Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH DIET PADA PENYAKIT GASTRITIS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gizi dan Diet


Dosen Pengampu : Hirza Ainin Nur, Ns. M.Kep

Disusun oleh :
1. Choirunnisa’ (20201545)
2. Devi Nur Aini S. (20201546)
3. Dion Ko’wilda Pratama (20201549)
4. Handal Aghnia (20201557)
5. Maya Yuliana (20201563)
6. Rosari Cahya Windari (20201574)
7. Ulin Oktaviana (20201578)

AKPER KRIDA HUSADA


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
atas berkat dan limpahan rahmatNyalah maka penulis dapat menyelesaikan Makalah
Diet Pada Penyakit Gastritis ini dengan tepat waktu untuk memenuhi tugas mata
kuliah Gizi dan Diet.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kurang
tepat atau menyinggung perasaan pembaca.

Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar


pada makalah ini. Oleh karna itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan ilmu pengetahuan.

Dengan ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga Tuhan memberkati makalah ini sehingga dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gastritis


2.2 Penyebab Terjadinya Gastritis
2.3 Tujuan Diberikan Diet Gastritis
2.4 Diet pada Penyakit Gastritis

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gastritis berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti
perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis merupakan
suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat
akut, kronis, difus, atau lokal. Pada beberapa kasus, gastritis dapat
menyebabkan terjadinya borok (ulkus) dan dapat meningkatkan risiko dari
kanker lambung. Akan tetapi bagi banyak orang, gastritis bukanlah penyakit
yang dianggap serius dan dapat segera membaik dengan pengobatan. Individu
yang menderita penyakit lambung umumnya mengalami penurunan status gizi.
Gastritis bisa akut atau kronis. Gastritis akut datang secara tiba-tiba dan
parah, sedangkan gastritis kronis berlangsung lebih lama. Berbagai jenis
gastritis disebabkan oleh faktor yang berbeda. Gejala termasuk gangguan
pencernaan, sakit perut, mual, dan merasa kenyang. Bagi kebanyakan orang,
gastritis ringan dan akan hilang dengan cepat setelah perawatan. Namun,
beberapa jenis gastritis dapat mengakibatkan tumor atau meningkatkan risiko
kanker. (Kemenkes RI, 2011)
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan gastritis?
b. Apa penyebab terjadinya gastritis?
c. Apa tujuan diberikannya diet gastritis?
d. Bagaimana pengaplikasian diet pada penyakit gastritis?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan gastritis
b. Mengetahui penyebab terjadinya gastritis
c. Mengetahui tujuan diberikan diet gastritis
d. Mengetahui bagaimana pengaplikasian diet pada penyakit gastritis
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gastritis
Gastritis berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti
perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis merupakan
suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat
akut, kronis, difus, atau lokal. Pada beberapa kasus, gastritis dapat
menyebabkan terjadinya borok (ulkus) dan dapat meningkatkan risiko dari
kanker lambung. Akan tetapi bagi banyak orang, gastritis bukanlah penyakit
yang dianggap serius dan dapat segera membaik dengan pengobatan. Individu
yang menderita penyakit lambung umumnya mengalami penurunan status gizi.
Gastritis bisa akut atau kronis. Gastritis akut datang secara tiba-tiba dan
parah, sedangkan gastritis kronis berlangsung lebih lama. Berbagai jenis
gastritis disebabkan oleh faktor yang berbeda. Gejala termasuk gangguan
pencernaan, sakit perut, mual, dan merasa kenyang. Bagi kebanyakan orang,
gastritis ringan dan akan hilang dengan cepat setelah perawatan. Namun,
beberapa jenis gastritis dapat mengakibatkan tumor atau meningkatkan risiko
kanker. (Kemenkes RI, 2011)
Sedangkan diet artinya jumlah makanan yang dikonsumsi oleh
seseorang atau organisme tertentu. Jenis diet sangat dipengaruhi oleh latar
belakang, asal individu, atau keyakinan yang dianut masyarakat tertentu. Jadi
dapat di artikan diet pada penderita gastritis adalah diet lambung.
2.2 Penyebab Terjadinya Gastritis

Terjadinya gastritis salah satunya dapat disebabkan oleh pola makan


yang tidak baik dan tidak teratur, yaitu frekuensi makan, jenis, dan jumlah
makanan sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat.

