Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KEGIATAN KEPANITRAAN KLINIK SENIOR FAMILY

MEDICINE DI UPTD PUSKESMAS BAITURRAHMAN KOTA BANDA


ACEH
PERIODE 11 MARET – 23 MARET 2019

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
di Bagian/SMF Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Disusun oleh :
Nurul Fitria
1607101030180

Pembimbing:
dr. Laura Machnum
dr. Anggre Paramitha Putri

SMF/BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2019
LEMBARAN PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN KEPANITRAAN KLINIK SENIOR FAMILY


MEDICINE DI UPTD PUSKESMAS BAITURRAHMAN
KOTA BANDA ACEH
PERIODE 11 MARET – 23 MARET 2019

Disusun Oleh:

Nurul Fitria
1607101030180

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
Di Bagian/SMFIlmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Unsyiah
UPTD Puskesmas Baiturrahman
Kota Banda Aceh

Banda Aceh, 19 Maret 2019


Disahkan Oleh :

Pembimbing I
Pembimbing II

dr. Laura Machnum dr. Anggre Paramitha Putri


NIP. 19801221 200904 2 004 NIP. 19810804 201412 2 001

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Baiturrahman

dr. Suraiya
NIP. 19681021 200212 2 001

Kepala Bagian
Family Medicine FK Unsyiah
KATA PENGANTAR

Rina Suryani Oktari, S.Kep., M.Si


NIP. 19831012 201404 2 001
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan
Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas
Kedokteran Unsyiah di UPTD Puskesmas Baiturrahman periode 11 Maret – 23
Maret 2019. Shalawat beserta salam penulis sampaikan kepada Rasulullah SAW
yang telah membawa umat manusia ke masa yang menjunjung tinggi ilmu
pengetahuan.
Penyusunan laporan ini berdasarkan data-data yang ada, bimbingan dan
hasil pengamatan yang dilakukan di UPTD Puskesmas Baiturrahman selama
mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Unsyiah.
Ucapan terima kasih serta penghargaan yang tulus ikhlas penulis sampaikan
kepada Kepala UPTD Puskesmas Baiturrahman, dr. Suraiya , dokter pembimbing
kami dr. Laura Machnum dan dr. Anggre Paramitha Putri yang telah bersedia
memberikan tempat, bantuan, dukungan, bimbingan serta arahan dalam
pelaksanaan dan penulisan laporan ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada seluruh staf, teman-teman seperjuangan dokter muda serta semua pihak
yang turut memberikan kontribusi hingga laporan ini dapat terselesaikan.
Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
bagi semua pihak. Saya sebagai penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang
membangun untuk laporan ini.

Banda Aceh, 19 Maret 2019

Penulis
LAMPIRAN I
PROMOSI KESEHATAN

LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN (PENYULUHAN)


PENYULUHAN COMMON COLD
DI UPTD PUSKESMAS BAITURRAHMAN
KOTA BANDA ACEH
2019
I. PENDAHULUAN
Penyakit infeksi merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan
(morbidity) dan angka kematian (mortality) terutama pada negara-negara
berkembang. Penyakit infeksi adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme baik bakter, virus, maupun fungi. 1
Salah satu penyakit infeksi yang angka kejadiannya cukup sering baik di dunia
maupun di Indonesia adalah common cold. Common cold yang juga disebut
Infeksi Salurn Pernapasan atas (ISPA) adalah primer d nasofaring dan hidung
yang sering megeluarkan cairan, penyakit ini banyak dijumpai pada bayi dan
anak.1
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 (RISKESDAS) prevalensi
common cold di Indonesia sekitar 25,0% dan 1,8% kasus setelahn terdiagnosis
pasti oleh dokter. Sedangkan di Provinsi Jawa Tengah prevalensi common cold
sekitar 28,0% dan di Kota Surakarta denga 4,0% diantaranya telah terdiagnosis
pasti oleh dokter.2 Adapun menurut Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh angka
kejadian penyakit menular tertinggi pada tahun 2015 di Kota Banda Ace yaitu
ISPA (19,09%) dan common cold (17,44%).3
Common cold merupakan salah satu penyebab umum pasien mengunjungi
dokter dan terhitung lebih dari 25 juta pekerja mengunjungi dokter setiap
tahunnya di Amerika Serikat. Penyakit ini mempengaruhi perekonomian dengan
adanya biaya pengobatan dan penurunan produktivitas pekerja. Pengobatan
common cold pada pasien rawat jalan mencapai 1 milyar dollar AS pertahunnya.
Pengobatan dengan atau tanpa resep dokter pada common cold menunjukkan
pengeluaran biaya yang signifikan. Setiap tahunnya, diperkirakan sebanyak 227
juta dollar AS dihabiskan untuk pembelian antibiotik dalam pengobatan common
cold, dan kira-kira 2 milyar dollar AS digunakan pada pembelian produk
pengobatan batuk dan flu dalam swamedikasi. Meskipun common cold merupakan
penyakit akut yang dapat disembuhkan tanpa obat. Namun, gejala penyakit
membuat penderita tidak nyaman. Setiap harinya, para tenaga kesehatan selalu
menemui masalah terhadap gejala penyakit common cold.4
Penyakit common cold pada balita di Indonesia diperkirakan sebesar 3
sampai 6 kali pe tahun, hal ini berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan
batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun. Upaya penanganan common cold
secara lebih dini diharapkan dapat mencegah terjadinya komplikasi pada bayi
yang dapat berakibat fatal seperti pneumonia, disamping komplikasi lainnya
misalnya Otitis Media Akut (OMA), dan mastoiditis. 6

