Anda di halaman 1dari 22

1 | Plasmodium pada Unggas

Plasmodium pada unggas


Penyakit yang menyerang ayam merupakan faktor penghambat dalam upaya peningkatan
produksi baik daging maupun telurnya. Adapun penyakit-penyakit yang sering menimbulkan
kerugian pada ayam sifatnya ada yang menular dan ada pula yang tidak menular. Banyaknya
kejadian kematian unggas terutama ayam buras tidak hanya dikarenakan penyakit yang disebabkan
oleh bakteri, virus, maupun jamur, tetapi juga parasit yaitu protozoa darah.
Penyakit akibat protozoa darah merupakan salah satu penyebab penyakit yang perlu
diperhatikan, karena bersifat menular ke ayam lain dalam waktu singkat dan menimbulkan
kerugian. Jenis penyakit protozoa darah pada ayam yang sering menimbulkan kerugian ialah
Plasmodium sp., Leucocytozoon sp., dan Haemoproteus sp., (Munoz et al 1999). Salah satu
protozoa darah yang bersifat patogen dan menyebabkan kematian adalah Plasmodium sp.,
Penyakit yang disebabkan Plasmodium sp. ini dikenal dengan nama Malaria Unggas (Avian
Malaria).

Kata kunci: malaria, Plasmodium, unggas

Pendahuluan penyakit musiman karena dipengaruhi oleh


Malaria pada mamalia ditularkan oleh siklus perkembangbiakan vektor. Penyakit
nyamuk Anopheles dan pada jenis burung Avian Malaria akan semakin tinggi
atau unggas ditularkan oleh nyamuk Culex kejadiannya saat kondisi lingkungan
atau Anopheles (Levine 1995 dan Williams mendukung bagi perkembangan nyamuk
2005). Avian Malaria merupakan suatu selaku vektor penyakit ini. Populasi nyamuk
penyakit asal protozoa yang bersifat akut cenderung meningkat saat terjadi perubahan
yang menyerang eritrosit berbagai jenis musim, dari musim hujan ke musim panas
unggas. Penyakit tersebut menimbulkan atau sebaliknya (Purwanto 2009).
anemia berat, kelemahan, dan dapat berakhir
dengan kematian. Taksonomi
Diagnosa penyakit dilakukan dengan Menurut Levine (1995) Plasmodium
cara pemeriksaan mikroskopis untuk dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
menemukan dan mengidentifikasi protozoa Sub Kingdom : Protozoa
dengan pemeriksaan sediaan usapan darah Filum : Apicomplexa
tipis yang diwarnai. Hasil pemeriksaan ulas Kelas : Sporozoa
darah akan ditemukan beberapa stadium Sub Kelas : Coccidiasina
Plasmodium sp. pada sitoplasma eritrosit Ordo : Eucoccidiorida
(Tabbu 2006). Sub Ordo : Haempspororina
Avian Malaria banyak terjadi di Famili : Plasmodiidae
Negara tropis, dikarenakan vektor penyakit Genus : Plasmodium
ini adalah nyamuk yang banyak dijumpai di Spesies :P. gallinaceum,, P.
negara tersebut, terutama ketika musim hujan juxtanuclear, P. lophurae
(Sasmita 1996). Avian Malaria termasuk

Tugas Terstruktur Parasitologi Veteriner: Endoparasit (IPH 331)