1. Frekuensi Makan

Frekuensi makan adalah jumlah makan dalam sehari-hari baik


kualitatif dan kuantitatif. Individu yang memiliki pola makan tidak teratur
mudah terserang gastritis. Pada saat perut harus diisi, tetapi dibiarkan kosong,
atau ditunda pengisiannya, asam lambung akan mencerna lapisan mukosa
lambung, sehingga timbul rasa nyeri Secara alami lambung akan terus
memproduksi asam lambung setiap waktu dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6
jam sesudah makan, kadar glukosa dalam darah telah banyak terserap dan
terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar dan pada saat itu jumlah asam
lambung terstimulasi. Bila seseorang terlambat makan sampai 2-3 jam, maka
asam lambung yang diproduksi semakin banyak dan berlebih sehingga dapat
mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri di sekitar
epigastrium.

Kebiasaan makan tidak teratur ini akan membuat lambung sulit untuk
beradaptasi. Jika hal tersebut berlangsung lama, produksi asam lambung akan
berlebihan sehingga dapat mengiritasi dinding mukosa pada lambung dan dapat
berlanjut menjadi tukak lambung.

2. Jenis Makanan

Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau dimakan,


dicerna, dan diserap akan menghasilkan paling sedikit susunan menu sehat dan
seimbang. Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan merangsang
sistem pencernaan, terutama lambung dan usus untuk berkontraksi. Hal ini akan
mengakibatkan rasa panas dan nyeri di ulu hati yang disertai dengan mual dan
muntah. Gejala tersebut membuat nafsu makan penderita makin berkurang. Bila
kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas lebih dari satu kali dalam seminggu
selama minimal 6 bulan dibiarkan terus-menerus dapat menyebabkan iritasi
pada lambung yang disebut dengan gastritis.

Gastritis dapat disebabkan pula dari hasil makanan yang tidak cocok.
Makanan tertentu yang dapat menyebabkan penyakit gastritis, seperti buah yang
masih mentah, daging mentah, kari, dan makanan yang banyak mengandung
krim atau mentega. Bukan berarti makanan ini tidak dapat dicerna, melainkan
karena lambung membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencerna dan
lambat meneruskannya kebagian usus selebih-nya. Akibatnya, isi lambung dan
asam lambung tinggal di dalam lambung untuk waktu yang lama sebelum
diteruskan ke dalam duodenum dan asam yang dikeluarkan menyebabkan rasa
panas di ulu hati dan dapat mengiritasi.

3. Porsi Makan
Porsi atau jumlah merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan
yang dikonsumsi pada tiap kali makan. Setiap orang harus makan makanan
dalam jumlah benar sebagai bahan bakar untuk semua kebutuhan tubuh. Jika
konsumsi makanan berlebihan, kelebihannya akan disimpan di dalam tubuh dan
menyebabkan obesitas (kegemukan). Selain itu, Makanan dalam porsi besar
dapat menyebabkan refluks isi lambung, yang pada akhirnya membuat kekuatan
dinding lambung menurun. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan peradangan
atau luka pada lambung.

Penyebab terjadinya gastritis sering berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:


1. Pemakaian obat antiinflamasi
2. Konsumsi alkohol
3. Terlalu banyak merokok
4. Uremia
5. Pemberian obat kemoterapi
6. Infeksi sistemik
7. Iskemia dan syok
8. Konsumsi kimia secara oral yang bersifat asam/basa
9. Trauma mekanik
10. Infeksi mikroorganisme
11. Stress berat
2.3 Tujuan Diberikan Diet Gastritis

Penderita Maag (Gastritis) biasanya oleh ahli gizi dianjurkan untuk


menerapkan diet lambung/gastritis. Tujuan diberikannya diet lambung
diantarannya menetralkan kelebihan asam lambung dengan memberikan
makanan yang adekuat dan tidak merangsang. Syarat diet lambung yaitu
makanan dalam bentuk lunak dan mudah dicerna, hindari makanan yang
merangsang lambung seperti asam, pedas, keras, terlalu panas atau dingin, porsi
yang diberikan kecil yang diberikan sering, dan cara pengolahannya direbus,
dikukus, panggang dan tumis.

Tujuan diberikannya diet lambung diantarannya:

a. Menetralkan kelebihan asam lambung dengan memberikan makanan


yang adekuat dan tidak merangsang.
b. Menghilangkan gejala penyakit
c. Mengurangi gerakan peristaltik lambung
d. Memperbaiki kebiasaan makan penderita

Prinsip diet gastritis ini bersifat ad libitum, yang artinya bahwa diet
lambung dilaksanakan berdasarkan kehendak pasien. Prinsip diet diantaranya
paasien dianjurkan untuk maakan secara teratur, tidak terlalu kenyang, tidak
boleh berpuasa.

