu :
1. Malaria Falciparum tanpa komplikasI
Tabel pengobatan lini pertama pada malaria falciparum
Hari Jenis obat Jumlah Et per menurut kelompok umur
labl hari
2-11 bln 1-4 th 5-9 thn 10-14 thn >15 thn
Artesunat ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ½ 1 2 3 3-4
Artesunat ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ½ 1 2 3 3-4
Artesunat ½ 1 2 3 4
Amodiakuin 1/4 ½ 1 1 2
Komposisi obat
: Artesunat : 50 mg/tablet
Amodiakuin : 200 mg/tablet ~ 153 mg amodiakuin base / tablet Semua pasien
(kecuali ibu hamil dan anak usia < 1 tahun) diberikan tablet
Primakuin (1 tablet berisi 15 mg primakuin basa) dengan dosis 0,75
mg/kgBB/oral, dosis tunggal pada hari I (hari pertama minum obat).
Dosis pada tabel diatas merupakan perhitungan kasar bila penderita tidak ditimbang
berat badannya. Dosis yang direkomendasikan berdasarkan berat badan adalah :
Artesunat : 4 mg/kgBB dosis tunggal/hari/oral, diberikan pada hari I, hari II, dan
hari III ditambah amodiakuin : 25 mg basa/kgBB selama 3 hari dengan pembagian
dosis : 10 mg basa/kgBB/hari/oral pada hari I dan hari II, serta 5mg basa/kgBB/oral
pada hari III. Apabila dalam suatu daerah belum tersedia obat kombinasi Artesunat
dan Amodiakuin maka dapat digunakan kombinasi Sulfadoksin dan Pirimetamin.
Kombinasi obat ini diberikan dalam dosis tunggal berdasarkan dosis Sulfadoksin 25
mg/kgBB atau Premetamin 1,25 mg/kgBB (dosis maksimal dewasa 3 tablet).
Bila tertjadi gagal pengobatan lini pertama, maka diberikan pengobatan lini kedua
seperti tabel dibawah ini :

Hari Jenis Obat Juml Table Per Menur Kelompo Hari


ah t hari ut k
0 1 bln 11 bln 1 4 thn 5 9 thn 10 14 thn >15
2 thn
1 Kina *) *) 3x½ ¾ 1½ 3x2
Tetrasiklin/ - - - - - 4 x 1/ 1x1
doksisiklin
Primakuin - ¾ 3x1 3x1½ 2-3
2– Kina *) *) 3x1½ 3x½ 3x1½ 3x2
7 Tetrasiklin/ - - - - - 4 x 1/ 1 x1
doksisiklin

Keterangan :
 Kina : pada usia < 1 tahun harus berdasarkan berat badan yaitu
30 mg/kgBB/hari f\dibagi 3 dosis.
 Doksisiklin tidak diberikan pada ibu hamil dan anak usia < 8 tahun. Dosis
doksisiklin untuk anak usia 8-14 tahun adalah 2 mg/kg BB/hari. Bila tidak
ada doksisiklin, dapat digunakanTetrasiklin. Dosis tetrasiklin yaitu 25-50
mg/kgBB/4 dosis/hari atau 4 x 1 (250 mg) selama 7 hari ; tetrasiklin tidak
boleh diberikqan pada umur < 1 tahun.
 Dosis primakuinb : 0,75 mg/kgBB, dosis tunggal.

2. Malaria vivax / ovale


Tabel Pengobatan lini pertama pada malaria vivax / ovale

Hari Jenis Obat Jumlah Tablet Per Menurut Kelompok Umur


hari
0-1bln 2-11 1-4 5-9 thn 10-14 thn >15
bln thn thn
1 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4
Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
2 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4
Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
2 Klorokuin 1/8 - ¼ ½ ¾ 3x2
Primakui -
4-14 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
Perhitungan dosis berdasarkan berat badan :
Klorokuin : hari I dan II : 10 mg/kgBB, hari III : 5 mg/kgBB
Primakuin : 0,25 mg/kgBB/hari selama 14 hari

