Anda di halaman 1dari 40

PERAN PEMERINTAH DAL AM PENANGANAN KENAKALAN

REMAJA DI DESA MILANGODAA BARAT KECAMATAN TOMINI

PROPOSAL

DISUSUN OLEH:

ADRIAN TOI

NPM: 201910002

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA/PUBLIK

FAKULTAS ADMINISTRASI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS BINA TARUNA GORONTALO

2022
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL SKRIPSI

“Peran pemerintah dalam penanganan kenakalan remaja di desa milangodaa


barat kecamatan tomini”

DISUSUN OLEH

Nama : Adrian toi

Npm : 201910002

Proposal penelitian ini telah diperiksa dan disetujui oleh Penasehat Akademik dan
Dosen Pengampuh Mata Kuliah Metode penelitian Administrasi II, untuk diujikan
dalam tim penguji Ujian Seminar Proposal Skripsi.

Dosen pengampuh mata kuliah Penasehat akademik

Dr. Hj. Ellys Rachman, S.sos, M.si Dr. Hj. Ellys Rachman, S.sos, M.si
NIDN: 0914097901 NIDN: 0914097901

Mengetahui,

Ketua program studi

Ilmu administrasi publik

Luthfiah bakari, S.E, M.AP

NIDN: 1627119501

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta ala, yang tidak hentinya peneliti

ucapkan. Karna dengan limpahan kasih dan Rahmat-nya, peneliti mampu

menyelesaikan proposal ini. Sholawat serta salam kepada baginda Nabi Muhammad

Shalallahu alaihi Wa Sallam, seorang panglima peradaban manusia. Semoga

rahmat dan kasing sayang Allah Subhanahu Wa Ta ala selalu menyertainya dan

juga keluarga, beserta para sahabatnya. Oleh keberkahan itu mendorong peneliti

untuk dapat menyelesaikan proposal dengan judul “PERAN PEMERINTAH DALAM

PENANGANAN KENAKALAN REMAJA DI DESA MILANGODAA BARAT

KECAMATAN TOMINI”. Penelitian ini menjadi salah satu syarat untuk

menyelesaikan program sarjana (S1) pada program studi ilmu administrasi publik di

universitas bina taruna gorontalo.Peneliti sadar bahwa tanpa adanya bimbingan,

arahan dari beberapa pihak, penyusunan proposal ini tidak dapat diselesaikan.

Gorontalo, November 2022

Peneliti

Adrian toi

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................................. ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang................................................................................................1

1.2 Identifikasi masalah........................................................................................5

1.3 Rumusan masalah..........................................................................................5

1.4 Tujuan penelitian............................................................................................6

1.5 Manfaat penelitian..........................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian terdahulu........................................................................................7

2.2 konsep administrasi........................................................................................10

2.3 konsep peran..................................................................................................13

2.4 konsep sumber daya manusia........................................................................14

2.5 konsep organisasi...........................................................................................19

2.6 konsep remaja................................................................................................21

2.7 konsep kenakalan remaja...............................................................................23

2.8 konsep minuman keras...................................................................................23

2.9 konsep pemerintah.........................................................................................24

2.10 Kerangka konseptual................................................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi penelitian.............................................................................................27

3.2 Jenis penelitian................................................................................................................ 27

3.3 Fokus penelitian............................................................................................................... 28

iii
3.4 Sumber data..................................................................................................................... 29

3.5 Teknik pengumpulan data........................................................................................... 29

3.6 Analisis data..................................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................32

PENELITIAN TERDAHULU..................................................................................32

iv
v
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Remaja pada hakikatnya sedang berjuang untuk menemukan dirinya

sendiri. Jika dihadapkan pada keadaan luar atau lingkungan yang kurang serasi

penuh kontradiksi dan labil. Maka akan mudahlah mereka jatuh kepada

kesengsaraan batin. Hidup penuh kecemasan dan ketidakpastian dan

kebimbangan. Hal seperti ini telah menyebabkan remaja-remaja Indonesia jatuh

pada kelainan kelakuan yang membawa bahaya terhadap dirinya sendiri baik

sekarang, maupun dikemudian hari.

Masa remaja merupakan masa dimana seseorang anak akan banyak

mendapatkan pembelajaran tentang kehidupan. Seorang anak akan produktif di

usia dini tergantung orang tua, lingkungan sekitar dan budaya yang akan

mengarahkan seorang anak menjadi seperti apa. Salah satu permasalahan yang

sangat kompleks tentang remaja adalah kenakalan remaja.

Wirawan (2006) mendefiniskan remaja sebagai periode transisi antara masa

anak-anak dan masa dewasa atau masa usia belasan tahunatau seseorang yang

menunjukkan tingkah laku tertentu seperti mudah di atur, mudah terangsang

perasaannya dan sebagainya. Masa remaja menurut Mappier (1988)

berlangsung antara umur 12 tahun sampai umur 21 tahun bagi wanita, dan 13

tahun sampai 22 tahun bagi pria. Remaja adalah masa peralihan dari masa

kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan

aspek fisik, psikis, dan psikisional.

Kenakalan remaja (jurvenil delinquency) adalah suatu perbuatan yang

melanggar norma, aturan hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia

1
remaja atau transisi masa anak-anak dan dewasa. Saat ini, hampir tidak

terhitung beberapa jumlah remaja yang melakukan hal-hal negatif. Bahkan akibat

kenakalan remaja tersebut banyak sekali kerugian yang terjadi, baik bagi remaja

itu sendiri maupun orang-orang di sekitar mereka.

Masalah kenakalan remaja sampai saat ini dapat dikatakan sudah menjadi

masalah sosial yang perlu dihadapi oleh pemerintah, masyarakat dan keluarga.

Alasannya karena tingkat kenakalan remaja yang akhir-akhir ini terjadi sudah

mengarah pada tindakan criminal. Salah satunya, diinformasikan melalui media

berita online kompas.com, pada kamis, 11 maret 2021, dikecamatan tambun

selatan kabupaten bekasi, telah terjadi keributan oleh kelompok remaja, yang

menyebabkan 1 orang meninggal dunia, dan satu lainnya mengalami luka bacok.

Masalah bermula gara-gara ejekan dengan mengacungkan jari tengah. Tidak

hanya itu, melalui media berita yang sama, kembali terjadi aksi kenakalan remaja

lainnya yaitu pada tanggal 13 maret 2021. Yaitu video 2 orang remaja viraldi

media sosial karena aksinya ugal-ugalan saat mengendarai sepeda motor di

jalan raya, dengan hanya memakai pakaian dalam. Hal ini menjelaskan bahwa

anak-anak Indonesia sedang mengalami masalah degradasi moral. Selain dapat

berakibat fatal terhadap diri sendiri, aksi ini juga dapat merugikan orang lain.

