Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS PADA KELUARGA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Stase Keperawatan Keluarga

Dosen Koordinator Mata Kuliah : Lina Safarina, S.Kp., M.Kep


Dosen Pembimbing : Lina Safarina, S.Kp., M.Kep

Disusun Oleh : 
MUHAMMAD IFADH ARIFQY JAYUSMAN 
214120008

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Tujuan.......................................................................................................................6
1. Tujuan Umum ....................................................................................................6
2. Tujuan Khusus....................................................................................................6

BAB II TINJAUAN TEORITIS......................................................................................10

A. Konsep Dasar Masalah Kesehatan..........................................................................10


1. Pengertian..........................................................................................................10
2. Klasifikasi..........................................................................................................12
3. Etiologi..............................................................................................................13
4. Patofisiologi......................................................................................................14
5. Manifestasi Klinis.............................................................................................15
6. Komplikasi........................................................................................................16
7. Penatalaksanaan................................................................................................17
8. Pemeriksaan Penunjang....................................................................................19

B. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Penderita Gastritis.........................................19


1. Kebutuhan Nutrisi............................................................................................19
a. Pengertian Nutrisi.......................................................................................20
b. Faktor yang mempengaruhi pemenuhan nutrisi.........................................21
c. Macam-macam zat gizi..............................................................................22
d. Diet/ Anjuran gizi untuk penderita gastritis...............................................23
e. Masalah yang timbul dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.......................25
BAB III Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga...........................................................44
a. Pengkajian Keperawatan............................................................................44
b. Diagnosa Keperawatan...............................................................................53
c. Perencanaan Keperawatan.........................................................................57
d. Pelaksanaan Keperawatan..........................................................................59
e. Evaluasi Keperawatan................................................................................60

BAB IV PENUTUP.......................................................................................................117

A. Pengkajian Keperawatan.............................................................................117
B. Diagnosa Keperawatan................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera dari

tubuh (jasmani), jiwa (rohani), dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup

produktif secara sosial dan ekonomis. Menurut WHO, sehat dikatakan sebagai

suatu keadan yang lengkap, meliputi: kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan

semata-mata bebas dari penyakit atau kelemahan. Dalam konsep sehat WHO

tersebut diharapkan adanya keseimbangan yang serasi dalam interaksi antara

manusia dan makhluk hidup lain dengan lingkungan (Mubarak 2009).

Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu

pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

belum banyak tertangani, di lain pihak telah terjadi peningkatan kasus penyakit-

penyakit tidak menular (PTM) terutama masalah kesehatan sistem pencernaan

seperti diare, hernia, appendiks, sembelit, konstipasi dan gastritis. (Depkes, 2015).

Gastritis merupakan radang pada jaringan dinding lambung paling sering

diakibatkan oleh ketidak teraturan diet. Misalnya makan terlalu banyak, terlalu

cepat, makan-makanan terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi

penyebab yang lain termasuk alcohol, aspirin, refluk empedu atau therapy radiasi.
(Brunner & Suddarth, 2012).

Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam

lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan

inflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu

hati. Adapun gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas. (Smelzer dalam

Ardiansyah, 2012).

Berdasarkan data yang diperoleh dari (WHO) mengadakan tinjauan terhadap

beberapa negara dunia dan mendapatkan hasil presentase dari angka kejadian

gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada

35% dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8 - 2,1juta dari jumlah

penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583,635

dari jumlah penduduk setiap tahunnya, prevalensi gastrititis dikonfirmasi melalui

endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substansial lebih

tinggi dari pada populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik. Di

Indonesia menurut WHO adalah 40,8% angka kejadian gastritis pada beberapa

daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952

jiwa penduduk Indonesia. Berdasarkan profil kesehatan di Indonesia tahun 2012,

gastritis merupakan salah satu dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di

rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%). (Megawati, 2014).

Sedangkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI

tahum 2012 angka kejadian gastritis dibeberapa kota di Indonesia prevelensinya ada
yang mencapai 91,6% yaitu di Kota Medan, lalu di beberapa kota lainnya seperti

Surabaya 31,2%, Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung 32,5%, Palembang 35,5%,

Aceh 31,7%, dan Pontianak 31,2%.(Depkes, 2012).

Penyebab dari gastritis adalah konsumsi obat yang mengandung kimia digitalis,

konsumsi alkohol yang berlebihan, terapi radiasi, kondisi stress dan infeksi bakteri

seperti helicobater pilory, salmonella yang dapat menimbulkan tanda dan gejala

anoreksia, mual dan muntah, perdarahan saluran cerna dan nyeri ulu hati.

