Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH GIZI DAN DIET

“DIET PASIEN PENYAKIT HATI DAN LAMBUNG”

Oleh Kelompok 1

Anggota
Ananda Syaidina Putri (203110121)
Annisa Khaira (203110122)
Cardilla Meida Putri (203110125)
Chykita Putri Amanda (203110126)
Dilla Febriani Lukman (203110127)
Lara Asri Darma (203110133)
Marzella Pramathania (203110135)
Monalisa Alya Putri (203110136)
Najmatul Asriah (203110141)
Priska Aulia (203110144)
Dosen Pembimbing :

Wiwi Sartika, DCN, M.Biomed

DIII KEPERAWATAN ( 1A )

POLTEKKES KEMENKES PADANG

TAHUN AJARAN 2020/2021

00
KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kepada ALLAH SWT. Atas segala taufik, hidayah serta inayah-
Nya yang senantiasa tercurah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah gizi dan diet ini
tanpa adanya halangan dan hambatan yang berarti. Sholawat serta salam tidak lupa juga penulis
panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan menjadi gambaran
bagi pembaca mengenai ilmu pendidikan khususnya yang berkaitan dengan diet pasien penyakit
lambung

Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak menemui hambatan dan juga
kesulitan namun, berkat bimbingan, arahan, serta bantuan dari banyak pihak, akhirnya makalah
ini dapat terselesaikan dengan lancar dan tanpa melampaui batas waktu yang telah di tentukan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karna itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi lebih sempurnanya
hasil makalah ini. Akhir kata, penulis hanya dapat berharap agar hasil makalah ini dapat berguna
bagi semua pihak serta menjadi sesuatu yang berarti dari usaha penulis selama ini.

Padang, 20 November 2020

Penulis

01
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... 01

Daftar Isi.................................................................................................................02

BAB I.........................................................................................................................

PENDAHULUAN..................................................................................................03

A. Latar Belakang............................................................................................ 03

B. Rumusan Masalah....................................................................................... 04

C. Tujuan..........................................................................................................04

D. Manfaat ………………………………………………………………………………………….…………….……04

BAB II........................................................................................................................

PEMBAHASAN.................................................................................................... 05

A. Defenisi Diet Saluran Pencernaan .............................................................. 05

B. Patologis Penyakit Lambung.......................................................................06

C. Penatalaksanaan Diet Pasien Penyakit Lambung........................................ 10

D. Anotomi Hati............................................................................................... 15

BAB III......................................................................................................................

PENUTUP..............................................................................................................35

A. Kesimpulan..................................................................................................35

B. Saran............................................................................................................35

Daftar Pustaka........................................................................................................ 36

02
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem saluran pencernaan adalah saluran yang mempunyai fungsi untuk mencerna
makanan yang dimasukkan kedalam tubuh melalui mulut, menyerap zat-zat gizi, dan
mengsekresi sisa-sisa pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar dan anus.

Penyakit lambung, sering disebut juga sakit maag adalah yang diakibatkan oleh kelebihan
asam lambung, sehingga dinding lambung lama-lama tidak kuat menahan asam lambung
tadi sehingga timbul rasa sakit yang sangat mengganggu sipenderita. Gejala khas sakit pada
lambung adalah rasa panas di dada, rasa tidak nyaman waktu menelan, dan rasa sakit waktu
menelan. Gejala tambahannya meliputi serangan asma yang frekuen, batuk lama rekfakter
dengan pengobatan, suara serak, mual dan muntah, nyeri pada dada dan sering sendawa
(Abdullah, 2008)

Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan, mengosongkan
lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar (defekasi). Gangguan ini antara
lain terjadi karena infeksi atau peradangan, gangguan motilitas, perdarahan atau
hematemesis – melena, kondisi saluran cerna pasca bedah, dan tumor atau kanker. Penyakit-
penyakit saluran cerna yang terjadi antara lain stenosis esofagus, gastritis akut atau kronik,
hematenesis –melena, ulkus peptikum, sindroma dumping, hemoroid, diare dan kostipasi.

Umumnya Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan


kronik, ulkus peptikum, pasca operasi lambung yang sering diikuti dengan ”dumping
sindrome” dan kanker lambung. Ganguan gastrointestinal sering dihubungkan dengan emosi
atau psikoneurosis dan/atau makan terlalu cepat karena kurang dikunyah sertta terlalu
banyak merokok.

03
B. RumusanMasalah

1. Apa pengertian dari defenisi diet saluran pencernaan?

2. Apa saja patologis dari penyakit lambung?

3. Bagaimana cara penatalaksanaan diet penyakit lambung?

4. Bagaimana pengertian dan bentuk anotomi hati?

C. Tujuan

1. Mengetahui tentang defenisi diet saluran pencernaan

2. Mengetahui tentang patologis dari penyakit lambung

3. Mengetahui tentang penatalaksanaan diet penyakit lambung

4. Mengetahui bentuk dan pengertian anotomi hati

D. Manfaat

Adapun tujuan pembuatan makalah ini diantaranya untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah gizi dan diet yang diberikan oleh ibu Wiwi Sartika, DCN, M.Biomed, dengan membagi
pengetahuan kepada pembaca tentang diet pada pasien dengan penyakit lambung.

04
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Diet Saluran Pencernaan


Dalam konteks bahasa, istilah diet memiliki arti sebagai jumlah makanan yang
dikonsumsi oleh seseorang. Di Indonesia, penggunaan istilah diet lebihmenunjukkan pada
usaha menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi.
Definisi diet menurut para ahli:

1. Muda (2003)
Diet merupakan aturan makan khusus untuk kesehatan dan sebagainya(biasanya
atas petunjuk dokter), berpantang atau menahan diri terhadapmakanan tertentu
untuk kesehatan, mengatur kuantitas, dan jenis makananuntuk mengurangi berat
badan atau karena penyakit.
2. Kim dan Lennon (2006)
Diet adalah pengurangan kalori untuk mengurangi berat badan.
3. Hawks (2008)
Diet merupakan usaha sadar seseorang dalam membatasi dan mengontrolmakanan
yang akan dimakan dengan tujuan untuk mengurangi danmempertahankan berat
badan.
Diet Saluran Pencernaan atau sistem gastrointestinal adalah sistem organ dalam manusia
yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi,
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak
dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari
mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sistem pencernaan
juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan yaitu pankreas, hati dan
kandung empedu. Diet pada penyakit saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi
gangguan pada saluran pencernaan. Penderita dapat mengalami gangguan pencernaan
walaupun penyebab dan mekanisme terjadinya belum diketahui secara pasti, namun
gangguan tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis.

05
B. Patologis Penyakit Lambung
1. Gastritis

Gastritis merupakan peradangan pada lambung akibat asam lambung yang merusak
lapisan pelindung dinding lambung. Gastritis dapat melukai dinding lambung jika lapisan
lambung sudah terkikis habis terkena asam lambung, sehingga menimbulkan nyeri lambung,
pendarahan, dan tukak lambung. Beberapa penyebab gastritis yaitu berlebihan mengonsumsi
minuman yang mengandung alkohol atau kafein, mengalami stres, efek samping obat seperti
ibuprofen atau aspirin, bahkan infeksi atau gangguan autoimun.Gastritis terkadang tidak
menimbulkan gejala apa pun. Tapi, sebagian orang dapat mengalami gejala seperti mudah
merasa kenyang, perut terasa sakit, muntah, dan mual.

2. GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)

GERD atau dikenal dengan istilah penyakit refluks asam lambung adalah kondisi di mana
asam lambung beserta isi lambung naik ke esofagus atau kerongkongan, hingga menimbulkan
iritasi pada dinding esofagus dan nyeri ulu hati. Kondisi ini membuat penderitanya merasa
kembung, terasa asam di rongga mulut akibat asam lambung yang naik, bagian dada serta
tenggorokan terasa nyeri dan tersumbat, cegukan, bersendawa, batuk kering, hingga sulit untuk
menelan makanan.

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya GERD adalah kebiasaan mengonsumsi
minuman beralkohol, teh dan kopi; suka merokok; tidur setelah makan; dan kelebihan berat
badan. Jika dibiarkan, maka ini kondisi bisa bertambah parah.

Asam lambung bisa mengiritasi dinding esofagus sehingga terjadi peradangan,


pendarahan, penyempitan esofagus akibat jaringan parut dari luka yang mengering, bahkan
meningkatkan risiko terjadinya kanker esofagus.

06
3. Tukak Lambung

Tukak lambung adalah luka yang terdapat pada dinding lambung akibat terkikisnya
lapisan lambung. Luka ini juga bisa muncul pada bagian atas usus kecil. Penyebab yang paling
umum adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori dan penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid,
seperti aspirin, dalam jangka panjang.

Jika Anda menyukai makanan pedas, merokok, ataupun mengonsumsi minuman beralkohol,
maka Anda harus membatasinya. Sebab, hal-hal tersebut dapat memperburuk gejala yang ada.

Gejalanya yaitu nyeri berat pada bagian ulu hati, perut kembung, bersendawa, nafsu makan
berkurang, penurunan berat badan, cepat kenyang, mual dan muntah, perut terasa tidak nyaman
setelah mengonsumsi makanan berlemak, serta BAB berdarah.

07
4. Dispepsia

Kondisi ini merupakan kumpulan gejala yang muncul akibat adanya penyakit di bagian
perut atas. Gejalanya mencakup mudah kenyang, rasa tidak nyaman di perut, serta nyeri ulu hati
setelah makan. Selain itu, seseorang yang mengalami dispepsia juga dapat merasakan mual,
kembung, dan perut terasa panas.

Kondisi ini seringkali berkaitan dengan penyakit tukak lambung, gastritis, hingga kanker
lambung. Namun, terkadang munculnya dispepsia tidak berkaitan dengan adanya penyakit yang
khas. Kondisi ini disebut dispepsia fungsional.

Dispepsia sebenarnya masih bisa diatasi dengan menjalani pola makan sehat dan
menjauhi makanan atau minuman yang memicu munculnya gejala. Tapi, jika Anda mengalami
gejala lain berupa muntah darah, kesulitan untuk menelan makanan, sering muntah, perut
membengkak, hingga berat badan turun tanpa sebab yang jelas, maka segera konsultasikan
kondisi Anda ke dokter.

5. Kanker Lambung

Penyakit lambung lainnya yang berbahaya adalah kanker lambung. Kanker ini terjadi
ketika sel-sel kanker terbentuk di lapisan lambung Anda. Sel-sel ini bisa tumbuh menjadi tumor,
dan biasanya tumbuh secara perlahan selama bertahun-tahun.

Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, terdapat beberapa
faktor yang bisa meningkatkan risiko Anda terkena kanker lambung, di antaranya adalah infeksi
bakteri H. pylori, merokok, obesitas, berusia di atas 55 tahun, kebiasaan mengonsumsi daging
merah, garam, dan jarang mengonsumsi serat.

08
6. Gastroparesis

Merupakan penyakit di mana lambung lebih lambat mencerna makanan. Kondisi yang
mengganggu fungsi lambung ini terjadi ketika otot-otot dinding lambung tidak bekerja dengan
baik sehingga fungsi pencernaan pada lambung menjadi terganggu.

Gastroparesis muncul karena adanya gangguan pada saraf lambung. Ada beberapa faktor
risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan sesesorang terkena kondisi ini, seperti diabetes,
gangguan tiroid, riwayat operasi pada saluran pencernaan, terapi radiasi pada bagian perut untuk
kasus kanker, dan efek samping obat-obatan, misalnya antinyeri golongan narkotik.

Penyakit pada lambung tidak hanya mengganggu aktivitas, tapi juga kesehatan secara
keseluruhan akibat terganggunya pencernaan dan asupan nutrisi. Oleh sebab itu, Anda harus
menjaga kesehatan lambung dengan lebih memerhatikan gaya hidup dan pola makan. Jika
mengalami gejala gangguan lambung, maka segera konsultasikan pada dokter untuk
mendapatkan penanganan yang tepat.

09
C. Penatalaksanaan Diet Pasien Penyakit Lambung
Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis, ulkus peptikum,
pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan “dumping syndrome” dan kanker
lambung. Gangguan gastrointestinal sering d hubungkan dengan emosi atau  psikoneurosis
dan makan terlalau cepat karena kurang di kunyah serta terlalu banyak merokok.
Gangguan pada lambung umumnya berupa sindromadistepsia, yaitu kumpulan gejala
yang terdiri dari mual, muntah, nyeri efigastrium, kembung, nafsu makan berkurang dan rasa
cepat kenyang.
1. TUJUAN DIET
Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makan dan cairan secukupnya
yang tidak meberatkan lambung serta mencegah dan menetralakn sekresi asm lambung
yang berlebihan.
2. SYARAT DIET
Syarat diet penyakit lambung adalah:
a. Mudah cerna, porsi kecil dan sering di berikan.
b. Energy dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.
c. Lemak rendah, yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan energy total yang di tingkatkan secara
bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
d.  Rendah serat, terutama serat tidak arut air yang di tingkatkan secara bertahap.
e. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
f. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis,
mekanis, maupun kimia ( disesuaikan daya terima perorangan).
g. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak di anjurkan minum
susu terlalu banyak.
h. Makan secara perlahan di lingkunan yang tenang.
i. Pada fase akut dapat diberikan makan parenteral saja selama 24 – 48 jam untuk
member istirahat pada lambung.
3. MACAM DIET DAN INDIKASI PEMBERIAN
Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus pektikum, tifus abdominalis,
dan paska bedah saluran cerna atas.
a. DIET LAMBUNG 1
Diet lambung I diberikan pada pasien gastritis akut, ulkus pektikum, paska
pendarahan, dan tifus abdominalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk saring dan
merupakan perpindahan dari pasca – hematemesis – melena, atau setelah fase akut
teratasi. Makanan diberikan setiap tiga jam ( lihat makan saring ) selama 1 – 2 hari
saja karena membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C.
b.  DIET LAMBUNG II
Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, kepada pasien
dengan ulkus pektikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan. Makanan
berbentuk lunak, porsi keci serta deberikan berupa 3 kali makanan lengkap dan 2 – 3
kali makanan selingan. Makanan ini cukup energy, protein, vitamin C, tetapi kurang
tiamin.
10
Bahan Makanan Sehari

