Anda di halaman 1dari 43

MATA KULIAH

MALARIA
PERTEMUAN KE-2

JENIS MALARIA

ANITA SRIWATY PARDEDE, SKM., M.KES.,QHIA


Definisi Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi yang


disebabkan oleh parasit Plasmodium.
Malaria ditularkan oleh nyamuk
anopheles betina.
PENYEBAB MALARIA
Jenis Parasit

Plasmodium falciparum
(Welch, 1897)

Plasmodium vivax Plasmodium ovale


(Labbe, 1899) (Stephens, 1922)

Plasmodium malariae
(Grassi dan Feletti,
1890)
Plasmodium
Jenis spesies plasmodium
penginfeksi manusia
◼ Plasmodium falsifarum
◼ Plasmodium vivaks
◼ Plasmodium ovale
◼ Plasmodium malariae
◼ Plasmodium knowlesi
Plasmodium falciparum (Welch, 1897)

menyebabkan malaria
falciparum atau malaria
tertiana maligna/malaria
tropika/malaria
pernisiosa.
Toksonomi
Plasmodium falciparum mempunyai sifat – sifat
tertentu yag berbeda dengan species lainnya, sehingga
diklasifikasikan dalam subgenus laveran. Plasmodium
falciparum mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
O Kingdom : Haemosporodia
O Divisio : Nematoda
O Subdivisio : Laveran
O Kelas : Spotozoa
O Ordo : Haemosporidia
O Genus : Plasmodium
O Species : Falcifarum
Penemu
Alfonse Laveran

Nama penyakit
P.falciparum menyebabkan penyakit malaria falsifarum.

Hospes
Manusia merupakan hospes perantara parasit ini dan
nyamuk Anopheles betina menjadi hopses definitifnya atau
merupakan vektornya.

Distribusi geografik
Parasit ini ditemukan didaerah tropic, terutama di Afrika dan
Asia Tenggara. Di Indonesia parasit ini terbesar di seluruh
kepulauan.
Morfologi
O Trofozoit muda, berbentuk cincin, terdapat dua butir
kromatin, bentuk marginal, sel darah merah tidak
membesar.
O Skizon, pigmen menggumpal di tengah. Skizon muda berinti
< 8 dan skizon tua berinti 8-24.
O Makrogametosit, berbentuk pisang agak langsing, inti padat
di tengah, pigmen mengelilingi inti, sitoplasma biru kelab.
O Mikrogametosit, berbentuk pisang gemuk, inti tidak padat,
pigmen mengelilingi inti, sitoplasma biru pucat kemerah-
merahan.
Perbedaan dari sisi Tropozoid
Plasmodium
perbedaan Plasmodium vivax falciparum
erytrosit yang
terinfeksi membesar tetap

1/3 dari erytrosit 1/5 dari erytrosit


tropozoid ukuran parasit yang terinfeksi yang terinfeksi
kromatin 1 buah tebal ganda (2 buah)
sitoplasma tebal tipis
erytrosit normal normal

seperti cincin
bentuk besar/ amoeboit seperti cincin/ring
Penjelasan
Reproduksi secara aseksual terjadi di dalam tubuh
manusia secara skizogoni (pembelahan diri dalam tubuh
inang tetap) dan pada tubuh nyamuk Anopheles betina
secara sporogoni (pembentukan spora pada inang
sementara). Sedangkan reproduksi secara seksual
terjadi melalui peleburan gamet. Ketika nyamuk Anopheles
betina menggigit manusia, maka air liur nyamuk tersebut
akan masuk ke dalam tubuh manusia. Dalam air
liur tersebut terkandung zat anti pembekuan darah dan sel-
sel Plasmodium yang disebut sporozoit.
Lanjutan
O Sporozoit selanjutnya akan ikut dalam aliran darah menuju ke sel
hati. Dalam sel hati, sporozoit melakukan pembelahan
berkalikali membentuk merozoit. Merozoit selanjutnya akan
menginfeksi sel darah merah hingga rusak dan pecah. Merozoit-
merozoit tersebut sebagian akan menginfeksi sel darah merah
lainnya, dan sebagian lagi akan membentuk gametosit.