(Ardiansyah 2012).

Sedangkan menurut sumber lain ada beberapa faktor predisposisi dalam munculnya

kekambuhan gastritis adalah karakteristik responden, stress psikologis, perilaku

konsumsi dan pola makan Faktor etiologi Gastritis adalah asupan alkohol

berlebihan (20%), merokok (5%),makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%)

dan terapi radiasi (2%). (Rahmawati, 2013).

Tanda dan gejala pada penderita gastritis adalah nyeri epigastrium, mual, muntah,

dan perdarahan terselubung maupun nyata serta pada penderita gastritis kronik

sangat beragam yang mencakup sakit atau nyeri yang menggerogoti atau rasa

terbakar, mual, muntah, hilang nafsu makan, sendawa, dan penurunan berat badan

(Wim de Jong dikutip Amin & Hardhi, 2015).


Gastritis sering dianggap penyakit ringan, namun dapat menyebabkan kekambuhan

gastritis hingga kematian sehingga peran perawat sangat dibutuhkan untuk

mencegah penyakit gastritis menjadi lebih parah. Adapun peran perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan dan mencegah keparahan penyakit gastritis

melalui upaya promotif yaitu penyuluhan kepada masyarakat dan keluarga dengan

tujuan keluarga mampu mengenal masalah gastritis dan dapat menanggulanginya.

Upaya preventif yaitu menyarankan agar tidak makan yang pedas dan asam. Upaya

kuratif yaitu memberitahukan pada pasien untuk mengkonsumsi obat-obat untuk

mengatasi gastritis. Upaya rehabilitatif yaitu upaya masa pemulihan perawat

berperan penting untuk menyarankan kepada keluarga atau masyarakat agar

menjaga pola makan yang lebih sehat dan menyarankan agar makan tepat waktu

dan menghindari stress. (Smeltzer & Bare 1996 dikutip oleh Saroh, 2011).

Peran keluarga terhadap penderita gastritis harus memperhatikan adanya gejala

mual, muntah serta kelemahan pada penderita sehingga dapat memberikan

dukungan secara emosional kepada penderita gastritis, mengatur jadwal makan, dan

juga pola makan yang baik untuk penderita gastritis (Smeltzer & Bare 1996 dikutip

oleh Saroh,2011).

Menurut sumber lain mengatakan peran keluarga terhadap penderita gastritis tidak

lepas dari 5 tugas keluarga yaitu pertama kemampuan keluarga untuk mengenal

masalah dalam hal ini kemampuan keluarga dalam mengenal penyakit gastritis,

kedua kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yaitu bagaimana keluarga


menghadapi anggota keluarga yang menderita gastritis, ketiga kemampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang menderita gastritis, keempat kemampuan keluarga

memodifikasi lingkungan dalam hal ini makanan untuk penderita gastritis, dan yang

terakhir kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di

sekitar tempat tinggalnya. (Friedman, 1998).

Dalam menanggulangi penyakit gastritis pemerintah membuat suatu upaya

penanggulangan, adapun uapaya pemerintah dalam menangani gastritis adalah

dengan cara mengenali, mencegah, dan menanggulangi faktor risiko penyakit

gastritis melalui pendidikan kesehatan (Depkes, 2012). Menurut hasil penelitian

upaya menangani gastritis adalah dengan metode relaksasi otot progresif sangat

efektif untuk menurunkan stress. Relaksasi yang diberikan secara individual

sebagai terapi maupun sebagai selfhelp dapat menurunkan stres dan keluhan tukak

lambung. (Tri Subekti dan Muhana, 2011).

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penulisan Laporan Pendahuluan ini agar penulis mampu

melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga dengan mengidap

penyakit Gastritis.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam laporan pendahuluan ini, agar penulis dapat:

Melakukan pengkajian pada keluarga dengan salah satu anggota keluarga

menderita Gastritis.
a. Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga

dengan salah satu anggota keluarga menderita Gasatritis.

b. Menyusun rencana tindakan (intervensi) yang dilakukan untuk

mengatasi masalah keperawatan pada keluarga dengan salah satu

anggota keluarga menderita Gastritis.

c. Menerapkan implementasi keperawatan sesuai dengan rencana yang

telah disusun pada keluarga dengan salah satu anggota keluarga

menderita Gastritis.

d. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan untuk

mengatasi masalah keperawatan pada keluarga dengan salah satu

anggota keluarga menderita Gastritis.


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Gastritis

1. Definisi Gastritis

Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut,

kronik difus atau local, dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh di perut

(begah), tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah. (Suratun SKM,

2010).

Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung. Gastritis akut berlangsung selama

beberapa jam sampai beberapa hari dan sering kali disebabkan oleh diet yang

tidak bijaksana (memakan makanan yang mengiritasi dan sangat berbumbu

atau makanan yang terinfeksi). (Smeltzer, 2011).

Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung. Gastritis akut berlangsung selama

beberapa jam sampai beberapa hari dan sering kali disebabkan oleh diet yang

tidak bijaksana (memakan makanan yang mengiritasi dan sangat berbumbu

atau makanan yang terinfeksi). (Smeltzer, 2011).

Gastritis adalah istilah yang mencakup serangkaian kondisi yang hadir dengan

inflamasi mukosa lambung. (Joyce M.Black & Jane Hokanson Hawks, 2014).
Gastritis adalah suatu inflamasi dinding lambung, yang disebabkan oleh iritasi

pada mukosa lambung. (Priscilla LeMonne, dkk 2015).

2. Klasifikasi Gastritis

Sampai saat ini tidak didapati sebuah klasifikasi gastritis yang diterima secara

luas. Salah satu klasifikasi gastritis yang digunakan oleh banyak ahli adalah

The Sydney System yang diperbaharui. Seperti pada table di bawah ini:

Tabel 1. Klasifikasi Gastritis Menurut Sydney System yang


Diperbaharui
Tipe Penyebab Istilah lain
Non Atrofi Helicobacter Pylori Superfisial
Gastritis antral difus
Gastritis antral kronis
Intestinal-folicural
Hiper-sekretori
Tipe B1
Atrofi Autoimunitas (reaksi Tipe A1
Autoimmune silang dengan H. Difus Corporal
pylori
antigen )
Atrofi H. pylori,berhubungan Tipe B1, AB1
multifocal dengan diet, Lingkungan Metaplastik
lingkungan dan factor
penjamu
Bentuk Iritasi kimia Reaktif
khusus Empedu Reflux
Gastropati OAINS OAINS
Kimia Zat atau agen lain Tipe C1
Radiasi Injuri akibat radiasi Varioliform ( endoskopi )
Limfositik Idiopatik, mekanisme Penyakit seliak
imun gluten
Non Penyakit Crohn Granulomatous terisolasai
infeksius Sarcoidosis
Granulomato Vaskulitis lain dan
Us benda asing
Eosinofilik Sensitivitas makanan Alergi
Alergi yang lain

Klasifikasi lain dari gastritis menurut (Wim de Jong et al. 2005 dikutip Amin

& Hardhi, 2015). Adalah:

1) Gastritis Akut
a. Gastritis akut tanpa pendarahan

b. Gastritis akut dengan perdarahan (gastritis hemoragik

atau gastritis erosive)

Gastritis akut berasal dari makanan terlalu banyak atau terlalu

cepat, makan-makanan yang terlalu berbumbu atau yang

mengandung mikroorganisme penyebab penyakit, iritasi bahan

semacan alcohol, aspirin, NSAID, lisol, serta bahan korosif

lain, refluks empedu atau cairan pankreas.

2) Gastritis Kronik

Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna

atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H.

pylory).

3) Gastritis bacterial

Gastritis bacterial yang disebut juga gastritis infektiosa, disebabkan

oleh refluks dari duodenum.

3. Etiologi

Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan penyebab gastritis yang amat

penting. Di negara berkembang prevalensi infeksi H. pylori pada orang dewasa

mendekati 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensi infeksi


H. pylori lebih tinggi lagi. Hal ini menunjukkan pentingnya infeksi pada masa

balita. Di Indonesia, prevalensi infeksi kuman H. pylori menunjukkan tendensi

menurun. Di negara maju, prevalensi infeksi kuman H. pylori pada anak sangat

rendah. Diantara orang dewasa infeksi kuman H. pylori lebih tinggi dari pada

anak-anak tetapi lebih rendah dari pada di negara berkembang, yakni sekitar

30% (Hirlan, 2006).

Penggunaan antibiotik dicurigai mempengaruhi penularan kuman di komunitas

karena mampu mengeradiksi infeksi kuman tersebut, walaupun presentase

keberhasilannya rendah. Pada awal infeksi mukosa lambung akan menunjukkan

respon inflamasi akut. Gastritis akut akibat H. pylori sering diabaikan sehingga

penyakitnya berlanjut menjadi kronik (Hirlan 2006).