Bila terjadi gagal pengobatan lini pertama maka diberikan pengobatan lini kedua seperti
tabel dibawah ini :
Tabel Pengobatan lini pertama pada malaria vivax / ovale

Dosis berdasarkan berat badan :

Hari Jenis Jumlah Tablet Per hari Menurut Kelompok Umur


Obat
0-1bln 2-11 bln 1-4 thn 5-9 thn 10-14 thn >15 thn
1-7 Kina *) *) 3x½¼ 3x1 3x1½¾ 3x2
1-14 Primakuin - - ½ 1

Kina : 30 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis


Primakuin : 0,25 mg/kgBB/hari
3. Malaria berat
Pada malaria berat diberikan untuk lini pertama yaitu Artemether injeksi diberikan
secara intramuskuler selama 5 hari. Setiap ampul Artemether berisi 80 mg/ml. Dosis
dan cara pemberian Artemether yaitu:
 Untuk dewasa : dosis inisial 160 mg (2 ampul) IM pada hari ke 1, diikuti 80 mg (1
ampul) IM pada hari ke 2 s/d ke 5.
 Dosis anak tergantung berat badan yaitu : Hari I : 3,2 mg/KgBB/hari Hari II-V :
1,6 mg/kgBB/hari.
Untuk lini kedua diberikan Kina per infus / drip. Cara pemberian kina per infus
yaitu :
 Dosis dewasa (termasuk ibu hamil) : Kina HCI 25% dosis 10 mg/kgbb (1
ampul isi 2 ml = 500 mg kina HCI 25%) yang dilarutkan dalam 500ml
dekstrose 5% atau NacI 0,9 % diberikan selama 8 jam terus-menerus sampai
penderita dapat minum obat atau Kina HCI 25% (per infus), dosis 10mg/Kg
BB/4 jam diberikan setiap 8 jam sampai penderitadapat minum obat.
 Dosis anak-anak : Kina HCI 25%(per infus), dosis 10 mg/kgBB (bila umur
< dari 2 bln: 6-8mg/kgBB, di encerkan 5- 10 cc dektrosa 5% atau Nal 0,9%
per kg BB, di berikan selama 4 jam dan di ulang selama 8 jam sampai
penderita sadar dan dpat minum obat.
Bila tidak di berikan kina infus, kina dapat di berikan intramuskular, sedian
yang ada intramuskular yaitu kinin antipirin dengan dosis 10mg/kgBB
(dosis Tunggal)
DISCHARGE PLANNING
1. Tidur dengan kelambu
2. Hindari berpergian kedaerah yang diketahui sedang mengalami wabah malaria
3. Mengenakan pakaian tertutup jika terdapart didaerah endemic malaria
4. Gunakan obat anti nyamuk atau krim anti nyamuk
5. Vaksinasi malaria
LAPORAN
KASUS

HARI/TANGGAL : Jumat,24 februari 2022


JAM : 14.15 WIB
NAMA PENGKAJI : "Ny.D"
RUANG : Penyakit Dalam Ruang Semangka

1. Data Biografi
Identitas Klien:
Nama : Ny. "D" No Register : 300102
Umur : 30 Tahun
Suku/ bangsa : Indonesia
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Lahat
Tanggal masuk RS : 24 – 02 - 2022
Tanggal pengkajian : 24 – 02 - 2022
Catatan kedatangan : Kursi roda ( ), Ambulans ( ), Brankar ( ѵ )

Keluarga Terdekat yang dapat dihubungi :


Nama/ Umur : Ny. " S " No Telepon : -
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tani
Alamat : Lahat
Sumber informasi : Keluarga Klien
2. Riwayat Kesehatan/ Keperawatan
1) Keluhan utama/ alasan masuk RS :
Tidak mau makan, lemas, demam, kepala terasa pusing.mual
2) Riwayat kesehatan sekarang :
Faktor pencetus :
Demam, lemas, mual dan tidak nafsu makan
Sifat keluhan (mendadak/perlahan- lahan/ terus menerus/ hilang timbul atau
berhubungan dengan waktu) :
Terus menerus

Lokalisasi dan sifatnya (menjalar/ menyebar/ berpindah- pindah/ menetap) :


Menrtap

Berat ringannya keluhan (menetap/ cenderung bertambah atau berkurang) :


Menetap

Lamanya keluhan :
Sejak 3 hari yang lalu

Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi :


- Pasien mencoba minum obat bebas / warung .