Sebagai generasi yang diharapkan untuk bisa menjadi penerus bangsa,

kenakalan remaja adalah salah satu penghambat terwujudnya cita-cita tersebut.

Untuk itu, tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua untuk mengawasi

pertumbuhan mereka, namun pengaruh lingkungan juga sangat membantu

dalam membangun karakter yang baik pada anak muda yang sementara dalam

tahapan menuju dewasa ini. Lingkungan yang dimaksud ialah unsur masyarakat

yang seharusnya menjadi salah satu faktor utama dalam isu pemberantasan

2
kenakalan remaja, dan melindungi para generasi muda yang menjadi modal

utama bangsa dalam melanjutkan pembangunan.

Dalam upaya melindungi generasi muda, maka dikeluarkanlah undang-

undang No. 40 tahun 2009 tentang “kepemudaan”, dengan tujuan untuk

terwujudnya pemuda yang memiliki ahlak mulia, sehat, cerdas, mandiri, tangguh,

serta professional untuk kemajuan bangsa yang lebih baik dimasa yang akan

dating. Melauli UU ini memberikan hak dan peluang bagi para remaja untuk

mengambil peran sebagai kekuatan moral, dan menjadi pengontrol sosial serta

menjadi tonggak perubahan.

Dikecamatan tomini tepatnya di desa milangodaa barat merupakan wilayah

yang rawan terjadi kenakalan remaja dalam hal ini minuman keras. Sesuai data

yang diperoleh dari beberapa narasumber yang ada di desa milangodaa barat

dalam hal ini kepala desa dan juga para masyarakat, jumlah populasi remaja

yang ada di desa milangodaa barat yaitu sebanyak 500 lebih orang, berdasarkan

usia 16-30 tahun.

Di desa milangodaa barat sering terjadi keributan oleh para remaja, dan

masalah perkelahian mendominasi kasus yang sering terjadi di desa milangodaa

barat. Dengan keributan yang ditimbulkan, masyarakat yang tinggal di lingkungan

sekitar menjadi tidak nyaman dan terganggu aktivitasnya. Pada observasi awal

yang dilakukan serta informasi yang diterima dari beberapa masyarakat, di desa

milangodaa terjadi kenakalan remaja kurang lebih 5 kasus disepanjang tahun

2021-2022.

Aksi kenakalan remaja yang sering terjadi di desa milangodaa barat, 70% di

antaranya diakibatkan oleh minuman keras. Minuman yang beralkohol

mengandung zat etanol yang membuat para pelaku menjadi kurang

3
kesadarannya. Maka oleh karena itu, perkelahian atau masalah lainnya sangat

mudah terjadi karena diluar kesadaran dari remaja tersebut.

Berdasarkan masalah-masalah yang terjadi, peran pemerintah desa

milangodaa barat sangat dibutuhkan berdasarkan kasus kenakalan remaja yang

banyak terjadi di wilayah tersebut, maka seharusnya pemerintah melakukan hal-

hal yang berbentuk antisipatif untuk mencegah masalah demikian terjadi

berulang kali. Pemerintah desa yang dalam hal ini memiliki kewenangan penuh

dalam pelaksanaan pemerintahan di wilayahnya, bertanggung jawab terhadap

masalah ketertiban dan kemanan seluruh masrakat yang tinggal di wilayah

tersebut. Tidak hanya bertugas dalm pembangunan kepemudaan. Namun,

pemerintah desa dituntut juga agar dapat memberikan perlindungan dan rasa

aman terhadap masyarakat yang merasakan dampak dari kenakalan remaja.

Dengan banyaknya aksi kenakalan remaja yang terjadi di desa milangodaa

barat kecamatan tomini dapat disimpulkan bahwa, masih adanya beberapa hal

yang kurang maksimal dilakukan oleh pemerintah desa, diantaranya adalah 1).

Masih kurangnya sosialisasi pemerintah terhadap dampak buruk minuman keras

yang mengakibatkan kenakalan remaja. Melalui sosialisi ini, pemerintah dapat

mengedukasi masyarakat khususnya remaja, untuk memahami lebih jauh

dampak dari minuman keras terhadap kesehatan fisik maupun mental mereka,

serta dampak lain yaitu menimbulkan masalah ketertiban umu.; 2). Masih

kurangnya inovasi berupa program pemerintah terkait pemberantasan kenakalan

remaja yang dalam hal ini paling banyak disebabkan oleh pengaruh minuman

keras (miras). Inovasi yang dimaksudkan adalah, kegiatan-kegiatan yang

melibatkan remaja, dan bersifat mengajak mereka untuk mengambil peran dalam

menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan desa dengan sama-sama

4
memerangi minuman keras; 3). Masih kurangnya fasilitas penunjang untuk

pengembangan potensi remaja di wilayah desa milangodaa. Fasilitas yang

dimaksud dapat berupa fasilitas olahraga, yangd dapat membantu anak-anak

muda dalam menggali dan mengembangkan bakat yang diminati, khususnya di

bidang olahraga.

Berdasarkan apa yang telah diuraikan di latar belakang sebelumnya, maka

peneliti mengajukan penelitian dengan judul “peran pemerintah dalam

penanganan kenakalan remaja di desa milangodaa barat kecamatan

tomini”.

1.2 Identifikasi masalah

Sesuai latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, dapat

disimpulkan identifikasi masalah berikut ini:

1. Maih kurangnya sosialisasi pemerintah terhadap dampak buruk minuman

keras terhadap remaja dan masyarakat sekitar

2. Masih kurangnya inovasi berupa program pemerintah terkait pemberantasan

kenakalan remaja dalam hal ini minuman keras.

3. Masih kurangnya fasilitas penunjang untuk pengembangan potensi remaja di

desa milangodaa barat.

1.3 Rumusan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah di jelaskan maka rumusan

masalah adalah: “Bagaimana peran pemerintah dalam penanganan kenakalan

remaja di desa milangodaa barat kecamatan tomini.

5
1.4 Tujuan penelitian

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui peran pemerintah

desa milangodaa barat kecamatan tomini dalam melakukan penanganan

kenakalan remaja akibat mengonsumsi miras di desa milangodaa barat.

