JUDUL :
OLEH :
HENDRI
1814901633
JUDUL :
OLEH :
HENDRI
1814901633
Nama : Hendri
Nim 1814901633
Judul KIAN : Asuhan Keperawatan Pada Ny.R Dengan Perawatan Luka Ulkus
Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Ilmiah Akhir Ners ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ners di suatu tempat
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali tertulis di acu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata kelak terbukti
ada ketidak benaran dalam pernyataan yang saya diatas, maka akan bertanggung
jawab sepenuhnya.
Hendri
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.R DENGAN PERAWATAN LUKA
ULKUS DIABETIKUM DM TIPE II MENGGUNAKAN CAIRAN NACL
0,9%
DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD
H.HANAFIE MUARO BUNGO TAHUN 2019
ABSTRAK
Diabetes melitus merupakan terjadi gangguan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia
(kenaikan kadar glukosa) diakibatkan kurang hormon insulin, menurunya efek insulin atau
keduanya. Tujuannya untuk menganalisa hasil implementasi asuhan keperawatan dengan
intervensi perawatan luka menggunakan cairan NaCl 0,9% untuk mempercepat penyembuhan
luka. Metode dalam penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini berupa studi kasus yang diambil
saat praktek Rsud H.Hanafie Muaro Bungo dengan melakukan asuhan keperawatan selama 3
hari. Hasil yang didapatkan setelah melakukan intervensi terdapat adanya pengeringan luka
selama dilakukan perawatan luka menggunakan cairan NaCl 0,9% Terjadi pengeringan luka
yang cepat. Disimpulkan ada pengaruh signifikan terhadap perawatan luka menggunkan
cairan NaCl 0,9% pada penderita yang mengalami diabetes melitus tipe II. Disarankan pada
rumah sakit agar bisa menerapkan intervensi perawatan luka menggunakan cairan NaCl 0,9%
selain obat farmakologi dan non farmakologi yang telah di lakukan oleh rumah sakit.
Kata Kunci : diabetes melitus tipe II, perawatan luka menggunakan cairan
NaCl 0,9%
Daftar Pustaka : 16 (1999-2016)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.R DENGAN PERAWATAN LUKA
ULKUS DIABETIKUM DM TIPE II MENGGUNAKAN CAIRAN NACL
0,9%
DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD
H.HANAFIE MUARO BUNGO TAHUN 2019
Abstrac
Keywords : type II diabetes mellitus, wound care using 0.9% NaCl fluid
Bibliography : 16 (1999-2016)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Hendri
Nim 1814901633
No. HP 082374805757
Agama : Islam
Orang tua :
Ibu : Nurias
Riwayat Pendidikan
Puji Syukur Penulis Ucapkan Kehadirat Allah SWT, karena telah memberi
nikmat kesehatan, kekuatan, pikiran yang jernih dan keterbukaan hati sehingga
penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini dengan judul Asuhan
Keperawatan Pada Ny. R Dengan Perawatan Luka Ulkus Diabetikum DM Tipe II
Menggunakan Cairan Nacl 0,9% Di Ruang Penyakit Dalam Rsud H.Hanafie Muaro
Bungo Tahun 2019. Karya ilmiah akhir siklus elektif ini diajukan untuk peminatan
akhir siklus Profesi dan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Ners pada
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Bukit tinggi.
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners ini,
sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini. Oleh
karena itu, Penulis Mengucapkan Terima Kasih Kepada:
1. Bapak Yendrizal Jafri, S.Kep, M.Biomed Ketua STIKES Perintis Padang
2. Ibu Ns. Mera Delima, M.Kep Ketua Program Profesi Ners STIKES Perintis
Padang
3. Ns, Ida Suryati, M.Kep, selaku Pembimbing Akademik yang telah menyediakan
waktu, tenaga dan pikiran sehingga karya Ilmiah Akhir Ners ini dapat
diselesaikan
4. Direktur Rsud H.Hanafie Muara Bungo Beserta seluruh Staf dan Karyawan yang
telah memberikan kemudahan dan Izin dalam mengambil data untuk
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
5. Ibu Ns. Yenti Gusnita, S.Kep Pembimbing Klinik Mata Kuliah Keperawatan
Medikal Bedah yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,
arahan dan petunjuk selama penyelesaian makalah seminar kasus ini.
6. Bapak/Ibu seluruh Dosen staf pengajar dan Administrasi STIKes Perintis Bukit
Tinggi yang telah banyak memberikan ilmu dan bimbingan serta nasehat kepada
Penulis selama menjalani Pendidikan.
7. Teristimewa Kepada Kedua Orang Tua yang selalu mendukung baik dari moril
maupun materi. Dan Buat Sahabat Ku Wahyu Setiyawan kita bukan sekedar
teman biasa tapi kita saudara yang memberikan semangat serta bantuan dalam
segala hal dan Terima Kasih buat keluarga besar penulis yang telah memberi
semangat, do’a, serta dukungan demi menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir ini.
8. Sahabat dan rekan-rekan Mahasiswa Angkata II di Muara Bungo Program Studi
Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Bukit Tinggi yang telah
memberikan masukan dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Ilmiah Akhir Ners ini.
