DI SUSUN OLEH :
ASMRA DEWI,Skep
2126050047
1. DEFINISI
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang
menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam
darah. (Sudoyo Aru, dkk 2009). Penyakit malaria adalah suatu penyakit yang
disebabkan parasit dari kelompok plasmodium yang berada didalam sel darah
merah, atau sel hati yang ditularkan oleh nyamuk anopheles. Sampai saat ini telah
teridentifikasi sebanyak 80 spesies anopheles dan 18 spesies diantaranya telat
dikonfirmasi sebagai vektor malaria. Penyakit malaria adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh sporozoadari genus plasmodium yang berada di dalam sel darah
merah, atau sel hati. Sampai saat ini dikenal cukup banyak spesies dari plasmodia
yang terdapat pada burung, monyet, kerbau, sapi, binatang melata. Malaria adalah
penyakit yang bersifat akut maupun kronik yang disebabkan oleh protozoa genus
plasmodium yang ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali (Mansjoer,
2001, hal 406). Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam berkala yang
disebabkan oleh parasit plasmodium dan ditularkan oleh sejenis nyamuk anopeles
(Tjay & Raharja, 2000).
2. ETIOLOGI
Malaria disebabkan oleh protozoa dari genus Plasmodium, yang selain menginfeksi
manusia juga menginfeksi binatang seperti golongan burung, reptile dan mamalia.
Plasmodium terdiri dari 4 spesies : ( Sudoyo Aru, dkk 2009).
a. Plasmodium falciparum menyebabkan malaria tropika (Malignan Malaria)
b. Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertian (Bening Malaria)
c. Plasmodium malariae
d. Plasmodium ovale
Penyebab malaria serebral adalah akibat sumbatan pembuluh darah
kapiler di otak karena menurunnya aliran darah efektif dan adanya hemolisa
sel darah. Hal tersebut dikarenakan oleh infeksi Plasmodium falciparum
yang ditularkan oleh nyamuk anopheles betina (Combes; Coltel; Faille;
Wassmer; Grau, 2006).
Morfologi Plasmodium falciparum
1. Tropozoit awal : berbentuk cincin yang sangat halus, ukurannya 1/5 eritrosit,
dan tidak berpigmen.
2. Tropozoit yang sedang berkembang : (jarang terlihat dalam darah perifer)
berbentuk padat, ukurannya kecil, pigmennya kasar; berwarna hitam; dan
jumlahnya sedang,
3. Skizon imatur : (jarang terlihat dalam darah perifer) ukurannya hampir mengisi
eritrosit, bentuknya padat, dan pigmennya tersebar.
4. Skizon matur : (jarang terlihat dalam darah perifer) bentuknya bersegmen,
pigmen berwarna hitam dan berkumpul di tengah, ukurannya hampir menutupi
eritrosit.
5. Makrogametosit : waktu timbulnya 7-12 hari, jumlahnya dalam darah sangat
banyak, memiliki ukuran lebih besar dari eritrosit, berbentuk bulan sabit (ujung
bulat atau runcing), sitoplasmanya berwarna biru tua, pigmennya bergranul
hitam dengan inti bulat.
6. Mikrogametosit : waktu timbul, jumlah dan ukurannya sama dengan stadium
makrogametosit, sitoplasmanya berwarna biru kemerahan, berbentuk ginjal
dengan ujung tumpul, pigmennya bergranul gelap.
3. PATOFISIOLOGI
Daur hidup spesies malaria pada manusia yaitu:
1. Fase seksual Fase ini terjadi di dalam tubuh manusia (Skizogoni), dan di
dalam tubuh nyamuk (Sporogoni). Setelah beberapa siklus, sebagian
merozoit di dalam eritrosit dapat berkembang menjadi bentuk- bentuk
seksual jantan dan betina. Gametosit ini tidak berkembang akan mati bila
tidak di hisap oleh Anopeles betina. Di dalam lambung nyamuk terjadi
penggabungan dari gametosit jantan dan betina menjadi zigote, yang
kemudian mempenetrasi dinding lambung dan berkembang menjadi
Ookista. Dalam waktu 3 minggu, sporozoit kecil yang memasuki kelenjar
ludah nyamuk (Tjay & Rahardja, 2002, hal .162-163).