2 | Plasmodium pada Unggas

Karakteristik spesies disebut sporozoit sedangkan hasil reproduksi


Di dalam sel darah merah aseksual disebut merozoit (Choidini 2001).
Plasmodium sp., mempunyai berbagai a. Fase Seksual
macam bentuk yaitu bentuk tropozoit dengan Fase seksual dimulai dari masuknya
bentuk tidak beraturan dan lebih kecil dari gametosit (mikrogametosit dan
bentuk skizon yang juga tidak beraturan atau makrogametosit) ke dalam tubuh vektor saat
bulat (Soulsby 1986). Bentuk gametosit yang vektor menghisap darah ayam terinfeksi
terdiri dari mikrogametosit dan Plasmodium sp. Di dalam lambung vektor,
makrogametosit berbentuk bulat atau tidak makrogametosit mengalami maturasi
beraturan mendesak inti sel darah merah menjadi makrogamet (betina) sedangkan
inang, mempunyai penampang kurang lebih mikrogametosit mengalami exflagelasi
8 mikron. Mikrogametosit jika diwarnai menjadi mikrogamet (jantan). Makrogamet
Giemsa akan tampak berwarna biru dan dan mikrogamet mengalami fertilisasi dan
pigmen granula akan berkumpul menjadi terbentuk zigot (Choidini, 2001). Zigot
suatu kelompok besar sedangkan pigmen tersebut aktif dan bergerak masuk ke dalam
granula pada makrogamet tersebar merata di dinding usus tengah nyamuk. Parasit pada
seluruh protoplasma (Williams 2005). stadium ini dinamakan ookinet. Di bawah
Gambar 1. Morfologi Plasmodium sp epitel usus, ookinet membulat membentuk
Keterangan gambar : Anak panah besar kista dan disebut dengan ookista (Noble dan
menunjukan gametosit, anak panah kecil Noble 1989).
menunjukan skizon, dan kepala anak panah Ookista berkembang di dalam
dinding usus tengah dan menghasilkan
sporozoit (fase infektif) yang akan dilepas
dengan pecahnya ookista. Sporozoit bersifat
motil dan akan bergerak ke seluruh tubuh
vektor, khususnya kelenjar saliva. Sporozoit
ini akan menginfeksi inang saat vektor
menghisap inang (Choidini 2001). Fase
menunjukan tropozoit dari Plasmodium sp., seksual terjadi di dalam tubuh nyamuk
(Thrall et al. 2012). Anopheles betina. Nyamuk ini merupakan
vektor biologis dari Plasmodium sp. Pada
Siklus hidup saat nyamuk menghisap darah penderita
Malaria menular melalui gigitan malaria, semua stadium yang ada di dalam
nyamuk Anopheles sp., dalam siklus darah akan terhisap masuk ke dalam lambung
hidupnya. Plasmodium sp., berproduksi nyamuk. Tetapi hanya stadium gametosit
secara seksual (sporogoni) dan aseksual (makrogametosit dan mikrogametosit) yang
(skizogoni) di dalam inang yang berbeda dapat bertahan dan melanjutkan siklusnya
reproduksi seksual terjadi dalam tubuh vektor (Natadisastra dan Ridad, 2009).
sedangkan reproduksi aseksual terjadi dalam b. Fase aseksual
tubuh ayam. Reproduksi seksual hasilnya

Tugas Terstruktur Parasitologi Veteriner: Endoparasit (IPH 331)


3 | Plasmodium pada Unggas

Fase aseksual terjadi di dalam tubuh merozoit kedalam plasma yang selanjutnya
inang. Pada fase ini terjadi dua siklus, yaitu akan menyerang eritrosit lain dan memulai
siklus pre-eritrositik (terjadi di dalam sel-sel proses baru. Sedangkan sebagian tropozoit
hati) dan siklus eritrositik (terjadi di dalam lainnya akan mengalami gametositik
eritosit). Sporozoit akan menuju sel-sel hati membentuk makrogametosit dan
saat masuk tubuh inang. Di dalam sel hati, mikrogametosit. Saat nyamuk Anopheles
sporozoit akan matang membentuk skizon menghisap darah inang, gametosit ini akan
kemudian pecah dan mengeluarkan merozoit. masuk ke dalam tubuh nyamuk dan
Merozoit memulai siklus eritrositik, dalam mengalami fase seksual (Yawan 2006).
eritrosit merozoit membentuk vakuola,
berbentuk cincin berinti tunggal yang disebut
tropozoit. Parasit terus tumbuh membesar
dan bergerak secara amoeboeid. Setelah 12-
24 jam gerakan melambat, vakuola
menghilang dan tampak pigmen hematin
yang merupakan sisa penguraian Hb dari
eritrosit pada sitoplasma. Berikutnya terjadi
pembelahan nukleus beberapa kali dan terus
berlangsung sampai parasit menjadi matur.
Sebagian tropozoit akan mengalami
pematangan membentuk skizon yang Gambar 2. Siklus Hidup P. gallinaceum
kemudian pecah dan mengeluarkan merozoit. (Soulsby,1986)
Merozoit kemudian akan menginfeksi sel Keterangan gambar :
darah merah yang lainnya dan sebagaian a. Sporozoit masuk melalui gigitan nyamuk,
akan menuju sel endotel. Didalam sel endotel b. Skizon pre-eritrositik (kriptozoit) pada
ini merozoit juga akan mengalami proses makrofag kulit,
skizogoni dan membentuk skizon eritrositik c. Merozoit terbebas menginfeksi sel lain,
(Yawan, 2006). d. Terbentuk metakriptozoit,
Parasit mendapat makanan dari e. Merozoit masuk ke eritrosit,
sitoplasma eritrosit yang masuk melalui f. Merozoit menginfeksi sel endotel
sitosom, mencerna sitosom eritrosit tersebut membentuk skizon eksoritrositik,
didalam vukuola makanan. Parasit memakan g. Skizon di eritrosit,
Hb yang kemudian didegradasi oleh enzim h. Merozoit menginfeksi erotrosit baru,
protease dan hasil sisa digestifnya adalah i. merozoit menginfeksi sel endotel baru,
pigmen hemozoin. Di dalam eritrosit parasit j. Merozoit dari skizon eksoeritrositik
mensintesis bermacam–macam asam menginfeksi eritrosit baru,
nukleat, protein, lipid, mitokondria dan k. Makrogamet,
ribososm untuk membentuk merozoit baru. l. Mikrogamet,
Setelah pembentukan merozoit
selesai, eritrosit akan ruptur dan melepaskan