II. NAMA KEGIATAN


Penyuluhan mengenai Common Cold

III. TUJUAN KEGIATAN


1. Menjelaskan tentang pengertian Common Cold
2. Menjelaskan tentang tanda dan gejala Common Cold
3. Menjelaskan tentang komplikasi Common Cold
4. Menjelaskan tentang cara pencegahan Common Cold
5. Menjelaskan tentang tatalaksana Common Cold

IV. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN


Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan pada tanggal:
Hari/Tanggal : 14 Maret 2019
Waktu : 09.00 wib s/d 10.00 wib
Tempat : Puskesmas Baiturrahman
Topik : Common Cold

V. PESERTA KEGIATAN
Kegiatan diikuti oleh pasien dan keluarga pasien yang datang ke puskesmas
Baiturrahman Banda Aceh.

VI. METODE PENYULUHAN


Metode pada penyuluhan ini dilakukan melalui 3 tahap yaitu :
a. Tahap pengenalan dan penggalian pengetahuan peserta
Pada tahap ini, pemateri memperkenalkan diri dilanjutkan dengan
pertanyaan kepada peserta untuk menilai tingkat pengetahuan mengenai
hiperurisemia. Kemudian leaflet dibagikan kepada peserta.
b. Penyampaian Materi dan Tanya Jawab
Pada tahap ini dilakukan penyampaian materi selama 10 menit yang
dijelaskan secara langsung dengan menggunakan alat bantu berupa leaflet
yang telah dibagikan pada tahap awal. Penyuluhan dilanjutkan dengan tanya
jawab kepada para peserta selama 5 menit.
c. penutup
Setelah penyampaian materi, kegiatan penyuluhan ditutup oleh pemateri.

VII. MATERI PENYULUHAN


1. Pengertian Common Cold
Common Cold dikenal juga sebagai rhinitis, coryza, cold atau selesma yaitu
suatu infeksi virus pada selaput hidung, sinus dan saluran udara yang besar. Common
cold dikenal juga dengan istilah"pilek” dan penyakit ini lebih sering terjadi pada
anak-anak.1

2. Tanda dan Gejala Common Cold


Adapun gejala penyakit Common cold yaitu :
1. Gejala mulai timbul dalam waktu 1-3 hari setelah terinfeksi.
2. Biasanya gejala awal berupa rasa tidak enak di hidung atau tenggorokan.
3. Kemudian penderita mulai bersin-bersin, hidung meler dan merasa sakit ringan.
4. Biasanya tidak timbul demam, tetapi demam yang ringan bisa muncul pada saat
terjadinya gejala.
5. Hidung mengeluarkan cairan yang encer dan jernih dan pada hari-hari pertama
jumlahnya sangat banyak sehingga mengganggu penderita.
6. Selanjutnya sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning-hijau dan
jumlahnya tidak terlalu banyak.
7. Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-10 hari, meskipun batuk
dengan atau tanpa dahak seringkali berlangsung sampai minggu kedua. 8
Dimana gejalnya hidung berair, kadang tersumbat, lalu di ikuti dengan batuk
dan demam. Jika cairan atau lendir banyak keluar dari hidung bayi sehingga
membuatnya kesulitan untuk bernafas. Selain itu gejala nasofaringitis. Batuk pilek
merupakan penyakit saluran pernapasan yang paling sering mengenai bayi dan
anak. Bayi yang masih sangat mudah tertular, karenanya dengan pilek, batuk
sedikit dan kadang-kadang bersin. Dari hidung keluar sekret cair dan jernih yang
dapat kental dan parulen bila terjadi infeksi sekunder oleh kokus. Secret ini sangat
merangsang anak kecil. Sumbatan hidung (kongesti) menyebabkan anak bernafas
melalui mulut dan anak menjadi gelisah. Pada anak yang lebih besar kadang-
kadang didapat rasa nyeri pada otot, pusing dan anareksia. Sumbatan hidung
(Kongesti) di sertai selaput lendir tenggorok yang kering menambah rasa nyeri. 7
Gejala yang umum adalah batuk, sakit tenggorokan, pilek, hidung tersumbat,
dan bersin, kadang-kadang disertai dengan mata merah, nyeri otot, kelelahan,
sakit kepala, kelemahan otot, menggigil tak terkendali, kehilangan nafsu makan,
dan kelelahan ekstrim jarang. Demam lebih sering merupakan gejala influenza,
virus lain atas infeksi saluran pernapasan yang gejalanya luas tumpang tindih
dengan dingin, tapi lebih parah. Gejala mungkin lebih parah pada bayi dan anak-
anak (karena sistem kekebalan tubuh mereka tidak sepenuhnya berkembang) serta
orang tua (karena sistem kekebalan tubuh mereka sering menjadi lemah). 1
Mereka yang menderita pilek sering melaporkan sensasi chilliness meskipun
dingin tidak umumnya disertai dengan demam, menggigil dan meskipun
umumnya berhubungan dengan demam, sensasi mungkin tidak selalu disebabkan
oleh demam yang sebenarnya. Sekitar 30-50% dari pilek disebabkan oleh
rhinovirus.5

