KELOMPOK 2 :
2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktek profesi stase holistik dengan pengaruh terapi bekam terhadap
Penurunan Nyeri Pada Pasien Dengan Penyakit Gastritis di klinik Puri AHC Glenmore oleh
Mahasiswa S1 Program studi Profesi Ners STIKES dr.Soebandi Jember mulai tanggal 4 Januari
(…………………………………..) (…………………………………..)
NIP/NIK. NIK.
Mengesahkan,
NIDN. 702025502
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmatnya
sehingga dapat menyelesaikan laporan Evidance Base Practice ini dapat terselesaikan. Laporan
Evidance Base Practice ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan
pendidikan program studi profesi Ners STIKES dr.Soebandi Jember dengan judul “Penngaruh
Terapi Bekam Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Dengan Penyakit Gastritis Di Klinik Puri
AHC Glenmore”.
Terselesaikannya laporan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
baik materi, moral, maupun spiritual. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan
2. Ns. Feri Eka Prasetia., S.Kep.,M.Kep selaku pembimbing akademik STIKES dr. Soebandi
jember
3. Bapak Bayu Pranata,S.Kep Ners dan Ibu Yulya Agustin, AMd. Kep selaku pembimbing
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
Penyakit gastritis atau maag merupakan penyakit yang sangat kita kenal dalam
kehidupan sehari-hari. Penyakit ini sering ditandai dengan nyeri ulu hati, mual, muntah,
cepat kenyang, nyeri perut dan lain sebagainya. Penyakit maag sangat mengganggu karena
sering kambuh akibat pengobatan yang tidak tuntas. Sebenarnya kunci pengobatan penyakit
maag adalah dapat mengatur agar produksi asam lambung terkontrol kembali sehingga tidak
berlebihan, yaitu dengan menghilangkan stress dan makan dengan teratur (Wijoyo, 2009).
gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus
dari 238.452.952 jiwa penduduk. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2011,
gastritis merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di
rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%) (Depkes, 2009). Sedangkan
Terjadinya gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur yang
mencakup frekuensi makan, jenis dan jumlah makanan. Pola makan yang baik mencegah
terjadinya gastritis. Penyimpangan kebiasaan, cara, serta konsumsi jenis makanan yang tidak
sehat dapat menyebabkan gastritis. Pada kasus gastritis akut, faktor penyimpangan makan
merupakan titik awal yang mempengaruhi terjadinya perubahan pada dinding lambung
Peningkatan produksi cairan lambung dapat dirangsang oleh konsumsi makanan atau
minuman. Cuka, cabai, kopi, alkohol serta makanan lain yang bersifat merangsang juga
dapat mendorong timbulnya kondisi tersebut. Pada akhirnya kekuatan dinding lambung
menjadi semakin parah. Tak jarang kondisi seperti itu akan menimbulkan luka pada dinding
tradisional. Upaya mengatasi nyeri dapat digunakan dengan teknik farmakologis analgetik
atau non farmakologis. Beberapa terapi komplementer salah satunya terapinya yaitu dengan
terapi bekam, bekam merupan salah satu teknik mengatasi nyeri yang melibatkan penarikan
Qi (energi) serta xue (darah) kepermukaan kulit dengan menggunakan ruang hampa udara
(vakum) yang terbuat dalam gelas atau kop dengan mempertimbangkan kekuatan 7 materi
dasar dan 6 patogen ekternal yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh (Ridho, 2015)
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah pada penelitian ini adalah
bagaimana pengaruh pemberian terapi bekam terhadap penurunan nyeri pada pasien
gastritis?
Mengetahui pengaruh pemberian terapi bekam terhadap penurunan nyeri pada pasien
gastritis.
TINJAUAN TEORI
2.1 Gastritis
Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat mekar paling banyak
terutama didaerah epigaster, dan sebagian di sebelah kiri daerah hipokondriak dan umbilikal.
Lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan osofagus melalui
orifisium pilorik, terletak di bawah diapragma di depan pankreas dan limpa, menempel
Lambung memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi pencernaan dan fungsi motorik.
Fungsi motorik dari lambung ada tiga, yaitu: (1) penyimpanan sejumlah besar makanan
sampai makanan dapat di proses di dalam duodenum, (2) pencampuran makanan dengan
sekresi dari lambung sampai membentuk suatu campuran setengah cair yang di sebut kimus,
dan (3) pengosongan makanan dengan lambat dari lambung ke dalam usus halus pada
kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan absorbsi yang tepat oleh usus halus (guyton,
2008) sedangkan sebagai fungsi pencernaan dan sekresi, lambung memiliki fungsi: (1)
mencerna protein oleh pepsin dan HCl, (2) sintesis dan pelepasan gastrin yang di pengaruhi
oleh protein yang dikonsumsi, (3) pembentukan selubung dan perlindungan lambung oleh
sekresi mukus serta sebagai pelumas sehingga makanan yang lebih mudah diangkut, (4)
sekresi bikarbonat bersama dengan sekresi gel mukus yang berperan sebagai barier dari asam
Gastritis atau yang secara umum dikenal dengan istilah sakit “maag” atau sakit
ulu hati ialah peradangan pada dinding lambung terutama pada selaput lender lambung.
Gastritis merupakan gangguan yang paling sering ditemui diklinik karena diagnosisnya
hanya berdasarkan gejala klinis. Penyakit ini sering dijumpai timbul secara mendadak
yang biasanya ditandai dengan rasa mual dan muntah, nyeri, perdarahan, rasa lemah,
nafsu makan menurun, atau sakit kepala (Hariwijaya, 2007 dan Mansjoer, 2001).
4. Patogenesis yang diusulkan masing masing dari dua varietas gastritis kronik
(Harison, 2000).
Berdasarkan ciri ciri klinis gastritis, kedua bentuk utama, yang merupakan kesatuan yang
a. Gastritis akut
Bentuk gastritis akut yang paling dramatik ialah gastritis hemorogik akut yang juga
disebut sebagai gastritis erosif akut. Istilah ini mencerminkan perdarahan dari mukosa
lambung hampir selalu ditemukan pada gastritis bentuk ini dan kehilangan integritas yang
karakteristik dari mukosa lambung (erosi) yang menyertai lesi peradangan (Harison, 2000).
Patogenesis gastritis erosi akut yang berhubungan dengan penyakit berat sering disebut
sebagai gastritis akibat stres. Faktor penting mekanisme gastritis erosif pada pasien
tampaknya mencakup iskemia mukosa lambung, difusi asam dari lumen ke dalam jaringan
mukosa lambung, dan barangkali dalam bentuk sekresi, asam empedu dan/atau sekresi
duodeni-pankreatik lain mengalir balik ke dalam lumen lambung. Iskemia mukosa dan asam
dalam lumen lambung adalah elemen yang paling jelas penting sekali dalam etiopatogenesis
Disebut gastritis kronik apabila di dapatkan infiltrasi sel-sel radang yang terjadi pada
lamina propia dan daerah intra epitelial, terutama terdiri atas sel-sel radang kronik, yaitu
mampu melakukan pemulihan dan bisa bertahan terhadap bahan- bahan yang merusak
seperti: asam lambung, pepsin, asam empedu, enzim pankreas, obat-obatan, bakteri.
Patogenesis dasar terjadinya gastritis adalah karena kerusakan mukosa lambung secara
oftensif/agresif (asam lambung, pepsin, refluks cawan empedu, OAINS (Non Steroidal Anti
Inflammatory Drugs), kortiko steroid, alkohol, nikotin, helicobacter pylori, stres, radikal
sel epitel permukaan, mikro sirkulasi, motility) dimana faktor agresif lebih dominan dari
faktor defensi. Akibat ketidakseimbangan tersebut lalu terjadi peradangan atau inflamasi
mukosa, kerusakan jaringan mukosa, sub mukosa sampai lapisan otot saluran cerna makanan
Seseorang penderita penyakit gastritis akan mengalami keluhan nyeri pada lambung,
mual, muntah, lemas, kembung, dan terasa sesak, nyeri pada ulu hati, tidak ada nafsu makan,
wajah pucat, suhu badan naik,keringat dingin, pusing atau bersendawa serta dapat juga
terjadi perdarahan saluran cerna (Mansyoer, 2001). Manifestasi klinis bervariasi dari tanpa
discomfort, dan nausea; hingga gejala berat seperti tukak peptik, perdarahan dan perforasi.
Keluhan lain yang biasa dirasakan pasien adalah mengalami gangguan pada saluran
pencernaan atas, berupa nafsu makan menurun, perut kembung dan perasaan penuh di perut,
mual, muntah dan bersendawa. Jika telah terjadi pendarahan aktif dapat bermanifestasi
1. Faktor umur
Rembang). Odds ratio 17,333>1 dan Cl 4,903- 61,273 (tidak mencakup angka 1)
>40 tahun mempunyai resiko terkena gastritis 17,333 kali bila dibandingkan dengan
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara umur dengan
(Nyoman, 2004).
bahwa responden dengan jenis kelamin perempuan memiliki risiko 3,059 kali untuk
(Murjayana, 2011).
3. Faktor stres
peristaltik lambung. Stres juga akan mendorong gesekan antara makanan dan dinding
lambung menjadi bertambah kuat. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya peradangan
lambung (Vera Uripi, 2001).
mengkonsumsi obat yang mengiritasi lambung dengan kejadian gastritis. Hal ini
seperti obat demam, obat penghilang rasa sakit/nyeri termasuk rematik, serta
kurangnya pengetahuan responden tentang efek samping dari obat yaitu dapat
efek pelindung terhadap mukosa. Selain itu penggunaan dalam kadar tinggi merusak
barrier mukosa lambung dan dapat mengakibatkan pendarahan (Tan & Kirana,
2002).
5. Kebiasaan makan
Menurut Suparyanto (2012) bila seseorang terlambat makan sampai 2-3 jam,
maka asam lambung yang diproduksi semakin banyak dan berlebih sehingga dapat
Kebiasaan makan tidak teratur ini akan membuat lambung sulit untuk beradaptasi.
Jika hal itu berlangsung lama, produksi asam lambung akan berlebihan sehingga
dapat mengiritasi dinding mukosa pada lambung dan dapat berlanjut menjadi tukak
faktor agresif (asam lambung) dan memperkuat faktor defensif (ketahanan mukosa).
Sampai saat ini pengobatan ditujukan untuk mengurangi asam lambung yakni
dengan cara menetralkan asam lambung dan mengurangi sekresi asam lambung.
2.2 Bekam
Terapi ḥijâmah atau bekam sudah dikenal sejak dulu sebelum masa
Rasulullah SAW. bahkan terapi ini sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi
dan menjadi terapi pengobatan tertua dalam sejarah. Sebelumnya, terapai bekam
disinyalir telah dilakukan oleh kaum Nabi Lut sebelum tahun 1800 SM. Bekam
dilakukan dengan sembarangan yaitu dengan cara melempari batu kepada orang
asing yang sedang lewat, sehingga mengalirlah darah darinya, lantas orang yang
melempari batu tersebut mendatangi orang itu dan meminta upah bayaran atas darah
kotor yang telah mereka keluarkan. Sekalipun tindakan ini menunjukkan perangai
buruk, namun kisah ini mengisyaratkan bekam sudah lama digunakan (Syihab, 2005).
Pada abad keenam Masehi, Islam datang sebagai petunjuk bagi umat manusia,
aqidah, ibadah, etika, muamalah, adab, dan semua masalah kehidupan. Rasulullah
saw. datang untuk memperkenalkan pengobatan yang secara umum telah diketahui
orang Arab, dan menerapkannya. Ketika Rasulullah saw. hadir dengan membawa
syariat Islam, bekam sudah menjadi tradisi pengobatan bangsa Arab saat itu. Sebagai
termasuk pengobatan yang dilarang dalam Islam. Tetapi Rasulullah saw. tidak
yang ada pada saat itu, bekam adalah yang paling utama dan Rasulullah SAW.
merekomendasikan umatnya agar berbekam. Dengan itu mulailah muncul masa baru
dalam ilmu kedokteran, yang kemudian dikenal sebagai at-Ṭibbu an-Nabawi. Dengan
saw. menyetujuinya maupun dilihat dari segi ilmiah. Hal tersebut disebut dengan al-
menyebutkan bahwa bekam itu baik. Pada masa Rasulullah saw. alat bekam yang
digunakan tidak lagi berupa tanduk hewan, akan tetapi pada masa itu beliau
menggunakan kaca yang berupa cawan atau mangkok tinggi. Di masa perkembangan
Islam sekitar tahun 300 hijriyah, di Baghdad, bekam merupakan pengobatan yang
paling maju saat itu. Mereka menggunakan bekam bersama kay dan faṣdu. Para juru
bekamnya pun bermacam-macam, dari yang hanya belajar karena turun temurun,
bekam jalanan, hingga ahli bekam yang berpendidikan seperti di lembaga kedoteran
Kata bekam merupakan terjemahan dari kata hijamah dalam bahasa arab yang
merupakan asal kata dari al-hajmu yang berarti membekam. Menjadikan pemaknaan
al hijamah atau bekam diartikan sebagai peristiwa penghisapan darah dengan alat
darah yang terkontaminasi toksin atau oksidan dari dalam tubuh melalui permukaan
kulit ari. Dalam istilah medis dikenal dengan istilah Oxidant Release Therapy atau
Oxidant Drainage Therapy atau istilah yang lebih populer adalah detoksifikasi
(Kasmui, 2011).
Terapi bekam ini mempunyai dua macam yaitu bekam kering dan bekam
basah. Bekam kering adalah bekam yang dilakukan tanpa goresan ataupun sayatan
pada tubuh. Bekam kering dapat disebut juga dengan bekam angin, yaitu bekam yang
dilakukan dengan cara menghisap permukaan kulit dan memijat tempat sekitarnya
tanpa mengeluarkan darah kotor. Sedangkan bekam basah merupakan bekam kering
Saluran-saluran ini mengandung unsur magnet. Selama unsur ini bekerja dengan baik
tanpa ada halangan sedikit pun, maka orang tersebut berada dalam kondisi sehat.
Namun, jika terjadi penyumbatan pada saluran ini maka mulailah muncul masalah-
masalah. Dalam saluran ini terdapat titik-titik elektromagnet, ketika terjadi gangguan
tersebut. Mengenai titik bekam, tedapat perbedaan pendapat. Salah satunya ada yang
dan 43 titik di wajah dan perut. Setiap penyakit memiliki titik bekam tertentu pada
tubuh manusia. Banyaknya titik bekam ini tak lain karena fungsi dan pengaruh-
pengaruhnya pada tubuh. Titik yang dianggap paling penting yang menjadi titik
bersama seluruh penyakit dan menjadi titik awal bekam adalah punggung bagian atau
sejajar dengan pundak dan di bawah tengkuk, karena titik tersebut merupakan tempat
Terapi bekam tidak menimbulkan efek samping yang berat hanya dapat
tusukan jarum/sayatan di kulit, namun bekas di kulit akan hilang dalam waktu 2-3
abdomen
kulit berupa sentuhan, pijatan, sayatan pisau bekam atau lancet akan menyebakan sel
mast melepaskan beberapa zat seperti, serotonin, histamin, bradikinin, slow reacting
sub stance (SRS). Histamin bermanfaat dalam proses perbaikan sel yang sakit, anti
meningkatkan daya resistensi dan imunitas (kekebalan) tubuh. Di sisi lain, berbagai
mikro sirkulasi pembuluh darah yang memicu timbulnya efek relaksasi otot-otot yang
pada abdomen, sehingga nyeri gastritis pada abdomen dapat berkurang (Ningsih &
Afriana, 2017).
Bekam dilakukan pada titik Kaahil (tengkuk), kedua bahu dan daerah
punggung setinggi ginjal kanan dan kiri hal ini dimaksudkan untuk membuang toksin
dan hasil metabolik dan darah yang sudah rusak dan menjadi sampah yang merusak
bagi tubuh. Selain itu juga bertujuan untuk memperbaiki fungsi abdomen sehingga
nyeri gastritis pada abdomen dapat berkurang, Titik abdomen melalui zat nitrit oksida
(NO) berfungsi mengurangi nyeri dan membuang zat prostaglandin dari tempat yang
sakit sehingga akan mengurangi rasa sakit, bekam juga memicu sekresi zatendorfin
dan enkefalin di dalam tubuh yang berfungsi sebagai pereda nyeri alami. Bekam
meredakan rasa nyeri dengan Gate Control Theory. (Ningsih & Afriana, 2017).
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. KerangkaKonsep
Independent :
Dependent : ketidaknyamanan
Pemberian Terapi nyeri pada abdomen
Bekam
Keterangan :
: Di teliti
: Tidak di teliti
: Berhubungan
B. HipotesisPenelitian
1. Penentuan hipotesis
METODE PENELITIAN
Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti
sebagai bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam penelitian ini menurut
primer didapatkan melalui pemeriksaan pada pasien yang melakukan kunjungan atau
3.2.1 Populasi
penelitian. Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah
3.2.2 Sampel
Dimana :
: Ukuran sampel
N : Jumlah Populasi
E : Toleransi kesalahan (error tolerance), untuk
Maka :
responden.
AHC Glenmore .
1. Lokasi
2. Data pasien
a. Nama
b. Alamat
c. Umur
d. Jenis Kelamin
1. Variabel Independen
Terapi Bekam
2. Variabel Dependen
1. Umur
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin pada penelitian ini adalah laki – laki dan perempuan.
pengkajian nyeri.
4. Hasil terapi
Data diperoleh dari pasien setelah dilskukan terapi bekam dan melakukan
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data alat stetoskop
untuk pemeriksaan abdomen. Tujuannya untuk mendengar bising usus dan nyeri
1. Tahap Administratif
Peneliti melakukan permohonan ijin untuk dilaksanakanya pengambilan data
awal kepada pembimbing lahan sekaligus pemilik tempat Klinik Puri AHC
2. Tahap Pelaksanaan
consent
responden.
1. Pengolahan Data
Dalam analisis data, data mentah tidak dapat digunakan untuk menjawab masalah
dalam penelitian. Maka dalam statistik, data tersebut harus diolah terlebih dahulu
dengan tujuan agar data mentah dapat diubah menjadi informasi (Nursalam, 2013).
a. Editing
kebenaran data-data yang telah diperoleh. Editing juga dapat dilakukan untuk
melengkapi data yang kurang atau sebagai rujukan pengambilan data ulang jika
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode angka (numeric) terhadap data yang
c. Processing
Pemrosesan data dilakukan dengan caraentry data atau memasukkan data dari
instrumen penelitian ke komputer agar data dapat dianalisis. Selanjutnya data akan
d. Cleaning
2. Analisa Data
Analisis Univariat pada penelitian ini yaitu untuk melihat nilai mean (rata-rata),
standar deviasi, minimum dan maksimum sebelum dan sesudah tindakan terapi
akupresur pada pasien hipertensi Analisis bivariat menguji signifikansi hasil t hitung
Sehubungan dengan etika penelitian yang akan dilakukan, peneliti meminta izin
kepada perawat klinik griya holistik bangsalsari, dan pasien-pasien yang mendapatkan
pelayanan terapi bekam, bahwa peneliti akan melakukan penelitian dengan judul
responden untuk menolak atau menerima kerjasama degan peneliti adalah dijamin
karena keikutsertaan responden atas dasar sukarela tanpa paksaan dari peneliti ataupun
pihak lain.
BAB 5
Penelitian ini dilakukan dengan data primer yang didapat saat pasien
datang ke klinik Puri AHC Glenmore. Jumlah subjek pada penelitian ini
adalah 14 orang. Dari Hasil pengumpulan data didapatkan jenis kelamin, usia,
pemeriksaan nyeri sebelum dan sesudah terapi, dan pengaruh terapi bekam
lebih banyak dari pada laki-laki, yaitu sebanyak 9 orang (64,3%) sedangkan
laki laki-laki sebanyak 5 orang (35,7%). Dalam penelitian ini subjek yang
orang atau 42,8 %, usia 30-39 sebanyak 6 orang atau 42,8 % dan sebanyak 2
orang (14,3%), berada pada usia 40 - 49. Dalam penelitian ini subjek yang
Menurun 11 64,7 %
Meningkat 0 0%
Jumlah 13 100%
Pada tabel di atas didapatkan hasil terapi bekam terhadap nyeri pada
setelah dibekam. Bekam Titik abdomen melalui zat nitrit oksida (NO)
yang sakit sehingga akan mengurangi rasa sakit, bekam juga memicu sekresi
zatendorfin dan enkefalin di dalam tubuh yang berfungsi sebagai pereda nyeri
alami.
1 4 2
2 4 2
3 4 3
4 5 3
5 5 3
6 4 2
7 5 3
8 4 3
9 3 2
10 3 2
11 4 2
12 5 4
13 4 3
14 4 3
dilakukan terapi bekam yaitu 4,14 dan rata-rata nyeri pada pasien gastritis
sesudah dilakukan terapi bekam yaitu 2.64. Meskipun rata-rata nyeri pada
mengalami penurunan yaitu dari rata-rata 4,14 ke 2,64 jadi meskipun tidak
turun secara drastis akan tetapi ada perbedaan penurunan nyeri pada gastritis
5.2 Pembahasan
menit. Bekam merupakan salah satu jenis dari terapi komplementer yang
terdiri dari empat proses, yaitu penghisapan kulit dan jaringan bawah kulit,
pembiaran gelas dalam posisi tekanan negatif, pengeluaran darah, dan titik
migrain, sakit mata, stroke, sakit gigi, vertigo, sinusitis, jerawat, sembelit,
wasir, impotensi, kencing manis, liver, ginjal, pengapuran dan lain – lain.
bekam atau lancet akan menyebakan sel mast melepaskan beberapa zat
Histamin bermanfaat dalam proses perbaikan sel yang sakit, anti radang,
serta memacu pembentukan reticulo endothelial cell, yang akan
nyeri gastritis pada abdomen dapat berkurang (Ningsih & Afriana, 2017).
daerah punggung setinggi ginjal kanan dan kiri hal ini dimaksudkan untuk
membuang toksin dan hasil metabolik dan darah yang sudah rusak dan
menjadi sampah yang merusak bagi tubuh. Selain itu juga bertujuan untuk
mengurangi nyeri dan membuang zat prostaglandin dari tempat yang sakit
nyeri alami. Bekam meredakan rasa nyeri dengan Gate Control Theory.
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Ada pengaruh yang berarti dari tarapi bekam terhadap penurunan nyeri
pada pasien gastritis .
6.2 Saran
1. Bagi Klien
terapi bekam bisa digunakan sebagai pengobatan alternatif dalam upaya
menurunkan nyeri pada gastritis .
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Menjadikan terapi komplementer yaitu bekam sebagai salah satu pilihan
intervensi keperawatan dalam menurunkan nyeri pada gastritis.
DAFTAR PUSTAKA
Masuda H. Strocain And Peptic Ulcer: A New Therapy For GI Disease. Clinician
International. Eisai Clinician Bull Jpn 1973; 1: 4-7. Mukerji B, Zaidi
SH, Singh GB. Spice
Rondonuwu, Andre Ariel, Adeanne Wullur, Dan Widya Astuti Lolo. 2013. Kajian
Penatalaksanaan Terapi Pada Pasien Gastritis Di Instalasi Rawat Inap
RSUP PROF DR. R. D. Kandou Manado Tahun 2013. Manado :
FMIPA UNSRAT
Setiadi, Anatomi Dan Fisiologi Manusia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007 Cet. 1.