Energi 1942 kkal Tiamin 0,8 mg

Protein 75 g Vitamin C 205 mg

Lemak 79 g Kalsium 817 mg

Karbohidrat 241 g Vitamin A 15369 RE

Besi 28,5 mg

Bahan makanan Berat (g) Urt

Beras 90 3,5 gls bubur

Roti 40 2 iris

Maizena 20 4 sdm

Daging 100 2 ptgsdg

Telur ayam 100 2 btr

Tempe 100 4 ptgsdg

Sayuran 250 2,5 gls

Buah 200 2 ptgsdgpapaya

Margarine 35 3,5 sdm

Gula pasir 65 6,5 sdm

Susu 300 1,5 gls

Nilai Gizi

11
Pembagian Bahan Makanan Sehari

Waktu Bahan Makanan Berat Urt


Pagi Pukul 10.00 Beras 30 g 1,25
maizena 20 g 4 sdm
telur ayam 50 g 1btr
gula pasir 25 g 2,5 sdm
sayuran 50 g 0,5 gls
susu 100 g 0,5 gls
gula pasir 10 g 1 sdm
margarin 5g 0,5 sdm

Siang  Pukul 16.00 Beras 30g 1,25 gls


bubur roti 40 g 2 iris
daging 50 g 1 ptg sdg
margarine 10 g 1 sdm
tempe 50 g 2 ptg sdg
telur 50 g 1 btr
sayuran 100 g 1 gls
gula pasir 10 g 1 sdm
pepaya 100 g 1 ptg sdg
gula pasir 10 g 1 sdm

Malam pukul 20:00 Beras/ bubur 30 g 1,25 gls


Susu 200 g 1 gls
Daging 50 g 1 ptg sdg
gula pasir 10 g 1 sdm
tempe 50 g 2 ptg sdg
sayuran 100 g 1 gls

12
pepaya             100 g = 1 ptgsdg

margarine        10 g = 1 sdm

Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan

Bahan Dianjurkan Tidak dianjurkan


makanan

Sumber Beras dibubur atau ditim; kentang dipure; Beras ketan, beras tumbuk, roti
karbohidrat macaroni direbus; roti dipanggang; wholewheat, jagung; ubi,
biscuit; krekers; mi, bihun, tepung- singkong, tales; cake, dodol,dan
tepungan dibuat pudding atau bubur. berbagai kue yang terlalu manis
dan beremak tinggi.

Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam


Sumber protein digiling atau dicincang dan direbus, Daging, ikan ,ayam yang diawet,
hewani disemur, ditim, dipanggang; telur ayam digoreng; daging babi; telur
direbus, didadar, ditim, diceplok air dan diceplok atau digoreng.
dicampur dalam makanan; susu.

Tahu, tempe disrebus ditim, ditumis;


kacang hijau direbus, dan dihaluskan. Tahu, tempe digoreng; kacang
Sumber protein tanah, kacang merah, kacang
nabati polo.

Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak


menimbulkan gas dimasak; bayam, bir,
Sayuran
labu siam, labu kuning, wortel, tomat Sayuran mentah, sayuran berserat
direbus dan ditumis. tinggi dan menimbulkan gas
seperti daun singkong, kacang
panjang, kol, lobak, sawi, dan
asparagus.

Papaya, pisang, jeruk manis, sari buah; pir


dan peach dalam kaleng. Buah yang tinggi serat atau dapat
Buah-buahan menimbulkan gas seperti jambu
biji, nanas, apel, kedondong,
durian, nangka; buah yang
dikeringkan.

Lemak hewan, santan kental.


Margarine dan mentega; minyak untuk
menumis dan santan encer.
Lemak
Minuman yang mengandung soda
dan alcohol, kopi, icecream.
Sirup, teh.
Minuman

Lombok, bawang, merica, cuka,


Gula, garam, vetsin, kunci, kencur, jahe, dan sebagainya yang tajam.
Bumbu kunyit, terasi, laos, saamsereh.

Menimbulkan gas seperti daun


Tahu,tempe direbus singkong

Kacang panjang,kol,lobak,sawi
Kacang hijau direbus dan dihaluskan dan asparagus.

Sayuran yang tidak banyak serat Buah yang tinggi serat atau dapat
menimbulkan gas seperti jambu
Dan tidak menimbulkkan gas biji,nanas,apel,kedondong,durian

13
Contoh Menu Sehari

Pagi Pukul 10.00 bubur

nasi/tim nasi

pudding maizena + saossirup

telur ceplok air

setup wortel

teh

Siang  Pukul 16.00 bubur

nasi/tim nasi

roti bakar

semur daging giling

orak arik telur

setup bayam

jus papaya

Malam  Pukul 20.00 bubur nasi/tim nasi

sup ayam giling

tumis labu siam + tomat

pisang

Susu

14
D. Anotomi Hati

Anatomi hati manusia jika dilihat dengan mata telanjang, terdiri dari empat lobus (bagian)
dengan ukuran yang berbeda.

 Lobus kanan adalah bagian terbesar di hati yang ukurannya 5 sampai 6 kali lebih besar daripada
lobus kiri.
 Lobus kiri adalah bagian hati yang punya bentuk lebih runcing dan kecil ketimbang lobus
kanan. Lobus kiri dan kanan dipisahkan oleh ligamen falciform. 
 Lobus kaudatus berukuran lebih kecil dibanding dua lobus sebelumnya, letaknya memanjang
dari sisi belakang lobus kanan dan membungkus pembuluh darah balik utama (vena cava
inferior).
 Lobus kuadrat berada lebih rendah dari lobus kaudatus dan terletak dari sisi belakang lobus
kanan hingga membungkus kantong empedu. Lobus kuadrat dan kaudatus jarang terlihat pada
gambar anatomi karena letaknya yang berada di belakang lobus kiri dan kanan.

Saluran empedu

Saluran empedu adalah saluran yang menghubungkan antara hati dan kantong


empedu (tempat penyimpanan empedu). Empedu merupakan zat yang diproduksi tubuh untuk
membantu mencerna lemak dan akan disimpan di dalam kantong empedu. Selanjutnya saluran
empedu bertemu dengan saluran hepatik kiri dan kanan yang lebih besar, yang membawa
empedu dari lobus bagian kiri dan kanan hati.

15
Dua saluran hepatik tadi kemudian bergabung sehingga membentuk satu saluran untuk
mengalirkan semua empedu dari hati. Sebagian besar empedu yang dihasilkan oleh hati dialirkan
ke kantong penyimpanan, sampai dipergunakan untuk proses pencernaan.

Pembuluh darah

Suplai darah dari hati termasuk unik dibanding organ tubuh lainnya karena terdapat
sistem vena portal hepatik. Darah yang berasal dari organ-organ seperti limpa, pankreas, kantong
empedu dan usus berkumpul di dalam vena portal hepatik. Kemudian dari sini, darah dikirim ke
organ hati yang akan diproses terlebih dahulu sebelum akhirnya siap untuk diteruskan.

Darah dari hati akan berkumpul di vena hepatik dan mengarah ke vena cava lalu kembali
ke jantung. Sama seperti organ tubuh lainnya, hati manusia juga memiliki sistem arteri dan
arteriol sendiri yang menghasilkan darah mengandung oksigen untuk kebutuhan jaringannya.

