Anda di halaman 1dari 6

Plasmodium dan Daur Hidup Parasit Malaria (Catatan

Hari Malaria Sedunia)


litbangkespangandaran.litbang.kemkes.go.id/plasmodium-dan-daur-hidup-parasit-malaria-catatan-hari-malaria-
sedunia/

March 29, 2022

Plasmodium dan daur hidup parasit malaria. Inilah catatan dalam rangka
memperingati Hari Malaria Sedunia, 22 April. Untuk mencapai eleminasi, kita
harus paham terkait Plasmodium dan daur hidup parasit malaria ini. Secara
keseluruhan plasmodium terdiri dari 12 sub genera. Yang menjadi parasit pada
manusia yaitu sub genera Plasmodium terdiri dari spesies Plasmodium
vivax, Plasmodium ovale, dan Plasmodium malariae.

Parasit adalah suatu istilah yang diberikan kepada mahluk hidup baik tumbuhan atau
binatang yang menumpang pada mahluk hidup lain (induk semang) dan dalam kehidupan-
nya merugikan induk semangnya tersebut.

Untuk hidup dan berkembang biak parasit ini mengambil makanan dari dalam tubuh induk
semangnya, sehingga induk semangnya mengalami gangguan bahkan bisa menimbulkan
kematian.

Plasmodium yang dikenal sebagai penyebab penyakit (agent) malaria adalah binatang
bersel satu (protozoa) yang termasuk genus Plasmodia, famili Plasmodiidae dari
ordo Coccidiidae.

Dalam tubuh manusia, untuk kelangsungan hidupnya plasmodium memakan sel darah
merah (sdm) tempat ia hidup sehingga induk semangnya (penderita) mengalami anemia dan
gangguan lainnya.

Plasmodium sebagai parasit malaria baru ditemukan pada abad ke 19, ketika Laveran
melihat “bentuk pisang” dalam darah seorang penderita malaria. Kemudian diketahui oleh
Ross pada tahun 1897 bahwa malaria ditularkan oleh nyamuk yang banyak terdapat di rawa-
rawa.

Spesies Plasmodium Malaria

Secara keseluruhan plasmodium terdiri dari 12 sub genera. Dari kedua belas sub genera
tersebut, hanya tiga sub genera yang menjadi parasit pada mamalia termasuk manusia
yaitu sub genera Plasmodium, sub genera Laverinia, dan sub genera Vinckeria. Lima sub
genera menjadi parasit pada reptilia dan empat sub genera lagi hidup pada burung (aves).

1/6
Yang menjadi parasit pada manusia yaitu sub genera Plasmodium terdiri dari
spesies Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, dan Plasmodium malariae. Sub genera
Laverinia terdiri dari spesies Plasmodium falsifarum. Sedangkan dari sub
genera Vinckeria terdiri dari spesies Plasmodium reichenowi, Plasmodium schwetzi,
dan Plasmodium rhodaini tidak menjadi parasit pada manusia tapi pada mamalia lain.

Di Indonesia sendiri, spesies plasmodium yang hidup pada manusia yang dominan
adalah Plasmodium falsifarum dan Plasmodium vivax. Sedangkan Plasmodium
ovale dan Plasmodium malariae biasanya ditemukan di wilayah Indonesia bagian Timur.

Daur Hidup Parasit Malaria

Untuk mencapai eleminasi malaria, kita harus paham terkait Plasmodium dan daur hidup
parasit malaria ini. Sebagaimana makhluk hidup lainnya, plasmodium juga melakukan
proses kehidupan yang meliputi lima bagian.

Pertama, metabolisma (pertukaran zat). Untuk hidupnya plasmodium mengambil oksigen


dan zat makanan dari haemoglobin sel darah merah. Dari proses metabolisma
meninggalkan sisa berupa pigmen yang terdapat dalam sitoplasma. Keberadaan pigmen ini
bisa dijadikan salah satu indikator dalam identifikasi.

Kedua, pertumbuhan. Yang dimaksud dengan pertum-buhan di sini adalah perubahan


morfologi yang meliputi pe-rubahan bentuk, ukuran, warna, serta sifat dari bagian-bagian sel.
Perubahan ini mengakibatkan sifat morfologi dari suatu stadium parasit pada berbagai
spesies, menjadi bervariasi.

Setiap proses membutuhkan waktu, sehingga morfologi stadium parasit yang ada pada
sediaan darah dipengaruhi oleh waktu pengambilan darah dilakukan. Ini berkaitan dengan
jam siklus perkembangan stadium parasit. Akibatnya tidak ada gambar morfologi parasit
yang sama pada lapang pandang atau sediaan darah yang berbeda.

Ketiga, pergerakkan. Plasmodium bergerak dengan cara menyebarkan sitoplasmanya yang


berbentuk kaki-kaki palsu (pseudopodia). Pada Plasmodium vivax,
penyebaran sitoplasma ini lebih jelas terlihat yang berupa kepingan-kepingan sito-plasma.
Bentuk penyebaran ini dikenal sebagai bentuk sitoplasma amuboit (tanpa bentuk).