Hal yang berpengaruh pada timbulnya gastritis, diantaranya pengeluaran asam

lambung yang berlebihan, Pertahanan dinding lambung yang lemah, Infeksi H.

pylori ketika asam lambung yang dihasilkan lebih banyak sehingga pertahanan

dinding lambung melemah, Gangguan gerakan saluran cerna, Stress psikologis. (

Misnadiarly 2009 ).

Penyebab terjadinya gastritis obat analgetik antiinflamasi, terutama aspirin,

Bahan kimia, misalnya lisol, Merokok, Alkohol, Stres fisis yang disebabkan luka

bakar, sepsis trauma, pembedahan, kerusakan saraf, Refluk usus – lambung,

Endotoksin. ( Inayah 2004 ).


Obat analgetik antiinflamasi terutama aspirin, bahan kimia missal lisol,

merokok, alcohol, sress fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,

pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan syaraf pusat,

refluk usus lambung, endotoksin. ( Inayah 2004 ).

4. Patofisiologi

Erosi mukosa lambung adalah penyebab utama perdarahan gastrointestinal

bagian atas. Salisilat dalam tingkat yang lebih kecil obat- obat anti peradangan

bukan steroid dapat merusak sawar mukosa lambung merangsang difusi balik

ion hidrigen dan akhirnya menimbulkan perdarahan. Kebanyakan lesi terjadi

pada pasien dengan kelainan berat, Kerusakan mukosa barier sehingga difusi

balik ion H+ meningkat, Perfusi mukosa lambung terganggu, Jumlah asam

lambung, Faktor ini saling berhubungan, misalnya stres fisik yang dapat

menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu sehingga timbul infark kecil,

disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu ( Inayah, 2004 ).

Aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid merusak mukosa lambung melalui

beberapa mekanisme. Obat-obat ini dapat menghambat aktivitas siklooksigenase

mukosa. Siklooksigenase merupakan enzim yang penting untuk pembentukan

prostaglandin dari asam arakidonat. Prostaglanding merupakan salah satu factor

defensif mukosa lambung yang amat penting. Selain menghambat produksi

prostaglanding mukosa, aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid tertentu dapat

merusak mukosa secara topikal. Kerusakan tropikal terjadi karena kandungan

asam dalam obat tersebut bersifat korosif sehingga dapat merusak sel-sel epitel
mukosa dan juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat mucus oleh lambung,

sehingga kemampuan factor defensive tergaggu. (Hirlan, 2001).

5. Manifestasi klinis.

Sindrom dyspepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah,

merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula perdarahan

saluran cerna berupa hematemisis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-

tanda anemia pasca perdarahan. Biasanya, jika dilakukan anamnesis lebih dalam,

terdapat riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu. Pada

gastritis kronik kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian

kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea, dan pada pemeriksaan fisik

tidak dijumpai kelainan.( Mansjoer dkk., 1999 ).

6. Komplikasi

Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berups hematemesis dan melena,

dan berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu

dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran yang diperlihatkan hampir sama.

Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacter

pylori, sebesar 100 % pada tukak duodenum dan 6o-90 % pada tukak lambung.

Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi ( Mansjoer dkk., 1999 ).

7. Patogenesis

Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada mukosa lambung adalah

sebagai berikut :
Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion H+ meninggi, perfusi

jaringan lambung yang tergaggu, jumlah asam lambung. Faktor ini saling

berhubungan, misalnya stress fisik yang dapat menyebabkan perfusi mukosa

lambung terganggu, sehingga timbul daerah- daerah infark kecil. Disamping itu

sekresi asam lambung juga terpacu. Suasana asam yang terdapat pada lumen

lambung akan mempercepat kerusakan mukosa barier oleh cairan. (Inayah,

2004.).

8. Pengobatan

Penyakit gastritis dapat ditangani sejak awal, yaitu mengkonsumsi makanan

lunak dalam porsi kecil, berhenti mengkonsumsi makanan pedas dan asam,

berhenti merokok dan minuman beralkohol, mengkonsumsi antasida sebelum

makan (Misnadiarly, 2009)

Yang perlu dilakukan dalam pengobatan gastritis yaitu mengatasi kedaruratan

medis yang terjadi, mengatasi dan menghindari penyebab apabila dijumpai, serta

pemberian obat-obat H2 blocking, antasid atau obat- obat ulkus lambung

lainnya. Pengobatan gastritis akibat infeksi kuman H. pylori bertujuan untuk

mengeradikasi kuman tersebut. ( Inayah 2004 ).

9. Penatalaksanaan

Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan


makanan sampai gejala berukurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut,

diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan

secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa

dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas.

Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali,

pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Terapi

pendukung mencakup intubasi, analgesik dan sedatif, antasida serta cairan

intravena. Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan. Pembedahan darurat

mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan perforasi. (Smeltzer dkk., 2001)

B. Konsep Dasar Keluarga

1. Pengertian keluarga

Menurut WHO dalam Sulistyo Andarmoyo (2012), keluarga adalah kumpulan

anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi

atau perkawinan.

Menurut Raisaner dalam Jhonson (2010), keluarga adalah sebuah kelompok

yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai

hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak dan nenek.

2. Tujuan Pembentukan Keluarga

Tujuan dasar pembentukan keluarga adalah :

a. Keluarga merupakan unit dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap

perkembangan individu
b. Keluarga sebagai perantara kebutuhan dan harapan anggota keluarga

dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat

c. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota

keluarga dengan menstabilkan kebutuhan kasih sayang, sosio-ekonomi

dan kebutuhan seksual.

d. Keluarga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan identitas

seseorang individu dan perasaan harga diri (Andarmoyo, 2012)

3. Struktur keluarga

Menurut Muslihin ( 2012) , struktur keluarga menggambarkan bagaimana

keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat ada beberapa struktur

keluarga yang ada di Indonesia yang terdiri dari bermacam - macam, diantaranya

adalah :

a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disususn melalui

jalur ayah.

b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disususn melalui

jalur ibu.

c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga


sedarah istri.

d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.

e. Keluarga kawin adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pimpinan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang bagian keluarga

karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

4. Fungsi keluarga

Friedman (1998) dalam Padila, (2012) menyebutkan lima fungsi dasar keluarga:
a. Fungsi afektif

Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang

merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial.

b. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang

dialami individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan

dalam lingkungan sosial.

c. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan

meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga

berencana maka fungsi ini sedikit terkontrol.

d. Fungsi ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaian

dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini


sulit dipenuhi oleh keluarga dibawah garis kemiskinan (gakin atau pra

keluarga sejahtera).

5. Tugas keluarga

Pada dasarnya tugas kelurga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:

a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

b. Pemeliharaan sumber–sumber daya yang ada dalam keluarga.

c. Pembagian tugas masing–masing anggotanya sesuai

dengan kedudukannya masing–masing.

d. Sosialisasi antar anggota keluarga.

e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.

f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

g. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya, (Jhonson,

2010).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui

praktik keperawatan kepada keluarga, untuk membantu menyelesaikan masalah

kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan keperawatan yang meliputi

pengkajian keluarga, diagnosa keperawatan keluarga, perencanaan, implementasi

keperawatan dan evaluasi tindakan keperawatan. (Abi Muslihin, 2012)

1. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi

secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. (Andarmoyo,

2012)

Padila (2012), hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian

keluarga adalah:
a. Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1) Kepala Keluarga (KK)

2) Alamat dan telepon

3) Pekerjaan kepala keluarga

4) Pendidikan kepala keluarga

5) Komposisi keluarga dan genogram

Komposisi keluarga yaitu menjelaskan anggota keluarga yang di

identifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka. Bentuk komposisi

keluarga dengan mencatat terlebih dahulu anggota keluarga yang

sudah dewasa, kemudian diikuti dengan anggota keluarga yang lain

sesuai dengan susunan kelahiran mulai dari yang lebih tua, kemudian

mencantumkan jenis kelamin, hubungan setiap anggota keluarga

tersebut, tempat tinggal lahir/umur, pekerjaan dan pendidikan.

Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang menggambarkan

konstelasi keluarga (pohon keluarga)

6) Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau

masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga

7) Suku Bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi budaya


suku bangsa keluarga yang terkait dengan kesehatan.

8) Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang

dapat mempengaruhi kesehatan

9) Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari

kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status

sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan- kebutuhan

yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki

oleh keluarga.

10) Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi

bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun

dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan

aktivitas rekreasi.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari

keluarga inti.

2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum

terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas

perkembangan tersebut belum terpenuhi

3) Riwayat keluarga inti.

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi

riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing

anggota keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit

termasuk status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang biasa

digunakan keluarga serta pengalaman terhadap pelayanan kesehatan

4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya.

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak

suami dan istri.

5) Pengkajian Lingkungan

a) Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah,

tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank

dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta

dilengkapi dengan denah rumah.

b) Karakteristik tetangga dan komunitas Rukun Warga (RW)

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan

komunitas setempat, meliputi kebiasaan, lingkungan

fisik,aturan atau kesepakatan penduduk setempat serta budaya


setempat yang mempengaruhi kesehatan.

c) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografi keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan

keluarga berpindah tempat

d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh

mana interaksi keluarga dengan masyarakat.

e) Sistem pendukung keluarga

Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota

keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga

untuk menunjang kesehatan mancakup fasilitas fisik, fasilitas

psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas

sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.