Fase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah menyerang eritrosit
membentuk tropozoid. Proses berlanjut menjadi trofozoit- skizonmerozoit.
Setelah 2- 3 generasi merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi
bentuk seksual. Masa antara permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit
dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan masa tunas/ incubasi
intrinsik dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan hospes sampai
timbulnya gejala klinis demam. (Mansjoer, 2001, hal. 409).
2. Fase Aseksual Terjadi di dalam hati, penularan terjadi bila nyamuk betina
yang terinfeksi parasit, menyengat manusia dan dengan ludahnya
menyuntikkan “ sporozoit “ ke dalam peredaran darah yang untuk
selanjutnya bermukim di sel-sel parenchym hati (Preeritrositer). Parasit
tumbuh dan mengalami pembelahan (proses skizogoni dengan
menghasilakn skizon) 6-9 hari kemudian skizon masak dan melepaskan
beribu-ribu merozoit. Fase di dalam hati ini di namakan “ Pra -eritrositer
primer.” Terjadi di dalam darah. Sel darah merah berada dalam sirkulasi
lebih kurang 120 hari. Sel darah mengandung hemoglobin yang dapat
mengangkut 20 ml O2 dalam 100 ml darah. Eritrosit diproduksi oleh
hormon eritropoitin di dalam ginjal dan hati. Sel darah di hancurkan di
limpa yang mana proses penghancuran yang di keluarkan diproses kembali
untuk mensintesa sel eritrosit yang baru dan pigmen bilirubin yang
dikelurkan bersamaan dari usus halus. Dari sebagian merozoit memasuki
sel-sel darah merah dan berkembang di sini menjadi trofozoit. Sebagian
lainnya memasuki jaringan lain, antara lain limpa atau terdiam di hati dan di
sebut “ekso-eritrositer sekunder“. Dalam waktu 48 -72 jam, sel-sel darah
merah pecah dan merozoit yang di lepaskan dapat memasuki siklus di mulai
kembali. Setiap saat sel darah merah pecah, penderita merasa kedinginan
dan demam, hal ini di sebabkan oleh merozoit dan protein asing yang di
pisahkan. Secara garis besar semua jenis Plasmodium memiliki siklus hidup
yang sama yaitu tetap sebagian di tubuh manusia (aseksual) dan sebagian
ditubuh nyamuk.
Keterangan :
Kina : pada usia < 1 tahun harus berdasarkan berat badan yaitu
30 mg/kgBB/hari f\dibagi 3 dosis.
Doksisiklin tidak diberikan pada ibu hamil dan anak usia < 8 tahun. Dosis
doksisiklin untuk anak usia 8-14 tahun adalah 2 mg/kg BB/hari. Bila tidak
ada doksisiklin, dapat digunakanTetrasiklin. Dosis tetrasiklin yaitu 25-50
mg/kgBB/4 dosis/hari atau 4 x 1 (250 mg) selama 7 hari ; tetrasiklin tidak
boleh diberikqan pada umur < 1 tahun.
Dosis primakuinb : 0,75 mg/kgBB, dosis tunggal.
Bila terjadi gagal pengobatan lini pertama maka diberikan pengobatan lini kedua seperti
tabel dibawah ini :
Tabel Pengobatan lini pertama pada malaria vivax / ovale
1. Data Biografi
Identitas Klien:
Nama : Ny. "D" No Register : 300102
Umur : 30 Tahun
Suku/ bangsa : Indonesia
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Lahat
Tanggal masuk RS : 24 – 02 - 2022
Tanggal pengkajian : 24 – 02 - 2022
Catatan kedatangan : Kursi roda ( ), Ambulans ( ), Brankar ( ѵ )
Lamanya keluhan :
Sejak 3 hari yang lalu
Diagnosa medik :
Malaria Tropika Tanggal : 24 – 02 - 2022
Alergi :
Pasien tidak ada riwayat alergi obat
Penggunaan :
Tembakau (bungkus/ hari, pipa, cerutu, berapa lama, kapan berhenti) : Tidak pakai
Alergi (obat-obatan, makanan, plester, dll) : Pasien tidak ada riwayat alergi
makanan dan obat – obatan.
