Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

DM (DIABETES MILITUS)
RUANG ZAM-ZAM I
RSI SULTAN HADLIRIN JEPARA

Disusun Oleh:

Nama : LISA UMI KHOLIFAH

Nim : 20201561

AKADEMI KEPERAWATAN KRIDA HUSADA KUDUS

Jl.Lingkar Raya Kudus-Pati KM 5 Jepang Mejobo

Telp (0291)4248655

TAHUN AJARAN 2020/2021


A. Pengertian
Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah(hiperglikemia) akibat kerusakan pada
sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (smelzel dan Bare,2015). Diabetes melitus
merupakan suatu kelompok penyakit atau gangguan metabolik dengan karakteristik
hipeglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi urin, kerja insulin, atau kedua –
duanya (ADA,2017).
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak
cukup dalam memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak efisien menggunakan
insulin itu sendiri. Insulin adalah hormon yang mengatur kadar gula darah.
Hiperglikemia atau kenaikan kadar gula darah, adalah efek yang tidak terkontrol dari
diabetes dan dalam waktu panjang dapat terjadi kerusakan yang serius pada beberapa
sistem tubuh, khususnya pada pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner),
mata (dapat terjadi kebutaan), ginjal (dapat terjadi gagal ginjal).
Diabetes Mellitus (kencing manis) adalah suatu penyakit dengan peningkatan
glukosa darah diatas normal. Dimana kadar diatur tingkatannya oleh hormon insulin
yang diproduksi oleh pankreas.
B. Fisiologi
Pankreas berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin.
a. Fungsi eksokrin pankreas ( asinar )
Getah pankreas mengandung enzim-enzim untuk pencernaan. ketiga jenis
makanan utama, protein, karbohidrat dan lemak. Getah pankreas juga
mengandung ion bikarbonat dalam jumlah besar, yang memegang peranan
penting dalam menetralkan timus asam yang dikeluarkan oleh lambung ke dalam
duodenum. Enzim-enzim proteolitik adalah tripsin, kamotripsin, karboksi,
peptidase, ribonuklease, deoksiribonuklease. Tiga enzim pertama memecahkan
keseluruhan dan secara parsial protein yang dicernakan, sedangkan nuclease
memecahkan kedua jenis asam nukleat, asam ribonukleat dan deoksinukleat.
Enzim pencernaan untuk karbohidrat adalah amylase pankreas, yang
menghidrolisis pati, glikogen dan sebagian besar karbohidrat lain kecuali selulosa
untuk membentuk karbohidrat, sedangkan enzim-enzim untuk pencernaan lemak
adalah lipase pankreas yang menghidrolisis lemak netral menjadi gliserol, asam
lemak dan kolesterol esterase yang menyebabkan hidrolisis ester-ester kolesterol.
Produk gabungan sel-sel asinar mengalir melalui duktus pankreas, yang
menyatu melalui duktus empedu komunis dan masuk ke deudenum dititik ampula
hepato pankreas. Getah pankreas ini dikirim kedalam deudenum melalui duktus
pankreatikus, yang bermuara pada papila vateri yang terletak pada dinding
deudenum. Pankreas menerima darah dari arteri pankreatika dan mengalirkan
darahnya ke vena kava inferior melalui vena pankreatika.
b. Fungsi endokrin pankreas.
Fungsinya sebagai organ endokrin didukung oleh pulau-pulau langerhans.
Pulau-pulau langerhans terdiri dari tiga jenis sel yaitu :
1) Sel α (alpha) yang menghasilkan glukagon Efek glukagon ini juga sama
dengan efek kortisol, GH dan epineprin. Dalam meningkatkan kadar gula darah,
glukagon merangsang glikogenolisis (pemecahan glukogen menjadi glukosa) dan
meningkatkan transportasi asam amino dari otot serta meningktakan
glukoneogenesis (Pemecahan glukosa dari yang bukan karbohidrat). Dalam
metabolisme lemak, glukagon, meningkatkan lipolisis ( Pemecahan lemak ).
2) Sel β (betha) yang menghasilkan insulin Insulin sebagai hormon anabolik
terutama akan meningkatkan difusi glukosa melalui membran sel jaringan. Efek
metabolik penting lainnya dari hormon insulin adalah sebagai berikut :
a) Efek pada hepar
(1) Meningkatkan sintesa dan penyimpanan glukosa
(2) Menghambat glikogenolisis, glukoneogenesis dan ketogenesis
(3) Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas dihepar
b) Efek pada otot
(1) Meningkatkan sintesa protein