Keluhan saat pengkajian :


Pasien terlihat lemas,mual dan mengatakan kepalanya pusing

Diagnosa medik :
Malaria Tropika Tanggal : 24 – 02 - 2022

3) Riwayat Kesehatan Dahulu


Penyakit yang pernah dialami (jenis penyakit, lama dan upaya untuk mengatasi,
riwayat masuk RS) :
Pasien mempunyai Riwayat penyakit malaria sebelumnya dan pernah di brawat di
rumah sakitatau berobat dengan gejala penyakit yang sama

Alergi :
Pasien tidak ada riwayat alergi obat

Obat- obatan Dosis Dosis terakhir Frekuensi


(Resep/ obat bebas)
Paracetamol 500 mg 500 mg 3 x/hari

4) Riwayat Kesehatan Keluarga :


Penyakit menular atau keturunan dalam keluarga :
Di anggota keluarga juga ada yang menderita penyakit malaria
3. Pola Fungsi Kesehatan (Gordon) :
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Persepsi terhadap penyakit
Pasien merasa penyakitnya muncul tiba – tiba dan merasa jika sakit baru akan
berobat

Penggunaan :
Tembakau (bungkus/ hari, pipa, cerutu, berapa lama, kapan berhenti) : Tidak pakai

Alkohol (jenis, jumlah/hari/minggu/bulan) : Tidak pakai

Alergi (obat-obatan, makanan, plester, dll) : Pasien tidak ada riwayat alergi
makanan dan obat – obatan.
Reaksi alergi : Pasien tidak ada riwayat Alergi
Pola nutrisi dan metabolisme
Diet/ suplemen khusus :-
Instruksi diet sebelumnya :-
Nafsu makan (normal, meningkat, menurun) : Menurun
Penurunan sensasi kecap, mual-muntah, stomatitis :
Pasien Mual dan muntah : 100 cc
Fluktuasi BB 6 bulan terakhir (naik/ turun) : Turun 1 Kg
Kesulitan menelan (disfagia) : Tidak ada
Gigi (lengkap/ tidak, gigi palsu) : Lengkap
Riwayat masalah kulit/ penyembuhan (ruam, kering, keringat
berlebihan, penyembuhan abnormal :-
Pasien tidak mengalami masalah kulit
Jumlah minum/ 24 jam dan jenis (kehausan yang sangat) : Pasien minum sedikit
Frekuensi makan : Sebelum masuk rumah sakit pasien makan seperti biasanya 3x/
hari
Jenis makanan : Pasien makan nasi,sayur dan lauk yang rendah garam
Pantangan/ alergi : -
Lain- lain :-
Pola Eliminasi
Buang air besar (BAB) :
Frekuensi : 1x/hari Waktu : Pagi hari
Warna : Kuning Konsistensi : Padat
Kesulitan (diare, konstipasi, inkontinensia) : -
Buang air kecil (BAK) :
Frekuensi : 5 x/hari Warna : kuning pekat
Kesulitan (disuria, nokturia, hematuria, retensi, inkontinensia) : -

