Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
di Bagian/SMF Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Disusun oleh :
Nurul Fitria
1607101030180
Pembimbing:
dr. Laura Machnum
dr. Anggre Paramitha Putri
Disusun Oleh:
Nurul Fitria
1607101030180
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
Di Bagian/SMFIlmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Unsyiah
UPTD Puskesmas Baiturrahman
Kota Banda Aceh
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Baiturrahman
dr. Suraiya
NIP. 19681021 200212 2 001
Kepala Bagian
Family Medicine FK Unsyiah
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan
Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas
Kedokteran Unsyiah di UPTD Puskesmas Baiturrahman periode 11 Maret – 23
Maret 2019. Shalawat beserta salam penulis sampaikan kepada Rasulullah SAW
yang telah membawa umat manusia ke masa yang menjunjung tinggi ilmu
pengetahuan.
Penyusunan laporan ini berdasarkan data-data yang ada, bimbingan dan
hasil pengamatan yang dilakukan di UPTD Puskesmas Baiturrahman selama
mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Unsyiah.
Ucapan terima kasih serta penghargaan yang tulus ikhlas penulis sampaikan
kepada Kepala UPTD Puskesmas Baiturrahman, dr. Suraiya , dokter pembimbing
kami dr. Laura Machnum dan dr. Anggre Paramitha Putri yang telah bersedia
memberikan tempat, bantuan, dukungan, bimbingan serta arahan dalam
pelaksanaan dan penulisan laporan ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada seluruh staf, teman-teman seperjuangan dokter muda serta semua pihak
yang turut memberikan kontribusi hingga laporan ini dapat terselesaikan.
Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
bagi semua pihak. Saya sebagai penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang
membangun untuk laporan ini.
Penulis
LAMPIRAN I
PROMOSI KESEHATAN
V. PESERTA KEGIATAN
Kegiatan diikuti oleh pasien dan keluarga pasien yang datang ke puskesmas
Baiturrahman Banda Aceh.
Antihistamin
Histamin merupakan senyawa dalam tubuh yang merupakan salah
satu mediator inflamasi yang penting. Ketika histamin menuju daerah
hidung, akan terjadi pelebaran dan pecahnya pembuluh darah. Efek
histamin yaitu menyebabkan bersin, batuk, hidung berair dan hidung
tersumbat.
Terdapat 2 golongan obat antihistamin yaitu generasi pertama
(sedatif) dan generasi kedua (non sedatif). Namun yang efektif untuk
mengobati common cold adalah antihistamin generasi pertama misalnya
bromfeniramin, klorfeniramine dan klemastin.
Antihistamin bekerja dengan mencegah histamin menempel pada
sel reseptor yaitu H1. Antihistamin generasi pertama juga mengeblok
aktivitas pada bagian sistem saraf parasimpatik yang menstimulasi
sekresi kelenjar lendir. Beberapa penelitian terakhir membuktikan bahwa
obat golongan ini cukup efektif mengurangi bersin – bersin dan hidung
berair karena flu. Contoh antihistamin yaitu klorfeniramin maleat (dalam
obat Fludane Forte Kapsul, Decolgen, Procold dan Ultraflu) dan
triprolidina (dalam obat Tremenza).
Efek samping obat golongan ini antara lain menyebabkan kantuk.
Konsumsi alkohol dan obat penenang dapat meningkatkan efek kantuk
ini. Selain itu juga dapat menyebabkan sulit buang air kecil pada orang
yang mengalami pembesaran kelenjar prostat dan mengakibatkan
glaukoma menjadi lebih parah bagi orang yang mengalami masalah pada
mata. 9, 10
Dekongestan
Dekongestan termasuk dalam kategori agonis alfa adrenergik.
Salah satu contohnya yaitu pseudoefedrin. Obat ini membuka jaringan
pada hidung dengan mengecilkan pembuluh darah pada lapisan lendir
pada hidung yang menyebabkan gangguan karena flu. Bentuk sediaan
obat spray atau obat tetes dapat diaplikasikan pada mulut atau langsung
pada lapisan lendir di bagian hidung. Bentuk sediaan ini memiliki aksi
cepat untuk mengurangi gangguan pada hidung. Namun ketika efeknya
sudah menghilang, maka gangguan pada hidung akan cepat kambuh.