Lobulus

Struktur internal hati tersusun dari sekitar 100.000 sel hati yang berbentuk heksagonal
dan dikenal dengan nama lobulus. Masing-masing lobulus terdiri dari pembuluh darah pusat
yang dikelilingi oleh enam pembuluh darah vena hepatik dan enam arteri hepatik. Pembuluh
darah ini dihubungkan oleh banyak saluran pembuluh darah kecil yang berliku-liku yang disebut
sinusoid.

Setiap sinusoid punya memiliki dua jenis sel utama yaitu sel kupffer dan sel hepatosit.
Sel kupffer adalah sel yang berasal dari jaringan sel darah putih dan berfungsi untuk
menghancurkan zat asing atau sel-sel mati.  Di dalam organ hati, sel kuppfer ini bertugas untuk
menangkap dan memecah sel darah merah yang sudah tua dan meneruskannya ke sel hepatosit.

Sementara sel hepatosit adalah sel yang melapisi sinusoid dan membentuk sebagian besar
sel di hati. Hepatosit berperan penting karena melakukan sebagian besar fungsi hati, yakni
pencernaan, metabolisme, penyimpanan dan produksi empedu.

16
PATOFISIOLOGI PENYAKIT HATI

Patofisiologi sirosis hepatis

Patofisiologi sirosis hepatis diketahui berdasarkan etiologinya. Berdasarkan


penyebabnya, paling sering sirosis hepatis disebabkan oleh virus dan konsumsi alkohol.
Walaupun berbeda, keduanya menyebabkan fibrosis berulang pada hepar yang berakhir dengan
terjadinya sirosis.

 Sirosis Hepatis yang disebabkan Virus


Sirosis yang disebabkan oleh virus hepatitis B dan C ditandai dengan adanya fibrosis
portal dengan bridging fibrosis dan pembentukan nodul. Pembentukan fibrin yang terus menerus
menutup portal sehingga pertukaran oksigen antara sinusoid hepatis dan hepatosit terganggu. Hal
ini menyebabkan fungsi hepar terganggu. Pembentukan fibrin yang menyebabkan fibrosis
disebabkan oleh aktivasi sel stelata yang diinduksi oleh paparan oleh virus hepatitis. Selain itu,
angiogenesis dan kapilarisasi berlangsung terus menerus sehingga menyebabkan gagal hepar dan
meningkatkan tekanan portal.

 Sirosis Hepatis yang disebabkan Alkohol


Berbeda dengan sirosis yang disebabkan oleh virus, pada sirosis yang disebabkan oleh
alkohol, alkohol awalnya diserap di usus halus. Tubuh memiliki gastric alcohol dehydrogenase
(ADH), microsomal ethanol oxidizing system (MEOS), dan peroxisomal catalase untuk
memetabolisme alkohol yang yang masuk dalam tubuh. Etanol yang telah dimetabolisme akan
membentuk asetaldehida yang nantinya akan termetabolisme menjadi asetat.

Konsumsi alkohol dapat meningkatkan akumulasi trigliserida dengan meningkatkan


asupan asam lemak dan mengurangi oksidasi asam lemak seta sekresi lipoprotein. Selain itu,
pembentukan spesies oksigen reaktif meningkatkan kerusakan membran hepatosit. Asetaldehida
dapat bergabung dengan protein untuk membentuk protein-acetaldehyde adduct yang dapat
mengganggu proses bentukan formasi mikrotubular dan pertukaran protein hepatis. Akibatnya,
terjadilah aktivasi sel stelata yang menginduksi produksi kolagen berlebih dan matriks
ekstraseluler. Jaringan ikat terbentuk dan mengikat portal triad. Vena sentral membentuk nodul
regeneratif. [1-4]

17
Patofisiologi Gejala Sirosis Hepatis

Proses fibrosis pada sirosis yang disebabkan virus dan konsumsi alkohol terjadi secara
kronis sehingga hepar kontraksi dan mengecil. Walau demikian, seiring perkembangan fibrosis
menjadi sirosis, ukuran hepar akan kembali membesar.

Hipertensi portal menyebabkan pembentukan varises pada esofagus dan gaster. Hal ini
sangat berbahaya mengingat varises mudah untuk pecah dan terjadi perdarahan. Selain itu,
vasodilasi splanknik juga meningkatkan aliran ke portal yang memperparah tekanan portal dan
juga menyebabkan sirkulasi hiperdinamik. Hal ini berujung pada asites dan sindrom hepatorenal
yang ditandai dengan adanya retensi natrium, vasodilasi perifer, dan aktivasi faktor vasoaktif. [5]

Terbentuknya fibrosis pada sel hepar menyebabkan adanya kerusakan fungsi sintesis,
fungsi metabolik, serta drainase bilier pada hepar. Drainase bilier yang terganggu menyebabkan
empedu tidak dapat keluar ke sistem pencernaan. Hal ini menyebabkan penumpukan empedu dan
terganggunya ekskresi bilirubin terkonjugasi sehingga menyebabkan jaundice dan ikterik, serta
feses seperti dempul. Selain itu, penumpukan empedu dapat terjadi di kulit sehingga
menyebabkan pruritus. Sintesis faktor pembekuan darah yang terganggu karena kerusakan sel
hepar menyebabkan mudah terjadinya perdarahan, yang memperparah varises yang terjadi.
Fungsi metabolisme yang terganggu menyebabkan ditemukannya hiperkolesterolemia pada
pasien dengan sirosis hepatis.

Penatalaksanaan Diet Penyakit Hati

Hati merupakan organ tubuh yang paling besar dan memiliki banyak fungsi yang
kompleks.Hati adalah salah satu organ penting di dalam tubuh manusia,organ ini merupakan
organ tubuh dengan fungsi terbanyak dan juga merupakan salah satu organ dalam metabolisme
zat gizi,misalnya : Karbohidrat, Protein,Lemak,Alkohol,Vitamin dan Mineral.
Hati  mempunyai  peranan yang sangat penting ,maka tidak heran jika hati akan berisiko
mengalami kerusakan akibat  adanya virus yang ikut terserap di dalamnya.Fungsi lain dari hati
adalah mengekskresikan zat-zat beracun yang terbentuk dalam tubuh,tetapi tidak dapat
diekskresikan melalui ginjal,karena molekul yang ada di dalamnya terlalu besar atau tidak larut
dalam air,seperti bilirubin.Selain itu hati juga sangat penting dalam memproduksi protein-protein
khusus seperti albumin dan fibrinogen.