Alat bantu (kateter intermitten, indweling, kateter eksternal) : tidak


Lain- lain : Terpasang infus RL gtt 20 x/menit

Pola aktivitas dan latihan


Kemampuan perawatan diri :
0 = Mandiri 3 = Dibantu orang lain dan peralatan
1 = Dengan alat bantu 4 = Ketergantungan/ tidak mampu
2 = Dibantu orang lain
Kegiatan/ aktivitas 0 1 2 3 4
Makan/ minum ѵ
Mandi ѵ
Berpakaian/ berdandan ѵ
Toileting
Mobilisasi ditempat tidur ѵ ѵ
Berpindah ѵ
Berjalan ѵ
Menaiki tangga ѵ
Berbelanja ѵ
Memasak ѵ
Pemeliharaan rumah ѵ
Alat bantu (kruk, pispot, tongkat, kursi roda) : -
Kekuatan otot : lemas
Kemampuan ROM : -
Keluhan saat beraktivitas : Pasien lemas
Lain- lain : -
Pola istirahat dan tidur
Lama tidur : 7 jam/ malam tidur siang: - tidur sore : -
Waktu :
Kebiasaan menjelang tidur : Menonton televisi
Masalah tidur (insomnia, terbangun dini, mimpi buruk) : -
Lain- lain (merasa segar/ tidak setelah bangun) :-

2) Pola kognitif dan persepsi


Status mental (sadar/ tidak, orientasi baik/ tidak) : Pasien sadar , compos mentis
Bicara : Normal ( ѵ ), tak jelas ( ), gagap ( ), aphasia ekspresif ( )
Kemampuan berkomunikasi : Ya ( ѵ ), Tidak ( )
Kemampuan memahami : Ya ( ѵ ), Tidak ( )
Tingkat ansietas : Ringan ( ), Sedang ( ), berat ( ѵ ), panik ( )
Pendengaran : DBN ( ѵ ), tuli ( ) kanan/ kiri, tinitus ( ), alat bantu dengar ( )
Penglihatan (DBN, buta, katarak, kacamata, lensa kontak, dll) : -
Vertigo : Akut
Ketidaknyamanan/ nyeri (akut/ kronik) : Akut
Penatalaksanaan nyeri : Mengajarkan pada pasien tekhnik tarik nafas dalam jika
nyeri dan berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian
obat Analgesik
Lain- lain : -

3) Persepsi diri dan konsep diri


Perasaan klien tentang masalah kesehatan ini : Klien merasakan lemas semenjak
sakit
Lain- lain : Tidak selera makan dan merasa kedinginan sewaktu suhu tubuh naik

4) Pola peran hubungan


Pekerjaan : IRT
Sistem pendukung : pasangan ( ѵ ), tetangga/ teman ( ), tidak ada ( ),
keluarga serumah ( ѵ ), keluarga tinggal berjauhan ( )
Masalah keluarga berkenaan dengan perawatan di RS : Masalah waktu dan biaya
Kegiatan sosial : Tidak ada
Lain- lain :-

5) Pola seksual dan reproduksi


Tanggal menstruasi akhir (TMA) : 25-01-2022
Masalah menstruasi : Tidak ada
Pap Smear terakhir : Belum pernah
Masalah seksual b.d penyakit : Keletihan
Pola koping dan toleransi stress
Perhatian utama tentang perawatan di RS atau penyakit (finansial, perawatan diri) :
Tentang dana uang dan keluarga yang menjaga / menemani klien.
Kehilangan/ perubahan besar dimasa lalu : -
Hal yang dilakukan saat ada masalah (sumber koping) : Memberikam edukasi pada
pasien
Penggunaan obat untuk menghilangkan stress : -
Keadaan emosi dalam sehari- hari (santai/ tegang) : -
Lain- lain : -
6) Keyakinan dan kepercayaan
Agama : Islam.
Pengaruh agama dalam kehidupan : Sangat besar dalam lingkungan bermasyarakat
4. Pemeriksaan Fisik :
1) Keadaan umum :
Penampilan umum : Baik
Klien tampak sehat/ sakit/ sakit berat : Klien tampak sakit Kesadaran :
Compos mentis GCS : 15
BB : 48 Kg
TB : 155 cm
2) Tanda- tanda vital :
TD :110 / 70 mmHg
ND : 86 x/menit
RR : 24 x/menit
T : 38 oC
3) Kulit
Warna kulit (sianosis, ikterus, pucat, eritema, dll) : Pucat
Kelembapan : Sedang
Turgor kulit : Kering
Ada/tidaknya oedema : Odema +
Kepala/ rambut
Inspeksi : Bulat
Palpasi : Tidak ada odema di kepala
4) Mata
Fungsi penglihatan : Normal/ terbuka Palpebra : terbuka / tertutup
Ukuran pupil : Normal/ isokor Isokor / an isokor
Konjungtiva : Anemis Sklera : ( - ) ikterus
Lensa / iris : Normal
Oedema palpebra :-
Telinga
Fungsi pendengaran : Normal Fungsi keseimbangan : Normal
Kebersihan :Bersih Sekret : -
Daun telinga : Normal Mastoid : -