Tugas Terstruktur Parasitologi Veteriner: Endoparasit (IPH 331)


4 | Plasmodium pada Unggas

m dan n. terhisap nyamuk, mikrogamet dan Avian Malaria disebabkan oleh


makrogamet mengalami perkembangan di protozoa yang tergolong genus Plasmodium,
usus nyamuk, family Plasmodidae. Plasmodium sp.,
o. pembuahan, menginfeksi eritrosit berbagai jenis unggas
p. Zigot (ookinet), dan erat hubungannya dengan genus
q. Ookinet menembus dinding usus, Haemoproteus dan Leucocytozoon. Replikasi
r. Sporogoni, Plasmodium sp., berlangsung di dalam
s. Ookista pecah, sporozoit migrasi ke eritrosit yang bersirkulasi, sedangkan
kelenjar ludah nyamuk Haemoproteus di dalam sel endotel dan
Leucocytozoon di dalam leukosit. Avian
Malaria sering ditemukan pada burung atau
unggas liar, namun pada unggas peliharaan
tidak menimbulkan kerugian ekonomi yang
signifikan. Letupan penyakit Avian Malaria
telah dilaporkan pada unggas dan burung
(Atkinson et al., 2008).

Cara Penularan
Gambar 3. Plasmodium fase tropozoit
Avian Malaria ditularkan melalui
gigitan nyamuk, yaitu Culex sp., Aedes sp.,
dan Anopheles sp., yang terinfeksi oleh
Plasmodium sp., Perkembangan Plasmodium
sp., terbagi dua yaitu perkembangan seksual
dan aseksual. Perkembangan aseksual terjadi
di dalam eritrosit unggas, sedangkan
fertilisasi dan perkembangan bentuk seksual
Gambar 4. Plasmodium stadium dewasa terjadi di dalam tubuh nyamuk
mikrogametofit (Tabbu 2006).

Gejala Klinis
Gejala klinis pada ayam yang
terserang Avian Malaria adalah adanya
kenaikan suhu tubuh, tetapi pada infeksi yang
berat justru tidak menunjukkan adanya
kenaikan suhu tubuh. Pada serangan yang
akut, ayam akan menunjukkan kelemahan,
Gambar 5. Plasmodium stadium muka dan jengger kelihatan pucat dan
makrogametofit membengkak. Plasmodium sp. ditemukan
Epidemiologi pada eritrosit ayam dimulai pada Hari 3 pasca
infeksi. Antara Hari 5 dan 9 pasca infeksi,

Tugas Terstruktur Parasitologi Veteriner: Endoparasit (IPH 331)


