Disusun Oleh :
MUHAMMAD IFADH ARIFQY JAYUSMAN
214120008
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Tujuan.......................................................................................................................6
1. Tujuan Umum ....................................................................................................6
2. Tujuan Khusus....................................................................................................6
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................117
A. Pengkajian Keperawatan.............................................................................117
B. Diagnosa Keperawatan................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera dari
tubuh (jasmani), jiwa (rohani), dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Menurut WHO, sehat dikatakan sebagai
suatu keadan yang lengkap, meliputi: kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan
semata-mata bebas dari penyakit atau kelemahan. Dalam konsep sehat WHO
Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu
belum banyak tertangani, di lain pihak telah terjadi peningkatan kasus penyakit-
seperti diare, hernia, appendiks, sembelit, konstipasi dan gastritis. (Depkes, 2015).
diakibatkan oleh ketidak teraturan diet. Misalnya makan terlalu banyak, terlalu
penyebab yang lain termasuk alcohol, aspirin, refluk empedu atau therapy radiasi.
(Brunner & Suddarth, 2012).
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam
inflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu
hati. Adapun gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas. (Smelzer dalam
Ardiansyah, 2012).
beberapa negara dunia dan mendapatkan hasil presentase dari angka kejadian
gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada
35% dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8 - 2,1juta dari jumlah
penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583,635
endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substansial lebih
tinggi dari pada populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik. Di
Indonesia menurut WHO adalah 40,8% angka kejadian gastritis pada beberapa
daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952
gastritis merupakan salah satu dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di
rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%). (Megawati, 2014).
tahum 2012 angka kejadian gastritis dibeberapa kota di Indonesia prevelensinya ada
yang mencapai 91,6% yaitu di Kota Medan, lalu di beberapa kota lainnya seperti
Surabaya 31,2%, Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung 32,5%, Palembang 35,5%,
Penyebab dari gastritis adalah konsumsi obat yang mengandung kimia digitalis,
konsumsi alkohol yang berlebihan, terapi radiasi, kondisi stress dan infeksi bakteri
seperti helicobater pilory, salmonella yang dapat menimbulkan tanda dan gejala
anoreksia, mual dan muntah, perdarahan saluran cerna dan nyeri ulu hati.
(Ardiansyah 2012).
Sedangkan menurut sumber lain ada beberapa faktor predisposisi dalam munculnya
konsumsi dan pola makan Faktor etiologi Gastritis adalah asupan alkohol
Tanda dan gejala pada penderita gastritis adalah nyeri epigastrium, mual, muntah,
dan perdarahan terselubung maupun nyata serta pada penderita gastritis kronik
sangat beragam yang mencakup sakit atau nyeri yang menggerogoti atau rasa
terbakar, mual, muntah, hilang nafsu makan, sendawa, dan penurunan berat badan
mencegah penyakit gastritis menjadi lebih parah. Adapun peran perawat dalam
melalui upaya promotif yaitu penyuluhan kepada masyarakat dan keluarga dengan
Upaya preventif yaitu menyarankan agar tidak makan yang pedas dan asam. Upaya
menjaga pola makan yang lebih sehat dan menyarankan agar makan tepat waktu
dan menghindari stress. (Smeltzer & Bare 1996 dikutip oleh Saroh, 2011).
dukungan secara emosional kepada penderita gastritis, mengatur jadwal makan, dan
juga pola makan yang baik untuk penderita gastritis (Smeltzer & Bare 1996 dikutip
oleh Saroh,2011).
Menurut sumber lain mengatakan peran keluarga terhadap penderita gastritis tidak
lepas dari 5 tugas keluarga yaitu pertama kemampuan keluarga untuk mengenal
masalah dalam hal ini kemampuan keluarga dalam mengenal penyakit gastritis,
memodifikasi lingkungan dalam hal ini makanan untuk penderita gastritis, dan yang
upaya menangani gastritis adalah dengan metode relaksasi otot progresif sangat
sebagai terapi maupun sebagai selfhelp dapat menurunkan stres dan keluhan tukak
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
penyakit Gastritis.
2. Tujuan Khusus
menderita Gastritis.
a. Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga
menderita Gastritis.
1. Definisi Gastritis
kronik difus atau local, dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh di perut
(begah), tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah. (Suratun SKM,
2010).
beberapa jam sampai beberapa hari dan sering kali disebabkan oleh diet yang
beberapa jam sampai beberapa hari dan sering kali disebabkan oleh diet yang
Gastritis adalah istilah yang mencakup serangkaian kondisi yang hadir dengan
inflamasi mukosa lambung. (Joyce M.Black & Jane Hokanson Hawks, 2014).
Gastritis adalah suatu inflamasi dinding lambung, yang disebabkan oleh iritasi
2. Klasifikasi Gastritis
Sampai saat ini tidak didapati sebuah klasifikasi gastritis yang diterima secara
luas. Salah satu klasifikasi gastritis yang digunakan oleh banyak ahli adalah
The Sydney System yang diperbaharui. Seperti pada table di bawah ini:
Klasifikasi lain dari gastritis menurut (Wim de Jong et al. 2005 dikutip Amin
1) Gastritis Akut
a. Gastritis akut tanpa pendarahan
2) Gastritis Kronik
atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H.
pylory).