Keempat, berkembang biak. Berkembang biak artinya berubah dari satu atau sepasang sel
menjadi beberapa sel baru. Ada dua macam perkembangbiakan sel pada plasmodium, yaitu:

(1) Pembiakan seksual. Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh nyamuk melalui
proses sporogoni. Bila mikro-gametosit (sel jantan) dan makrogametosit (sel betina) terhisap
oleh vektor bersama darah penderita, maka proses perkawinan antara kedua sel kelamin itu

2/6
akan terjadi. Dari proses ini akan terbentuk zigot yang kemudian akan berubah
menjadi ookinet dan selanjutnya menjadi ookista. Terakhir ookista pecah dan
membentuk sporozoit yang tinggal dalam kelenjar ludah vektor.

Perubahan dari mikrogametosit dan makrogametosit sampai menjadi sporozoit di dalam


kelenjar ludah vektor disebut masa tunas ekstrinsik atau siklus sporogoni.
Jumlah sporokista pada setiap ookista dan lamanya siklus sporogoni, pada masing-masing
spesies plasmodium adalah berbeda, yaitu: Plasmodium vivax:
jumlah sporozoit dalam ookista adalah 30-40 butir dan siklus sporogoni selama 8-9
hari. Plasmodium falsifarum: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 10-12 butir dan
siklus sporogoni selama 10 hari. Plasmodium malariae: jumlah sporozoit dalam ookista
adalah 6-8 butir dan siklus sporogoni selama 26-28 hari.

(2) Pembiakan aseksual. Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh manusia melalui
proses sizogoni yang terjadi melalui proses pembelahan sel secara ganda.
Inti troposoit dewasa membelah menjadi 2, 4, 8, dan seterusnya sampai batas tertentu
tergantung pada spesies plasmodiumnya. Bila pembelahan inti telah selesai, sitoplasma sel
induk dibagi-bagi kepada setiap inti dan terjadi sel baru yang disebut merozoit.

Kelima, reaksi terhadap rangsangan. Plasmodium memberikan reaksi terhadap


rangsangan yang datang dari luar, ini sebagai upaya plasmodium untuk mempertahankan
diri seandainya rangsangan itu berupa ancaman terhadap dirinya.
Misalnya, plasmodium bisa membentuk sistem kekebalan (resistensi) terhadap obat anti
malaria yang digunakan oleh penderita.

Penjelasan Gambar:

Siklus hidup parasit malaria melibatkan dua


inang. Selama makan darah, nyamuk
Anopheles betina yang terinfeksi malaria
menginokulasi sporozoit ke dalam inang
manusia nomor 1. Sporozoit menginfeksi sel
hati nomor 2 dan matang menjadi skizon
nomor 3, yang pecah dan melepaskan
merozoit nomor 4. (Sebagai catatan, pada P.
vivax dan P. ovale tahap dorman [hipnozoit] Untuk mencapai eleminasi malaria, kita harus
dapat bertahan di hati dan menyebabkan paham terkait Plasmodium dan daur hidup
kekambuhan dengan menyerang aliran darah parasit malaria ini. Sebagaimana makhluk hidup
berminggu-minggu, atau bahkan bertahun- lainnya, plasmodium juga melakukan proses
tahun kemudian.). kehidupan yang meliputi lima bagian (Sumber
foto: cdc.gov).

3/6
Setelah replikasi awal ini di hati (skizogoni ekso-eritrositik). huruf A), parasit mengalami
multiplikasi aseksual dalam eritrosit (skizogoni eritrositik huruf B). Merozoit menginfeksi sel
darah merahnomor 5. Trofozoit tahap cincin matang menjadi skizon, yang pecah
melepaskan merozoit nomor 6. Beberapa parasit berdiferensiasi menjadi tahap eritrositik
seksual (gametosit) nomor 7. Parasit tahap darah bertanggung jawab atas manifestasi klinis
penyakit.

Gametosit, jantan (mikrogametosit) dan betina (makrogametosit), ditelan oleh nyamuk


Anopheles selama menghisap darah nomor 8. Perbanyakan parasit pada nyamuk dikenal
sebagai siklus sporogonic huruf C. Sementara di perut nyamuk, mikrogamet menembus
makrogamet menghasilkan zigot nomor 9.

Zigot pada gilirannya menjadi motil dan memanjang (ookinet) nomor 10 yang menyerang
dinding usus tengah nyamuk di mana mereka berkembang menjadi ookista nomor 11.
Ookista tumbuh, pecah, dan melepaskan sporozoit nomor 12, yang menuju ke kelenjar ludah
nyamuk. Inokulasi sporozoit ke dalam inang manusia baru melanggengkan siklus hidup
malaria.

Tingkatan Plasmodium

Dengan adanya proses-proses pertumbuhan dan pembiakan aseksual di dalam sel darah
merah manusia, maka dikenal ada tiga tingkatan (stadium) plasmodium yaitu:

(1) Stadium tropozoit, plasmodium ada dalam proses pertumbuhan.