5 | Plasmodium pada Unggas

yang menunjukkan manifestasi klinis malaria akibat penyumbatan pada kapiler di daerah
unggas yang khas, yang paling sering yaitu otak. Mortalitas pada kasus akut dapat
menurunnya nafsu makan, kepucatan dari mencapai 90% (Tabbu 2006).
jengger dan kaki, anemia dan demam. Semua
manifestasi yang lebih intens pada ayam Diagnosis
dengan parasitemia tinggi. Ayam dengan Diagnosis Avian Malaria dapat
parasitemia di atas 30% pada umumnya didasarkan atas pemeriksaan mikroskopik
mengalami kelumpuhan. Ayam yang preparat apus darah untuk membuktikan
mengalami parasitemia di atas 50% juga adanya gamet dan merozoit di dalam eritrosit.
mengalami ataksia dan yang mengalami Pewarnaan preparat apus dapat dilakukan
parasitemia di atas 60% terjadi kejang diikuti dengan metode pewarnaan Romanowsky.
dengan kematian (Macchi et al. 2010) Pada metode pewarnaan tersebut, eritrosit
Kenaikan parasitemia yang cepat dan yang terinfeksi oleh Plasmodium akan
penurunan hematokrit, menyebabkan menunjukan suatu cincin tipis protoplasma
eritrosit ayam yang terinfeksi mengalami dengan nucleus pada sisinya. Bagian tengah
hemolisis dan katabolisme hemoglobin parasit akan mengalami vakuolasi dan tidak
menyebabkan produksi biliverdin berlebih tercat, sedangkan cincin (protoplasma), dan
yang diekskresikan dalam feses. Ayam yang nukleus akan tercat biru. Perbedaan afinitas
terinfeksi mulai mengeluarkan kotoran hijau terhadap zat warna tersebut akan
sekitar 4 hari setelah infeksi. Unggas yang memberikan gambaran yang berupa cincin.
terserang Plasmodium sp., memiliki gejala Namun, pewarnaan Giemsa adalah
kinis sebagai berikut: demam, depresi, yang terbaik. Sedangkan pemeriksaan
anorexia, hilangnya berat badan, dyspnea, terhadap adanya anemia dapat dilakukan
hepatomegali, splenomegaly, haemoragi dengan metode hematokrit (Tabbu 2006).
okular, haemolitik anaemia, Diagnosis terhadap spesies Plasmodium
haemoglobinuria, leukocitosis, dapat dilakukan dengan pemeriksaan PCR
limphocitosis, hipoalbuminaemia, nefritis, untuk mendeteksi mitokondria dan ribosom.
perlemakan pada hati, oedema dari paru- Pemeriksaan infeksi Plasmodium sp., juga
paru, dan oklusi hidropericardium kapiler dapat dilakukan dengan pemeriksaan ELISA
otak (William 2005). atau immunoblotting untuk mendeteksi
Manifestasi Avian Malaria bervariasi antibodi Plasmodium dari unggas yang
dari tanpa Gejala sampai adanya penyakit terinfeksi Plasmodium sp., (Atkinson et al.
akut yang berlangsung cepat disertai oleh 2008).
anemia berat yang dapat berakhit dengan
kematian. Di samping itu, terlihat juga Simpulan
kelemahan, gangguan pernafasan, kehilangan Penyakit yang menyerang ayam
nafsu makan, dan demam yang berlangsung merupakan faktor penghambat dalam upaya
singkat. Ayam yang terinfeksi oleh peningkatan produksi baik daging maupun
Plasmodium gallinaceum dalam suatu flok telurnya. Penyakit akibat protozoa darah
dapat mengalami paralisis dan kematian merupakan salah satu penyebab penyakit

Tugas Terstruktur Parasitologi Veteriner: Endoparasit (IPH 331)


