Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

UPTD PUSKESMAS JEULINGKE


PERIODE 25 SEPTEMBER 7 OKTOBER 2017
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menjalani Kepaniteraan Klinik
di Bagian/ SMF Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Disusun oleh :
Fatmawati Wulandari
1507101030054

Pembimbing:
drg. Juwairiyah Nasution, M.Kes
dr. Astimarningsih
dr. Meutia Salni

SMF/ BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2017
LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
UPTD PUSKESMAS JEULINGKE
PERIODE 25 SEPTEMBER 7 OKTOBER 2017

Disusun Oleh:

FATMAWATI WULANDARI
1507101030054

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada Bagian Family Medicine Fakultas Kedokteran Unsyiah
di UPTD Puskesmas Bandar Raya
Kota Banda Aceh

Disahkan Oleh :
Banda Aceh, 7 Oktober 2017

Pembimbing I Pembimbing II

dr.Astimarningsih dr. Meutia Salni


Nip. 19831005 201412 2 001 NIP. 19870302201403 2 004

KepalaUPTD
Kepala Bagian Family Medicine
Puskesmas Jeulingke
FK UNSYIAH

dr. Hendra
drg. Kurniawan,
Juwairiyah M.Sc
Nasution, M.kes
NIP. 19820305 200812 1 004
Nip. 19690729 199803 2 007

Kepala Bagian Family Medicine

Rina Suryani Oktari, S.Kep., M.Si


NIP. 19831012 201404 2 001
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas


berkah dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan
Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas
Kedokteran Unsyiah di Puskesmas Jeunglingke periode 27 September s/d 07
Oktober2017.
Penyusunan laporan ini berdasarkan data-data yang ada, bimbingan dan
hasil pengamatan yang dilakukan di Puskesmas Jeulingke selama mengikuti
kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Unsyiah.
Terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada Kepala
Puskesmas Jeulingke drg. Juwairiyah nasution, M.kes dan dokter pembimbing
saya dr. Meutia salni dan dr. Astimarningsih beserta seluruh stafnya yang telah
banyak membimbing saya mulai pelaksanaan tugas hingga pembuatan laporan ini,
juga kepada teman-teman dokter muda yang telah turut memberikan kontribusinya
berupa ide, semangat dan dukungan moral, tak lupa pula kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga semua tugas dapat dilaksanakan dengan baik.
Saya menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa tulisan ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Banda Aceh, Oktober 2017

Penulis
LAMPIRAN I
PENYULUHAN KESEHATAN
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN GASTRITIS
DI PUSKESMAS JEULINGKE BANDA ACEH

I. PENDAHULUAN
Penyakit Gastritis atau yang lebih dikenal dengan sebutan maag,
merupakan salah satu penyakit yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat
(Mustakim, 2009).Gastritis bukanlah penyakit tunggal, tetapi beberapa kondisi
yang mengacu pada peradangan lambung (Herlan, 2001)
Keluhan Gastritis merupakan suatu keadaan yang sering dan banyak
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tidak jarang kita jumpai penderita
Gastritis kronis selama bertahun-tahun pindah dari satu dokter ke dokter yang lain
untuk mengobati keluhan Gastritis tersebut. Berbagai obat-obatan penekan asam
lambung sudah pernah diminum seperti antasida maupun yang lain, namun
keluhan selalu datang silih berganti. Keluhan yang bekepanjangan dalam
menyembuhkan Gastritis ini dapat menimbulkan mungkin justru menambah berat
Gastritis penderita yang sudah ada (Budiana, 2006).
Gastritis ini terbesar di seluruh dunia dan bahkan di perkirakan diderita
lebih dari 1,7 milyar. Pada negara yang sedang berkembang infeksi diperoleh pada
usia dini dan pada negara maju sebagian besar dijumpai pada usia tua. Menurut
Maulidiyah dan Unum (2006), angka kejadian infeksi Gastritis Helicobacter
Pylory pada beberapa daerah di Indonesia menunjukan data yang cukup tinggi. di
Kota Surabaya angka kejadian Gastritis sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan
di Medan angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar 96,1 %. Sedangkan menurut
Herlan (2001), bahwa adanya penemuan infeksi Helicobacter Pylory ini mungkin
berdampak pada tingginya kejadian Gastritis.
Dari hasil penelitian para pakar, didapatkan jumlah penderita gastritis
(90%) lebih banyak wanita dibandingkan pria dan gastritis dapat menyerang sejak
usia dewasa muda hingga lanjut usiadan tidak mengetahui mengenai dampak
buruk gastritis. Hal ini disebabkan karena berbagai macam faktor diantaranya
psikologis. Hal yang sering dijumpai pada perubahan psikologis seseorang salah
satunya yaitu stress dan karena hampir sebagian besar wanita tidak bisa untuk
mencari jalan keluar untuk setiap masalahnya, oleh karena itu banyak para wanita
terdiagnosis penyakit ini (Riyanto, 2008).

