Berdasarkan jangka waktu perkembangan gejala, gastritis dibagi menjadi dua, yaitu akut
(berkembang secara cepat dan tiba-tiba) dan kronis (berkembang secara perlahan-lahan).
Lambung memiliki sel-sel penghasil asam dan enzim yang berguna untuk mencerna makanan.
Untuk melindungi lapisan lambung dari kondisi radang atau pengikisan asam, sel-sel tersebut
juga sekaligus menghasilkan lapisan “lendir” yang disebut mucin.
Ketika gastritis terjadi, ada penderita yang merasakan gejalanya dan ada juga yang tidak.
Beberapa gejala gastritis di antaranya:
Sakit atau nyeri di perut tidak selalu menandakan adanya gastritis. Pengobatan biasanya
bergantung pada penyebab penyakit ini.
Penyebab Gastritis
Diagnosis Gastritis
Sejumlah hal akan dilakukan oleh dokter dalam mendiagnosis gastritis, mulai dari menanyakan
gejala, meninjau riwayat kesehatan pribadi dan keluarga, melakukan pemeriksaan fisik, hingga
melakukan pemeriksaan lanjutan. Beberapa contoh pemeriksaan lanjutan tersebut di antaranya
adalah:
Jika Anda rentan terkena gejala gastritis, cobalah untuk membagi porsi makan Anda ke jadwal
makan baru. Sebagai contoh, jika sebelumnya Anda suka makan dengan porsi besar tiap jadwal
makan, ubah porsinya menjadi sedikit-sedikit sehingga jadwal makan Anda menjadi lebih sering
dari biasanya. Selain itu, hindari makanan berminyak, asam, atau pedas.
Jika Anda termasuk seseorang yang aktif mengonsumsi minuman beralkohol, maka kurangilah
kebiasaan tersebut karena alkohol juga dapat menyebabkan gejala gastritis. Selain itu, kendalikan
stres Anda.
Jika gejala gastritis sering kambuh setelah Anda menggunakan obat pereda sakit jenis anti-
inflamasi nonsteroid (OAINS) konsultasikan hal tersebut kepada dokter. Dalam kasus ini, dokter
biasanya akan mengganti OAINS dengan obat pereda nyeri golongan lain seperti paracetamol.
Gejala penyakit gastritis bisa reda jika ditangani dengan benar. Ada beberapa obat yang biasanya
diresepkan oleh dokter, di antaranya:
Obat penghambat histamin 2 (H2 blocker). Obat ini mampu meredakan gejala gastritis
dengan cara menurunkan produksi asam di dalam lambung. Salah satu contoh obat
penghambat histamin 2 adalah ranitidine.
Obat penghambat pompa proton (PPI). Obat ini memiliki kinerja yang sama seperti
penghambat histamin 2, namun lebih efektif. Salah satu contoh obat penghambat pompa
proton adalah omeprazole.
Obat antasida. Obat ini mampu meredakan gejala gastritis (terutama rasa nyeri) secara
cepat dengan cara menetralisir asam lambung.
Obat antibiotik. Obat ini diresepkan pada penderita gastritis yang kondisinya diketahui
disebabkan oleh infeksi bakteri. Contoh obat antibiotik adalah amoxicillin,
clarithromycin, dan metronidazole.
Komplikasi Gastritis
Komplikasi akibat gastritis bisa saja terjadi jika kondisi tersebut tidak diobati. Beberapa di
antaranya adalah:
Tukak lambung
Pendarahan di dalam lambung
Kanker lambung
Makalah Gastritis
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah Memberikan Rahmatnya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Sistem Pencernaan. Shalawat serta salam kami
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya dan kepada kita semua selaku
umatnya.
Adapun Tujuan penyusunan makalah ini salah satunya untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Sistem
Pencernaan.
Dan tidak lupa Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini yang selalu sabar membimbing kami.
Kami Sadar akan keterbatasan dan kemampuan yang kami miliki, maka kami mohon maaf atas
segala kekurangan yang terdapat dalam penyusunan makalah ini. Saran dan kritik kami harapkan untuk
meningkatkan bobot makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat.
Penyusun
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
B. Etiologi 3
C. Patofisiologi 3
D. Manifestasi Klinik 4
E. Komplikasi 4
F. Penatalaksanaan 4
A. Kesimpulan 5
B. Saran 5
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gastritis atau yang umum dikenal dengan sebutan Maag adalah penyakit yang sering terjadi
di masyarakat, namun begitu penyakit ini sering diremehkan dan disepelekan oleh penderitanya. Pada
kenyataannya, penyakit gastritis tidak bisa diremehkan. Gastritis adalah penyakit pencernaan pada
lambung yang dikarenakan oleh produksi asam lambung yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan
imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung. Penderitanya merasa akan merasa perutnya perih
dan mulas di daerah sekitar ulu hati. Jika hal ini dibiarkan dan diabaikan berlarut-larut maka akan
memicu erosi mukosa lambung. Dalam beberapa kasus gastritis dapat menyebabkan bisul (ulkus) pada
lambung dan peningkatan kanker perut.
Pada tahun 2004 penyakit gastritis menempati urutan ke 9 dari 50 peringkat utama pasien
rawat jalan di rumah sakit seluruh Indonesia dengan jumlah kasus 218.500 (yanmed DEPKES RI
http://bank data depkes.go.id/data).
Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5-6 tahun terakhir dan menyerang laki-laki lebih
banyak daripada wanita. Laki-laki lebih banyak mengalami gastritis karena kebiasaan mengkonsumsi
alkohol dan merokok. Faktor-faktor lain yang berkaitan dengan sakit maag antara lain adalah riwayat
keluarga yang menderita sakit maag, kurangnya daya mengatasi atau adaptasi yang buruk terhadap
stres.
B. Rumusan Masalah
Secara garis besar, masalah yang kami rumuskan adalah sebagai berikut.
BAB II
A. Defenisi
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Hal
492). Gastritis adalah segala radang mukosa lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi hal 749)
Gastritis merupakan keadaan peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang dapat bersifat
akut, kronis, difusi atau local (Patofisiologi Sylvia A Price hal 422).
Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster
(Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis merupakan peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa
lambung dan berkembang di penuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138)
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung yang
berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari
mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih
dan mulas.
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut. Gatritis Akut paling
sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang
terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol, aspirin, refluks
empedu atau terapi radiasi.
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun yang
disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini
berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang pekat.
B. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut
1. Gastritis Akut
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti:
Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide merupakan obat yang bersifat
mengiritasi mukosa lambung.
Minuman beralkohol
Infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci
Infeksi virus oleh sitomegalovirus
Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis, phycomycosis
Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan.
Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan minuman dengan kandungan
kafein dan alkohol merupakan salah satu penyebab iritasi mukosa lambung.
2. Gastritis Kronik
Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua predisposisi penting yang
bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi dan non-infeksi (Wehbi, 2008).
Gastritis infeksi
Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan manifestasi peradangan
kronik. Beberapa agen yang diidentifikasi meliputi hal-hal berikut.
a) H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu merupakan penyebab utama dari gastritis kronik
(Anderson, 2007).
b) Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis (Quentin, 2006)
c) Infeksi parasit (Wehbi, 2008).
d) Infeksi virus (Wehbi, 2008).
Gastritis non-infeksi
a) Gastropai akbiat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks garam empedu kronis dan kontak dengan
OAINS atau aspirin (Mukherjee, 2009).
b) Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang menyebabkan ureum terlalu banyak beredar
pada mukosa lambung (Wehbi, 2008).
C. Patofisiologi
1. Gastritis Akut. Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung. Jika mukosa
lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
a) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan meningkat sekresi
mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan
HCI dan NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung. Jika asam lambung
meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan &
elektrolit.
b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang dihasilkan dapat
melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan
terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi
pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan
terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.
2. Gastritis Kronik. Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi
mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan
terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel
chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung
juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan
serta formasi ulser.
D. Manifestasi Klinik
1. Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada
hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia
2. Gastritis Kronik Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri
ulu hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.
E. Komplikasi
2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang
pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan
daerah antrum pylorus.
F. Penatalaksanaan
Gastritis bisa disembuhkan tetapi tidak bisa sembuh total. Gastritis adalah penyakit yang
dapat kambuh apabila si penderita tidak makan teratur, terlalu banyak makan, atau sebab lain.
Biasanya untuk meredakan atau menyembuhkannya penderita harus meminum obat jika diperlukan.
Tetapi gastritis dapat di cegah, yaitu dengan cara makan teratur, makan secukupnya, cuci tangan
sebelum makan dan jangan jajan sembarangan.
Obat-obatan untuk penyakit gastritis umumnya dimakan dua jam sebelum makan dan dua jam
sesudah makan. Adapun dengan tujuan obat diminum dua jam sebelum makan yaitu untuk
menetralisir asam lambung, karena pada saat tersebut penumpukkan asam lambung sudah sangat
banyak dan didalam lambung penderita pasti telah terjadi luka-luka kecil yang apabila terkena asam
akan terasa perih. Kemudian obat yang diminum dua jam sesudah makan bertujuan untuk melindungi
dinding lambung dari asam yang terus diproduksi. Akhirnya dua jam setelah makan, asam yang di
lambung akan terpakai untuk mencerna makanan sehingga sudah ternetralisir dan tidak akan melukai
dinding lambung.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gastritis adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung yang berlebih atau
meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa
lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan
mulas. Gastritis dibagi menjadi dua yaitu: gastritis akut dan kronis. Gatritis Akut (inflamasi mukosa
lambung) paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak, terlalu cepat,
makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk
alcohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi. Inflamasi lambung yang berkepanjangan yang
disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Manifestasi klinis
gastritis antara lain Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada
hematemesis melena.
Gastritis bisa disembuhkan tetapi tidak bisa sembuh total. Gastritis adalah penyakit yang
dapat kambuh apabila si penderita tidak makan teratur, terlalu banyak makan, atau sebab lain.
Biasanya untuk meredakan atau menyembuhkannya penderita harus meminum obat jika diperlukan.
Tetapi gastritis dapat di cegah, yaitu dengan cara makan teratur, makan secukupnya, cuci tangan
sebelum makan dan jangan jajan sembarangan.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat menambah pengetahuan para pembaca
mengenai penyakit gastritis. Kami selaku pembaca pula mengharapkan kritik dan saran bagi para
pembaca untuk kebaikan makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. dan Sari, Kumala. (2011). Gangguan gastrointestinal. Jakarta : Salemba
Medika
http://id.wikipedia.org
http://made-m-p-fkp11.web.unair.ac.id/artikel_detail-63376-Keperawatan%20Pencernaan-
Asuhan%20Keperawatan%20Gastritis.html
Pernahkah anda mendengar istilah gastritis dan dispepsia? Ya, kedua istilah tersebut merupakan
istilah dalam dunia kedokteran yang berhubungan dengan kelainan pada lambung atau terkenal
dengan sebutan maag. Namun banyak yang mengira kedua istilah tersebut mempunyai makna yang
sama. Jadi apakah makna dari kedua istilah tersebut?
Gastritis merupakan kondisi dimana mukosa atau lapisan dinding lambung mengalami peradangan
baik disebabkan oleh faktor dari luar (infeksi, obat, alkohol, kafein, zat kimia) atau faktor dari dalam
(meningkatnya asam lambung, menurunnya produksi mukus). Di dalam lambung terdapat faktor
defensif (mukus, bikarbonat) dan ofensif (asam lambung, infeksi, obat, alkohol, kafein, zat kimia). Jika
faktor defensif lebih lemah dari faktor ofensif maka timbulah gejala gastritis. Gastritis memiliki gejala
antara lain mual, muntah, nyeri ulu hati, nafsu makan berkurang, hingga perut terasa kembung,
namun tidak semua penderita gastritis memperlihatkan gejala seperti tersebut, malah ada yang tidak
bergejala sama sekali.