(2) Meningkatkan tranportasi asam amino
(3) Meningkatkan glikogenesis
c) Efek pada jaringan lemak
(1) Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas
(2) Meningkatkan penyimpanan trigliserida
(3) Menurunkan lipolisis
3) Sel deltha yang menghasilkan somatostatin namun fungsinya belum jelas
diketahui.
Hasil dari sistem endokrin ini langsung dialirkan kedalam peredaran darah
dibawa ke jaringan tanpa melewati duktus untuk membantu metabolisme karbohidrat.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan Keperawatan Dasar
Berikut ini akan diuraikan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar pada klien
dengan DM :
a. Kebutuhan oksigenasi Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup
dan aktivitas berbagai organ atau sel.
b. Kebutuhan nutrisi
Kebutuhan nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.
Secara umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis
untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu
yang menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi.
c. Kebutuhan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh berfungsi untuk mempertahankan
kesehatan dan fungsi semua sistem tubuh. Dalam menyeimbangkan cairan dan
elektrolit, tubuh melakukan proses perpindahan pada cairan dan zat telarut salah
satunya proses osmosis. Pada klien dengan DM akan mengalami hiperglikemia, jika
kadar glukosa dalam darah meningkat, maka ginjal tidak dapat menyerap kembali
glukosa yang keluar sehingga mengakibatkan glukosa tersebut muncul dalam urin
(glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan di keluarkan melalui urine, maka
pengeluaran urine akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan
(diuresis osmotik). Akibat kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan, maka
pasien akan mengeluh banyak kencing (poliuria) dan banyak minum (polidipsi).
d. Kebutuhan istirahat dan tidur Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya
tekanan emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi
yang membutuhkan ketenangan. Pada klien dengan DM akan mengalami gangguan
istirahat dan tidur, dikarenakan sumber energi menurun sehingga klien mengeluh
lemah, selain itu banyaknya urine yang keluar pada malam hari.
e. Kebutuhan gerak dan keseimbangan/aktivitas
Mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas dan
imobilisasi mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas.
Imobilisasi mengganggu fungsi metabolik normal, antara lain laju metabolik;
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein; ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit; ketidakseimbangan kalsium; dan gangguan pencernaan
D. Tanda gejala gangguan keperawatan dasar
Peningkatan gula darah yang terjadi pada klien dengan DM dapat mengakibatkan
gangguan pada keseimbangan pemenuhan kebutuhan nutrisi, klien mengalami
peningkatan nafsu makan yang berlebihan dikarenakan penggunaan cadangan lemak
akibat glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel. Gangguan pada kebutuhan cairan dan
elektrolit, terjadi karena kadar glukosa dalam darah meningkat sampai melampaui
daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis. Selanjutnya gula
banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.
Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi, klien mengalami peningkatan
kekentalan darah yang mengakibatkan aliran darah melambat dan menyebabkan
iskemik pada jaringan perifer.
Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur, dikarenakan sumber energi
menurun sehingga klien mengeluh lemah, selain itu frekuensi BAK dimalam hari
menyebabkan klien mengalami gangguan pada pola tidur. Gangguan integritas kulit,
diakibatkan karena penurunan atau tidak adanya sensasi akibat neuropati, penurunan
fungsi jaringan akibat komplikasi kardiovaskular dan infeksi. Gangguan pemenuhan
kebutuhan aktivitas, dikarenakan klien mengalami penurunan kekuatan otot dan luka
yang sulit sembuh. Gangguan-gangguan tersebut apabila tidak segera ditangani akan
menyebabkan terjadinya komplikasi dari penyakit DM.