3. Komplikasi Common Cold


Pada common cold dapat terjadi komplikasi antara lain otitis media akut
(OMA), sinusitis, eksaserbasi asma, infeksi saluran pernafasan bawah
(bronkitis, pneumonia), laringotrakeobronkitis, faringitis streptokokus.
Komplikasi lebih banyak terjadi pada anak kecil, orang lanjut usia dan
individu dengan defisiensi sistem imun (Rowland dan Odle, 2005; Tolan dan
Steele, 2012). Penelitian lain melaporkan 80% anak umur 4-11 tahun dengan
serangan asma akut berhubungan dengan infeksi rhinovirus pada saluran
pernapasan atas.5
4. Pencegahan Common Cold
Menghindarkan diri dari penyakit commond cold ini, secara umum yang
perludiperhatikan dan dilakukan setiap harinya, antara lain:
1. Menjaga kebersihan perorangan seperti sering mencuci tangan, menutup
mulut ketika batuk dan bersin, dan membuang ludah / dahak dari mulut dan
ingus hidung dengan cara yang bersih dan tidak sembarangan.
2. Bila memungkinkan, hindari jangan sampai berjejal di satu ruangan,
misalnya
ruang keluarga, atau tempat tidur. Ruangan harus memiliki ventilasi yang
cukup lega.
3. Hindari merokok di dalam rumah, apalagi dimana ada banyak anak-anak.
4. Berpola hidup sehat, hindari minum alkohol, stres, istirahat cukup, dll.
5. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan.
6. Bila akan menyentuh/menggendong bayi, cucilah tangan dahulu.
7. Makan makanan yang bersih, higienis, sehat, gizi-nutrisi seimbang. Idealnya
4 sehat 5 sempurna.
8. Memperhatikan dan menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan.
9. Konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memutuskan untuk
menggunakan obat-obatan, jamu, jamur, herbal, atau suplemen untuk
mengatasi comond cold.6

5. Tatalaksana Common Cold


Beberapa alternatif obat untuk mengatasi common cold adalah obat-
obatan golongan analgesik-antipiretik, antihistamin (generasi pertama) dan
dekongestan. Proses terjadinya common cold terbagi atas 2 tahap yaitu virus
menginfeksi sel-sel hidung dan tahap kedua yaitu aktivasi mediator inflamasi
yang secara langsung menimbulkan gejala-gejala common cold. Idealnya,
pengobatan difokuskan pada kedua proses tersebut namun obat-obatan untuk
menangani infeksi virus belum tersedia. 10
 Analgesik-Antipiretik
Analgesik adalah obat yang dapat mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman
pada penderita. Nyeri merupakan suatu rangsangan sensorik dan motorik
yang tidak menyenangkan berhubungan dengan adanya potensi
kerusakan jaringan atau kondisi yang menggambarkan kerusakan
tersebut. Sedangkan antipiretik adalah obat yang menurunkan demam
(suhu tubuh yang tinggi). Pada umumnya (90%) analgesik mempunyai
efek antipiretik. Contohnya yaitu Parasetamol, Fenasetin, aspirin,
antalgin. 10

 Antihistamin
Histamin merupakan senyawa dalam tubuh yang merupakan salah
satu mediator inflamasi yang penting. Ketika histamin menuju daerah
hidung, akan terjadi pelebaran dan pecahnya pembuluh darah. Efek
histamin yaitu menyebabkan bersin, batuk, hidung berair dan hidung
tersumbat.
Terdapat 2 golongan obat antihistamin yaitu generasi pertama
(sedatif) dan generasi kedua (non sedatif). Namun yang efektif untuk
mengobati common cold adalah antihistamin generasi pertama misalnya
bromfeniramin, klorfeniramine dan klemastin.
Antihistamin bekerja dengan mencegah histamin menempel pada
sel reseptor yaitu H1. Antihistamin generasi pertama juga mengeblok
aktivitas pada bagian sistem saraf parasimpatik yang menstimulasi
sekresi kelenjar lendir. Beberapa penelitian terakhir membuktikan bahwa
obat golongan ini cukup efektif mengurangi bersin – bersin dan hidung
berair karena flu. Contoh antihistamin yaitu klorfeniramin maleat (dalam
obat Fludane Forte Kapsul, Decolgen, Procold dan Ultraflu) dan
triprolidina (dalam obat Tremenza).
Efek samping obat golongan ini antara lain menyebabkan kantuk.
Konsumsi alkohol dan obat penenang dapat meningkatkan efek kantuk
ini. Selain itu juga dapat menyebabkan sulit buang air kecil pada orang
yang mengalami pembesaran kelenjar prostat dan mengakibatkan
glaukoma menjadi lebih parah bagi orang yang mengalami masalah pada
mata. 9, 10
 Dekongestan
Dekongestan termasuk dalam kategori agonis alfa adrenergik.
Salah satu contohnya yaitu pseudoefedrin. Obat ini membuka jaringan
pada hidung dengan mengecilkan pembuluh darah pada lapisan lendir
pada hidung yang menyebabkan gangguan karena flu. Bentuk sediaan
obat spray atau obat tetes dapat diaplikasikan pada mulut atau langsung
pada lapisan lendir di bagian hidung. Bentuk sediaan ini memiliki aksi
cepat untuk mengurangi gangguan pada hidung. Namun ketika efeknya
sudah menghilang, maka gangguan pada hidung akan cepat kambuh.
Dekongestan untuk hidung juga dapat mengiritasi tenggorokan.
Dekongestan oral dapat menyebabkan denyut jantung lebih cepat,
tekanan darah meningkat dan menjadi gelisah. Meskipun dekongestan
oral memiliki aksi yang kurang kuat dan kurang cepat dibandingkan
dengan bentuk sediaan topikal tetapi memiliki efek samping yang lebih
kecil.
Ketika dekongestan diaplikasikan langsung pada lapisan lendir
pada hidung maka dekongestan akan cenderung kehilangan kefektifannya
dan dapat menyebabkan rusaknya lapisan lendir. 9