18
Disamping itu hati mempunyai banyak fungsi menurut Tortora dan Anagnostakos
(1992).Fungsi hati  yaitu :
 Metabolisme Karbohidrat
Pada metabolisme karbohidrat,hati berperan penting dalam menjaga kenormalan
kadar gula darah.Hati akan mengubah glukosa menjadi glikogen (glikogenesis) saat kadar
gula darah tinggi serta mengubah glikogen menjadi glukosa (glikogenolisis) dan mengubah
asam amino menjadi glukosa (glukoneogenesis) saat kadar gula darah rendah.Hati  juga
dapat mengubah fruktosa dan galaktosa menjadi glukosa serta mengubah glukosa menjadi 
lemak.
 Metabolisme  Lemak
Hati memecah asam lemak menjadi asetil koenzim A (beta oksidasi), mengubah
kelebihan asetil koenzim A menjadi keton (ketogenesis) mensintesis lipoprotein,kolesterol
dan fosfolipid,memecah kolesterol menjadi garam empedu,dan menyimpan lemak.
 Metabolisme Protein
1. Deaminasi asam amino,yaitu pelepasan gugus amina (NH 2) sehingga asam amino bisa
digunakan sebagai sumber energi atau dikonversi menjadi  karbohidrat dan  lemak.
2. Konversi Amonia (NH3) yang bersifat racun menjadi ureum yang kemudian
diekskresikan melalui urine.Amonia dihasilkan dari proses deaminasi dan bakteri  yang
ada pada saluran pencernaan.
3. Sintesis sebagian besar plasmaprotein,seperti alfa dan beta globulin, albumin,protrombin
dan fibrinogen.
4. Transaminasi,yaitu pemindahan gugus amina dari suatu asam amino ke subtansi lain
(asan keto) sehingga menghasilkan satu asam amino baru dan satu asam keto baru.
 Merubah Obat dan Hormon
Hati  dapat mendetoksifikasi atau mengekskresikan ke dalam empedu berbagai jenis
obat seperti,penisilin,ampisilin,erithromisin,dan sulfonamid. Hati secara kimia juga dapat
merubah atau mengekskresikan hormon steroid seperti estrogen,aldosteron,dan tiroksin.

19
 Ekskresi Empedu (Bilirubin)
Bilirubin yang merupakan turunan hem dari sel darah merah yang sudah tua, diserap
hati dari darah dan diekskresikan ke dalam empedu. Kebanyakan bilirubin pada empedu
dimetabolisme di usus oleh bakteri dan dikeluarkan melalui feses.
 Sintesis Garam Empedu
Garam empedu digunakan usus  halus untuk emulsifikasi dan absorpsi
lemak,kolesterol,fosfolipid,dan lipoprotein.
 Penyimpanan
Hati berfungsi sebagai tempat penyimpanan glikogen,vitamin ( A, B12,D,E,dan K)
dan Mineral (FE dan Cu).Sel hati mengandung protein yang disebut apofetitin yang
bergabung dengan besi membentuk feritin.Feritin merupakan bentuk mineral besi yang
disimpan di hati dan dapat dilepas saat dibutuhkan.
 Fagositosis
Sel kupffer hati mengfagositasi sel darah merah dan sel darah putih yang sudah tua
serta beberap bakteri.
 Aktivasi Vitamin D
Hati dan ginjal berpartisipasi dalam mengaktifasi Vitamin D.

20
Ada beberapa macam jenis penyakit hati dan sumber penularannya yaitu sebagai berikut :
1. Hepatitis A

Tipe hepatitis yang paling ringan. Infeksi virus hepatitis A (VHA) biasanya tidak sampai
menyebabkan kerusakan jaringan  hati yang parah. Mayoritas mereka yang terinfeksi oleh virus
ini dapat pulih kembali.Hepatitis A menular  melalui  makanan dan minuman yang
terkontaminasi oleh VHA akibat hygiene yang buruk.Penderita hepatitis A kebanyakan anak-
anak.
Patofisiologi hepatitis A (HA) menyebabkan peradangan hati akut atau hepatitis. HA
dapat menyebabkan tanda-tanda kambuh dan gejala tetapi tidak menyebabkan infeksi kronis.
Virus HA, secara klasik, masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang
terkontaminasi virus tersebut. Virus akan mencapai epitelium intestinal, lalu beredar melalui
vena mesenterika ke hati. Virus memasuki sel-sel hati, dan bereplikasi secara ekslusif didalam
sitoplasma melalui polymerase RNA-dependent. Mekanisme pasti masih belum diketahui,
namun bukti ilmiah menunjukkan bahwa adanya peran respon imun sel mediator, yaitu HLA,
HAV-spesifik CD8 + T-limfosit, dan sel natural killer (NK). Selain itu, juga terdapat peran
interferon gamma yang turut serta membersihkan sel-sel hati yang terinfeksi virus HA.

21
Virus HA ini tidak secara langsung sitopatik terhadap sel-sel hepar, kerusakan hepatosit
merupakan dampak yang sekunder dari respon imun tubuh host terhadap virus HA.
Terjadinya infeksi akut HA disertai respon imunitas tubuh host yang berlebihan untuk
membasmi virus, diasosiasikan dengan keadaan hepatitis berat.
Timbulnya Ikterus
Adanya gangguan intra hepatik akan berdampak pada ekskresi bilirubin yang telah
terkonyugasi ini kedalam usus. Bilirubin terkonjugasi akan kembali ke dalam peredaran darah,
dan bila sudah mencapai kadar >2,5 mg/dL, mulai memunculkan gejala ikterus pada kulit dan
sklera mata. Ikterus akan tampak lebih jelas secara klinis apabila kadar bilirubin >3 mg/dL.
Selanjutnya, bilirubin terkonjugasi akan dialirkan ke ginjal dan diekskresikan melalui urine,
sehingga tampak urine berwarna coklat gelap. Bilirubin terkonjugasi dan cairan empedu yang
gagal disalurkan ke usus, menjadikan feses berwarna pucat.
Ekskresi Virus HA
Selanjutnya, virus HA akan dibuang dari sel-sel hati ke sinusoid-sinusoid dan kanal-kanal
kecil empedu, kemudian mengalir kedalam usus halus bersama dengan pengeluaran empedu, dan
dikeluarkan bersama feses. Ekskresi virus HA di feses mencapai puncaknya sebelum timbulnya
gejala atau kenaikan enzim hati. Ekskresi virus ini dapat berlangsung lama hingga berbulan-
bulan kemudian.
Masa Infeksius dan Masa Inkubasi
Penderita berada dalam masa infeksius mulai dari 14-21 hari sebelum onset fase ikterik
hingga 7-8 hari setelah ikterus hilang. Masa inkubasi biasanya 2-6 minggu, hal ini berhubungan
dengan banyaknya inokulasi virus yang masuk. Viremia terjadi dalam waktu 1-2 minggu setelah
terpapar virus HA, dan menetap hingga terjadi kenaikan enzim hati. Virus HA dapat berada di
urine, serum, dan saliva pada sebagian besar penderita.

22
2. Hepatitis B

Jenis hepatitis yang berbahaya dan paling mudah menular dibandingkan jenis hepatitis
lainnya.Hepatitis B menular melalui kontak darah atau cairan tubuh yang mengandung
VHB.Seseoarang dapat saja mengidap VHB tanpa disertai gejala-gejala klinis ataupun kelainan
dan gangguan kesehatan atau tidak sakit itu disebut dengan “CARRIER”  atau pengidap.VHB
dapat ditemukan dalam darah,air liur,ASI,cairan sperma atau vagina penderita.Hepatitis B sering
diistilahkan sebagai penyakit kuning,karena gejala yang timbul di antaranya kulit tampak
menjadi kuning,air seni berwarna separti air teh.
Patofisiologi hepatitis B terdiri dari empat fase, yaitu fase imunotoleran, imunoaktif,
serokonversi, dan resolusi.
Fase Imunotoleran
Fase imunotoleran ditandai oleh respons imun yang terbatas terhadap virus sehingga
hanya terjadi peningkatan minimal aminotransferase serum dan penanda inflamasi sel hati
walaupun HBsAg, HBeAg, dan HBV DNA (Hepatitis B Virus Deoxyribonucleic Acid) dalam
serum tinggi. Pada fase ini, virus bereplikasi secara aktif, namun kelainan secara histologi masih
minimal.