Dispepsia adalah kumpulan gejala atau syndrome yang terjadi pada saluran pencernaan bagian atas
berupa rasa nyeri, kembung, mual, dan muntah. Dispepsia ada dua, organik dan fungsional. Dispepsia
organik ditimbulkan oleh akibat adanya gangguan organ baik di lambung atau sekitarnya. Sedangkan
dispepsia fungsional merupakan kumpulan gejala yang tidak ditandai dengan adanya kerusakan organ.
Jadi gastritis dan dispepsia bukan merupakan suatu istilah yang bermakna sama. Semoga penjelasan
tadi dapat menambah wawasan dan memberikan pencerahan bagi kawan semua. Jagalah kesehatan
anda dengan mengatur pola makan agar tidak terkena gastritis. Disamping itu jangan lupa mencuci
tangan sebelum dan setelah makan, olah makanan dengan higienis, dan hindari zat yang dapat
mengiritasi lambung agar terhindar dari gastritis.
A. Latar Belakang
Nyeri atau rasa tidak nyaman di perut atas – umumnya di bawah tulang rusuk di atas pusar –
yang disertai kembung, sendawa berlebihan, rasa panas di dada, mual, muntah, dan napas
berbau seringkali dianggap enteng. Biasanya penderita hanya minum obat bebas semisal
antasida (penawar asam lambung) yang banyak diiklankan. Namun, berhati-hatilah. Meski
jarang, kumpulan gejala yang dikenal sebagai dispepsia itu bisa jadi merupakan penyakit serius
seperti kanker lambung, maupun radang lambung dalam yang bisa menyebabkan kebocoran
saluran cerna. Dispepsia tidak memilih usia dan jenis kelamin. Semua bisa terkena. Boleh
dibilang satu dari empat orang pernah mengalami dispepsia suatu saat dalam hidupnya.
B. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan bapak dan keluarga mengetahui tentang penyakit Dispepsia.
C. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan bapak dan keluarga dapat:
1. Menyebutkan pengertian tentang penyakit Dispepsia
2. Menyebutkan penyebab penyakit Dispepsia
3. Menyebutkan Proses terjadinya penyakit Dispepsia
4. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit Dispepsia
5. Menyebutkan bahaya penyakit Dispepsia
6. Menyebutkan cara perawatan dan pencegahan penyakit Dispepsia
7. Menyebutkan cara minum obat penyakit Dispepsia
8. Menyebutkan obat tradisional penyakit Dispepsia
D. Materi (Terlampir)
E. Metode
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
F. Media
1. Leaflet
2. LCD
G. Kegiatan Penyuluhan
Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Audient
Pembukaan ( 5 Menit )
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
Penutup ( 5 Menit )
1. Memberikan kesempatan pada orang 1. Mengajukan pertanyaan dari materi
tua yang ingin bertanya yang disampaikan
2. Melakukan evaluasi dengan bertanya 2. Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah disampaikan
3. Memberi salam penutup 3. Menjawab salam
H. Evaluasi
1. Prosedur : Akhir kegiatan
2. Waktu : 5 menit
3. Bentuk soal : Essay
4. Jumlah soal : 3 soal
1. Sebutkan salah satu penyebab penyakit Dispepsia
2. Sebutkan salah satu cara pencegahan penyakit Dispepsia
3. Sebutkan salah satu cara perawatan penyakit Dispepsia
4. Jenis soal ; Menguraikan secara lisan
I. Referensi
Brunner & Suddart, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol. 2 Jakarta, EGC
Inayah Iin, 2004, Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pencernaan, edisi
pertama, Jakarta, Salemba Medika.
Manjoer, A, et al, 2000, Kapita selekta kedokteran, edisi 3, Jakarta, Medika aeusculapeus
Suryono Slamet, et al, 2001, buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid 2, edisi , Jakarta, FKUI
MATERI
A. Pengertian
Dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada, yang sering
dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau rasa terbakar di perut.
B. Penyebab
1. Menelan udara (aerofagi)
2. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
3. Iritasi lambung (gastritis)
4. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
5. Kanker lambung
6. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)
7. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)
8. Kelainan gerakan usus
9. Kecemasan atau depresi
C. Proses Terjadi
Asam lambung adalah zat yang dihasilkan untuk mencerna, jika perut kosong atau jika
produksi asam lambung berlebih karena terangsang sehingga jumlahnya tidak sesuai dengan
jumlah zat yang dicerna akan menyebabkan luka pada permukaan lambung.
D. Tanda dan Gejala
Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan sendawa dan
suara usus yang keras (borborigmi). Pada beberapa penderita, makan dapat memperburuk
nyeri; pada penderita yang lain, makan bisa mengurangi nyerinya. Gejala lain meliputi nafsu
makan yang menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi (perut kembung).
E. Bahaya Penyakit Dispepsia
Perlukaan yang terjadi dapat berlanjut sampai ke bagian dalam lambung sehingga
menyebabkan lambung menjadi bolong dan akhirnya terjadi perdarahan dan kanker lambung.
F. Cara Perawatan dan pencegahan
1. Makan dengan porsi kecil tapi sering contoh: biscuit, roti
2. Menghindari alkohol dan kopi
3. Menghindari makanan yang merangsang lambung contoh : cabe, cuka, sambal, ketan danlain-
lain.
4. Hindari Rokok
5. Makan teratur sesuai dan tepat waktu
6. Istirahat cukup
7. Menghindari stress
8. Minum obat bila maag kambuh, bila harus minum obat karena sesuatu penyakit, misalnya sakit
kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak mengganggu fungsi lambung.
G. Pembuatan Obat Tradisonal untuk mengatasi penyakit Dispepsia
1. Siapkan kunir ( KUNYIT) lalu parut dan peras airnya
2. Campur air kunyit dengan madu
3. Minum setiap hari selama gejala dispepsia masih ada
Dispepsia
1. 1. DISPEPSIA
2. 2. LAMBUNG Fungsi : 1. Tempat menyimpan makanan 2. Tempat mencampur
makanan dg getah lambung chyme 3. Tempat mengosongkan makanan 4. Mencegah
masuknya sebagian kuman 5. Tempat absorbsi alkohol + obat-obatan
3. 3. SEKRESI LAMBUNG Getah lambung Kelenjar : 1. Kel Oksintik (Gastrik) 2.