II. NAMA KEGIATAN


Penyuluhan tentang Gastritis.

III. TUJUAN KEGIATAN


1. Menjelaskan tentang latar belakang dan definisi Gastritis.
2. Menjelaskan tentang gejala dan penyebab Gastritis.
3. Menjelaskan tentang kompliksi Gastritis.
3. Menjelaskan tentang tatalaksana Gastritis.

IV. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN


Penyuluhan kesehatan ini dilakukan pada tanggal :
Hari/Tanggal : Rabu/ 4 Oktober 2017
Waktu : 09.00 WIB s/d selesai
Tempat : Puskesmas Jeulingke Banda Aceh
Topik : Gastritis

V. PESERTA KEGIATAN
Kegiatan ini diikuti oleh pasien dan keluarga pasien yang datang ke
puskesmas Jeulingke pada tanggal 4 Oktober 2017.

VI. METODE PENYULUHAN


Adapun metode penyuluhan yang dilakukan yaitu dengan cara memberikan
leaflet dan komunikasi langsung kepada pasien beserta keluarganya yang datang
ke Puskesmas Jeulingke dengan materi penyuluhan yang sudah dipersiapkan
sebelumnya dan memberi kesempatan interaksi tanya jawab sesudah materi
penyuluhan selesai disampaikan
Metode kegiatan penyuluhan dibagi dalam 3 tahap yaitu :
a. Tahap pengenalan dan penggalian pengetahuan peserta
Pada tahap awal pemateri akan mengucapkan salam dan memberitahukan
maksud dan tujuan dilakukannya penyuluhan pada hari tersebut. Kemudian
pemateri akan coba menggali sejauh mana peserta penyuluhan mengetahui
materi.
b. Penyampaian Materi
Materi disampaikan dengan menggunakan alat bantu penyajian berupa
leaflet. Sebelum materi disampaikan, pemateri mengatakan kepada seluruh
peserta jika ada yang tidak dimengerti selama penyampaian penyuluhan
berlangsung, peserta boleh mengatakan langsung kepada pemateri dan
meminta untuk dijelaskan hingga materi yang disampaikan dapat dipahami
dengan baik.

c. Penutup
Setelah penyampaian materi, penyaji memberikan kesempatan peserta untuk
bertanya dalam sesi tanya jawab setelah materi selesai disampaikan.