Penulis berharap semoga Karya Ilmiah Akhir ini bermanfaat bagi kita semua,
khususnya di bidang pelayanan kesehatan terutama keperawatan dan Institusi
Pendidikan STIKe Perintis Bukit Tinggi. Atas segala bantuan yang telah diberikan,
Penulis mengucapkan Terima Kasih dan mendoakan semoga kebaikan Bapak/Ibu dan
teman-teman akan dibalas oleh Allah SWT. Amin Ya Rabbal Alamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN SAMPUL...................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIATISME....................................iii
HALAMAN PERSETUJUA..........................................................................iv
HALAMAN PENGESEHAN.........................................................................v
ABSTRAK.......................................................................................................vi
ABSTRAC.......................................................................................................vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................vii
KATA PENGANTAR....................................................................................ix
DAFTAR ISI...................................................................................................xi
DAFTAR TABEL...........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah4
Tujuan Penulisan 4
Manfaat Penulisan........................................................................................................6
Pengkajian 50
Analisa Data 69
Intervensi..............................................................................................71
Implementasi & Evaluasi......................................................................75
BAB IV PEMBAHASAN
Pengkajian Data Dan Analisa Data Dasar....................................................................88
Diagnosa Keperawatan.................................................................................................89
Intervensi Keperawatan........................................................................90
Implementasi Keperawatan...................................................................93
Evaluasi 94
BAB V PENUTUP
Kesimpulan 97
Saran 98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel Laboratorium...............................................................................................64
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Para penderita diabetes melitus dengan kadar glukosa darah yang tidak
penurunan reflek otot, keringat berlebihan, atrofi otot, hilang rasa dan kulit
lendir, bisa juga dinamakan kematian jaringan yang luas disertai invasif
yang berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salalh satu gejala klinik dan
melitus berupa luka yang terbuka pada permukaan kulit yang disertai dengan
kematian jaringan sekitarnya. Ulkus diabetikum adalah luka terbuka pada
vaskuler insusifiensi dan neuropati, jika lebih lanjut terdapat luka yang sering
tidak dirasakan dan dapat berkembang menjadi infeksi yang disebabkan oleh
kepekaan kulit, terutama kaki. Oleh sebab itu, penderita diabetese melitus
yang tidak terkontrol kemungkinan tidak ada merasakan trauma atau luka
;ecet pada tungkai yang disebabkan oleh bebrapa faktor, seperti terantuk atau
tergores oleh sesuatu, sepatu yang terlalu sempit, menginjak benda yang
tajam, atau berbagai luka lainnya. Luka pada kasus ulkus kaki diabetikum
sering tidak kunjung sembuh, permukaan luka cukup dalam, bengkak, dengan
nekrobiosisi lipiodika diabetik (berupa luka kronik, luka oval, tepi keputihan),
osteomelitis (infeksi pada tulang) dan luka kehitaman dan berbau busuk
(gangren).
Diabetes Mellitus akan meningkat hingga melebihi 300 juta pada tahun 2025.
cukup
tinggi. Dengan Prevalensi 8,6 % dari total penduduk, terdapat 4,5 juta pengidap
Diabetes dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 12,4 juta
penderita.
2018 berjumlah 751 orang. Dimana jumlah penderita berjenis kelamin laki-laki
berjumlah 293 dan penderita berjenis kelamin perempuan sejumlah 458 0rang.
hanya membunuh kuman tetapi juga membunuh leukosit yang dapat embunuh
bakteri pathogen dan jaringan fibroblast yang membentuk jaringan kulit baru.
saline dan untuk luka yang kotor bisa menggunakan water-presure. Cairan
NaCl 0,9% juga merupakan cairan fisiologis yang efektif untuk penyembuhan
cairan fisiologis yang efektif untuk perawatan luka dengan cara menjaga
cukup terjangkau.
TUJUAN PENULISAN
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
ulkus diabetikum.
MANFAAT PENULISAN
1. Bagi pasien
3. Bagi pembaca
diabetikum.
4. Bagi Mahasiswa
DEFINISI
Diabetes Melitus adalah gangguan metabolic yang ditandai
ETIOLOGI
atas 65 tahun.
c) Tipe Lain: Defek genetik fungsi sel beta, Defek genetik kerja
dengan DM
GDM.
2016).
PATOFISIOLOGI
merupakan cirri khas diabetes tipe II, namun masih terdapat insulin
diabetic tidak terjadi pada diabetis tipe II. (Brruner & suddarth,
2013).
MANIFESTASI KLINIS
a. Poliuri
b. Polydipsia
c. Poliphagia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
kemudian pasien diberi air dengan 7 5gr gula, dan akan diuji
selama periode 24 jam. Angka gula darah yang normal dua jam
4. Tes glukosa darah dengan finger stick, yaitu jari ditusuk dengan
DEFINISI
neuropati, jika berlanjut maka tedapat luka yang tidak dirasakan, dan
3 Ulkus dalam yang melibatkan tulang, sendi dan formasi abses bagian
sudah menyerang bagian dari mata dan bila terjadi gangguan rasa dan
gangguan rasa berarti sudah menyerang syaraf dan bila bila mengenai
yaitu:
a. Neuropati diabetik
jawa), badan sakit semua terutama malam hari dan kram pada
kaki.
b. Angiopati Diabetik (Penyempitan pembuluh darah)
besar atau sedang pada tungkai maka tungkai akan lebih mudah
terjadi gangren daibetik yaitu luka pada kaki kehitaman dan bau
sembuh.
b. Infeksi
PATOFISIOLOGI
tga aktor yang sering disebut trias yaitu: neuropati, infeksi dan
iskemik.
ulkus diabetikum..
oksigen. Hal ini dapat disebabkan oleh proses makro angiopati pada
poplitea, dingin, kuku menebal dan kaki menjadi atrofi (Price, 2007)
nyamannya tubuh.
pada kaki akibat dari perfusi jaringan bagian distal dari tungkai
HIPERGLIKEMIA (DM)
PK : GGK
Resiko Infeksi
a.Pain (nyeri)
b.Paleness (kepucatan)
c.Paresthesia (kesemutan)
e.Paralysi s(lumpuh)
(kesemutan)
(ulkus).