E. Pengkajian
a. Identitas :
1) Identitas pasien :
Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku/bangsa,
agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit (MRS), nomor register, dan
diagnosa medik.
2) Identitas Penanggung Jawab Meliputi :
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta status hubungan dengan
pasien.
b. Keluhan utama
1) Sesak saat bekerja, dipsnea nokturnal paroksimal, ortopnea
2) Lelah, pusing
3) Nyeri dada
4) Edema ektremitas bawah
5) Nafsu makan menurun, nausea, dietensi abdomen
6) Urine menurun
c. Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan pertanyaan
tentang kronologi keluhan utama. Pengkajian yang didapat dengan gejala-gejala
kongesti vaskuler pulmonal, yakni munculnya dispnea, ortopnea, batuk, dan edema
pulmonal akut. Tanyakan juga gajala-gejala lain yang mengganggu pasien.
d. Riwayat penyakit dahulu
Untuk mengetahui riwayat penyakit dahulu tanyakan kepada pasien apakah
pasien sebelumnya menderita nyeri dada khas infark miokardium, hipertensi, DM,
atau hiperlipidemia. Tanyakan juga obat-obatan yang biasanya diminum oleh pasien
pada masa lalu, yang mungkin masih relevan. Tanyakan juga alergi yang dimiliki
pasien
e. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga pasien yang menderita penyakit jantung, dan penyakit
keteurunan lain seperti DM, Hipertensi.
f. Pengkajian data
1) Aktifitas dan istirahat : adanya kelelahan, insomnia, letargi, kurang istirahat, sakit
dada, dipsnea pada saat istirahat atau saat beraktifitas.
2) Sirkulasi : riwayat hipertensi, anemia, syok septik, asites, disaritmia, fibrilasi
atrial,kontraksi ventrikel prematur, peningkatan JVP, sianosis, pucat.
3) Respirasi : dipsnea pada waktu aktifitas, takipnea, riwayat penyakit paru.
4) Pola makan dan cairan : hilang nafsu makan, mual dan muntah.
5) Eliminasi : penurunan volume urine, urin yang pekat, nokturia, diare atau
konstipasi.
6) Neuorologi : pusing, penurunan kesadaran, disorientasi.
7) Interaksi sosial : aktifitas sosial berkurang
8) Rasa aman : perubahan status mental, gangguan pada kulit/dermatitis.
g. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan Kesadaran umum, tanda vital dan head to
toe serta pemeriksaan penunjang lainnya.
F. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon pasien
terhadap masalah kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Diagnosa
berdasarkan SDKI adalah :
A. (D.0027) Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan
hiperglikemia atau hipoglikemia.
Manajement Hyperglikemi
1.1 Monitor kadar glukosa darah sesuai indikasi
1.2 Monitor tanda dan gejala hiperglikemi
1.3 Anjurkan klien untuk mengatur pola makan dan latihan fisik. 1.4
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti diabetik Manajement
Hypoglikemi
1.1 Monitor kadar glukosa darah sesuai indikasi
1.2 Monitor tanda dan gejala hiperglikemi
1.3 Anjurkan klien untuk mengatur pola makan dan latihan fisik.
B. (D.0009) Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan hiperglikemia
Circulatory Care
2.1 Monitor tanda-tanda vital
2.2 Monitor CRT dan konjungtiva
2.3 Ubah posisi setidaknya setiap 2 jam
2.4 Lindungi ekstremitas dari cedera
2.5 Pertahankan hidrasi yang adekuat untuk menurunkan kekentalan darah
C. (D.0019) Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorpsi
nutrien akibat defisiensi insulin, kurangnya asupan makanan akibat adanya mual
muntah.
Nutrition Manajement
3.1 Timbang BB
3.2 Auakultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen, mual dan muntah.
3.3 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan program diet dan pola
makan pasien
D. (D.0034) Risiko hipovolemia berhubungan dengan diuresis osmotik dan
poliuria.
Fluid Manajement
4.1 Monitor tanda-tanda vital
4.2 Kaji suhu, warna kulit dan kelembapan
4.3 Pantau masukan dan pengeluaran cairan.
DAFTAR PUSTAKA
Mutmainna, A. (2019). Faktor Risiko yang Mempengaruhi Manajemen
Glukosa pada Pasien Diabetes Mellitus di Makassar Sulawesi Selatan
Indonesia. Nursing Inside Community, 1(2), 61-67..
Isfandari, S. (2017). Gambaran Disabilitas pada Penduduk dengan Diabetes
Mellitus di Indonesia, Riskesdas 2013. Indonesian Bulletin of Health
Research, 45(4), 267-274.
Nurarif,a.h. (2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis
Medis Dan Nanda Nic Noc.yogyakarta : medication publishing
yogyakarta.
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia. DPP PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP . (2018). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia. DPP PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2018). Standar Luaran Keperawatan
Indonesia. DPP PPNI. Jakarta Selatan.

Anda mungkin juga menyukai