VII. MATERI PENYULUHAN

1. Definisi Gastritis

Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau pendaarahan mukosa lambung


yang bersifat akut, kronis, difus atau lokal ( Price, 2005 ). Gastritis adalah
peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang
dipenuhi bakteri ( Charlene, 2001 ). Gastritis akut adalah inflamasi mukosa
lambung, sering diakibatkan dari pola diet yang sembarangan. Sedangkan gastritis
kronik adalah inflamasi mukosa lambung yang berkepanjangn yang disebabkan
baik oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri
hellicobacter pylori ( Brunner dan suddart, 2002 ).
2. Hal-hal yang Dapat Menyebabkan Gastritis
Terdapat lima faktor yang berperan dalam etiologi Gastritis, yaitu :
a. Pola makan yang tidak teratue
b. Iritasi yang disebabkan oleh rangsangan makanan, misalnya makanan
pedas dan terlalu asam
c. Perokok : Kandungan dari rokok seperti fenol, metanol, kadmiun yang
bersampak terhadap erosi dan mukosa lambung
d. Infeksi oleh bakteri ( toksin ) atau infesi virus
e. Obat-obatan seperti aspirin, obat anti inflamasi non steroid yang dapat
bernampak terhadap erosi pada mukosa lambung
f. Gamngguan mikrosirkulasi mukosa lambung : trauma, luka bakar dan
sepsis
2. Tanda dan Gejala
1. Nyeri ulu hati
Hal ini dapat di sebabkan karena adanaya suatu proses peradangam
yang terjadi akibat dari adanya iritasi pada mukosa lambung
2. Anoreksia, Neusea dan Vomitus
Ketiga tanda ini sangat umum ditemukan. Hal ini terjadi karena adanya
peningkatan kadar asam lambung iddalam tubuh khususnya pada organ
lambung
3. Melena da Hematemesis
Hal ini dapat disebabkan karena adanya suati proses pemdarahan yang
berawal dari adanya iritasi dan erosi pada mukosa lambung.
3. Komplikasi
1. Pendarahan
2. Hematemesis dan Melena ( Anemia )
3. Ulkus Peptikum
3. Perforasi
4. Penatalaksanaan
a. Berkonsultasi ke dokter, dokter akan memberi obat sesuai keluhan dan
penyebab. Umumnya gastritis yang disebabkan oleh infeksi diberikan
obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses
infeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat-obatan yang digunakan
dalam mengatasi gastritis.
b. Tindakan Medis yang bertujuan untuk Pengobatan :
1.Pemeriksaan darah, tes ini digunakan untuk memeriksa adanya
antibody H. Pyloridalam darah. Tes darah dapat juga dilakukan
untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan
lambung akibat gastritis.
2. Pemeriksaan feces, tes ini memeriksa apakah terdapat H. Pylori
dalam feses atau tidak.
3. Endoskopi saluran cerna bagian atas, dengan tes ini dapat terlihat
adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang
mungkin tidak terlihat dari sinar X.
IX. PENUTUP
Tanggapan para peserta penyuluhan cukup baik dan antusias dalam
mendengarkan materi. Target penyuluhan kesehatan ini adalah agar warga sekitar
mengerti tentang bagaimana penyakit gastritis, bagaimana gejalanya, apa faktor-
faktor yang dapat menyebabkan munculnya penyakit tersebut dan bagaimana
tindakan pencegahan yang dapat diterapkan oleh warga. Selain itu, target promotif
ini juga sebagai ajang pendidikan kepada warga sekitar Jeulingke untuk
meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit gastritis guna menekan angka
kejadian dari penyakit tersebut.

X. DAFTAR PUSTAKA
Bararah, T dan Jauhar, M. 2013. Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi Perawat
Profesional. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Ehrlich, Herdman, Heather. 2011. Diagnosis Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran.
Hermawan, D & Tutik Rahayuningsih. (2011). Keperawatan Medikal bedah Sistem
pencernaan. Yogyakarta: Gosyen Publishing

Johnson, M.,et all. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. IOWA
Intervention Project: Mosby

Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jogjakarta: Nu Med

Priharjo. (2013). Pengkajian Fisik Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: EGC


Rona, dkk. 2011. Hubungan Pola Makan dengan Timbulnya Gastritis pada Pasien di
Universitas Muhammadiyah Malang Medical Center (UMC). Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi,
Malang.
XI. DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN

Banda Aceh, 4 Oktober 2017

Disetujui oleh
Kepala UPTD Puskesmas Jeulingke

drg. Juwairiyah Nasution, M.kes


Nip. 19690729 199803 2 007

Pembimbing I Pembimbing II

dr.Astimarningsih dr. Meutia Salni


Nip. 19831005 201412 2 001 NIP. 19870302201403 2 004
Lampiran
LAMPIRAN II
KEGIATAN KUNJUNGAN
RUMAH (HOME VISIT)
LAPORAN KEGIATAN HOME VISIT

(KUNJUNGAN 1)

I. Identitas Pasien

Nama : Tn. Saleh


Umur : 75 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan
Alamat : jln prada utama Nomor 3ac,Desa prada,
Kecamatan Syiah Kuala,
Banda Aceh Status : Menikah
Berat Badan : 53 kg
Tinggi Badan : 170 cm
Tanggal Kunjungan : 6 Oktober 2017

II. Anamnesis

Keluhan Utama
Nyeri Kepala

Keluhan Tambahan
Benjolan kecil di leher sebelah kanan

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluhkan nyeri kepala sejak 2 minggu terakhir dan memberat 1
minggu terakhir. Nyeri kepala dirasakan terus menerus, pasien mengatakan nyeri
kepala memberat disaat sedang banyak pikiran. Nyeri kepala dirasakan diseluruh
bagian kepala. Pusing berputar terkadang di alami pasien sejak 3 hari terakhir,
mual dan muntah tidak di keluhkan pasien. Pasien juga mengeluhkan pandangan
kabur sudah lama sejak habis tsunami. Pasien juga mengatakan bahwa sudah 4
tahun ini mengeluhkan benjolan kecil di daerah leher sebelah kanan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien menderita hipertensi sejak tahun 1999.

Riwayat Penyakit Keluarga


Ayah pasien juga menderita hipertensi

Riwayat Pemakaian Obat


Pasien rutin berobat ke puskesmas Jeulingke dan mengkonsumsi obat
amlodopine 5 mg.

Riwayat Kebiasaan Sosial


Pasien seorang pensiunan

Genogram

Mahmud Junaidah
Adam Siti

Faisal Saifull suryati Idah Abdul Riski Siti Zul


ah Muis

Adi mentari mutia nia

l
Keterangan

Simbol Genogram
Faktor Risiko Yang Tidak
: Laki-laki Dapat Dimodifikasi
: Hipertensi
: Perempuan : Laki-laki
Pasien memiliki riwayat Meninggal
Hipertensi
: Menikah : Perempuan Meninggal
: Anak
Faktor Risiko Yang Dapat Dimodifikasi
Pasien sebaiknya lebih memperhatikan pola hidup sehat. makan makanan
yang bergizi, diet rendah garam, hindari stress, hindari merokok.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status Present
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Frekuensi Jantung : 78x/menit, reguler
Frekuensi Nafas : 20x/menit
Temperatur : 36,60C (aksila)

Status Generalis
Kulit
Warna : Kecoklatan
Turgor : dbn
Ikterus : (-)
Anemia : (-)
Sianosis : (-)
Oedema : (-)

Kepala
Bentuk : Kesan Normocepali
Rambut : dbn
Mata : dbn
Telinga : dbn
Hidung : dbn
Mulut : dbn
Leher
Bentuk : dbn
KGB : Kesan simetris, Pembesaran (-)
Thorax
Thorax anterior
1. Inspeksi
Bentuk dan Gerak : dbn
Tipe Pernafasan : dbn
Retraksi : (-)
2. Palpasi

Stem Fremitus Paru kanan Paru kiri


Lap. Paru atas Normal Normal
Lap. Paru tengah Normal Normal
Lap. Paru bawah Normal Normal

3. Perkusi
Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Sonor Sonor
Lap. Paru tengah Sonor Sonor
Lap. Paru bawah Sonor Sonor