VIII. TANYA JAWAB DENGAN PESERTA


Pertanyaan : Apakah penyebab hidung meler ? Apa yang harus dilakukan ?
Jawaban:
Ketika kuman penyebab colds (virus) menginfeksi hidung dan sinus, hidung akan
memproduksi lendir. Lendir ini membersihkan hidung & sinus dari kuman
tersebut, setelah 2 atau 3 hari, sel-sel imun tubuh akan membunuh kuman
tersebut, mengubahnya menjadi lendir berwarna putih atau kuning. Di dalam
hidung terdapat bakteri baik. Ia juga ada di dalam lendir. Bakteri ini akan
mengubah lendir menjadi berwarna kehijauan. Kondisi ini normal & bukan berarti
anak butuh antibiotik.

Perawatan terbaik adalah menunggu & perhatikan kondisi anak. Gangguan


hidung, batuk dan gejala lainnya seperti demam, pusing, ngilu pada sendi, semua
itu terasa mengganggu. Namun demikian antibiotik tidak akan membuatnya lebih
cepat sembuh. Penggunaan vaporizer (penguapan) atau garam nasal drop
membantu anak lebih nyaman.

Pertanyaan : Perlukah antibiotik untuk hidung meler ?


Jawaban:
Antibiotik dibutuhkan jika dokter mendiagnosis anak terkena sinusitis. Dokter
biasanya meresepkan obat atau memberikan tips bagaimana menolong anak
dengan gejala “colds” seperti demam dan batuk, tetapi antibiotik TIDAK
dibutuhkan untuk mengobati hidung meler

Pertanyaan : Bagaimana jika antibiotik tetap diberikan ?


Jawaban:
Minum antibiotik saat tidak dibutuhkan adalah BERBAHAYA. Tiap kali kita
meminum antibiotik (AB), maka kuman-kuman di hidung & tenggorokan
beresiko menjadi resisten. Kuman yang resisten tidak dapat dibunuh oleh
antibiotik manapun. Akibatnya jika anak butuh AB, ia butuh AB jenis kuat dan
harus dimasukkan lewat jarum suntik. Atau butuh rawat inap di RS karena hal ini.
Karena hidung meler akan akan sembuh dengan sendirinya, maka sebaiknya
jangan minum AB dan gunakan hanya saat dibutuhkan.

IX. PENUTUP
Penyuluhan telah dilakukan kepada pasien dan keluarga pasien yang berada
di Puskesmas Baiturrahman dan dilakukan di ruang tunggu saat pasien menunggu
pelayanan. Penyuluhan dilakukan dengan alat bantu leaflet diikuti sesi tanya
jawab. Tanggapan para peserta penyuluhan cukup baik dan antusias dalam
mendengarkan serta adanya beberapa peserta yang bertanya. Adapun harapan
yang ingin dicapai dengan adanya penyuluhan ini adalah peserta dapat
mengetahui tentang Common Cold, tanda dan gejala, komplikasi yang bisa
ditimbulkan, cara pencegahannya, dan tatalaksana yang dapat dilakukan.
X. DAFTAR PUSTAKA
1. Arroll, B., 2011., Common Cold, Clin Evid; 3 : 1-27
2. Kemenkes RI, 2013., Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:
Balitbang Kemenkes RI
3. Departemen Kesehatan Provinsi Aceh. (2014). Profil Kesehatan Provinsi
Aceh 2014. Di kutip dari
www.depkes.go.id/resourcer/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_
2014/01_Aceh_2014.pdf)
4. Covington, T.R., Henkin, R., Miller, S., Sassetti, M., and Wright, W.,
2004, Treating the Common Cold, FnP Associates, Vol. 5(4), pp. 1-12.
5. Simasek, M. Dan Blandino,. D.A., 2007, Treatment of Common Cold, Am
Fam Physician, 75(4): 515-520
6. Eccles R. Understanding the symptom of common cold and Influenza.
Lancet Infect Dis. 20015; 5; 718: 25
7. Aden, R. 2010. Seputar Penyakit dan Gangguan Lain Pada Anak. Siklus
Hanggar Kreator. Yogyakarta
8. Achmadi, Umar Fahmi. 2011. Dasar-dasar Penyakit Berbasis
Lingkungan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
9. Gwaltney JM, Hayden FG,. 2015. Common Cold.
http://www.commoncold.org/index.htm-Diakses
10. Anonim, 2009. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Vol 44, PT ISFI
Penerbit, Jakarta
XI. DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN

Gambar 1. Pembagian Leaflet Gambar 2. Penyuluhan

Gambar 1. Pemateri berdiskusi

Banda Aceh, 19 Maret 2019


Disahkan Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Laura Machnum dr. Anggre Paramitha Putri


NIP. 19801221 200904 2 004 NIP. 19810804 201412 2 001

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Baiturrahman

dr. Suraiya
NIP. 19681021 200212 2 001
FOTO LEAFLET
Berkas Pasien

I. Data Administrasi

Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas Baiturrahman


Nomor Rekam Medis -
Tanggal Kunjungan 12 Maret 2019
Diisi oleh (Nama) Nurul Fitria