5) Hidung dan sinus


Inspeksi : Normal
Fungsi penciuman : Normal
Pembengkakan :- perdarahan :-
Kebersihan : Bersih sekret : -

6) Mulut dan tenggorok


Membran mukosa: Merah muda dan lembab kebersihan mulut: Bersih
Keadaan gigi : Normal
Tanda radang (bibir, gusi, lidah) : -
Trismus :-
Kesulitan menelan :-
Leher
Trakea (simetris/ tidak) : Simetris
Karotid bruit : Bising arteri karotis
JVP : Tidak di dapatkan peningkatan JVP
Kelenjar limfe : -
Kelenjar tiroid : -
Kaku kuduk : -

7) Thorak / paru
Inspeksi : simetris
Palpasi : tidak ada vocal pertusi
Perkusi : sonor
Auskultasi : ada bising usus

8) Jantung
Inspeksi : Ikterus : Tidak tampak , Pulpasi jantung : tak tampak
Palpasi : Ikterus : Tidak teraba, Pulpasi jantung bteraba di
puncak Perkusi : Batas kanan : di ICS V ,pada linea parasternal
dextra
Batas kiri : di ICS VI garis depan ketiak
sinestra Auskultasi : S1 ,S2 : Tunggal
Abdomen
Inspeksi : simetris
Umbilicus : Masuk merata, caput medusa : -
Kulit : koletenal : - , Kering : -
Auskultasi : Bising Usus : Positif, normal
Perkusi : redup
Palpasi : Turgor : Lembab
Nyeri tekan : -

9) Genetalia : Tidak di dapatkan nya massa

10) Rektal :-

11) Ekstremitas
Ekstremitas atas : simetris
Ekstremitas bawah : simetris
Kekuatan otot : lemah

12) Vaskular perifer


Capilary Refille :-
Clubbing :-
Perubahan warna (kuku, kulit, bibir) : Kuku putih ( - ), bibir merah muda dan
lembab
13) Neurologis
Kesadaran (GCS) : Compos mentis. GCS :15
Status mental : baik
Motorik (kejang, tremor, parese dan paralisis) : -
Sensorik : Normal
Tanda rangsang meningeal : -
Saraf kranial : -
Reflek fisiologis : Pasien memegang lokasi fx jika nyeri
Reflek patologis : -

5. Pemeriksaan Penunjang
(dibuat setiap dilakukan pemeriksaan berdasarkan tanggal dilakukan)
Pemeriksaan diagnostik
Dalam proses diagnosis akan di tanyakanriwayat perjalanan mengunjungi daerah
dengan endemis malaria atautidak. Lalupemeriksaan keluhan seperti demam ,
mengigil, mual dan muntah, malaise dan gejala lainnya. Selanjutnya pemeriksaan
darah akan di lakukan untuk mengetahuin adanyaparasit danjenis parasit ptanodium
yang bterinfeksi.
Jenis tes darah antara lain:
- Uji diagnostik cepat ( rapid diagnostik test )
- Hapuran darah tepi ( Blood smear )
- Pemeriksaan darah lengkap ( Complate blood count )

Pemeriksaan laboratorium
- Hemaglobin menurun ( ˂ 7.3 gr/dl )
- Protein plasma, albumin menurun
- Kreatin serum ˃3,1 gr/dl
- Bilirubin serum ˃49 mmol/ƪ
- Natrium urine ˂ 20 mmol/ ƪ
- Asedimia PH ˂ 7,25
- Hematokit ˂ 15 %
- LED Meningkat
- Pemeriksaan darah tepi
- Hitung parasit ˃ 10.000 / ųƪ