Kel Pilorik Kel Oksintik : (pd Korpus, Fundus) - sekresi : HCl, pepsinogen,
fc.intrinik, mukus Kel Pilorik : (pd antrum) - sekresi : mukus, Gastrin
4. 4. Sel mukus : - mukus Sel Utama : - pepsinogen Sel Parietal : - HCl
5. 5. Getah Lambung - 1,5 – 2 liter / hari ( pH 1,5 – 3,4 ) - mengandung: 1. Elektrolit :
H+, Cl, K+, Na+ 2. Mucus : sel mucus - melindungi mukosa (penderita gastritis : Tx
antasida) 3. Lipase dan Amilase : sedikit sekali
6. 6. 4. Enzim Pepsin di sekresi : sel utama (Chief Cell) Pepsinogen pepsin HCL ( pH :
1,5 – 3,5) Protein (terutama daging) polipeptida pepsin
7. 7. 5. Rennin - Hanya pada masa bayi - menggumpalkan susu Casein susu para casein
Rennin + Ca 6. Faktor intrinsik - disekresi oleh sel parietal - membantu absorbsi vit
B12 pepsin
8. 8. 7. Histamin - reseptor H2 merangsang sekresi HCl (gastritis : obat H2 Bloker -
cimetidine) 8. HCL - disekresi : sel parietal Ion H+ dipompa ke lumen canaliculi
(pompa proton) Terapi gastritis : obat gol Proton Pump Inhibitor (PPI)
9. 9. ASAM LAMBUNG Mengasamkan & mencerna makanan yang masuk
Melarutkan Fe organik Membunuh bakteri & parasit yang masuk bersama makanan
Sekresi meningkat 90 menit sesudah makan Produksi tertinggi pada malam hari
10. 10. Asam lambung, penting??? Sangat diperlukan untuk membantu pencernaan
Tanpa asam lambung makanan yang masuk tidak dapat dicerna dengan baik dan zat
gizi tidak dapat diserap secara optimal
11. 11. DISPEPSIA DISPEPSIA adalah istilah non spesifik yang dipakai pasien untuk
menjelaskan keluhan perut bagian atas. Gejala tersebut bisa berupa nyeri atau tidak
nyaman, kembung, banyak flatus, rasa penuh, bersendawa, cepat kenyang dan
borborygmi (suara keroncongan dari perut). Gejala ini bisa akut, intermiten atau
kronis. Sering disebut : non ulcer dispepsia (Dispepsia Non Ulkus = DNU) atau
Dispepsia Idiopatik Dispepsia fungsional → berhubungan dg kecemasan, kelelahan,
depresi atau stress emosional
12. 12. GEJALA Gejala – gejala lain : muntah-muntah hebat Demam muntah
darah buang air besar berwarna hitam anemia penurunan berat badan yang
bermakna.
13. 13. KLASIFIKASI A. Dispepsia Idiopatik / DNU B. Dispepsia Organik 1. obat-
obatan 2. Idiosinkrasi makanan (intoleransi makanan) 3. Kelainan struktural 4.
Penyakit metabolik / sistemik
14. 14. Penyebab 1. Obat-obatan : Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS), Antibiotik
(makrolides, metronidazole), Besi, KCl, Digitalis, Estrogen, Etanol (alkohol),
Kortikosteroid, Levodopa, Niacin, Gemfibrozil, Narkotik, Quinidine, Theophiline 2.
Idiosinkrasi makanan (intoleransi makanan) a. Alergi susu sapi, putih telur, kacang,
makanan laut, beberapa jenis produk kedelai dan beberapa jenis buah-buahan b. Non-
alergi produk alam : laktosa, sucrosa, galactosa, gluten, kafein, dll. bahan kimia :
monosodium glutamate (vetsin), asam benzoat, nitrit, nitrat, dll.
15. 15. 3. Kelainan Struktural a. Penyakit esophagus b. Penyakit gaster dan duodenum c.
Penyakit saluran empedu d. Penyakit pankreas e. Penyakit usus
16. 16. 4. Penyakit metabolik / sistemik Tuberculosis Gagal ginjal Hepatitis, sirosis
hepatis, tumor hepar Diabetes melitius Hipertiroid, hipotiroid, hiperparatiroid
Ketidakseimbangan elektrolit Penyakit jantung kongestif Lain-lain : Penyakit
Jantung Iskemik, penyakit kolagen
17. 17. PATOFISIOLOGI Abnormalitas Motorik Gaster Perubahan sensifitas gaster
Stres dan faktor psikososial Gastritis Helicobacter Pylori Kelainan GI
fungsional
18. 18. Klasifikasi berdasar Gejala Dispepsia tipe refluks adanya rasa terbakar
pada epigastrium, dada atau regurgitasi dengan gejala perasaan asam di mulut.
Dispepsia tipe dismotilitas yaitu nyeri epigastrium yang bertambah sakit setelah
makan, disertai kembung, cepat kenyang , rasa penuh setelah makan, mual atau
muntah, bersendawa dan banyak flatus. Dispepsia tipe ulkus yaitu nyeri epigastrium
yang mereda bila makan atau minum antasid dan nyeri biasanya terjadi sebelum
makan dan tengah malam. Dispepsia non-spesifik yaitu dispepsia yang tidak bisa
digolongkan dalam satu kategori di atas.