6) Struktur keluarga

a) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota

keluarga

b) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan

mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.

c) Struktur peran
menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik

secara formal maupun informal

7) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode

yang digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik.

8) Harapan Keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga

terhadap keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan keluarga adalah keputusan tentang respon keluarga

tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi

keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan

kewenangan perawat, (Setiadi, 2008).

Tahapan dalam diagnosa keperawatan keluarga antara lain :

a. Analisa data

Analisa data yaitu mengaitkan data dan menghubungkan dengan konsep

teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam

menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Cara analisa

data yaitu: validasi data, mengelompokkan data, membandingkan dengan

standart dan membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang

diketemukan. Dalam menganalisa data ada 3 norma yang diperlukan

diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga yaitu :


1) Keadaan kesehatan yang normal bagi setiap anggota keluarga yang

meliputi :

a) Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluarga.

b) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga

c) Keadaan gizi anggota keluarga.

d) Status imunisasi anggota keluarga.

2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, yang meliputi :

a) Rumah yang meliputi ventilasi, penerangan, kebersihan,

kontruksi, luas rumah dan sebagainya.

b) Sumber air minum.

c) Jamban keluarga.

d) Tempat pembuangan air limbah.

e) Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya.

3) Karakteristik keluarga, yang meliputi :

a) Sifat-sifat keluarga.

b) Dinamika dalam keluarga.

c) Komunikasi dalam keluarga.

d) Interaksi antara anggota keluarga.

e) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan

anggota keluarga.

f) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga,

(Setiadi, 2008)
b. Perumusan masalah

Menurut Setiadi (2008) dalam bukunya keperawatan keluarga

mengemukakan, komponen diagnosa keperawatan keluarga meliputi

problem (masalah), etiologi (penyebab), dan sign/ simpton (tanda).

1) Masalah (Problem)

suatu istilah yang digunakan untuk mendefinisikan masalah (tidak

terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga atau anggota keluarga) yang

diidentifikasi oleh perawat melalui pengkajian. Tujuan penulisan

pernyataan masalah adalah menjelaskan status kesehatan secara jelas

dan sesingkat mungkin, (Setiadi, 2008).

2) Daftar diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA (North

American Nursing Diagnosis Association) dalam Setiadi (2008)

adalah sebagai berikut :

a) Diagnosa keprawatan keluarga pada masalah lingkungan

- Resiko terhadap cidera

- Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit)

b) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah

struktur komunikasi

- Komunikasi keluarga disfungsional

3) Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada keluarga dengan

Gastritis menurut NANDA NIC-NOC 2015 adalah:

a) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan masukan nutrien yang tidak adekuat


b) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan

cairan yang tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan

karena muntah

c) Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi

d) Defesiensi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan

diit dan proses penyakit.

Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa

keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan

menggunakan skala prioritas (skala Baylon dan Maglaya).

Tabel 2.1 Skala Bailon dan Maglaya


Kriteria Skor Bobot
1. Sifat Masalah

a. Aktual (tidak/kurang sehat) 3 1

b. Ancaman kesehatan 2

c. Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah yang dapat di

ubah 2

a. Mudah 1 2

b. Sebagian 0

c. Tidak dapat
3. Potensi masalah untuk dicegah

a. Tinggi 3 1

b. Cukup 2

c. Rendah 1
4. Menonjolnya masalah

a. Masalah berat harus segera 2


ditangani 1

b. Ada masalah tetapi tidak perlu 1

segera ditangani

c. Masalah tidak dirasakan 0


A. Intervensi Keperawatan

Tabel 3.6 Intervensi keperawatan pada keluarga

Tujuan Evaluasi

Diagnos Umum Khusus Kriteria Standar Rencana keperawatan


o
a Keperawatan

Nyeri Setelah 1. Setelah dilakukan a. Keluarga Gastritis a. Kaji pengetahuan


Akut pada dilakukan kunjungan 1x 4 Mampu adalah proses tentang Gastritis
keluarga Kunjungan menit keluarga menyebutkan inflamasi pada b. Diskusikan dengan
berhubungan seba - mampu mengenal defenisi Gastritis lapisan mukosa keluarga tentang
dengan nyak 3 x45 menit masalah Gastritis atau maag dan submukosa pengertian Gastritis
ketidakmampu- keluarga mampu lambung.. dengan menggunakan
an keluarga mengenal masalah leafleat/lembar balik
dalam kesehatan tentang c. Evaluasi kembali
mengenal Gastritis pengertian Gastritis
masalah. pada keluarga
d. Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
yang benar