Pasien 1

II. Data Pasien

Nama Ny Rosdiana (RD)


Umur/Tanggal lahir Tapak Tuan/ 57 Tahun
Alamat Neusu
Jenis Kelamin Perempuan
Agama Islam
Pendidikan D3
Pekerjaan Ibu rumah tangga
Status perkawinan Menikah
Kunjungan yang ke 1
Pengobatan sebelumnya Amlodipin 5 mg, Metformin, glamipirid
Alergi obat Tidak ada

III. Data Pelayanan

1. Anamnesis (dilakukan secara autoanamnesis/heteroanamnesis)


a. Alasan Kedatangan/keluhan utama: pusing, sakit kepala
b. Keluhan lain/tambahan : mudah lelah dan sering kesemutan
c. Riwayat perjalanan penyakit sekarang
Pasien mengeluhkan sakit kepala, pusing badan mudah lelah, sering
kesemutan. Keluhan sudah dialami sejak beberapa tahun terakhir.
Pasien mengaku berobat dan konsumsi obat rutin sesuai anjuran
dokter, untuk keluhan diabetes mellitus sudah di alami 3 tahun yang
lalu dengan gula darah paling tinggi 390 mg/dl. Saat ini pasien
mengaku tidak mengalami keluhan yang berarti seperti banyak minum,
banyak kening, dan nafsu makannya juga biasa saja. Pasien hanya
sering mengalami pusing dan mengalami kesemutan yang dirasakan
hilang timbul.

d. Riwayat penyakit keluarga


Orang tua pasien dengan riwayat diabetes mellitus, dan kolesterol.

e. Riwayat penyakit dahulu


Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus dan hipertensi yang
diketahui sejak 3 tahun terakhir. Tekanan darah paling tinggi 180/90
mmHg. Pasien rutin minum obat amlodipine 5 mg, metformin 500mg
dan glimepirid 2 mg yang didapat dari RS.Pertamedika. pasien juga
pernah mengalami kolesterol tinggi 1 tahun yang lalu, namun saat ini
sudah tidak ada keluhan lagi terkait masalah kolesterol.

f. Riwayat kebiasaan
Pasien seorang ibu rumah tangga sehari-hari bekerja dirumah seperti
memasak, menyapu, cuci piring melakukan pekerjaan rumah lainnya.
Pasien mengaku sebelum mengalami sakit sering konsumsi makanan
yang asin, pasien suka memakai penyedap pada makanan dan sering
mengkonsumsi teh manis setiap pagi dengan gorengan, namun pasien
sudah merubah kebiasaan buruknya, konsumsi garam sudah dibatasi,
teh manis dan gorengan juga sudah tidak dikonsumsi lagi. Pasien juga
sudah sering olahraga sehari sekali berkeliling komplek dan mengikuti
senam jantung sehat setiap hari minggu. Pasien suka sayuran dan
setiap hari konsumsi sayuran yang cukup.

Pasien tinggal bersama suami, 1 orang anak perempuannya (anak ke


lima) dan satu orang menantu. Suami pasien seorang supir dan sehari
hari bekerja pergi pagi pulang sore atau malam. Anak dan menantu
pasien seorang Polisi, dan sehari-hari bekerja pagi pulang sore, pasien
dirumah bersama seorang cucu yang masih berusia 4 tahun. Kawasan
rumah pasien padat penduduk.
Saat kunjungan hari pertama, pasien hanya hanya sendiri, sebab suami,
anak dan menantu sedang berkerja.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum, tanda vital, dan status gizi

KU: baik TD: 150/80 mmHg BB: 54 kg

Suhu: 36,7 0C TB: 153 cm

Nadi: 78 x/menit IMT: 20,8

RR: 18 x/menit Status gizi: normal

b. Status Generalis
Mata : sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-)
THT : dbn
Paru : Auskultasi :
Vesikuler (normal/normal)
Rhonki (-/-)
Wheezing (-/-)
Jantung : bising jantung (-)
Abdomen : simetris, peristaltik normal, H/L/R tidak teraba
Ekstremitas : sianosis perifer (-/-), CRT < 2 detik

c. Status Lokalis
Status Lokalis a/r verterbrae:
Look : bentuk vertebrae kifosis
Feel : nyeri tekan para vertebrae (-)
ROM : pergerakan (ekstensi, fleksi rotasi) tidak terbatas

d. Pemeriksaan Laboratorium: pada saat kunjungan dilakukan,


pasien tidak melakukan pemeriksaan laboratorium
IV. Diagnosis Holistik (Assessment)

1. Aspek Personal :
Pasien mengeluhkan sakit kepala dan kesemutan yang sering hilang
timbul.

2. Aspek Klinik :
 Diagnosa klinis : Hipertensi stage I + Diabetes Mellitu Tipe 2
 Intelektual : Riwayat pendidikan pasien sampai D3
 Sosial : Pasien sehari-hari dapat mengurus diri sendiri dan
menjalani aktivitas ringan-berat
 Nutrisi : Normoweight
3. Aspek Resiko Internal:
Pasien suka mengkonsumsi teh manis, dan konsumsi garam tinggi.

4. Aspek Resiko Eksternal:


Pasien sering merasa lelah dan kesepian mengerjakan aktifitas sendiri
dirumah, dan pasien sehari-hari sendiri dirumah karena suami, anak
dan menantu bekerja sampai sore.

5. Derajat Fungsional :
Derajat 1, pasien tidak memiliki keterbatasan beraktifitas dan masih
dapat melakukan pekerjaan sendiri.