1.5 Manfaat penelitian

Peneliti berharap, hasil daripada penelitian ini bisa memberikan banyak

manfaat kepada banyak pihak. Baik dari segi manfaat teoritis dan manfaat praktis

1.5.1 manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

menambah ilmu pengetahuan, serta dapat menjadi sumber referensi untuk

mahasiswa yang berada di lingkungan fakultas administrasi dan ilmu sosial

universitas bina taruna gorontalo.

1.5.2 manfaat praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan

menjadi bahan acuan oleh pemerintah desa milangodaa barat kecamatan

tomini dalam menekan angka kenakalan remaja yang diakibatkan minuman

keras.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENELITIAN TERDAHULU

Disetiap penelitian yang dilakukan, diperlukan teori teori yang

berhubungan dengan focus atau variable yang akan diteliti. Maka

berikut ini beberapa hasil penelitian sebelumnya yang terkait dengan

focus penelitian yang diambil oleh peneliti.

(Mutia, 2022) dengan judul “peran pemerintah dalam penanganan

kenakalan remaja”. Tujuan penelitian yang dilakukan bertujuan untuk

mengetahui peran pemerintah kecamatan hulonthalangi kota gorontalo

dalam melakukan penanganan kenakalan remaja akibat mengonsumsi

miras di kecamatan hulonthalangi kota gorontalo. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriftif dengan

pendekatan kualitatif. Hasil penelitian, menyimpulkan bahwa kurangnya

sosialisasi pemerintah kecamatan hulonthalangi kota gorontalo. Hal ini

dikarenakan sosialisasi atau penyuluhan yang tidak rutin, dan juga

program pemerintah yang terbilang kurang, serta faslitas sebagai

sarana untuk aktifitas remaja masih sangat kurang memadai.

(Iin lapamusu dkk,2018) dengan judul “peran pemerintah desa

dalam menanggulangi kenakalan remaja’. Tujuan penelitian dilakukan

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepedulian pemerintah desa

dalam menanggulangi kenakalan remaja, dan apa saja yang menjadi

faktor terjadinya kenakalan remaja di desa balahu kecamatan tibawa

kabupaten gorontalo. Metode yang digunakan adalah metode deskriftif

7
dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian yang diperoleh melalui

wawancara dengan para informan yang ada menunjukkan bahwa

penyebab terjadinya kenakalan remaja di desa balahu yaitu kurangnya

perhatian pemerintah desa, karena pemerintah desa lebih

mengutamakan pembangunan infrastruktur ketimbang pembangunan

pembentukkan karakter pemuda dimasa pertumbuhannya.

(virna,2022) dengan judul “peran pemerintah desa dalam

menanggulangi kenakalan remaja terhadap minuman keras didesa

pudding besar kecamatan puding besar kabupaten Bangka”. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kepedulian

pemerintah desa dalam menanggulangi kenakalan remaja terhadap

minuman keras, dan apa saja upaya yang dilakukan oleh pemerintah

desa dalam menanggulangi kenakalan remaja terhadap pengonsumsian

minuman keras di desa puding besar kecamatan puding besar. Metode

yang digunakan adalah metode deskriftif dengan pendekatan kualitatif.

Hasil penelitian ini bertujuan agar pemerintah desa bisa lebih

memperhatikan perilaku-perilaku remaja dan mengutamakan

pembentukan karakter remaja di desa puding besar.

8
TABEL 2.1

MAPING PENELITIAN TERDAHULU

HASIL
NAMA,
JENIS FOKUS
NO JUDUL
PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN
PENELITIAN

1. Mutia djaba Metode yang Tujuan Hasil penelitian,


(2022) Peran digunakan penelitian yang menyimpulkan
pemerintah dalam dilakukan bahwa kurangnya
dalam penelitian ini bertujuan sosialisasi
penanganan menggunaka untuk pemerintah
kenakalan n metode mengetahui kecamatan
remaja” deskriftif peran hulonthalangi kota
dengan pemerintah gorontalo. Hal ini
pendekatan kecamatan dikarenakan
kualitatif hulonthalangi sosialisasi atau
kota gorontalo penyuluhan yang
dalam tidak rutin, dan
melakukan juga program
penanganan pemerintah yang
kenakalan terbilang kurang,
remaja akibat serta faslitas
mengonsumsi sebagai sarana
miras di untuk aktifitas
kecamatan remaja masih
hulonthalangi sangat kurang
kota gorontalo memadai
2. Iin lapamusu Metode yang Tujuan Hasil penelitian
dkk (2018) digunakan penelitian yang diperoleh
“peran adalah dilakukan melalui
pemerintah metode bertujuan wawancara
desa dalam deskriftif untuk dengan para
menanggulan dengan mengetahui informan yang ada
gi kenakalan pendekatan sejauh mana menunjukkan
remaja” kualitatif kepedulian bahwa penyebab
pemerintah terjadinya
desa dalam kenakalan remaja
menanggulangi di desa balahu
kenakalan yaitu kurangnya
remaja, dan perhatian
apa saja yang pemerintah desa,
menjadi faktor karena pemerintah
terjadinya desa lebih
kenakalan mengutamakan

9
remaja di desa pembangunan
balahu infrastruktur
kecamatan ketimbang
tibawa pembangunan
kabupaten pembentukkan
gorontalo karakter pemuda
dimasa
pertumbuhannya
3 Virna dewi Metode yang Tujuan Hasil penelitian ini
(2022) digunakan penelitian ini bertujuan agar
“Peran adalah adalah untuk pemerintah desa
pemerintah metode mengetahui bisa lebih
desa dalam deskriftif sejauh mana memperhatikan
menanggulan dengan kepedulian perilaku-perilaku
gi kenakalan pendekatan pemerintah remaja dan
remaja kualitatif desa dalam mengutamakan
terhadap menanggulangi pembentukan
minuman kenakalan karakter remaja di
keras didesa remaja desa puding
pudding terhadap besar.
besar minuman
kecamatan keras, dan apa
puding besar saja upaya
kabupaten yang dilakukan
Bangka” oleh
pemerintah
desa dalam
menanggulangi
kenakalan
remaja
terhadap
minuman keras

2.2 konsep administrasi

Menurut (mulyono,2017) kata administrasi awalnya terdiri dari

kata “ad” dan “ministrate” , yang merupakan bahasa latin. Kata “ ad”

yang berarti sama dengan kata “ to” pada bahasa inggris, yaitu artinya

“ke” atau “kepada”. Sedangkan “ ministrate” memiliki pengertian yang

sama dengan dengan kata to serve atau to conduct yang artinya

melayani, membantu atau mengarahkan. Untuk itu dapat disimpulkan

10
pengertian dari administrasi ialah memberikan pelayanan secara

sungguh-sungguh.