6. Penatalaksanaan Pengobatan
- Infus RL gtt 20 x/mnt
- Therapy :
- Paracetamol 3x500 mg
- Kloroquin4-4-2
- Ranitidine 2x1 ampul
FORMAT
ANALISA DATA

Nama klien : Ny. "D"


Ruang rawat : Unit Penyakit Dalam Ruang Semangka
Diagnosa medik : Malaria Tropica

No Data Etiologi Masalah


1 DS : Klien mengatakan kurang nafsu Interleukin - Gangguan
makan. ↓ kebutuhan nutrisi
Peningkatan
DO : -Klien tampak lemah hipotalamus
-Klien tampak mual ↓
-Porsi makan yang di sediakan Hipertermi nyamuk
hanya di habiskan ¼ piring anopeles
TTV : ↓
-TD : 110/ 70 mmHg Plasmodium vivax
-RR : 24 x/mnt ↓
-P : 86 x/mnt Masuk jaringan
-RR : 38 oC tubuh

anemia

lambung

Asam lambung
meningkat

Repleks mual
muntah

Intake nutrisi
menurun

Anoreksia

Perubahan nutrisi
No Data Etiologi Masalah
2 DS :.klien mengatakan badanya Nyamuk anopheles - Peningkatan
menggigil ↓ suhu tubuh
DO: Plasmodium vivax
- klien menggigil ↓
Masuk jaringan
tubuh

viremia

Inter leukin

Peningkatan
hipotalamus

Peningkatan suhu
tubuh
No Data Etiologi Masalah
2 Ds : Klien mengatakan tubuhnya Invasi parasit - Gangguan
terasa lemas. malaria aktifitas
Do : - Klien tampak lemah ↓
- Aktivitas klien hanya Jumlah skizon yang
- ditempat tidur Semua pecah dalam
- kebutuhan klien dibantu oleh sirkulasi meningkat,
keluarga dan perawat penekanan proses
- Kekuatan hematopoiesis, dan
otot 4444 4444 peningkatan
4444 4444 pembersihan sel
darah di limpa,
intake yang kurang

Anemia dan
hipovolemi,
kekurangan energi

Respon
musculoskeletal

Kelemahan fisik
umum, malaise

Gangguan aktivitas
sehari-hari
FORMAT
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama klien : Ny. "D"


Ruang rawat : Unit Penyakit Dalam Ruang Semangka
Diagnosa medik : Malaria Tropica

No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Keperawatan
1. - Defisit Nutrisi Status -Porsi makan - Observasi - Mengawasi
nutrisi di habiskan identifikasi masukan kalori
klien -Berat badan status nutrisi. atau kulitas
membaik Stabil kekurangan
- Edukasi / konsumsi
anjurkan makanan
posisi duduk
jika perlu

- Kolaborasi
dengan ahli
giziuntuk
jumlah kalori
dan nutrisi
yang di
butuhkan

- Beri makanan
sedikit tapi
sering
Nama klien : Ny. "D"
Ruang rawat : Unit Penyakit Dalam Ruang Semangka
Diagnosa medik : Malaria Tropica

No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Keperawatan
2. - peningkatan Status suhu -cek tanda2 - Observasi - Mengawasi
suhu tubuh klien vitas klien identifikasi suhu tubuh
membaik - suhu klien status suhu. klien
membaik
- Edukasi /
anjurkan
posisi duduk
jika perlu

- Kolaborasi
dengan

Lampiran
No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
3. Gangguan Tujuan : Klien mampu 1. Observasi 1. Untuk
aktivitas Setelah - melakukan respons klien mengidentifika
berhubungan dilakukan aktivitas terhadap si indikasi
dengan perawatan sendiri aktivitas. kemajuan atau
kelemahan dalam - Badan penyimpangan
fisik 5x24jam klien klien tidak dari hasil yang
dapat lemah lagi diharapkan.
melakukan dan 2. Awasi tanda 2. Agar
aktivitas sesuai kekuatan - tanda vital mengetahui
dengan otot selama dan perubahan
kemampuanya. membaik sesudah kelemahan dan
- Tanda- aktivitas. kekuatan pada
tanda vital pasien.
dalam 3. Tingkatkan 3. Tirah baring
batas tirah baring. meningkatkan
normal istirahat dan
ketenangan
klien serta
menyediakan
energi yang
digunakan
untuk
penyembuhan.