19. 19. PEMERIKSAAN LABORATORIUM darah lengkap, elektrolit, calcium dan
amylase, fungsi hati, fungsi tyroid dan ECG. Terutama untuk pasien berumur lebih
dari 45 tahun dan umur muda dengan gejala yang sering kambuh. selektif dalam
pemeriksaan indikasi klinik dan pertimbangan biaya-efektifitas
20. 20. Pemeriksaan penunjang Endoskopi Foto seri sinar-X Test non-invasif
untuk mendeteksi infeksi Helicobakter Pylori dengan IgG serologik atau Urea Breath
Test USG dan CT Scan" → jika ada kelainan pada empedu / pankreas
Pengukuran PH Intraesophagus (monitor 24 jam)
21. 21. PENGOBATAN Terapi farmakologi : ☺ obat resep mayoritas ☺ obat non
resep terapi adjuvan Terapi non farmakologi
22. 22. Terapi Farmakologi Obat golongan penekan asam lambung (antasida, H2
blocker, dan proton pump inhibitor) Obat golongan sitoproteksi :
sukralfat,rebamipid Antibiotika : infeksi Helicobacter pylori (amoksisilin,
Claritromisin, dan metronidazol)
23. 23. Mekanisme kerja obat
24. 24. Terapi non farmakologi modifikasi gaya hidup & menghindari obat penyebab
ulcer (aspirin & NSAIDs lain, bisphosphonat oral, KCl, pengobatan imunosupresan)
Menghindari stress Stop merokok & alkohol Stop kafein (stimulan asam lambung)
Menghindari makanan dan minuman soda Menghindari makan malam
25. 25. TUJUAN DIIT LAMBUNG MEMBERIKAN MAKANAN DAN CAIRAN
SECUKUPNYA TANPA MEMBERATKAN LAMBUNG MENCEGAH DAN
MENETRALKAN SE-KRESI ASAM LAMBUNG YANG BER-LEBIHAN
26. 26. SYARAT DIIT MUDAH CERNA PORSI KECIL LEMAK RENDAH
RENDAH SERAT CAIRAN CUKUP TIDAK MENGANDUNG BUMBU
YANG “TAJAM”
27. 27. BAHAN MAKANAN YANG TIDAK DIANJURKAN BERAS KETAN
JAGUNG UBI TALAS SINGKONG KACANG MERAH SAYURAN
MENTAH (LALAPAN)
28. 28. Lanjutan… DAUN SINGKONG KOL SAWI NANAS DURIAN
NANGKA SANTAN KENTAL
29. 29. Lanjutan… MINUMAN BERSODA MINUMAN BERALKOHOL KOPI
CABE MERICA CUKA
30. 30. PENTING !!! SAAT LAMBUNG “NGADAT” MAKANLAH MAKANAN
CAIR DULU KUNYAH MAKANAN SAMPAI HALUS UNTUK
MENGURANGI KERJA SISTEM PENCERNAAN MAKAN SAMBIL
MENGOBROL AKAN MENGAKIBATKAN BANYAK UDARA IKUT
TERTELAN DAN BISA MENYEBAB-KAN PERUT KEMBUNG
31. 31. 11 SOLUSI CEGAH GANGGUAN PENCERNAAN Biasakan makan dengan
teratur Kunyah makanan dengan baik supaya enzim ptialin dalam kelenjar ludah
dapat melakukan fungsinya dengan sempurna Jangan makan terlalu banyak
Jangan berbaring setelah makan
32. 32. Lanjutan… Hindari waktu makan yang terlalu ber- dekatan supaya proses
mencerna tidak terganggu (interval 2-3 jam) Jangan makan sambil minum (setiap
cairan yang dikonsumsi dengan makanan padat akan mengurangi aktivitas cairan
pencernaan yang terlibat dalam proses pencernaan)
33. 33. Lanjutan… Tingkatkan konsumsi makanan sumber serat Konsumsi makanan
probiotik Kurangi konsumsi makanan pembentuk asam (protein hewani dan
karbohidrat sederhana) Jangan makan makanan yang terlalu panas atau dingin
(dapat mengiritasi lapisan dinding lambung) Kurangi stress
Dispepsia adalah kondisi yang menunjukkan beberapa gejala dan tidak memiliki suatu gejala
dominan seperti penyakit pada umumnya.
Gejala
Penyebab
Adanya suatu gastroesofageal reflux disease (GERD) atau hernia hiatal sehingga
terjadi refluks/naiknya organ lambung ke atas (ke rongga dada)
Gangguan yang mempengaruhi gerakan makanan di usus, seperti sindrom iritabel
usus (irritable bowel syndrome)
Ulkus lambung atau ulkus duodenum
Ketidakmampuan mencerna susu dan produk susu (intoleransi laktosa)
Nyeri kolik pada kelenjar empedu atau inflamasi di kelenjar empedu (kolesistitis)
Kecemasan atau depresi
Efek samping kafein, alkohol, atau obat. Contoh obat yang dapat menyebabkan
dispepsia adalah: aspirin dan asam mefenamat, antibiotik, steroid, digoxin, dan
teofilin
Minum air
Kanker lambung
Anda dapat mengubah gaya hidup untuk membantu meredakan gejala dispepsia. Beberapa
cara berikut dapat dicoba:
Obat tergantung pada penyebab dispepsia. Jika tidak ada penyebab spesifik, obat difokuskan
untuk meredakan gejala. Konsultasikan dengan dokter untuk meredakan gejala
Definisi / Pengertian
Gastritis atau inflamasi mukosa lambung, yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.
Dua jenis gastritis yang sering terjadi adalah gastritis superficial akut, dan gastritis atrofik
kronik (menahun). (Sylvia A. Price, 1995;376)
Gastritis adalah suatu iritasi atau infeksi yang menjadikan dinding merah, bengkak, berdarah
dan berparut.(Dr. Robert B. Cooper, 1996; 233)
Gratitis adalah inflamasi dari mukosa lambung.(Arif Mansjoer, 1999 ;492)
Gastritis adalah inflamasi dari lambung terutama pada mukosa gaster.(Sujono Hadi,1999;
181)
Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan
secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah
tersebut. (Soeparman, 1999; 127)
Gastritis adalah radang pada lambung yang sering terjadi akibat kecerobohan dalam aturan
makan, seperti makan terlalu banyak atau makan dengan cepat, makan makanan yang
merusak perut karena mengandung bumbu yang berlebihan, dan makan makanan yang
tercemar. (ENA, 2000;31)
Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung, yang berkembang
bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. (Charlene
J, Reeves, 2001;138).
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik difus
dan lokal dan ada dua jenis gastritis yang terjadi yaitu gastritis superfisial akut dan gastritis
atropi kronik (Brunner Suddarth, 2002; 1062).