3) Gastritis bacterial
3. Etiologi
menurun. Di negara maju, prevalensi infeksi kuman H. pylori pada anak sangat
rendah. Diantara orang dewasa infeksi kuman H. pylori lebih tinggi dari pada
anak-anak tetapi lebih rendah dari pada di negara berkembang, yakni sekitar
respon inflamasi akut. Gastritis akut akibat H. pylori sering diabaikan sehingga
pylori ketika asam lambung yang dihasilkan lebih banyak sehingga pertahanan
Misnadiarly 2009 ).
Bahan kimia, misalnya lisol, Merokok, Alkohol, Stres fisis yang disebabkan luka
merokok, alcohol, sress fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,
4. Patofisiologi
bagian atas. Salisilat dalam tingkat yang lebih kecil obat- obat anti peradangan
bukan steroid dapat merusak sawar mukosa lambung merangsang difusi balik
pada pasien dengan kelainan berat, Kerusakan mukosa barier sehingga difusi
lambung, Faktor ini saling berhubungan, misalnya stres fisik yang dapat
prostaglanding mukosa, aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid tertentu dapat
asam dalam obat tersebut bersifat korosif sehingga dapat merusak sel-sel epitel
mukosa dan juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat mucus oleh lambung,
5. Manifestasi klinis.
merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula perdarahan
saluran cerna berupa hematemisis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-
tanda anemia pasca perdarahan. Biasanya, jika dilakukan anamnesis lebih dalam,
kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea, dan pada pemeriksaan fisik
6. Komplikasi
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berups hematemesis dan melena,
dan berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu
pylori, sebesar 100 % pada tukak duodenum dan 6o-90 % pada tukak lambung.
7. Patogenesis
sebagai berikut :
Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion H+ meninggi, perfusi
jaringan lambung yang tergaggu, jumlah asam lambung. Faktor ini saling
lambung terganggu, sehingga timbul daerah- daerah infark kecil. Disamping itu
sekresi asam lambung juga terpacu. Suasana asam yang terdapat pada lumen
2004.).
8. Pengobatan
lunak dalam porsi kecil, berhenti mengkonsumsi makanan pedas dan asam,
medis yang terjadi, mengatasi dan menghindari penyebab apabila dijumpai, serta
9. Penatalaksanaan
diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan
Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali,
1. Pengertian keluarga
anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi
atau perkawinan.
yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai
hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak dan nenek.
perkembangan individu
b. Keluarga sebagai perantara kebutuhan dan harapan anggota keluarga
3. Struktur keluarga
keluarga yang ada di Indonesia yang terdiri dari bermacam - macam, diantaranya
adalah :
jalur ayah.
jalur ibu.
sedarah suami.
4. Fungsi keluarga
Friedman (1998) dalam Padila, (2012) menyebutkan lima fungsi dasar keluarga:
a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosialisasi
c. Fungsi reproduksi
d. Fungsi ekonomi
keluarga sejahtera).
5. Tugas keluarga
Pada dasarnya tugas kelurga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
2010).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
1. Pengkajian
2012)
keluarga adalah:
a. Data Umum
sesuai dengan susunan kelahiran mulai dari yang lebih tua, kemudian
6) Tipe keluarga
7) Suku Bangsa
8) Agama
oleh keluarga.
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi
aktivitas rekreasi.
keluarga inti.
5) Pengkajian Lingkungan
a) Karakteristik rumah
6) Struktur keluarga
keluarga
c) Struktur peran
menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
7) Pemeriksaan fisik
8) Harapan Keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi
a. Analisa data
meliputi :
c) Jamban keluarga.
a) Sifat-sifat keluarga.
anggota keluarga.
(Setiadi, 2008)
b. Perumusan masalah
1) Masalah (Problem)
struktur komunikasi
karena muntah
b. Ancaman kesehatan 2
c. Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah yang dapat di
ubah 2
a. Mudah 1 2
b. Sebagian 0
c. Tidak dapat
3. Potensi masalah untuk dicegah
a. Tinggi 3 1
b. Cukup 2
c. Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
segera ditangani
Tujuan Evaluasi
A. Kesimpulan
teori dan kasus dilapangan, kemudian penulis dapat mengambil kesimpulan dan
saran sebagai berikut: Gastritis adalah peradangan yang terjadi pada dinding
lambung; Tanda dan gejalanya adalah nyeri ulu hati, mual dan muntah,
B. Saran
Penulis berharap agar masyarakat atau pasien dapat memahami penyakit dan
Dinas Kesehatan Kolaka (2016), Profil kesehatan kabupaten Kolaka, Kolaka Gustin,
R.K (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis pada pasien
yang berobat jalan di Puskesmas Gulai Gancah Kota Bukit Tinggi tahun 2011.
Hirlan (2009), Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid2 edisi ketiga, Jakarta, FKUI Inayah
(2004). Asuhan keperawatan pada klien gangguan sistem pencernaan jilid I edisi I,
Jakarta, Salemaba Medika
Jhonson,(2010). Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga. Yogyakarta :
Nuha Medika
Misnadiarly (2009). Mengenal penyakit organ cerna gastritis, dispepsia atau maag,
Jakarta, Pustaka Populer OBDA
Soeparman, dkk. (2001). Ilmu Penyakit Dalam jilid II. FKUI : Jakarta
Smeltzer, S, Bare (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah ed 8 jilid II,
Jakarta: EGC.
Sulastri (2012), Gambaran pola makan penderita gastritis di wilayah kerja puskesmas
kampar kiri hulu kecamatan kampar kiri hulu kabupaten Riau: Skripsi: Sumatra
Fakultas Kesehatan Masyarakat USU
Uripi, (2002). Menu untuk penderita Hepatitis dan gangguan saluran pencernaan,