b. Keluarga mamp Penyebab a. Mengakaji pengetahuan


u menyebutkan nya adalah obat Tentang penyebab
penyebab dari analgetik anti Gastritis
Gastritis inflamasi, b. Diskusikan dengan
merokok, keluarga tentang penyebab
Alkohol, Stres c. GastritisEvaluasi kembali
fisik , luka bakar, tentang penyebab Gastritis
sepsis d. Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
yang benar.
c. Keluarga mau Tanda dan gejala a. Kaji pengetahuan
menyebutkan nyeri ulu hati, Tentang tanda dan gejala
lingkungan
merawat klien untuk tanda dan gejala mual, kembung,
modifikasi
relaksasi, Gastritis
memodifikasi
keputusan lingkungan
yang telah
mencegah Gastritis muntah,
mengompresanemia. b. Diskusikan
c. Motivasi
dibuat keluarga untuk dengan
terjadinya dengan keluarga
air d. memodifikasi tentang
Berikan pujian lingkungan
padatanda
Gastritis hangat yang diisi d. Beri dan pujian
keluarga gejala Gastritis
atasjawaban
atas penataan
di botol dengan
yang telah menggunakan
benardilakukan
5.
3. Setelah Keluarga mampu a.Keluarga
Keluarga leafleat/lembar
memba a. Jelaskan pada keluarga balik
keluarga
dilakukan membawa
memberikan balita wadapat Tn.H c. Evaluasi
tentang kembali
kondisi Tn.H
cara membuat ramuan tanda
kunjungan 1x 20 4 kefasilitas
ramuan obat kesehat kepelayanan
menjelaskan dan untuk
b. Motivasi
obat gejalaanggota
Gastritis
keluarga
menit keluarga an tradisional untuk kesehatan
tentang untuk
cara pada
untuk keluarga
keluargamembawa
yang sakit Tn. H
mampu merawat anggota keluarga diperiksakan
membuat d. ke
b. Berikan pujian
pelayanan
Demonstrasikan pada
kesehatan
memanfaatkan
anggota keluarga yang sakit kondisi dan
ramuan obat c. keluarga
Beri atas
pujian jawaban
atas
bersama keluarga cara tindakan
fasilitas
yang sakit mendapatkan
dengan kunyit yang
membuatbenar
dilakukan
ramuan keluarga
obat
2. kesehatan
Setelah
dengan Keluarga mampu b.pengobatan
Keluarga
Keluargamembe c. a. Beri
Kaji kesempatan
keputusan yang pada
Resiko dilakukan
mendemonstrasi
Setelah dilakukan 1. Setelah memutuskan
Keluarga mampu a.ri Makan
dapatkeputusan diambil oleh
keluarga
secara a. Gali untuk keluarga
pengetahuan
perubahan Kunjungan kunjungan
kan cara 1x 4
dilakukan merawat keluarg
Menjelaskan untuk merawat b. keluarga
mendemontra
teratur Diskusikantentangdengan
mendemonstrasikan diet
nutrisi kurang sebanyak 3 x45 menit
membuat keluarga
kunjungan 1x 45 yang sakit
tentang penting - keluarga
sikan
b. Makanan yang
kembali keluarga
kembali tentang
makanan gastritits
dari menit keluarga mampu obat
ramuan
menit keluarga nya diet makanan sakit
dengan yaitu b.
cukup keputusan pujian
d. Diskusikan
Beri yang telah atas
bersama
kebutuhan mampu mengenal, mengambil
tradisional
mampu Gastritis dengan
mengandungtehnik
benar cara dibuat
keberhasilan
keluarga keluargatentang
tubuh pada memu tuskan, dan keputusan
dengan
mengenal, untuk
kunyit distraksi
membuat
TKTP dan c. Evaluasi kembalitentang
pengertian diet
keluarga merawat anggota memutuskan dan ramuan tidak c. Jelaskan kepada
c. Makanan
berhubungan keluarga dengan merawat anggota obat dengan
boleh keluarga penyebab kurang
dengan ketidakseimbanga keluarga dengan kunyit
mengandung nafsu makan
ketidak n nutrisi : ketidakseimbang
4. Setelah Keluarga mampu gas,
Keluargaasam atau d.
a. Jelaskan dampak yang
pentingnya
mampuan kurang dari an
dilakukan nutrisi : memodifikasi pedes
memperlihatkan ditimbulkan
lingkungan akibat salah dalam
keluarga kebutuhan tubuh kurang
kunjungan 1x45 dari lingkungan d.lingkungan
Porsi makan diet
mencegah terjadinya
merawat kebutuhan tubuh
menit keluarga sedikit demi e. Beri
sekitar kesempatan pada
Gastritis
anggota mampu sedikit
rumah yang b. keluarga untuk bertanya
Mendiskusikan dengan
keluarga memodifikasi telah di f. Bantu
keluarga cara untuk
keluarga
yang sakit mengulangi apa yang
telah dijelaskan
g. Beri pujian atas
prilaku yang benar
2. Setelah Keluarga mamp Keluarga menyat a. Jelaskan pada keluarga
dilakukan Memutuskan akan keputusan mengenai tindakan
kunjungan 1x masalah kurang dalam mengatasi yang harus dilakukan
45 menit nafsu makan kurang nafsu saat Tn. H kurang nafsu
makan makan
keluarga b. Bimbing dan motivasi
mampu keluarga untuk
mengambil mengambil keputusan
keputusan dalam menangani
untuk masalah diet gastritis
mengatasi c. Beri pujian atas
kondisi keputusan yang
ketidakseimban diambil untuk
g an mengatasi masalah makan
nutrisi an pada Tn. H
: kurang dari
kebutuhan
tubuh
3. Setelah Keluarga mampu a. Keluarga dapat a. Jelaskan pada keluarga
dilakukan memberikan diet menjelaskan cara meningkatkan
kunjungan 1x sesuai anjuran tentang cara nafsu makan pada Tn.H
45 menit pemberian diit dengan menyajikan
tinggi makanan yang menarik
keluarga energi tinggi p b. Demontasikan
mampu rotein.(TKTP) bersama keluarga cara
merawat b. Keluarga dapat membuat makanan
anggota mendemon yang menarik
keluarga yang
sakit dengan
mendemontrasik
an cara trasikan c. Beri kesempatan pada
membuat kembali keluarga untuk
makanan dengan benar mendemontrasikan
menarik : cara kembali
menyusun d. Beri pujian atas
menu keberhasilan keluarga
makanan dan
menyajikan
makanan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis membahas asuhan keperawatan dengan perbandingan antara

