Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit gastritis merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi di


masyarakat seperti pada remaja, orang orang yang stress, karena stres dapat
menimbulkan produksi asam lambung, pengkonsumsi alkohol dan obat-obatan anti
inflamasi non steroid. Kebanyakan kasus gastritis tidak secara permanen merusak
lapisan perut tetapi seseorang yang menderita gastritis sering mengalami serangan
kekambuhan yang mengakibatkan nyeri di uluh hati.

Badan penelitian kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan terhadap 8 negara


dunia dan mendapatkan beberapa hasil presentase angka kejadian gastritis di dunia.
Dimulai dari Negara yang kejadian gastritisnya paling tinggi yaitu Amerika dengan
presentase mencapai 47% kemudian di ikuti oleh India dengan presentase mencapai
43%, dan Indonesia 40,85%. Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia
cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus. Prevalensi gastritis di Kalimantan
Tengan pada tahun 2017 mencapai 44,5% yaitu dengan jumlah 58.116 kejadian. Di
wilayah puskesmas Mungkid dalam tiga bulan terakhir terdapat 466 kasus penyakit
gastritis.

Peradangan pada gastritis dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung


sampai terlepasnya epitel mukosa superfisial yang menjadi penyebab terpenting dalam
gangguan sistem saluran pencernaan. Helicobacter pylorimerupakan bakteri utama yang
paling sering menyebabkan terjadinya gastritis. Pasien gastritis sering mengeluh rasa
sakit di ulu hati, rasa terbakar yang pada akhirnya menyebabkan produktivitas dan
kualitas hidup pasien menurun.Nyeri terutama pada saat lambung kosong dan stress.
Nyeri epigastrik dengan berbagai macam tipe yaitu seperti di sayat pisau, di remas atau
mungkin ada yang terasa panas seperti terbakar. Skala nyeri tergantung pada luas
dalamnya ulkus, volume asam lambung. Semakin dalam ancaman iritasi dapat mengenai
ancaman persyarafan sehingga memicu sensasi nyeri yang cukup kuat yaitu 6-9.
Komplikasi gastritis sering terjadi bila penyakit tidak di tangani secara optimal sehingga
dapat menyebabkan gastritis berkembang menjadi ulkus peptikum yang pada akhirnya

1
mengalami komplikasi perdarahan, peritonitis bahkan kematian. Kondisi penyakit
gastritis akut dan kronis lama-lama bias menyebabkan tukak lambung atau peptic ulcer.
Kondisi ini adalah luka yang menyakitkan yang berkembang dilapisan lambung atau
usus kecil. Tukak lambung dapat terjadi didaerah dimana adanya asam dan enzim.
Setelah diduga disebabkan oleh setres dan penumpukan asam, dan penelitian telah
menemukan penyebab utamanya adalah infeksi bakteri.

Beberapa teknik yang digunakan untuk menghilangkan atau menurunkan skala


nyeri dapat menggunakan terapi yaitu farmakalogi dan nonfarmakologi. Penanganan
nyeri bisa dilakukan secara farmakologi yakni dengan pemberian obat-obatan dan cara
non farmakologis melalui pemanfaatan tanaman obat seperti daun andong, daun jambu
biji, kulit kayu manis, kunyit, lidah buaya, pegagan, pisang batu, putri malu, temu lawak,
dan papaya. Masyarakat cenderung memandang obat sebagai satu–satunya metode untuk
menghilangkan nyeri. Diantara obat yang digunakan untuk mengatasi gastritis adalah
antasida. Zat kalsium karbonat dalam antasida dapat menetralkan asam lambung yang
disertai dengan melepaskan gas karbondioksida yang diduga merangsang dinding
dengan mencetuskan perforasi dari tukak. Pertama-tama terjadi peredaan nyeri, tetapi
segera disusul oleh rasa nyeri yang lebih hebat akibat bertambahnya pelepasan asam.
Salah satu alternatif terapi herbal untuk meredakan nyeri adalah dengan teknik
pemberian jus buah pepaya/ Carica papaya.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Penulis dapat menyusun dan menyajikan laporan studi kasus serta mendapat
pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan gastritis di wilayah Puskesmas Mungkid dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan meliputi pengkajian, menegakkan diagnosa, menyusun intervensi,
melakukan implementasi, dan membuat evaluasi secara komprehensif dan
berkesinambungan.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu menerapkan proses keperawatan pada klien Tn.”B” dengan
gastritis di wilayah Puskesmas Ketapang II
b. Penulis mampu mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pada klien Tn.”B”
dengan gastritis di wilayah Puskesmas Ketapang II.