6 | Plasmodium pada Unggas

yang perlu diperhatikan, karena bersifat Munoz E, Ferrer D, Molina R, Adlard RD.
menular ke ayam lain dalam waktu singkat 1999. Prevalence of Haematozoa in
dan menimbulkan kerugian. Jenis penyakit Bird of Prey in Catalonia, North-East
protozoa darah pada ayam yang sering Spain. Vet. Rec. 144(23): 632-636.
menimbulkan kerugian ialah Plasmodium Natadisastra D, Ridad A. 2009. Parasitologi
sp., dan dikenal dengan nama Malaria Kedokteran Ditinjau dari Organ yang
Unggas (Avian Malaria). Diserang. Jakarta: EGC.
Malaria pada mamalia ditularkan oleh Noble ER dan Noble GA. 1989. Parasitologi.
nyamuk Anopheles dan pada jenis burung Biologi Parasit Hewan, Edisi 5. Alih
atau unggas ditularkan oleh nyamuk Culex bahasa oleh Wardiarto. Gadjah Mada
dan banyak terjadi di Negara tropis, Penyakit University Press. Page :225-228.
Avian Malaria akan semakin tinggi Purwanto. 2009. Kalau Ayam Kena Malaria.
kejadiannya saat kondisi lingkungan Majalah Trobos. Juli 2009.
mendukung bagi perkembangan nyamuk Soulsby EJL. 1986. Helminths, Arthropods,
selaku vektor penyakit ini yaitu pada saat and Protozoa of Domesticated
perpindahan musim. Animals 7th Ed. London (UK) : The
English Language Book Sociaty and
Daftar Pustaka Bailliere Tindall.
Tabbu CR. 2006. Penyakit Ayam dan
Atkinson CT, Thomas NJ, Hunter DB. 2008. Penanggulangannya. Volume 2.
Parasitic Disease of Wild Bird. 1st Penerbit Kaninus. Yogyakarta. 36-39.
edition. Wiley-Blackwell. State Williams RB. 2005 . Avian malaria: clinical
Avenue, Ames, Iowa, USA. and chemical pathology of
Choidini PI, Moody AH, Manser DW. 2001. Plasmodium gallinaceum in the
Atlas of Medical Parasitologi and domestic fowl, Gallus gallus. Avian
Protozologi. 4th edition. Phidelphia: Pathology 34: 29 – 47.
Churcill Livingstone. Yawan SF. 2006. Analisis Faktor Resiko
Levine ND. 1995. Buku Pelajaran Kejadian Malaria di Wilayah Kerja
Parasitologi Veteriner. Alih bahasa Puskesmas Biosnik Kecamatan Biak
oleh Gatot Ashadi. Yogyakarta (ID) : Timur Papua. Program Pasca Sarjana
Gadjah Mada University Press Universitas Diponegoro. Semarang
Macchi BM, Juarez ASQ, Anderson MH, .
Maria ECL, Renato AD, Jose LMN. Data Kelompok
2010. Pathogenic Action of
Plasmodium gallinaceum in 1. Lufi Nur Amalia (B04170007)
Chickens: Brain histology and Nitric 2. Junia Putri (B04170013)
Oxide Production by Blood 3. Mayang Rosana (B04170020)
Monocyte Derived Macrophages. 4. Aldila Esfandiari (B04170026)
Journal Veterinary Parasitology 172
: 16 – 22.

Tugas Terstruktur Parasitologi Veteriner: Endoparasit (IPH 331)


PLASMODIUM PADA
UNGGAS
OLEH KELOMPOK 12/ PARALEL 1
DATA KELOMPOK

1. LUFI NUR AMALIA (B04170007)


2. JUNIA PUTRI (B04170013)
3. MAYANG ROSANA (B04170020)
4. ALDILA ESFANDIARI (B04170026)

The Power of PowerPoint - thepopp.com


PENDAHULUAN
• Penyakit yang menyerang ayam
merupakan faktor penghambat
dalam upaya peningkatan produksi
baik daging maupun telurnya.
• Penyakit akibat protozoa darah
merupakan salah satu penyebab
penyakit yang perlu diperhatikan,
karena bersifat menular ke ayam
lain dalam waktu singkat dan
menimbulkan kerugian.
The Power of PowerPoint - thepopp.com
TAKSONOMI
SLIDE 4
Sub Kingdom : Protozoa
Filum : Apicomplexa
Kelas : Sporozoa
Sub Kelas : Coccidiasina
Ordo : Eucoccidiorida
Sub Ordo : Haempspororina
Famili : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
Spesies : P. gallinaceum,, P.
juxtanuclear, P. lophurae
The Power of PowerPoint - thepopp.com
KARAKTERISTIK
1 Habitat : di dalam sel darah merah

Trofozoit : berbentuk tidak beraturan dan


lebih kecil dari bentuk skizon
2 Skizon : bentuk tidak beraturan atau bulat

Gametosit : terdiri dari mikrogametosit dan


3 makrogametosit berbentuk bulat atau tidak
beraturan mendesak inti sel darah merah inang

Pada pewarnaan giemsa, mikrogametosit warna


4 biru dan pigmen granula berkelompok besar.
Makrogametosit granulanya tersebar di seluruh
protoplasma
The Power of PowerPoint - thepopp.com
Siklus Hidup