Dekongestan untuk hidung juga dapat mengiritasi tenggorokan.
Dekongestan oral dapat menyebabkan denyut jantung lebih cepat,
tekanan darah meningkat dan menjadi gelisah. Meskipun dekongestan
oral memiliki aksi yang kurang kuat dan kurang cepat dibandingkan
dengan bentuk sediaan topikal tetapi memiliki efek samping yang lebih
kecil.
Ketika dekongestan diaplikasikan langsung pada lapisan lendir
pada hidung maka dekongestan akan cenderung kehilangan kefektifannya
dan dapat menyebabkan rusaknya lapisan lendir. 9
IX. PENUTUP
Penyuluhan telah dilakukan kepada pasien dan keluarga pasien yang berada
di Puskesmas Baiturrahman dan dilakukan di ruang tunggu saat pasien menunggu
pelayanan. Penyuluhan dilakukan dengan alat bantu leaflet diikuti sesi tanya
jawab. Tanggapan para peserta penyuluhan cukup baik dan antusias dalam
mendengarkan serta adanya beberapa peserta yang bertanya. Adapun harapan
yang ingin dicapai dengan adanya penyuluhan ini adalah peserta dapat
mengetahui tentang Common Cold, tanda dan gejala, komplikasi yang bisa
ditimbulkan, cara pencegahannya, dan tatalaksana yang dapat dilakukan.
X. DAFTAR PUSTAKA
1. Arroll, B., 2011., Common Cold, Clin Evid; 3 : 1-27
2. Kemenkes RI, 2013., Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:
Balitbang Kemenkes RI
3. Departemen Kesehatan Provinsi Aceh. (2014). Profil Kesehatan Provinsi
Aceh 2014. Di kutip dari
www.depkes.go.id/resourcer/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_
2014/01_Aceh_2014.pdf)
4. Covington, T.R., Henkin, R., Miller, S., Sassetti, M., and Wright, W.,
2004, Treating the Common Cold, FnP Associates, Vol. 5(4), pp. 1-12.
5. Simasek, M. Dan Blandino,. D.A., 2007, Treatment of Common Cold, Am
Fam Physician, 75(4): 515-520
6. Eccles R. Understanding the symptom of common cold and Influenza.
Lancet Infect Dis. 20015; 5; 718: 25
7. Aden, R. 2010. Seputar Penyakit dan Gangguan Lain Pada Anak. Siklus
Hanggar Kreator. Yogyakarta
8. Achmadi, Umar Fahmi. 2011. Dasar-dasar Penyakit Berbasis
Lingkungan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
9. Gwaltney JM, Hayden FG,. 2015. Common Cold.
http://www.commoncold.org/index.htm-Diakses
10. Anonim, 2009. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Vol 44, PT ISFI
Penerbit, Jakarta
XI. DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Baiturrahman
dr. Suraiya
NIP. 19681021 200212 2 001
FOTO LEAFLET
Berkas Pasien
I. Data Administrasi
Pasien 1
f. Riwayat kebiasaan
Pasien seorang ibu rumah tangga sehari-hari bekerja dirumah seperti
memasak, menyapu, cuci piring melakukan pekerjaan rumah lainnya.
Pasien mengaku sebelum mengalami sakit sering konsumsi makanan
yang asin, pasien suka memakai penyedap pada makanan dan sering
mengkonsumsi teh manis setiap pagi dengan gorengan, namun pasien
sudah merubah kebiasaan buruknya, konsumsi garam sudah dibatasi,
teh manis dan gorengan juga sudah tidak dikonsumsi lagi. Pasien juga
sudah sering olahraga sehari sekali berkeliling komplek dan mengikuti
senam jantung sehat setiap hari minggu. Pasien suka sayuran dan
setiap hari konsumsi sayuran yang cukup.