teori dan kasus dilapangan, kemudian penulis dapat mengambil kesimpulan dan

saran sebagai berikut: Gastritis adalah peradangan yang terjadi pada dinding

lambung; Tanda dan gejalanya adalah nyeri ulu hati, mual dan muntah,

hilangnya nafsu makan, perut terasa penuh.

B. Saran
Penulis berharap agar masyarakat atau pasien dapat memahami penyakit dan

melakukan hidup sehat disekitar lingkungannya


DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo (2012).Keperawatan Keluarga : Konsep Teori, Proses dan


Praktik Keperawatan.Yogyakarta: Graha Ilmu

Dinas Kesehatan Kolaka (2016), Profil kesehatan kabupaten Kolaka, Kolaka Gustin,

R.K (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis pada pasien

yang berobat jalan di Puskesmas Gulai Gancah Kota Bukit Tinggi tahun 2011.

Hirlan (2009), Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid2 edisi ketiga, Jakarta, FKUI Inayah
(2004). Asuhan keperawatan pada klien gangguan sistem pencernaan jilid I edisi I,
Jakarta, Salemaba Medika
Jhonson,(2010). Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga. Yogyakarta :
Nuha Medika

Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. EGC : Jakarta.

Misnadiarly (2009). Mengenal penyakit organ cerna gastritis, dispepsia atau maag,
Jakarta, Pustaka Populer OBDA

Muslihin, (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen Publishing

Padila, (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika


Puskesmas Wundulako (2017), Profil Puskesmas Kecamatan Wundulako,
Wundulako

Setiadi, (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta : Graha Ilmu

Soeparman, dkk. (2001). Ilmu Penyakit Dalam jilid II. FKUI : Jakarta

Sudiharto (2007) Asuhan Keperawtan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan


Transkultural, Jakarta: EGC

Smeltzer, S, Bare (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah ed 8 jilid II,
Jakarta: EGC.

Sulastri (2012), Gambaran pola makan penderita gastritis di wilayah kerja puskesmas
kampar kiri hulu kecamatan kampar kiri hulu kabupaten Riau: Skripsi: Sumatra
Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

Uripi, (2002). Menu untuk penderita Hepatitis dan gangguan saluran pencernaan,

Jakarta, Puspa Swara

Anda mungkin juga menyukai