Reaksi alergi : Pasien tidak ada riwayat Alergi
Pola nutrisi dan metabolisme
Diet/ suplemen khusus :-
Instruksi diet sebelumnya :-
Nafsu makan (normal, meningkat, menurun) : Menurun
Penurunan sensasi kecap, mual-muntah, stomatitis :
Pasien Mual dan muntah : 100 cc
Fluktuasi BB 6 bulan terakhir (naik/ turun) : Turun 1 Kg
Kesulitan menelan (disfagia) : Tidak ada
Gigi (lengkap/ tidak, gigi palsu) : Lengkap
Riwayat masalah kulit/ penyembuhan (ruam, kering, keringat
berlebihan, penyembuhan abnormal :-
Pasien tidak mengalami masalah kulit
Jumlah minum/ 24 jam dan jenis (kehausan yang sangat) : Pasien minum sedikit
Frekuensi makan : Sebelum masuk rumah sakit pasien makan seperti biasanya 3x/
hari
Jenis makanan : Pasien makan nasi,sayur dan lauk yang rendah garam
Pantangan/ alergi : -
Lain- lain :-
Pola Eliminasi
Buang air besar (BAB) :
Frekuensi : 1x/hari Waktu : Pagi hari
Warna : Kuning Konsistensi : Padat
Kesulitan (diare, konstipasi, inkontinensia) : -
Buang air kecil (BAK) :
Frekuensi : 5 x/hari Warna : kuning pekat
Kesulitan (disuria, nokturia, hematuria, retensi, inkontinensia) : -
7) Thorak / paru
Inspeksi : simetris
Palpasi : tidak ada vocal pertusi
Perkusi : sonor
Auskultasi : ada bising usus
8) Jantung
Inspeksi : Ikterus : Tidak tampak , Pulpasi jantung : tak tampak
Palpasi : Ikterus : Tidak teraba, Pulpasi jantung bteraba di
puncak Perkusi : Batas kanan : di ICS V ,pada linea parasternal
dextra
Batas kiri : di ICS VI garis depan ketiak
sinestra Auskultasi : S1 ,S2 : Tunggal
Abdomen
Inspeksi : simetris
Umbilicus : Masuk merata, caput medusa : -
Kulit : koletenal : - , Kering : -
Auskultasi : Bising Usus : Positif, normal
Perkusi : redup
Palpasi : Turgor : Lembab
Nyeri tekan : -
10) Rektal :-
11) Ekstremitas
Ekstremitas atas : simetris
Ekstremitas bawah : simetris
Kekuatan otot : lemah
5. Pemeriksaan Penunjang
(dibuat setiap dilakukan pemeriksaan berdasarkan tanggal dilakukan)
Pemeriksaan diagnostik
Dalam proses diagnosis akan di tanyakanriwayat perjalanan mengunjungi daerah
dengan endemis malaria atautidak. Lalupemeriksaan keluhan seperti demam ,
mengigil, mual dan muntah, malaise dan gejala lainnya. Selanjutnya pemeriksaan
darah akan di lakukan untuk mengetahuin adanyaparasit danjenis parasit ptanodium
yang bterinfeksi.
Jenis tes darah antara lain:
- Uji diagnostik cepat ( rapid diagnostik test )
- Hapuran darah tepi ( Blood smear )
- Pemeriksaan darah lengkap ( Complate blood count )
Pemeriksaan laboratorium
- Hemaglobin menurun ( ˂ 7.3 gr/dl )
- Protein plasma, albumin menurun
- Kreatin serum ˃3,1 gr/dl
- Bilirubin serum ˃49 mmol/ƪ
- Natrium urine ˂ 20 mmol/ ƪ
- Asedimia PH ˂ 7,25
- Hematokit ˂ 15 %
- LED Meningkat
- Pemeriksaan darah tepi
- Hitung parasit ˃ 10.000 / ųƪ
6. Penatalaksanaan Pengobatan
- Infus RL gtt 20 x/mnt
- Therapy :
- Paracetamol 3x500 mg
- Kloroquin4-4-2
- Ranitidine 2x1 ampul
FORMAT
ANALISA DATA
- Kolaborasi
dengan ahli
giziuntuk
jumlah kalori
dan nutrisi
yang di
butuhkan
- Beri makanan
sedikit tapi
sering
Nama klien : Ny. "D"
Ruang rawat : Unit Penyakit Dalam Ruang Semangka
Diagnosa medik : Malaria Tropica
- Kolaborasi
dengan
Lampiran
No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
3. Gangguan Tujuan : Klien mampu 1. Observasi 1. Untuk
aktivitas Setelah - melakukan respons klien mengidentifika
berhubungan dilakukan aktivitas terhadap si indikasi
dengan perawatan sendiri aktivitas. kemajuan atau
kelemahan dalam - Badan penyimpangan
fisik 5x24jam klien klien tidak dari hasil yang
dapat lemah lagi diharapkan.