V. Rencana Penatalaksanaan Pasien

1. Health promotion:
Pasien dihimbau untuk mengurangi minuman yang menggunakan gula
atau pemanis yang memicu tingginya gula darah.
Pasien juga dimotivasi untuk mempertahankan kebiasaan berolahraga
(jalan pagi) selama minimal 30 menit, 3 minggu sekali. Untuk menjaga
tekanan darahnya tetap stabil, pasien diedukasi untuk mengurangi asupan
garam, penyedap, lemak, dan untuk memeriksakan tekanan darahnya
secara rutin.
2. Spesific Protection:
Karena pasien menderita hipertensi, maka pasien dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan rekam jantung (EKG) dan pemeriksaan fungsi
ginjal secara berkala. Pasien juga terkena DM tipe II dan pasien diminta
menggunakan sendal saat mengerjakan kerjaan rumah agar tidak terluka.
Dan disarankan rutin mengecek kadar gula darah secara rutin.

3. Promt treatment :
Amlodipin 1x5 mg (malam hari)
Metformin 2x500 mg
Glimepiride 2mg

4.Disability limitation:
Pasien saat ini tidak memiliki keterbatasan kemampuan dalam beraktifitas
(Disability Limitation).

5.Rehabilitation :
Pada pasien saat ini tidak perlu dilakukan rehabilitasi.

Pasien 2
I. Data Pasien
Nama Tn Zulkifli (Z)
Umur/Tanggal lahir Banda Aceh/ 63 Tahun
Alamat Neusu
Jenis Kelamin Laki-laki
Agama Islam
Pendidikan SMP
Pekerjaan Supir
Status perkawinan Menikah
Kunjungan yang ke 1
Pengobatan sebelumnya Promag
Alergi obat Tidak ada
II. Data Pelayanan
1. Anamnesis (dilakukan secara alloanamnesa)
a. Alasan Kedatangan/keluhan utama:
Pasien tidak ada dirumah saat kunjungan dilakukan, anamnesa
dilakukan dengan istrinya, istri pasien mengatakan pasien sering nyeri
ulu hati.
b. Riwayat penyakit keluarga :
Ibu pasien menderita hipertensi
c. Riwayat penyakit dahulu :
Pasien sakit lambung sejak lebih kurang lebih 2 tahun yang lalu.
d. Riwayat kebiasaan
Pasien memiliki riwayat sakit lambung, pasien sering nyeri ulu hati,
keluhan sering dirasakan memberat dalam 3 bulan ini. Keluhan nyeri
ulu hati seperti tertusuk-tusuk dan perih, tidak menjalar, memberat
jika per koson dan makan pedas, dan keluhan menghila ketiapasien
makan. Pasien juga sering mual dan muntah sesekali, muntah berisi
makanan yang dimakan, muntah bewara hitam disangkal oleh istri
paien. Keluhan demam tidak ada, keluhan eperut kembung juga tidak
ada. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Pasien degan kebiasaan
mengkonsumsi kopi, makanan yang pedas, Pasien juga sering telat
untuk makan. Untuk aktivitas fisik, pasien sehari-hari bekerja sebagai
supir. Pasien seorang perokok aktif, dan mengahabiskan paling kurang
1 bungkus rokok perhari jika dirumah.

2.Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum, tanda vital, dan status gizi

KU: - TD: - BB: 60 kg

Suhu: - TB: 165 cm

Nadi: - IMT: 23,5

RR: - Status gizi: normal

III. Diagnosis Holistik (Assessment)

1. Aspek Personal : pasien dengan keluhan nyeri ulu hati yang sudah
dialami 2 tahun, dirasakan memberat dalam 3 bulan ini dan bersifat
hilang timbul, disertai dengan keluhan mual dan kadang muntah,
keluhan tersebut mengganggu aktifitas sehari-hari pasien sebagai supir.
2. Aspek Klinik:
Dyspepsia

3. Aspek Resiko Internal :


Pasien suka makan-makanan pedas, dan konsumsi kopi serta rokok
setiap hari. Pasien juga jarang berolahraga dan jarang konsumsi buah
dan sayur.

4. Aspek Resiko Eksternal:


Pasien merupakan seorang supir dengan pekerjaan dari senin sampai
minggu.

5. Derajat Fungsional:
Derajat 1, pasien tidak memiliki keterbatasan beraktifitas dan masih
dapat melakukan pekerjaan sendiri.

IV. Rencana Penatalaksanaan Pasien

1.Health promotion:
Pasien memiliki riwayat Hipertensi dalam keluarga terutama Ibu pasien.
Pasien diedukasi bahwa penyakit Hipertensi bisa diturunkan secara
genetik, maka dari itu pasien dihimbau untuk melakukan pola hidup sehat
dan menjaga makanan sehari-hari. Pasien dimotivasi untuk melakukan
kebiasaan berolahraga (jalan pagi) selama minimal 30 menit, 3 minggu
sekali. Kurangi asupan karbohidrat dan asupan garam, lemak, dan pedas.
Dan disarankan untuk memeriksakan tekanan darah secara secara rutin.
Kemudian pasien harus menghindari makanan pedas, kopi dan rokok yang
dapat memperberat penyakit lambung pasien.

2. Spesific Protection
Pasien dianjurkan untuk memeriksakan lambung ke dokter spesialis
penyakit dalam, agar dapat dilakukan pemeriksaan endoskopi, sehingga
dapat di cari apakah ada masalah organ lambung.