KOMPLIKASI
1999)
a. Komplikasi akut
1) Kronik hipoglikemia
b. Komplikasi kronik
PENATALAKSANAAN
a. Strategi pencegahan
jaringan sekitar.
tingkatan:
1) Tingkat 0
2) Tingkat I
yang infeksius
3) Tingkat II
lebih berarti.
4) Tingkat III
6) system urinary
gangrene di ekstrimitas.
8) system neurologi
disorientasi.
9) system laboratorium
1. Pemeriksaan darah
2. Kultur plus
kuman.
DEFINISI
adalah Na+, K+, Cl, Ca2+, laktat atau asetat. Jadi, dalam
pas atau terlalu banyak. Dalam hal ini pula atau dalam
KEGUNAAN NaCl
beberapa faktor.
kecil dari pada ukuran pori dinding sel itu, tetapi karena dinding
sel bermuatan positif maka ditolak oleh dinding sel. Jadi selain
yang sama dengan larutan NaCl 0,92%. Dengan kata lain cairan
sel darah merah isotonik dengan NaCl 0,92%. Jika sel darah
Nacl yang lebih pekat dari 0,92% air akan keluar dari dalam sel
kedalam larutan NaCl yang lebih encer dari 0,92%, air akan
cairan saline dan untuk luka yang sangat kotor dapat digunakan
water-presure. Cairan NaCl 0,9% juga merupakan cairan
Definisi ABI
dkk,2012).
Fisiologi ABI
bahwa nilai ABI pada kaki kanan rata-rata 0,03 lebih tinggi
badan dan nilai ABI. Kelompok orang dengan tinggi badan yang
Nilai ABI paska latihan juga memiliki nilai predictor yang kuat,
dimana pada pasien dengan nilai ABI normal saat istirahat namun
a) Kondisi pasien
tekanan pada lengan tidak berbeda pada saat pasien dalam keadaan
berbaring atau duduk selama lengan berada pada posisi sejajar dengan
pada jantung. Nilai ABI pada posisi duduk rata-rata lebih tinggi 0,35
b) Ukuran manset
pergelangan kaki, maka lebar dari manset harus setidaknya 40% dari
melilit secara spiral memberikan hasil yang lebih rendah (Mundt dkk,
1995)
Meskipun pemeriksaan ABI merupakan metode yang bersifat
sebelum pengukuran.
ulserasi.
kembali.
(numerator).
Pengkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
dahulu
4. Riwayat penyakit keluarga
5. Pemeriksaan fisik
kepala Mata :
Telinga :
tanpa serumen.
Hidung :
Inspeksi : Simetris hidung kiri dan kanan, tidak terlihat
Mulut :
Leher:
bantu pernafasan
Auskultasi : Vesikuler
Perkusi : Sonor
teraba jelas
Jantung
tidak
Perkusi : Redup
seperti mur-mur.
56
diakibatkan penutupan aorta dan pulmonal berbeda pada
waktu respirasi.
bersamaan
Abdomen
abdomen/ asites
Perkusi : Tympani
Ekstremitas
luka.
Neuro sensori:
Interaksi sosial:
57
Riwayat psikososial:
amputasi
Diagnosa Keperawatan
pada ekstremitas
persendian
ulkus.
58
NO DIAGNOSE TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
KEPERAWATAN NOC NIC
1 Kerusakan integritas NOC : NIC :
kulit berhubungan Tissue integrity : skin and Pressure managemen
dengan adanya mucous - Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar.
gangrene pada Would healing : primary and - Hindari kerutan pada tempat tidur
ekstremitas secondary intention - Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
Kriteria hasil : - Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
- Peningkatan dalam aktifitas - Monitor kulit akan adanya kemerahan
fisik - Monitor kulit akan adanya kemerahan
- Perfusi jaringan normal - Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah
- Tidak ada tanda-tanda infeksi yang tertekan
- Ketebalan dan tekstur - Monitor aktifitas dan mobilisasi pasien
jaringan normal - Monitor status nutrisi pasien
- Menunjukkan terjadinya - Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
proses penyembuhan luka Insision site care
- Membersihkan, memantau dan meningkatkan proses
penyembuhan pada luka yang ditutup dengan jahitan, klip
atau staples
- Monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi
- Gunakan preparat antiseptic, sesuai program
- Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau
biarkan luka tetap terbuka (tidak dibalut) sesuai program
2 Nyeri akut NOC : Pain management
berhubungan dengan Pain level - Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensip,
agen cidera biologis Pain control meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan
Comfort level kualitas
Kriteria hasil : - Observasi isyarat ketidak nyamanan non verbal
khususnya pada respon nyeri.