23
Fase Imunoaktif
Pada fase imunoaktif terjadi fluktuasi kadar HBV DNA dan peningkatan respons sel
imun serta kadar aminotransferase dan penanda inflamasi hepatosit. Pada fase ini terjadi respons
sel imun bawaan dan didapat terhadap HBV yang berujung pada destruksi hepatosit yang
terinfeksi, secara histologi dapat ditemukan aktivitas nekroinflamasi pada sel hati.
Fase imunoaktif dapat berlangsung hingga bertahun-tahun jika respons imun tidak cukup
kuat untuk membersihkan virus dari tubuh pejamu.

Fase Serokonversi atau Imun Kontrol


Fase ketiga adalah fase serokonversi atau Immune Control ditandai oleh terbentuknya
anti-HBe. [4] Probabilitas serokonversi HBeAg semakin meningkat pada individu dengan kadar
aminotransferase yang lebih tinggi.
Pada fase serokonversi, terdapat tiga kemungkinan nasib perjalanan penyakit hepatitis B:
1. Penurunan replikasi virus disertai penurunan aminotransferase dan kadar HBV DNA yang
rendah (hepatitis B inaktif)
2. Seroreversi ke HBeAg positif dan kembali ke fase imunoaktif (terjadi pada 10-40% kasus
hepatitis B)
3. Kadar HBV DNA tetap tinggi, ALT tetap tinggi, namun HBeAg negatif (terjadi pada 20%
kasus)

Fase Resolusi
Fase keempat merupakan fase resolusi di mana terjadi bersihan HBsAg dan pembentukan
anti-HBs.

24
3. Hepatitis C

Disebabkan oleh infeksi virus hepatitis C (VHC),meskipun tidak sebahaya hepatitis


B,hepatitis C berpotensi menyebabkan  peradangan serius.Seringkali orang yang menderita
hepatitis C tidak menunjukkan gejala,walaupun infeksi telah terjadi dalam waktu yang lama.
Gejalanya mirip seperti hepatitis B,sedang penularannya seperti hepatitis B,yaitu melalui
kontak langsung dengan darah.Virus ini bisa menyebabkan hepatitis akut yang sebagian besar
penderitanya berlanjut menjadi hepatitis kronis dan pengidap yang merupakan sumber infeksi.
Sekitar 20 % dari penderita hepatitis C kronis akan berkembang menjadi serosis hati yang
berpotensi besar berkembang menjadi hepatoma di masa yang akan datang.Waktu rata-rata yang
diperlukan untuk berkembang menjadi serosis hati yaitu 17 tahun, sedangkan untuk menjadi
hematoma  sekitar  20 tahun (Dalimartha 2004).

25
4. Hepatitis D

Biasanya ditemui pada penderita Hepatitis B. Karena Virus Hepatitis D (VHD) sangat
kecil,dan memerlukan pelindung VHB untuk menginfeksi sel tubuh.VHD menyebabkan infeksi
VHB menjadi lebih berat.Yang memiliki risiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.

Hepatitis D adalah peradangan hati akibat infeksi virus hepatitis delta (HDV). Penyakit
ini hanya bisa terjadi pada seseorang yang juga terinfeksi oleh virus hepatitis b (HBV).
Hepatitis D adalah jenis hepatitis yang tidak biasa. Hal ini karena infeksi virus ini hanya
bisa terjadi jika seseorang sudah terinfeksi hepatitis B sebelumnya. Hepatitis D dapat bersifat
akut maupun kronis. Seseorang bisa menderita hepatitis D bersamaan dengan hepatitis B, atau
bila ia sudah menderita hepatitis B dalam jangka panjang (kronis).

Penyebab Hepatitis D
Hepatitis D disebabkan oleh infeksi hepatitis delta virus (HDV). Virus ini adalah jenis
virus yang tidak lengkap dan membutuhkan bantuan virus hepatitis B untuk berkembang. Infeksi
virus ini akan menyebabkan peradangan dan kerusakan hati.

26
Hati berfungsi penting dalam metabolisme dan menyaring zat beracun dari dalam tubuh.
Peradangan hati akan mengganggu fungsinya dan menyebabkan munculnya beragam keluhan
atau gejala.

Risiko terjadinya hepatitis D akan meningkat karena beberapa kondisi berikut:


1. Menderita hepatitis B (termasuk carrier atau pembawa)
2. Melakukan hubungan seks sesama jenis, terutama pada pria
3. Tinggal bersama penderita atau di area wabah hepatitis D
4. Sering menerima transfusi darah, terutama bila darah yang didonorkan tidak melalui
pemeriksaan ketat atau alat yang digunakan tidak bersih
5. Menggunakan jarum suntik bekas penderita hepatitis D, yang biasanya terjadi pada
pengguna NAPZA suntik
6.Meski jarang terjadi, proses melahirkan juga bisa menjadi sarana penularan hepatitis D dari
ibu yang positif hepatitis D kepada bayinya.

Saat sudah terinfeksi HDV, seseorang akan sangat mudah menyebarkannya ke orang lain
melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, seperti darah, urine, cairan vagina, atau cairan
sperma. Bahkan, penyebaran virus dapat terjadi sebelum penderita mengalami gejala-gejala
penyakit. Meski begitu, HDV tidak menyebar melalui air liur atau sentuhan, misalnya memeluk
atau berjabat tangan dengan penderita.
5. Hepatitis E

27
Memiliki kesamaan dengan hepatitis A termasuk cara menginfeksinya yaitu ditularkan
melalui ingesti air yang tercemar.Biasanya Hepatitis E sering menjadi  akut dalam periode
singkat,dan jika daya tahan tubuh penderita dalam keadaan sangat lemah.Hepatitis E dapat
menyebabkan gagal  hati.

Patofisiologi Hepatitis E
Bila virus hepatitis masuk ke dalam hepatosit dan melakukan replikasi maka terjadi
pengaktifan imun seluler terutama sel limfosit T yang bersifat sitotoksik (Anthony F. E, 2005).
Sifat dari sel limfosit T tersebut akan merusak sel hepatosit sehingga makin banyak sel yang
rusak secara bersamaan. Virus hepatitis A akan keluar dari tubuh penderita melalui feses setelah
14 sampai 30 hari penderita terinfeksi virus. Setelah keluar dari tubuh maka penularan dapat
terjadi bila buruknya kualitas hygiene dan sanitasi penderita.

Perubahan morfologik pada hati seringkali serupa untuk berbagai virus yang berlainan.
Pada kasus yang klasik, ukuran dan warna hati tampak normal, tetapi kadang-kadang sedikit
edema, membesar dan berwarna seperti empedu. Secara histologik, terjadi susunan hepatoselular
menjadi kacau, cedera dan nekrosis sel hati dan peradangan perifer. Perubahan ini reversibel
sempurna, bila fase akut penyakit mereda. Pada beberapa kasus, nekrosis submasif atau massif
dapat mengakibatkan gagal hati yang berat dan kematian.