Dan memeriksakan tekanan darah , cek kolesterol , cek gula darah untuk
mengetahui apakah normal atau tidak karena semakin umur bertambah tua
dapat meningkatkan terjadinya suatu penyakit metabolik atau penyakit
degeneratif, dan dengan riwayat hipertensi dari ibu kandung sangat
mempengaruhi.

3. Promt treatment :
Promag yang di beli di apotik

4.Disability limitation:
Pasien tidak mengalami disability limitation.

5.Rehabilitation :
Pada pasien ini belum perlu dilakukan rehabilitasi.

Pasien 3

I. Data Pasien
Nama Ny. Nazli Safitri (NS)
Umur/Tanggal lahir Banda Aceh/ 23 tahun
Alamat Neusu
Jenis Kelamin Perempuan
Agama Islam
Pendidikan D3
Pekerjaan Polwan
Status perkawinan Menikah
Kunjungan yang ke 1
Pengobatan sebelumnya -
Alergi obat -

2.Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum, tanda vital, dan status gizi


KU: - TD: - BB: - kg

Suhu: - TB: - cm

Nadi: - IMT: -

RR: - Status gizi: -

II. Data Pelayanan

1. Anamnesis (dilakukan secara alloanamnesis)


a. Alasan Kedatangan/keluhan utama :
Pasien tidak ada dirumah saat kunjungan dilakukan. Anamnesa
dilakukan melalui ibu pasien.

b. Riwayat penyakit keluarga :


Riwayat DM, Hipertensi dari ibu kandung, dan dyspepsia dari ayah
kandung.

c. Riwayat penyakit dahulu :


Riwayat penyakit dahulu tidak ada

d. Riwayat kebiasaan : Pasien seorang polwan, yang sehari hari


bekerja dari pagi sampai sore, pasien sudah bekerja sebagai polwan
selama 2 tahun. Pasien suka makan makanan pedas, pasien kurang
suka makan sayur. Pasien rajin olahraga dan konsumsi susu rutin
setiap pagi sebelum berangkat bekerja.

e. Riwayat kehamilan : Pasien lahir cukup bulan, melalui proses


persalinan secara normal di Harapan Bunda. Berat badan lahir 3,2
kg segera menangis.

f. Riwayat imunisasi : Menurut keterangan Nyonya RD (ibu ybs),


anak nya mendapatkan imunisasi lengkap sejak lahir.

III. Status Kesehatan Pasien : baik

Pada saat kunjungan pertama dilakukan, Ny.NF tidak berada di rumah karena
bekerja.

Pasien 4
I. Data Pasien
Nama An. Fitra Sutrisna (FS)
Umur/Tanggal lahir Jawa Timur/ 27 tahun
Alamat Neusu
Jenis Kelamin Laki-laki
Agama Islam
Pendidikan S1
Pekerjaan Polisi
Status perkawinan Menikah
Kunjungan yang ke 1
Pengobatan sebelumnya Tidak Ada
Alergi obat TIdak Ada

II. Data Pelayanan

1. Anamnesis (dilakukan secara alloanamnesis)


a. Alasan Kedatangan/ keluhan utama :
Pasien tidak ada dirumah saat kunjungan dilakukan. Anamnesa
dilakukan kepada ibu mertua pasien

g. Riwayat penyakit keluarga :


Riwayat DM, Hipertensi, alergi dari kedua orang tua tidak
diketahui pasti.

h. Riwayat penyakit dahulu :


DBD

i. Riwayat kebiasaan : Memiliki kebiasaan makan secara teratur,


suka minum kopi susu setiap pagi, dan olahraga teratur. Dan pasien
seorang perokok aktif, namun ibu mertua pasien tidak mengetahui
secara pasti berapa bungkus rokok yang dikonsumsi dalam sehari.

2.Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum, tanda vital, dan status gizi

KU: - TD: - BB: - kg

Suhu: - TB: 165 cm


Nadi: - IMT: -

RR: - Status gizi: -

III. Status Kesehatan Pasien : baik


Pada saat kunjungan pertama dilakukan, Tn FS tidak berada di rumah karena
bekerja.

Genogram Ny. Rosdiana (RD)

Ny RD Tn. Z
57 Th 63 Th
DM
HT

Ny.NS
23 Th Tn FS
27 Th

Keterangan:
= Perempuan
= Laki-laki
= Menikah
= Meninggal
DM = Diabetes Mellitus
HT = Hipertensi

KUNJUNGAN II (Sabtu, 16 Maret 2019)

Pasien 1: Ny RD

I. Follow-Up
1. Keluhan :
a. Nyeri kepala dan pusing masih dikeluhkan
b. Mudah lelah dan kesemutan juga masih dikeluhkan

2. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum, tanda vital, dan status gizi

KU: baik TD: 160/90 mmHg BB: 54 kg

Suhu: 36,90C TB: 153 cm

Nadi: 86 x/menit IMT: 20,8

RR: 19 x/menit Status gizi: normal

b. Status Generalis
Mata : sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-)
THT : dbn
Paru :
Auskultasi Vesikuler (normal/normal)
Rhonki (-/-)
Wheezing (-/-)
Jantung : bising jantung (-)
Abdomen : simetris, peristaltik normal, H/R/L tidak teraba
Ekstremitas : sianosis perifer (-/-), CRT < 2 detik

c. Status Lokalis
Status Lokalis a/r verterbrae:
Look : bentuk vertebrae kifosis
Feel : nyeri tekan para vertebrae tidak ada
ROM : pergerakan (ekstensi, fleksi rotasi) tidak terbatas