59
- Mampu mengontrol nyeri - Lakukan Teknik pengendalian nyeri
dengan penggunaan teknik - Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
relaksasi pengalaman nyeri pasien.
- Melaporkan bahwa nyeri - Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri.
berkurang - Evaluasi pengalaman nyeri masa lalu
- Mampu mengenali nyeri - Ajarkan teknik non farmakologi (misalnya umpan balik
(skala, intensitas, frekuensi biologis, relaksasi, terapi aktifitas, kompres hangat,
dan tanda nyeri) masase)
- Menyatakan rasa nyaman - Libatkan pasien dalam modalitas pengurangan nyeri
- setelah nyeri berkurang - Kendalikan factor lingkungan yang dapat
- Memperlihatkan mempengaruhi respon pasien terhadap nyeri.
kesejahteraan fisik - Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pemberian
dan psikologi analgetik.
3 Hambatan mobilitas NOC : NIC :
fisik berhubungan Joint Movement : Active Exercise Therapi : Ambulation
dengan nyeri pada Mobility level - Monitoring vital sign/sesudah latihan dan lihat respon
luka Self care : ADLs pasien saat latihan.
Transfer - Konsultasikan dengan terapi fisik tentang
Permofance Kriteria hasil : rencana ambulansi sesuai dengan kebutuhan
Klien meningkat dalam - Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan
aktifitas fisik cegah terhadap cedera.
Mengerti dari tujuan - Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain
peningkatan mobilitas - tentang teknik ambulansi.
Memverbalisasikan perasaan - Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
dalam meningkatkan kekuatan - Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs
dan kemampuan berpindah secara mandiri sesuai kemampuan.
Memperagakan penggunaan - Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi
alat bantu untuk mobilisasi kebutuhan ADLs ps.
60
(walker) - Berikan alat bantu jika klien memerlukan
- Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan.
-
4 Gangguan NOC : NIC :
pemenuhan Nutritional status : food and Fluid Management
kebutuhan nutrisi fluid intake - Pertahankan catatan intake dan output yang akurat.
berhubungan dengan - Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake
penurunan nafsu Kriteria Hasil : kalori harian.
makan Mempertahankan massa tubuh - Monitor status nutrisi.
dan berat badan normal. - Dorong masukan oral
Toleransi terhadap diet yang - Dorong keluarga untuk membantu pasien makan.
dianjurkan. - Ketahui makanan kesukaan pasien
Menyatakan keinginan untuk - Memberikan informasi yang tepat tentang kebutuhan
mengikuti diet. nutrisi dan bagaimana memenuhinya.
- Tawarkan cemilan yang rendah gula.
- Ajarkan pasien untuk makan sedikit tapi sering.
- Ajarkan pasien untuk makan sedikit tapi sering.
61
LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA
A. PENGKAJIAN
IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. L
Umur : 38 Tahun
Agama : Islam
Suku : Melayu
Pendidikan : SD
PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. K
Umur : 43 tahun
Pekerjaan : Tani
6
STATUS KESEHATAN SAAT INI
Keluhan Utama
Nadi : 81 ×/menit
R : 20 ×/menit
S : 37,2 □ C
Faktor Pencetus
Lama Keluhan
beraktivitas.
Diagnosa Medic
Alergi
Genogram
1.
Kererangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Meninggal
: Klien
: Tinggal serumah
Klien merupakan anak kedua dari lima bersaudara, saudara
anak-anaknya.
Tabel 3.1.5.1
Pola nutrisi
Aktivits
POLA
Saat dirumah Saat drumah sakit
NUTRISI
1. Berat 73 kg 70 kg ( 22/05/19)
Badan
Tabel 3.1.5.2
Pola
Eliminasi
Aktivitas
POLA ELIMINASI
Dirumah Saat dirumah sakit
1. BAB
a. Frekuensi 1 x sehari pada pagi 1 x selama 2 hari, tanpa
hari tanpa pencahar pencahar
b. Warna Kuning Kuning
c. Konsistensi Lembek lembek
2. BAK
a. Frekuensi 4-5 kali/hari Via kateter ±1500 cc.
b. Warna Kuning Tiga kali buang dari
urine bag 500cc/24 jam
Warna kuning jernih,
bau khas urine.
Tabel 3.1.5.3
Pola istirahat dan tidur
POLA
Aktivitas
ISTIRAHAT DAN
TIDUR
Saat di rumah Saat di rumah sakit
1. Lama tidur Waktu tidur 8-10 Waktu tidur 7-8 jam
jam/hari tidak ada /hari tidak ada keluhan
keluhan dalam tidur dalam tidur
2. Kesulitan dalam Tidak ada Tidak ada
hal tidur
Data Lingkungan
Data Psikososial
1. Pola pikir dan persepsi
2. Persepsi diri
tentang penyakitnya
segera sembuh
a. Bicara
c. Kehidupan keluarga
dengan baik.
5. Kebiasaan seksual
Tidak di kaji
6. Pertahanan koping
a. Pengambilan keputusan
suaminya.
Iya
Pengkajian Fisik
Nadi : 81 ×/menit
S : 37,2 □ C
R : 20×/menit
4) BB/TB : 70 kg/162cm
b. Pemerikasaan head to toe
a) Kepala
merata
a. Mata
tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas dimata Klien kiri
dan kanan.
b. Hidung
dengar
Pa : Tidak ada nyeri tekan di area telinga dan tidak ada nyeri
d. Mulut
e. Leher
f. Thorak
Aus : Vesikuler
(2) Jantung
sebelah kiri
Pe : Dullness
gallop.