Definisi lain dari administrasi juga dikemukakan oleh fayol dalam

(sugandi, 2011) yang menyatakan bahwa administrasi merupakan

dorongan dalam mewujudkann apa yang menjadi tujuan bersama,

menggunakan organisasi dan juga manajemen menjadi fondasinya.

Beberapa pandangan ahli tentang administrasi lainnya juga dijelaskan

dalam (maksudi, 2017) di antaranya:

a. Stephen P. Robbins: administrasi adalah seluruh kegiatan

kerjasama yang dilakukan untuk mencapai tujuan.

b. Leonardo B. White: administrasi adalah sebuah proses yang ada

di setiap usaha kelompok, baik dalam pemerintahan maupun

kelompok kecil ataupun besar.

c. Dwight Waldo: administrasi adalah bentuk usaha manusia yang

suportif, yang memiliki tingkat kerasionalan yang tinggi.

d. Gulick: administrasi berkaitan dengan penyelesaian pekerjaan,

demi terwujudnya tujuan telah ditetapkan sebelumnya.

e. Hebert A. Simon: administrasi adalah semua aktivitas kerja sama

kelompok untuk tercapainya tujuan bersama.

f. William H. Newman: administrasi diartikan sebagai bimbingan

kepemimpinan dan pengawasan daru usaha kelompok individu

untuk mencapai tujuan bersama.

g. Sondang P. Siagian mengatakan: administrasi adalah seluruh

proses realisasi dari setiap keputusan yang diambil dan realisasi

11
itu dikerjakan oleh sekelompok orang dalam mencapai tujuan

bersama yang telah ditentukan.

h. Hadari Nawawi: administrasi adalah kegiatan sebagai proses

untuk mengendalikan kerja sama antar kelompok untuk

tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Dimesi karakteristik administrasi dalam (Pasolong, 2013) terdiri

atas:

1. Efisiensi berarti tujuan daripada administrasi adalah untuk

mencapai hasil secara efektif dan efisien. Dengan kata lain

bahwa pencapaian tujuan administrasi dengan hasil yang berhasil

guna dan berdaya guna. Menurut Gibson dkk dalam pasolong

(2019:4), mengemukakan bahwa efisien adalah perbandingan

rasio keluaran dan masukan

2. Efektifitas pada dasarnya berasal dari kata “efek” dan digunakan

dalam istilah ini sebagai hubungan sebab akibat. Efektifitas dapat

dipandang sebaga suatu sebab dari variabel lain. Efektifitas

berarti bahwa tujuan yang telah direncanakan sebelumnnya dapat

tercapai atau dengan kata sasaran tercapai karena adanya proses

kegiatan.

3. Rasional berarti bahwa tujuan yang telah dicapai bermanfaat

untuk maksud yang berguna, tetapi tentu saja yang dilakukan

dengan sadar atau disengaja.

12
2.3 konsep peran

Istilah peran dalam”Kamus Besar Indonesia” mempunyai arti

pemain sandiwara (film). Pengertian peran menurut soekanto

(2009:213), yaitu peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status),

apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Dari hal diatas

lebih lanjut kita lihat pendapat lain tentang peran yang telah ditetapkan

sebelumnya disebut sebagai peranan normatif.

Sedangkan peran ideal, dapat diterjemahkan sebagai peran yang

diharapkan dilakukan oleh pemegang peranan tersebut. Misalnya dinas

perhubungan sebagai suatu organisasi formal tertentu di harapkan

berfungsi dalam penegakkan hukum dapat bertindak sebagai pengayom

bagi masyarakat dalam rangka mewujukan ketertiban, keamanan yang

mempunyai tujuan akhir kesejahteraan masyarakat, artinya peranan

yang nyata.

Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan status yang

dimiliki oleh seseorang, sedangkan status merupakan sekumpulan hak

dan kewajiban yang dimiliki seseorang apabila seseorang melakukan

hak-hak dan kewajiban-kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka

ia menjalankan suatu fungsi.

Peran merupakan tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh

seseorang yang menempati suatu posisi didalam status sosial, menurut

thoha (2006:54) syarat-syarat peran mencakup 3 hal, yaitu:

a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi

atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini

13
merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing

seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

b. Peran adalah suatu konsep perilaku apa yang dapat dilaksanakan

oleh individu-individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu, yang

penting bagi struktur sosial masyarakat.

c. Peran adalah suatu rangkaian yang teratur yang ditimbulkan

karena suatu jabatan. Peran merupakan aspek yang dinamis dari

kedudukan seseorang, apabila seseorang melaksanakan hak-hak

dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka orang yang

bersangkutan menjalankansuatu peranan.

Dari bebebrapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa

peran adalah suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh banyak

orang atau sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki status

atau kedudukan tertentu.

2.4 konsep sumber daya manusia

a. Manajemen sumber daya manusia

Mananjemen sumber daya manusia adalah suatu proses

menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan,

pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat

menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai

tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang menurusi

SDM adalah departemen sumber daya manusia atau dalam

bahasa inggris disebut HRD atau human resource department.

Manajemen MSDM sering disepadankan dengan istilah

14
manajemen personalia, manajemen sumber daya insane,

manajemen kepegawaian, manajemen perburuhan, manajemen

tenaga kerja, administrasi personil, administrasi kepegawaian,

dan berbagai istilah lainnya.

Menurut amstrong (dalam Suwatno dan Priansa 2013:28)

manajemen sumber daya manusia adalah praktek manajemen

sumber daya manusia (SDM) berkaitan dengan semua aspek

tentang bagaimana orang bekerja dan dikelolah dalam organisasi.

Ini mencakup kegiatan seperti strategi SDM, manajemen SDM,

tanggung jawab sosial perusahaan, manajemen pengetahuan,

pengembangan organisasi, sumber-sumber SDM (perencanaan

sumber daya manusia, rekrumen dan seleksi, dan manajemen

bakat), manajemen kinerja, pembelajaran dan pengembangan,

manajemen imbalan, hubungan karyawan, kesejahteraan

karyawan, kesehatan dan keselamatan, serta penyediaan jasa

karyawan.