O Ketika berada dalam dinding usus nyamuk Anopheles


betina, gametosit akan menghasilkan gamet jantan (makrogametosit)
dan gametosit betina (mikrogametosit). Jadi, gametosit akan masuk
kembali ke dalam tubuh nyamuk ketika nyamuk tersebut
menghisap darah manusia yang telah terinfeksi. Setelah terjadi
pembuahan, maka terbentuklah zigot yang selanjutnya tumbuh
menjadi oosit, dan oosit akan tumbuh membentuk sporozoit kembali.
Plasmodium vivax (Labbe, 1899)

menyebabkan malaria
vivax atau malaria
tertiana benigna.
Plasmodium ovale
(Stephens, 1922) menyebabkan
malaria ovale atau
malaria tertiana
benigna ovale.
Plasmodium malariae (Grassi
dan Feletti, 1890)

menyebabkan malaria
malariae atau malaria
kuartana.
Struktur Tubuh Plasmodium malariae
• Plasmodium memiliki struktur
tubuh berbentuk bulat panjang
yang dapat mencapai 10 mm.

• Plasmodium malariae tidak


memiliki alat gerak khusus,
sehingga gerakannya dilakukan
dengan mengubah kedudukan
tubuhnya.
• Dibagian anterior terdapat
kompleks apikal berupa kait,
penghisap, atau filamen
sederhana untuk melekatkan
diri pada inang. Kompleks
apikal hanya terlihat dengan
mikroskop elektron.
Plasmodium malariae
• Plasmodium malariae termasuk dalam phylum
Apicomplexa atau Sporozoa. Sporozoa
merupakan golongan protista yang dapat
membentuk spora untuk menginfeksi
inangnya.
• Plasmodium malariae merupakan parasit pada
manusia (penyebab penyakit malaria
quartana, ia mengambil makanan dengan
menyerap dari tubuh inangnya.
 Selain empat spesies Plasmodium diatas, manusia
juga bisa terinfeksi oleh Plasmodium knowlesi, yang
merupakan plasmodium zoonosis yang sumber
infeksinya adalah kera.
 Penyebab terbanyak di Indonesia adalah
Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Untuk
Plasmodium falciparum menyebabkan suatu
komplikasi yang berbahaya, sehingga disebut juga
dengan malaria berat.
Siklus Hidup Plasmodium, Siklus Aseksual

 Sporozoit infeksius dari kelenjar ludah nyamuk anopheles betina masuk


kedalam darah manusia melalui tusukan nyamuk tersebut. Dalam waktu tiga
puluh menit jasad tersebut memasuki sel-sel parenkim hati dan dimulai stadium
eksoeritrositik dari pada daur hidupnya. Didalam sel hati parasit tumbuh menjadi
skizon dan berkembang menjadi merozoit (10.000-30.000 merozoit, tergantung
spesiesnya) . Sel hati yang mengandung parasit pecah dan merozoit keluar dengan
bebas, sebagian di fagosit. Oleh karena prosesnya terjadi sebelum memasuki
eritrosit maka disebut stadium preeritrositik atau eksoeritrositik yang berlangsung
selama 2 minggu. Pada P. Vivax dan Ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung
berkembang menjadi skizon, tetapi ada yang menjadi bentuk dorman yang disebut
hipnozoit. Hipnozoit dapat tinggal didalam hati sampai bertahun-tahun.

Lanjutan...
 Pada suatu saat bila imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif sehingga
dapat menimbulkan relaps (kekambuhan). Siklus eritrositik dimulai saat
merozoit memasuki sel-sel darah merah. Parasit tampak sebagai kromatin kecil,
dikelilingi oleh sitoplasma yang membesar, bentuk tidak teratur dan mulai
membentuk tropozoit, tropozoit berkembang menjadi skizon muda, kemudian
berkembang menjadi skizon matang dan membelah banyak menjadi merozoit.
Dengan selesainya pembelahan tersebut sel darah merah pecah dan merozoit,
pigmen dan sisa sel keluar dan memasuki plasma darah. Parasit memasuki sel
darah merah lainnya untuk mengulangi siklus skizogoni. Beberapa merozoit
memasuki eritrosit dan membentuk skizon dan lainnya membentuk gametosit
yaitu bentuk seksual (gametosit jantan dan betina) setelah melalui 2-3 siklus
skizogoni darah.
Siklus Hidup Plasmodium, Siklus seksual
Terjadi dalam tubuh nyamuk