melakukan dan 2. Awasi tanda 2. Agar
aktivitas sesuai kekuatan - tanda vital mengetahui
dengan otot selama dan perubahan
kemampuanya. membaik sesudah kelemahan dan
- Tanda- aktivitas. kekuatan pada
tanda vital pasien.
dalam 3. Tingkatkan 3. Tirah baring
batas tirah baring. meningkatkan
normal istirahat dan
ketenangan
klien serta
menyediakan
energi yang
digunakan
untuk
penyembuhan.
6. Libatkan 6. Membangun
keluarga hubungan
dalam yang
pemenuhan kooperatif
kebutuhan antara perawat
klien. dan keluaraga
FORMAT
CATATAN PERKEMBANGAN
(diisi setiap hari)
- Kolaborasi dengan
Jam 15.30
ahli giziuntuk jumlah
kalori dan nutrisi yang
di butuhkan
Tanda tangan
Perawat
Hari/tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
25/02/22 - Peningkatan Jam : 16.00 wib Jam :18.35 wib
S : Pasien mengatakan
Jam 14.00 suhu tubuh - Cek tanda – tanda
suhu tubuh
vital membaik
O :Pasien tampak
- Observasi suhu tubuh
membaik
Jam 15.15 A : Masalah asupan
nutrisi teratasi
sebagian
P : Intervensi di
lanjutkan
Jam 15.20
Jam 15.30
Tanda tangan
Perawat
Hari/tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
25/02/22 - Gangguan aktivitas Jam : 16.00 wib Jam :18.35 wib
S : Pasien
Jam 14.00 berhubungan 1. Mengobservasi respons
mengatakan
dengan kelemahan klien terhadap aktivitas mulai membaik
fisik. 2. Mengawasi tandatanda
O :Pasien tampak
Jam 15.15 vital selama dan aktivitas di
bantu keluarga
sesudah aktivitas.
3. Menganjurkan klien A : Masalah
aktivitas mulai
untuk meningkatkan
membaik
Jam 15.20 tirah baring.
P : Intervensi di
4. Mengatur posisi klien
lanjutkan
senyaman mungkin.
5. Memberikanbantuan
Jam 15.30 dalam aktivitas
seharihari bila perlu.
6. Memberitahukan
keluarga untuk
membantu dalam
memenuhi kebutuhan
klien dan memberikan
bantuan dalam aktivitas
klien. Tanda tangan
Perawat
FORMAT PENILAIAN
LAPORAN
MAHASISWA
KOMPONEN YANG DINILAI
A. LAPORAN PENDAHULUAN (10)
1. Definisi dan Etiologi (0-2)
2. Kelengkapan patofisiologi dan pemeriksaan
penunjang (0-2)
3. Kelengkapan diagnosa awal (0-3)
4. Kelengkapan tindakan keperawatan (0-3)
B. RENCANA KEPERAWATAN
I. Pengkajian (10)
1. Mengumpulkan riwayat keperawatan (0-3)
2. Mengumpulkan data hasil pemeriksaan fisik
(0-4)
3. Mengumpulkan data hasil pemeriksaan
penunjang (0-3)
NILAI TOTAL
NILAI AKHIR = NILAI TOTAL X 2
Lampiran
NAMA MAHASISWA
KOMPONEN YANG DINILAI
A. KOMUNIKASI (10)
Mahasiswa menunjukkan kemampuan :
1. Menciptakan interaksi dengan klien dengan
penuh percaya diri (0-4)
2. Menggunakan komunikasi verbal yang
efektif (0-3)
3. Melakukan dokumentasi secara benar (0-3)
NILAI TOTAL