4. Agar klien bisa


4. Atur posisi
beristirahat
pasien
dan
senyaman
memulihkan
mungkin
kesehatan.
5. Berikan 5. Membantu
bantuan klien bila
dalam perlu, untuk
aktivitas meninggkatka
seharihari n kepercayaan
bila perlu. diri bila klien
dapat
melakukan
aktivitas
sendiri.

6. Libatkan 6. Membangun
keluarga hubungan
dalam yang
pemenuhan kooperatif
kebutuhan antara perawat
klien. dan keluaraga
FORMAT
CATATAN PERKEMBANGAN
(diisi setiap hari)

Nama klien : Ny. "D"


Ruang rawat : Unit Penyakit Dalam Ruang demangka
Diagnosa medik : Malaria Tropica

Hari/tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
24/02/22 - Defisit Nutrisi Jam : 16.00 wib Jam :18.35 wib
S : Pasien mengatakan
Jam 14.00 - Beri makanan sedikit
nafsu makan
tapi sering membaik
O :Pasien tampak
menghabiskan ¼
Jam 15.15 - Observasi piring makanan
A : Masalah asupan
identifikasi status
nutrisi teratasi
nutrisi sebagian
P : Intervensi di
lanjutkan
Jam 15.20
- Edukasi / anjurkan
posisi duduk jika perlu

- Kolaborasi dengan
Jam 15.30
ahli giziuntuk jumlah
kalori dan nutrisi yang
di butuhkan

Tanda tangan
Perawat
Hari/tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
25/02/22 - Peningkatan Jam : 16.00 wib Jam :18.35 wib
S : Pasien mengatakan
Jam 14.00 suhu tubuh - Cek tanda – tanda
suhu tubuh
vital membaik
O :Pasien tampak
- Observasi suhu tubuh
membaik
Jam 15.15 A : Masalah asupan
nutrisi teratasi
sebagian
P : Intervensi di
lanjutkan

Jam 15.20

Jam 15.30

Tanda tangan
Perawat
Hari/tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
25/02/22 - Gangguan aktivitas Jam : 16.00 wib Jam :18.35 wib
S : Pasien
Jam 14.00 berhubungan 1. Mengobservasi respons
mengatakan
dengan kelemahan klien terhadap aktivitas mulai membaik
fisik. 2. Mengawasi tandatanda
O :Pasien tampak
Jam 15.15 vital selama dan aktivitas di
bantu keluarga
sesudah aktivitas.
3. Menganjurkan klien A : Masalah
aktivitas mulai
untuk meningkatkan
membaik
Jam 15.20 tirah baring.
P : Intervensi di
4. Mengatur posisi klien
lanjutkan
senyaman mungkin.
5. Memberikanbantuan
Jam 15.30 dalam aktivitas
seharihari bila perlu.
6. Memberitahukan
keluarga untuk
membantu dalam
memenuhi kebutuhan
klien dan memberikan
bantuan dalam aktivitas
klien. Tanda tangan
Perawat
FORMAT PENILAIAN
LAPORAN

MAHASISWA
KOMPONEN YANG DINILAI
A. LAPORAN PENDAHULUAN (10)
1. Definisi dan Etiologi (0-2)
2. Kelengkapan patofisiologi dan pemeriksaan
penunjang (0-2)
3. Kelengkapan diagnosa awal (0-3)
4. Kelengkapan tindakan keperawatan (0-3)