(3) Abdomen
Pe : Tympani
Aus : Bising usus 17x/menit
g). Integumen
h). Muskuloskletal
cm.
Kekuatan otot
Pemeriksaan Fungsi Reflek
555 555
333 555
Ket : 5/5 normal
4/5 baik
3/5 sedang
2/5 buruk
1/5 sedikit
c. Sirkulasi
d. Neurologi
3) Saraf Kranial
Data Laboratorium
Tabel 3.1.9.4
Data laboratorium
HasilPemeriksaan
Jenis Tanggal
No NilaiNormal 22/05/19 24/05/19 26/05/19
1 Hb 12.0-16.0 12,2
2 Hematokrit 37.0-47.0 17
3 Trombosit 150-400 548.000
4 Leukosit 4.0-10.0 12.2 -
5 Glukosa darah puasa 74-109 342 378 241
6 Glukosa darah 2 jam pp 75-140 416 361 143
Pengobatan
Tabel 3.1.10
pengobatan
Nama Obat Kontra Indikasi Indikasi Efek Samping
1. Cefrtiaxone Hipersensitivitas:hiperbilirubenia Mengobati dan Bengkak, nyeri, dan kemerahan
neonatus, terutama mereka yang mencegah infeksi di tempat suntikan
premature ; neonatus < dari 28 hari jika bakteri. Reaksi alergi
mereka menerima produk yang Mual/muntah
mengandung kalsium IV. Sakit perut
Larutan intravena ceftriaxone Sakit kepala/pusing
mengandung lidokain Lidah sakit atau bengkak
Jika larutan lidokain digunakan Berkeringat
sebagai pelarut dengan ceftriaxone
untuk injeksi intra muskular.
77
Metformin Ganguan fungsi ginjal, gangguan hati Obat untuk Sakit kepala
dan ketoasidosos. mengontrol gula darah Nyeri otot
tinggi, biasanya Berasa lemah
digunakan oleh Mual ringan
penderita diabetes tipe Muntah
2. Obat ini juga Diare
menurunkan jumlah Buang angin
gula yang diproduksi Sakit perut
hati yang diserap perut
atau usus.
Novorapid Tidak boleh digunakan pada ibu hamil Memenuhi kebutuhan Kadar kalium dalam darah
Pada anak umur dibawah 6-9 tahun pasokan insulin pada menurun, yang di tandai dengan
Memiliki masalah dengan ginjal atau penderita diabetes. berkeringat, pucat, merasa
hati, atau dengan adrenal, hipofisis atau lapar, jantung berdebar, dan
kalenjar tyroid. pusing.
Pembengkakan, kemerahan,
dan gatal pada bagian tubuh
yang disuntik.
Reaksi alergiberupa sesak nafas,
mengi (nafas berbunyi), pandangan
kabur, kesulitan menelan, dan
pembengkakan pada lengan atau
tungkai.
Levemir Tidak diberikan kepada hipersensivitas Untuk menangani Tanda reaksi alergi seperti
terhadap insulin detemir dan komponen atau mengobati ruam, gatal-gatal, kulit
produk lainnya. penderita penyakit kemerahan, bengkak, dengan
diabetes mellitus yang atau tanpa demam, mengi, sulit
tidak bernafas,
dapat mengontrol kadar pembengkakan pada mulut, wajah,
78
gula darah dalam lidah, atau tenggorokan.
tubuhnya Tanda tanda kadar kalium rendah
seperti nyeri otot atau kelemahan,
kram otot, atau detak jantung yang
tidak terasa normal.
Perubahan penglihatan
Meriang
Pusing yang sangat buruk atau
pingsan
Perubahan suasana hati (mood)
Kejang
Bicara cadel
79
Data fokus
Data subjektif
1 Adanya gangren Gangguan
- Klien mengatakan luka
pada kakinya pada ekstremitas integritas kulit
- Klien mengatakan luka
pada kakinya berbau busuk
- Klien mengatakan luka
pada kakinya membuat
susah beraktifitas
Data objektif
- Tampak adanya luka pada
kaki klien
- Luas luka ±3cm
dengan kedalaman
±1cm
- Klien tampak menjaga
pergerakan kaki
Data subjektif
2 Agen Cidera Nyeri akut
- Klien mengatakan nyeri
pada luka di kakinya biologi
- Klien mengatakan nyeri
seperti terbakar
Data objektif
- Klien tampak meringis
kesakitan
- Klien tampak menahan rasa
sakit
- Skala nyeri 7
Data subjektif
3 Luka pada kaki Gangguan
- Klien mengatakan tidak
bisa beraktifitas dengan mobilitas fisik
normal.
- Klien mengatakan aktifitasnt
di bantu oleh keluarga.
Data objektif
- Klien tampak terbaring
- Klien tampak sedikit
beraktifitas
- Klien tampak berhati hati
dalam bergerak
Data subjektif :
4 Penurunan nafsu Gangguan
- Klien mengatakan nafsu
makannya menurun makan pemenuhan
- Klien mengatakan
kebutuhan nutrisi
badannya terasa bertambah
kurus
- Klien mengatakan makan 3
kali sehari porsi sedang
dengan minum ±
1800cc/hari
Data objektif :
- Klien tampak tidak nafsu
makan
- Klien tampak lemah
- Porsi makan yang
dihabiskan ½ porsi
- BB pasien turun dari 73
menjadi 70.