2. Pemeriksaan Fisik
b. Status Generalis
Mata : sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-)
THT : dbn
Paru : Auskultasi :
Vesikuler (normal/normal)
Rhonki (-/-)
Wheezing (-/-)
Jantung : bising jantung (-)
Abdomen : simetris, peristaltik normal, H/L/R tidak teraba
Ekstremitas : sianosis perifer (-/-), CRT < 2 detik
c. Status Lokalis
Status Lokalis a/r verterbrae:
Look : bentuk vertebrae kifosis
Feel : nyeri tekan para vertebrae (-)
ROM : pergerakan (ekstensi, fleksi rotasi) tidak terbatas
1. Aspek Personal :
Pasien mengeluhkan sakit kepala dan kesemutan yang sering hilang
timbul.
2. Aspek Klinik :
Diagnosa klinis : Hipertensi stage I + Diabetes Mellitu Tipe 2
Intelektual : Riwayat pendidikan pasien sampai D3
Sosial : Pasien sehari-hari dapat mengurus diri sendiri dan
menjalani aktivitas ringan-berat
Nutrisi : Normoweight
3. Aspek Resiko Internal:
Pasien suka mengkonsumsi teh manis, dan konsumsi garam tinggi.
5. Derajat Fungsional :
Derajat 1, pasien tidak memiliki keterbatasan beraktifitas dan masih
dapat melakukan pekerjaan sendiri.
1. Health promotion:
Pasien dihimbau untuk mengurangi minuman yang menggunakan gula
atau pemanis yang memicu tingginya gula darah.
Pasien juga dimotivasi untuk mempertahankan kebiasaan berolahraga
(jalan pagi) selama minimal 30 menit, 3 minggu sekali. Untuk menjaga
tekanan darahnya tetap stabil, pasien diedukasi untuk mengurangi asupan
garam, penyedap, lemak, dan untuk memeriksakan tekanan darahnya
secara rutin.
2. Spesific Protection:
Karena pasien menderita hipertensi, maka pasien dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan rekam jantung (EKG) dan pemeriksaan fungsi
ginjal secara berkala. Pasien juga terkena DM tipe II dan pasien diminta
menggunakan sendal saat mengerjakan kerjaan rumah agar tidak terluka.
Dan disarankan rutin mengecek kadar gula darah secara rutin.
3. Promt treatment :
Amlodipin 1x5 mg (malam hari)
Metformin 2x500 mg
Glimepiride 2mg
4.Disability limitation:
Pasien saat ini tidak memiliki keterbatasan kemampuan dalam beraktifitas
(Disability Limitation).
5.Rehabilitation :
Pada pasien saat ini tidak perlu dilakukan rehabilitasi.
Pasien 2
I. Data Pasien
Nama Tn Zulkifli (Z)
Umur/Tanggal lahir Banda Aceh/ 63 Tahun
Alamat Neusu
Jenis Kelamin Laki-laki
Agama Islam
Pendidikan SMP
Pekerjaan Supir
Status perkawinan Menikah
Kunjungan yang ke 1
Pengobatan sebelumnya Promag
Alergi obat Tidak ada
II. Data Pelayanan
1. Anamnesis (dilakukan secara alloanamnesa)
a. Alasan Kedatangan/keluhan utama:
Pasien tidak ada dirumah saat kunjungan dilakukan, anamnesa
dilakukan dengan istrinya, istri pasien mengatakan pasien sering nyeri
ulu hati.
b. Riwayat penyakit keluarga :
Ibu pasien menderita hipertensi
c. Riwayat penyakit dahulu :
Pasien sakit lambung sejak lebih kurang lebih 2 tahun yang lalu.
d. Riwayat kebiasaan
Pasien memiliki riwayat sakit lambung, pasien sering nyeri ulu hati,
keluhan sering dirasakan memberat dalam 3 bulan ini. Keluhan nyeri
ulu hati seperti tertusuk-tusuk dan perih, tidak menjalar, memberat
jika per koson dan makan pedas, dan keluhan menghila ketiapasien
makan. Pasien juga sering mual dan muntah sesekali, muntah berisi
makanan yang dimakan, muntah bewara hitam disangkal oleh istri
paien. Keluhan demam tidak ada, keluhan eperut kembung juga tidak
ada. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Pasien degan kebiasaan
mengkonsumsi kopi, makanan yang pedas, Pasien juga sering telat
untuk makan. Untuk aktivitas fisik, pasien sehari-hari bekerja sebagai
supir. Pasien seorang perokok aktif, dan mengahabiskan paling kurang
1 bungkus rokok perhari jika dirumah.
2.Pemeriksaan Fisik
1. Aspek Personal : pasien dengan keluhan nyeri ulu hati yang sudah
dialami 2 tahun, dirasakan memberat dalam 3 bulan ini dan bersifat
hilang timbul, disertai dengan keluhan mual dan kadang muntah,
keluhan tersebut mengganggu aktifitas sehari-hari pasien sebagai supir.
2. Aspek Klinik:
Dyspepsia
5. Derajat Fungsional:
Derajat 1, pasien tidak memiliki keterbatasan beraktifitas dan masih
dapat melakukan pekerjaan sendiri.
1.Health promotion:
Pasien memiliki riwayat Hipertensi dalam keluarga terutama Ibu pasien.
Pasien diedukasi bahwa penyakit Hipertensi bisa diturunkan secara
genetik, maka dari itu pasien dihimbau untuk melakukan pola hidup sehat
dan menjaga makanan sehari-hari. Pasien dimotivasi untuk melakukan
kebiasaan berolahraga (jalan pagi) selama minimal 30 menit, 3 minggu
sekali. Kurangi asupan karbohidrat dan asupan garam, lemak, dan pedas.
Dan disarankan untuk memeriksakan tekanan darah secara secara rutin.
Kemudian pasien harus menghindari makanan pedas, kopi dan rokok yang
dapat memperberat penyakit lambung pasien.
2. Spesific Protection
Pasien dianjurkan untuk memeriksakan lambung ke dokter spesialis
penyakit dalam, agar dapat dilakukan pemeriksaan endoskopi, sehingga
dapat di cari apakah ada masalah organ lambung.
Dan memeriksakan tekanan darah , cek kolesterol , cek gula darah untuk
mengetahui apakah normal atau tidak karena semakin umur bertambah tua
dapat meningkatkan terjadinya suatu penyakit metabolik atau penyakit
degeneratif, dan dengan riwayat hipertensi dari ibu kandung sangat
mempengaruhi.
3. Promt treatment :
Promag yang di beli di apotik
4.Disability limitation:
Pasien tidak mengalami disability limitation.
5.Rehabilitation :
Pada pasien ini belum perlu dilakukan rehabilitasi.
Pasien 3
I. Data Pasien
Nama Ny. Nazli Safitri (NS)
Umur/Tanggal lahir Banda Aceh/ 23 tahun
Alamat Neusu
Jenis Kelamin Perempuan
Agama Islam
Pendidikan D3
Pekerjaan Polwan
Status perkawinan Menikah
Kunjungan yang ke 1
Pengobatan sebelumnya -
Alergi obat -
2.Pemeriksaan Fisik
Suhu: - TB: - cm
Nadi: - IMT: -
Pada saat kunjungan pertama dilakukan, Ny.NF tidak berada di rumah karena
bekerja.
Pasien 4
I. Data Pasien
Nama An. Fitra Sutrisna (FS)
Umur/Tanggal lahir Jawa Timur/ 27 tahun
Alamat Neusu
Jenis Kelamin Laki-laki
Agama Islam
Pendidikan S1
Pekerjaan Polisi
Status perkawinan Menikah
Kunjungan yang ke 1
Pengobatan sebelumnya Tidak Ada
Alergi obat TIdak Ada
2.Pemeriksaan Fisik
Ny RD Tn. Z
57 Th 63 Th
DM
HT
Ny.NS
23 Th Tn FS
27 Th
Keterangan:
= Perempuan
= Laki-laki
= Menikah
= Meninggal
DM = Diabetes Mellitus
HT = Hipertensi
Pasien 1: Ny RD
I. Follow-Up
1. Keluhan :
a. Nyeri kepala dan pusing masih dikeluhkan
b. Mudah lelah dan kesemutan juga masih dikeluhkan
2. Pemeriksaan Fisik
b. Status Generalis
Mata : sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-)
THT : dbn
Paru :
Auskultasi Vesikuler (normal/normal)
Rhonki (-/-)
Wheezing (-/-)
Jantung : bising jantung (-)
Abdomen : simetris, peristaltik normal, H/R/L tidak teraba
Ekstremitas : sianosis perifer (-/-), CRT < 2 detik
c. Status Lokalis
Status Lokalis a/r verterbrae:
Look : bentuk vertebrae kifosis
Feel : nyeri tekan para vertebrae tidak ada
ROM : pergerakan (ekstensi, fleksi rotasi) tidak terbatas
3. Pemeriksaan Laboratorium :
Pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah dan
tekanan darah secara rutin minimal 1 minggu sekali
II. Diagnosis Holistik (Assessment)
1. Aspek Personal :
Keluhan sakit kepala, pusing dan kebas-kebas masih dikeluhkan oleh
pasien, keluhan sering hilang timbul, dan memberat jika setelah
aktifitas berat.
2. Aspek Klinik :
Diagnosa klinis : Hipertensi stage I + Diabetes Mellitu Tipe 2
Intelektual : Riwayat pendidikan pasien sampai D3
Sosial : Pasien sehari-hari dapat mengurus diri sendiri dan
menjalani aktivitas ringan-berat
Nutrisi : Normoweight
5. Derajat Fungsional :
Derajat 1, pasien tidak memiliki keterbatasan beraktifitas dan masih
dapat melakukan pekerjaan sendiri.
1. Health promotion:
Pasien dihimbau untuk konsumsi rutin obat hipertensi dan diabetes
mellitus sesuai anjuran dokter, mengurangi minuman yang menggunakan
gula atau pemanis yang memicu tingginya gula darah.
Pasien juga dimotivasi untuk mempertahankan kebiasaan berolahraga
(jalan pagi) selama minimal 30 menit, 3 minggu sekali. Untuk menjaga
tekanan darahnya tetap stabil, pasien diedukasi untuk mengurangi asupan
garam, penyedap, lemak, dan untuk memeriksakan tekanan darahnya
secara rutin.
2. Spesific Protection:
Karena pasien menderita hipertensi, maka pasien dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan rekam jantung (EKG) dan pemeriksaan fungsi
ginjal secara berkala. Pasien juga terkena DM tipe II dan pasien diminta
menggunakan sendal saat mengerjakan kerjaan rumah agar tidak terluka.
Dan disarankan rutin mengecek kadar gula darah secara rutin.
3. Promt treatment :
Amlodipin 1x5 mg (malam hari)
Metformin 2x500 mg
Glimepiride 2mg
4.Disability limitation:
Pasien saat ini tidak memiliki keterbatasan kemampuan dalam beraktifitas
(Disability Limitation).
5.Rehabilitation :
Pada pasien saat ini tidak perlu dilakukan rehabilitasi.
2. Faktor penghambat :
a. Proses metabolisme di usia pasien memang sudah menurun,
sehingga mudah terjangkit penyakit metabolik seperti DM dan
Hipertensi.
b. Pasien sering sendiri dirumah dari pagi sampai sore karena
suami, anak dan menantu sehari-hari bekerja.
Pasien 2: Tuan SU
I. Follow-up
Keluhan : pasien tidak ada dirumah saat kunjungan ke-2 dilakukan.
Pasien 3: Nyonya NS
I. Follow-Up
1. Keluhan : pasien tidak ada keluhan apa-apa saat dilakukan kunjungan ke-2.
2. Pemeriksaan Fisik
Pasien 4: Tn FS
I. Follow-up
Keluhan : pasien tidak ada dirumah saat kunjungan ke-2 dilakukan.
II. Status Kesehatan: baik
Pasien 4: An SP
I. Follow-up
Keluhan : pasien tidak ada dirumah saat kunjungan ke-2 dilakukan.
II. Status Kesehatan: baik
DOKUMENTASI
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Baiturrahman
dr. Suraiya
NIP. 19681021 200212 2 001