B. RENCANA KEPERAWATAN
I. Pengkajian (10)
1. Mengumpulkan riwayat keperawatan (0-3)
2. Mengumpulkan data hasil pemeriksaan fisik
(0-4)
3. Mengumpulkan data hasil pemeriksaan
penunjang (0-3)

II. Diagnosa Keperawatan (10)


1. Mengidentifikasi masalah yang potensial dan
actual (0-4)
2. Menetapkan prioritas (0-3)
3. Menetapkan tujuan dan kriteria yang SMART
(0-3)

III. Tindakan Keperawatan (10)


1. Rencana tindakan sesuai dengan diagnosa
keperawatan (0-5)
2. Membuat pencatatan tindakan keperawatan
secara benar (0-5)

IV. Evaluasi (10)


1. Melakukan evaluasi SOAP setiap hari sesuai
diagnosa (0-5)
2. Memodifikasi rencana sesuai evaluasi (0-5)

NILAI TOTAL
NILAI AKHIR = NILAI TOTAL X 2
Lampiran

FORMAT EVALUASI KINERJA KLINIK

NAMA MAHASISWA
KOMPONEN YANG DINILAI
A. KOMUNIKASI (10)
Mahasiswa menunjukkan kemampuan :
1. Menciptakan interaksi dengan klien dengan
penuh percaya diri (0-4)
2. Menggunakan komunikasi verbal yang
efektif (0-3)
3. Melakukan dokumentasi secara benar (0-3)

B. KETERAMPILAN DASAR (25)


Mahasiswa menunjukkan kemampuan :
1. Melakukan pengkajian awal (wawancara dan
pemeriksaan fisik) (0-5)
2. Melakukan tindakan yang sudah
direncanakan (0-5)
3. Melakukan tindakan pencegahan terhadap
infeksi (0-5)
4. Menciptakan keamanan dan kenyamanan (0-
5)
5. Memberikan pendidikan kesehatan (0-5)

C. PERILAKU PROFESIONAL (15)


Mahasiswa menunjukkan kemampuan :
1. Menampilkan sikap baik dan sopan (0-3)
2. Melaksanakan kontrak dengan pasien (0-3)
3. Mengambil inisiatif dalam situasi belajar
4. Memperlihatkan sikap selalu tepat waktu (0-
3)
5. Bekerjasama dan berpartisipasi dalam
kegiatan ruangan (0-3)

NILAI TOTAL

NILAI AKHIR = NILAI TOTAL X 2


PENILAI :
DAFTAR PUSTAKA

Anon. 2007. Plasmodium falciparum. [Online] Available at: HYPERLINK


www.kalbe.co.id www.kalbe.co.id [Accessed 18 Mei 2014] Combes
Divisi penyakit tropic dan infeksi departemen penyakit dalam FK USU/ RS H.adam malik.
2008. Tetanus. [Online]Available at: HYPERLINK “ocw.usu.ac.id”ocw.usu.ac.id
[Accessed 18 Mei 2014]
Dondorp, Arjen M. 2005.Pathophysiology, clinical presentation and treatment of cerebral
malaria, 10, pp67-77. [Online] Available at: HYPERLINK
“www.neurologyasia.org” www.neurology-asia.org [Accessed 18 Mei 2014]
Endang Haryanti Gani . 1992. Penatalaksanaan Malaria Berat Masa Kini. [Online]
Available at: HYPERLINK “www.kalbe.co.id” www.kalbe.co.id [Accessed 18 Mei
2014] Iskandar Zulkarnain dan Budi Setiawan. 2007. Malaria Berat dalam: Buku
ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III ed IV . Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Ilmu
Penyakit Dalam. 1745-7
J.A. Berkley, Mwang, F. Mellington, S. Mwarumba and K. Marsh. 1999. Cerebral malaria
versus bacterial meningitis in children with impaired consciousness.Q J Med
oxford Journal , 92, pp151 – 57.
Kusuma. H, dan Nurarif. A. H. (2012). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
NANDA (North American Nursing Diagnosis Association) NIC-NOC.
Yogyakarta: Media Hardy

Anda mungkin juga menyukai