3. Pemeriksaan Laboratorium :
Pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah dan
tekanan darah secara rutin minimal 1 minggu sekali
II. Diagnosis Holistik (Assessment)

1. Aspek Personal :
Keluhan sakit kepala, pusing dan kebas-kebas masih dikeluhkan oleh
pasien, keluhan sering hilang timbul, dan memberat jika setelah
aktifitas berat.
2. Aspek Klinik :
 Diagnosa klinis : Hipertensi stage I + Diabetes Mellitu Tipe 2
 Intelektual : Riwayat pendidikan pasien sampai D3
 Sosial : Pasien sehari-hari dapat mengurus diri sendiri dan
menjalani aktivitas ringan-berat
 Nutrisi : Normoweight

3. Aspek Resiko Internal:


Pasien suka mengkonsumsi teh manis, dan konsumsi garam tinggi.

4. Aspek Resiko Eksternal:


Pasien sering merasa lelah dan kesepian mengerjakan aktifitas sendiri
dirumah, dan pasien sehari-hari sendiri dirumah karena suami, anak
dan menantu bekerja sampai sore.

5. Derajat Fungsional :
Derajat 1, pasien tidak memiliki keterbatasan beraktifitas dan masih
dapat melakukan pekerjaan sendiri.

III. Rencana Penatalaksanaan Pasien

1. Health promotion:
Pasien dihimbau untuk konsumsi rutin obat hipertensi dan diabetes
mellitus sesuai anjuran dokter, mengurangi minuman yang menggunakan
gula atau pemanis yang memicu tingginya gula darah.
Pasien juga dimotivasi untuk mempertahankan kebiasaan berolahraga
(jalan pagi) selama minimal 30 menit, 3 minggu sekali. Untuk menjaga
tekanan darahnya tetap stabil, pasien diedukasi untuk mengurangi asupan
garam, penyedap, lemak, dan untuk memeriksakan tekanan darahnya
secara rutin.

2. Spesific Protection:
Karena pasien menderita hipertensi, maka pasien dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan rekam jantung (EKG) dan pemeriksaan fungsi
ginjal secara berkala. Pasien juga terkena DM tipe II dan pasien diminta
menggunakan sendal saat mengerjakan kerjaan rumah agar tidak terluka.
Dan disarankan rutin mengecek kadar gula darah secara rutin.

3. Promt treatment :
Amlodipin 1x5 mg (malam hari)
Metformin 2x500 mg
Glimepiride 2mg

4.Disability limitation:
Pasien saat ini tidak memiliki keterbatasan kemampuan dalam beraktifitas
(Disability Limitation).

5.Rehabilitation :
Pada pasien saat ini tidak perlu dilakukan rehabilitasi.

IV. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengobatan


1. Faktor pendukung :
a. Pasien mau mengikuti saran dokter untuk mengatur pola makan,
mengurangi konsumsi garam dan gula yang berlebihan, dan
menggunakan sarung tangan dan alas kaki sebagai pelindung saat
melakukan kegiatan sehari-hari.
b. Pasien melakukan olahraga secara rutin
c. Dan memeriksakan tekanan darah serta gula darah minimal 1
minggu sekali

2. Faktor penghambat :
a. Proses metabolisme di usia pasien memang sudah menurun,
sehingga mudah terjangkit penyakit metabolik seperti DM dan
Hipertensi.
b. Pasien sering sendiri dirumah dari pagi sampai sore karena
suami, anak dan menantu sehari-hari bekerja.

Pasien 2: Tuan SU

I. Follow-up
Keluhan : pasien tidak ada dirumah saat kunjungan ke-2 dilakukan.

II. Status Kesehatan: baik

Pasien 3: Nyonya NS

I. Follow-Up
1. Keluhan : pasien tidak ada keluhan apa-apa saat dilakukan kunjungan ke-2.
2. Pemeriksaan Fisik

a.Keadaan umum, tanda vital, dan status gizi


KU: baik TD: 110/70 BB: 57 kg

Suhu:36,7 TB: 165 cm

Nadi: 78x/menit IMT: 20,9

RR: 18x/ mrnit Status gizi: normal

Pasien 4: Tn FS

I. Follow-up
Keluhan : pasien tidak ada dirumah saat kunjungan ke-2 dilakukan.
II. Status Kesehatan: baik
Pasien 4: An SP

I. Follow-up
Keluhan : pasien tidak ada dirumah saat kunjungan ke-2 dilakukan.
II. Status Kesehatan: baik
DOKUMENTASI

Hari I (Selasa, 12 Maret 2018)


Gambar 1. Pemeriksaan Pasien. Gambar 2. Anamnesis Pasien.

Gambar 3. Kondisi Dapur Pasien. Gambar 4. Kondisi Toilet Pasien.

Hari ke II ( Sabtu, 16 Maret 2019)


Gambar 1. Pemeriksaan Pasien. Gambar 2. Kondisi Rumah Pasien.

Banda Aceh, 19 Maret 2019


Disahkan Oleh :

Pembimbing I
Pembimbing II

dr. Laura Machnum dr. Anggre Paramitha Putri


NIP. 19801221 200904 2 004 NIP. 19810804 201412 2 001

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Baiturrahman

dr. Suraiya
NIP. 19681021 200212 2 001

Anda mungkin juga menyukai