(2) Stadium sizon, plasmodium ada dalam proses pembiakan.

(3) Stadium gametosit, plasmodium ada dalam proses pembentukan sel kelamin.

Karena dalam setiap stadium terjadi proses, maka morfologi parasit juga mengalami
perubahan. Dengan demiki-an, maka dalam stadium-stadium itu sendiri terdapat tingkatan
umur yaitu: tropozoit muda, tropozoit setengah dewasa,
dan tropozoit dewasa, sizon muda, sizon tua,
dan sizon matang, gametosit muda, gametosit tua, dan gametosit matang.

Siklus Parasit Malaria

Siklus parasit malaria adalah setelah nyamuk Anopheles yang mengandung parasit malaria
menggigit manusia, maka keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk kedalam darah
dan jaringan hati. Parasit malaria pada siklus hidupnya, membentuk stadium sizon jaringan
dalam sel hati (ekso-eritrositer).

Setelah sel hati pecah akan keluar merozoit/ kriptozoit yang masuk ke eritrosit membentuk
stadium sizon dalam eritrosit (stadium eritrositer), mulai bentuk tropozoit muda
sampai sizon tua/matang sehingga eritrosit pecah dan keluar merosoit. Merosoit sebagian

4/6
besar masuk kembali ke eritrosit dan sebagian kecil membentuk gametosit jantan dan betina
yang siap untuk diisap oleh nyamuk malaria betina dan melanjutkan siklus hidup di tubuh
nyamuk (stadium sporogoni).

Pada lambung nyamuk terjadi perkawinan antara sel gamet jantan (mikro gamet) dan sel
gamet betina (makro gamet) yang disebut zigot. Zigot akan berubah menjadi ookinet,
kemudian masuk ke dinding lambung nyamuk berubah menjadi ookista.

Setelah ookista matang kemudian pecah, maka keluar sporozoit dan masuk ke kelenjar liur
nyamuk yang siap untuk ditularkan ke dalam tubuh manusia. Khusus P. vivax dan P.
ovale pada siklus parasitnya di jaringan hati (sizon jaringan), sebagian parasit yang berada
dalam sel hati tidak melanjutkan siklusnya ke sel eritrosit tetapi tertanam di jaringan hati
disebut hipnosoit, bentuk hipnosoit inilah yang menyebabkan malaria relapse.

Pada penderita yang mengandung hipnosoit, apabila suatu saat dalam keadaan daya tahan
tubuh menurun misalnya akibat terlalu lelah/sibuk/stres atau perobahan iklim (musim hujan),
maka hipnosoit akan terangsang untuk melanjutkan siklus parasit dari dalam sel hati
ke eritrosit. Setelah eritrosit yang berparasit pecah akan timbul gejala penyakitnya kembali.
Misalnya 1-2 tahun yang sebelumnya pernah menderita P. vivax/ ovale dan sembuh setelah
diobati, suatu saat dia pindah ke daerah bebas malaria dan tidak ada nyamuk malaria, dia
mengalami kelelahan/stres, maka gejala malaria muncul kembali dan bila diperiksa sedian
darahnya akan positif P. vivax/ ovale.

Pada P. falciparum dapat menyerang ke organ tubuh dan menimbulkan kerusakan seperti
pada otak, ginjal, paru, hati dan jantung, yang mengakibatkan terjadinya malaria berat/
komplikasi, sedangkan P. Vivax, P. ovale dan P. malariae tidak merusak organ
tersebut. P. falciparum dalam jaringan yang mengandung parasit tua di dalam otak, peristiwa
ini yang disebut sekuestrasi.

Siklus Sizon Spesies Plasmodium

Proses dari sizon dewasa untuk kembali ke awal lagi, disebut satu siklus. Lamanya siklus ini
serta banyaknya merozoit dari satu sizon dewasa, tidak sama untuk tiap
spesies plasmodium.

(a) Pada plasmodium falsifarum: jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak
32 dan lama siklusnya 24 jam. Artinya reproduksi tinggi dan cepat sehingga
kepadatan troposoit pada darah sangat tinggi.

(b) Plasmodium vivax: jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak 16 dan
lama siklusnya 48 jam. Artinya reproduksi rendah dan lebih lambat sehingga
kepadatan troposoit pada darah sering rendah.

5/6
(c) Plasmodium malariae: jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak 8 dan
lama siklusnya 72 jam. Artinya reproduksi lebih rendah dan lebih lambat. Ini mungkin yang
menjadi penyebab jarangnya spesies ini ditemukan.

Akhirnya, karena perbedaan proses perkembangan, maka masa tunas atau prepaten atau
masa inkubasi plasmodium di dalam tubuh manusia (instrinsik) masing-masing spesies
lamanya berbeda. Plasmodium falsifarum selama 9-14 hari, Plasmodium vivax selama 12-17
hari, dan Plasmodium malariae 18 hari.

Arda Dinata

6/6

Anda mungkin juga menyukai