6. Sirosis Hati

28
Patofisiologi sirosis hepatis diketahui berdasarkan etiologinya. Berdasarkan
penyebabnya, paling sering sirosis hepatis disebabkan oleh virus dan konsumsi alkohol.
Walaupun berbeda, keduanya menyebabkan fibrosis berulang pada hepar yang berakhir dengan
terjadinya sirosis.
Sirosis Hepatis yang disebabkan Virus
Sirosis yang disebabkan oleh virus hepatitis B dan C ditandai dengan adanya fibrosis portal
dengan bridging fibrosis dan pembentukan nodul. Pembentukan fibrin yang terus menerus
menutup portal sehingga pertukaran oksigen antara sinusoid hepatis dan hepatosit terganggu. Hal
ini menyebabkan fungsi hepar terganggu. Pembentukan fibrin yang menyebabkan fibrosis
disebabkan oleh aktivasi sel stelata yang diinduksi oleh paparan oleh virus hepatitis. Selain itu,
angiogenesis dan kapilarisasi berlangsung terus menerus sehingga menyebabkan gagal hepar dan
meningkatkan tekanan portal.
Panduan Diet Sehat untuk Penderita Penyakit Hati (diet penyakit hati) :
Makan yang sehat dan pola makan seimbang demi mempertahankan kekuatan tubuh dan
berat badan sehat adalah pondasi penting bagi orang-orang yang memiliki penyakit hati.Nutrisi
yang baik dapat membantu mendukung hati Anda agar tetap berfungsi dan memainkan peran
penting dalam memperbaiki beberapa kerusakan hati.
Jika Anda memiliki penyakit hati (liver),ada beberapa pertimbangan khusus yang
mungkin Anda butuhkan sebelum menjalani diet penyakit hati untuk membantu mengelola
kondisi Anda.Diet yang tidak sehat dapat membuat hati bekerja sangat keras sehingga mungkin
menyebabkan lebih banyak kerusakan dari yang sudah ada.
Panduan menjalani diet penyakit hati
Meskipun awalnya tidak dimaksudkan untuk orang dengan penyakit hati, diet
Mediterania yang memfokuskan kecukupan empat pilar nutrisi, seperti karbohidrat
kompleks,lemak sehat,protein,dan antioksidan ternyata juga dapat membantu mengurangi
tebalnya lapisan lemak di hati Anda.Bicarakan dengan dokter Anda seputar jenis diet yang
terbaik untuk Anda sehingga Anda mendapatkan jumlah nutrisi yang tepat,dan juga berapa
banyak kalori yang Anda harus dapatkan setiap hari.Perubahan yang Anda akan buat akan
banyak bergantung pada seberapa baik hati Anda bekerja.

29
Begini panduan umumnya:
 Makan makanan tinggi karbohidrat
Karbohidrat harus menjadi sumber utama kalori dalam diet ini.Tapi bukan sembarang
karbohidrat.Hindari permen,soda biasa,roti/pasta terigu, gorengan,dan makanan lain dengan
tambahan gula termasuk sirup jagung tinggi fruktosa.Terlalu banyak gula sederhana
mempercepat proses di mana hati mengolah makanan menjadi lemak.
Karbohidrat kompleks,seperti yang diiringi dengan banyak serat, merupakan pilihan
yang lebih aman.Karbohidrat kompleks cenderung memiliki indeks glikemik rendah yang
dicerna lebih lambat dan tidak menyebabkan lonjakan gula ke seluruh tubuh Anda.Hal ini
dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kolesterol darah Anda.
Contoh makanan yang mengandung karbohidrat kompleks termasuk biji-bijian
(gandum,oats,nasi merah),alpukat,kacang walnut,sayuran bertepung seperti jagung,kacang
polong,kentang,labu,dan ketela,juga sayuran berdaun hijau seperti bayam dan
selada.Penyakit hati dapat menyebabkan kadar gula darah terlalu tinggi atau terlalu rendah
pada beberapa orang.Anda mungkin perlu untuk mengontrol jumlah karbohidrat yang Anda
makan untuk membantu mengontrol kadar gula darah Anda.
 Cukupi kebutuhan protein Anda
Hal ini penting untuk makan dalam jumlah yang tepat dari protein ketika Anda
memiliki penyakit hati.Makanan berikut merupakan sumber protein yang baik: ikan air
dingin (seperti salmon dan mackerel),daging tanpa lemak,telur dan produk susu,serta kacang
dan biji-bijian mentah.
Makan sekitar 1 gram protein per kilogram berat badan.Ini berarti bahwa seorang pria
dengan berat badan 70 kilogram,misalnya harus makan 70 gram protein per hari.Tapi
perhitungan ini tidak termasuk protein yang didapat dari makanan dan sayuran
bertepung.Seseorang dengan hati yang rusak parah mungkin perlu makan lebih sedikit
protein.Bicarakan dengan dokter Anda tentang rincian kebutuhan protein Anda.

30
 Lemak boleh,asal secukupnya
Orang dengan penyakit hati sering menentang insulin.Tubuh mereka membuat
insulin,tetapi tidak bekerja dengan baik.Akibatnya glukosa menumpuk dalam darah,dan
hati mengolah gula tambahan gula tersebut menjadi lemak.Lemak tertentu dalam diet
penyakit hati Anda dapat meningkatkan sensitivitas insulin,atau kemampuan tubuh untuk
menggunakan insulin.Sel-sel Anda dapat mengambil simpanan glukosa tersebut sehingga
hati Anda tidak perlu membuat dan menyimpan lemak. Peningkatan asupan karbohidrat
dan lemak juga membantu mencegah pemecahan protein dalam hati.
Sebaliknya,beberapa orang dengan penyakit hati memiliki masalah dalam
mencerna dan menyerap lemak.Lemak yang tidak dicerna dihilangkan saat buang air
besar.Jika Anda memiliki masalah kesehatan ini,Anda mungkin perlu makan lebih sedikit
lemak.Tanyakan pada dokter atau ahli gizi Anda untuk informasi lebih lanjut tentang diet
rendah lemak.
Contohnya makan buah dan sayur yang tinggi antioksidan.Alasan lain dari
penumpukan lemak dalam hati adalah bahwa sel-sel hati bisa rusak ketika nutrisi tidak
memecah dengan benar.Buah-buahan (terutama beri,seperti goji berry),sayuran, dan
beberapa makanan lain memiliki senyawa yang dikenal sebagai antioksidan yang dapat
melindungi sel-sel dari kerusakan ini.Hanya saja,ingat untuk memilih produk segar dan
menghindari makanan kaleng,yang cenderung tinggi kandungan sodiumnya.

Etiologi dan Gambaran  KlinisDiagnosis


Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dibantu hasil pemeriksaan
laboratorium.Menurut Sulaiman dan  Julitasari (1995).
 Anamnesis,gejala prodromal dan riwayat kontak.
 Pemeriksaan Jasmani
 Pemeriksaan Laboratorium (Tes fungsi hati : Bilirubin,SGOT,SGPT, GGT,Alkali
Fosfatase,dan Tes Serologi).