Diagnose keperawatan
pada ekstremitas
KODE
NO DIAGNOSE TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
KEPERAWATAN HASIL NOC NIC
84
menggunakan lidi kapas steril
- Gunakan preparat antiseptic, sesuai program
- Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai
atau biarkan luka tetap terbuka (tidak dibalut)
sesuai program
85
3 Hambatan mobilitas fisik NOC : NIC :
berhubungan dengan nyeri Joint Movement : Active Exercise Therapi : Ambulation
pada luka Mobility level - Monitoring vital sign/sesudah latihan dan
Self care : ADLs lihat respon pasien saat latihan.
Transfer - Konsultasikan dengan terapi fisik tentang
Permofance Kriteria hasil : rencana ambulansi sesuai dengan kebutuhan
Klien meningkat dalam aktifitas - Bantu klien untuk menggunakan tongkat
fisik saat berjalan dan cegah terhadap cedera.
Mengerti dari tujuan peningkatan - Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang
mobilitas teknik ambulansi.
Memverbalisasikan perasaan - Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
dalam meningkatkan kekuatan dan - Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan
kemampuan berpindah ADLs secara mandiri sesuai kemampuan.
Memperagakan penggunaan - Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan
alat bantu untuk mobilisasi bantu penuhi kebutuhan ADLs ps.
(walker) - Berikan alat bantu jika klien memerlukan
- Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan
berikan bantuan jika diperlukan.
86
mengikuti diet. - Ketahui makanan kesukaan pasien
- Memberikan informasi yang tepat tentang
kebutuhan nutrisi dan bagaimana
memenuhinya.
- Tawarkan cemilan yang rendah gula.
- Ajarkan pasien untuk makan sedikit tapi sering.
- Ajarkan pasien untuk makan sedikit tapi sering.
87
Catatan Perkembangan (implementasi)
Hari pertama
88
- Membersihkan luka dengan
cairan NaCl 0,9 %.
- Menggunting jaringan mikrotik.
- Mengganti balutan pada luka
dengan menggunakan kasa
steril.
Jumat
2 11 Februari Nyeri Akut Pain management S:
2022 Berhubungan - Melakukan pengkajian nyeri - Klien mengtakan masih nyeri
14 : 00 Dengan agen yang komprehensip, meliputi pada luka di kaki.
cidera biologis lokasi, karakteristik, durasi, - Klien mengatakan nyeri nya
frekuensi, dan kualitas seperti terbakar.
- Melakukan Teknik
pengendalian nyeri O:
- Mengajarkan teknik non - Klien tampak meringis kesakitan
farmakologi (relaksasi nafas menahan nyeri.
dalam) - Skala nyeri 7.
- Berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain dalam A:
pemberian analgetik. - Maslah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
- Melakukan pengkajian nyeri
yang komprehensip, meliputi
lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, dan kualitas
- Melakukan Teknik pengendalian
89
nyeri
- Mengajarkan teknik non
farmakologi (relaksasi nafas
dalam)
- Berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain dalam pemberian
analgetik.
Jumat
3 11 Februari Hambatan NIC :
2022 mobilitas fisik Exercise Therapi : Ambulation S:
14 : 00 berhubungan - Mengkaji Tanda-Tanda Vital - Klien mengatakan aktifitas
dengan nyeri Td 110/70 mmhg masih di bantu keluarga.
pada luka N 81 x/menit - Klien mengatakan hanya sedikit
S 37,2ºC beraktifitas.
R 20 x/menit
- Mengajarkan pasien tentang O:
teknik ambulansi (gerak) - Aktifitas klien tampak masih di
seperti belajar berjalan. dengan bantu keluarga.
bantuan keluarga. - Klien tampak banyak berbaring
- Mengkaji/menanyakan
kemampuan pasien dalam A:
mobilisasi seperti bergerak, - Masalah belum teratasi
berjalan atau aktifitas lainnya.
- Mengajarkan pasien P:
bagaimana merubah posisi Intervensi dilanjukan
seperti miring kanan atau - Mengkaji Tanda-Tanda Vital
kekiri. Td 110/70 mmhg
N 81 x/menit
90
S 37,2ºC
R 20 x/menit
- Mengajarkan pasien tentang
teknik ambulansi (gerak) seperti
belajar berjalan. dengan bantuan
keluarga.
- Mengkaji/menanyakan
kemampuan pasien dalam
mobilisasi seperti bergerak,
berjalan atau aktifitas
lainnya.
- Mengajarkan pasien bagaimana
merubah posisi seperti miring
kanan atau kekiri.
4 Gangguan
Sabtu pemenuhan NIC : S:
12 Februari kebutuhan Fluid Management - Klien mengatakan nafsu
2022 nutrisi - Meminta bantuan kepada makannya menurun
14 : 00 berhubungan keluarga untuk membantu - Klien mengatakan badannya
dengan pasien makan. terasa bertambah kurus
penurunan - Memberikan informasi yang - Klien mengatakan makan 3 kali
nafsu makan tepat tentang kebutuhan nutrisi sehari dengan porsi sedang
dan bagaimana memenuhinya O:
supaya klien lekas sehat. - Klien tampak tidak nafsu makan
- Mengajarkan pasien untuk - Klien tampak lemah
makan sedikit tapi sering. - BB pasien mi 70
A:
- Masalah belum teratasi
91
P:
Intervensi dilanjutkan
- Meminta bantuan kepada
keluarga untuk membantu
pasien makan.