2
c. Penulis mampu menemukan dan mengidentifikasikan factor pendukung dan
penghambat pada penerapan asuhan keperawatan pada klien Tn.”B” dengan
gastritis di wilayah Puskesmas Ketapang II.
d. Mengetahui pengertian dari gastritis
e. Mengetahui pengklasifikasian dari gastritis
f. Mengetahui patogenik dari gastritis
g. Mengetahui etiologi dari gastritis
h. Mengetahui manifestasi klinis dari gastritis
i. Mengetahui faktor pemicu kekambuhan gastritis
j. Mengetahui penatalaksanaan penanganan gastritis
k. Mengetahui cara untuk mencegah timbulnya gastritis
l. Mengetahui petunjuk umum untuk diet pada penderita gastritis

C. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penulisan laporan ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber rujukan
dalam mempelajari asuhan keperawatan pasien dengan gastritis.
2. Bagi Institusi Puskesmas
Hasil penulisan laporan ini dapat dijadikan salah satu bahan masukan dalam
melaksanakan praktek asuhan keperawatan secara langsung. Selain itu juga dapat
dijadikan salah satu bahan pertimbangan dalam menerapkan kebijakan-kebijakan
sehuungan dengan perawatan pasien dilapangan.

3. Bagi Profesi Keperawatan


Hasil penulisan laporan ini dapat dijadikan bahan publikasi hasil karya perawat
dan menggambarkan bagaimana peran perawat dalam penatalaksanaan kasus gastritis
yang dirawat dirumah sakit secara komprehensif. Dengan demikian menunjukan
profesi keperawatan ikut berkembang seiring dengan kemajuan dunia medis modern.
4. Bagi Penulis
Hasil laporan ini selain sebagai syarat tugas akhir dalam menyelesaikan
pendidikan diploma III keperawatan juga merupakan sebagai salah satu bentuk
tanggung jawab penulis dalam hal mengembangkan ilmu keperawatan yang telah
diberikan dan dapat menerapkannya dimasyarakat
5. Bagi Masyarakat
3
Masyarakat dapat mengidentifikasi tanda-tanda kegawatan dari kasus gastritis
dan status gastritis. Serta masyarakat dapat mengerti bagaimana cara menangani
pertolongan pertama dan kemana harus mencari bantuan pertolongan.

4
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR GASTRITIS


1. Pengertian
Gastritis adalah merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang
dapat bersifat akut, kronis disfusi, atau lokal. Dua jenis gastritis yang paling
sering terjadi gastritis superficial akut dan gastritis atrofik kronis (Price
2009). Menurut teori Hermaya. S (1992) medefinisikan gastritis sebagai
peradangan selaput lendir pada dinding lambung. Sedangkan menurut teori
Sujuno Hadi (1993), gastritis merupakan inflamasi dari dinding terutama
pada mukosa lambung atau gaster. Dan pada teori Mansjoer (2000) gastritis
adalah inflamasi dari mukosa lambung.
Gastritis terbagi menjadi 2 yaitu:
a. Gastritis akut
Merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan
gejala yang khas. Biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil.
b. Gastritis kronis
Penyebabnya tidak jelas sering bersifat multifactor dengan perjalanan
klinik yang bervariasi.

2. Pengobatan Medis Konsep Buah Pepaya


Pemberian jus buah pepaya dapat digunakan untuk mengatasi nyeri pada
lambung dan rasa panas pada lambung. Pada penelitian Jihan (2011), yang
menjelaskan buah pepaya kaya akan nutrisi seperti betakaroten, vitamin C,
vitamin B, mineral, serat, lycopene dan flavonoid, sehingga dapat berfungsi
sebagai zat antikanker. Buah pepaya mengandung sejumlah mineral basa
lemah seperti kalium, kalsium dan magnesium, yang sangat dibutuhkan
tubuh, terutama untuk menetralisir asam lambung. Hal ini juga didukung oleh
penelitian Joanne (2016) yang menyebutkan bahwa papaya juga mempunyai
kandungan enzim papain yang mampu mempercepat pemecahan protein
didalam lambung karena pada saat terjadi gastritis enzim pepsin yang
berperan dalam pemecahan protein mengalami penurunan fungsi.