31
Jenis-jenis diet penyakit hati :
 Diet hati I
Diberikan bila pasien dalam keadaan akut atau bila prekoma sudah dapat diatasi
dan pasien mulai mempunyai nafsu makan.Makanan dalam bentuk lunak atau
cincang,pemberian protein dibatasi 30 g/hari,lemak diberikan mudah cerna,bila
ada asites dan diuresis belum sempurna,pemberian cairan maksimal 1
liter/hari,makanan ini rendah energi,protein,kalsium, zaat besi danthiamin,karena
itu sebaiknya diberikan selama beberapa hari saja sampai kondisi
membaik,diberikan rendah garam untuk menambah kandungan energi,perlu
diberikan makanan parental berupa cairan glukosa
Contoh menu sehari :
Pagi : bubur nasi + cream soup ayam jagung brokoli + jus tomat
Selingan pagi : puding maizena saus milkshake jambu merah
Makan siang : bubur nasi + pepes daging giling + sayur sop cincang +
sari pepaya jeruk manis
Selingan sore : kue lumpur + teh manis
Makan malam : bubur havermout lengkap + susu hepatosol vanila
 Diet hati II
Diberikan sebagai perpindahan dari Diet Hati I kepada pasien yang nafsu
makannya cukup,bentuk makanan lunak/biasa,protein diberikan 1 g/kg BB
lemak sedang 20-25% dari kebutuhan energi total dalam bentuk mudah cerna
diberikan rendah garam
Contoh menu sehari :
Pagi : bubur nasi + scramble egg + mapo tofu jamur merang +
jus semangka melon
Selingan pagi : puding maizena strawberry
Makan siang : nasi tim + semur bola-bola tempe (rendah bumbu) +
bening bayam + semangka pepaya potong saus jeruk

32
Selingan sore : macaroni schootel ayam sayuran + sari tomat
Makan malam: nasi tim + rolade tempe + cah tuna sayuran + susu hepatosol

 Diet hati III


Diberikan sebagai perpindahan dari Diet Hati II kepada pasien yang nafsu
makannya telah baik,dentuk makanan lunak/biasa,diberikan rendah garam.
Contoh menu sehari :
Pagi : jaffle telur keju + susu hepatosol
Selingan pagi : puding karamel + sari pepaya jeruk
Makan siang : nasi tim + sate tahu bumbu kuning (rendah bumbu) +
capcay cah + mangga pepaya potong
Selingan sore : pancake kedelai saus susu hepatosol coklat
Makan malam : nasi tim + semur bola bola tempe (rendah bumbu) + Sup
ayam makaroni wortel + jus sirsak susu hepatosol
Penatalaksanaan Diet Hati
Tujuan Diet :
1. Memperbaiki keadaan gizi pasien dengan makanan seimbang.
2. Mencegah dan memperbaiki kerusakan jaringan hati lebih lanjut dengan mengurangi
beban kerja hati.
3. Mencegah kurang gizi.
Prinsip Diet :
1. Tinggi kalori yang berasal dari bahan makanan tinggi karbohidrat.
2. Lemak diberikan yang mudah cerna dalam jumlah cukup.
3. Protein tinggi atau disesuaikan dengan kondisi pasien.
4. Cukup vitamin dan mineral.
5. Rendah garam bila ada edema atau bengkak pada punggung,kaki dan perut (asites).
6. Makanan mudah cerna dan tidak banyak memakai bumbu-bumbu yang tajam
seperti,cuka,merica,cabe,pala,dan lain-lain.
7. Makanan dalam porsi kecil dan diberikan sering.
8. Cairan atau minuman dibatasi bila ada edema dan asites.
33
Bahan Makanan yang Dihindari :
1. Sumber Karbohidrat : beras ketan,ubi ,singkong,talas.
2. Sumber Protein : daging berlemak,babi,kambing,keju dan es krim.
3. Sayuran yang berserat dan menimbulkan gas,seperti kol,sawi, lobak, daun
singkong,nangka muda dan kembang kol.
4. Buah-buahan yang berserat dan tinggi lemak seperti : nangka,nanas, durian,alpukat.
5. Goreng-gorengan,santan kental,tape,kue yang gurih.
6. Minuman yang mengandung soda dan alkohol seperti : arak,bir,soft drink.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan :
1. Masaklahdengan cara merebus,mengukus,memanggang,mengungkep, atau membakar.
2. Hindari menggoreng atau menggoreng dengan minyak kedele,minyak  jagung untuk
menumis.
3. Bila memasak daging pilihlah daging yang tak berlemak.
4. Memasak sayuran jangan menggunakan santan kental.
Cara Pencegahan
Menurut Corwin (2001),pengobatan hepatitis virus terutama bersifat suportif yang mencakup :
5. Istirahat cukup
6. Pendidikan agar menghindari penyalahgunaan alkohol dan obat-abatan.
7. Pendidikan mengenai cara penularan hepatitis kepada anggota keluarga dan teman
seksual.
8. Pemberian vaksin hepatitis.

34
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa anatomi hati manusia jika dilihat dengan mata
telanjang, terdiri dari empat lobus (bagian) dengan ukuran yang berbeda. Yaitu : Lobus kanan,
kiri, kaudatus berukuran lebih kecil dibanding dua lobus sebelumnya dan lobus kuadrat berada
lebih rendah dari lobus kaudatus.

Hati merupakan organ tubuh yang paling besar dan memiliki banyak fungsi yang kompleks.
Fungsi hati adalah mengekskresikan zat-zat beracun yang terbentuk dalam tubuh,tetapi tidak
dapat diekskresikan melalui ginjal,karena molekul yang ada di dalamnya terlalu besar atau tidak
larut dalam air,seperti bilirubin.

Orang-orang dengan penyakit hati harus makan lebih banyak makanan yang sehat. Penderitaan
dapat juga melakukan panduan diet sehat untuk pola hidup yang sehat agar organ hatinya terjaga.

Lambung merupakan salah satu organ penting yang terletak di bagian perut atas, tepatnya
sebelah kiri. Fungsi lambung paling umum diketahui adalah sebagai tempat makanan dicerna.

Lambung terletak di bagian perut atas, tepatnya sebelah kiri.

Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis, ulkus peptikum, pasca-
operasi lambung yang sering diikuti dengan “dumping syndrome” dan kanker lambung. Diet
pada pasien penyakit lambung ada 4 tahap, dan setiap tahap mempunyai cara atur diet yang
berbeda-beda

B. SARAN

Oleh karena itu hendaklah dalam mengkonsumsi makanan harus seimbang dan memenuhi
banyak gizi supaya kondisi tubuh menjadi sehat dan tidak rentan terhadap penyakit apapun.
Selain itu banyak berolahraga agar kondisi imunitas tubuh menjadi baik dan tahan terhadap
penyakit maupun kondisi tubuh kita kebal terhadap penyakit. Serta jangan lupa menerapakan
pola hidup sehat, agar kita dapat terhindar dari penyakit manapun terhadap tubuh kita.

35
Daftar Pustaka

https://fdokumen.com/document/makalah-diet-pada-penyakit-saluran-cerna-150131005419-
conversion-gate02.html

http://gitasukmaningsih.blogspot.com/2014/05/diet-pada-penyakit-saluran-pencernaan.html?m=

https://www.alodokter.com/3-penyakit-yang-mengganggu-fungsi-lambung

https://rsupsoeradji.id/penatalaksanaan-diet-pada-penyakit-hati/

http://www.alomedika.com/penyakit/gastroenterologi/hepatitis-b/patofisioloi

http://www.alomedika.com/penyakit/gastroenterologi/hepatitis-a/patofisiologi

https://www.alomedika.com/penyakit/gastroentero-hepatologi/sirosis-hepatis/
patofisiologi#:~:text=Sirosis%20Hepatis%20yang%20disebabkan%20Virus,sinusoid%20hepatis
%20dan%20hepatosit%20terganggu

36

Anda mungkin juga menyukai