Syarat diet gastritis :


1. Makan secara teratur dan tidak terlalu kenyang
2. Porsi makanan yang diberikan dalam porsi kecil tapi sering
3. Makanan yang dikonsumsi harus mengandung tinggi kalori dan protein
(TKTP) namun kandungan lemak, khususnya yang jenuh harus dikurangi
4. Makanan diet pada laambung harus udah dicerna dan mengandung serat
yang halus.
5. Makanan tidak boleh megandung bahan yang merangsang, menimbulkan
gas, bersifat asam
6. Makanan tidak boleh terlalu panas maupun dingin
7. Perhatikan teknik memasaknya, direbus, dikukus, atau dipanggang adalah
teknik masak yang dianjurkan. Sebaliknya, menggoreng bahan makanan
tidak dianjurkan.
2.4 Diet pada Penyakit Gastritis

Diet umumnya tidak menyebabkan gastritis kronis, tetapi makan


beberapa makanan dapat memperburuk gejala. Ini mungkin termasuk makanan
yang digoreng, pedas, dan sangat asam.

1. Yang boleh diberikan


a. Sumber hidrat arang (nasi atau penggantinya) beras, dibubur atau
ditim, kentang, direbus atau dikukus, mi bihun direbus, roti, biskuit,
dan tepung-tepungan dibuat bubur atau puding.
b. Sumber protein hewani (daging atau penggantinya): ikan, hati,
daging sapi empuk, ayam digiling atau dicincang dan direbus,
disemur, ditim, atau dipanggang, telur ayam direbus, didadar,
diceplok air, atau dicampurkan dalam makanan, susu.
c. Sumber protein nabati: tahu, tempe, direbus, ditim, atau ditumis,
kacang hijau direbus daan dihaluskan.
d. Makanan berserat tinggi, seperti biji-bijian, buah-buahan, sayuran,
dan kacang-kacangan
e. Makanan rendah lemak, seperti ikan, daging tanpa lemak, dan
sayuran
f. Makanan dengan keasaman rendah, termasuk sayuran dan kacang-
kacangan
g. Minuman non-karbonasi
h. Minuman bebas kafein
2. Yang tidak dianjurkan
a. Sumber hidrat arang: beras ketan atau wajik, jagung, ubi singkong,
kentang goreng, cake, dodol, dan kue yang terlalu manis.
b. Sumber protein hewani: daging, ikan, ayam yang dikalengkan,
digoreng, dikeringkan (dendeng), telur ceplok atau goreng.
c. Sumber protein nabati: tahu, tempe, kacang yang digoreng
d. Sayuran-sayuran yang banyak serat dan menimbulaakn gas, sayuran
mentah
e. Bumbu-bumbu: lombok, merica, cuka, bumbu-bumbuan yang
merangsang.
f. Buah-buahan: buah yang banyak serat dan menimbulkan gas,
misalnya jambu biji, nanas, kedondong, durian, nangka, dan buah
yang dikeringkan (sale pisang, manisan pala, dan sebagainya)
g. Makanan yang tinggi lemak dapat memperburuk peradangan pada
lapisan lambung.
h. Beberapa bentuk gastritis disebabkan oleh minum alkohol terlalu
sering atau minum terlalu banyak dalam waktu singkat.
i. Minuman yang mengandung kafein dan minuman berkarbonasi
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan
mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Pada
beberapa kasus, gastritis dapat menyebabkan terjadinya borok (ulkus) dan dapat
meningkatkan risiko dari kanker lambung. Akan tetapi bagi banyak orang,
gastritis bukanlah penyakit yang dianggap serius dan dapat segera membaik
dengan pengobatan. Individu yang menderita penyakit lambung umumnya
mengalami penurunan status gizi.
Terjadinya gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak baik
dan tidak teratur, yaitu frekuensi makan, jenis, dan jumlah makanan sehingga
lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat. Maka dari itu kita
harus selalu menjaga pola hidup terutama pola makan kita agar tidak mengalami
gejala-gejala yang dapat menyebabkan penyakit gastritis.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. Diet Gastritis. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2011.

Umasangaji. Penatalaksanaan Diet Pada Pasien Suspect Gastritis di Ruang Interna


Pria RSUD Dr.H. Chasan Boesoirie Ternate. 2012.

https://www.healthline.com/health/gastritis-diet#outlook

https://ahligizi.id/blog/2019/11/23/diet-gastritis-maag/
https://id.scribd.com/doc/304976311/Diet-Gastritis

Anda mungkin juga menyukai