- Memberikan informasi yang
tepat tentang kebutuhan nutrisi
dan bagaimana memenuhinya
supaya klien lekas sehat.
- Mengajarkan pasien untuk
makan sedikit tapi sering.
92
Hari ke 2
93
NaCl 0,9 %.
- Mengganti balutan pada luka
dengan menggunakan kasa steril.
P:
Intervensi dilanjutkan
- Melakukan pengkajian nyeri yang
komprehensip, meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, dan
kualitas.
- Mengajarkan teknik non
farmakologi (relaksasi nafas dalam)
jika nyeri masih terasa.
- Berkolaborasi dengan tenaga
94
kesehatan lain dalam pemberian
analgetik.
3 Hambatan NIC :
mobilitas fisik Exercise Therapi : Ambulation S:
berhubungan - Mengkaji Tanda-Tanda Vital - Klien mengatakan sudah mulai
dengan nyeri Td 110/70 mmhg melakukan aktifitas ringan meski
pada luka N 81 x/menit meski masih dibantu keluarga dan
S 37,2ºC menggunakan alat bantu.
R 20 x/menit - Klien mengatakan sudah mulai
- Mengajarkan pasien tentang melakukan aktifitas walau hanya
teknik ambulansi (gerak) aktifitas ringan.
seperti belajar berjalan. dengan
bantuan keluarga. O:
- Mengkaji/menanyakan - Klien tampak mulai beraktifitas
kemampuan pasien dalam menggunakan alat bantu.
mobilisasi seperti bergerak, - Klien tampak beraktifitas ringan.
berjalan atau aktifitas lainnya.
- Mengajarkan pasien A:
bagaimana merubah posisi - Masalah teratasi sebagian
seperti miring kanan atau
kekiri. P:
Intervensi dilanjukan
- Mengkaji Tanda-Tanda Vital
Td 110/70 mmhg
N 80x/menit
S 37ºC
R 18 x/menit
95
- Mengkaji/menanyakan kemampuan
pasien dalam mobilisasi seperti
bergerak, berjalan atau aktifitas
lainnya.
A:
- Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
- Meminta bantuan kepada keluarga
untuk membantu pasien makan.
- Mengajarkan pasien untuk makan
sedikit tapi sering.
96
Hari ke 3
97
karakteristik, durasi, - Klien mengatakan sudah
frekuensi, dan kualitas lebih nyaman.
- Melakukan Teknik
pengendalian nyeri O:
- Mengajarkan teknik non - Klien tampak lebih rileks
farmakologi (relaksasi - Skala nyeri 3
nafas dalam)
- Berkolaborasi dengan A:
tenaga kesehatan lain dalam - Masalah teratasi
pemberian analgetik.
P:
Intervensi dihentikan
-
3 Hambatan NIC :
mobilitas fisik Exercise Therapi : Ambulation S:
berhubungan - Mengkaji Tanda-Tanda - Klien mengatakan
dengan nyeri Vital beraktifitas menggunakan
pada luka Td 110/70 mmhg alat bantu.
N 81 x/menit
S 37,2ºC O:
R 20 x/menit - Klien tampak mulai
- Mengajarkan pasien tentang beraktifitas menggunakan
teknik ambulansi (gerak) alat bantu.
seperti belajar berjalan. - Klien tampak beraktifitas
dengan bantuan keluarga. ringan.
- Mengkaji/menanyakan
kemampuan pasien dalam A:
98
mobilisasi seperti bergerak, - Masalah teratasi
berjalan atau aktifitas P:
lainnya. Intervensi dihentikan
- Mengajarkan pasien
bagaimana merubah posisi
seperti miring kanan atau
kekiri.
A:
- Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
.
99
BAB IV
PEMBAHASA
N
Dalam bab ini penulis akan melihat apakah asuhan yang telah diberikan pada
Pembahasan ini dibuat berdasarkan teori dan asuhan yang nyata dengan
Menurut Muttaqin (2008) pengkajian adalah tahap awal dari yang sistematis
dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
toe, dan didukung hasil laboratorium, hasil pemeriksaan penunjang dan terapi
pengobatan.
mengalami nyeri dan kebas ketika melakukan aktifitas, kakinya sakit, nyeri
kesadaran klien composmentis dengan nilai GCS 15, dan nadi: 81 x/menit,
9
Hal diatas, seperti riwayat, manifestasi yang terdapat dan diungkapkan oleh
klien sesuai dengann teori yang ada tentang ulkus diabetikum, meski tidak
semua dialami oleh klien namun hampir sebagain besar dari teori terdapat dan
Diabetes mellitus berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat
lanjut terdapa tluka pada penderita yang sering tidak dirasakan, dan dapat
(Windharto,2007).
Diagnosa Keperawatan
beberapa data, baik data subjektif dan data objektif dari hasil pengkajian dan
Diagnosa yang diangkat oleh kelompok tidak semuanya sesuai dengan teori
karena kelompok mengangkat diagnosa ini sesuai dengan kondisi klien pada
saat dikaji.