Gastritis adalah proses infalamsi pada mukosa dan submukosa lambung. Gastritis
merupakan gangguan kesehatan yang paling sering dijumpai di klinik karena diagnosisnya
sering hanya berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan hispatologi. (Hirlan, 2006 ;337)
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai di klinik / ruangan
penyakit dalam pada umumnya. Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5 – 6 tahun ini
dan menyerang laki-laki lebih banyak dari pada wanita. Laki-laki lebih banyak mengalami
gastritis karena kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok.
Di negara berkembang prevalensi infeksi Helicobacter pylori pada orang dewasa mendekati
90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensi infeksi Helicobacter pylori lebih tinggi lagi. Hal
ini menunjukkan pentingnya infeksi pada masa balita. Sedangkan di Indonesia, prevalensi
infeksi kuman Helicobacter pylori yang dinilai dengan urea breath test pada pasien dispepsi
dewasa, menunjukkan tendensi menurun. Di negara maju prevalensi infeksi Helicobacter
pylori pada anak-anak sangat rendah. Diantara orang dewasa prevalensi infeksi kuman
Helicobacter pylori lebih tinggi dari pada anak-anak tetapi lebih rendah dari pada di negara
berkembang yakni 30%. (Sylvia A. Price, 1995 ;377)
Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung pada lambung kewalahan dan
mengakibatkan rusak serta meradangnya dinding lambung. Beberapa penyebab yang dapat
mengakibatkan terjadinya gastritis (Donna D. 1995 ;1380) antara lain :
1. Kelainan autoimun
o Autoimun atrophik gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel –
sel yang sehat yang berada dalam dinding lambung. Ini mengakibatkan peradangan
dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjar –
kelenjar penghasil asam lambung dan mengganggu produksi faktor intrinsik (sebuah
zat yang membantu tubuh mengabsorpsi vitamin B-12). Kekurangan Vitamin B-12 ini
dapat mengakibatkan pernicious anemia. Autoimun atrophik gastritis terjadi
terutama pada orang tua.
2. Stress fisik.
o Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat
dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung.
3. Penggunaan kokain.
o Penggunaan kokain dapat merusak dinding lambung dan menyebabkan pendarahan.
4. Penggunaan alkohol secara berlebihan
o Alkohol ini dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada lambung dan membuat
dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun dalam kondisi
normal.
5. Pemakaian Obat penghilang nyeri secara terus – menerus
o Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan
naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi
prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat –
obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan
kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang
berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.
6. Infeksi bakteri.
o Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup di
bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak
sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan. Namun
diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat makan
makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori sering
terjadi pada masa kanak – kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak
dilakukan perawatan. Infeksi H. pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab
utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi
dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan menyebar yang
kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung. Salah
satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-
kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Penelitian menunjukkan
bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang
dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna
dari lambung sehingga meningkatkan resiko dari kanker lambung. Tapi sebagian
besar orang yang terkena infeksi H. pylori kronis tidak mempunyai kanker dan tidak
mempunyai gejala gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang
membuat sebagian orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak.
7. Crohn’s disease
o Penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan pada saluran cerna, namun kadang
– kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding lambung.
8. Radiasi dan kemoterapi
o Gastritis akibat terapi penyinaran menyebabkan nyeri, mual dan heartburn (rasa
hangat atau rasa terbakar di belakang tulang dada), yang terjadi karena adanya
peradangan dan kadang karena adanya tukak di lambung.Tukak bisa menembus
dinding lambung, sehingga isi lambung tumpah ke dalam rongga perut,
menyebabkan peritonitis (peradangan lapisan perut) dan nyeri yang luar biasa. Perut
tampak kaku dan keadaan ini memerlukan tindakan pembedahan darurat. Kadang
setelah terapi penyinaran, terbentuk jaringan parut yang menyebabkan
menyempitnya saluran lambung yang menuju ke usus dua belas jari, sehingga terjadi
nyeri perut dan muntah. Penyinaran bisa merusak lapisan pelindung lambung,
sehingga bakteri bisa masuk ke dalam dinding lambung dan menyebabkan nyeri
hebat yang muncul secara tiba-tiba.
9. Refluks usus lambung
o Membaliknya makanan yang sudah masuk ke usus kembali ke lambung. Keadaan ini
tentu saja menggangu keseimbangan asam lambung, sehingga lama – kelamaan bisa
menyebabkan gastritis.
Klasifikasi
Gastritis dapat dibagi menjadi dua (Brunner & Suddart ,2002:1062) yaitu :
1. Gastritis Akut
o Adalah peradangan (inflamasi mukosa lambung) yang diakibatkan diet yang
sembrono, alkohol, aspirin, refluk, empedu. Gastritis akut merupakan iritasi mukosa
lambung yang sering diakibatkan karena diet yang tidak teratur. Dimana individu
makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu
berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab. Gastritis akut merupakan
penyakit yang sering ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh dengan
sendirinya, merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritasi lokal.
2. Gastritis Kronik
o Adalah inflamasi yang lama yang disebabkan oleh ulkus benigna, atau maligna dari
lambung, atau oleh bakteri helicobacter pylory (H. Pylory). Gastritis Kronik dibagi
menjadi 2 yaitu :
o Gastritis Kronik Tipe A >> Tipe A sering disebut dengan Gastritis autoimun
diakibatkan dari perubahan sel pariental, yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi
seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit autoimun seperti anemia pernisiosa
dan terjadi pada fundus dan korpus dari lambung.
o Gastritis Kronik Tipe B >> Tipe B disebut juga gastritis H.Pylori mempengaruhi
antrum dan pylorus (ujung bawah lambung dekat duodenum). Ini dihubungkan
dengan bakteri H.pylori, faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan
obat-obatan dan alkohol, merokok, atau refluks isi usus kedalam lambung.
Berdasarkan penyebab atau etiologinya gastritis dilasifikasi menjadi tujuh macam yaitu :
1. Gastritis bakterialis
o Merupakan akibat dari infeksi oleh Helicobacter pylori (bakteri yang tumbuh di
dalam sel penghasil lendir di lapisan lambung).Tidak ada bakteri lainnya yang dalam
keadaan normal tumbuh di dalam lambung yang bersifat asam, tetapi jika lambung
tidak menghasilkan asam, berbagai bakteri bisa tumbuh di lambung.Bakteri ini bisa
menyebabkan gastritis menetap atau gastritis sementara.
2. Gastritis karena stres akut
o Merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang disebabkan oleh penyakit berat
atau trauma (cedera) yang terjadi secara tiba-tiba.Cederanya sendiri mungkin tidak
mengenai lambung, seperti yang terjadi pada luka bakar yang luas atau cedera yang
menyebabkan perdarahan hebat.
3. Gastritis erosif kronis
o Merupakan akibat dari bahan iritan seperti obat-obatan, terutama aspirin dan obat
anti peradangan non-steroid lainnya, penyakit Crohn, iinfeksi virus dan bakteri.
Gastritis ini terjadi secara perlahan pada orang-orang yang sehat, bisa disertai
dengan perdarahan atau pembentukan ulkus (borok, luka terbuka).Paling sering
terjadi pada alkoholik.
4. Gastritis karena virus atau jamur
o Merupakan akibat dari virus atau jamur. Bisa terjadi pada penderita penyakit
menahun atau penderita yang mengalami gangguan sistem kekebalan.
5. Gastritis eosinofilik
o Merupakan akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi cacing gelang. Eosinofil (sel
darah putih) terkumpul di dinding lambung.
6. Gastritis atrofik t
o Merupakan akibat dari antibodi yang menyerang lapisan lambung, sehingga lapisan
lambung menjadi sangat tipis dan kehilangan sebagian atau seluruh selnya yang
menghasilkan asam dan enzim.Keadaan ini biasanya terjadi pada usia
lanjut. Gastritis ini juga cenderung terjadi pada orang-orang yang sebagian
lambungnya telah diangkat (menjalani pembedahan gastrektomi parsial).Gastritis
atrofik bisa menyebabkan anemia pernisiosa karena mempengaruhi penyerapan
vitamin B12 dari makanan.
7. Gastritis sel plasma
o Merupakan gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Sel plasma (salah satu jenis
sel darah putih) terkumpul di dalam dinding lambung dan organ lainnya
Manifstasi klinis
Manifestasi klinis pada gastritis akut dan gastritis kronik (Brunner & Suddart,2002:1062)
yaitu :
Gastritis akut :
o Sindrom dispepsia berupa nyeri epigastrium
o Nausea
o Kembung
o Vomiting
o Anoreksia
o Rasa asam dimulut
o Kolik
o Diare
o Pendarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena
o Anemia pasca pendarahan.
Gastritis kronik :
o Nyeri ulu hati
o Anoreksia
o Nausea
o Bersendawa
o Vomiting
o Pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.
Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara (Inayah, 2004 ; 58) sebagai berikut :
Inspeksi >> Melihat abdomen bagian kiri atas. Dilihat dari segi bentuknya.
Palpasi >> Menekan atau meraba bagian perut. Apakah kondisi perutnya kembung atau sakit
kalau ditekan
Perkusi >> Perkusi dilakukan di abdomen bagian atas sebelah kiri, disana kita mengamati
apakah ada gas atau cairan di lambung
Pemeriksaan diagnostic pada pasien gastritis (Inayah, 2004 ; 60) terdiri dari :
1. Endoskopi Saluran Cerna
o Tes ini dapat melihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang
mungkin tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan
sebuah selang kecil yang fleksibel dengan kamera mini di ujungnya (endoskop)
melalui mulut dan masuk kedalam esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil
untuk melihat dinding lambung. Hal ini dilakukan untuk melihat adanya peradangan.
Tapi tenggorokan sebelumnya diamati dan dirasakan (anestesi)
2. Biopsi Mukosa Lambung
o Tes ini dilakukan dengan cara mengambil sampel (biopsy) pada mukosa lambung,
dan sampel ini kemudian dibawa ke labotarium, untuk menentukan apakah terjadi
gastritis atau tidak.
3. Pemeriksaan Darah
o Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibody H.Pylori dalam darah. Jika hasil
tes positif (+), menunjukkan pasien pernah kontak pada suatu waktu dalam
hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi.Tes
darah juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan
lambung.
4. Pemeriksaan Barium
o Pemeriksaan Barium enema gastrointestinal atas, meliputi instilasi cairan Barrium ke
dalam lambung dan kombinasi dari empat teknik: evaluasi barium, double contras,
gambaran mukosa lambung dan gambaran kompresi lambung. Prosedur ini
memungkinkan ditandainya gambaran iregulitas mukosa.
5. Radiologi
o Radiologi, misalnya Rontgen, tes ini akan melihat adanya tanda – tanda gastritis atau
penyakit pencernaan lainnya. Biasanya pasien akan diminta menelan cairan barium
terlebih dahulu sebelum dilakukan rontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna
dan akan terlebih jelas ketika di Rontgen.
6. Pemeriksaan Feces
o Tes ini memeriksa apakah ada H.Pylori dalam feces atau tidak. Hasil yang positif
dapat mengidentifikasi terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap
adanya darah dalam feces. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan pada lambung.
7. Pemeriksaan pernapasan
o Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H.Pylori atau tidak
Terapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan mungkin memerlukan
perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau, dalam kasus yang jarang, pembedahan untuk
mengobatinya. (Inayah, 2004 ; 63)
Terdapat beberapa regimen untuk mengatasi infeksi H.Pylori. Yang paling sering digunakan
adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat pompa proton. Terkadang ditambahkan
dengan bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri, penghambat
pompa proton berfungsi untuk meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan
meningkatkan efektifitas antibodi. Terapi terhadap infeksi H.Pylori tidak selalu berhasil,
kecepatan untuk membunuh kuman H.Pylori sangat beragam, bergantung pada regimen yang
digunakan. Akan tetapi kombinasi dari 3 obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi 2
obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama (terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan 10
hari) juga tampaknya meningkatkan efektifitas. Untuk memastikan H.Pylori sudah hilang,
dapat dilakukan pemeriksaan kembali setelah terapi dilaksanakan. Pemeriksaan pernafasan
dan pemeriksaan feces adalah 2 jenis pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan
sudah tidak adanya bakteri H.Pylori.
Komplikasi
Jika dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan peptic ulcers dan pendarahan
pada saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemasis dan melena, serta dapat berakhir
sebagai syok hemoragik. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker
lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan
perubahan pada sel-sel di dinding lambung. (Inayah, 2004 ; 65)
Kebanyakan kanker lambung adalah adenocarcinomas, yang bermula pada sel-sel kelenjar
dalam mukosa. Adenocarcinomas tipe 1 biasanya terjadi akibat infeksi H. pylori. Kanker
jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H. pylori adalah MALT (mucosa associated
lymphoid tissue) lymphomas, kanker ini berkembang secara perlahan pada jaringan sistem
kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila ditemukan pada
tahap awal.(Hirlan, 2006 ;346)
Pencegahan
Walaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran untuk dapat
mengurangi terkena gastritis (Donna D. 1995 ;1390) yaitu :
DAFTAR PUSTAKA
Data
Pengkajian
Objektif
– RR meningkat (lebih dari 20x/menit)
– Nadi meningkat (lebih dari 80x/ menit)
– Nafas cuping hidung (+)
Breathing – Pasien tampak menggunakan otot bantu pernafasan
– Hiperventilasi (+)
– Pernafasan pasien tidak teratur (takipneu)
Brain __
– Oliguri
– Kateter (+)
Bladder
– Peningkatan BUN/ rasio kreatinin
– Nyeri (+)
– Pasien tampak gelisah
Bone – Pasien tampak lemah
– ADL dibantu
No
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa
1 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan otot pernafasan
2 Gangguan perfusi jaringan kardiopulmonal berhubungan dengan hipovolemi
3 Gangguan perfusi jaringan ginjal berhubungan dengan hipovolemi
4 Gangguan perfusi jaringan gastrointestinal berhubungan dengan hipovolemi
5 Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (perdarahan massif)
6. Nyeri akut / kronis berhubungan dengan peradangan pada mukosa lambung
7 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual
8 Perubahan pola eleminasi urin berhubungan dengan gangguan perfusi jaringan ginjal
9 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksig
10 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
11 Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
12 PK Shock
13 PK Anemi
14 Resiko terhadap aspirasi
BATASAN KARAKTERISTIK
DAFTAR PUSTAKA
Domain 4: Aktivitas/istirahat
Kelas 4: Respons Kardiovaskular/Pulmonal
BATASAN KARAKTERISTIK
DAFTAR PUSTAKA
Domain 12 : Kenyamanan
Kelas 1 : kenyamanan fisik
DEFINISI: pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul
akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal
kerusakan sedemikian rupa (international association for the study of pain) awitan yang tiba
– tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi
atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan.
BATASAN KARAKTERISTIK
TUJUAN DAN
INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL
Setelah diberikan asuhan NIC Label : Pain NIC Label : Pain
keperawatan asuhan Management Management
keperawatan selama …x 2
jam, nyeri yang dirasakan 1. Kaji secara 1. Untuk mengetahui
klien berkurang dengan komprehensip terhadap tingkat nyeri pasien
criteria hasil : nyeri termasuk lokasi, 2. Untuk mengetahui
karakteristik, durasi, tingkat
NOC label : Pain Control frekuensi, kualitas, ketidaknyamanan
intensitas nyeri dan dirasakan oleh pasien
Klien melaporkan faktor presipitasi 3. Untuk mengalihkan
nyeri berkurang 2. Observasi reaksi perhatian pasien dari
Klien dapat ketidaknyaman secara rasa nyeri
mengenal lamanya nonverbal 4. Untuk mengetahui
(onset) nyeri 3. Gunakan strategi apakah nyeri yang
Klien dapat komunikasi terapeutik dirasakan klien
menggambarkan untuk mengungkapkan berpengaruh terhadap
faktor penyebab pengalaman nyeri dan yang lainnya
Klien dapat penerimaan klien 5. Untuk mengurangi
menggunakan teknik terhadap respon nyeri factor yang dapat
non farmakologis 4. Tentukan pengaruh memperburuk nyeri
Klien menggunakan pengalaman nyeri yang dirasakan klien
analgesic sesuai terhadap kualitas 6. untuk mengetahui
instruksi hidup( napsu makan, apakah terjadi
tidur, aktivitas,mood, pengurangan rasa
Pain Level hubungan sosial) nyeri atau nyeri yang
5. Tentukan faktor yang dirasakan klien
dapat memperburuk bertambah.
Klien melaporkan nyeriLakukan evaluasi 7. Pemberian “health
nyeri berkurang dengan klien dan tim education” dapat
Klien tidak tampak kesehatan lain tentang mengurangi tingkat
mengeluh dan ukuran pengontrolan kecemasan dan
menangis nyeri yang telah membantu klien
Ekspresi wajah klien dilakukan dalam membentuk
tidak menunjukkan 6. Berikan informasi mekanisme koping
nyeri tentang nyeri termasuk terhadap rasa nyer
Klien tidak gelisah penyebab nyeri, berapa 8. Untuk mengurangi
lama nyeri akan hilang, tingkat
antisipasi terhadap ketidaknyamanan
ketidaknyamanan dari yang dirasakan klien.
prosedur 9. Agar nyeri yang
7. Control lingkungan dirasakan klien tidak
yang dapat bertambah.
mempengaruhi respon 10. Agar klien mampu
ketidaknyamanan menggunakan teknik
klien( suhu ruangan, nonfarmakologi dalam
cahaya dan suara) memanagement nyeri
8. Hilangkan faktor yang dirasakan.
presipitasi yang dapat 11. Pemberian analgetik
meningkatkan dapat mengurangi rasa
pengalaman nyeri nyeri pasien
klien( ketakutan,
kurang pengetahuan)
9. Ajarkan cara
penggunaan terapi non
farmakologi (distraksi,
guide
imagery,relaksasi)
10. Kolaborasi pemberian
analgesic
DAFTAR PUSTAKA
Domain 4: Aktivitas/istirahat
Kelas 4: Respons Kardiovaskular/Pulmonal
BATASAN KARAKTERISTIK