Menurut Rivai (dalam Suwanto dan Priansa 2013:29)

manajemen SDM merupakan salah satu bidang dari manajemen

umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, dan pengendalian. Istilah manajemen mempunyai

arti sebagai kumpulan pengetahuan tentang bagaimana

seharusnya me-manage (mengelola) sumber daya manusia.

Menurut Raymond (dalam Suwatno dan Priansa 2013:29)

human resource management (HRM) mengacu pada kebijakan-

kebijakan, praktik-praktik, serta sistem-sistem yang memengaruhi

15
perilaku, sikap, dan kinerja karyawan. Banyak perusahaan

menyebut komsep manajemen sumber daya manusia (MSDM)

sebagai bentuk praktik-praktik tentang manusia. Strategi yang

mendasari praktik tersebut dipertimbangkan agar dapat

memaksimalkan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan.

b. Fungsi sumber daya manusia

Fungsi merupakan kegiatan pokok yang dilakukan dalam

suatu perusahaan. Setiap karyawan pada hakikatnya melakukan

dua fungsi, yaitu fungsi manajemen manajerial, dimana kegiatan-

kegiatan dilakukan dengan pekerjaan pikiran atau menggunakan

pikiran (mental): dan kedua fungsi operatif (taktis) dimana

kegiatan-kegiatan dilakukan dengan fisik.

Sedangkan fungsi Flippo (dalam suantodan dan priansa

2013:30) adalah sebagai berikut.

Fungsi manajerial

1. Perencanaan

Perencanaan adalah proses penentuan tindakan untuk

mencapai tujuan, sebelum tujuan akhir perusahaan ditentukan,

informasi, khusunya informasi mengenai kepegawaian itu

datangnya dari manajer kepegawaian.

2. Pengorganisasian

Sesuai diadakan perencanaan, tindakan selanjutnya adalah

membentuk organisasi untuk melaksanakan tujuan yang telah

ditentukan untuk dicapai. Dalam pengorganisasian ini, dibentuk

16
struktur organisasi dan dalam struktur ini nantinya ditunjukan

bagaimana hubungan antara satu unit dengan unit lainnya.

3. Pengarahan

Sesudah diadakan pengorganisasiaan, maka tahap

selanjutnya adalah mengadakan pengarahan. Pengarahan

berarti member petunjuk dan mengajak para pegawai agar

mereka berkemauan secara sadar untuk melaksanakan

pekerjaan sesuai dengan yang telah ditentukan perusahaan.

4. Pengendalian

Setelah diadakan perencanaan, pengorganisasian, dan

pengarahan maka fungsi manajerial yang terakhir dari

pimpinan kepegawaian adalah fungsi pengendalian.

Pengendalian berarti melihat, mengamati, dan menilai tindakan

atau pekerjaan pegawai.

1. Peran administrasi manajemen sumber daya manusia

Peran administrasi sumber daya manusia banyak ditekankan

pada proses dan menyimpan catatan. Menyimpan arsip tenaga

kerja dan database yang terkait memproses clem keuntungan,

menjawab pertanyaan mengenai pembayaran uang sekolah,

kebijakan perusahaan tentang cuti dan mengumpulkan,

menyerahkan dokumen yang diperlukan oleh pemerintah

setempat. Semua aktifitas ini harus dilakukan dengan efisien dan

tepat waktu. Akan tetapi, semua aktifitas ini pada beberapa

organisasi telah memberikan penegasan bahwa sumber daya

manusia hanyalah mengumpulkan kertas dan memberitahu

17
menejer dan tenaga kerja lainnya apa yang tidak boleh dilakukan.

Jika hanya peran administrasi seperti ini, maka staf sumber daya

manusia hanya dilihat sebagai klerikal dan contributor

administrasi tingkat rendah pada perusahaan. Dibeberapa

organisasi fungsi administrasi dilakukan oleh pihak ketiga diluar

perusahaan (outsourcing) daripada dilakukan sendiri. Banyak

teknologi banyak digunakan untuk mengotomatisasi pekerjaan

yang sifatnya administrative.

2. Peran operasional MSDM

Aktifitas operasional sifatnya adalah taktis. Kepatuhan

terhadap kesetiaan kesempatan. Bekerja dan hukum lainnya

harus selalu dilakukan, lamaran pekerjaan harus diproses, posisi

yang lowong harus diisi melalui proses wawancara, supervisor

harus dilatih, masalah keselamatan harus dipecahkan, upah dan

gaji harus disusun. Singkatnya, banyak aktifitas yang harus

dikerjakan oleh sumber daya manusia dengan berkoordinasi

dengan para manajerdan supervisor disemua bagian perusahaan.

Penekanan operasional masih terdapat dibeberapa organisasi,

sebagai disebabkan oleh perbatasan kemampuan individu staf

SDM dan sebagian karna penolakan tipikal, peran operasional

mengharuskan praktisi SDM untuk mengidentifikasi dan

mengimplementasikan program operasional dan kebijakan di

organisasi. Mereka adalah orang mengimplementasikan kebijakan

SDM yang merupakan bagian dari rencana strategis perusahaan

18
yang dibut manajemen puncak, daripada ikut terlihat secara aktif

membangun rencana strategis tersebut.

3. Peran strategi SDM

Peran organisasi SDM telah tumbuh dan lebih strategis

disebabkan penggunaan orang dalam sebuah organisasi dapat

menyediakan keunggukan kompetatif baik domestic maupun

internasional. Peran strategi SDM menekankan bahwa orang-

orang diorganisasi adalah sumber daya yang penting dan juga

infentasi perusahaan yang besar. Supaya SDM dapat memainkan

peran yang strategis, dia harus focus pada masalah-masalah dan

inplikasi SDM jangka panjang. Bagaimana perusahaan

kependukukan tenaga kerja dan kekurangan tenaga kerja akan

mempengaruhi perusahaan dan cara apa yang digunakan untuk

menyiasati masalah kekurangan ini, adalah sebuah ilustrasi peran

strategi SDM. Pentingnya peran ini telah menjadi diskusi yang

hangat dan diskusi itu menitikberatkan pada manajemen SDM

untuk lebih memberikan kontribusi yang besar pada perusahaan.

2.5 konsep organisasi

Organisasi adalah sekelompok orang dalam suatu wadah atau

tempat yang melakukan kerja sama untuk mencapai tujuan yang

ditentukan serta sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan

organisasi.

Menurut Duha (2018) organisasi merupakan kesatuan yang

terbentuk oleh beberapa orang yang mempunyai sedikit atau semua

kesamaan tentang latar belakang, identitas, harapan, dan berbagai hal

19
lainnya untuk mencapai tujuan bersama secara bersama-sama.

Sedangkan menurut Mulyadi dan Duha (2018), organisasi pada

hakikatnya adalah sekelompok orang yang memiliki saling

ketergantungan satu dengan lainnya, yang secara bersama-sama

memfokuskan usaha mereka untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Suharman (2014:1.1) dapat dikatakan sebuah organisasi

apabila didalamnya mempunyai kegiatan, dua orang atau lebih, tujuan

yang ingin dicapai, serta sarana prasarana penunjang. Orang

mendirikan organisasi jelas dengan tujuan tertentu yang hanya dapat

dicapai bila dilakukan olrh lebih dari satu orang, melalui pembagian

kerja dan koordinasi tertentu. Dengan kata lain, organisasi itu mengejar

tujuan dan sasaran yang dapat dicapai secara bersama-sama.

Menurut Siagian dalam Umam (2012:19) mengatakan bahwa

organisasi merupakan bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih

yang bekerja sama serta secara formal terkait dalam rangja pencapaian

suatu tujuan yang ditelah ditentukan, dalam ikatan mana terdapat

seseorang atau beberapa orang disebut bawahan.

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa

dikatakan organisasi karena didalamnya terdapat dua orang atau lebih

dalam suatu wadah atau tempat yang memiliki tujuan tertentu yang

jelas dan bekerja sama melalui pembagian tugas dan wewenang

masing-masing anggota agar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang

diinginkan tersebut.

a. Faktor pendorong terbentuknya organisasi

20
Ada beberapa alasan yang mendorong terbentuknya organisasi

antara lain sebagai berikut :

1. Organisasi diyakini sebagai pemersatu, dengan adanya

organisasi setiap individu dan kelompok bergabung kedalam

suatu organisasi dengan berbagai embel-embel mAAasing-

masing yang berbeda satu sama lain menjadi bersatu dalam

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama.

2. Organisasi sebagai media pembelajaran, setiap individu di

dalam organisasi saling bertukar pikiran untuk saling memberi

dan menerima informasi sehingga koordinasi antara satu

dengan yang lainnya dapat terjalin dengan baik. Sebab

pengetahuan dan kemampuan masing-masing berbeda.

3. Organisasi menjadi tempat pengembangan kepribadianl,

dengan adanya organisasi maka setiap individu akan lebih

sering berinteraksi dengan banyak orang. Secara alamiah,

dengan waktu cepat atau lambat, setiap individu akan

berupaya untuk mengubah kelemahannya dengan beradaptasi.

4. Harapan menjadi manfaat, hasil dari kegiatan organisasi pada

dasarnya harus dapat diketahui dan dirasakan oleh anggota

organisasi. Ada bermacam-macam alasan manfaat yang di

inginkan tergantung dari jenis organisasi yang digeluti.

2.6 konsep remaja

Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Seseorang

remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai anak-anak namun ia

belum cukup matang untuk dikatakan orang dewasa. Dikarenakan ia

21
sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun

sering dilakukan metode coba-coba walaupun melalui banyak kealahan.

Jadi pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa

tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak.

Menurut santrock (2003) bahwa remaja (adolescence) diartikan

sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa

dewasa yang mecakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial

emosional. Batasan akhir usia remaja yang umum digunakan oleh para

ahli antara lain usia 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja

biasanya dibedakan menjadi tiga yaitu 1) usia 12-15 tahun, termasuk

dalam masa remaja awal; 2) usia 15-18 tahun, termasuk dalam masa

remaja pertengahan; 3) usia 18-21 tahun, termasuk dalam masa remaja

akhir.

Menurut para pakar pisikologi, remaja merupakan suatu periode

transisi dari masa awal anak-anak hingga massa awal dewasa, usia

yang dimasukin kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18

tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada seseorang individu

yang mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku dan

penuh dengan masalah-masalah.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa remaja

merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa. Pada

masa ini seseorang remaja tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi

tidak dapat pula disebut anak-anak. Karena masa ini remaja telah

mengalami berbagai perubahan mengenai dirinya baik perkembangan

fisik maupun fisikologis.

22
2.7 konsep kenakalan remaja

Kenakalan remaja juvenile delinquency ialah kejahatan/kenakalan

yang dilakukan oleh anak-anak muda dan merupakan gejala sakit

(patologis) secara sosial pada remaja yang disebabkan oleh salah satu

bentuk pengabdian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan

bentuk tingkah laku yang menyimpang.

Menurut Cavan (dalam Willis,1994) dalam bukunya yang berjudul

juvenile delinquency menyatakan bahwa kenakalan remaja sebagai

gangguan pada anak dan remaja untuk memenuhi beberapa kewajiban

yang diharapkan dari mereka oleh lingkungan sosialnya.

Menurut Kartini Kartono (2003:6-7) kenakalan remaja merupakan

gejala sakit secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan

oleh bentuk pengabdian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan

tingkah laku yang menyimpang.

Sudarsono (2012) menyebutkan dari beberapa kajian dan

perumusan psikolog Dr. Fuad Hasan dan Drs. Bimo Walgito,

menyatakan bahwa arti juvenile delinquency namak ada pergeseran

mengenai kualitas subyek, yaitu dari kualitas anak menjadi remaja.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

kenakalan remaja ialah perbuatan/kejahatan/pelanggaran yang

dilakukan oleh anak remaja yang bersifat melawan hukum, anti sosial,

anti susila, dan menyalahi norma-norma agama.

2.8 konsep minuman keras

Menurut menteri kesehatan republik Indonesia

no.86/Men-kes/Per/IV/77(1978:187) menyatakan bahwa minuman keras

23
adalah semua jenis minuman beralkohol, tetapi bukan obat meliputi

minuman keras golongan A, B, C.

Dalam KUHP (Soesilo 1986:344) menyebutkan apa yang

dimaksud dengan minuman keras dalam penjelasan pasal 537 KUHP.

Minuman keras adalah minuman yang mengandung alcohol yang dapat

memabukkan.

Mustafa (1983:22) mengemukakan bahwa minuman keras disebut

juga khamar yang berasal dari bahasa arab yaitu khamara artinya

menutupi, jadi khamar berarti menutupi akal.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minuman keras

adalah minuman yang mengandung alkohol dan dapat memabukkan.

2.9 konsep pemerintah

Pemerintah secara etimologi berasal dari kata yunani, ”kubernan”

atau nahkoda kapal. Artinya menatap ke depan (Surbakti, 2002:167).

Sedangkan pendapat lain, mengatakan pemerintahan dari kata

“perintah” yang memiliki empat unsure yakni. Pertama ada dua pihak

yang saling terikat. Kedua kedua belah pihak saling memiliki hubungan

kontraktual. Ketiga pihak yang memerintah memiliki kewenangan.

Keempat pihak yang diperintah memiliki ketaatan (Martini dan

juwono,2015;17).

Dari istilah tersebut bisa disimpulkan bahwa pemerintahan adalah

organisasi yang dipimpin oleh seseorang yang memiliki tanggung

jawabdan kewenangan serta pandangan ke depan. Pemerintah selalu di

orientasikan pada kemajuan sebuah Negara bangsa. Sebagaimana

dikatakan Amin rais dkk, yang mendefinisikan pemerintahanadalah

24
sekelompok orang bersama-sama memikul tanggung jawab terbatas

untuk menggunakan kekuasaan (Rais dkk,1985;189).

Pesan pentingnya adalah pemerintah harus bertanggung jawab

dalam melaksanakan kekuasaan. Kekuasaan yang bertanggung jawab

merupakan produk dari demokrasi secara procedural. Pemahaman in

bisa ditelusuri dari gagasan demokrasi yang mengartikan pemerintah

dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Pemahaman ini secara tegas

mengharuskan pemerintah untuk melakukan pertanggung jawaban

kepada masyarakat. Masyarakat dalam konteks ini adalah pemilik

kedaulatan politik.

Mac iver mengartikan pemerintah adalah organisasi yang

melaksanakan peran dan fungsi negara. (Agustino,2011;8) definisi ini

sangat berbeda dengan pendapat amien. Iver seakan-akan

menyamakan antara negara dan pemerintah. Padahal dalam ilmu politik

klasik di jelaskan bahwa ruang lingkup negara jauh lebih luasa

ketimbang pemerintah. Negara itu terdiri dari pemerintah, rakyat,

wilayah dan kedaulatan.

2.10 Kerangka konseptual

Sosialasi pemerintah desa sangat dibutuhkan dalam upaya

pengentasan kenakalan remaja yang di akibatkan mengonsumsi

minuman keras. Melalui kegiatan sosialisasi, pemerintah memberikan

edukasi kepada masyarakat khususnya anak-anak muda terkait bahaya

minuman keras terhadap kesehatan fisik dan mental pengonsumsi dan

keamanan serta ketertiban lingkungan sekitar.

25
Pemerintah desa milangoda barat kecamatan tomini perlu

menciptakan inovasi yang mampu menekan angka kenakalan remaja

akibat minuman keras. Kepedulian masyarakat terhadap upaya

pengentasan masalah minuman keras yang banyak menimbulkan

kenakalan remaja, sangat dibutuhkan. Lingkungan adalah termasuk

salah satu unsur paling penting dalam melakukan pengontrolan

terhadap keamanan dan ketertiban bersama. Serta masyarakat memiliki

peran untuk melindungi remaja-remaja yang merupakan generasi

penerus.

Berdasarkan teori diatas, dapat dibuat suatu kerangka konseptual

sebagai berikut:

Pemerintah desa milangodaa


barat kecamatan tomini

Peran pemerintah dalam menangani kenakalan remaja


di desa milangodaa barat

sosialisasi Program pemerintah fasilitas

Menurunnya angka kenakalan remaja

Gambar 2.10: kerangka konseptual

26
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi penelitian

Dalam penelitian ini yang merupakan objek penelitian adalah

kantor desa melangodaa barat, kecamatan tomini dengan

pertimbangan-pertimbangan berikut:

3.1.1. Lokasi penelitian mudah untuk dijangkau oleh peneliti

3.1.2. Memudahkan peneliti untuk melakukan pengamatan

secara mendalam, dan menghemat waktu serta biaya

dalam melakukan penelitian

3.1.3. Lokasi penelitian menjadi salah satu desa dari beberapa

desa yang ada di kecamatan tomini yang tingkat

kenakalan remaja akibat miras cukup tinggi dengan

jumlah 80% kasus selang 2020-2021.

3.2 Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriftif dengan

pendekatan kualitatif untuk meneliti peran pemerintah Desa Milangodaa

Barat dalam melakukan pengentasan kenakalan remaja pengonsumsi

miras di desa Milangodaa Barat.

Menurut Bogdan dan Guba dalam (Suharsaputra, 2012) penelitian

kualitatif atau naturalistic incuiry adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisa dari

orang dan perilaku yang dapat diamati. Sementara menurut Fraenkel

dan Wallen dalam (Suharsaputra, 2012) menyatakan bahwa penelitian


yang mengkaji kualitas hubungan, kegiatan, situasi atau material

disebut penelitian kualitatif, dengan penekanan kuat pada deskripsi

menyeluruh dalam menggambarkan rincian segala sesuatu yang terjadi

pada suatu kegiatan atau situasi tertentu.

3.3 Fokus penelitian

Di penelitian ini, fokus penelitiannya adalah: Peran Pemerintah

Dalam Penanganan Kenakalan Remaja Di Desa Milangodaa Barat

Kecamatan Tomini”, yang meliputi:

3.3.1 Sosialisasi

Sosialisasi yang dimaksud adalah melalui sosialisi ini,

pemerintah dapat mengedukasi masyarakat khususnya

remaja, untuk memahami lebih jauh dampak dari minuman

keras terhadap kesehatan fisik maupun mental mereka,

serta dampak lainnya seperti menimnulkan masalah

ketertiban umum dalam hal ini kenakalan remaja.

3.3.2 Program pemerintah

Adapun yang dimaksud adalah, kegiatan-kegiatan yang

melibatkan remaja, dan bersifat mengajak mereka untuk

mengambil peran aktif dalam menjaga keamanan dan

ketertiban dilingkungan desa milangodaa barat dengan

sama-sama memerangi minuman keras

3.3.3 Fasilitas

Fasilitas yang dimaksud dapat berupa fasilitas olahraga,

yang dapat membantu anak-anak muda dalam menggali

28
dan mengembangkan bakat yang diminati, khususnya

dibidang olahraga.

3.4 Sumber data

Terdapat dua sumber data yang digunakan oleh peneliti didalam

penelitian, diantaranya:

3.4.1 Data primer

Menurut (Sugiyono, 2013) data primer yaitu sumber data

yang didapatkan secara langsung oleh pengumpul data.

Dalam artian data ini merupakan data yang didapatkan

secara langsung dari proses Tanya jawab yang dilakukan

oleh informan kunci yang merupakan sumber data utama,

serta pendukung lainnya, atau yang biasa disebut sebagai

narasumber.

3.4.2 Data sekunder

Adalah jenis data yang didapatkan melalui pendalaman

pustaka, diamana metode pengumpulan datanya melalui

berbagai macam sumber seperti melihat pendapat para

ahli, catatan perkuliahan, dokumentasi dan sumber

lainnya.

3.5 Teknik pengumpulan data

Agar mendapatkan hasil data relevan dan akuntabel, peneliti

memakai teknik-teknik perolehan data sebagai berikut:

3.5.1 Observasi

Menurut Cartwright & Cartwright dalam Herdiansyah, yang

dikutif oleh (Suharsaputra, 2012) mengemukakan bahwa

29
observasi sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan

mencermati serta merekam perilaku secara sistematis

untuk suatu tujuan tertentu.

Teknik observasi dilakukan dengan melalui pengamatan

secara langsung dilokasi penelitian.

3.5.2 Wawancara

Metode pengumpulan data melalui wawancara dalam

penelitian kualitatif umumnya dimaksudkan untuk

mendalami dan lebih mendalami suatu kejadian dan atau

kegiatan subjek penelitian, (Suharsaputra, 2012)

3.5.3 Dokumentasi

Proses pengumpulan data dengan melalui dokumentasi

dilakukan dengan mengkaji referensi-referensi seperti

buku-buku, naskah-naskah, ataupun sumber data lain yang

berkaitan dengan apa yang menjadi persoalan yang diteliti.

3.6 Analisis data

Dalam penelitian, semua data yang telah berhasil dikumpulkan

kemudian di analisa secara kualitatif dan akan disajikan dalam bentuk

tulisan. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat menjelaskan gambaran

umum dari fokus penelitian sesuai dengan penemuan dilapangan. Agar

dapat menjelaskan hasil penelitian tentang “Peran Pemerintah Dalam

Penanganan Kenakalan Remaja Di Desa Milangodaa Barat Kecamatan

Tomini”, berikut proses analisa data yang dilakukan sesuai

mekanismenya:

30
3.6.1 Reduksi kata

Reduksi data merupakan teknik mengolah data dari

lapangan yang sebelumnya dipilah dan dipilah, dan di

sederhanakan dengan merangkum hal-hal penting yang

cocok dengan fokus persoalam penelitian (Suharsaputra,

2012).

3.6.2 Penyajian data

Pada tahap ini, semua data-data yang telah berhasil

terkumpul disajikan sesuai keinginan peneliti, dengan tetap

memperhatikan cara penyajian yang lebih mudah untuk

ditafsirkan.

3.6.2.1 Kesimpulan atau verifikasi

Pada tahapan kesimpulan dan verifikasi ini peneliti

menemukan kesimpulan yang sifatnya masih sementara,

pada awal penelitian. Kemudian selanjutnya pada proses

penelitian, peneliti akan menemukan kesimpulan secara

mendasar pada data lapangan yang diperlukan untuk

penelitian.

31
DAFTAR PUSTAKA

Revida, E., Hidayatulloh, A. N., Soetijono, I. K., Hermawansyah, A., Purba, B.,
Tawakkal, M. I., ... & Asmarianti, A. (2020). Teori Administrasi Publik.
Yayasan Kita Menulis.

Ahkam, B. S. (2018). Peran pemerintah Desa dalam meningkatkan kesejahteraan


masyarakat melalui program Desa wisata (Doctoral dissertation, UIN
Sunan Gunung Djati Bandung).

Mahyuddin, M., Kurniullah, A. Z., Hasibuan, A., Rahayu, P. P., Purba, B.,
Sipayung, P. D., ... & Butarbutar, M. (2021). Teori Organisasi. Yayasan Kita
Menulis.

Labolo, M. (2014). Memahami Ilmu Pemerintahan (suatu kajian, teori, konsep dan


pengembangannya). Rajawali Pers.

Sumara, D. S., Humaedi, S., & Santoso, M. B. (2017). Kenakalan remaja dan
penanganannya. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada
Masyarakat, 4(2).

Meliana, Y., & Perguruan, W. S. T. I. H. (2020). FAKTOR DAN DAMPAK


MINUMAN KERAS TERHADAP PERILAKU REMAJA DESA RUKAM
KECAMATAN MENDO BARAT KABUPATEN BANGKA (SUATU STUDI
KENAKALAN REMAJA DAN KRIMINOLOGI). Jurnal Ilmu Hukum, 1(2).

Enembe, W., Lesawengan, L., & Mumu, R. (2018). Peran Pemerintah Dalam
Menanggulangi Kenakalan Remaja di Desa Kabori Distrik Kembu
Kabupaten Tolikara. HOLISTIK, Journal Of Social and Culture.

Karlina, L. (2020). Fenomena Terjadinya Kenakalan Remaja. Jurnal Edukasi


Nonformal, 1(1), 147-158.

Rori, P. L. P. (2016). Pengaruh penggunaan minuman keras pada kehidupan


remaja di desa Kali kecamatan Pineleng kabupaten Minahasa. HOLISTIK,
Journal Of Social and Culture.

Siregar, R. T., Sahir, S. H., Sisca, S., Candra, V., Wijaya, A., Masrul, M., ... &
Purba, S. (2020). Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi.
Yayasan Kita Menulis.

32
PENELITIAN TERDAHULU

Mutia. D (2022). Peran pemerintah dalam penanganan kenakalan remaja di


kecamatan hulonthalangi kota gorontalo, skripsi

Lapamusu, I., Wua, T. D., & Kaunang, N. F. (2018). Peran Pemerintah Desa Dalam
Menanggulangi Kenakalan Remaja di Desa Balahu Kecamatan Tibawa
Kabupaten Gorontalo. Jurnal Civic Education: Media Kajian Pancasila dan
Kewarganegaraan, 2(1), 48-53.

Dewi, V. (2021). PERAN PEMERINTAH DESA DALAM MENANGGULANGI


KENAKALAN REMAJA TERHADAP MINUMAN KERAS DI DESA PUDING
BESAR KECAMATAN PUDING BESAR KABUPATEN BANGKA. Justicia
Sains: Jurnal Ilmu Hukum, 6(2), 217-227.

33

Anda mungkin juga menyukai