100
Menentukan prioritas masalah keperawatan adalah kegiatan untuk
diatasi dahulu. Prioritas pertama pada kasus Ny. R yaitu kerusakan integritas
kulit akibat kerusakan pada jaringan kulit yang berhubungan dengan adanya
gangren pada ekstremitas. Disini pada ekstremitas bawah yaitu pada kaki
biologis,Nyeri akut akibat proses inflamasi pada daerah kaki yang luka, nyeri
Diagnose ketiga adalah gangguan mobilitas fisik berhungan dengan luka pada
sehingga tidak bisa beraktifitas dengan normal dan segala aktifitasnya harus
kurus, Ny R tampak lemah dan pucat.. Ny R makan 3 kali sehari dengan porsi
setengah.
Intervensi keperawatan
untuk perilaku spesifik yang diharap dari klien, dan atau tindakan yang harus
101
dilakukan oleh perawat. Intervensi dilakukan untuk membantu klien
membantu pasien dalam mencapai tujuan dan kriteria hasil, ada tipe rencana
adalah dasar pemikiran atau alasan ilmiah yang mendasari ditetapkan rencana
tidur. serta menggunakan terapi cairan NaCl 0,9%. Cara membersihkan area
luka yaitu dengan kasa yang di bahasi dengan NaCl 0,9%. Bersihkan luka
secara pelan dah hati-hati, tindakan ini dilakukan saat akan mengganti balutan
luka.
orang, data kasus DM pada tahun 2010 masuk peringkat ke 5, tahun 2011
menggunakan cairan NaCl 0,9% untuk mencuci luka dan membalut dengan
kasa yang dibasahi. Hasil observasi didapatkan proses kesembuhan luka yang
dirawat dengan cairan NaCl 0,9% proses granulasinya cukup lama, pasien
102
Berdasarkan alasan ini, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian
2013).
fibroblast yang membentuk jaringan kulit baru. Cara yang terbaik untuk
membersihkan luka adalah dengan menggunakan cairan saline dan untuk luka
yang sangat kotor dapat digunakan water-presure. Cairan NaCl 0,9% juga
merupakan cairan fisiologis yang efektif untuk perawatan luka karena sesuai
dalam modalitas sehingga terjadi umpan balik yang baik antara perawat dan
dengan nyeri pada luka dapat di lakukan dengan teknik pengaturan posisi/
103
seperti melakukan aktifitas berlebih karena keluarga di tuntut untuk
food and fluid intake. Teknik ini lebih cenderung untuk membantu
Implementasi keperawatan
diberikan perawat kepada klien sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan
Pada tanggal 24 Mei 2019 pukul 13.55 WIB dilakukan tindakan untuk
membersihkan area luka yaitu dengan kasa yang di bahasi dengan NaCl 0,9%.
Bersihkan luka secara pelan dah hati-hati, tindakan ini dilakukan saat akan
mengatakan luka masih tercium bau busuk mengatakan masih belum nyaman
104
dan masih kesulitan melakukan aktifitas dan respon objektifnya Ny R tampak
Pada tanggal 25 Mei 2019 pukul 13.55 WIB dilakukan tindakan yang kedua
intervensi yaitu terapi cairan NaCl 0,9%. Selain itu di berikan terapi
Pada tanggal 26 Mei 2019 pukul 13.55 WIB dilakukan tindakan yang ketiga
Evaluasi keperawatan
kulit di area epidermis dengan menggunakan terapi cairan NaCl 0,9%. Cara
membersihkan area luka yaitu dengan kasa yang di basahi dengan NaCl 0,9%.
105
Bersihkan luka secara pelan dah hati-hati, tindakan ini dilakukan saat akan
Pada tanggal 25 Mei 2019 di lakukan evaluasi hari kedua kepada klien yang
intervensi yaitu terapi cairan NaCl 0,9%. Selain itu di berikan terapi
Pada tanggal 26 Mei 2019 pukul 13.55 WIB dilakukan evaluasi hari yang
sebelumnya klien kini sudah tampak lebih rileks sehingga tindakan hanya
Dari hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan selama 3 hari pada
0,9 % di dapatkan hasil yang baik, dimana luka klien mengalami kesembuhan
106
asuhan keperawatan selama 3 hari, luka ulkus diabetikum pada kaki klien
Kudus dengan penggunaan NaCl 0,9% untuk perawatan luka pada pasien
ulkus diabetikum didapatkan hasil yang biasa saja terhadap kesembuhan luka.
107
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
tahun 2019.
1
Saran
rumah supaya keluarga dapat merawat pasien saat pasien sudah pulang
109
DAFTAR PUSTAKA
Allison, Michael., & Kaye, Jude. (2008). Strategic Planning for Nonprofit
Organizations A Practical Guide for Dynamic Times Third Edition.
New Jersey: John Wiley & Sons, Inc
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi
8 volume 2. Jakarta EGC
Hans Tandra, (2009). Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang
diabetes tanya jawab lengkap dengan ahlinya. Jakarta : Gramedis
Pustaka Utama
110
Norgren L, Hiatt WR, Dormandy Ja, Nehler MR, Harris KA, Fowkes FGR,
et al. Inter-society consensus for the management of peripheral
arterial disease(TASC II). European Journal of Vascular and
Endovascular Surgery. 2007;33(1):S1-S75
111
112
113