• A. Fase Seksual
Fase seksual dimulai dari masuknya gametosit (mikrogametosit dan
makrogametosit) ke dalam tubuh vektor saat vektor menghisap darah ayam
terinfeksi Plasmodium sp.
Di dalam lambung vektor, makrogametosit mengalami maturasi menjadi
makrogamet (betina) sedangkan mikrogametosit mengalami exflagelasi menjadi
mikrogamet (jantan).
Makrogamet dan mikrogamet mengalami fertilisasi dan membentuk zigot
yang aktif dan bergerak masuk ke dalam dinding usus tengah nyamuk yang
disebut ookinet. Di bawah epitel usus, ookinet membulat membentuk kista dan
disebut dengan ookista.
Siklus Hidup

• Lanjutan...
Ookista di dalam dinding usus tengah dan menghasilkan sporozoit
(fase infektif) yang bersifat motil dan bergerak ke seluruh tubuh vektor.
Sporozoit ini akan menginfeksi inang saat vektor menghisap inang.
Fase seksual terjadi di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina.
Siklus Hidup
• B. Fase Aseksual
Terjadi dua siklus, yaitu siklus pre-eritrositik (terjadi di dalam sel-sel
hati) dan siklus eritrositik (terjadi di dalam eritosit). Di dalam sel hati, sporozoit
akan matang membentuk skizon kemudian pecah dan mengeluarkan merozoit.
Merozoit memulai siklus eritrositik, dalam eritrosit merozoit membentuk
vakuola, berbentuk cincin berinti tunggal yang disebut tropozoit.
Merozoit menginfeksi sel darah merah yang lainnya dan sebagaian
akan menuju sel endotel.
Tropozoit lainnya akan mengalami gametositik membentuk
makrogametosit dan mikrogametosit. Nyamuk Anopheles menghisap darah
inang, gametosit masuk ke dalam tubuh nyamuk dan mengalami fase seksual
Avian Malaria
• Avian Malaria merupakan suatu penyakit asal protozoa yang bersifat
akut yang menyerang eritrosit pada unggas.
• Avian Malaria disebabkan oleh protozoa yang tergolong genus
Plasmodium, family Plasmodidae.
• Penyakit tersebut menimbulkan anemia berat, kelemahan, dan dapat
berakhir dengan kematian.
Cara Penularan
Avian Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk,
yaitu Culex sp., Aedes sp., dan Anopheles sp., yang
terinfeksi oleh Plasmodium sp.
GEJALA KLINIS
1. Peningkatan suhu tubuh

2. Wajah dan jengger pucat dan membengkak

3. Nafsu makan menurun, anemia, dan demam


DIAGNOSIS
SLIDE 13

PEWARNAAN PREPARAT APUS


Pewarnaan preparat apus dapat dilakukan dengan metode pewarnaan
Romanowsky. Eritrosit yang terinfeksi oleh Plasmodium akan
menunjukan suatu cincin tipis protoplasma dengan nucleus pada
sisinya. Bagian tengah parasit akan mengalami vakuolasi dan tidak
tercat, sedangkan cincin (protoplasma), dan nukleus akan tercat biru.
PENCEGAHAN
SLIDE 14

• Membrantas vektor
Dengan menghilangkan tempat-tempat larva nyamuk bersarang

• Memutuskan siklus hidup nyamuk


Dengan cara menutup tempat penampungan air, menimbun genangan
air, menguras bak mandi minimal, dan menjaga sanitasi lingkungan

• Pengobatan penderita
Para penderita penyakit akibat nyamuk diobati menggunakan
obat dan perawatan yang sesuai
SIMPULAN
Jenis penyakit protozoa darah pada ayam yang sering menimbulkan
kerugian ialah Plasmodium sp., dan dikenal dengan nama Malaria
Unggas (Avian Malaria).
Malaria pada mamalia ditularkan oleh nyamuk Anopheles dan pada
jenis burung atau unggas ditularkan oleh nyamuk Culex dan banyak
terjadi di Negara tropis.
Penyakit Avian Malaria akan semakin tinggi kejadiannya saat kondisi
lingkungan mendukung bagi perkembangan nyamuk selaku vektor
penyakit ini yaitu pada saat perpindahan musim.
Pencegahan dapat dilakukan dengan membrantas vektor dari penyakit
tersebut, yaitu nyamuk dan menjaga sanitasi lingkungan.
The Power of PowerPoint - thepopp.com
Thank You! 
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai