DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
WINDIANI ( 21100052)
ANDINI (21100069)
BANGKA BELITUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran ALLAH SWT yang mana kami telah diberikan Kesehatan serta kekuatan
atas rahmat dan karunianya, dalam mengerjakan tugas makalah ini guna memenuhi tugas praktek
kelompok farmakologi di sertai dosen pengampu Muhammad Herpi Akbar, M. Farm. Dengan
judul materi (Obat Terapi Ulkus Peptik).
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengetahuan yang kami miliki dan hanya mengandalkan informasi dari internet. Oleh
karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik tentang materi
ini. Dan kami berharap semoga materi ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat bagi
pembaca.
Kami meminta maaf atas kekurangan dan kesalahan atas tugas makalah ini.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………..……………..............ii
BAB I PENDAHULUANA.
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan ………………….....................................................................................2
C. Manfaat ......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASANA.
A. Pengertian.....................................................................................i
B. penggolongan…………………………………………..……………………………….ii
A. Kesimpulan................................................................................................11
B. Saran..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA……………………………….................iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sistem pencernaan manusia adalah sebuah sistem yang membantu manusia dalam
mencerna makanan dan minuman yang dikonsumsinya menjadi zat yang lebih mudah dicerna
oleh tubuh dan diambil berbagai kandungan di dalamnya yang berguna untuk organ dalam
dan bagian tubuh secara keseluruhan.Pintu atau jalan masuknya zat dari luar dengan bebas
ternyata akan menimbulkan banyak gangguan atau penyakit pada sistem pencernaan.
Dimana penyakit tersebut akan mengganggu atau mengancam orang yang menderitanya.
Penyakit atau gangguan yang menyerang ini akan menghambat sistem kerja organ - organ
yang lainnya. Pencernaan dikatakan sehat jika tidak adanya gangguan saluran cerna baik
gangguan bentuk maupun fungsi saluran cerna. Artinya, saluran cerna dapat menjalankan
proses pencernaan seperti yang telah dijelaskan di atas dengan baik.
2. Tujuan Penulisan
3. Untuk mengetahui nama – nama zat aktif obat terapi ulkus peptik
4. Untuk mengetahui nama – nama merek dagang obat terapi ulkus peptik
5. Untuk mengetahui indikasi, kontraindikasi, efek samping, dan dosis obat terapi ulkus peptik
7. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme kerja obat terapi ulkus peptic dalam tubuh.
3. Manfaat
Untuk memberikan informasi bagi pembaca dan memberikan edukasi tentang obat terapi ulkus
peptic
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian
Pengertian Tukak Peptik Tukak peptik mengacu pada gangguan gastrointestinal atas yang
membutuhkan asam dan pepsin untuk pembentukannya. Penyebab penyakit ini adalah infeksi
helicobacter pylori, penggunaan obat NSAID dan kerusakan mukosa yang berhubungan dengan
stress (Dipiro et al., 2009). Infeksi dari bakteri helicobacter pylori merupakan penyebab utama
dari penyakit tukak peptik, selain itu efek samping dari penggunaan obat-obatan seperti NSAID
bisa ditandai dengan gejala perut terasa perih, mual dan muntah (Dipiro et al., 2015).
Penyakit tukak lambung muncul dengan gejala gastrointestinal yang mirip dengan dispepsia
dan sulit dibedakan secara klinis. Penyakit ini dapat berpotensi menjadi komplikasi yang serius
seperti pendarahan atau perforasi (terbentuknya lubang pada dinding lambung) dengan resiko
kematian yang tinggi (Sung et al., 2009). Studi pengobatan dan survei yang dilakukan oleh
penyedia pelayanan kesehatan melaporkan bahwa kepatuhan pasien terhadap pengobatan
seringkali buruk. Hal ini menyebabkan perawatan tidak cukup layak serta penggunaan obat
golongan PPI yang berlebihan. Banyaknya resistensi antibiotik dapat mempengaruhi pilihan
regimen untuk pemberantasan infeksi helicobacter pylori yang merupakan faktor resiko utama.
Dalam pembaruan klinis ditinjau epidemiologi dan manajemen dari penyakit ulkus peptikum
untuk non-spesialis agar diarahkan untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat (Heidelbaugh JJ,
2010).
Etiologi Penyakit Helicobacter pylori adalah penyebab utama tukak lambung, pertama kali
diidentifikasi oleh dua ilmuwan asal Australia pada tahun 1982. Helicobacter pylori adalah
bakteri gram negatif bacilus, mikrofilik, flagella dan bakteri berbentuk spiral (Majumdar et al.,
2011). Helicobacter phylori adalah bakteri gram negatif yang ada didalam mukosa lambung, lalu
berkembang menjadi gastritis dan berpotensi menjadi penyakit tukak peptik dan kanker lambung
(Lochhead & ElOmar, 2007). Ada berbagai jenis ulkus yang paling umum adalah ulkus
peptikum yaitu tampaknya terlihat akibat kerusakan pada lapisan perut dan ulkus duodenum
yang dikaitkan dengan sekresi asal yang berlebihan oleh lambung (Amandeep et al., 2012).
Perforasi ulkus duodenum dapat terjadi pada kondisi pasien seperti duodenal iskemia, duodenal
diverticula, penyakit menular dan pada kondisi autoimun seperti penyakit chron (radang usus),
scledorma (penyakit autoimun yang menyerang jaringan ikat, sehingga membuat jaringan
tersebut menebal dan mengeras) dan abdominal vasculitis (Ansari et al., 2019).
B. Penggolongan
Zat aktif
1. Antasida
2. Antagonis reseptor H2
Obat – obat ini mengurangi sekresi asam (yang normal dan dibuat) dengan jalan
menghambat enzim H+/K+-ATPase secara selektif dalam sel-sel parietal. Kerjanya panjang
akibat kumulasi di sel-sel tersebut. Kadar penghambatan asam tergantung dari dosis dan pada
umumnya lebih kuat daripada perintangan oleh H2-blockers (Hoan Tjay dan Rahardja, 2002).
Kemudian perawatan endoskopi untuk pendarahan tukak peptik yang parah, diberikan PPI
intravena dalam dosis tingi yang dapat mengurangi resiko pendarahan pada operasi. Selain itu,
PPI dapat digunakan untuk pengobatan dispepsia dan penyakit refluks gastro esofagus (BNF,
2017).
4. Sukralfat
(Allumunium sukrosa sulfat basis, Ulsanic) dapat membentuk suatu kompleks protein
pada permukaan tukak, yang melindunginya terhadap HCL, pepsin, dan empedu. Kompleks ini
bertahan 6 jam disekitar tukak. Disamping itu, zat ini juga menetralkan asam, menahan kerja
pepsin, dan mengabsorbsi asam empedu. Resorbsinya ringan efek sampingnya obstipasi, mulut
kering, dan erythema (Hoan Tjay dan Rahardja, 2002). Sukralfat adalah obat pelindung mukosa
yang dapat bekerja dengan cara mengikat faktor pertumbuhan, yaitu EGF (Epidermal Growth
Factor), menambah sintesis dari prostaglandin, merangsang sekresi mukus dan bikarbonat,
menaikkan mekanisme pertahanan serta perbaikan mukosa (Longo dan Anthony, 2014).
Sukralfat bertindak dengan cara melindungi mukosa dari asam pepsin tukak lambung dan
duodenum (BNF, 2017). 14
5. Analog Prostaglandin
Misoprostol adalah analog prostaglandin sintesis yang memiliki sifat anti sekretori dan
sebagai pelindung. Selain dapat menyembuhkan tukak lambung dan duodenum juga dapat
bertindak sebagai stimulan uterus yang kuat (BNF, 2017). Misoprostol dikontraindikasikan untuk
ibu hamil atau yang sedang merencanakan kehamilan karena dapat meningkatkan kontraksi
uterus serta dapat mengakibatkan keguguran (Lacy et al, 2010).
6. Bismuth subsalisilat
Sering digunakan untuk pengobatan atau pencegahan diare memiliki khasiat sebagai anti
sekretori, anti inflamasi dan anti bakteri. Bismuth subsalisilat mengandung banyak komponen
yang dapat mempengaruhi penyerapan cairan elektrolit di usus, mengurangi radang usus dan
membunuh organisme penyebab diare (Dipiro et al., 2017). Selain itu bismuth subsalisilat
memliki fungsi dapat melindungi tukak dari asam lambung, pepsin dan empedu dengan
membentuk lapisan dasar diulkus (Truter, 2009).
Nama Brended
i. 1. Omeprazole
Omeprazole adalah obat untuk menangani penyakit asam lambung. Obat ini biasa
digunakan dalam pengobatan tukak lambung, gastroesofageal refluks disease
(GERD), infeksi Helicobacter pylori, atau sindrom Zollinger-Ellison. Omeprazole
bekerja dengan cara mengurangi produksi asam lambung.
Nama dagang obat ( zegerid )
2. Indikasi
Indikasi omeprazole adalah pada berbagai kondisi medis yang berhubungan dengan
peningkatan asam lambung. Dalam praktik klinis, omeprazole kerap digunakan untuk
ulkus peptikum, ulserasi lambung karena obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS),
sindrom Zollinger-Ellison, dan infeksi H. pylori.
3. Efek Samping
Efek Samping dan Bahaya Omeprazole
Beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan omeprazole adalah:
- Sakit kepala
- Perut kembung
- Mual atau muntah
- Diare
- Sembelit
Konsultasikan ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang
lebih serius, seperti:
- Sakit perut, diare berat, atau BAB berdarah, yang disertai demam
- Nyeri yang tidak biasa pada pergelangan tangan, paha, pinggul, atau
punggung
- Gangguan ginjal yang bisa ditandai dengan gejala tertentu, seperti jarang
berkemih, urine sangat sedikit, atau urine berdarah
- Kadar magnesium rendah dalam darah yang ditandai dengan gejala tertentu,
seperti detak jantung tidak teratur, kram otot, atau kejang
- Gejala lupus yang bertambah buruk yang bisa ditandai dengan seperti muncul
dan bertambah parahnya nyeri sendi atau munculnya ruam kulit di bagian pipi
atau lengan
- Kekurangan vitamin B12, yang ditandai rasa lelah yang tidak biasa, mati rasa,
atau kesemutan pada tangan atau kaki.
4. Dosisi
Kondisi: Tukak lambung atau ulkus duodenum
Dewasa: 20 mg, sekali sehari. Pengobatan dilakukan selama 4 minggu
untuk ulkus duodenum dan selama 8 minggu untuk ulkus karena
penggunaan OAINS dan tukak lambung. Dosis pemeliharaan 10–20 mg,
sekali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 40 mg, tergantung respon
pasien terhadap pengobatan.
Kondisi: Penyakit asam lambung atau GERD
Dewasa: 20 mg, sekali sehari, selama 4–8 minggu. Dosis pemeliharaan 10
mg atau dapat ditingkatkan 20–40 mg per hari tergantung kondisi pasien.
Anak usia ≥1 tahun berat badan 10–20 kg: 10 mg, sekali sehari, selama 4–8
minggu.
Anak usia ≥2 tahun berat badan >20 kg: 20 mg, sekali sehari, selama 4–8
minggu.
ii. 1. Pantoprazole
Pantoprazole adalah obat untuk meredakan gejala akibat peningkatan asam
lambung, seperti rasa panas di dada, asam lambung naik, atau sulit menelan. Obat ini
umum digunakan pada penderita gastroesophageal reflux disease (GERD), esofagitis
erosif, tukak lambung, atau sindrom Zollinger-Ellison. Pantoprazole bekerja dengan
cara mengurangi produksi asam lambung.
Nama dagang (Protonix, Various)
2. Indikasi
Indikasi pantoprazole adalah sebagai penghambat pompa proton pada kasus
gastritis akibat Helicobacter pylori, ulkus peptikum, refluks esofagitis, GERD
(gastroesophageal reflux disease), dan sindrom Zollinger-Ellison.
3. Efek samping
Efek samping yang mungkin muncul setelah menggunakan pantoprazole antara
lain:
Sakit kepala atau pusing
Perut kembung
Mual atau muntah
Sakit perut
Nyeri sendi
Diare
Demam, ruam, atau pilek (biasanya pada anak)
Bengkak di tempat suntikan
4. Dosis
Dewasa: 20–40 mg, 1 kali sehari selama 4 minggu. Jika perlu, pengobatan dapat
diperpanjang menjadi 8 minggu. Dosis pemeliharaan 20–40 mg per hari.
Anak-anak usia 5 tahun dengan berat badan 15–40 kg: 20 mg, 1 kali sehari selama
maksimal 8 minggu.
Anak-anak usai 5 tahun dengan berat badan >40 kg: 40 mg, 1 kali sehari selama
maksimal 8 minggu.
4. Dosis
Dosis yang direkomendasikan untuk tata laksana ulkus peptikum dan ulkus
duodenum pada dewasa adalah 300-400 mg, diberikan 2 kali sehari. Alternatif
dosis adalah 800 mg yang dikonsumsi sebelum tidur malam hari. Obat diberikan
selama maksimal 8 minggu.
Dosis cimetidine yang direkomendasikan untuk neonatus adalah 5-10
mg/kg/hari. Dosis untuk infant adalah 10-20 mg/kg/hari. Smenetara itu,
dosis untuk pasien anak adalah 20-40 mg/kg/hari. Obat diberikan dalam dosis
terbagi setiap 6-8 jam.
iv. 1. Nizatidin
Nizatidine adalah obat untuk menangani penyakit asam lambung, sakit maag,
tukak lambung, atau ulkus duodenum. Obat ini tidak boleh digunakan sembarangan
dan harus sesuai resep dokter. Nizatidine bekerja dengan cara menghambat reseptor
H2 pada dinding lambung, sehingga mengurangi pengeluaran asam lambung.
Nama dagang (Axid, Various)
2. Indikasi
Nizatidine adalah antagonis reseptor H2 yang diindikasikan untuk pengobatan
ulkus peptikum, ulkus duodenum, serta gastroesophageal reflux disease (GERD).
Seperti antagonis reseptor H2 lainnya, nizatidine bekerja dengan cara mencegah
histamin berikatan dengan reseptor H2 pada sel parietal di gaster, sehingga
menurunkan produksi dan sekresi asam lambung.
3. Efek Samping
Efek samping berupa rhinitis, faringitis, sinusitis, dan batuk dilaporkan pada 2-10%
pasien yang mendapat nizatidine. Selain itu, telah dilaporkan pula efek samping
berupa nyeri, termasuk nyeri pinggang dan nyeri dada, pada 2-4% pasien yang
mendapat obat ini. Efek samping nizatidine lainnya adalah mialgia, demam,
amblyopia, hiperurisemia, dan impotensi. Pada kasus yang jarang, telah dilaporkan
efek samping berupa ventricular tachycardia asimptomatik, penurunan libido, dan
ginekomastia.
4. Dosis
Kondisi: Tukak lambung, ulkus duodenum, atau ulkus yang berkaitan dengan
penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
Dewasa: Dosisnya 300 mg, 1 kali sehari sebelum tidur, atau 150 mg, 2 kali
sehari, dikonsumsi selama 4–8 minggu. Dosis pemeliharaan 150 mg, 1 kali
sehari sebelum tidur.
Kondisi: Dispepsia atau sakit maag
Dewasa: Dosisnya 75 mg per hari, pemberian obat dapat diulang jika
diperlukan, maksimal 150 mg per hari, dikonsumsi selama 2 minggu.
Kondisi: Penyakit asam lambung (GERD)
Dewasa: Dosisnya 150–300 mg, 2 kali sehari, dikonsumsi selama 12 minggu
atau lebih.
Anak usia ≥12 tahun: Dosisnya 150 mg, 2 kali sehari, dikonsumsi selama 8
minggu atau lebih.
v. 1. Sukralfat
Sukralfat atau sucralfate adalah obat untuk mengatasi tukak lambung, ulkus
duodenum, atau gastritis kronis. Obat ini akan menempel di bagian lambung atau usus
yang luka dan melindunginya dari asam lambung, enzim pencernaan, dan garam
empedu.
Nama dagang (Carafate, Various)
2. Indikasi Dosis
Indikasi sukralfat pada pasien dewasa dengan gastritis kronis dan ulkus peptikum
dengan dosis 1 gram, 4 kali sehari, atau 2 gram, 2 kali sehari, dengan dosis maksimal
8 gram/hari. Terapi untuk gastritis kronis dan ulkus peptikum dapat diberikan sampai
dengan 4-8 minggu atau sampai dengan 12 minggu bila diperlukan.
3. Efek Samping
Efek samping penggunaan sukralfat cukup banyak, yang paling umum dan sering
terjadi adalah efek samping gastrointestinal berupa konstipasi (1-10%). Konstipasi
terjadi karena kandungan aluminium di dalamnya. Efek lain yang cukup sering
dilaporkan terjadi adalah: mulut kering, mual, muntah. Pembentukan bezoar juga
dapat terjadi (0.01-0.1%). Bezoar adalah massa yang terbentuk karena deposit
kompleks aluminium pada lumen gaster, paling umum ditemukan pada pasien yang
mendapatkan nutrisi parenteral dan bayi berat lahir rendah.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Pengobatan ulkus peptikum berupa antasida sebagai pengobatan simptomatik, bloker H2,
sukralfat, prostaglandin dan triple therapy untuk 2 Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas
pengobatan ulkus akibat infeksi helicobacter pylori yang terdiri dari PPI, amoksisilin,
dan klaritromisin. Pengobatan medikamentosa ini memiliki beberapa efek samping
(Tarigan, 2014).
Pada lambung sehat terdapat keseimbangan faktor agresif yang dapat merusak integritas
mukosa lambung dengan faktor defensif sebagai pelindung mukosa. Apabila terjadi
peningkatan faktor agresif, ataupun penurunan factor defensif maka akan terjadi
kerusakan pada mukosa lambung. (Robbins, 2012)
Kerusakan mukosa lambung dapat disebabkan oleh etanol. Etanol atau yang dikenal
sebagai alkohol di masyarakat telah menjadi masalah sosial (Brunton et al., 2008). Etanol
dapat meningkatkan produksi Reactive Oxygen Species dan menurunkan kadar
antioksidan selular (Fernandez-Checa and Kaplowitz, 2005), sehingga dapat merusak
sawar mukosa lambung. Etanol cepat berpenetrasi kedalam mukosa lambung dengan
cara melepaskan radikal bebas dan meningkatkan permeabilitas mukosa sehingga
memungkinkan difusi balik HCl (Suleymanet al.,
2001). Berdasarkan penelitian sebelumnya, metode induksi terbaik yang dapat digunakan
untuk pengujian anti ulkus gaster pada hewan coba adalah metodedengan penginduksi
etanol
B. Saran
Jagalah Kesehatan anda. Beri saran atau keritikan tentang isi makalah kami agar kami
bisa membuat lebih baik dari sekarang dan jika banyak kesalahan dari makalah kami
kami mohon maaf karna keterbatasan pemahaman materi ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?
q=obat+terapi+ulkus+peptikum&oq=obat+&aqs=chrome.1.69i57j69i59l2j0l4j69i60.3645j0j7&s
ourceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.google.com/search?
q=omeprazole+obat+apa+indikasi&sxsrf=ALiCzsbbrncB4rs7tPRPqs9JEw5woL1tgQ
%3A1656645159129&ei=J2a-Yr-wB6COseMP0uO1-
AI&oq=omeprazole+obat+apa+indikaa&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAEYADIHCCEQChCgATIH
CCEQChCgAToHCAAQRxCwAzoFCAAQgAQ6BggAEB4QFjoICAAQHhAPEBY6BAgAEA
1KBAhBGABKBAhGGABQowlYlCNg_jJoAXABeACAAf0BiAGiDJIBBTAuNS4zmAEAoA
EByAEIwAEB&sclient=gws-wiz
https://www.google.com/search?
q=pantoprazole&oq=pantoprazole&aqs=chrome..69i57j0l7.8606j0j7&sourceid=chrome&ie=UT
F-8
https://www.google.com/search?
sxsrf=ALiCzsaG3lhgF6LiIPPXj5j2mn7kSiC9jA:1656647306395&q=cimetidine+indikasi&spell
=1&sa=X&ved=2ahUKEwjEy9yR5Nb4AhXA0HMBHV2qBCkQBSgAegQIAhA3&biw=1366
&bih=617&dpr=1
https://www.google.com/search?q=indikasinizatidine&sxsrf=ALiCzsZI-GZqOf54x8YeiJcS-
FJmTmwhTA%3A1656647983484&ei=L3G-
Yq2EHZKhseMPmtSKsAo&ved=0ahUKEwjt18rU5tb4AhWSUGwGHRqqAqYQ4dUDCA0&u
act=5&oq=indikasinizatidine&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAM6BAgAEEc6BAgAEA06BggAEB4
QBzoICAAQHhAPEAc6CAgAEB4QCBAHOgoIABAeEA8QCBAHSgQIQRgASgQIRhgAUO
QYWLY0YNU5aAFwA3gAgAHBAogBww2SAQcwLjUuMy4xmAEAoAEByAEIwAEB&scli
ent=gws-wiz
https://www.alomedika.com/obat/obat-untuk-saluran-cerna/antasida-dan-antiulkus/sukralfat/
efek-samping-dan-interaksi-obat
https://www.google.com/search?
q=farmakokinetik+pdf+tentang+obat+terapi+ulkus+peptik&sxsrf=ALiCzsaZnZsFSX0ZdLc0M
M61RawmFF7iqQ%3A1656649290704&ei=Sna-
YvW7Kr_Qz7sPxZKaiAk&ved=0ahUKEwj1iPXD69b4AhU_6HMBHUWJBpEQ4dUDCA0&u
act=5&oq=farmakokinetik+pdf+tentang+obat+terapi+ulkus+peptik&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EA
MyBwghEAoQoAE6BwgAEEcQsAM6BAgjECc6BQghEKABOgQIIRAVSgQIQRgASgQIRhg
AULsEWMoyYMA8aAFwAXgAgAGsCYgBxzqSAQ4wLjUuMTQuMy42LTEuMZgBAKAB
AcgBCMABAQ&sclient=gws-wiz