4. Auskultasi
Suara Pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap. Paru tengah Vesikuler Vesikuler
Lap. Paru bawah Vesikuler Vesikuler
Suara Tambahan Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Rh (-), Wh (+) Rh (-), Wh (+)
Lap. Paru tengah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)
Lap. Paru bawah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)

Thoraks Posterior
1. Inspeksi
Bentuk dan Gerak : dbn
Tipe pernafasan : dbn
Retraksi : (-)

2. Palpasi

Paru kanan Paru kiri


Lap. Paru atas Normal Normal
Lap. Paru tengah Normal Normal
Lap. Paru bawah Normal Normal

3. Perkusi
Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Sonor Sonor
Lap. Paru tengah Sonor Sonor
Lap. Paru bawah Sonor Sonor

4. Auskultasi
Suara pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap. Paru tengah Vesikuler Vesikuler
Lap. Paru bawah Vesikuler Vesikuler
Suara tambahan Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Rh (-), Wh (+) Rh (-), Wh (+)
Lap. Paru tengah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)
Lap. Paru bawah Rh basah (-), Rh basah (-),
Wh (-) Wh (-)

Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis terlihat di ICS V
Palpasi : Ictus Cordis teraba di ICS V 2 jari lateral LMCS
Perkusi : Batas jantung atas : di ICS III
Batas jantung kanan : di ICS IV Linea Parasternal dextra
Batas jantung kiri : di ICS V 2 jari medial LMCS
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : tidak ada jejas, edema tidak ada
Palpasi : Soepel (+), Nyeri tekan (-), organomegali (-)
Perkusi : Tympani (+), Asites (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (N)

Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan


Anus : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : tidak dijumpai kelainanStatus Generalis
Kulit
Warna : Kecoklatan
Turgor : dbn
Ikterus : (-)
Anemia : (-)
Sianosis : (-)
Oedema : (-)

Kepala
Bentuk : Kesan Normocepali
Rambut : dbn
Mata : dbn
Telinga : dbn
Hidung : dbn
Mulut : dbn
Leher
Bentuk : dbn
KGB : Kesan simetris, Pembesaran (-)
Thorax
Thorax anterior
2. Inspeksi
Bentuk dan Gerak : dbn
Tipe Pernafasan : dbn
Retraksi : (-)
2. Palpasi

Stem Fremitus Paru kanan Paru kiri


Lap. Paru atas Normal Normal
Lap. Paru tengah Normal Normal
Lap. Paru bawah Normal Normal

5. Perkusi
Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Sonor Sonor
Lap. Paru tengah Sonor Sonor
Lap. Paru bawah Sonor Sonor

6. Auskultasi
Suara Pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap. Paru tengah Vesikuler Vesikuler
Lap. Paru bawah Vesikuler Vesikuler
Suara Tambahan Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Rh (-), Wh (+) Rh (-), Wh (+)
Lap. Paru tengah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)
Lap. Paru bawah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)

Thoraks Posterior
2. Inspeksi
Bentuk dan Gerak : dbn

Tipe pernafasan : dbn


Retraksi : (-)
2. Palpasi

Paru kanan Paru kiri


Lap. Paru atas Normal Normal
Lap. Paru tengah Normal Normal
Lap. Paru bawah Normal Normal

5. Perkusi
Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Sonor Sonor
Lap. Paru tengah Sonor Sonor
Lap. Paru bawah Sonor Sonor

6. Auskultasi
Suara pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap. Paru tengah Vesikuler Vesikuler
Lap. Paru bawah Vesikuler Vesikuler
Suara tambahan Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Rh (-), Wh (+) Rh (-), Wh (+)
Lap. Paru tengah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)
Lap. Paru bawah Rh basah (-), Rh basah (-),
Wh (-) Wh (-)

Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis terlihat di ICS V
Palpasi : Ictus Cordis teraba di ICS V 2 jari lateral LMCS
Perkusi : Batas jantung atas : di ICS III
Batas jantung kanan : di ICS IV Linea Parasternal dextra
Batas jantung kiri : di ICS V 2 jari medial LMCS
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : tidak ada jejas, edema tidak ada
Palpasi : Soepel (+), Nyeri tekan (-), organomegali (-)
Perkusi : Tympani (+), Asites (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (N)

Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan


Anus : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : tidak dijumpai kelainanStatus Generalis
Kulit
Warna : Kecoklatan
Turgor : dbn
Ikterus : (-)
Anemia : (-)
Sianosis : (-)
Oedema : (-)

Kepala
Bentuk : Kesan Normocepali
Rambut : dbn
Mata : dbn
Telinga : dbn
Hidung : dbn
Mulut : dbn
Leher
Bentuk : dbn
KGB : Kesan simetris, Pembesaran (+)
Thorax
Thorax anterior
3. Inspeksi
Bentuk dan Gerak : dbn
Tipe Pernafasan : dbn
Retraksi : (-)
2. Palpasi

Stem Fremitus Paru kanan Paru kiri


Lap. Paru atas Normal Normal
Lap. Paru tengah Normal Normal
Lap. Paru bawah Normal Normal

7. Perkusi
Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Sonor Sonor
Lap. Paru tengah Sonor Sonor
Lap. Paru bawah Sonor Sonor

8. Auskultasi
Suara Pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap. Paru tengah Vesikuler Vesikuler
Lap. Paru bawah Vesikuler Vesikuler
Suara Tambahan Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Rh (-), Wh (+) Rh (-), Wh (+)
Lap. Paru tengah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)
Lap. Paru bawah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)
Thoraks Posterior
3. Inspeksi
Bentuk dan Gerak : dbn

Tipe pernafasan : dbn


Retraksi : (-)

2. Palpasi

Paru kanan Paru kiri


Lap. Paru atas Normal Normal
Lap. Paru tengah Normal Normal
Lap. Paru bawah Normal Normal

7. Perkusi
Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Sonor Sonor
Lap. Paru tengah Sonor Sonor
Lap. Paru bawah Sonor Sonor

8. Auskultasi
Suara pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap. Paru tengah Vesikuler Vesikuler
Lap. Paru bawah Vesikuler Vesikuler
Suara tambahan Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Rh (-), Wh (+) Rh (-), Wh (+)
Lap. Paru tengah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)
Lap. Paru bawah Rh basah (-), Rh basah (-),
Wh (-) Wh (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis terlihat di ICS V
Palpasi : Ictus Cordis teraba di ICS V 2 jari lateral LMCS
Perkusi : Batas jantung atas : di ICS III
Batas jantung kanan : di ICS IV Linea Parasternal dextra
Batas jantung kiri : di ICS V 2 jari medial LMCS
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : tidak ada jejas, edema tidak ada
Palpasi : Soepel (+), Nyeri tekan (-), organomegali (-)
Perkusi : Tympani (+), Asites (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (N)

Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan


Anus : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : tidak dijumpai kelainan

IV. Diagnosis

Hipertensi Stage II

V. Tatalaksana

1. Non Farmakologi
Modifikasi gaya hidup
Hindari Obesitas
Diet rendah garam
Olah raga teratur
Istirahat yang cukup dan makan-makanan bergizi

2. Farmakologi
- Amlodipine 1x 5 mg
VI. Planning
Kontrol ulang kembali ke Puskesmas setiap minggu
Edukasi mengenai penyakit mencakup perjalanan penyakit, pencegahan
penyakit, dan komplikasi yang dapat ditimbulkan dari penyakit Hipertensi
LAPORAN KEGIATAN HOME VISIT

(KUNJUNGAN 2)

I. Anamnesis

Keluhan Utama
Nyeri kepala berkurang

Keluhan Tambahan
Benjolan di leher tidak berkurang

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengatakan bahwa sakit kepala sudah berkurang. Pasien juga
mengatakan sudah mulai tidak nyaman dengan keluhan benjolan di leher pasien
tapi pasien tidak berani untuk berobat.

II. PEMERIKSAAN FISIK

Status Present
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Frekuensi Jantung : 82x/menit, reguler
Frekuensi Nafas : 20x/menit
Temperatur : 36,50C (aksila)

Status Generalis
Kulit
Warna : Kecoklatan
Turgor : dbn
Ikterus : (-)
Anemia : (-)
Sianosis : (-)
Oedema : (-)
Kepala
Bentuk : Kesan Normocepali
Rambut : dbn
Mata : dbn
Telinga : dbn
Hidung : dbn
Mulut : dbn
Leher
Bentuk : dbn
KGB : Kesan simetris, Pembesaran (+)
Thorax
Thorax anterior
4. Inspeksi
Bentuk dan Gerak : dbn
Tipe Pernafasan : dbn
Retraksi : (-)
2. Palpasi

Stem Fremitus Paru kanan Paru kiri


Lap. Paru atas Normal Normal
Lap. Paru tengah Normal Normal
Lap. Paru bawah Normal Normal

9. Perkusi
Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Sonor Sonor
Lap. Paru tengah Sonor Sonor
Lap. Paru bawah Sonor Sonor

10. Auskultasi
Suara Pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap. Paru tengah Vesikuler Vesikuler
Lap. Paru bawah Vesikuler Vesikuler
Suara Tambahan Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Rh (-), Wh (+) Rh (-), Wh (+)
Lap. Paru tengah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)
Lap. Paru bawah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)

Thoraks Posterior
4. Inspeksi
Bentuk dan Gerak : dbn

Tipe pernafasan : dbn


Retraksi : (-)

2. Palpasi

Paru kanan Paru kiri


Lap. Paru atas Normal Normal
Lap. Paru tengah Normal Normal
Lap. Paru bawah Normal Normal

9. Perkusi
Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Sonor Sonor
Lap. Paru tengah Sonor Sonor
Lap. Paru bawah Sonor Sonor

10. Auskultasi
Suara pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap. Paru tengah Vesikuler Vesikuler
Lap. Paru bawah Vesikuler Vesikuler
Suara tambahan Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Rh (-), Wh (+) Rh (-), Wh (+)
Lap. Paru tengah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)
Lap. Paru bawah Rh basah (-), Rh basah (-),
Wh (-) Wh (-)

Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis terlihat di ICS V
Palpasi : Ictus Cordis teraba di ICS V 2 jari lateral LMCS
Perkusi : Batas jantung atas : di ICS III
Batas jantung kanan : di ICS IV Linea Parasternal dextra
Batas jantung kiri : di ICS V 2 jari medial LMCS
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : tidak ada jejas, edema tidak ada
Palpasi : Soepel (+), Nyeri tekan (-), organomegali (-)
Perkusi : Tympani (+), Asites (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (N)

Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan


Anus : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : tidak dijumpai kelainan

IV. Diagnosis
Hipertensi Stage II
V. Tatalaksana

2. Non Farmakologi
Modifikasi gaya hidup
Hindari Obesitas
Diet rendah garam
Olah raga teratur
Istirahat yang cukup dan makan-makanan bergizi

2. Farmakologi
- Amlodipine 1x 5 mg
- Valsartan 1x 80 mg

VII. Planning
Kontrol ulang kembali ke Puskesmas setiap minggu
Edukasi mengenai penyakit mencakup perjalanan penyakit, pencegahan
penyakit, dan komplikasi yang dapat ditimbulkan dari penyakit Hipertensi.

Dokumentasi
Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Jeulingke

drg. Juwairiyah Nasution, M. Kes


NIP. 19690729 199803 2 007

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Asti Marningsih dr. Meutia Salni


NIP. 19831005201412 2 001 NIP. 19870302201403 2 004

Anda mungkin juga menyukai