Apabila nyamuk anopheles betina menghisap darah yang mengandung


gametosit. Gametosit yang bersama darah tidak dicerna. Pada makrogamet
(jantan) kromatin membagi menjadi 6-8 inti yang bergerak kepinggir parasit.
Dipinggir ini beberapa filamen dibentuk seperti cambuk dan bergerak aktif
disebut mikrogamet. Pembuahan terjadi karena masuknya mikrogamet kedalam
makrogamet untuk membentuk zigot.
Zigot berubah bentuk seperti cacing pendek disebut ookinet yang dapat
menembus lapisan epitel dan membran basal dinding lambung. Ditempat ini
ookinet membesar dan disebut ookista. Didalam ookista dibentuk ribuan
sporozoit dan beberapa sporozoit menembus kelenjar nyamuk dan bila nyamuk
menggigit/ menusuk manusia maka sporozoit masuk kedalam darah dan
mulailah siklus pre eritrositik
 Siklus hidup Plasmodium terdiri dari 2, yaitu siklus sporogoni
(siklus seksual) yang terjadi pada nyamuk dan siklus skizogoni
(siklus aseksual) yang terdapat pada manusia. Siklus ini dimulai
dari siklus sporogoni yaitu ketika nyamuk mengisap darah
manusia yang terinfeksi malaria yang mengandung plasmodium
pada stadium gametosit (8). Setelah itu gametosit akan
membelah menjadi mikrogametosit (jantan) dan makrogametosit
(betina) (9). Keduanya mengadakan fertilisasi menghasilkan
ookinet (10). Ookinet masuk ke lambung nyamuk membentuk
ookista (11).

 Ookista ini akan membentuk ribuan sprozoit yang nantinya akan


pecah (12) dan sprozoit keluar dari ookista. Sporozoit ini akan
menyebar ke seluruh tubuh nyamuk, salah satunya di kelenjar
ludah nyamuk. Dengan ini siklus sporogoni telah selesai.
MORFOLOGI

Penelitian berikut akan


membahas tentang malaria
falciparum, sehingga morfologi
yang akan dibahas adalah
morfologi dari Plasmodium Gambar Bentuk tropozoit muda Plasmodium
falciparum secara mikroskopis falciparum. Skizon
yaitu sebagai berikut :

 Tropozoit muda
Berbentuk cincin, terdapat
dua buah kromatin, bentuk
marginal, sel darah merah tidak
membesar, tampak sebagian Gambar Bentuk skizon Plasmodium falciparum.
sitoplasma parasit berada di terhadap retikulosit, Plasmodium falciparum
bagian tepi dari eritrosit ( bentuk tidak pandang umur sel, dan Plasmodium
accole atau form appliqué). Pada malariae mengutamakan sel-sel tua.
bentuk tropozoit lanjut
mengandung bintik-bintik
Vektor
• tempat perindukan di rawa, sepanjang pantai berair asin atau
Anopheles air tawar campur air asin terutama yang banyak mengandung
sundaicus alga.
• Termasuk night biter (pukul 20-24), tempat istirahat di luar dan
dalam rumah, mampu terbang 5 km dari perindukan.

• tempat perindukan di sawah, saluran irigasi dan anak sungai


Anopheles di pedalaman, terlebih air yang mengandung jerami busuk
aconitus • Termasuk day biter dan tempat istirahatnya di rumah,
kandang atau semak.

Anopheles • tidak memilih tempat perindukan seperti, air di tanah bekas


balabacensis injakan kaki, kolam, sungai kecil

Anopheles •di tempat berair yang banyak ditumbuhi tanaman, baik sekitar
barbirostris rumah maupun sawah. Termasuk day biter.
ANOPHELES SUNDAICUS ANOPHELES ACOITUS

ANOPHELES BARBIROSTRIS ANOPHELES BALABACENCIS

VEKTOR
Cara infeksi

Penyakit malaria dapat ditularkan dengan dua cara, yaitu


cara alamiah, contohnya melaluiu gigitan nyamuk dan non
alamiah, misalnya tranfusi darah maupun malaria dari ibu
ke bayinya. Sedangkan menurut Garcia dan Bruckner (1996)
terdapat beberapa penyebab yang mengakibatkan
terjadinya infeksi Plasmodium.
1. Gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi.
2. Transfusi darah dari donor penderita.
3. Penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi.
4. Infeksi impor.
5. Infeksi kongenital.
EPIDEMIOLOGI MALARIA

Malaria termasuk penyakit kosmopolit yang tersebar sangat luas di seluruh


dunia, baik di daerah tropis, subtropics maupun daerah beriklim dingin.
Malaria ditemukan pada 64º LU (Archangel di Rusia) sampai 32º LS
(Cordoba di Argentina), dari daerah ketinggian 2666 m sampai daerah 433
m dibawah permukaan air laut (Laut Mati). Diantara garis lintang dan
bujur, terdapat daerah yang bebas malaria, yaitu Pasifik Tengah dan
Selatan (Hawaii, Selandia Baru). Keadaan ini dikarenakan tidak ada vektor
di tempat bebas malaria tersebut, sehingga siklus hidup parasit tidak dapat
berlangsung.
Suatu daerah dikatakan endemis malaria jika secara konstan angka
kejadian malaria dapat diketahui serta penularan secara alami
berlangsung sepanjang tahun.
Klasifikasi dari epidemiologi malaria menggunakan
parameter ukur spleen rate (angka limpa) atau parasite
rate (angka parasit), yaitu sebagai berikut :
 Hipoendemik : spleen rate atau parasite rate 0-10%
 Mesoendemik : spleen rate atau parasite rate 10-50%
 Hiperendemik : spleen rate atau parasite rate 50-75%,
dewasa biasanya lebih tinggi
 Holoendemik : spleen rate atau parasite rate > 75%,
dewasa biasanya rendah.21
PATOLOGI KESEHATAN
DAN GEJALA KLINIS

Keluhan yang biasanya muncul sebelum gejala demam adalah gejala prodromal,
seperti sakit kepala, lesu, nyeri tulang (arthralgia), anoreksia (hilang nafsu makan),
perut tidak enak, diare ringan dan kadang merasa dingin di pungung.
Keluhan utama yang khas pada malaria disebut “trias malaria” yang terdiri dari 3
stadium yaitu :
1. Stadium menggigil
Pasien merasa kedinginan yang dingin sekali, sehingga menggigil. Nadi cepat tapi
lemah, bibir dan jari-jari tangan biru, kulit kering dan pucat. Biasanya pada anak
didapatkan kejang. Stadium ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam.
2. Stadium puncak demam
Pasien yang semula merasakan kedinginan berubah menjadi panas sekali. Suhu
tubuh naik hingga 41o C sehingga menyebabkan pasien kehausan. Muka
kemerahan, kulit kering dan panas seperti terbakar, sakit kepala makin hebat, mual
dan muntah, nadi berdenyut keras. Stadium ini berlangsung 2 sampai 6 jam.
3. Stadium berkeringat
Pasien berkeringat banyak sampai basah, suhu turun drastis bahkan
mencapai dibawah ambang normal. Penderita biasanya dapat tidur
nyenyak dan saat bangun merasa lemah tapi sehat. Stadium ini
berlangsung 2 sampai 4 jam.
Pemeriksaan fisik yang ditemukan lainnya yang merupakan gejala
khas malaria adalah adanya splenomegali, hepatomegali dan anemia.
Anemia terjadi bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
 Sel darah merah yang lisis karena siklus hidup parasit
 Hancurnya eritrosit baik yang terinfeksi ataupun tidak di dalam limpa
 Hancurnya eritrosit oleh autoimun
 Pembentukan heme berkurang
 Produksi eritrosit oleh sumsum tulang juga berkurang
 Fragilitas dari eritrosit meningkat
Cara perhitungan parasitemia:
1. diamati pada mikroskop
2. dihitung jumlah eritrosit total dalam 1 luas lapang pandang
3. dihitung juga jumlah eritrosit terinfeksi dalam 1 luas lapang
pandang yang sama
4. diamati lagi pada luas lapang pandang yang lain, dihitung
lagi sperti cara 2. dan 3. ulangi langkah ini hingga
mencapai jumlah eritrosit total = 1000
5. dari jumlah eritrosit total =1000 dan dengan menghitung
jumlah total eritrosit terinfeksi dalam 1000 eritrosit
(sejumlah Y), maka dapat dihitung persen parasetemia sbb:
%parasitemia = (Y/1000)x 100
catatan : penentuan lapang pandang harus di lihat secara
zigzag bisa secara horizontal ataupun vertical
Diagnosis

Diagnosis malaria falcifarum dapat dibuat


dengan menemukan parasit trofozoit muda
( bentuk cincin ) tanpa atau dengan stadium
gametosit dalam sediaan darah tepi. Pada
autopsy dapat ditemukan pigmen dan parasit
dalam kapiler otak dan alat-alat dalam.
Pengobatan

O Klorokuin
O Sulfadoksin
O Pirimetamin
O Kina
O Tetrasiklin
O minosiklin
PENCEGAHAN PENYAKIT
1. Menggunakan kelambu (bed net) pada waktu tidur, lebih baik lagi
dengan kelambu berinsektisida.
2. Mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk (repellent).
3. Menggunakan pembasmi nyamuk, baik bakar, semprot maupun
lainnya.
4. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
5. Letak tempat tinggal diusahakan jauh dari kandang ternak.
6. Mencegah penderita malaria dan gigitan nyamuk agar infeksi tidak
menyebar.
7. Membersihkan tempat hinggap/istirahat nyamuk dan memberantas
sarang nyamuk.
8. Hindari keadaan rumah yang lembab, gelap, kotor dan pakaian yang
bergantungan serta genangan air.
9. Membunuh jentik nyamuk dengan menyemprotkan obat anti larva
(bubuk abate) pada genangan air atau menebarkan ikan atau hewan
(cyclops) pemakan jentik.
41
Any question ?

Anda mungkin juga menyukai