5
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jihan 2011 menunjukkan
bahwa adanya pengaruh jus buah pepaya (Carica papaya) terhadap tingkat
kerusakan histologis lambung mencit yang diinduksi aspirin. Analisa
peneliti, jus buah papaya mengandung mineral basa lemah meliputi
magnesium, kalium dan kalsium yang mampu menetralkan asam lambung
yang meningkat. Kemudian jus buah papaya juga mengandung enzim
papain (sejenis enzim proteolitik) yang mampu mempercepat perombakan
protein sehingga mempercepat regenerasi kerusakan sel -sel lambung.
Dengan demikian jus buah pepaya dapat memperbaiki kerusakan
histologist lambung mencit yang diinduksi oleh aspirin baik kerusakan
yang berat maupun ringan. Sehingga hal ini juga dapat dilakukan untuk
mengatasi nyeri gastritis yang disebabkan oleh adanya peningkatan asam
lambung.
pepaya efektif untuk mengobati berbagai masalah dalam pencernaan yaitu
dispepsia, hiperacidity, disentri, dan konstipasi. Pepaya membantu dalam
mempercepat proses pemecahan protein didalam lambung karena kaya akan
enzim proteolitik yaitu enzim papain. Hal tersebut juga di dukung oleh
penelitian Joanne (2016) yang menjelaskan bahwa enzim papain banyak
ditemukan pada seluruh bagian tubuh pepaya, kecuali akar dan bijinya. Pada
orang yang menderita penyakit maag, kinerja pencernaannya terganggu
akibat peradangan pada dinding lambung sehingga penyerapan protein tidak
berlangsung secara maksimal. Dengan hal tersebut, diperlukan papain untuk
membantu penyerapan protein. Selain itu, papain juga memiliki peran lain
dalam penyembuhan maag. Para penderita maag tidak dianjurkan untuk
makan makanan yang mengandung lemak dan karbohidrat karena dapat
menaikkan asam lambung serta menyebabkan heartburn atau rasa nyeri pada
kerongkongan dan ulu hati. Dalam hal ini papain berfungsi untuk
mengurangi lemak dan karbohidrat sehingga lingkungan asam menjadi lebih
sehat.
Buah pepaya mengandung mineral basa lemah yang berfungsi untuk
menetralisir asam lambung sehingga nyeri dapat berkurang, dan papaya juga
mempunyai kandungan enzim papain yang mempu mempercepat pemecahan
protein didalam lambung karena pada saat terjadi gastritis enzim pepsin yang
berperan dalam pemecahan protein mengalami penurunan fungsi.
6
3. Pengolahan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Harish (2013) buah pepaya
dapat dikonsumsi secara langsung sebanyak 200 gram untuk menetralisir
asam lambung. Buah pepaya juga dapat diolah dengan cara menghaluskan
buah pepaya menjadi jus yang didapatkan dari buah yang segar. Hal ini
sejalan dengan pendapat Aprodhita (2013) yang menjelaskan bahwa buah dan
sayur yang diblender akan terserap oleh usus selama 20 menit dan jika tidak
diblender akan menghabiskan waktu sekitar 18 jam untuk diserap. Sedangkan
waktu yang tepat dalam mengkonsumsi buah dan sayur adalah pada tengah
hari (12.00) – pukul 20.00. Pada pukul 12.00-20.00 merupakan waktu dimana
energi lebih banyak dipusatkan ke fungsi pencernaan, sepanjang siklus ini
merupakan saat yang tepat untuk mengisi lambung dengan makanan yang
padat. Sedangkan pada jam 20.00-04.00 akan terjadi proses penyerapan
sebagian besar zat-zat makanan ke seluruh bagian tubuh. Sehingga dalam
penelitian yang telah dilakukan responden mengkonsumsi jus buah pepaya
antara pukul 12.00 -20.00, karena pada waktu tersebut lambung dapat
menerima asupan makanan dengan baik. Kemudian jus buah pepaya dapat
diserap baik oleh tubuh pada pukul 20.00 – 04.00 pagi, dan sisa-sisa jus buah
pepaya dan racun-racun akan dikeluarkan pada pagi hari setelah pukul 04.00.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
pepaya dapat dikonsumsi secara langsung sebanyak 200 gram untuk
menetralisir asam lambung
B. Saran
Berkenaan dengan penyakit yang sering dianggap sepele tapi
membahayakan. Dapat dengan terapi pepaya

8
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/208

Anda mungkin juga menyukai